Вы находитесь на странице: 1из 22

BEST PRACTICE

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE STAD


BERBASIS QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENULIS PUISI KIMIA PESERTA DIDIK SMAN 1 TAKALAR

NASKAH LOMBA BEST PRACTICE


SIMPOSIUM HARI GURU NASIONAL
TAHUN 2018

Oleh:
Yupriana Asis, S.Pd., M.Pd.

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN


UPT. SMAN 1 TAKALAR
Alamat: Jl. Tikolla Dg. Leo Kelurahan Pattallassang
Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar
Provinsi Sulawesi Selatan

i
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE STAD
BERBASIS QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENULIS PUISI KIMIA PESERTA DIDIK SMAN 1 TAKALAR

ii
ABSTRAK

Yupriana Asis, S.Pd.,M.Pd. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Koperatif Tipe Stad


Berbasis Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Kimia
Peserta Didik SMAN 1 Takalar.

Pembelajaran di kelas seringkali sangat monoton dan membosankan bagi peserta didik. Oleh
karenanya penulis menerapkan pembelajaran kimia yang merupakan kajian otak kiri dipadukan
dengan kreatifitas otak kanan. Best Practice ini mengembangkan perangkat pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) berbasis Quantum Teaching pada
materi Ikatan Kimia. Metode pengembangan yang digunakan adalah Model Thiagarajan
(Model 4D). Model ini terdiri dari tahap pendefenisian, tahap desain, tahap pengembangan dan
tahap disseminasi. Perangkat Pembelajaran divalidasi oleh para ahli dan di ujicobakan di
SMAN 1 Takalar. Perangkat dinyatakan valid setelah divalidasi. Perangkat dinyatakan praktis
karena seluruh aspek dalam pembelajaran berada dalam kategori terlaksana secara keseluruhan.
Perangkat dinyatakan efektif dengan hasil sebagai berikut: 1) Kegiatan peserta didik dan Guru
terpenuhi, 2) Prestasi belajar peserta didik tuntas secara klasikal, 3) Peserta didik memberikan
respon positif pada perangkat Pembelajaran yang digunakan.

Kata Kunci: Perangkat Pembelajaran, Pembelajaran Kooperatif tipe STAD, Quantum


Teaching, Ikatan Kimia.

iii
LEMBAR PENGESAHAN DAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

iv
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, perhatian pemerintah pada bidang pendidikan


juga semakin meningkat. Setelah lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Undang-Undang No. 14 Tahun 2005,
profesi keguruan telah memiliki payung yang bukan saja melindungi guru secara hukum dan
prestise di masyarakat namun juga telah mendongkrak profesi guru sebagai profesi yang
bonafide dan berdaya saing tinggi di bursa kerja. Undang-undang tersebut telah memosisikan
guru sebagai profesi yang tidak bisa dikerjakan sembarang orang. Selain itu ada program
sertifikasi yang menjadi ‘SIM’ nya para guru untuk bisa mengajar (Bab IV pada PP yang sama)
Secara tegas ketentuan ini menyatakan tidak sembarang orang bisa mengajar dan tidak semua
guru bisa mengajar. Sedrerhananya kekhawatiran akan rendahnya kualitas pendidik akan
segera tereliminasi (Anang, 2010).
Guru sebagai tenaga pendidik yang secara langsung terlibat dalam proses belajar
mengajar memegang peranan penting dalam menentukan prestasi belajar yang dicapai oleh
siswanya. Guru profesional harus memfasiltasi dirinya dengan seperangkat pengalaman,
keterampilan dan pengetahuan tentang keguruan, selain itu harus menguasai substansi
keilmuan yang ditekuninya.Salah satu komponen yang diharapkan dikuasai oleh guru adalah
kemampuan dalam memilih dan sekaligus menggunakan model pembelajaran yang tepat
karena dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk senantiasa belajar dengan bersemangat.
Proses pembelajaran di abad ke 21 ini tentunya semakin banyak tantangannya seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengajar adalah pekerjaan yang sulit
dan menantang karena siswa saat ini mengalami tekanan dan tantangan-tangan emosi, mental
dan fisik yang memengaruhi perilaku dan kemampuan belajar mereka (Johnson, 2009). Guru
seharusnya lebih banyak lagi memahami aspek-aspek fisik, paedagogik, sosial dan budaya
selain penguasaan materi. Guru juga harus terus belajar namun bukan berarti mengetahui
segalanya. Hal yang terpenting adalah mengetahui apa yang mereka butuhkan, bagaimana
mendapatkannya dan bagaimana membantu siswanya untuk memahami hal tersebut. Guru
harus membantu siswanya untuk bisa mandiri dan bekerjasama satu sama lain juga dapat
menyumbangkan pemikiran yang kritis.
Kenyataan yang ada sekarang khususnya di SMAN 1 Takalar adalah kelas-kelas
sebagai tempat belajar siswa belum dikelola dengan baik. Berdasarkan data jurnal guru yang
mencatat kehadiran guru, metode dan alat bantu yang digunakan oleh guru dalam mengajar,
masih banyak guru yang monoton dalam mengajar. Sebagian besar guru kurang menggunakan
alat bantu dan lebih memilih menggunakan metode ceramah atau menggunakan LKS tanpa
variasi. Proses pembelajaran menjadi sangat membosankan. Dari hasil laporan guru Bimbingan
Konseling (BK) tentang siswa-siswa yang sering bolos pada beberapa mata pelajaran
diungkapkan bahwa siswa kurang tertarik untuk belajar karena lebih menyukai kegiatan-
kegiatan ekstra kurikuler yang lebih menarik. Menurut pengamatan peneliti sendiri masih
banyak siswa yang tidak merasa nyaman belajar, tidak menikmati proses pembelajaran bahkan
mereka sangat senang jika bel berbunyi tanda pelajaran berakhir atau sekolah diliburkan karena

