Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB III

ANALISA SWOT DAN PERENCANAAN

A. ANALISA SWOT
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL Masalah
Kekuatan/Strenght Kelemahan/Weakness Kesempatan/Opportunity Ancaman/Threatened

Dari hasil kuisioner 75 % perawat Berdasarkan hasil - Adanya program - Persaingan antar RS Masalah belum
mengetahui komunikasi SBAR tidak kuisioner 33% perawat akreditasi RS merupakan yang mempunyai optimalnya
hanya dilakukan pada saat timbang mengatakan komunikasi salah satu penilaian tingkat konsistensi penerapan
SBAR dilakukan oleh
terima pasien saja, 100% Perawat - Adanya standar pengisian yang baik komunikasi SBAR.
perawat saja, 83% perawat
mengatakan menggunakan mengatakan komunikasi SBAR terkaiat pelayanan melakukan
komunikasi SBAR dapat mengurangi SBAR dianggap terlalu kesehatan depkes komunikasi SBAR.
kesalahan komunikasi dan panjang dan mengulur
menghasilkan peningaktan waktu, 75% perawat
keselamatan pasiein, 100% perawat setuju tidak melakukan
mengatakan menggunakan komunikasi SBAR jika
jam kerja sudah habis,
komunikasi SBAR dapat
50% perawat setuju
meningkatkan mutu pelayanana transfer pasien sering
dirumah sakit, 100% perawat dilakukan hanya saja tidak
mengatakan menggunakan menggunakan lembar
komunikasi SBAR bertujuan untuk SBAR, 58% perawat
menjalin kerja sama antar tenaga setuju tanpa melakukan
kesehatan, 83% perawat mengetahui transfer pasien dengan
teknik SBAR perawat
pelaksanaan komunikasi SBAR yang bertugas sudah
disampaikan secara lengkap, 100% melakukan pelayanan

34
perawat mengatakan pelaksanaan dengan baik.
komunikasi SBAR diverifikasi
keakuratan komunikasi dengan Hasil observasi pada
tanggal 25-28 maret 2019
melihat rekam medis pasien, 58%
bahwa pada saat pre
perawat mengatakan mencantumkan conference dan post
tanda ceklis pada kolom untuk conference dilaksanakan
membaca ulang isi laporan bila sudah diruangan zam-zam telah
dibacakan ulang, 100% perawat dilakukannya komunikasi
mengatakan mencantumkan nama SBAR tetapi saat overan
lengkap dan tanda tangan perawat keruangan pasien tidak
diterapkan komunikasi
pada form yang telah disediakan,
SBAR seperti
100% perawat berrusaha
meningkatkan komunikasi SBAR Berdasarkan hasil
pada saat transfer pasien, 100% wawancara dengan kepala
perawat setuju jika menerapkan ruangan didapatkan hasil
komunikasi SBAR pada saat transfer sebagian besar perawat
pasien maka akan menurukan angka berusaha melakukan
komunikasi SBAR namun
inseden keselamatan pasien, 100%
dengan kondisi tetentu
perawat setuju melakukan transfer tidak seluruh perawat
pasien dengan teknik SBAR, sangat melakukan overan dengan
memudahkan dalam melakukan komunikasi SBAR.
askep pada pasien secara optimal,
83% perawat setuju komunikasi
SBAR dapat dijadikan sebagai acuan
dalam melaksanakan transfer pasien,
100% perawat setuju saat melakukan
transfer pasien perawat pelaksana

35
menyampaikan kondisi pasien terkini
secara lengkap kepeda perawat
pelaksana yang menerima pasien,
100% perawat setuju membuat
laporan dengan menggunakan teknik
SBAR dapat mempermudah perawat
dalam melaporkan kondisi pasien
pada saat transfer pasien.

Hasil kuesioner 100% perawat Berdasarkan hasil Adanya standar pengurangan - Adanya standart Belum optimalnya
mengetahui alat ukur yang digunakan kuesioner didapatkan 75% resiko pasien jatuh terkait yang menetapkan penerapan
untuk menilai kejadian resiko jatuh perawat mengetahui apa pelayanan kesehatan depkes pengurangan resiko keselamatan pasien
saja yang harus dikaji
pada pasien dewasa, 75% perawat pasien jatuh terkait di ruang badah :
untuk pengurangan resiko
mengetahui komponen pengkajian jatuh, 33% perawat pelayanan keseahtan Resiko pasien jatuh
resiko jatuh dengan menggunakan mengetahui kapan depkes
skala morse. dilakukan pengkajian - Adanya undang-
resiko jatuh, 25% undang perlindungan
mengetahui penilaian konsumen dan
resiko jatuh dilakukan 4 rumah sakit
jam setelah pasien masuk,
42% perawat tidak
mengetahui skor klien
dengan kondisi resiko
jatuh tinggi pada skala
morse

Berdasarkan observasi
pada tanggal 25-28 Maret
2019 didapatkan 15 pasien

36
diruangan zam-zam
terdapat 4 pasien yang
beresiko jatuh tinggi tidak
dipasangkan tanda seperti
stiker kuning, tidak
dinaikan pagar pengaman,
dan segitiga kuning yaitu
Tn.S, Tn.S, Ny. T, dan
Ny.Y serta 2 pasien
beresiko rendah tidak
dinaikkan pagar
pengaman.

