Вы находитесь на странице: 1из 20

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

MENERAPKAN FALSAFAH, KONSEP PARADIGMA KEPERAWATAN DAN


BERBAGAI TEORI KEPERAWATAN

OLEH :

KELAS B11-A

DEWA AYU LILIK SARASWATI (183222905)

GEK FITRINA DWI SARIASIH (183222907)

LUH PT RATIH ARTASARI (183222919)

NI KT ARI PRATIWI (183222925)

NI MD YUNI ANTARI (183222938)

NI PT EKA PRADNYA KARTINI (183222940)

NI PT YUVI GITAYANI (183222946)

PUTU RIAS ANDREANI (183222951)

PUTU SRI UTAMI DEVI (183222952)

STIKES WIRA MEDIKA BALI

2018/2019
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Menerapkan Falsafah, Konsep Paradigma
Keperawatan Dan Berbagai Teori Keperawatan”ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah mengenai menerapkan falsafah, konsep paradigma keperawatan dan berbagai
teori keperawatan ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Falsafah Dan Teori
Keperawatan yang diberikan oleh Ns. Sang Ayu Ketut Candrawati, S.Kep.,M.Kep., selaku dosen
mata kuliah Falsafah Dan Teori Keperawatan serta kami mengucapkan terimakasih kepada beliau
atas bimbingannya.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menjadi lebih baik. Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan mengenai proses pengahantaran penerimaan rangsang pada hidung.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Denpasar, 20 September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………….…………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………......iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….2
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………..2
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………..2
1.4 Manfaat Penulisan ………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Middle Range Theory Dalam Keperawatan Dan Teori Yang
Termasuk Dalam Middle Range Theory …………………………………….....3
2.1.1 Perbandingan dengan Level Teori yang Lain………………………………….3
2.1.2 Pengelompokan Teori………………………………………………………….4
2.1.3 Ciri Middle Range Theory……………………………………………………..4
2.1.4 Perkembangan Middle Range Theory…………………………………………5
2.1.5 Penggunaan Middle Range Theory……………………………………………5
2.1.6 Kontroversi Tentang Middle Range Theory…………………………………..6
2.1.7 Macam-macam Middle Range Theory………………………………………..7
2.2 Konsep Practice Theory Dan Konsep Yang Termasuk Dalam Practice
Theory…………………………………………………………………………10
2.2.1 Perkembangan Teori Praktik/Micro Theory …………………………………12
BAB III PENUTUP
4.1 Simpulan……………………………………………………………………….14
4.2 Saran…………………………………………………………………………...15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu


bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,
mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti
perkembangan zaman.

Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan


harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa
berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia
umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.

Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi


keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya membantu
orang sakit atas instruksi – instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun
kadang – kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap profesinya sendiri,
hal ini dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan masih
bersifat vocasional belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang profesional.

Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara


umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai
persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan
keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi.

Dari paradigma keperawatan ini muncul beberapa konsep dan teori yang dimana
konsep penerapannya ialah ide/ gagasan yang saling berhubungan dan berfokus pada
suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan dan juga beberapa teori yang
dimana mendefinisikan sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan
pengembangan dalam membandingkan dengan teori lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan konsep middle range theory dalam keperawatan dan
teori yang termasuk dalam middle range theory
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan konsep practice theory dan teori yang termasuk dalam
practice theory

1.3 Tujuan Tulisan


1.3.1 Untuk mengetahui konsep middle range theory dalam keperawatan dan teori yang
termasuk dalam middle range theory
1.3.2 Untuk mengetahui konsep practice theory dan teori yang termasuk dalam practice
theory

1.4 Manfaat Tulisan


1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat dari penyusunan tugas ini agar mahasiswa dan pembaca memperoleh
pengetahuan tambahan dan dapat mengembangkan wawasan mengenai konsep
paradigma keperawatan dan berbagai teori keperawatan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat dari penyusunan tugas ini agar para pembaca mengetahui tentang
penerapan paradigma keperawatan dan berbagai teori keperawatan.

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Middle Range Theory Dalam Keperawatan Dan Teori Yang Termasuk
Dalam Middle Range Theory
Middle range theory dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/gagasan yang
saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas
keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).
Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat
digambarkan dalam suatu model. Middle range theory dapat dikembangakan pada
tatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan riset/penelitian
yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan.