1
rapat guru-guru. Hal membuktikan bahwa proses pembelajaran belum mampu menarik minat
siswa. Salah satu penyebabnya adalah gaya mengajar guru yang belum sesuai dengan gaya
belajar siswa. Menurul Johnson (2009) mayoritas guru adalah pengguna otak kiri sedangkan
mayoritas siswa adalah penikir yang memakai otak kanan (kreatif). Mereka berpikir dengan
cara yang berbeda dengan guru yang suka pakai otak kiri dan para murid itu jadi tidak
bersemangat atau tidak tertarik dengan sekolah karena mereka dibuat seperti orang yang tidak
cerdas hanya karena mereka punya gaya belajar yang beda.
Situasi dalam kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa
mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Guru diharapkan dapat
menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat bekerjasama dalam kelompok serta
mengembangkan wawasannya. Melalui pembelajaran ini diharapkan guru dapat mengelola
kelas dengan lebih efektif (Lie, 2007). Penggunaan model STAD (Student Team Achievement
Division) bertujuan membangun kepercayaan diri siswa serta agar siswa mampu
menyampaikan kembali apa yang telah disampaikan guru kepada siswa yang lainnya
(Mahfudz: 2012). Model kooperatif tipe STAD tergolong model kooperatif yang sederhana jadi
masih perlu digunakan pendekatan lain sebagai tambahan agar lebih menarik.
Salah satu inovasi pembelajaran yang sedang berkembang di abad ke 21 ini adalah
Quatum Teaching. Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala
nuansanya. Dalam quantum teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan
yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis
dalam lingkungan kelas. Interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar
(Depotter, 2004). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Quantum Teaching adalah
orkrestasi atau simfoni bermacam-macam interaksi yang ada mencakup unsur-unsur untuk
belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Unsur tersebut terbagi menjadi dua
kategori yaitu: konteks dan isi. Konteks adalah latar belakang pengalaman guru. Sedangkan isi
adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan (penyajian) seperti fasilitasi dari ahli sang
maestro terhadap orchestra dan pemanfaatan dari bakat setiap pemain musik dan potensi setiap
instrumen. Dengan menggunakan pendekatan Quatum Teaching dapat tercipta suasana belajar
yang menyenangkan sehingga lebih meningkatkan motivasi belajar.
Penelitian ini menggabungkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
pendekatan Quantum Teaching dalam suatu perangkat pembelajaran agar tercipta suasana
belajar yang menyenangkan melalui kerjasama dalam kelompok-kelompok kooperatif sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar dan pencapaian tujuan pembelajaran lebih maksimal.
Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam hal ini meliputi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). LKS berupa panduan untuk latihan pengembangan
aspek kognitif dan memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan siswa untuk
memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator
pencapaian hasil belajar yang ditempuh (Trianto, 2009).
RPP yang dimaksud adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi pada
pembelajaran terpadu yang menjadi pedoman bagi guru dalam proses pembelajaran.
Komponen-komponen penting dalam rencana pembelajaran meliputi Standar Kompetensi
(SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian hasil belajar, strategi pembelajaran,
sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan evaluasi

