Вы находитесь на странице: 1из 21

TUGAS

ANFIS SISTEM PENCERNAAN

ESTI WAHYUNI

NIM:203STYC16

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM KHUSUS TRANSFER S1 KEPERAWATAN

2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Sistem pencernaan manusia adalah proses perubahan atau pemecahan

zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana

dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Sistem

pencernaan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Pencernaan mekanis

2. Pencernaan kimiawi atau enzimatis

3. Pencernaan biologis

Sedangkan menurut tempat terjadinya, pencernaan dibagi menjadi dua,

yaitu :

1. Pencernaan intrasel

2. Pencernaan ekstrasel
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas kami rumuskan masalah yang akan

dibahas pada sistem pencernaan yaitu :

1. Sistem pencernaan pada manusia

2. Proses penelanan makanan.

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi dari sistem pencernaan

2. Untuk mengetahui fungsi dari sistem pencernaan

3. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem pencernaan

4. Untuk mengetahui mnfaat dari organ-organ sistem pencernaan


BAB II

PEMBAHASAN

Gambar sistem pencernaan


Organ pencernaan manusia

A. Mulut/cavum oris

Terjadi pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Pada bagian dalam mulut

terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah.

a. Gigi /dens

Merupakan alat pencernaan yang bertugas secara mekanik. Terdapat 4

jenis gigi yaitu gigi taring (dens caninus) berfungsi untuk

merobek/mencabik makanan. Gigi seri (dens inscisivus) berfungsi untuk

memotong makanan. Gigi geraham depan (dens premolare) dan geraham

belakang (dens molare) yang keduanya berfungsi untuk menghaluskan

makanan.

b. Lidah/lingua

Merupakan organ yang terletak di dasar mulut yang kaya akan otot.

Permukaannya kaya akan papilla/tonjolan lidah yang sangat banyak

mengandung kuncup pengecap Berfungsi untuk :

1. Pengaduk makanan.

2. Membantu proses penelanan makanan.

3. Sebagai alat/organ pengecap.

4. Membantu membersihkan rongga mulut.

5. Membantu untuk berbicara/bercakap-cakap.

6. Terbagi menjadi beberapa daerah rasa antara lain asin, manis, asam dan

pahit.
c. Kelenjar ludah/glandula salivales

Menghasilkan air liur/air ludah/saliva yang bersifat pekat dan licin.

Saliva ini banyak mengandung lendir atau musin dan enzim ptyalin/amylase.

Enzim ptialin memiliki pH sekitar 6,8 – 7,0 dengan suhu 37o C.

Fungsi air liur/saliva :

1. Mempermudah proses penelanan dan pencernaan makanan

2. Melindungi selaput mulut

3. Mencerna makanan secara kimiawi.

B. Faring

Faring merupakan organ penghubung antara rongga mulut dengan

kerongkongan atau esofagus. Makanan yang telah dicerna akan masuk

kerongkongan melalui proses deglutisi melewati faring.

Faring juga merupakan pertemuan antara tractus digestivus dengan saluran

respirasi. Disebut juga sebagai pangkal esophagus. Di bagian dalam faring

terdapat amandel/tosil yang merupakan kumpulan kelenjar limpa yang

mengandung limposit.

C. Kerongkongan (esophagus)

Esophagus [berasal dari bahasa Yunani: οiσω (dibaca: oeso) yang berarti

membawa dan έφαγον (dibaca: phagus) yang berarti memakan] atau

kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui

sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung atau

ventrikulus dengan panjang sekitar 20 – 25 cm. Makanan berjalan melalui


esofagus dengan menggunakan proses peristaltik . Dinding kerongkongan atau

esophagus ini terdiri atas 3 lapisan, yaitu:

a. Tunika mukosa : menghasilkan mucus/lender

b. Tunika submukosa : terdapat jaringan ikat kolagen dan elastis, ujung kapiler

darah, dan ujung saraf

c. Tunika muskularis : mengandung otot polos dan jaringan ikat

gerakan peristaltik pada kerongkongan

Gerakan menelan makanan yang terjadi di esophagus merupakan

gerakan peristaltic/peristalsis, yaitu gerakan otot dinding saluran pencernaan

(kaya akan otot polos) yang berupa gerakan kembang kempis atau gerak

meremas-remas makanan dalam bentuk bolus dan akan mendorong lobus

menuju ke lambung. Waktu yang diperlukan lobus dari kerongkongan menuju

ke lambung adalah 6 detik.

