Вы находитесь на странице: 1из 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Banyaknya perubahan gaya hidup yang didalam masyarakat

seperti makan dengan kadar lemak tinggi, merokok, dan kegiatan yang

tidak mengenal batas menyebabkan munculnya penyakit kronis salah

satunya adalah hipertensi ,penderita hipertensi diwajibkan mengonsumsi

obat secara teratur sehingga diperlukan kepatuhan untuk konsumsi obat

(Evadevi & Sukmayani , 2013). kurangnya edukasi tentang pengunaan

obat secara tepat merupakan penyebab para penderita hipertensi tidak

mematuhi proses pengobatan yang sesuai dianjurkan oleh tim medis, yang

pada akhirnya penderita memutuskan untuk berhenti mengonsumsi oba

(Lailatusifah,2012)

. Kepatuhan dalam mengonsumsi obat merupakan salah satu factor

untuk keberhasilan pengobatan pada penderita hipertensi ,sehingga

penderita hipertensi bisa mengendalikan tekanan darah dalam batas normal

.Tetapi 50% dari penderita hipertensi tidak mematuhi anjuran dari petugas

kesehatan untuk mengonsumsi obat (evadevi & Sukmayani , 2013)..

Penderita hipertensi akan kembali mengonsumsi obat hipertensi jika

timbul keluhan keluhan seperti sakit kepala,jantung berdebar,dan

penglihatan kabur (Jaya,2009).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2011,sekitar 1

milyar penduduk di dunia menderita hipertensi dimana 66,6% berada di


negara berkembang .Hipertensi menyebabkan 8 juta dari penduduk di

seluruh dunia meninggal setiap tahunnya, dimana hamper 1,5 juta

penduduk diantaranya berada di asia tenggara. WHO mecatat pada tahun

2012 terdapat peningkatan penderita hipertensi yang meninggal dengan

jumlah 839 juta dan diperkirakan pada tahun 2025 peningkatan menjadi

1,15 milyar atau sekitar 29% dari total penduduk dunia (Triyono,2014 .

dalam Rilie,dkk)

Menurut survey indicator kesehatan nasional (Sirkesnas) tahun

2016 prevalensi penduduk di indonesia yang menderita hipertensi secara

keseluruhan sebesar 30,9% .prevalensi penderita hipertensi perempuan

sebesar 32,9% lebih tinggi dibandingan dengan laki –laki 28,75 %.

Prevalesi diperkotaan lebih meningkat sebesar 31,7% di bandingkan

dengan diperdesaan sebesar 30,2%. Prevalensi akan semakin meningkat

seiring dengan pertambahan usia.

Jumlah masyarakat di jawa timur yang menderita hipertensi pada

tahun 2017 secara keseluruhan sebesar 20,43% sekitar 1.828.669 orang,

dan proporsi laki – laki sebesar 20.83% sekitar 825.412 orang sedangkan

proporsi perempuan sebesar 20,11% sekitar 1.003.257 orang. (Dinkes jawa

timur ,2017).

Jumlah masyarakat penderita hipertensi di kabupaten jombang

berdasarkan data dari dinas kesehatan jombang pada tahun 2017 secara

keseluruhan penderita hipertensi sebesar 8,07% sekitar 31842 orang

dengan proposi perempuan 8,55% sekitar 20890 orang dan proposi laki-

laki sebesar 7,29% sekitar 10952 orang. (Dinkes jombang, 2017).


Hipertensi merupakan penyakit kronis yang semakin meningkat di

negara maju maupun dinegara berkembang.Di Indonesia merupakan

penyakit dengan prevalensi tertinggi , dan sebagai penyebab kematian

pada penderita. Banyak penderita yang tidak mengatahui mengalami

hipertensi sehingga tidak di tangani dengan baik (kenny,2013).

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdes,2007) menunjukkan

sebagian dari kasus hipertensi belum terdiagnosis. Hal ini terlihat

berdasarkan pengukuran yaitu hanya 7,2% penduduk yang sudah

mengetahui memiliki riwayat hipertensi tetapi 0,4% yang patuh

mengkonsumsi obat sehingga 76% dari masyarakat belum mengetahui

mengalami penyakit hipertensi (Dimyanti,2012;Kementrian Kesehatan

Republic Indonesia,2012).

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah pasien yang diukur

dengan alat tensimeter dan diperoleh hasil tekanan sistolik >140 mmHg

dan tekana diastolik >90 mmHg.Hipertensi merupakan penyakit yang

tidak dapat disembuhkan namun hanya dapat dikendalikan melalui kontrol

secara rutin,diet rendah garam dan mengonsumsi obat dengan teatur untuk

mencegah resiko komplikasi (Almisbah,2008;Ratnanintyas &

Djatmiko,2011 . dalam Evadevi & Sukmayanti,2013)

Tingginya angka penyakit hipertensi di dunia,dipengaruhi oleh dua

jenis factor yaitu factor yang tidak dapat diubah antara lain umur, jenis

kelamin, ras. Dan factor yang dapar dirubah antara lain obesitas, konsumsi

minuman berakohol, kurang olahraga, konsumsi garam berlebih dan

merokok (Sheps SG,2005)


Kepatuhan pasien dalam minum obat atau medication adherence

adalah tingkat ketaatan pasien untuk mengikuti ajuran pengobatan yang

diberikan.kepatuhan sangat penting terutama badi pasien penykit kronis.

Kepatuhan dapat di pengaruhi oleh beberapa factor yaitu factor demografi,

factor pasien , factor terapi (Anhony ddk,2011dalam wahyuni ddk,2015)

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2003

kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka panjang terhadap penyakit

kronis di negara maju sebesar 50% dan di negara berkembang

diperkirakan akan lebih rendah (Kearney,dkk,2004 dalam

sepudin,dkk,2013 dalam aulia,dkk,2014)

Bedasarkan uraian uraian di atas peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang pengaruh edukasi dengan model Dagusibu terhadap

kepatuhan pengunaan obat pada penderita hipertensi .

1.2 Rumusan masalah

Apakah ada pengaruh edukasi dengan model dagusibu terharap kepatuhan

pengunaan obat pada pederita hipertensi di ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh edukasi dengan model dagusibu

terhadap kepatuhaan pengunaan obat pada penderita hipertensi di


1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kepatuhan pengunaan obat sebelum dilakukan

edukasi dengan model dagusibu terhadap kepatuhan pengunan

obat pada penderita hipertensi di

2. Mengidentifikasi kepatuhan pengunaan obat setelah dilakukan

edukasi dengan model dagusibu terhadap pengunaan obat pada

penderita hipertensi di

3. Menganalisis pengaruh edukasi dengan model dagusibu terhadap

kepatuhan pengunaan obat pada penderita hiprtensi di

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Untuk menambah wawasann tentang pengaruh edukasi dengan

model dagusibu terhadap kepatuhan pengunaan obat penderita

hipertensi di

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Responden

Sebagai penambah pengetehuan dan alternative untuk

meningkatkan kepatuhan penggunaan obat secara tepat.

2. Bagi tim keehatan

Sebagai landasan untuk mengembangkan edukasi tentang

dagusibu dan meningkatkan kepatuhan pengunan obat secara

tepat.

3. Bagi peneliti selanjutnya


Sebagai landasan pengetahuan dan juga peneliti selanjutnya bisa

melakukan penelitian terkait dengan tingkat pemahaman

pengunaan obat secara tepat dengan model Dagusibu.

Вам также может понравиться