2
(Trianto, 2009). Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba melakukan penelitian
pengembangan perangkat Pembelajaran Koperatif tipe STAD berbasis Quantum Teaching pada
materi Ikatan Kimia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah mengembangan perangkat Pembelajaran Koperatif tipe STAD dengan
berbasis Quantum Teaching untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi Kimia pada
materi Ikatan Kimia.
2. Bagaimanakah kualitas perangkat Pembelajaran Pembelajaran Koperatif tipe STAD
berbasis Quantum Teaching pada materi ikatan kimia ditinjau dari kevalidan, kepraktisan
dan keefektifan?
C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui proses pengembangan Pembelajaran Pembelajaran Koperatif tipe
STAD berbasis Quantum Teaching untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi
Kimia pada materi Ikatan Kimia.
2. Untuk mengetahui kualitas perangkat Pembelajaran Pembelajaran Koperatif tipe
STAD berbasis Quantum Teaching pada materi Ikatan Kimia ditinjau dari
kevalidan, kepraktisan dan keefektifan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:


1. Sebagai acuan kepada guru kimia dalam mengembangkan suatu perangkat
pembelajaran Pembelajaran Koperatif tipe STAD brbasis Quantum Teaching untuk
meningkatkan kemampuan menulis puisi Kimia pada materi Ikatan Kimia.
2. Penggunaan perangkat pembelajaran Pembelajaran Koperatif tipe STAD berbasis
Quantum Teaching di sekolah, diharapkan mampu menciptakan suasana
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan sehingga dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar kimia siswa.
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang mempunyai bahan kajian
yang relevan dengan penelitian ini.

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development) yang meliputi
pengembangan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), lembar kegiatan siswa (LKS) dan tes hasil belajar (THB).

3
B. Lokasi dan Subyek Penelitian
Pengembangan perangkat pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan berbasis Quantum
Teaching dilaksanakan pada SMAN I Takalar.

C. Prosedur Pengembangan Perangkat

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran Kooperatif


tipe STAD dengan menggunakan pendekatan Quantum Teaching yang meliputi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar
(THB). Sesuai dengan tinjauan pustaka, bahwa pengembangan Perangkat pembelajaran
merujuk pada model pengembangan Thiagarajan, Semmel & Semmel (1974), yang meliputi
empat tahap pengembangan, yaitu define, design, develop, dan disseminate, hingga diperoleh
produk yang valid, praktis dan efektif.

D. Instrumen Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Untuk mengetahui perangkat pembelajaran yang berkualitas, maka perlu diketahui


kevalidan, kepraktisan dan keefektifannya. Instrumen-instrumen yang dapat mengukur
kualitas tersebut adalah: 1) Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran, 2) Lembar
Pengamatan Aktivitas Siswa, 3) Lembar Pengamatan Aktivitas Guru, 4) Lembar
Pengamatan Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran, 5) Angket Respon Siswa 6) Angket
Respon Guru, 7) Tes Hasil Belajar

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Kevalidan Perangkat Pembelajaran

Data hasil validasi para ahli untuk masing-masing Perangkat pembelajaran dianalisis
dengan mempertimbangkan masukan, komentar, dan saran-saran dari validator. Hasil analisis
tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk merevisi perangkat pembelajaran.

