Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TERMODINAMIKA
DISUSUN OLEH
KELOMPOK I
Anggota : Agus Irawan Saputra (061640411588)
Anggun Pratiwi (061640411589)
Jenni Hilmasari (061640411925)
Novianti (061640411932)
Kelas : 6EGB
Dosen Pengampuh : Ida Febriana, S.Si.,M.T.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah
Optimasi Sistem Energi dengan judul “Termodinamika”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
i
DAFTAR ISI
ii
2.9.1 Siklus Rankine Tanpa Reheater ............................................................ 16
2.9.2 Siklus Rankine Dengan Reheater .......................................................... 18
BAB III ................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................ 20
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 20
3.2 Saran ...................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 215
Lampiran ............................................................................................................... 1
BAB I
PENDAHULUAN
iii
ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip
konservasi atau kekekalan energi.
3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu termodinamika
2. Untuk mengetahui sistem dalam termodinamika
3. Untuk mengerahui bunyi hukum I termodinamika
4. Untuk mengetahui bunyi hukum II termodinamika
5. Untuk mengetahui proses reversible dan ireversible
6. Untuk mengetahui Diagram volume spesifik suhu untuk perubahan
fasa air
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
Aplikasi thermodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena
perkembangan ilmu termodinamika sejak abad 17 yang dipelopori dengan
penemuan mesin uap di Inggris, dan diikuti oleh para ilmuwan
termodinamika seperti Willian Rankine, Rudolph Clausius, dan Lord
Kelvin pada abad ke 19. Pengembangan ilmu termodinamika dimulai
dengan pendekatan makroskopik, yaitu sifat termodinamis didekati dari
perilaku umum partikel-partikel zat yang menjadi media pembawa energi,
yang disebut pendekatan termodinamika klasik.
1. Sistem terbuka
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan
kerja) dan benda (materi) dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini
meliputi peralatan yang melibatkan adanya aliran massa kedalam atau
keluar sistem seperti pada kompresor, turbin, nozel dan motor bakar.
Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam silinder mesin,
dimana campuran bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam
silinder, dan gas buang keluar sistem. Pada sistem terbuka ini, baik
massa maupun energi dapat melintasi batas sistem yang bersifat
2
permeabel. Dengan demikian, pada sistem ini volume dari sistem tidak
berubah sehingga disebut juga dengan control volume.
Perjanjian yang kita gunakan untuk menganalisis sistem adalah
Untuk panas (Q) bernilai positif bila diberikan kepada sistem
dan bernilai negatif bila keluar dari sistem
Untuk usaha (W) bernilai positif apabila keluar dari sistem dan
bernilai negatif bila diberikan (masuk) kedalam sistem.
2. Sistem tertutup
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan
kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem
tertutup terdiri atas suatu jumlah massa yang tertentu dimana massa ini
tidak dapat melintasi lapis batas sistem. Tetapi, energi baik dalam
bentuk panas (heat) maupun usaha (work) dapat melintasi lapis batas
sistem tersebut. Dalam sistem tertutup, meskipun massa tidak dapat
berubah selama proses berlangsung, namun volume dapat saja berubah
disebabkan adanya lapis batas yang dapat bergerak (moving boundary)
pada salah satu bagian dari lapis batas sistem tersebut. Contoh sistem
tertutup adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana massa
udara didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah dan energi panas
masuk kedalam masa udara didalam balon.
3. Sistem terisolasi
Sistem yang mengakibatkan tidak terjadinya pertukaran panas, zat atau
kerja dengan lingkungannya. Contohnya : air yang disimpan dalam
termos dan tabung gas yang terisolasi. Dalam kenyataan, sebuah
sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti
ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit
penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang
masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem.
3
Suatu sistem yang tidak mengalami perubahan keadaan disebut sistem
dalam keadaan seimbang (equilibrium).
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan
bertambah (sistem akan terlihat mengembang dan bertambah panas).
Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume dan suhu sistem akan
berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini
merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum
kekekalan energi. Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan
usaha dan sistem yang mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan
energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan kepada sistem akan menyebabkan
sistem melakukan usaha dan mengalami perubahan energi dalam. Prinsip ini
dikenal sebagai hukum kekekalan energi dalam termodinamika atau disebut
hukum I termodinamika. Secara matematis, hukum I termodinamika dituliskan
sebagai :
Q = W + ∆U
Jika suatu benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang berarti
diberi kalor Q, benda (krupuk) akan mengembang atau bertambah volumenya
yang berarti melakukan usaha W dan benda (krupuk) akan bertambah panas
yang berarti mengalami perubahan energi dalam∆U.