Berdasarkan hasil
wawancara pada tanggal
27 Maret 2019 dengan
kepala ruangan
mengatakan untuk
managemen keselamatan
pasien sudah dilakukan
tetapi penerapannya masih
kurang optimal.
Berdasarkan hasil kuesioner 83% Hasil kusioner 67% Tersedianya sarana dan Tuntutan pelayanan dari Belum optimalnya
perawat mengetahui kapan dilakukan perawat tidak mengetahui prasarana yang memadai pasien yang tinggi untuk pelaksanaan hand
cuci tangan pertama kali, 75% beberapa langkah cuci handrub mendapatkan pelayanan hygiene di ruangan
perawat mengetahui berapa lama tangan yang benar yaitu
kesehatan optimal
waktu untuk melakukan hand hygiene sebanyak 6 langkah, 83 %
dengan hand wash, 92% perawat perawat tidak mengetahui Adanya daya saing dari
mengetahui bahwa setelah melakukan handwash dilakukan rumah sakit lainnya yang
hand washing perlu mengeringkan setelah melakukan memberikan pelayanan
tangan dengan tissue kering, 75% handrub sebanyak 3 kali, kesehatan yang
perawat mengetahui bahwa setelah 83% perawat mengetahui
37
menggosok seluruh telapak tangan durasi untuk melakukan berkualitias
langkah berikutnya untuk hand hand hygiene dengan Terjadinya infeksi silang
hygiene yaitu dengan menggosok handrub dengan waktu 20-
punggung tangan, 83% perawat 30 detik, 67% perawat
mampu melakukan bahwa setelah tidak mengetahui akibat
membersihkan sela-sela jari gerakan apabila tidak cuci tangan
selanjutnya hand hygiene yaitu sebelum kontak dengan
gerakan mengunci, 83% perawat pasien, 83% perawat
mampu mengetahui kapan saja 5 tidak mengetahui berapa
momen cuci tangan yang harus lama antiseptik handrub
dilakukan yaitu sebelum kontak yang wadahnya telah
dengan pasien, sebelum melakukan dibuka dapat bertahan
tindakan aseptik, setelah kontak selama 1 tahun, 83%
dengan pasien, setelah terkena cairan perawat tidak mengetahui
pasien, setelah kontak dengan suhu stabil untuk
lingkungan pasien, 67% perawat penyimpanan antiseptik
mengetahui bahwa setelah melakukan handrub yang wadahnya
overan, perawat melakukan cuci telah dibuka dengan suhu
tangan merupkan momen cuci tangan 20-26 derajat celcius, 83%
yaitu setelah kontak dengan perawat tidak mengetahui
lingkungan pasien. apan saja kran air
dimatikan saat melakukan
hand hygiene
menggunakan air yaitu
setelah mengambil tissue
untuk mengeringkan
tangan.

Berdasarkan hasil
observasi perawat yang
melakukan 6 langkah cuci
tangan didapatkan bahwa
38
100% perawat melakukan
langkah pertama hand
hygiene, 100% perawat
melakukan langkah kedua
hand hygiene, 58%
perawat melakukan
langkah ketiga hand
hygiene, 33% perawat
melakukan langkah
keempat hand hygiene,
33% perawat melakukan
langkah kelima hand
hygiene, 25% perawat
melakukan langkah
keenam hand hygiene.
Sedangkan perawat yang
melakukan 5 moment cuci
tangan didapatkan 75%
sebelum kontak dengan
pasien, 75% sebelum
melakukan tindakan
asepsis, 100% setelah
terkena cairan tubuh
pasien, 100% setelah
kontak dengan pasien,
75% setelah kontak
dengan lingkungan sekitar
pasien.