2. Analisis Data Kepraktisan Perangkat Pembelajaran

Proses analisis data kepraktisan perangkat pembelajaran adalah mencari rata-rata hasil
pengamatan dua observer untuk setiap aspek (𝐴𝑖 ̅̅̅), setiap kriteria (𝐾𝑖
̅̅̅), dan rata-rata (𝑋̅),
selanjutnya menentukan kategori keterlaksanaan setiap aspek atau keseluruhan aspek
keterlaksanaan perangkat pembelajaran ( Nurdin, 2007):
1.5 ≤ M ≤ 2.0 terlaksana seluruhnya
0.5 ≤ M < 1.5 terlaksana sebagian
0.0 ≤ M < 0.5 tidak terlaksana
Keterangan:
M = Ai untuk mencari keterlaksanaan setiap aspek
M = X untuk mencari keterlaksanaan keseluruhan aspek.

4
3. Analisis Data Keefektifan Perangkat Pembelajaran

Dari hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru dianalisis dengan menghitung frekuensi
tiap kategori aktivitas pada semua subjek yang diamati yang dilakukan dengan cara:
1). Menghitung frekuensi rata-rata tiap indikator tiap pertemuan dilakukan dengan cara
menjumlahkan frekuensi aspek yang dimaksud dibagi banyaknya siswa yang
diamati.
2). Menghitung persentase tiap indikator tiap pertemuan dilakukan dengan cara
membagi frekuensi rata-rata tiap indikator tiap pertemuan dengan jumlah frekuensi
semua indikator pada pertemuan tersebut dikali 100%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Hasil Perancangan (Design)

Tahap ini bertujuan merancang perangkat pembelajaran untuk menghasilkan lembar


kegiatan siswa, tes hasil belajar dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan yang
dilaksanakan pada tahap ini, meliputi: penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format, dan
rancangan (desain) awal.
a. Penyusunan tes
Penyusunan perangkat tes hasil belajar terlebih dahulu dimulai dengan penyusunan kisi-
kisi tes. Kisi-kisi tes merupakan suatu acuan atau petunjuk yang harus diikuti oleh setiap
penyusunan tes hasil belajar.

b. Pemilihan Media
Media pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran kimia dengan
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan pendekatan Quantum Teaching pada
materi ikatan kimia adalah LCD, Laptop dan speaker sebagai alat presentasi bagi guru dan
memutar musik-musik klasik yang mengiringi proses pembelajaran saat TUMBUHKAN dan
saat bekerja secara berkelompok, serta menggunakan media cetak berupa buku siswa dan
lembar kegiatan siswa.
c. Pemilihan Format
Format rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan format
rencana pembelajaran dalam KTSP. Sesuai dengan prosedur KTSP, dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran tercantum standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, alat dan sumber
belajar, serta penilaian. Lembar Kegiatan Siswa yang dikembangkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan pendekatan Quantum Teaching.
d. Rancangan Awal
Kegiatan utama dalam tahap akhir kegiatan perencanaan adalah penulisan perangkat
pembelajaran. Pada tahap ini dihasilkan rancangan awal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan Tes Hasil Belajar Siswa

5
2. Deskripsi Hasil Tahap Pengembangan (Develop)
a. Analisis Data Kevalidan Perangkat Pembelajaran
Validasi para ahli dilakukan untuk melihat validitas pembelajaran, isi, dan bahasa yang
mencakup semua perangkat yang dikembangkan. Hasil validasi para ahli digunakan sebagai
dasar untuk melakukan revisi dan penyempurnaan terhadap perangkat pembelajaran. Perangkat
pembelajaran hasil revisi berdasarkan masukan dari para validator ini selanjutnya diujicobakan.
1) Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dan Guru
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan menggunakan pendekatan Quantum Teaching memenuhi kriteria keefektifan
yaitu lebih dari 50% memberikan respon posif, aktivitas guru dan siswa memenuhi batas
toleransi yang telah ditentukan serta ketuntasan klasikal yaitu 80% telah tercapai.
2) Deskripsi Data Angket Respon Siswa
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan pada Metode penelitian jika lebih dari 50% dari siswa
yang memberi respon positif terhadap minimal 70% jumlah aspek yang ditanyakan maka
daapat disimpulkan bahwa para bahwa siswa memberikan respon positif terhadap seluruh
aspek dari LKS dan cara guru mengajar.

