Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

ekperimental dengan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pretest-posttest with control group design (Sugiyono 2016).

3.2. Rancangan Penelitian

P1
O1 O2

P2
O3 O4

P3
O5 O6
K+
O7 + O8

K-
O9 O10

P S
P1
O11 O12

P2
O13 O14

P3
O15 O16

K
O17 + O18

K-
O19 O20

Keterangan

P : Populasi

S : Sampel
P1 : Perlakuan dengan direndam pada ekstrak daun sirsak 10% selama 8 jam

P2 : Perlakuan dengan direndam pada ekstrak daun sirsak 15% selama 8 jam

P3 : Perlakuan dengan direndam pada ekstrak daun sirsak 25% selama 8 jam

K+ : Perlakuan dengan direndam pada fittydent® selama 8 jam

K- : Perlakuan dengan direndam pada aquades selama 8 jam

O1 : Observasi awal jumlah Candida albicans pada plat resin akrilik heat cured

sebelum perendaman dengan ekstrak daun sirsak 10%

O2 : Observasi akhir jumlah Candida albicans pada plat resin akrilik heat

cured setelah perendaman dengan ekstrak daun sirsak 10% selama 8 jam

O3 : Observasi awal jumlah Candida albicans pada plat resin akrilik heat cured

sebelum perendaman dengan ekstrak daun sirsak 15%

O4 : Observasi akhir jumlah Candida albicans pada plat resin akrilik heat

cured setelah perendaman dengan ekstrak daun sirsak 15% selama 8 jam

O5 : Observasi awal jumlah Candida albicans pada plat resin akrilik heat cured

sebelum perendaman dengan ekstrak daun sirsak 25%

O6 : Observasi akhir jumlah Candida albicans pada plat resin akrilik heat

cured setelah perendaman dengan ekstrak duan sirsak 25% selama 8 jam

O7 : Observasi awal jumlah Candida albicans pada plat resin akrilik heat cured

sebelum perendaman dengan fittydent®

O8 : Observasi akhir jumlah Candida albicans pada plat resin akrilik heat

cured setelah perendaman dengan fittydent® selama 8 jam.

O9 : Observasi awal jumlah Candida albicans pada plat resin akrilik heat cured

sebelum perendaman dengan aquades


O10 : Observasi akhir jumlah Candida albicans pada plat resin akrilik heat

cured setelah perendaman dengan aquades 10% selama 8 jam

O11 : Observasi awal jumlah Candida albicans pada plat nilon termoplastik

sebelum perendaman dengan ekstrak daun sirsak 10%

O12 : Observasi akhir jumlah Candida albicans pada plat nilon termoplastik

setelah perendaman dengan ekstrak daun sirsak 10% selama 8 jam

O13 : Observasi awal jumlah Candida albicans pada plat nilon termoplastik

sebelum perendaman dengan ekstrak daun sirsak 15%

O14 : Observasi akhir jumlah Candida albicans pada plat nilon termoplastik

setelah perendaman dengan ekstrak daun sirsak 15% selama 8 jam

O15 : Observasi awal jumlah Candida albicans pada plat nilon termoplastik

sebelum perendaman dengan ekstrak daun sirsak 25%

O16 : Observasi akhir jumlah Candida albicans pada plat nilon termoplastik

setelah perendaman dengan ekstrak duan sirsak 25% selama 8 jam

O17 : Observasi awal jumlah Candida albicans pada plat nilon termoplastik

sebelum perendaman dengan fittydent®

O18 : Observasi akhir jumlah Candida albicans pada plat nilon termoplastik

setelah perendaman dengan fittydent® selama 8 jam.

O19: Observasi awal jumlah Candida albicans pada plat nilon termoplastik

sebelum perendaman dengan aquades

O20 : Observasi akhir jumlah Candida albicans pada plat nilon termoplastik

setelah perendaman dengan aquades selama 8 jam


3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium farmasi Unmas dan

laboratorium mikrobiologi fakultas kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.

Pelaksanaannya dilaksanakan pada bulan Januari 2018.

3.3. Identifikasi Variabel

3.3.1 Variabel Bebas

Ekstrak daun sirsak dengan konsentrasi 10%,15% dan 25%

3.3.2. Variabel Tergantung

Jumlah koloni Candida albicans pada plat resin akrilik dan nilon

termoplastik.

