Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1. Bab 1
Pendahuluan
2. Bab 2
Tinjauan Teori
3. Bab 3
Skenario Kasus dan Pembahasan
4. Bab 4
Penutup
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Hidung
Hidung adalah organ pertama yang memulai proses pernapasan dan
juga organ terakhir dalam proses pembuangan udara sisa metabolisme.
Hidung terdiri atas lubang hidung, rongga hidung, dan ujung
rongga hidung. Rongga hidung memiliki rambut, banyak kapiler darah,
dan selalu lembap dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh selaput
mukosa. Di dalam rongga hidung, udara disaring oleh rambutrambut kecil
(silia) dan selaput lendir yang berguna untuk menyaring debu,
melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara
pernapasan, maupun menyelidiki adanya bau. Pada pangkal rongga mulut
yang berhubungan dengan rongga hidung terdapat suatu katup yang
disebut anak tekak. Saat menelan makanan anak tekak ini akan terangkat
ke atas menutup rongga hidung sehingga makanan tidak dapat masuk ke
dalam rongga hidung. Fungsi hidung, sebagai tempat keluar masuknya
udara pernapasan.
2. Faring
Faring merupakan persimpangan jalan masuk udara dan makanan.
Faring merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan
dengan hidung ke tenggorokan.
Fungsi faring untuk mengatur makanan supaya tidak masuk ke
tenggorokan
3. Laring
Laring disebut juga pangkal tenggorok atau kotak suara. Laring
terdiri atas tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersusun atas
tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan,
dan gelang tulang rawan. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup
pangkal tenggorokan (epiglotis). Pada waktu menelan makanan, epiglotis
melipat ke bawah menutupi laring sehingga makanan tidak dapat masuk
dalam laring. Sementara itu, ketika bernapas epiglotis akan membuka.
Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara atau lebih dikenal dengan
pita suara.
Fungsi laring untuk mencegah supaya makanan dan minuman
masuk ke dalam tenggorokan.
4. Trakea
Trakea (batang tenggorokan) merupakan pipa yang panjangnya
kira-kira 9 cm. Trakea tersusun atas enam belas sampai dua puluh cincin-
cincin tulang rawan yang berbentuk C. Cincin-cincin tulang rawan ini di
bagian belakangnya tidak tersambung yaitu di tempat trakea menempel
pada esofagus. Hal ini berguna untuk mempertahankan agar trakea tetap
terbuka.
Cincin-cincin tulang rawan diikat bersama oleh jaringan fibrosa,
selain itu juga terdapat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi oleh
selaput lendir yang dihasilkan oleh epitelium bersilia. Silia-silia ini
bergerak ke atas ke arah laring sehingga dengan gerakan ini debu dan
butir-butir halus lainnya yang ikut masuk saat menghirup napas dapat
dikeluarkan. Di paru-paru trakea ini bercabang dua membentuk bronkus.
Fungsi trakea: menyediakan akses saluran pernapasan, mencegah
benda asing masuk ke paru-paru, dan menjaga suhu udara yang masuk ke
paru-paru.
5. Bronkus
Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya
sepasang, yang satu menuju ke paru-paru kanan dan yang satu lagi
menuju ke paru-paru kiri. Tempat percabangan ini disebut bifurkase.
Bronkus mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis
sel yang sama. Bronkus yang ke kiri lebih panjang dan sempit serta
kedudukannya lebih mendatar daripada yang ke kanan.
Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan lebih
mudah terserang penyakit. Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi tiga
bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua
bronkiolus. Fungsi bronkus sebagai penangkap debu yang hendak masuk
ke paru-paru.
6. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis
dan salurannya lebih kecil. Semakin kecil salurannya, semakin berkurang
tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa dengan lapisan
silia. Setiap bronkiolus terminal (terakhir) bermuara ke dalam seberkas
kantung-kantung kecil mirip anggur yang disebut alveolus.
Fungsi bronkiolus: sebagai penyalur udara dari bronkus ke alveoli,
dan juga sebagai pengontrol jumlah udara yang didistribusikan melalui
paru-paru dengan dilatasi dan konstriksi.
