Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak
Nitrimetri merupakan titrasi yang digunakan pada senyawa yang memiliki gugus amin aromatic
primer atau senyawa lain yang bisa dihidrolisis menjadi amin aromatic sekunder. Untuk itu
pada percobaan kali ini dilakukan analisis bahan baku paracetamol dengan metode nitrimetri
guna memahami prinsip nitrimetri serta mengetahui kadar bahan baku paracetamol yang
digunakan. Penentuan kadar paracetamol dengan menggunakan metode nitrimetri ini adalah
dengan menghidrolisis amin aromatic sekunder pada paracetamol dengan menggunakan
senyawa asam seperti HCl, kemudian dititrasi dengan NaNO2 sebagai pentiternya. Titrasi ini
menggunakan dua jenis indicator, yaitu indicator dalam dan indicator luar. Titik akhir dari
titrasi nitrimetri ini menunjukkan warna biru ketika diteteskan pada pasta kanji (indicator
luar). Pada percobaan kali ini didapat persentase kesalahan adalah sebesar 8,289%.
Kata Kunci : Nitrimetri, Kuantitatif, Paracetamol, indicator dalam, indicator luar, garam
diazonium.
Abstract
Diazotation titration is used in a compound having a primary aromatic amine groups or other
compounds that can be hydrolyzed into secondary aromatic amines. For that experiment was
conducted analysis of the raw material of paracetamol using diazotation titration methods in
order to understand the principle od diazotation and determine levels of paracetamol raw
materials used. Determination of paracetamol using diazotation titration is to hydrolyze the
secondary aromatic amine on paracetamol by using compounds like hydrochloric acid, then
titrated with NaNO2 as titrant. This titration using two types of indicator, the indicator inside
and outside indicator. The end point of the diazotation titration shows blue when dropped on
pasta starch (external indicator). In this experiment the levels obtained paracetamol used was
29.76% 3% with percentation of false 8,289%.
Alat
Penetapan kadar parasetamol
Batang pengaduk, beaker glass, buret
300 mg sampel parasetamol
& statif, corong, Erlenmeyer, kertas
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
perkamen, neraca analitik, penangas air,
Ditambahkan 21 mL HCl P dan 45 mL air.
pipet tetes, plat tetes, spatel, thermometer,
Aduk hingga sampel larut. Larutan sampel
termos es.
dipanaskan selama 1 jam pada penangas.
Kemudian didinginkan menggunakan es
Bahan
batu hingga suhu 10-15°C. Teteskan
Aquadest, HCl pekat, kalium
masing-masing 2 tetes indicator dalam
bromide, mertilen blue, natrium nitrit
tropeolin OO dan metilen blue. Titrasi
0.1 N, tropeolin OO, parasetamol,
menggunakan NaNO2 dengan tetap
pasta kanji-iodida, sulphanilamide.
mempertahankan suhu pada 10-15°C.
Setelah beberapa mL, larutan hasil titrasi
Pembakuan NaNO2
digoreskan pada indicator pasta kanji-
173 mg asam sulfanilat ditimbang
iodida untuk mengetahui titik akhir.
kemudian dilarutkan dalam 10 mL air dan
20 mL HCl pekat. Didinginkan Hasil
menggunakan es hingga suhu 10-15°C.
Standarisasi Larutan Natrium Nitrit
Teteskan masing-masing 2 tetes indicator
dalam tropeolin OO dan metilen blue. 1 2
Titrasi menggunakan larutan NaNO2 0,1
Massa Asam 172,5 173,5
N. Setelah beberapa mL, larutan hasil
Sulfanilat mg mg
titrasi digoreskan pada pasta kanji-iodida
untuk mengetahui titik akhir. Volume Akhir 11,25 12 mL
Titrasi mL
Pembuatan larutan kanji-iodide
1 mL NaNo2 0,1 N ≈ 17,319 mg Asam
750 mg kaliaum iodida dilarutkan
Sulfanilat
dalam 100 mL aquadest, larutan
[1] [1]
[2]
[2]
[3]
1 2
hasil analisa tidak akurat. H+ yang terionisasi dari HCl akan berikatan
dengan NO2- yang terionisasi
Pada pembakuan NaNO2 dengan
dari NaNO2. Reaksi:
asam sulfanilat, titik akhir yang dicapai
adalah warna hijau tosca sedikit kebiruan. NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl
Hal ini sesuai dengan teori dan ketika Kemudian asam nitri akan bereaksi dengan
digoreskan pada pasta kanji-iodine
HCl membentuk ion nitrozonium. Ion H+
terbentuk warna biru tua. Dari pembakuan
dari HCl berikatan dengan asam nitri
ini didapat konsentrasi dari NaNO2 yang
membentuk kompleks kation H2O-NO
digunakan adalah 0,086N. yang tidak stabil. H2O tidak stabil lepas
menggunakan asam + pemanasan untuk dengan gugus amin aromatic primer dari
hasil hidrolisis paracetamol membentuk ini memiliki persen kesalahan sebesar
produk antara nitrozoamin. Reaksi: 8,289%. Hal ini diduga disebabkan karena
pembakuan NaNO2 yang kurang teliti atau
disebabkan karena kekeliruan dari
praktikan dalam memperhatikan warna
biru sehingga terjadi sedikit kekeliruan
dalam menentukan volume titik akhir.
Selanjutnya, nitrozoamin bereaksi kembali Selain itu, ada juga dugaan bahwa sampel
dengan HCl membentuk produk akhir paracetamol yang digunakan belum
garam nitrozonium. Reaksi: terhidrolisis sempurna sehingga
perhitungan kadar menjadi kurang akurat.
Kesimpulan
Titik akhir juga ditandai dengan hasil hijau nitrimetri adalah 29,76% dengan