Вы находитесь на странице: 1из 3

Nama : Sheiren Matilda Mamuko

NIM : 17061031

KELAS C / SEMESTER II

Factor-faktor yang mempenagruhi suhu badan :


Usia

Pada saat lahir bayi meninggalkan lingkungan yang hangat yang relatif konstan, masuk
ke dalam lingkungan yang suhu berfluktuasi dengan cepat. Mekanisme tubuh masih imatur.
Suhu tubuh bayi dapat berespon secara drastis terhadap perubahan suhu. Pada bayi baru lahir
pengeluaran suhu tubuh melalui kepala, oleh karena itu perlu mengunakan penutup kepala
untuk mencegah pengeluaran panas. Regulasi tidak stabil sampai pada anak-anak mencapai
pubertas. Rentang suhu normal turun secara berangsur sampai seseorang mendekati masa
lansia.

Stress

Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan
persarafan. Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan panas. Pasien yang cemas saat masuk
rumah sakit atau sedang melakukan pemeriksaan kesehatan suhu tubuhnya akan lebih tinggi
dari normal. Adanya stres dapat dijembatani dengan mengunakan sistem pendukung,
intervensi krisis dan peningkatan harga diri. Sistem pendukung sangat penting untuk
penatalaksanaan stres seperti keluarga (orang tua) yang dapat mendengarkan, perhatian,
merawat dengan dukungan secara emosional selama mengalami stress. Sistem pendukung
pada intinya dapat mengurangi reaksi stres dan peningkatan kesejahteraan fisik dan mental.
Intervensi krisis merupakan teknik untuk menyelesaikan masalah, memulihkan seseorang
secepat mungkin pada tingkat fungsi semua dimensi sebelum krisis. Peningkatan harga diri
dilakukan untuk membantu dalam strategi reduksi stres yang positif yang dilakukan untuk
mengatasi stres (Perry, 2005).

Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh dimana suhu dikaji dalam ruangan yang sangat
hangat, pasien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tubuh akan naik. Apabila klien berada
pada lingkungan luar tanpa baju hangat, suhu tubuh mungkin rendah karena penyebaran yang
efektif dan pengeluaran panas yang kondusif. Bayi dan lansia paling sering dipengaruhi oleh
suhu lingkungan karena mekanisme suhu mereka kurang klien.
Perubahan suhu

Perubahan suhu tubuh diluar rentang normal mempengaruhi set point hipotalamus.
Perubahan ini dapat berhubungan dengan produksi panas yang berlebihan, produksi panas
minimal. Pengeluaran panas minimal atau setiap gabungan dari perubahan tersebut. Sifat
perubahan tersebut mempengaruhi masalah klinis yang di alami klien (Perry, 2005).

Irama sirkadian

Adanya irama sirkadian tentu dipengaruhi oleh faktor-faktor baik faktor endogen maupun
faktor eksogen. Faktor endogen penentu irama sirkadian adalah SCN (Supra Chiasmatic
Necleus) dan kerjanya juga dipengaruhi oleh adanya faktor eksogen. Ada beberapa faktor
eksogen yang mempengaruhi irama irama sirkadian, dimana faktor-faktor tersebut saling
berkaitan satu sama lain.

Demam

Demam Demam adalah temperatur tubuh di atas normal (>37,1°C), dapat disebabkan
oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang mempenga-ruhi pusat
pengaturan suhu tubuh. Demam juga didefinisikan sebagai keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko terhadap terjadinya kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih tinggi
dari 100°F (37,8°C) per oral atau 101°F (38,8°C) per rektal karena faktor eksternal, yang
meliputi respon terhadap pirogen (toksin, imunologi, atau agen infeksi). Penyebab demam
meli-puti penyakit bakteri, tumor otak, dan kea-daan lingkungan yang dapat berakhir de-ngan
serangan panas.2 Patogenesis demam terjadi karena tok-sin dari bakteri misalnya endotoksin
bekerja pada monosit, makrofag, dan sel-sel kupffer menghasilkan berbagai macam sitokin
yang bekerja sebagai pirogen endogen. Sitokin juga dihasilkan oleh sel-sel susunan saraf
pusat dan apabila terjadi rangsangan oleh infeksi, maka sitokin tersebut bekerja secara
langsung pada pusat-pusat pengatur suhu tu-buh. Suhu tubuh yang sangat tinggi adalah
berbahaya. Apabila suhu per rektal melebihi 41°C dalam jangka waktu yang lama maka akan
terjadi kerusakan otak permanen, dan jika suhu tersebut melebihi 43°C maka akan timbul
heat stroke dan sering mematikan.6 Klasifikasi demam menjadi tiga, yaitu: demam ringan,
demam karena sengatan ma-tahari, demam maligna, dan sindrom neuro-leptik maligna.
Demam yang terpenting ka-rena sengatan matahari dan demam maligna dimana temperature
dapat meningkat di atas 40,5°C, dan keluhan permulaan dapat beru-pa pusing, mual, dan
muntah.
HeatStroke

HeatStroke, terjadi bila sistem pengaturan tubuh gagal dan temperatur tubuh meningkat
sampai tingkat kritis. Kondisi ini disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, dan
keterjadiannya sulit diprediksi. Heat Stroke adalah keadaan darurat medis. Tanda dan
gejalanya utama dari gangguan kesehatan ini adalah bingung, perilaku irrasional, hilang
kesadaran, sawan, kurang berkeringat, kulit panas dan temperatur tubuh sangat tinggi.
Meningkatnya temperatur metabolik akibat kombinasi beban kerja dan beban panas
lingkungan, yang keduanya turut memberi pengaruh terhadap heat stroke, juga sangat
bervariasi dan sulit memprediksinya.

Hipotermia

Hipotermia, karena kurangnya pengetahuan tentang mekanisme kehilangan panas dari


tubuh bayi dan pentingnya mengeringkan bayi secepat mungkin. Dan resiko untuk terjadinya
hipotermia dikarenakan perawatan yang kurang tepat setelah bayi lahir, bayi dipisahkan dari
ibunya segera setelah lahir, berat badan bayi yang kurang dan memandikan bayi segera
setelah lahir. Dan faktor pencetus terhadap timbulnya hipotermia adalah factor lingkungan,
syok, infeksi, KEP (Kekurangan Energi Protein), gangguan endokrin metabolik, cuaca, dan
obat-obatan (Wiwik, 2010, p.4).

Refrensi :

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/21/jtptunimus-gdl-s1-2008-saptorinin-1049-03-BAB+II.pdf

http://docshare04.docshare.tips/files/24832/248322585.pdf

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/824/642

https://jtptunimus-gdl-alienfirdi-6041-2-babii.pdf

Вам также может понравиться