7. Alveolus
Alveolus merupakan saluran akhir dari alat pernapasan yang
berupa gelembung-gelembung udara. Dindingnya tipis, lembap, dan
berlekatan erat dengan kapiler-kapiler darah. Alveolus terdiri atas satu
lapis sel epitelium pipih dan di sinilah darah hampir langsung
bersentuhan dengan udara. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya
perluasan daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas
O2dari udara bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke udara.
Fungsi alveolus: sebagai tempat terjadinya pertukaran gas karbon
dioksida (CO2) dengan gas oksigen (O2), dan menyimpan udara untuk
sementara waktu untuk memungkinkan penyerapan oksigen ke dalam
darah.
8. Paru-paru
Paru-paru adalah organ pernapasan utama dalam sistem pernapasan
manusia. Paru-paru terletak dalam rongga dada. Letaknya di sebelah
kanan dan kiri serta di tengahnya dipisahkan oleh jantung. Jaringan paru-
paru mempunyai sifat elastik, berpori, dan seperti spon. Apabila
diletakkan di dalam air, paru-paru akan mengapung karena mengandung
udara di dalamnya.
Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus. Paru-paru
kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus
tersusun atas lobula. Paru-paru dilapisi oleh selaput atau membran serosa
rangkap dua disebut pleura. Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat
eksudat untuk meminyaki permukaannya sehingga mencegah terjadinya
gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang bergerak saat bernapas.
Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu saling erat bersentuhan. Namun
dalam keadaan tidak normal, udara atau cairan memisahkan kedua pleura
itu dan ruang di antaranya menjadi jelas. Fungsi paru-paru untuk menukar
oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah.
2.1.3 Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah Mycobacterium Tuberculosa. Basil ini
tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari dan
sinar ultraviolet.
Ada dua macam microbacterium tuberculosa yaitu tipe human dan
tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalah susu sapi yang menderita mastitis
tuberkulosis usus. Basil tipe human bisa berada dibercak ludah (droplet) dan
diudara yang berasal dari penderita TBC dan orang yang terkena rentan
terinfeksi bila mengirupnya (Wim de Jong).
Setelah organisme terinhalasi, dan masuk keparu-paru, bakteri dapat
bertahan hidup dan menyebar ke nodus limfatikus lokal. Penyearan melalui
aliran darah ini dapat menyebabkan TB pada organ lain, dimana infeksi laten
dapat bertahan sampai bertahun-tahun (Patrick Davey).
Dalam perjalanan penyakitnya terdapat empat fase (Wim da Jong)
1. Fase 1 (TB Primer)
Masuk ke dalam paru dan berkembang biak tanpa menimbulkan
reaksii pertahanan tubuh.
2. Fase 2
3. Fase 3 (Fase Laten)
Fase dengan kuman yang tidur (bertahun-tahun/ seumur hidup)
dan reaktifitas jika terjadi perubahan keseimbangan daya tahan
tubuh dan bisa terdapat di tulang panjang, vertebra, tuba pallopi,
otak, kelenjar limfe hilus, leher dan ginjal.
4. Fase 4
Dapat sembuh tanpa cacat atau sebaliknya, juga dapat menyebar
ke organ yang lain dan yag kedua ke ginjal setelah paru.
2.1.5 Patofisiologi
1. Cara penularan
Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
a) Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke
udara dalam bentukpercikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk
dapat menghasilkan sekitar 3000percikan dahak.
b) Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan
dahak berada dalamwaktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi
jumlah percikan, sementara sinarmatahari langsung dapat
membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selamabeberapa jam
dalam keadaan yang gelap dan lembab.
c) Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman
yangdikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan
hasil pemeriksaandahak, makin menular pasien tersebut.
d) Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB
ditentukan olehkonsentrasi percikan dalam udara dan lamanya
menghirup udara tersebut.
2.1.8 Komplikasi
1) Komplikasi berikut sering terjadi pada pasien lanjut:
2) Hemoptisis masif (perdarahan dari saluran napas bawah)
3) Kolaps lobus akibat sumbatan bronkus,
4) Bronkietasis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan
jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru,
5) Pneumotoraks (pnemotorak/ udara didalam rongga pleura) Penyebaran
infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi, ginjal.
6) Insufisiensi kardio pulmoner (cardio pulmonary insufficiency).
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian Keperawatan
Dalam pengkajian terdiri dari:
1) Identitas Klien dan Identitas Penanggungjawab
Lakukan pengkajian pada identitas klien dan identitas
penenggungjawab lalu isi identitasnya, yang meliputi: nama, jenis
kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama, tanggal
pengkajian.