4
gambar 1 Grafik Isotermik
𝑣𝑓
W = n x R x T x in
𝑣𝑖
Dimana n adalah jumlah zat yang dinyatakan dengan satuan mol, R adalah
konstanta gas, dan T adalah suhu. Rumus ini didapatkan dengan
menggabungkan persamaan usaha di diagram P-V dengan persamaan gas
ideal.
(Q = W).
5
gambar 2 Isokhorik
QV = ∆U
gambar 3 Isobarik
QV =∆U
6
Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai :
W = Qp − QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih
energi (kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi
(kalor) yang diserap gas pada volume konstan (QV).
gambar 4. Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun
keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang
dilakukan gas sama dengan perubahan energi dalamnya (W = ∆U).
Pada gas monoatomic, usaha yang dilakukan pada proses adiabatik dapat
dinyatakan dengan persamaan:
3
W = - x n x r x ∆T
2
7
gambar 5 Adiabatik 2
Jika semua proses tersebut digambarkan menjadi suatu diagram P-V, dapat
didapatkan grafik berikut. Patut diingat bahwa satuan-satuan yang
digunakan dalam perhitungan adalah Satuan Internasional.Sebagai contoh,
satuan untuk suhu yang digunakan adalah Kelvin, satuan untuk volume
adalah m3, dan satuan untuk jumlah zat adalah mol.
gambar 6 Adiabatik 3
Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari empat
proses terbalikkan: pemuaian isotermal dengan penambahan kalor, pemuaian
adiabatik, pemampatan isotermal dengan pelepasan kalor dan pemampatan
adiabatik; jika integral sebuah kuantitas mengitari setiap lintasan tertutup
adalah nol, maka kuantitas tersebut yakni variabel keadaan, mempunyai
sebuah nilai yang hanya merupakan ciri dari keadaan sistem tersebut, tak
peduli bagaimana keadaan tersebut dicapai. Variabel keadaan dalam hal ini
adalahentropi. Perubahan entropi hanya gayut keadaan awal dan keadaan akhir
8
dan tak gayut proses yang menghubungkan keadaan awal dan keadaan akhir
sistem tersebut.
W1 = c V
9
w = w1N = (cV)N.
10
Pada gambar di atas, sistem telah mengalami perubahan dari keadaan 1
ke keadaan 2. Proses reversibel dapat membalik sepenuhnya dan tidak ada
jejak yang tersisa yang menunjukkan bahwa sistem telah mengalami
perubahan termodinamika. Selama proses reversibel, semua perubahan
dalam kondisi yang terjadi dalam sistem berada dalam kesetimbangan
termodinamika satu sama lain.
11
Gambar 8 Proses ireversibel
12
2.6.2 Saturated Liquid
Bila kita terus menambahkan panas pada sistem tersebut, maka
suhu air akan meningkat hingga 100°C (373.15 K). Pada titik ini,
penambahan panas seberapapun juga akan menyebabkan air mulai
menguap. Titik tertentu dimana air mulai menguap di sebut dengan
istilah saturated liquid.
13
Sesuai dengan teori, bahwa turbine gas mengikuti siklus Brayton,.
Pada siklus yang sederhana, proses pembakaran atau proses pembuangan
gas bekas terjadi pada tekanan konstan sedangkan proses kompresi dan
expansi terjadi secara kontinyu. Pembangkit tenaga turbin gas dapat
dioperasikan pada sistem terbuka maupun sistem tertutup.
Sistem terbuka lebih banyak digunakan. Siklus Brayton terbuka terdiri dari
tiga komponen utama.
Pertama kompresor yang berfungsi untuk menaikkan tekanan udara
yang diambil dari lingkungan.
Proses siklus Rankine sederhana yang dapat dilihat dari diagram diatas
adalah sebagai berikut :
Pada gambar di bawah ini akan terlihat grafik T – S yang sederhana dari siklus
rankine
3.1 Kesimpulan
1. Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesific
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja.
