Вы находитесь на странице: 1из 5

FEATURES KKN

KULIAH KERJA NYATA


REGULER UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
PERIODE 71 TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Dusun : Wonobroto
Desa/Kelurahan : Tuksono
Kecamatan : Sentolo
Kabupaten/ Kota : Kulonprogo
Provinsi : DI.Yogyakarta

Disusun Oleh :

1. Annisa Parahita (A) (1500001032)


2. Rian Wahyudi (B) (1500011096)
3. Cahya Ningrum Muji Rahayu (C) (1500008120)
4. Nadilla Dzikirna Larasati (D) (1500019222)
5. Pipit Setyowati (E) (1500005353)
6. Prasta Pameilla (F) (1500029156)
7. Sonia Rizqi Anggorowati (G) (1500012342)
8. Deby Dwi Cahaya (H) (1500020120)
9. Frans Bayu Pambudi (I) (1500022083)

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


YOGYAKARTA
2019
Ramah Tamah Tanah Leluhur Wonobroto

Gambar 1. Kelompok XIX.D.2 didepan Teras Pak Dukuh

Hampir satu bulan pengabdian kami berjalan, bukan tentang masuk kelas
ataupun mengumpulkan tugas, awal mula dari perjalanan dan pengalaman baru kami
rasakan hal yang belum pernah kami dapatkan sebelumnya, selama duduk di bangku
perkuliahan, tepat hari rabu tanggal 22 januari pengalaman yang kami nanti itu datang,
ya… pengalaman yang sangat besar dan belum pernah kami dapatkan yaitu Kuliah
Kerja Nyata, yang selalu kami bayangkan saat masih awal duduk di bangku kuliah. Tak
terasa setelah hari demi hari berlalu hampir tibalah satu bulan kami berada di sebuah
dusun untuk berbagi ilmu apa yang telah kami dapatkan selama perkuliahan atau istilah
kerennya pengabdian masarakat.

Dusun Wonobroto merupakan tempat kami mengabdi, dusun yang berada jauh
dari hiruk pikuk keramain kota, rasa kehidupan desa yang bersahaja dengan bentangan
alam yang cukup mempesona, terletak 21 km barat dari kota Jogja dan berada di kab.
Kulonprogo, dusun wonobroto menyimpan sejuta potensi yang masih terpendam.
Berawal dari Cerita masarakat mengenai asal usul terbentuknya dusun wonobroto,
kami mulai merasakan pengalaman hidup yang lebih berarti dan mulai menyatu dengan
dusun ini. Cerita asal usul terbentuknya dusun wonobrto terjadi sekitar 400-500 tahun
lalu, ketika itu dusun wonobroto terbagi menjadi tiga kampung yaitu dusun medangan,
dusun ngeledok, dan dusun wonoborto, ketiga kampung tersebut hidup saling
berdampingan. Terdapat dua tokoh penting sebagai cikal bakal pendiri dusun
Wonobroto, yaitu Kyai Talak Broto dan Nyai Talak Broto. Tokoh yang sangat di
hormati dan disegani. Setiap terjadi masalah yang ada di masarakat, selalu bisa di
selesaikan dengan baik oleh Kyai Talak Broto dan menjadikan tokoh yang paling
berpengaruh di tiga kampung tersebut. Saking berpengaruhnya dan menjadi tokoh
panutan ketiga kampung tersebut sepakat menyatukan diri menjadi pedukuhan
Wonobroto. Sampai sekarang cerita terbentuknya dusun Wonobroto masih di yakini
oleh masarakat sekitar dan keberadaan makan Kyai dan Nyai talak Broto begitu di
sakralkan.