2) Keluhan Utama
Alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan. Riwayat
Kesehatan Sekarang (RKS)
Klien mengeluh sesak nafas dan batuk berdarah.
3) Riwayat Kesehatan Terdahulu (RKD)
Pada RKD, hal yang harus dikaji adalah; penyakit yang pernah
dialami oleh pasien sebelum masuk rumah sakit, kemungkinan pasien
pernah menderita penyakit sebelumnya.
Pada kasus tersebut, klien mengeluh batuk sejak tiga bulan yang lalu
dan tidak pernah hilang sampai saat ini. Klien sudah sering berobat ke
puskesmas namun batuknya tidak pernah hilang. Klien juga
mengeluhkan sesak napas sejak empat bulan yang lalu. Klien
mengeluh nafsu makan berkurang sejak satu bulan terakhir, sehingga
badannya semakin kurus.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)
Riwayat adanya penyakit TBC pada anggota keluarga yang lain.
5) Data Dasar pengkajian pasien
Mengkaji data-data yang akan didapat dari pasien, seperti: gejala yang
timbul, sirkulasi, makanan/cairan, neurosensori, kenyamanan,
pernafasan, keamanan, penyuluhan dan pembelajaran, pemeriksaan
penunjang dan prioritas keperawatan.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respons manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti
untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubah.
Diagnosa keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan tindakan
keperawatan untuk mencapai hasil bagi anda sebagai perawat yang dapat
diandalkan (NANDA, Internasional 2007).
Dalam diagnosa keperawatan terdapat empat langkah, yaitu;
klasifikasi dan analisa data, interpretasi data, validasi data dan perumusan
diagnosa keperawatan.
Parameter Hasil
HGB 9,1
HCT 28,2
Terapi yang digunakan:
RBC 3,68
WBC 23,14 1. O2 3 lpm
PLT 329 2. IVFD RL 20 tetes/menit
MCV 76,6 3. Cobiven nebu/8jam
MCH 24,7 4. Cefotaxim 125mg/12jam
MCHC 32,3 5. Sabutamol 2mg tab 2x1
GDS 124 6. Metil prednisolon 12,5mg 1 A/8jam
Kreatinin 0,5 7. Terapi obat kategori 1
Ureum 28
SGOT 32
SGPT 48
- Pemeriksaan anti HbsAg : (-)
- Pemeriksaan sputum : BTA 3+
- Pemeriksaan Radiologi :-
- Foto thorak posisi AP :-
3.2 Pembahasan
a) Hidung
Hidung adalah organ pertama yang memulai proses pernapasan dan
juga organ terakhir dalam proses pembuangan udara sisa metabolisme.
Hidung terdiri atas lubang hidung, rongga hidung, dan ujung
rongga hidung. Rongga hidung memiliki rambut, banyak kapiler darah,
dan selalu lembap dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh selaput
mukosa. Di dalam rongga hidung, udara disaring oleh rambutrambut kecil
(silia) dan selaput lendir yang berguna untuk menyaring debu,
melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara
pernapasan, maupun menyelidiki adanya bau. Pada pangkal rongga mulut
yang berhubungan dengan rongga hidung terdapat suatu katup yang
disebut anak tekak. Saat menelan makanan anak tekak ini akan terangkat
ke atas menutup rongga hidung sehingga makanan tidak dapat masuk ke
dalam rongga hidung. Fungsi hidung, sebagai tempat keluar masuknya
udara pernapasan.
b) Faring
Faring merupakan persimpangan jalan masuk udara dan makanan.
Faring merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan
dengan hidung ke tenggorokan.
Fungsi faring untuk mengatur makanan supaya tidak masuk ke
tenggorokan
c) Laring
Laring disebut juga pangkal tenggorok atau kotak suara. Laring
terdiri atas tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersusun atas
tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan,
dan gelang tulang rawan. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup
pangkal tenggorokan (epiglotis). Pada waktu menelan makanan, epiglotis
melipat ke bawah menutupi laring sehingga makanan tidak dapat masuk
dalam laring. Sementara itu, ketika bernapas epiglotis akan membuka.
Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara atau lebih dikenal dengan
pita suara.