3.3.3. Variabel Terkendali

a. Ukuran dan bentuk sampel

b. Suspensi Candida albicans

c. Lama perendaman basis gigi tiruan resin akrilik dan nilon termoplastik

3.4. Definisi Operasional

a. Plat resin akrilik heat cured merk vertex® dan nilon termoplastik merk

valplast® merupakan basis gigi tiruan lepasan dengan ukuran 10x10x2

mm ((Thippeswamy 2012).

2 mm

10 mm

Gambar 3.1. Ukuran Plat Resin Akrilik Heat Cured dan Nilon
Termoplastik
b. Ekstrak daun sirsak merupakan daun sirsak yang telah dikeringkan dan

dimaserasi dengan pelarut etanol 96% selama 24 jam dan destilasi.

Kemudian dilakukan pengenceran sehingga diperoleh konsentrasi 10%,

15% dan 25% (Tenrirawe dan Pabbage 2007)

c. Perendaman dilakukan pada resin akrilik dan nilon termolastik sampai

seluruh bagian plat terendam selama 8 jam didasari oleh penggunaan

pembersih gigi tiruan fittydent untuk malam hari (Thippeswamy 2012).

3.5. Subjek Penelitian

3.5.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini berupa plat resin akrilik heat cured dan plat

nilon termoplastik

3.5.2. Sampel

Dalam penelitian eksperimental jumlah sampel yang akan digunakan

menggunakan rumus Federer

(n-1) (t-1) ≥ 15
Keterangan :

n = Jumlah sampel perkelompok

t = Jumlah kelompok perlakuan (5 kelompok plat resin akrilik heat cured

dan 5 kelompok plat nilon termoplastik)

Perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

(n-1) (10-1) ≥ 15

(n-1) (10-1) ≥ 15

(n-1) 9 ≥ 15
9n – 9 ≥ 15

9n ≥ 24

n ≥ 24/9

n ≥ 2.67

n =3

Jadi jumlah sampel minimum pada masing-masing kelompok dalam

penelitian ini adalah 3 sampel. Masing-masing kelompok menggunakan 3 plat

pada setiap perlakuan, sehingga jumlah keseluruhan sampel yang digunakan

adalah 30 sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan????

3.6. Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1. Alat Penelitian

a. Inkubator

b. Pinset

c. Tabung reaksi

d. Bunsen

e. Autoclave untuk mensterilkan alat yang akan digunakan

f. Petri steril

g. Label untuk membedakan setiap kelompok percobaan

h. Kertas saring untuk memisahkan ekstrak sirsak dari ampasnya

i. evaporator

j. Spreader

k. Vibrator

l. Erlenmeyer

3.6.2. Bahan Penelitian

a. Resin akrilik heat cured (vertex)


b. Nilon termoplastik (valplast)

c. Vaseline

d. Suspense candida albicans

e. Ekstrak daun sirsak

f. Aquades sebagai control negatif

g. Fittydent sebagai pemmbersih gigi tiruan (kontrol positif)

h. Etanol 96% sebagai pelarut dari ekstrak daun sirsak

3.9. Analsis Data

3.10. Alur Penelitian

3.7. Prosedur Penelitian

3.7.1. Cara Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak

Proses pembuatan ekstrak daun sirsak ini sesuai dengan penelitian

Tenrirawe dan Pabbage (2007) dengan beberapa perubahan yang disesuaikan :

a. Daun sirsak segar sebanyak 1 kilogram dicuci dan diangin-anginkan tanpa

terkena sinar matahari secara langsung hingga kering selama 1 minggu.

b. Daun dipisahkan dari tulang daun kemudian dihaluskan menjadi seperti

serbuk

c. Daun sirsak direndam di dalam pelarut etanol 96% selama 24 jam

d. Larutan disaring dengan kertas saring sehingga terpisah dari ampasnya

e. Setelah itu dilakukan proses destilasi untuk memisahkan komponen kimia

yang berbeda titik didihnya sehingga didapatkan senyawa murni. Ekstrak

hasil destilasi kemudian diuap selama 6-8 jam dengan evaporator

sehingga diperoleh sediaan murni 100%.


f. Untuk memperoleh ekstrak sesuai dengan konsentrasi perlakuan, maka

dilakukan pengenceran dengan aquades. Konsentrasi 10% (10 ml ekstrak

daun sirsak + 90 ml aquades), konsentrasi 15% (15 ml ekstrak daun sirsak

+ 85 ml aquades) dan konsentrasi 25% (25 ml ekstrak daun sirsak + 75 ml

aquades).

