Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pusat End
Supplier Manufaktur Wholesaler Retailer
Distribusi Customer
Aliran produk
Aliran biaya
Aliran informasi
7
Wibisono, Agus. 2009. Konsep Supply Chain Management. http://aguswibisono.com/
2009/konsep-manajemen -supply-chain/ [6 Januari 2012]
dalam penciptaan nilai tambah sehingga saling membutuhkan untuk memproduksi
barang yang lebih berkualitas.
Pada saat ini, persaingan yang biasa dihadapi perusahaan secara individual
atau dapat dikenal dengan istilah single alone competition sudah berubah menjadi
network competition, yaitu persaingan antar jaringan-jaringan perusahaan.
Perubahan ini terjadi dilatarbelakangi adanya perubahan lingkungan bisnis yang
cepat, yaitu tuntutan konsumen yang semakin kritis, timbulnya kesadaran tentang
aspek sosial dan lingkungan serta infrastruktur dan teknologi semakin canggih
(Indrajit & Djokopranoto 2006 ; Anatan & Ellitan 2008). Network competition
dihadapi oleh kumpulan perusahaan yang berada di dalam sebuah rantai pasok.
Selain konsep persaingan berubah, bentuk rantai pasok juga mengalami
perubahan. Sebelumnya, rantai pasok berbentuk lurus (linier supply chain).
Perusahaan hanya bermitra dengan satu pemasok dan satu distributor. Kini,
kepastian pasokan input dan pasar tidak dapat dijamin lagi melalui bermitra
dengan hanya satu perusahaan karena adanya tuntutan konsumen yang
menginginkan produk lebih berkualitas, murah, dan cepat. Untuk meminimalkan
risiko ketidakpastian pasokan dan pasar, bentuk rantai pasok berubah menjadi
jaringan (network supply chain) dimana sebuah perusahaan bermitra dengan lebih
dari satu pemasok dan lebih dari satu distributor sehingga proses bisnis yang
terjadi lebih fleksibel dan tidak kaku. Rantai pasok yang berjaring akan dapat
memperluas pasar karena jangkauan pemasaran atau aliran produk mengalir ke
konsumen di berbagai tempat. Sedangkan rantai pasok yang berbentuk lurus
hanya dapat mengalirkan produk ke satu ritel setempat sehingga kurang
menguntungkan perusahaan yang terlibat. Namun, terdapat tantangan bagi
network supply chain yaitu mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh
aliran yang mengalir sepanjang rantai pasok di setiap anggota rantai pasok.
Supply Chain
Strategy
Supply Chain
Product Life Management Supply Chain
Cycle Enterprise
Management Applications
Asset
Procurement Management
8
Arvietrida, Niniet Indah. 2010. Mengenal Supply Chain Management.
http://arvietrida.wordpress.com/2010/09/11/ mengenal-ilmu -supply-chain-management/ [6
Januari 2012].
karena tujuan akhir pengelolaan rantai pasok adalah memenuhi kepuasan
konsumen akhir yang menuntut produk yang better, cheaper, dan faster.
2) Menciptakan dan menyebarkan nilai
Penciptaan nilai merupakan hal yang sangat mendasar untuk kepuasan
konsumen. Di dalam mengatur sebuah rantai pasok, pembagian nilai setiap
anggota yang terlibat di dalamnya harus sesuai dengan ukuran setiap nilai
yang diciptakan atau ditambah oleh setiap anggota. Nilai tersebut akan
dapat tercipta jika setiap anggota dapat berinovasi dan menggunakan
teknologi yang dapat membuat produksi bertambah efisien dan efektif.
3) Mengimplementasikan quality system management yang efektif
Menurut Indrajit & Djokopranoto (2006), mutu tidak lagi hanya sesuai
spesifikasi, tetapi segala sesuatu di luar harga yang dikehendaki oleh
pelanggan, seperti waktu penyerahan, kendala memenuhi janji, bentuk
atau estetika dan ketahanan produk, keamanan produk, layanan purnajual,
dan sebagainya.
4) Membangun sistem komunikasi yang terbuka
Informasi yang akurat dan dapat dipercaya merupakan pondasi utama
dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang terbuka
merupakan awal mula terjadinya hubungan yang baik di antara anggota-
anggota yang ada. Komunikasi juga dapat dijadikan sebagai referensi
dalam menciptakan nilai tambah.
5) Menjamin atau memastikan sistem logistik yang efektif dan efisien
Manajemen logistik meliputi proses penanganan, penyimpanan, dan
transportasi produk. Manajemen rantai pasok merupakan konsep
pengembangan dari manajemen logistik dimana penerapannya berbeda
antara keduanya. Manajemen rantai pasok memperhatikan logistik dari
pemasok hingga konsumen akhir di dalam rantai pasok, sedangkan
manajemen logistik hanya memperhatikan kondisi logistik di perusahaan
masing- masing setiap anggota rantai pasok (internal).
