Вы находитесь на странице: 1из 3

1.

Berdasarkan informasi yang disediakan dalam bab 2, jelaskanlah karakteristik dasar


akuntansi di Jerman. Faktor perkembangan yang manakah yang menyebabkan
timbulnya karakter ini?
Jawab :
Karakteristik akuntansi Jerman didasarkan pada kondisi yang ditetapkan dalam
Hukum Komersial Jerman (HGB), antara lain sebagai berikut :
a. Akuntansi Jerman dirancang untuk menghitung jumlah pendapatan yang tepat
yang bisa menjaga kreditor setelah adanya pembagian kepada pemilik.
Perlindungan kreditor merupakan perhatian utama dari akuntansi Jerman seperti
yang dibubuhkan pada German Commercial Code .
b. Dominasi akuntansi pajak di Jerman tidak ada perbedaan antara laporan keuangan
yang disusun untuk tujuan pajak dan yang dipublikasikan dalam laporan
keuangan. Dengan kata lain, pajak keuangan dan pajak akuntansi adalah sama.
c. Akuntansi Jerman cenderung tergantung pada keputusan undang-undang dan
pengadilan dan terpatok pada Hukum Komersial Jerman (HGB) dan keputusan
hakim.
d. Akuntansi Jerman tidak mengizinkan adanya laporan ganda bagi perusahaan-
perusahaan tertentu yang menerapkan laporan keuangan dengan standar hukum
nasional, namun pada saat yang bersamaan juga menerapkan laporan keuangan
dengan standar IFRS (International Financial Reporting Standards).

Faktor perkembangan yang menyebabkan karakter dasar akuntansi di Jerman adalah


Sistem Hukum dan Perpajakan. Sistem hukum yang dianut negara Jerman adalah
kodifikasi umum (berdasarkan tampilan 2-1 halaman 48) dan sistem akuntansi
pajaknya adalah sama antara pajak keuangan dan pajak akuntansi.
2. Perbedaan-perbedaan antara ketentuan akuntansi dalam HGB dan IAS manakah yang
dijelaskan dalam pengungkapan Volkswagen? Apakah ketentuan Jerman konsisten
dengan karakter yang Anda sebutkan dalam nomor 1?
Jawab :
Kelompok usaha Volkswagen menerapkan Standar Akuntansi Internasional (IAS,
sekarang pelaporan keuangan internasional, atau IFRS) untuk tahun fiskal 2001.
Keterangan berikut diambil dari laporan tahunan Volkswagen tahun 2001, yang
menjelaskan perbedaan antara Hukum Komersial Jerman (HGB) dan IAS, yang
diterapkan oleh Volkswagen, yaitu :
Laporan keuangan yang telah memberikan penyajian yang benar dan wajar
terhadap aktiva bersih, posisi keuangan, dan kinerja laba kelompok usaha
Volkswagen. Laporan keuangan konsolidasi disusun dalam Euro. Kecuali
dinyatakan lain, semua jumlah dinyatakan dalam jutaan Euro.
Laporan laba rugi dibuat sesuai dengan metode biaya penjualan yang diterima
secara internasional.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan IAS menggunakan
asumsi yang terkait dengan jumlah pos yang disajikan yang mempengaruhi jumlah
dalam neraca dan laporan laba rugi konsolidasi serta pengungkapan aktiva dan
kewajiban kontijensi.
Kondisi yang ditetapkan dalam seksi 292a Hukum Komersial Jerman (HGB)
berupa pengecualian dari keharusan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi
sesuai dengan Hukum Komersial Jerman telah terpenuhi. Penilaian terhadap
kondisi tersebut didasarkan pada Standar Akuntansi Jerman no.1 (DSR 1) yang
diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Jerman.

Ketentuan Jerman tidak konsisten atau berubah dengan karakteristik dasar yang
dijelaskan pada soal nomor 1. Perubahan ini terlihat terutama pada karakteristik
pelaporan laporan keuangan. Pada kelompok usaha Volkswagen dikatakan bahwa
untuk memastikan kesamaan dengan laporan konsolidasi yang dibuat sesuai dengan
Hukum Komersial Jerman (HGB) seluruh pengungkapan dan catatan penjelasan yang
diharuskan oleh Hukum Komersial Jerman yang melebihi ruang lingkup yang
diharuskan oleh IAS juga diterbitkan. Dengan kata lain, dihasilkan laporan keuangan
ganda, yaitu laporan keuangan dengan menerapkan standar hukum nasional (HGB)
dan laporan keuangan dengan menerapkan standar IAS. Adanya laporan keuangan
ganda ini merupakan transisi kepada Akuntansi Internasional, yaitu laporan keuangan
VOLKSWAGEN AG yang sebelumnya dibuat berdasarkan Hukum Komersial Jerman
telah disesuaikan dalam beberapa kasus dengan penerapan IAS.

3. Apakah relevansi penerapan IAS oleh Volkswagen terhadap klasifikasi yang


dipelajari dalam bab 2 ini?
Jawab :
Penerapan IAS oleh Volkswagen :
a. Aktiva berwujud yang disewa guna usahakan pembiayaan dikapitalisasi dan
kewajiban terkait diakui sebagai kewajiban dalam neraca, asalkan risiko dan
pengembalian kepemilikan secara subtansial dapat diatribusikan kepada
perusahaan-perusahaan dalam kelompok usaha Volkswagen AG sesuai dengan
IAS 17.
b. Sebagai pihak penyedia sewa guna usaha pembiayaan, aktiva yang disewa guna
usahakan tidak dikapitalisasi tetapi cicilan sewa guna usaha yang didiskontokan
disajikan sebagai piutang.
c. Aktiva berwujud yang dapat dipindahkan didepresiasikan dengan menggunakan
metode garis lurus dan bukan metode saldo menurun.
d. Goodwill yang berasal dari konsolidasi modal yang berasal dari akuisisi
perusahaan dikapitalisasi sesuai dengan IAS 22 dan diamortisasi selama masa
manfaatnya.
e. Persediaan harus dinilai sebesar biaya perolehan penuh (IAS 22).
f. Provisi hanya dibuat ketika terdapat kewajiban kepada pihak ketiga.
g. Perbedaan dari translasi laporan keuangan yang disusun dalam mata uang asing
tidak dicatat dalam laporan laba rugi.
h. Kewajiban jangka menengah dan kewajiban jangka panjang dimasukkan ke
dalam neraca, termasuk biaya perolehan modal, dengan menggunakan metode
biaya efektif.

Вам также может понравиться