3.7.2. Pembuatan Plat Resin Akrilik

Sampel malam merah dibuat sebagai model master dengan ukuran 10 mm

x 10 mm x 2 mm. Gips tipe II dibuat menjadi adonan, perbandingan gips dengan

air untuk kuvet bawah adalah 300 gram : 90ml, adonan diaduk dengan spatula dan

dimasukkan ke dalam kuvet yang telah disiapkan diatas vibrator agar gelembung-

gelembung udara keluar dari dalam kuvet. Wax diletakkan pada adonan gips yang

mulai mengalami pengerasan (setting) di dalam kuvet dan diamkan gips sampai

setting. Permukaan gips pada kuvet bawah diolesi vaselin dan kuvet atas diisi

dengan adonan gips diatas vibrator agar gelembung-gelembung udara keluar dari

dalam kuvet. Setelah gips setting, pembuangan wax dilakukan dengan cara kuvet

direndam dalam air panas, kemudian kuvet dibuka dan wax yang masih tertinggal

dibuang. Setelah kering olesi cold mould seal.

a. Model cetakan dibuat dengan menggunakan malam merah dengan ukuran

10 x 10 x 2 mm

b. Model tersebut ditanam di dalam kuvet bagian bawah dengan

menggunakan gips, ditunggu sampai mengeras kemudian seluruh

permukaan model malam dan gips yang telah mengeras diolesi Vaseline.
c. Membuat kontra dengan cara memasang kuvet bagian atas dan diisi

dengan gips. Setelah mengeras kontra model dipisahkan dengan model

d. Dilakukan boiling out sampai bersih sehingga terbentuk mold untuk

kemudian diisi dengan akrilik

e. Polimer dan monomer resin akrilik heat cured dicampur dengan stellon pot

dengan perbandingan sesuai dengan aturan pabrik, 3:1. Saat mencapai fase

dough masukan adonan resin akrilik ke dalam cetakan yang sebelumnya

diolesi CMS

f. Dilakukan initial press selama 5 detik kemudian lakukan proses lagi dan

dibiarkan minimal 1 jam

g. Proses resin akrilik dengan pemanasan pada suhu 70oC selama 90 menit

kemudian suhu dinaikkan hingga 100oC selama 30 menit

h. Setelah proses selesai, kuvet dibiarkan sampai mencapai suhu kamar

kemudian kuvet baru dibuka.

3.7.3. Pembuatan Plat Nilon Termoplastik

Cara pembuatan :

a. Model master sebagai panduan cetakan nilon termoplastik dibuat dari

malam merah dengan ukuran (10 x10 x 2) mm dan juga membuat sprue

dari malam merah

b. Kuvet disiapkan terlebih dahulu dan mengulasinya dengan Vaseline,

kemudian kuvet bagian bawah diisi dengan gips keras sesuai dengan

petunjuk pabrik dimana perbandingan air : bubuk sebesar 100gr :24ml

c. Malam merah yang akan digunakan sebagai model master diletakkan pada

kuvet yang telah terisi adonan gips keras dengan posisi mendatar
d. Pemasangan sprue dilakukan dengan cara memasang sprue ke belakang

kuvet ke bagian posterior dari malam merah pada kedua sisi model

e. Setelah adonan gips mengeras, permukaan atas dari gips dan sisi atas dari

model master diulas dengan vaselin agar tidak melekat

f. Kuvet bagian atas dipasang kemudian diisi dengan adonan gips keras

sambil dilakukan vibrasi

g. Kemudian kuvet ditutup dan ditekan dengan menggunakan press begel

sampai mencapai waktu setting (± 30menit)

h. Setelah gips setting dilakukan penggodokan untuk menghilangkan malam

merah yang telah tertanam

i. Apabila penggodokan selesai, kuvet dibuka dan didapatkan mould space.