Fungsi laring untuk mencegah supaya makanan dan minuman
masuk ke dalam tenggorokan.
d) Trakea
Trakea (batang tenggorokan) merupakan pipa yang panjangnya
kira-kira 9 cm. Trakea tersusun atas enam belas sampai dua puluh cincin-
cincin tulang rawan yang berbentuk C. Cincin-cincin tulang rawan ini di
bagian belakangnya tidak tersambung yaitu di tempat trakea menempel
pada esofagus. Hal ini berguna untuk mempertahankan agar trakea tetap
terbuka.
Cincin-cincin tulang rawan diikat bersama oleh jaringan fibrosa,
selain itu juga terdapat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi oleh
selaput lendir yang dihasilkan oleh epitelium bersilia. Silia-silia ini
bergerak ke atas ke arah laring sehingga dengan gerakan ini debu dan
butir-butir halus lainnya yang ikut masuk saat menghirup napas dapat
dikeluarkan. Di paru-paru trakea ini bercabang dua membentuk bronkus.
Fungsi trakea: menyediakan akses saluran pernapasan, mencegah
benda asing masuk ke paru-paru, dan menjaga suhu udara yang masuk ke
paru-paru.
e) Bronkus
Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya
sepasang, yang satu menuju ke paru-paru kanan dan yang satu lagi
menuju ke paru-paru kiri. Tempat percabangan ini disebut bifurkase.
Bronkus mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis
sel yang sama. Bronkus yang ke kiri lebih panjang dan sempit serta
kedudukannya lebih mendatar daripada yang ke kanan.
Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan lebih
mudah terserang penyakit. Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi tiga
bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua
bronkiolus. Fungsi bronkus sebagai penangkap debu yang hendak masuk
ke paru-paru.
f) Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis
dan salurannya lebih kecil. Semakin kecil salurannya, semakin berkurang
tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa dengan lapisan
silia. Setiap bronkiolus terminal (terakhir) bermuara ke dalam seberkas
kantung-kantung kecil mirip anggur yang disebut alveolus.
Fungsi bronkiolus: sebagai penyalur udara dari bronkus ke alveoli,
dan juga sebagai pengontrol jumlah udara yang didistribusikan melalui
paru-paru dengan dilatasi dan konstriksi.
g) Alveolus
Alveolus merupakan saluran akhir dari alat pernapasan yang
berupa gelembung-gelembung udara. Dindingnya tipis, lembap, dan
berlekatan erat dengan kapiler-kapiler darah. Alveolus terdiri atas satu
lapis sel epitelium pipih dan di sinilah darah hampir langsung
bersentuhan dengan udara. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya
perluasan daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas
O2dari udara bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke udara.
Fungsi alveolus: sebagai tempat terjadinya pertukaran gas karbon
dioksida (CO2) dengan gas oksigen (O2), dan menyimpan udara untuk
sementara waktu untuk memungkinkan penyerapan oksigen ke dalam
darah.
h) Paru-paru
Paru-paru adalah organ pernapasan utama dalam sistem pernapasan
manusia. Paru-paru terletak dalam rongga dada. Letaknya di sebelah
kanan dan kiri serta di tengahnya dipisahkan oleh jantung. Jaringan paru-
paru mempunyai sifat elastik, berpori, dan seperti spon. Apabila
diletakkan di dalam air, paru-paru akan mengapung karena mengandung
udara di dalamnya.
Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus. Paru-paru
kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus
tersusun atas lobula. Paru-paru dilapisi oleh selaput atau membran serosa
rangkap dua disebut pleura. Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat
eksudat untuk meminyaki permukaannya sehingga mencegah terjadinya
gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang bergerak saat bernapas.
Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu saling erat bersentuhan. Namun
dalam keadaan tidak normal, udara atau cairan memisahkan kedua pleura
itu dan ruang di antaranya menjadi jelas. Fungsi paru-paru untuk menukar
oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah
2. Diagnosa Keperawatan Utama
- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan produksi
sputum berlebih ditandai dengan adanya dipsneu, batuk berlendir
darah(+), peningkatan frekuensi nafas, nadi: 95x/menit, RR:
28x/menit.