2. Sistem adalah benda atau sekumpulan apa saja yang akan diteliti
atau diamati dan menjadi pusat perhatian.
3. Hukum I termodinamika berisi pernyataan tentang kekekalan
energi. Hukum ini menggambarkan percobaan yang
menghubungkan usaha yang dilakukan pada sistem (W), panas
yang ditambahkan atau dikurangi pada sistem (Q), dan energi
internal sistem(U).
4. Hukum kedua termodinamika seperti yang diungkapkan oleh
Clausius mengatakan, “Untuk suatu mesin siklis maka tidak
mungkin untuk menghasilkan efek lain, selain dari menyampaikan
kalor secara kontinu dari sebuah benda ke benda lain pada
temperatur yang lebih tinggi".
5. Proses reversibel ialah proses yang dapat membalik sepenuhnya
dan tidak ada jejak yang tersisa yang menunjukkan bahwa sistem
telah mengalami perubahan termodinamika.
6. Proses ireversibel adalah hasil dari menyimpang dari kurva,
sehingga mengurangi jumlah keseluruhan usaha yang dilakukan.
Proses ireversibel adalah proses termodinamika yang menyimpang
dari keseimbangan.
3.2 Saran
Penulis memahami masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan untuk kebaikan penulis kedepannya.Semoga makalah ini
bisa memberikan manfaat kepada pembaca secara umum terlebih bagi
penulis sendiri.
14
DAFTAR PUSTAKA
Melindah.2014.”Makalahtermodinamika“http://susimelindah23.blogspot.com/20
14/11/contoh-makalah-termodinamika.html (online). Diakses tanggal 5 Maret
2019.
Ardha.2013.”sistemtermodinamika”http://ardhaphys.blogspot.com/2013/10/siste
m-termodinamika.html(online). Diakses tanggal 5 Maret 2019.
Diana.2015.”Hukumtermodinamika”http://fiskadiana.blogspot.com/2015/04/huku
m-i-termodinamika-dan-penerapannya.html (online). Diakses tanggal 5 Maret
2019.
https://usaha321.net/pengertian-proses-reversibel-dan-ireversibel-dalam-
termodinamika.html
15
Lampiran
Fundamentals Termodinamika
1.1 Perintah
1
bab ini dengan ringkasan definisi mendasar dan kuantitas fisik, dengan
satuan, dimensi, dan keterkaitannya. Kami kemudian mempertimbangkan
aspek pengantar termodinamika, dengan fokus khusus pada energi,
eksergi, dan perpindahan panas.
1.2 Termodinamika
(Energi total memasuki sistem) – (Energi total meninggalkan sistem) = ( Total ubah
energi sistem)
hubungannya juga dapat ditulis sebagai
Ein − Eout = ΔEsystem (1.1)
Energi E dapat mencakup energi internal U, energi kinetik (EK) dan energi
potensial (EP) sebagai berikut:
E = U + EK + EP (1.2)
• Sistem terisolasi. ini adalah sistem tertutup yang independen dan tidak
terpengaruh oleh lingkungan. Tidak ada massa, panas, atau pekerjaan yang
melewati batasnya.
1.3.2 Proses
Suatu proses adalah perubahan fisik atau kimia dalam sifat materi
atau konversi energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Dalam beberapa
proses, satu properti tetap konstan. awalan "iso" digunakan untuk
menggambarkan seperti proses, misalnya isotermal (suhu konstan),
isobarik (tekanan konstan), dan isokorik (volume konstan).
1.3.3 Siklus
1.3.4 Panas
1.3.5 Kerja
Energi internal spesifik campuran dari cair dan uap dapat ditulis sebagai
Entalpi spesifik adalah ukuran lain dari energi per satuan massa
suatu zat. Entalpi spesifik, biasanya dinyatakan dalam kJ / kg atau Btu / lb,
biasanya dinyatakan sebagai fungsi cpdT. Karena entalpi adalah fungsi
keadaan, maka perlu untuk mengukurnya relatif terhadap beberapa
keadaan referensi. Praktik yang biasa dilakukan adalah menentukan nilai
referensi, yang disebut entalpi formasi standar (atau panas formasi),
khususnya dalam termodinamika pembakaran.