3. Deskripsi Hasil Tahap Penyebaran (dessiminate)


Tahap penyebaran (dessiminate) merupakan tahap penggunaan perangkat yan. Mengingat
keterbatasannya seperti ketersediaan waktu maka tahap penyebaran hanya dilakukan secara
terbatas dengan guru-guru kimia yang ada di SMA Negeri 1 Takalar.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN
Dari hasil pelaksanaan Best Practice Pengembangan Perangkat Pembelajaran ini
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pengembangan perangkatpembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis
Quantum Teaching dimulai dengan tahap pendefenisian. Setelah itu dilanjutkan
dengan pengembangan perangkat berupa RPP, LKS dan THB. Perangkat itu
divalidasi oleh para ahli dan direvisi sampai memenuhi kriteria valid. Selanjutnya
perangkat diujicobakan untuk mengetahui kepraktisan dan keefektifannya.
Perangkat yang telah dinyatakan valid, praktis dan efektif di disseminasikan ke
seluruh guru kimia di SMAN 1 Takalar.
2. Kualitas pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis Quantum Teaching yaitu: 1)
valid berdasarkan penilaian oleh ahli dengan sedikit revisi 2) praktis karena seluruh
aspek pembelajaran dapat terlaksana, dan 3) efektif karena pengelolaan
pembelajaran berada pada kategori sangat tinggi, aktivitas guru dan siswa berada
pada interval toleransi dan hasil belajar berada pada ketuntasan klasikal.

6
2. SARAN
Berdasarkan hasil temuan pada Best Practice ini dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Untuk dapat menciptakan pembelajaran yang tidak membosankan bahkan meriah dan
menyenangkan, maka guru harus menyajikan pembelajaran yang dapat memacu kerja
otak kiri dan otak kanan.
2. Pada saat penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis Quantum Teaching,
guru sebaiknya memperhatikan alokasi waktu dan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan.
3. Guru harus dilatih untuk mengembangkan inovasi-inovasi pembelajaran yang sesuai
dengan dunia peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Anang. 2010. One Minute Before Teaching. Bandung. Alfabeta.


DePorter, Bobbi. 1999. Quantum Teaching. Jakarta. Kaifa.
Johnson, LouAnne. 2009. Pembelajaran Kreatif dan Menarik. Jakarta. PT. Indeks.
Lie, Anita. 2007. Metode Pembelajaran Gotong-Royong. Citra Medika. Bandung.
Mahfudz, Asep. 2012. Cara Cerdas Mendidik yang Menyenangkan Berbasis Quantum
Teaching.Bandung. Simbiosa Rekatama Media.
Nurdin. 2007. Model Pembelajaran Matematika yang menumbuhkan Metakognitif untuk
menguasai Bahan Ajar. Disertasi. Tidak diterbitkan. Surabaya: Pps Unesa.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta. Kencana

7
LAMPIRAN_LAMPIRAN
1. Foto-Foto Kegiatan

8
2. Puisi Kimia
IKATAN KIMIA

Ikatan-ikatan antar atom


Kovalen dan Ion namanya
dan ada lagi
disebut ikatan logam

Kovalen ada yang tunggal, rangkap dua dan tiga


makin banyak ikatan
semakin kuat ikatannya
oh…ikatan kimia
oh…ion dan kovalen

Ikatan-ikatan senyawa ion


serah terima elektron
tetapi ikatan kovalen
memakai bersama

IKATAN ION

Tahukah kamu ikatan kimia


Terjadi karna adanya unsur
Unsur-unsur elektropositif
Dan ada elektronegatif
Elektropositif yang melepas
Elektronegatif yang menarik
Terjadi muatan yang berbeda
Dan tarik menarik
Itulah dia
Ikatan ion
Contohnya garam
Kationnya logam
Sedang anion
Dari non logam
Logam alkali
Dan halogen

9
IKATAN KOVALAEN

Kovalen, kovalen, kovalen


Gimana ikatan kovalen
Ikatan kovalen memakai bersama
Dari pasangan elektron
Kovalen yang tunggal hanya satu pasang
Kovalen yang rangkap ada dua pasang, kawan
Yang rangkap tiga pun tiga pasang
Sedang kovalen koordinasi
Hanya menyumbang

