Вы находитесь на странице: 1из 11
KEPUTUSAN TEMU KERJA EVALUASI HISAB RUKYAT. TAHUN 2009 M NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG HASIL TEMU KERJA EVALUASI HISAB RUKYAT TAHUN 2009 Menimbang Mengingat Memperhatikan v bahwa untuk membahas penggunaan teknologi teropong rukyat, mengevaluasi data hisab awal bulan Ramadlan, Syawal dan Dzulhijjah 1430 H, awal bulan qamariyah selama 2011 M dan 2019, peta ketinggian bulan nol derajat selama tahun 201] serta penetapan awal-awal bulan qamariyah selama tahun 2011, dan eksistensi keberadaan (revitalisasi) Badan Hisab Rukyat Departemen Agama telah diselenggarakan Temu Kerja Evaluasi Hisab Rukyat tahun 2009 M; bahwa sejak tanggal | s.d 3 Maret 2009 telah diselenggarakan Temu Kerja Evaluasi Hisab Rukyat di Hotel Grand Lembang. Bandung, Jawa Barat dan telah menghasilkan keputusan; bahwa untuk menindaklanjuti basil-hasil keputusan tersebut perlu ditetapkan dalam suatu keputusan. Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama; Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2003 tentang Rencana Pembangunan Menengah Nasional Tahun 2004 ~ 2009: Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia yang telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 tahun 2005: Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2005: Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama, DIPA Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama tahun 2009 Arahan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam pada pembukaan Temu Kerja Evaluasi Hisab Rukyat Tahun 2009 M: Materi Sekretaris Ditjen Bimas Islam tentang Revitalisasi Badan Hisab Rukyat dalam Kelembagaan Departemen Agama: Materi Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah tentang Kebijakan Teknis Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah; Materi yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Sjamsul Farid Ruskanda, M. Se tentang Teknologi Rukyat dengan Teropong Rukyat: Materi yang disampaikan oleh K. H. Hafizh Usman tentang Teknologi Rukyat ditinjau dari Sudut Syariah: Materi yang disampaikan oleh Dr. H. Abdussalam Nawawi, M.Ag tentang Teknologi Rukyat dalam Teori dan Praktek: Materi yang disampaikan oleh Drs, H. Taufig, SH tentang Teknologi Rukyat menurut Iptek: Pembahasan / evaluasi data hasil perhitungan dari para peserta, dan hasil Temu Kerja Evaluasi Hisab Rukyat tahun-tahun yang lalu; Pendapat dan saran serta pandangan para peserta yang disampaikan selama Temu Kerja Evaluasi Hisab Rukyat tahun 2009, MEMUTUSKAN Menetapkan KEPUTUSAN TEMU KERJA EVALUASI HISAB RUKYAT TAHUN 2009 TENTANG HASIL TEMU KERJA EVALUASI HISAB RUKYAT Pertama Menetapkan hasil Keputusan Temu Kerja Evaluasi Hisab Rukyat Tahun 2009 sebagai berikut 1, Rumusan diskusi tentang Teknologi Rukyat (dalam Teori, Praktek, Iptek dan Syariah) serta Revitalisasi Badan Hisab Rukyat Departemen Agama, sebagaimana tercantum pada lampiran 1. Hasil evaluasi data hisab Awal Bulan Ramadlan, Syawal dan Dzulhijjah 1430 H sebagaimana tereantum pada lampiran II Penetapan awal Ramadlan, Syawal, dan Dzulhijjah 1430 H_ sebagaimana tercantum pada lampiran III. 4. Peta garis ketinggian bulan nol derajat selama tahun 2011 M_sebagaimana tereantum pada lampiran IV Hasil evaluasi data hisab awal bulan qamariyah selama tahun 2011 M dan 2019 M sebagaimana tercantum pada lampiran V 6. Penetapan awal-awal bulan qamariyah selama tahun 2011 M_sebagaimana tercantum pada lampiran VI. 7. Rekomendasi sebagaimana tercantum pada lampiran VII. Kedua Mengamanatkan kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam untuk menyampaikan hasil Keputusan ini kepada Menteri Agama sebagai bahan