2.1.1. Perbandingan dengan Level Teori yang Lain

Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk
memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup
fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih
banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris. Teori
Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik.
Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa
Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker and Avant (1995)
mempertahankan bahwa mid-range theories menyeimbangkan kespesifikannya dengan
konsep secara normal yang nampak dalam grand teori.
Mid-range teori, mudah diaplikasikan dalam praktik dan cukup abstrak secara
ilmiah. Teori Middle memberikan manfaat bagi perawat Range, tingkat keabstrakannya
pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah
variabel terbatas, dapat diuji secara langsung. Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-
range theory sesuai dengan lingkup fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup
keseluruhan fenomena yang ada dan merupakan masalah pada disiplin ilmu. Bila
dibandingkan dengan grand theory, middle range theory ini lebih konkrit. Merton (1968)
yang berberperan dalam pengembangan middle range theory, mendefinisikan teori ini
sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu
teori. Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle
range theory jika dibandingkan dengan grand theory :
1. Ruang lingkupnya lebih sempit
2. Lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik
3. Terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit
4. Merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/terbatas
5. Lebih dapat diuji secara empiris
6. Lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik

2.1.2. Pengelompokan Teori


Berdasarkan pengelompokkannya Middle Range Theory dikelompokkan oleh beberapa
penyusun buku menurut:
1. Peterson & Bredow (2004) mengklasifikasikan middle range theories ke dalam tipe-tipe :
a. Tipe fisiologis
b. Tipe kognitif
c. Tipe emosional
d. Tipe social
e. Tipe integrative
2. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:
a. Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993)
b. Tidal Model (Phil Barker, 2001)
c. Comfort (Kolcaba, 1992)
d. Peacefull end of life (Ruland & More, 1998) dan sebagainya

2.1.3. Ciri Middle Range Theory


1. Menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :
a. Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
b. Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori
c. Tanpa indikator pengukuran
d. Masih cukup abstrak
e. Konsep dan proposisi yang terukur

4
f. Inklusif
g. Memiliki sedikit konsep dan variabel
h. Dalam bentuk yang lebih mudah diuji
i. Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
j. Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara induktif
menggunakan studi kualitatif
k. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak merupakan hal ilmiah
yang menarik
l. Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.
m. Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori
n. Mid-range theory tumbuh langsung dari praktik.

2. Menurut Meleis, A. I. (1997) :


a. Ruang lingkup terbatas
b. Memiliki sedikit abstrak,
c. Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan
d. Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)

3. Menurut Whall (1996) :


a. Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan
b. Mudah diterapkan
c. Bisa diterapkan pada berbagai situasi
d. Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat

2.1.4. Perkembangan Middle Range Theory


Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range theory
bersumber pada proses intelektual yang meliputi:
a. Teori induktif yang membangun teori melalui riset
b. Teori deduktif yang berasal dari grand theory
c. Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan
d. Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasi
e. Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik

5
2.1.5. Penggunaan Middle Range Theory
Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian. Teori
ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian.serta
membimbing dalam pemilihan variabel dan pertanyaan penelitian. (Lenz,1998) Middle
Range Teori dapat membantu praktik dengan memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku
klien dan memungknkan untuk menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi.
Review terhadap beberapa penelitian yang dipublikasikan mengungkapkan
penggunaan Middle Range Theory dalam penelitian keperawatan masih cukup luas. Dan
sebagian besar Middle Range Theory berasal dari disiplin ilmu lain. Hal ini sangat jelas
ketika kita membandingkan seberapa sering Middle Range Theory dan Grand Theory
dikutip dalam literatur penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian, yangdiidentifikasi
menggunakan teori adalah 79 (45%). Dan dari 79 penelitian tersebut diidentifikasi hanya
25 penelitian yang benar-benar menggunakan teori keperawatan dan 54 lainnya
menggunakan mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya dan kebanyakan dari ilmu psikologi.

2.1.6. Kontroversi Tentang Middle Range Teori


Identifikasi Middle Range Theory telah cukup jelas. Disisi lain ,Chenitz, seorang
penulis utama dari Entry into a Nursing Home as Status Passage, memasukan teori ini ke
dalam praktikal teori ini, sedangkan yang lainnya memasukkan ke dalam middle range
Theory Dalam analisis dasar Middle Range Theory “Pertanyaan tentang Middle Range
Theory bukanlah merupakan sesuatu pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi
yang jelas. Middle Range Theory mengandung nilai abstrak, tidak terlalu luas namun juga
tidak terlalu sempit, tetapi berada pada kondisi dipertengahan. Untuk mencegah salah
penafsiran dalam pemahaman terhadap teori, para penemu teori harus memberikan
Identitas Teori terhadap komponen konsep dalam teori tersebut.
Ketidakakuratan dari middle range theory hanya salah satu dari sekian banyak
kritik terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidakjelasan definisi middle range theory
telah dikritisi untuk membedakannya dengan Grand Theory, karena mampu untuk diuji
meggunakan ide postif –logis.