IKATAN KOVALEN POLAR


Ikatan kovalen polar
Bisa terjadi karena beda
Elektronegatifitas unsur yang satu dan yang lain
Ada unsur yang elektropositif
Ada elektronegatif
Tetapi lihatlah dulu
Bentuk molekul dari senyawa
Pabila bentuk simetri
Senyawa jadi tidak polar
Lihat metana
Tergolong non polar
Air dan amonia polar
Lihat CO2 bersifat non polar
Asam klorida bersifat polar

10
3. Langkah-Langkah Kegiatan RPP

Kegiatan Belajar Mengajar Waktu (Menit)


A. Langkah Awal (TUMBUHKAN)
1. Menyampaikan topik yang akan dipelajari dan tujuan 5
yang akan dicapai melalui cerita bergambar.
2. Membagi kelompok Peserta Didik 5
B. Kegiatan Inti
1. Menyampaikan materi tentang ikatan ion (ALAMI) 15
2. Membagikan LKS yang dikerjakan secara berkelompok, 20
guru membimbing peserta didik berdiskusi kelompok.
sambil memutar musik yang lembut untuk menciptakan
kondisi nyaman belajar. (NAMAI).
3. Menunjuk wakil setiap kelompok untuk 15
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.(DEMONSTRASIKAN)
4. Mengulang pelajaran dengan membuat puisi kimia 10
tentang ikatan ion dan di beri poin. (ULANGI)
5. Memberikan penghargaan pada kelompok yang menang 5
sambil menyanyikan yel-yel untuk merayakan
pemahaman materi pelajaran yang baru saja diperoleh.
(RAYAKAN)
C. Kegiatan Akhir
1. Memberikan kuis secara individu untuk mengetahui 10
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang
telah dipelajari.
2. Memberikan tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah 5
dan untuk mempersiapkan materi selanjutnya.

11
4. LKS

12
13
14
15
16
5. THB

I. PETUNJUK
1. Tulislah Nama, NIS dan Kelas Anda pada Lembar Jawaban
2. Jawablah soal dengan singkat dan jelas
II. SOAL
1. Jelaskan bagaimana kecenderungan suatu unsur mencapai kestabilan
2. Diketahui nomor atom Be, O dan Cl berturut-turut adalah 4,8 dan 17.
Gambarkan lambang Lewisnya.
3. Tentukan Rumus Kimia dan jenis ikatanyang terbentuk jika atom Mgbergabung
dengan atom Br. Diketahui Mg (Z=12) dan Br (Z=17).
4. Gambarkan struktur Lewis dan jenis ikatan yang terdapat pada molekul unsur
Cl2, O2 dan N2. Diketahui Cl (Z=17), O (Z=16) dan N (Z=7).
5. Tunjukkan ikatan kovalen koordinasi pada HNO3. Diketahui H (Z=1), N (Z=7),
O (Z=8).
6. Diketahui keelektronegatifan H=2,1 ; Cl=3,4 ; Br=2,5 dan F=4,0. Urutkan
kepolaran ikatan HCl, HBr dan HF.
7. Sebutkan 3 contoh senyawa kovalen non polar.
8. Jelaskan dengan memberikan contoh hubungan antara bentuk molekul dan
kepolaran ikatan.
9. Apa pengertian ikatan logam
10. Perhatikan tabel berikut:
Titik Titik Kelarutan Daya Hantar
Zat o o
Leleh C Didih C dalam air Padatan Lelehan
A 801 1.465 larut Tidak Baik
menghantar
B -114,8 -89,9 larut Tidak Baik
menghantar
C 782 1600 larut Baik Baik
D 5,5 80,1 Tidak larut Tidak Tidak
menghantar menghantar

Di antara ke lima zat itu manakah yang termasuk senyawa ion dan mana yang
merupakan senyawa kovalen? Jelaskan jawabanmu!

17
BIODATA

Nama : Yupriana Asis, S.Pd.,M.Pd


Tempat Tanggal Lahir : Soppeng, tanggal 11 Mei 1971
Status : Menikah, PNS
Pekerjaan : Guru Kimia di SMAN 1 Takalar
Alamat : Jl Abd. Kabir Kec. Mapsu Kab. Takalar Prov. Sulawesi Selatan
Nama Fb : Yupriana Asis
Email : ayu.chemistry@gmail.com
Nomor Hp : 085255800031.

18

Вам также может понравиться