penetapan awal bulan gamariyah di Indonesia dan kegiatan hisab rukyat Mengamanatkan kepada para peserta untuk menjadikan hasil-hasil Keputusan Temu Kerja Evaluasi Hisab Rukyat Tahun 2009 sebagai pedoman bersama dalam penetapan awal-awal bulan qamariyah dan kegiatan hisab rukyat Lembang, 3 M_a ret 2009M 6 Rabi’ul Awal 1430 H Ketua Sidang Sekretaris Sidang nw SH. in, M.Si H.Nur'Khazin, S. Ag LAMPIRAN I RUMUSAN DISKUSI TENTANG TEKNOLOGI RUKYAT (DALAM TEORI. PRAKTEK, IPTEK DAN SYARIAH) SERTA. REVITALISASI BADAN HISAB RUKYAT DEPARTEMEN AGAMA. 1. Teleskop Rukyat Versi 2.0 adalah sebuah piranti pemancar dan penerima gelombang elektromagnetik yang dikenal sebagai Radar (Radio Detecting and Ranging). Teleskop ini terdiri dari sebuah antena parabola, unit pemancar gelombang yang ditembakkan ke Bulan dan pantulannya akan diterima kembali oleh unit penerima gelombang untuk kemudian akan diolah menjadi citra visual. Dari citra visual ini selanjutnya bisa ditayang langsung maupun disiarkan kepada publik. Teleskop Rukyat Versi 2.0 merupakan gagasan dan ide dari Tim LIPI yang dipimpin oleh Prof. Farid Ruskanda. 2. Menurut penggagas, Teleskop Rukyat Versi 2.0 bahwa walau ketinggian hilal 0° tetapi jika alat tersebut ditempatkan pada ketinggian minimal 300 m di atas permukaan laut maka Bulan dapat terdeteksi Teleskop Rukyat Versi 2.0 memiliki kelemahan yang prinsipil yaitu citra yang dihasilkan bukan merupakan citra Hilal melainkan hanya citra lingkaran Bulan. 4, Gagasan pembuatan Teleskop Rukyat Versi 2.0 disambut dengan baik. Hanya saja, sampai saat ini belum ada kajian akademik yang memberikan informasi dan hasil yang meyakinkan, sehingga perlu diadakan kajian lebih lanjut Rukyat dengan teleskop rukyat Versi 2.0 tidak sama dengan rukyat hilal bil fi"li karena teleskop ini hanya menghasilkan citra Bulan, bukan Hilal. 6. Hasil rukyat dengan teleskop rukyat Versi 2.0 tidak dapat dijadikan sebagai dasar penetapan awal bulan hijriah, 7. BHR (Badan Hisab Rukyat) diubah menjadi Badan Hisab Rukyat Nasional (Pusat), Badan Hisab Rukyat Provinsi (Tingkat 1), Badan Hisab Rukyat Kabupaten/Kota (Tingkat I). 8. Badan Hisab Rukyat Nasional berkedudukan di Jakarta, Badan Hisab Rukyat Provinsi berkedudukan di ibukota provinsi dan Badan Hisab Rukyat Kabupaten/Kota berkedudukan di ibukota kabupaten/kota, 9. Badan Hisab Rukyat berada di bawah koordinasi Departemen Agama sebagai wadah menampung aspirasi lembaga hisab rukyat Ormas Islam, ahli hisab rukyat perorangan dan Jembaga terkait 10. Struktur Badan Hisab Rukyat : a, Pembina Badan Hisab Rukyat Nasional oleh Menteri Agama. Badan Hisab Rukyat Provinsi oleh Gubernur dan Kanwil Depag di tingkat I. Badan Hisab Rukyat Kabupaten/Kota oleh Bupati/Walikota dan Kandepag di tingkat I] b. Pengurus harian Badan Hisab Rukyat oleh para abli/tokoh ahli hisab rukyat di luar lingkungan Departemen Agama dan struktur susunan pengurusan fleksibel sesuai dengan kebutuhan Badan Hisab Rukyat, c. Periodisasi Kepengurusan Badan Hisab Rukyat selama 3 tahun. 11. Kepala Kesekretariatan Badan Hisab Rukyat oleh pegawai di lingkungan Departemen Agama. 12. Sekretariat Badan Hisab Rukyat berada di lingkungan Departemen Agama, 3. SK Badan Hisab Rukyat Nasional oleh Menteri Agama, Badan Hisab Rukyat di Provinsi oleh Kanwil Departemen Agama dan Badan Hisab Rukyat di Kabupaten/Kota oleh Kandepag. 14.Tujuan Badan Hisab Rukyat adalah untuk mengusahakan bersatunya umat Islam dalam menentukan awal Ramadan, {dul Fitri, Idul Adha dan hari-hari besar Islam serta verifikasi arah kiblat masjid/mushola, jadwal waktu salat, pembuatan kalender dan lain-lain yang terkait.

Вам также может понравиться