39
B. Prioritas Masalah

Penentuan urutan masalah yang menjadi prioritas dilakukan perhitungan

dengan pembobotan pada setiap masalah yang ditemukan. Proses

memprioritaskan masalah akan dilakukan dengan pembobotan yang

memperhatikan aspek sebagai berikut:

1. Magnitude (Ms)

Kecendrungan dan seringnya kejadian masalah

2. Severity (S)

Besarnya kerugian yang ditimbulkan

3. Manageable (Mn)

Bisa dipecahkan

4. Nursing Consern (Nc)

Melibatkan perhatihan dan pertimbangan perawat

5. Affordability (Af)

Ketersediaan sumber daya

Aspek-aspek diatas dapat diukur dengan cara

1. Magnitude/Prevalensi masalah yaitu apabila masalah tersebut lebih

banyak ditemukan (prevalensi tinggi)

2. Saverity/ Akibat yang ditimbulkan yaitu apabila akibat yang

ditimbulkan suatu masalah lebih serius

3. Manageable/Biasa dipecahkan yaitu apabila masalah yang ada di

yakini dapat dipecahkan (menentukan jalan keluar)

4. Nursing consern/ keterlibatan perawat yaitu jika masalah tersebut akan

selalu melibatkan dan memerlukan pertimbangan perawat

40
5. Affordability/ keterbatasan sumber daya yaitu adanya sumber daya

yang mencakup dana, sarana dan tenaga yang diperlukan untuk

menyelesaikan suatu masalah

Dengan rentang nilai1-5 yaitu : 5 = sangat penting, 4 = penting, 3 = cukup

penting, 2 = kurang penting, dan 1 = sangat kurang penting. Dimana yang

terjadi prioritas adalah masalah dengan nilai/skor paling besar. Skor akhir

dirumuskan dengan cara M x S x Mn x Nc x Af

41
PRIORITAS MASALAH dengan PSBN
Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan
Di Ruang Zam-Zam RSI Ibnu Sina Padang Tahun 2019
Masalah
No. Masalah Ms S Mn Nc Af Skor
Prioritas
1 Belum optimalnya penggunaan komunikasi SBAR
3 2 2 5 5 300 3
saat overan
2 Belum optimalnya pelaksanaan keselamatan pasien
5 4 2 5 5 1000 2
tentang resiko jatuh
3 Belum optimalnya penerapan pengurangan resiko
5 5 2 5 5 1250 1
infeksi seperti tidak melakukan hand hygiene

C. DAFTAR MASALAH

NO. MASALAH
1 Belum optimalnya penerapan pengurangan resiko infeksi seperti tidak
melakukan hand hygiene
2 Belum optimalnya penerapan sasaran keselamatan pasien tentang
penerapan pasien resiko jatuh
3 Belum optimalnya penggunaan komunikasi SBAR saat overan

42
D. PLANNING OF ACTION (POA)

Masalah 1 : Belum optimalnya penerapan hand hygiene


Kegiatan Waktu Sasaran Penanggung Jawab Tempat Indikator

Hand hygiene Jumat/ a. Ka Tim Kurmaini, S. Kep Ruang Menerapkan cuci


1. Melakukan sosialisasi atau penyegaran 5 April b. PP Nela Indriani, S. Kep Rawat Inap tangan 6 langkah
kembali tentang hand hygine 2019 Fauzi Masta A, S.Kep Zamzam dengan 5 momen
2. Mempraktekkan hand hygine yang RSI Ibnu yang benar
efektif Sina
3. Menjelaskan keuntungan dan kerugian Padang
pentingnya hand hygiene berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan
4. Memberikan reward dan punishment
kepada perawat yang di sepakati oleh
kepala ruangan

Masalah 2 : Belum optimalnya penerapan resiko jatuh


Kegiatan Waktu Sasaran Penanggung Jawab Tempat Indikator

1. Melaksanakan penerimaan pasien Jumat /5 April a. Ka-Tim Suci Sundari, S. Kep Ruang Menerapkan
baru sesuai dengan SOP 2019 b. PP Suri Susanti, S. Kep Rawat Inap pengkajian
2. Memotivasi perawat untuk disiplin Rizka Azilla A, S. Kep Zamzam resiko jatuh
dalam membudayakan identifikasi RSI Ibnu secara

43
pasien resiko jatuh Sina optimal pada
3. Memberikan stiker, segitiga kuning Padang pasien yang
dan pagar pengaman tempat tidur beresiko
4. Mengedukasi keluarga tentang
keselamatan pasien untuk
mengurangi resiko cedera

Masalah 3 : Belum optimalnya pelaksanaan komunikasi SBAR


Kegiatan Waktu Sasaran Penanggung Jawab Tempat Indikator

1. Menyamakan persepsi perawat dan Sabtu /6 April a. Ka-Tim Putri Maharani, S. Kep Ruang Rawat Menerapkan
mahasiswa tentang komunikasi 2019 b. PP Junanda, S.Kep Inap Zam- komunikasi
efektif SBAR dalam overan Rima Okda H, S. Kep zam RSI Ibnu SBAR setiap
2. Melakukan pengkajian pada pasien Sina Padang overan dan
berdasarkan SBAR timbang
3. Menerapkan komunikasi SBAR terima pasien
dalam overan maupun timbang secara optimal
terima pada pasien
4. Mendokumentasikan komunikasi yang beresiko
SBAR

44

Вам также может понравиться