Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB IV

Kromatografi kertas (KKt)


(Paper Chromatography)

Fase Diam dan Fase Gerak


Pada hakekatnya KKT adalah TLC yang menggunakan kertas. Metoda ini
sesuai untuk senyawa yang polar mis senyawa-senyawa biologi. KKt
sebenarnya adalah kromatografi yang menggunakan fase diam cair dan fase
gerak cair, oleh karena itu dapat digolongkan kromatografi cairan-cairan. Maka
mekanisme pemisahannya adalah partisi. Sebagai fase diam biasanya air yang
terserap pada serabut kertas sedangkan fase geraknya adalah pelarut yang lain.
Jadi kertas berfungsi sebagai pendukung fase diam. Kertas yang digunakan
biasanya kertas saring Whatman No. 1.

Pengembangan dan Visualisasi


Urutan kerja pada kromatografi kertas mirip dengan KLT dapat disusun sbb;
1* kertas saring whatman No 1 dipotong sesuai dengan ukuran yang
dikehendaki.
2* larutan sample ditotolkan pada 2-5 cm ujung kertas.
3* Elusi dapat dilakukan menaik ataupun menurun. Lama elusi antara 0,5-12 jam
tergantung kertas yang dipakai dan jarak pengembangan yang kehendaki.
Elusi menaik dikerjakan seperti KLT dengan menggantung kertas didalam
bejana yang telah dijenuhi fase gerak yang berada didasar bejana. Pada elusi
menurun, disediakan wadah fase gerak yang digantung. Kertas ditahan
dengan penjepit dengan batang kaca agar posisi kertas tetap.
4* Kromatogram dikeluarkan dari bejana, diberi tanda batas akhir yang dicapai
fase gerak. 5* Visualisasi seperti pada KLT, hanya penggunaan H2SO4 tak
dapat digunakan.
Aplikasi Kromatografi Kertas

Tabel: 7, Turunan ksantina dan nilai Rf menggunakan sistim PI

Sistim PI (kepustakaan 5) meggunakan fase diam kertas Whatman no 1,


sedangkan fase geraknya adalah campuran asam sitrat, air dan n.butanol. Pada
Tabel 7, Rf senyawa-senyawa derivat ksantin menunjukkan bahwa kafein
mempunyai Rf yang terbesar, diikuti oleh teofilin dan terakhir teobromin. Sesuai
dengan teori bahwa senyawa yang lebih polar akan berinteraksi dengan fase
diam yang polar atau senyawa yang lebih polar akan lebih senang larut dalam
fase diam polar dari pada senyawa kurang polar. Dalam hal ini kafein paling
kurang polar dari pada yang lain, karena adanya tiga substirusi alkil (metil= non
polar substituent) pada molekul ksantina. Oleh karena itu kafein lebih senang
pada fase gerak yang bersifat lebih non polar dibandingkan dengan fase diam.
Berlaku sebagai fase diam adalah air sedangkan fase geraknya adalah n-
butanol yang akan membawa kofein bergerak lebih cepat, sehingga mempunyai
Rf yang terbesar.
Teofilin dan teobromin masing-masing adalah ksantina tersubstitusi dua
gugus fungsi metil, namun posisinya berbeda. Pada teobromin proton pada 1
tidak tersubstitusi, karena tetangganya adalah dua gugus karbonil maka proton
ini tidak stabil dapat terjadi toutomerisasi ke bentuk enolnya. Maka seolah-olah
teobromin mempunyai dua gugus hidroksil, sedangkan pada teofilin tidak terjadi
peristiwa ini. Akibatnya teobromin bersifat lebih polar dari pada teofilin, sehingga
teobromin tertahan lebih lama dalam fase diam dan mempunyai Rf terkecil.

Вам также может понравиться