Jika masih terdapat sisa malam merah yang menempel pada mould space

maka segera dibersihkan

j. Cetakan yang telah dibersihkan kemudian diulasi dengan bahan separasi

lalu ditunggu sampai mengering

k. Nilon dilelehkan dan diinjeksikan ke dalam kuvet dibawah tekanan

l. Nilon dimasukkan dalam satu cartridge dan dilelehkan pada suhu 274-

293oC dengan menggunakan furnace elektrik

m. Selanjutnya nilon yang telah meleleh ditekan ke dalam kuvet oleh

pluggeer di bawah tekanan yang diberikana oleh pres hidrolik manual

n. Kuvet kemudian dibuka dibiarkan dingin pada suhu kamar selama 30

menit sebelum dibuka

3.7.4. Pembuatan Suspensi Jamur Candida albicans


Candida albicans yang digunakan diambil dari stok Candida albicans dari

stok lab. Mikrobiologi Universitas Airlangga. Candida albicans diambil

menggunakan ose kemudian ditanam ke dalam Sabourdaud’ dextrose agar,

inkubasi selama 48 jam dengan suhu 37oC. kemudian membuat suspensi Candida

albicans dengan cara dilarutkan dalam NaCl fisiologis 0,85% 20ml. kekeruhan

suspensi Candida albicans disesuaikan dengan standar larutan 108 Mc farland

untuk memperoleh suspense fungi yang mengandung 108CFU/ml. suspensi ini

yang dipakai untuk kontaminasi pada plat resin akrilik dan nilon termoplastik.

3.8. Analisis Data

Data dalam penelitian ini merupakan data perhitungan jumlah koloni

Candida albicans pada plat resin akrilik dan nilon termoplastik pada kelompok

perlakuan dan kelompok control sebelum dilakukan perendaman dan setelah

dilakukan perendaman pada ekstrak daun sirsak

Data yang diperoleh dianalisis dan diolah dengan menggunakan SPSS

versi 17.00

a. Analisis deskriptif merupakan salah satu jenis analisis dengan

memberikan gambaran (deskriptif) mengenai suatu data yang diperoleh

b. Uji normalitas

1) UJi normalitas data pada perendaman ekstrak daun sirsak dengan

menggunakan saphiro wilk

2) Uji homogenitas data perendaman ekstrak daun sirsak dengan

menggunakan uji levene’s

c. Efek perlakuan
Data berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan uji statistic

parametric One way Anova untuk analisis perbandingan rerata jumlah

koloni bakteri hasil perendaman ekstrak daun sirsak antar kelompok

perlakuan. Kemudian dilanjutkan dengan uji post hoc yaitu dengan uji

least significant difference (LSD) untuk mengetahui perbedaan rerata

antar dua kelompok perlakuan.


3.9 Alur penelitian

Populasi berupa plat resin akrilik dan nilon termoplastik

Sampel tiap kelompok perlakuan n = 3, sehingga jumlah


sampel 30

15 plat resin akrilik 15 plat nilon termoplastik


berukuran 10x10x2 mm berukuran 10x10x2 mm

Direndam dengan aquades setril selama 48 jam

Disterilkan dengan autoclave

Direndam dalam saliva buatan

Dibilas dengan PBS 2kali @15 detik

Dikontaminasi dengan Suspensi C. albicans dan diinkubasi


selama 24 jam pada suhu 37oC

Dilakukan perhitungan awal terhadap jumlah koloni C.albicans


pada plat resin akrilik dan nilon termoplastik

Perendaman pada kelompok perlakuan ekstrak daun sirsak 10%,


15% dan 25% dan control positif dan negatif

10% 15% 25% fittydent aquades


E.sirsak E.sirsak E.sirsak

3 plat 3 plat nilon


3 plat 3 plat nilon 3 plat 3 plat nilon
akrilik termolastik
akrilik termolastik akrilik termolastik
Dibilas dengan PBS 2 kali @15 detik

Dimasukan dalam sabouroud’s broth

Perhitungan candida albicans

Analisis data

Вам также может понравиться