Entalpi spesifik dari campuran komponen cair dan uap dapat ditulis
sebagai
1.3.6.3 Entropi spesifik
Entropi spesifik dari campuran komponen cairan dan uap dapat ditulis
sebagai
Handbook of hermodynamic Tables [3] adalah salah satu sumber daya data
yang paling berharga, dengan data untuk berbagai zat padat, cair, dan gas.
EES adalah salah satu paket perangkat lunak yang paling cocok
untuk analisis sistem energi dan sifat termodinamika. perangkat lunak
langsung digunakan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1, di mana
pemodelan termodinamika sistem pendingin kompresi uap dan
komponennya disajikan bersama dengan hasil studi parametrik yang
dilakukan dengan memvariasikan suhu pada titik 1. perangkat lunak ini
dilengkapi dengan beberapa contoh dan telah digunakan untuk
memodelkan dan menganalisis sistem yang kompleks seperti pembangkit
listrik canggih, panas gabungan dan sistem tenaga, pabrik desalinasi,
pabrik produksi hidrogen, dan sistem berbasis energi terbarukan.
Gambar 1.1 Layar sampel Engineering Equation Solver (EES) untuk
analisis energi termodinamika sistem.
Gambar 1.2 Diagram volume spesifik suhu untuk perubahan fasa air.
Gambar 1.3 Diagram T-s dari refrigeran terpilih, seperti yang dihasilkan
oleh EES.
Bagian 1) Tampilkan siklus pada diagram P-h dengan semua suhu di setiap
titik keadaan.
Bagian 3) Plot efek suhu evaporator pada COP dan beban pendinginan
siklus saat suhu evaporator bervariasi dari 10∘C hingga 18∘C, dan
diskusikan hasilnya.
Analisis :
3) Untuk menilai efek suhu evaporator pada COP dan beban pendinginan,
kami gunakan tabel parametrik di EES. Untuk melakukan ini, kita perlu
menghapus suhu evaporator (T1) di EES dan pergi ke opsi Table di EES
dan pilih New Parametric Table dan tambahkan T1, COP dan ̇QEvp.
Selanjutnya, kita perlu memasuki kisaran untuk suhu evaporator seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 1.6. Setelah memasukkan semua input,
kami tekan tombol hijau untuk jalankan dan dapatkan hasilnya (lihat
Gambar 1.7).
2
2 Kompresor
Perhitungan
Dik :
ṁ Helium : 120 Kg/s
Kcal
Cp Helium : 1,2425 Kg.℃
Reaktor
Q = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 950 − 629,91)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 199683,1531 │ 1000 𝐾𝑗/𝑠 = 199,6831 𝑀𝑊
𝑠
Turbin
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 850,01 − 630,14 )℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 137162,4695 │ 1000 𝐾𝑗/𝑠 = 137,1624 𝑀𝑊
𝑠
Kompresor
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 123,89 − 29,97 )℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 58590,52685 │ 1000 𝐾𝑗/𝑠 = 58,5905 𝑀𝑊
𝑠
IHX
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 950 − 850,01)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 62377,20166 │ 1000 𝐾𝑗/𝑠 = 62,3772 𝑀𝑊
𝑠
Recuperator
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 629,91 − 123,89)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 315672,6831 │ 1000 𝐾𝑗/𝑠 = 315,6726 𝑀𝑊
𝑠
Precooler
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 124 − 29,97 )℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 58659,14863 │ 1000 𝐾𝑗/𝑠 = 58,6591 𝑀𝑊
𝑠
𝑊𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 − 𝑊𝐾𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑜𝑟
Effisiensi Thermal = × 100%
𝑄𝑅𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
137,1624 − 58,5905
= × 100%
199,6831
= 39,44 %
Perbandingan hasil perhitungan daya termal yang ada di jurnal dan secara
manual
Daya termal
(MW)
199,68
62,37
137,16
315,67
58,65
58,59
2. Perhitungan daya thermal pada RGTT200K dengan 2 kompresor yang
diaplikasikan pada ChemCAD secara manual
Dik :
ṁ Helium : 120 Kg/s
Kcal
Cp Helium : 1,2425 Kg.℃
Reaktor
Q = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 950 − 628,10)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 200812,2934 │ 1000 𝐾𝑗/𝑠 = 200 𝑀𝑊
𝑠
Turbin
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 850,01 − 628,91)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 137929,7858 │ 1000 𝐾𝑗/𝑠 = 137,9297 𝑀𝑊
𝑠
IHX
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 950 − 850,01)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 62377,20166 │ 𝐾𝑗 = 62,3772 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
Recuperator
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 628,10 − 73,36)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 346065,8951 │ 𝐾𝑗 = 346 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
Precooler
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 74 − 29,80)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 27573,48048 │ 𝐾𝑗 = 27,5734 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