3. Clinical Phatway
Microbacterium tuberkulosa
↓
Droplet infection
↓
Masuk lewat jalan nafas
↓
Menempel pada paru
↓
Menetap dijaringan paru
↓
Terjadi proses peradangan
↓
Tumbuh dan berkembang di sitoplasma makrofag
↓
Sarang primer/afek primer (fokus ghon)
↓
Komplek primer
↓
Menyebar ke organ lain (paru lain,saluran pencernaan,tulang) melalui
media (bronchogen percontinuitum,hematogen,limfogen)
↓
Pertahanan primer tidak adekuat
↓
Pembentukan tuberkel
↓
Kerusakan membran alveolar
↓
Pembentukan sputum berlebihan
↓
No Dx Implementasi
1 Dx-1 - Mengkaji fungsi pernafasan seperti bunyi, kecepatan dan irama
selama 3 x 24 jam.
- Mengobservasi tanda-tanda vital setiap 3 x 24 jam.
- Mengatur posisi klien dengan posisi semi fowler setiap kali
klien merasa sesak nafas.
- Mengajarkan teknik nafas dalam dan batuk efektif pada
pertemuan pertama.
- Menganjurkan pasien untuk gunakan teknik batuk efektif setiap
ingin batuk.
- Menganjurkan klien untuk meningkatkan asupan cairan
sedikitnya 2.500 ml/ hari
- Berkolaborasi dengan dokter untuk memberi obat sesuai
instruksi:
O2 3 lpm
Cobiven nebu/8jam.
Cefotaxim 125mg/12jam.
Sabutamol 2mg tab 2x1.
Metil prednisolon 12,5mg 1 A/8jam.
Terapi obat kategori 1.
7. Analisa Jurnal
I. PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Identitas Klien
Nama klien : Tn. R
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 37 tahun
Agama : Tidak ada data
Pekerjaan : Tidak ada data
Pendidikan : Tidak ada data
Suku/bangsa : Tidak ada data
Golongan darah : Tidak ada data
Alamat : Tidak ada data
Tanggal masuk RS : Tidak ada data
Tanggal pengkajian : Tidak ada data
Diagnosa medis : TB Paru
No. Medrek : Tidak ada data
B. Keluhan Utama
Klien mengeluh batuk sejak tiga bulan yang lalu dan tidak pernah
hilang sampai saat ini. Klien sudah sering berobat ke puskesmas namun
batuknya tidak pernah hilang.Klien juga mengeluhkan sesak napas sejak
empat bulan yang lalu.Klien mengeluh nafsu makan berkurang sejak satu
bulan terakhir, sehingga badannya semakin kurus.
E. Riwayat Pengobatan
Klien sudah sering berobat ke puskesmas namun batuknya tidak
pernah hilang, sehingga klien berobat ke rumah sakit.
F. Riwayat Psikososial
Parameter Hasil
HGB 9,1
HCT 28,2
Terapi yang digunakan:
RBC 3,68
WBC 23,14 8. O2 3 lpm
PLT 329 9. IVFD RL 20 tetes/menit
MCV 76,6 10. Cobiven nebu/8jam
MCH 24,7 11. Cefotaxim 125mg/12jam
MCHC 32,3 12. Sabutamol 2mg tab 2x1
GDS 124 13. Metil prednisolon 12,5mg 1 A/8jam
Ureum 28
SGOT 32
SGPT 48
II.DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisa Data
1. DATA
Data Subjektif:
- Klien mengeluh batuk sejak tiga bulan yang lalu dan tidak pernah
hilang sampai saat ini.
- Klien mengeluh sesak nafas dan batuk darah yang dirasakan sejak
kemarin malam.
Data Objektif:
- TTV didapatkan: Tekanan darah= 130/80mmHg. Nagi: 95x/menit,
RR: 28x/menit Suhu: 36,1oC
- Hasil pemeriksaan fisik sistem respirasi: bentuk dada: simetris barel
chest (-), pergerakan dinding dada simetris, penggunaan otot bantu
pernafasan Stemocleidomastoideus (+), pemeriksaan Vocal
Premitus raba: Lobus superior:D/S sama, lobus medius dan lingua:
D/S sama, lobus inferior: D/S sama, nyeri tekan (-), edema (-),
krepitasi(-).
- Hasil pemeriksaan auskultasi: suara nafas vesikuler (+/+), suara
tambahan ronkhi basah (-/+), suara tambahan whezeeng (-/-), suara
gesek dada (-/-).