6
2.1.7. Macam-Macam Middle Range Theory
1. Maternal Role Attainment-Becoming a Mother oleh Ramona T.Mercer
Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses pencapaian peran ibu dan
proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini juga
menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan pengkajian pada bayi dan
lingkungannya, digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan bantuan
terhadap bayi dengan pendidikan dan dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang
tidak mampu untuk melakukan perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi dengan
lingkungannya. Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru
lahir terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering
terabaikan.

2. Teori Kenyamanan oleh Katharine Kolcaba

Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosial kultural melalui 3 jenis pemikiran logis :
a. Induksi
Perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh
menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan
konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek
mereka.
b. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik
berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke
yang spesifik.
c. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk
memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji.

7
3. Teori Self Transendensi oleh Pamela G.Reed
a. Vulnerability
Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable meningkatkan
kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk di dalamnya adalah keadaan
gawat seperti disabilitas, penyakit kronik, kelahiran, dan pengasuhan.
b. Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu gerak
dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik.
c. Well-Being
Diefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis, sosial,
budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan yang baik.
d. Moderating-Mediating Factors
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yang berkontribusi
terhadap kondisi yang baik, misalnya : usia, jenis kelamin, kemamapuan kognitif,
pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial, dan riwayat masa lalu.
e. Point of Intervention
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.
1) Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang
berasal dari dalam diri seseorang terhadap transendensi diri
2) Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual yang
mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel hubungan antar
transendensi diri dan keadaan baik/sehat.

4. Teori Keraguan terhadap penyakit atau Uncertainty in Illness Theory oleh Merle Helaine
Mishel.
Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien
untuk beradaptasi pada suatu penyakit. Keraguan terhadap penyakit berhubungan dengan
penyesuaian yang buruk, dan sering perlu dinilai sebagai ancaman yang memiliki efek
merusak. Dalam populasi sakit, keraguan terhadap penyakit terkait dengan kepekaan
yang meningkat terhadap nyeri dan toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri.

8
Keraguan terhadap penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis
yang lebih tinggi, dan penurunan kualitas hidup.
5. Tidal model oleh Phil Barker
Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu diperhatikan:
a. Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita seseorang adalah yang hal
yang terpenting.
b. Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk
mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup mereka
menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.

c. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu). Menunjukkan


ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang tersebut.

d. Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam cerita tersebut
dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang yang anda bantu (klien).

e. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya setiap


orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman hidupnya.
Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas untuk membantunya
mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu dalam proses
pemulihannya.

f. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun praktisi atau
tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa dan harus menjadi model
yang percaya diri, dengan cara setiap saat menjadi transparan atau terbuka dan
membantu untuk memastikan klien tersebut memahami apa yang sebenarnya sedang
dilakukannya.

g. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita seseorang berisi
informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya mana yang dapat digunakan
untuk membantu proses pemulihan dan mana yang tidak dapat digunakan.

h. Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga penolong bersama-
sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan menentukan langkah apa yang
harus dilakukan "sekarang" karena langkah awal merupakan langkah yang penting.

9
i. Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga daripada waktu
yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang harus ditanyakan
bukan “Berapa banyak waktu yang masih kita punya?” melainkan "Bagaimana kita
menggunakan waktu yang ada saat ini?".

6. Theory of Caring Oleh Kristen Swanson


Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya pada
wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan
intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui system untuk menerima
berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara
keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang
diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting yang
memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa
pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai
manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi
keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang
menarik tentang pengertian pasien ini adalah bahwa Swanson selalu menempatkan peran
perawat dalam proses becoming tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut,
perawat tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra
dalam membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).