Gambar 2. Suasana Pagi Dusun Wonobroto yang Asri

Suasana dusun yang sejuk dan lingkungan yang asri dapat memaparkan
keindahan sosial masarakat di dusun wonobroto, kearifan lokal baik budaya maupun
adat istiadat sangat di pegang teguh dalam semua hal tak terkecuali dalam hal kecil
seperti penyambutan tamu yang sangat hangat dan ramah, warga hidup dengan jiwa
sosial kegotongroyongan dan toleransi yang tinggi, membuat kesan pertama yang
sangat-sangat membekas dalam ingatan. Aspek kehangatan dan keramahtamahan
warga menjadi modal kuat dalam pembentukan karakter sosial masarakat, banyaknya
kultur dan budaya baru tidak serta merta dapat menghancurkan perinsip sosial
kebersamaan di masarakat wonobroto. Budaya sangat mengakar ketal di dalam semua
ritual keagamaan, karena masarakat wonobroto masih memegang teguh tardisi islam
warisan nusantara peninggalan dari wali songo, banyak ilmu baru yang kami dapat kan
seperti dalam acara doa Bersama atau yang di sebut sebagai kenduren dalam hal ini
kami agaknya mencoba mengkesampingkan aspek agama selam hal itu tidak
melanggar norma dan ketentuan sariat islam al-quran dan hadist, ritual atau tradisi ini
lah yang mencoba kami pelajari dalam membuka wawasan keberagaman tradisi budaya
Indonesia khusunya wonobroto.

Gambar 3. Suasan Acara Kenduren Tuju Bulanan di Dusun Wonobroto

Menurut penjelasan dari pak Rujuk sebagai salah satu tokoh agama di dusun
wonobroto, tradisi kenduren sangat melekat erat di masarakat jawa meskipun diera
yang semakin maju tradisi kenduren mulai pudar dan ditinggalkan, untuk itu pak rujuk
memberikan pengertian dan manfaat kenduren yang mengandung banyak makna, arti
serta manfaat, pak rujuk berujar bahawa “ Kenduren adalah ritual selametan berdoa
bersama yang dihadiri para tetangga dan dipimpin oleh pemuka adat atau tokoh yang
dituakan di satu lingkungan. Biasanya disajikan juga tumpeng lengkap dengan lauk
pauknya yang nantinya akan dibagikan kepada yang hadir. Dalam tradisi Jawa,
Kenduren sendiri terdiri dari berbagai jenis. Kenduren Wetonan, Sabanan, Likuran,
Badan, Ujar, dan Muludana”. Kenduren merupakan sebuah tradisi yang masih
dipertahankan hingga saat ini di dusun wonobroto. Meski terkesan sederhana, tradisi
ini memang memiliki makna yang mendalam sebagai ungkapan rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi ini juga positif secara sosial kemasyarakatan karena
dapat memperkuat ikatan sillahturahmi satu sama lain. Tidak heran jika tradisi ini
dikatakan sebagai tradisi yang sangat merakyat. Lebih dari itu semua tradisi merupakan
tradisi yang memiliki arti dan makna yang luhur dan dapat memberikan manfaat yang
banyak di dalam lingkungan masarakat.

Kearifan lokal yang sangat beranekaragam dan layaknya masarakat jawa lainya
yang kaya akan budaya membuat dusun wonobroto penuh dengan warna keberagaman
hidup, hari-hari yang telah kami lewati selam masa pengabdian membuat kami belajar
banyak tentang kehidupan masarakat yang sebenarnya, rasa saling menghargai
menghormati dan memahami satu dengan yang lain membuat warga dusun wonobroto
hidup dengan aman dan makmur. Cerita yang tidak pernah ada habisnya dari sebuah
dusun yang kaya akan keberagaman dan jutaan potensi yang belum tergali akan selalu
terkenang dalam ingatan, tanah leluhur yang menjadikan saksi perjuangan ribuan
warga dalam mengarungi hidup serta bertahan di dalam gerusan moderenisai senantiasa
memberikan kebahagian antara sesama dan penuh kehangatan serta keramah tamahan,
yang membuat kami akan rindu masa dimana pengabdian kami lakukan, dan satu lagi
yang tidak bisa di lupakan adalah tradisi yang selalu melekat di masarakat yang tidak
akan pernah punah ditelan kemajuan jaman. Semoga kelak Ramah Tamah Tanah
Leluhur membawa kesejahteraan dan kemakmuran warga dusun Wonobroto.

Вам также может понравиться