Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh
Kelompok 2
Anggota Kelompok :
1. Gunawan
2. Iqbal Al Farizy
3. Malvin Agus Iskandar
4. Meiga Indah Dwi Cahyanti
5. Mochamad Arief Nurhuda
6. Muhamin Eka Atmaja
7. Noviyanti
8. Nur Azizah
Nim: A11501124
i
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
BAB II PEMBAHASAN
Pendahuluan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 Pengertian Etiket
Etiket adalah kebiasaan yang telah disepakati bersama dan digunakan sehari hari.
Maka dapat di artikan bahwa etiket adalah perilaku seorang sehari hari.
2.4 Perbedaan Etiket dan Etika
a. Etiket cara yang tepat atau ditentukan dalam kalangan masyarakat tertetu. Sedangkan
etika memberi norma tentang suatu perbuatan apakah suatu perbuatan boleh
dilakukan boleh atau tidak.
b. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan yang membutuhkan kehadiran orang lain.
Sedangkan etika selalu berlaku, meskipun tidak ada orang yang menyaksikan
c. Etiket bersifat relative kaena ukuran sopan santun anatara masyarakat satu dengan
lainnya. Sedangkan etika lebih bersifat mutlak atau tidak dapat diganggu gugat.
d. Etiket menyangkut aspek lahiriah atau dapat dilihat oleh masyarakat. Sedangkan etika
menyangkut aspek batiniah.
2.5 Kode Etik Keperawatan
Kode etik profesi merupakan pernyataan yang komperhensif dari bentuk tugas
dan pelayanan dari profesi yang memberi tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan
praktek dibidang profesinya.baik yang berhubungan dengan pasien,keluarga,masyarakat
dan teman sejawa,.profesi dan diri sendiri .sedangkan kode etik keperawatan merupakan
daftar perilaku atau bentuk pedoman/panduan etik prilaku profesi keperawatan secara
professional (Aiken,2003).Dengan tujuan utama adanya kode etik keperawatan adalah
memberikan perlindugan bagi pelaku dan penerima praktik keperawatan.
Kode etik profesi disusun dan disahkan oleh organisasi profesinya sendiri yang
akan membina anggota profesinya baik secara nasional maupun internasional
(rejeki,2005).konsep etik yang merupakan panduan profesi merupakan tanggung jawb
dari anggota untuk melaksanakannya.profesi keperawatan sebagai profesi yang
professional dan mempunyai nilai-nilai moral dalam melakukan praktiknya maka kode
etik sangatlah diperlukan. perawat sebagai anggota profesi keperawtan hendaknya
menjalankan kode etik keperawatan yang telah dibuat dengan sebaik-baiknya dengan
tetap memegang teguh dan selalu dilandasi oleh nilai-nilai moral profesionalnya.(M
isparsi,2005).
4
Etika keperawatan memberikan keputusan tentang tindakan yang diharapkan
benar-benar tepat atau bermoral. Etika keperawatan sebagai pedoman menunmbuhkan
tanggung jawab atau kewajiban bagi anggotanya tentang hak-hak yang diharapkan oleh
orang lain. Anggota profesi mempunyai pengetahuan atau keterampilan khusus yang
dipergunakan untuk membuat keputusan yang mempengaruhi orang lain.
(samporno,2005).
Etika profesi keperawatan merupakan practice discipline dan sebagai
implimentasi diwujudkan dalam asuhan praktik keperawatan. Perawat harus
membiasakan diri untuk sepenuhnya menerapkan kode etik yang ada sebagai gambaran
tanggung jawab dalam praktik keperawatan. (priharjo,1995).
2.6 Prinsip-prinsip etika keperawatan
Prinsip etika keperawatan adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak
akan pernah berubah. Prinsip ini juga diteapkan baik dalam bidang pendidikan maupun
pekerjaan. Juga dalam hak-haknya memperoleh pelayana kesehatan. Ketika menambil
keputusan klinis, perawat seringkali mengandalkan pertimbangan mereka dengan
menggunakan kedua konsekwensi dan prinsip serta kewajiban moral yang universal. Hal
yang fundamental dari prinsip ini adalah pengharggan atas sesama.