2.2 Konsep Practic Theory Dan Konsep Yang Termasuk Dalam Practice Theory

Practice theory berkembang dari middle range theory, pengalaman praktik


keperawatan dan uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat dapat menjadi sumber
utama untuk pengembangan practice theory keperawatan. Kedalaman dan kompleksitas
teori keperawatan digambarkan dan dijelaskan melalui apresiasi secara mendalam
terhadap fenomena keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi keperawatan
(McKenna, 1997). Contoh Practice theory yaitu bonding attachment theory, therapeutic
touch, exercise as selfcare, caring for patient with chronic skin disease, quality of
care, dll (Peterson & Bredow, 2004).

10
Mikro teori atau teori praktek merupakan teori yang dikembangkan berdasarkan
perkembangan dari middle range theory, karenanya teori ini lingkupnya lebih sempit dan
lebih konkrit keabstrakannya dibandingkan dengan ketiga teori dalam tingkatan teori.
(Jacox, 1974 dalam McKenna, 1997). Lebih lanjut dikatakan, teori praktek atau micro
theory adalah teori yang memberikan arahan langsung pada perawat untuk mencapai
tujuan, artinya teori ini memberikan suatu produk intervensi spesifik yang harus
dilakukan perawat agar dapat memberi efek pada kondisi pasien. Parker dan Smith
(2010) menyatakan bahwa teori praktik adalah deskripsi dan perkembangan dari tindakan
keperawatan yang telah ada dan dikembangkan untuk digunakan pada situasi
keperawatan yang spesifik. Berdasarkan Ellis dalam Reed et al, 2004, mengatakan bahwa
semua pengetahuan keperawatan dikembangkan untuk praktek, sehingga semua teori
keperawatan tanpa menghiraukan tingkatannya maka merupakan teori praktek.

Wooldridge (1992) dalam Mckenna (1997) menjelaskan beberapa ciri dari teori
praktek/ micro theory, yaitu:
1. Teori praktek dinyatakan dalam sebuah hubungan sebab akibat antara makna dan tujuan
yang dapat di uji secara empiris.
2. Focus pada penyebab yang dapat dimanipulasi oleh perawat; efek yang dianggap relevan
untuk mengevaluasi hasil yang telah dicapai ; dan ketidaktentuan kondisi yang dapat
diaplikasikan dalam situasi praktik.
3. Fokus pada makna yang dapat diasumsikan secara mandiri oleh profesi perawat baik
praktik manipulasi langsung maupun struktur panduan praktik.
Micro range theory merupakan tingkatan teori yang tidak formal dan bersifat
sementara dibandingkan tingkatan teori lainnya. dan sangat terbatas dalam hal waktu dan
lingkup aplikasinya (Higgins & Moore 2004). Micro range theory memiliki dua
tingkatan, yaitu higher level dan lower level.
Micro range theory pada higher level sangat dekat hubungannya dengan middle
range theory, tetapi terdiri dari satu atau dua konsep-konsep utama dan frekuensi
aplikasinya dibatasi dengan sebuah kejadian. Contohnya teori yang ada hubungannya
dengan perawatan luka dekubitus atau perawatan kateter.
Micro range theory pada lower level didefinisikan sebagai satu set hipotesa kerja atau
proposisi. Para ilmuan dan praktisi menggunakan proposisi kerja secara sementara,

11
menjelaskan atau melakukan test hipotesa kerja yang ada kaitannya dengan kesehatan
sebagai hasil interaksi antara manusia dan lingkungan.
Mikro range theory merupakan teori yang paling informal dibandingkan dengan yang
lain. Teori ini paling konkrit dan dapat diaplikasikan. Mikro range teori juga sering
disebut sebagai praktikal teori. Teori ini memiliki 2 level:
a. Level I: menghubungkan dengan middle range theory
a. Level II: mendesain sebuah hipotesis