6) Membangun hubungan yang baik dengan anggota rantai pasok
Hubungan (relationship marketing) yang baik sangat dibutuhkan dalam
mensukseskan kerja sama di dalam rantai pasok. Setiap anggota di dalam
rantai pasok hendaknya saling terbuka dan jujur atas informasi yang
terdapat di dalamnya. Hal ini dilakukan agar informasi yang mereka
dapatkan tidak mengandung salah paham atau terjadi miscommunication
sehingga hubungan di antaranya akan tetap terjaga baik.
Menurut Ma’arif dan Tanjung (2003), fungsi yang dilakukan dalam
manajemen rantai pasok adalah :
1) Perkiraan permintaan
Pada dasarnya manajemen rantai pasok adalah rantai pasok dari produsen
ke konsumen, maka permintaan konsumen menjadi acuan untuk proses ke
produsen (belakang). Artinya, permintaan konsumen harus diketahui.
Salah satu ketidakpastian dalam manajemen rantai pasok adalah kesalahan
perkiraan atau peramalan.
2) Menyeleksi pemasok
Pemasok yang digunakan haruslah pemasok yang dipercaya. Oleh karena
itu, kegiatan memilih pemasok merupakan kegiatan awal yang krusial.
3) Memesan bahan baku
Begitu diketahui berapa perkiraan permintaan, dilakukan pemesanan
bahan baku. Salah satu ketidakpastian dalam manajemen rantai pasok
adalah penundaan pesanan.
4) Pengendalian persediaan
Persediaan harus dikendalikan agar tidak memboroskan anggaran
keuangan atau biaya produksi. Intinya adalah bagaimana melakukan
pengadaan sehingga biaya persediaan menjadi minimal.
5) Penjadwalan produksi
Setelah bahan baku dipesan, penjadwalan produksi mulai dilakukan. Salah
satu ketidakpastian yang mungkin terjadi adalah kerusakan mesin yang
menyebabkan produksi telah dijadwalkan tertunda.
6) Pengapalan dan pengiriman
Pengapalan dan pengiriman menjadi penting ketika barang-barang yang
diangkut bersifat cepar rusak. Salah satu ketidakpastian yang mungkin
terjadi adalah keterlambatan pengiriman.
7) Manajemen informasi
Informasi harus dikelola dengan baik sehingga informasi yang
dikumpulkan merupakan informasi yang benar. Salah satu ketidakpastian
yang mungkin terjadi adalah penyampaian informasi yang salah.
8) Manajemen mutu
Mutu bahan baku yang diperoleh dari pemasok hendaknya dengan mutu
yang terbaik. Seringkali mutu yang dikirim pemasok tidak sama dengan
yang sesuai dengan kesepakatan. Salah satu ketidakpastian yang mungkin
terjadi adalah kualitas produk yang tidak sesuai standar.
9) Pelayanan konsumen
Fungsi manajemen rantai pasok yaitu untuk melayani konsumen yang
terlihat dari berapa banyak barang yang sebenarnya dibutuhkan oleh
konsumen. Produsen akan memproduksi sesuai dengan keinginan
konsumen.
Pr
Margin
Pemasaran
Pf
Dr
Df
Q
Qrf
Keterangan :
Df : Demand di tingkat petani Dr : Demand di tingkat pengecer
Sf : Supply di tingkat petani Sr : Supply di tingkat pengecer
Pf : Harga di tingkat petani Pr : Harga di tingkat pengecer
Qrf : Jumlah keseimbangan di tingkat petani dan pengecer
Margin pemasaran : Pr – Pf : Margin pemasaran
9
Darius. 2011. Nilai Tambah. http://berusahatani.blogspot.com/2011/ 03/nilai-tambah.html
[13 Januari 2012]
3. Melalui perubahan waktu (time utility), suatu barang akan memperoleh
nilai tambah ketika dipergunakan pada waktu yang berbeda.
4. Melalui perubahan kepemilikan (position utility), barang akan memperoleh
nilai tambah ketika kepemilikan akan barang tersebut berpindah dari satu
pihak ke pihak yang lain.
Nilai tambah digunakan bukan hanya sebagai kata benda atau kata sifat,
melainkan merupakan proses mengkombinasikan dan memodifikasi aktivitas,
proses, dan produk. Memberikan nilai tambah pada produk bertujuan untuk
menjadi penciri yang membedakan produk sendiri dengan produk kompetitor
lainnya sehingga terdapat nilai lebih yang diperoleh konsumen dan terciptalah
keunggulan kompetitif. Boadu (2003) membuat konsep tipologi peluang inisiatif
nilai tambah berdasarkan dimensi yang dikemukakan Coltrain, Barton, dan
Boland (2000) dapat dilihat pada Tabel 3.