PENYEBAB
Microbacterium tuberkulosa
↓
Droplet infection
↓
Masuk lewat jalan nafas
↓
Menempel pada paru
↓
Menetap dijaringan paru
↓
Terjadi proses peradangan
↓
Tumbuh dan berkembang di sitoplasma makrofag
↓
Sarang primer/afek primer (fokus ghon)
↓
Komplek primer
↓
Menyebar ke organ lain (paru lain,saluran pencernaan,tulang) melalui
media (bronchogen percontinuitum,hematogen,limfogen)
↓
Pertahanan primer tidak adekuat
↓
Pembentukan tuberkel
↓
Kerusakan membran alveolar
↓
Pembentukan sputum berlebihan
↓
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
MASALAH
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
2. DATA
Data Subjektif:
- Klien mengeluh kepala pusing dan badannya terasa lemas.
- Klien mengeluh sesaknya mengganggu aktivitas.
Data Objektif:
- IVFD RL 20 tetes/menit
PENYEBAB
Kelemahan tubuh
↓
Terpasang infuse
↓
Aktivitas terbatas
↓
Intoleransi aktivitas
MASALAH
Intoleransi aktivitas.
3. DATA
Data Subjektif:
- Klien mengeluh mengalami penurunan nafsu makan.
- Klien mengeluh mengalami penurunan berat badan.
Data Objektif:
- Hasil pengkajian BAK normal dengan frekuensi 3-4x/hari, warna
kuning jernih, nyeri saat BAK (-), darah (-). Sejak seminggu yag
lalu klien mengalami BAB encer namun tidak disertai lendir
maupun darah. Frekuensi BAB 1-2x/hari dengan konsistensi encer
warnanya kekuningan.
PENYEBAB
Microbacterium tuberkulosa
↓
Droplet infection
↓
Masuk lewat jalan nafas
↓
Menempel pada paru
↓
Menetap dijaringan paru
↓
Terjadi proses peradangan
↓
Tumbuh dan berkembang di sitoplasma makrofag
↓
Sarang primer/afek primer (fokus ghon)
↓
Komplek primer
↓
Menyebar ke organ lain (paru lain,saluran pencernaan,tulang) melalui
media (bronchogen percontinuitum,hematogen,limfogen)
↓
Radang tahunan di bronkus
↓
Berkembang menghancurkan jaringan ikat sekitar
↓
Bagian tengah nekrosis
↓
Membentuk jaringan keju
↓
Sekret keluar saat batuk
↓
Batuk produktif (batuk terus-menerus)
↓
Batuk berat
↓
Distensi abdomen
↓
Mual, muntah
↓
Intake nutrisi kurang
↓
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
MASALAH
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. DATA
Data Subjektif :
- Klien mengatakan tidak tahu banyak tentang penyakitnya dan cara
perawatannya.
- Klien mengatakan ventilasi rumahnya jarang sekali dibuka, lantai
terbuat dari plester dan pencahayaan didalam ruangan kurang.
Data Objektif:
-
PENYEBAB
Pasien tidak tahu banya tentang penyakitnya dan cara perawatannya
↓
Defisiensi pengetahuan
MASALAH
Defisiensi pengetahuan.
5. DATA
Data Subjektif:
- Klien mengeluh sesak nafas.
PENYEBAB
Microbacterium tuberkulosa
↓
Droplet infection
↓
Masuk lewat jalan nafas
↓
Menempel pada paru
↓
Menetap dijaringan paru
↓
Terjadi proses peradangan
↓
Tumbuh dan berkembang di sitoplasma makrofag
↓
Sarang primer/afek primer (fokus ghon)
↓
Komplek primer
↓
Menyebar ke organ lain (paru lain,saluran pencernaan,tulang) melalui
media (bronchogen percontinuitum,hematogen,limfogen)
↓
Pertahanan primer tidak adekuat
↓
Pembentukan tuberkel
↓
Kerusakan membran alveolar
↓
Menurunnya permukaan efek paru
↓
Alveolus
↓
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Saran dari kesimpulan di atas yaitu bahwa penyakit TBC adalah penyakit
menular salah satu yang dapat dilakukan untuk mencegahnya dengan cara:
Arjatmo Tjokronegoro, Prof, dr. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit
FKUI. .
Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.