2.2.1 Perkembangan Teori Praktik/ Micro Theory


Teori praktik merupakan hasil dari sebuah proses refleksi dari dunia nyata
keperawatan klinis, dimana didalamnya dibutuhkan “engaging”, intuiting,
danenvisioning. Engaging berarti keterlibatan langsung perawat pada suatu situasi.
Intuiting berarti perspektif subyektif yang dibawa perawat pada situasi tertentu
berdasarkan pengalaman yang telah didapatkannya. Envisioning berarti intuisi kreatif
perawat dalam memberikan arti unik dalam situasi tersebut dan mengungkapkan
kemungkinan-kemungkinan baru (Chin & Kramer, 1995 dalam McKenna, 1997).
Refleksi bukan sebagai akhir dari pencarian pendekatan baru namun sebagi suatu proses
yang berlanjut. Ada beberapa langkah dalam proses refleksi yaitu mengumpulkan
pengalaman, konsentrasi pada perasaan sendiri, mengevaluasi kembali melalui asosiasi,
integrasi, validasi dan ketepatan.
Untuk melakukan proses tersebut dilakukan dengan mengumpulkan data-data
pengalaman dalam bentuk jurnal tertulis, melakukan studi studi dari jurnal ilmiah, diskusi
dengan kolega. Parker dan Smith, 2010 menambahkan sumber sumber dari
pengembangan mikro teori ini adalah pengalaman sehari-hari dari perawat, diskusi
dengan perawat mahir berdasar kasus yang ditemuinya. Langkah kedua menurut mereka
yaitu konsentrasi pada perasaan berarti tidak hanya mendeskripsikan perasaannya saja
tentang pengalaman itu tetapi mencari bukti ilmiah/pertanggungjawaban dari perasaan
itu. Kepercayaan kuno tentang situasi itu tidak boleh mempengaruhi persepsi. Bahkan
kepercayaan kuno tersebut sebaiknya diganti dengan hal hal yang baru dan terbuka. Hal
ini dapat dicapai dengan menulis sebuah catatan ilmiah.
Langkah ketiga yaitu terdiri dari empat bagian. Pertama adalah asosiasi atau
hubungan memungkinkan praktisi refleksi untuk menghubungkan situasi yang ada

12
dengan pengetahuan yang telah ada dan tindakan yang dilakukan. Hasil akhirnya adalah
praktisi tersebut mengganti perilaku atau ilmu yang lama dengan yang baru. Hal ini dapat
dicapai dengan brainstorming dari kelompok, diskusi terbuka untuk mengklarifikasi
pikiran dan perasaan agar muncul pendekatan baru.
Langkah berikutnya yaitu integrasi. Dalam langkah ini praktisi mulai
mengelompokkan beberapa ide, perasaan, dan isu yang muncul dalam langkah asosiasi.
Hasil dari pengelompokkan ini didapatkan suatu hubungan lagi dan suatu kesimpulan.
Disini konsep baru, proposisi awal dan asumsi dapat terlihat. Dapat juga hal tersebut
berhubungan dengan teori yang sudah ada.Validasi berarti membandingkan hasil
pendekatan baru dengan pengalaman, pengetahuan dan pendekatan dari praktisi lain
untuk mengetahui keaslian dari ide praktisi. Validasi juga berarti mencoba hasil
pendekatan praktisi di situasi lain. Cara terbaik untuk mevalidasi hasil pendekatan baru
adalah mengembalikan pendekatan tersebut ke praktik klinik dan diuji disana.
Ketepatan adalah langkah terakhir dalam proses refleksi yaitu menggabungkan
perilaku dan pendekatan baru dengan dasar pengatahuan kita. Sebagai hasilnya
pengetahuan baru tersebut dapat digunakan di masa depan pada situasi yang sama saat
pertama kali refleksi dilakukan. Idealnya teori praktik berhubungan erat dengan konsep
dari middle range theory dan dibawah kerangka kerja dari grand theory. Contohnya
aplikasi keperawatan yang dapat dikembangkan menjadi teori praktik yaitu perawat
mengetahui bahwa mereka dapat mencegah kerusakan kulit dekubitus karena tekanan
dengan perubahan posisi yang teratur (Parker & Smith, 2010).
Secara ringkas, tingkatan pengembangan teori antara middle range theory dengan
practice theory dapat dibedakan sebagai berikut :