Intercooler
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 74,61 − 29,00)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
1 𝑀𝑊
= 28453,08698│ 𝐾𝑗 = 28,4530 𝑀𝑊
1000
𝑠
Kompresor HPC
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 73,36 − 29,00)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 27673,29398 │ 𝐾𝑗 = 27,6732 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
Kompresor LPC
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 74,61 − 29,80 )℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 27954,01946 │ 𝐾𝑗 = 27,9540 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
𝑊𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 − 𝑊𝐾𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑜𝑟
Effisiensi Thermal = × 100%
𝑄𝑅𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
137,9297 − ( 27,6732 + 27,9540)
= × 100%
200
= 41,15 %
Perbandingan hasil perhitungan daya termal yang diaplikasikan pada
ChemCAD dengan yang diaplikasikan pada Hysys
Dik :
ṁ Helium : 120 Kg/s
Kcal
Cp Helium : 1,2425 Kg.℃
Reaktor
Q = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 950 − 629,9)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 199689,3914 │ 1000 𝐾𝑗/𝑠 = 199,68 𝑀𝑊
𝑠
Turbin
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 850 − 630 )℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 137243,568 │ 1000 𝐾𝑗/𝑠 = 137,24 𝑀𝑊
𝑠
Recuperator
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 629,9 − 123,9 )℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 315660,2064 │ 𝐾𝑗 = 315,66 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
Precooler
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 124 − 29,97)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 58659,14863 │ 𝐾𝑗 = 58,65 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
Kompresor
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 123,9 − 29,97 )℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 58596,76519 │ 𝐾𝑗 = 58,59 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
IHX
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 950 − 850 )℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 62383,44 │ 𝐾𝑗 = 62,38 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
𝑊𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 − 𝑊𝐾𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑜𝑟
Effisiensi Thermal = × 100%
𝑄𝑅𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
137,24 − 58,59
= × 100%
199,68
= 39,38 %
Perbandingan hasil perhitungan daya termal yang diaplikasikan di
ChemCAD dengan perhitungan daya termal yang diaplikasikan di Hysys
pada 1 Kompresor :
Daya termal
(MW)
199,68
62,38
137,24
315,66
58,65
58,59
Reaktor
Q = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 950 − 628,1)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 200812,2934 │ 𝐾𝑗 = 200,81 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
IHX
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 950 − 850)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 62383,44 │ 𝐾𝑗 = 62,38 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
Turbin
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × (850 − 628 )℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 138491,2368 │ 𝐾𝑗 = 138,49 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
Recuperator
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 628,1 − 73,36)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 346065,8951 │ 𝐾𝑗 = 346,06 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
Precooler
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 74 − 29,80)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 27573,48048 │ 𝐾𝑗 = 27,57 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
Intercooler
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 74,63 − 29 )℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 28465,56367 │ 𝐾𝑗 = 28,46 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
HPC
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 73,36 − 29)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 27673,29398 │ 𝐾𝑗 = 27,67 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
LPC
W = ṁ x Cp x( T2 – T1 )
𝐾𝑗
𝐾𝑔 𝐾𝑐𝑎𝑙 4,184
= 120 × 1,2425 │ 𝑠
𝐾𝑐𝑎𝑙 × ( 74,63 − 29,80)℃
𝑠 𝐾𝑔.℃ 1
𝑠
𝐾𝑗 1 𝑀𝑊
= 27966,49615 │ 𝐾𝑗 = 27,96 𝑀𝑊
𝑠 1000
𝑠
𝑊𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 − 𝑊𝐾𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑜𝑟
Effisiensi Thermal = × 100%
𝑄𝑅𝑒𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
138,49 − ( 27,67 + 27,96)
= × 100%
200,81
= 41,26%
Daya termal
(MW)
200,81
62,38
138,49
346,06
27,57
27,96
29
27,67