Macam-macam prinsip etika keperawatan :
1. Autonomy (Otonomi)
Prinsip otonomi didasarkan keyakinan bahwa individu mampu berfikir
logis dam memutuskan. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap
seseorang, di pandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara
rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Perawatan professional mereflesikan otonomi saat
perawat menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan tentang
keperawatan dirinya. Dengan kata lain otonomi adalah hak dari pasien untuk
memulai dengan yang kita sarankan atau mengatur dirinya sendiri.
2. Beneficience (berbuat baik)
Benefisiensi berarti mengajarkan sesuatu yang baik dengan lainya.
Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
5
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan dari dan orang lain.
Dapat di
artikan juga melakukan yang baik dan tidak merugikan pasien atau tidak
menimbulkan bahaya bagi pasien.
3. Justice (keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal, dan kemanusiaan. Nilai
ini di reflesikan dalam praktek professional ketika perawat bekerja untuk hal yang
benar sesuai hukum, standar praktek keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
Justice dapat di artikan juga prinsip untuk bertindak keadilan bagi setiap
individu, setiap individu mendapat perlakuan dan tindak yang sama.
4. Nonmelesicience (tidak merugikan)
Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak
menimbulkan bahaya atau cidera secara fisik dan psikologis. Biasanya sama
artinya dengan beneficience.
5. Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity yaitu penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberian layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien
dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip ini berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Dengan kata lain
prinsip ini merupakan prinsip moral dimana kita mempunyai kewajiban untuk
mengatakan yang sebenarnya atau tidak membohongi orang lain atau pasien.
6. Fidelity (loyality/ketaatan)
Prinsip fidelity di butuhkan untuk menghargai janji dan komitmenya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmenya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien.
7. Akuntabilitas
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung
6
jawab pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain.
Akuntabilitas merupakan standar pasti yang mana tindakan seorang professional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
7
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam masakalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberiakn kritikk dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulis makalah ini di
kesempatan-kesempatan berikutnya,.semoga makalah ini berghuna bagi poenyuulids pada
khususnya juga para pewmbaca yang budiman pada umumnya.
3.1 Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan brtanggung gugat atas
pelayanan/asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum dan etika
keperawatan.Standar asuhan perawatan di Indonesia sangat diperlukan untuk melaksanakan
praktek keperawatan,sedangkan etika keperawatan telah diatur oleh organisasi profsi,hanya saja
kode etik yang dibuat masih sulit dilaksanakan dilapangan karena bentuk kode etik yg ada masih
belum dijabarkan secara terinci dan lengkap dalam bentuk petunjuk tekhnis.
Setiap manusia mempunyai hak dasar dan hak untuk berkembang dmikian juga bagi
pasien sebagai penerima asuhan keperawatan mempunyai hak yang sama walaupun sedang
dalam kondisi sakit. Demikian juga perawat sebagian pemberi asuhan keperawatan
8
mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. Kedua-duanya mepunyai hak dan kewajiban
sesuai posisinya. Disinilah sering terjadi dilemma etik,dilemma etik merupakan bentuk konflik
yang terjadi disebabkan oleh beberapa factor,baik factor internal maupun ekstrnal,disamping itu
karena adanya interaksi atau hubungan yang saling membutuhkan. Oleh sebab itu dilemma etik
harus diselesaikan baik pada tingkat individu dan institusi serta organisasi profsi dengan penuh
tanggung jawab
3.2 Saran
1. Pentingnya membuat standar praktek keperawatan yang jelas dan dapat
diprtanggung jawabkan.
2. Perlunya peraturan atau perundang-undangan yang mengatur dan sebagai bentuk
pelindung hukum baik pemberi dan penerima praktek keperawatan.
3. Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu didukung dengan adnya perangkat-
perangkat aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara baik dilapangan.
4. Sebgai seorang mahasiswa,khususnya mahasiswa fakultas keperawatan kita harus
mengetahui dengan pasti segala bentuk etim maupun isu eti keperawatan,dan
makalah ini merupakan salah satu bagian pembelajran yg sesuai.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
Daftar isi
Lembar pengesahan………………………………………………..
Daftar isi…………………………………………………………..
Bab I………………………………………………………………….
Bab II pembahasan………………………………………………….
Pengertian dari etika keperawatan………………………………
Pengeian etik…………………………………………………..
Pengertian etiket……………………………………………….
Perbedaan antara etiket dan etika……………………………
Pengertian dari kode etik keperawatan……………………..
Pengertian prinsip etika keperawatan……………………………
Prinsip- prinsip etika keperawatan……………………
Bab III