Middle range theory a. Cakupannya lebih terbatas dan kurang abstrak


b. Menjelaskan fenomena spesifik atau konsepdan
mencerminkan praktek keperawatan
Practice Theory a. Lebih tidak abstrak, lebih spesifik dan cakupannya lebih
sempit di bandingkan dengan middle range theory.
b. Berorientasi pada suatu tindakan nyata untuk tujuan yang
spesifik.
c. Fokus kepada fenomena keperawatan
spesifik yang mencerminkan praktek klinis dan hanya
terbatas kepada populasi atau bagian dari situasi pada
teori.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa simpulan antara
lain :
3.1.1 Middle range theory dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang
saling berhubungan dan berfokus pada realitas keperawatan serta dijadikan
sebagai pedoman dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin
ilmu keperawatan, dengan cakupan teorinya lebih terbatas dan kurang abstrak,
menjelaskan fenomena spesifik atau konsep dan mencerminkan praktek
keperawatan. Pengelompokan Middle Range Theory oleh beberapa penyusun
buku menurut tipenya :tipe fisiologis, kognitif, emosional, social, integrative.
Sedangkan berdasarkan tema masing-masing teori: Illness trajectory, Tidal Model,
Comfort, dan Peacefull end of life. Macam-macam middle range teorya dalah
Maternal Role Attainment-Becoming a Mother oleh Ramona T.Mercer, Teori
Kenyamanan oleh Katharine Kolcaba, Teori Self Transendensi oleh Pamela
G.Reed, Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theoryoleh
Merle Helaine Mishel, Tidal model oleh Phil Barker, Theory of Caring Oleh
Kristen Swanson
3.1.2 Practice theory berkembang dari middle range theory, pengalaman praktik
keperawatan dan uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat dapat menjadi
sumber utama untuk pengembangan practice theory keperawatan. Practice theory
atau micro range theory lebih tidak abstrak, lebih spesifik dan cakupannya lebih
sempit dibandingkan dengan middle range theory, berorientasi pada suatu
tindakan nyata untuk tujuan yang spesifik, focus kepada fenomena keperawatan
spesifik yang mencerminkan praktek klinis dan hanya terbatas kepada populasi
atau bagian dari situasi pada teori. Micro range theory merupakan tingkatan
teori yang tidak formal dan bersifat sementara dibandingkan tingkatan teori

14
lainnya. Dan sangat terbatas dalam hal waktu dan lingkup aplikasinya,
dengan memiliki dua tingkatan, yaitu higher level dan lower level

3.2 Saran
Adapun saran penulis berdasarkan pembahasan mengenai menerapkan falsafah,
konsep paradigm keperawatan dan berbagai teori keperawatan khususnya konsep Middle
Range Theory dan Practice Theory dalam keperawatan adalah:
3.2.1 Bagi pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan diharapkan dapat mengetahui,
memahami dan mengaplikasikan falsafah, konsep paradigm keperawatan dan
berbagai teori keperawatan khususnya konsep Middle Range Theory dan
Practice Theory dalam praktik keperawatan.
3.2.2 Bagi penulis selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan materi mengenai
falsafah, konsep paradigm keperawatan dan berbagai teori keperawatan
khususnya konsep Middle Range Theory dan Practice Theory dalam keperawatan
menjadi lebih lengkap dengan referensi yang lebih banyak.

15
DAFTAR PUSTAKA

Chinn, Peggy L dan Maeona K. Kramer. 1995. Theory and Nursing: A Systematic Approach.
Edisi 4. Mosby. Universitas Michigan
Higgins, Patricia.A dan Shirley M. Moore .2000. Perspective on Nursing Theory: Level Of
Theoritical Thinking. Edited By Pamela G. Reed et.al (2004). (4th Ed). Philadelphia:
Lippincott Williams
Mckenna H.P. 1997. Nursing Models And Theories. London, Routledge, P. 144-146.
Kolcaba. 1997. Comfort Theory and Practice. www.thecomfortline.com. Diunduh tanggal 24
September 2014, jam 20.15

Meleis, Afaf Ibrahim. 2010.Transitionstheory: middle-range and situation specific theories in


nursing research and practice. New York: SpringerPublishingCompany.

Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and nursing practice. 3rd
ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.

Peterson, S. J., dan Bredow, T. S. 2004. Middle Range Theories: Application to Nursing
Research. Lippincott Williams & Wilkins

Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed. New York:
Springer Publishing Company.

Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The CV Mosby
Company St. Louis

Вам также может понравиться

  • JENIS PENELITIAN
    JENIS PENELITIAN
    Документ22 страницы
    JENIS PENELITIAN
    Thadeo Angga
    100% (7)
  • Sop Restrain PDF
    Sop Restrain PDF
    Документ1 страница
    Sop Restrain PDF
    Anung Setiawan
    Оценок пока нет
  • Askep Aids-1
    Askep Aids-1
    Документ22 страницы
    Askep Aids-1
    Aik Cantik
    Оценок пока нет
  • Laporan Sistem Muskuloskeletal
    Laporan Sistem Muskuloskeletal
    Документ32 страницы
    Laporan Sistem Muskuloskeletal
    Aik Cantik
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Pada Anak
    Asuhan Keperawatan Pada Anak
    Документ19 страниц
    Asuhan Keperawatan Pada Anak
    Putu Epriliani
    Оценок пока нет
  • Bab II GNC Bener
    Bab II GNC Bener
    Документ20 страниц
    Bab II GNC Bener
    Lilik Saraswati
    Оценок пока нет
  • OPTIMALKAN MOBILITAS
    OPTIMALKAN MOBILITAS
    Документ10 страниц
    OPTIMALKAN MOBILITAS
    Okta Gaskins II
    Оценок пока нет
  • Yyy
    Yyy
    Документ1 страница
    Yyy
    Aik Cantik
    Оценок пока нет
  • KLP 5
    KLP 5
    Документ37 страниц
    KLP 5
    Aik Cantik
    Оценок пока нет
  • LP Askep Lansiaa Kel 4
    LP Askep Lansiaa Kel 4
    Документ50 страниц
    LP Askep Lansiaa Kel 4
    Aik Cantik
    Оценок пока нет
  • KLP 5
    KLP 5
    Документ37 страниц
    KLP 5
    Aik Cantik
    Оценок пока нет
  • Abortus Jadi
    Abortus Jadi
    Документ59 страниц
    Abortus Jadi
    Aik Cantik
    Оценок пока нет
  • Asma Fix
    Asma Fix
    Документ26 страниц
    Asma Fix
    Dessy Wulandari
    Оценок пока нет
  • Soal Preeklampsia Bener
    Soal Preeklampsia Bener
    Документ1 страница
    Soal Preeklampsia Bener
    Aik Cantik
    Оценок пока нет
  • Bab II Moore Falsafah
    Bab II Moore Falsafah
    Документ13 страниц
    Bab II Moore Falsafah
    Aik Cantik
    Оценок пока нет
  • Askep Dan Sap CA Tiroid
    Askep Dan Sap CA Tiroid
    Документ26 страниц
    Askep Dan Sap CA Tiroid
    Aik Cantik
    Оценок пока нет
  • Kebijakan Pelayanan Tradisional
    Kebijakan Pelayanan Tradisional
    Документ22 страницы
    Kebijakan Pelayanan Tradisional
    Aik Cantik
    Оценок пока нет
  • Askep Aids-1
    Askep Aids-1
    Документ22 страницы
    Askep Aids-1
    Aik Cantik
    Оценок пока нет
  • Intervensi SC Fixx
    Intervensi SC Fixx
    Документ7 страниц
    Intervensi SC Fixx
    Aik Cantik
    Оценок пока нет
  • 79 155 1 SM
    79 155 1 SM
    Документ8 страниц
    79 155 1 SM
    hapidz
    Оценок пока нет
  • TALASEMIA Benerin Patway Dan Edit Ya
    TALASEMIA Benerin Patway Dan Edit Ya
    Документ56 страниц
    TALASEMIA Benerin Patway Dan Edit Ya
    Andhika Putra
    Оценок пока нет
  • ABUSE
    ABUSE
    Документ22 страницы
    ABUSE
    Aik Cantik
    Оценок пока нет
  • Epidemiologi 3
    Epidemiologi 3
    Документ16 страниц
    Epidemiologi 3
    SriNurRamliah
    Оценок пока нет
  • Aspek Legal Etik Dalam Pelayanan Kesehatan Lansia
    Aspek Legal Etik Dalam Pelayanan Kesehatan Lansia
    Документ9 страниц
    Aspek Legal Etik Dalam Pelayanan Kesehatan Lansia
    Wahyuning Fuji
    100% (1)
  • Konsep Dasar Praktek Keperawatan Gerontologi
    Konsep Dasar Praktek Keperawatan Gerontologi
    Документ11 страниц
    Konsep Dasar Praktek Keperawatan Gerontologi
    Putriwahyudi
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka PDF
    Daftar Pustaka PDF
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka PDF
    Aik Cantik
    Оценок пока нет
  • Makalah Statistika Non Parametrik
    Makalah Statistika Non Parametrik
    Документ31 страница
    Makalah Statistika Non Parametrik
    Don't Call MyName
    50% (4)
  • Daftar Pustaka PDF
    Daftar Pustaka PDF
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka PDF
    Aik Cantik
    Оценок пока нет
  • k.2 Telusur Jurnal Terapi Bekam
    k.2 Telusur Jurnal Terapi Bekam
    Документ17 страниц
    k.2 Telusur Jurnal Terapi Bekam
    Aik Cantik
    Оценок пока нет