D. Lambung/ventrikulus

Lambung atau ventrikulus merupakan organ kantung besar yang terletak

di rongga perut agak ke kiri. Dinding lambung tersusun menjadi 4 lapisan

yaitu:

a. Lapisan peritoneal (Lapisan Serosa)

Merupakan lapisan terluar dari ventrikulus yang berfungsi sebagai

lapisan pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan

untuk mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota

tubuh lainnya.
b. Lapisan Berotot, yang terdiri dari :

1. Cardiac merupakan bagian atas ventriculus yang berhubungan dengan

esophagus dan hepar.

2. Fundus merupakan bagian tengah ventriculus yang bentuknya membulat.

3. Pylorus merupakan bagian bawah ventriculus yang berhubungan dengan

intestinum tenue.

c. Lapisan Submukosa.

Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat

ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus

untuk membawa nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel

tersebut.

d. Lapisan Mukosa.

Mucosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan,

seperti enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti

palung untuk memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga

memperbanyak volume getah lambung yang dapat dikeluarkan.

Fungsi ventriculus yaitu :

a. Menyimpan makanan dalam kurun waktu 2 – 5 jam.

b. Mengaduk makanan (dengan gerakan meremas).

c. Mencerna makanan dengan bantuan enzim.

d. Menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu

pendek
e. Makanan dicairkan dan dicampur dengan asam hidrokhlorida dan dengan

cara ini disiapkan untuk dicernakan oleh usus.

f. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.

g. Pencernaan lemak dimulai di dalam lambung.

h. Faktor antianemia dibentuk.

i. Khime, yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum.

Enzim yang dihasilkan :

a. HCl/asam chlorida/asam lambung dihasilkan oleh sel parietal (parietal

cell) yang fungsinya antara lain :

1. Merangsang keluarnya seketin.

2. Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin untuk memecah protein.

3. Desinfektan, yaitu membunuh kuman-kuman.

4. Merangsang keluar hormon kolesistokinin yang merangsang empedu

mengeluarkan getahnya.

5. Renin berfungsi untuk mengendapkan kasein (protein susu). Kasein akan

diubah oleh pepsin menjadi pepton.

b. Pepsinogen [dihasilkan oleh sel chief (chief ceel)], akan aktif bila dalam

bentuk pepsin. Pepsin berfungsi untuk mencerna protein menjadi pepton dan

proteosa.

c. Lipase berfungsi untuk mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

d. Hormone gastrin berfungsi untuk sekresi getah lambung.


e. Lendir/musin berfungsi melindungi sel-sel di permukaan lambung

terhadap kerusakan akibat kerja dari HCl. Dihasilkan oleh sel Goblet (goblet

cell)

E. Usus Halus (Intestinum Tenue)

Merupakan saluran panjang sekitar 8,25 m dan dibagi menjadi 3 bagian

utama yaitu :

a. Duodenum/usus dua belas jari merupakan usus halus yang berbatasan

dengan ventriculus. Terjadi proses oemecahan lemak dan karbohidrat.

Panjangnya sekitar 25 cm/0,25 m

b. Jejunum/usus kosong merupakan usus halus yang berbatasan langsung

dengan duodenum dan ileum. Disini tidak terjadi proses penyerapan dan

pencernaaan makanan. Panjangnya sekitar 7 m.

c. Ileum/usus penyerapan merupakan usus halus yang berbatasan dengan

jejunum dan intestinum crassum. Disinilah terjadi penyerapan sari-sari

makanan. Panjangnya sekitar 1 m.

Fungsi utama usus halus adalah:

a. Menerima zat-zat makanan yang mudah dicerna untuk diserap melalui

kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe

b. Menyerap protein dalam bentuk asam amino

c. Menyerap karbohidrat dalam bentuk emulsi lemak

Kelenjar atau enzim didalam usus halus :

- Enterokinase untuk mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.


- Eripsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino.

- Laktase mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

- Maltase mengubah maltosa menjadi glukosa.

- Disakarase mengubah disakarida menjadi monosakarida

- Peptidase mengubah polipeptida menjadi asam amino

- Lipase mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak

- Sukrase mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.

F. Kelenjar Pankreas

Terletak dekat ventriculus (rongga perut sebelah kiri) yaitu diantara

duodenum dan limpa. Dengan panjang sekitar 15 cm dan lebar 5 cm.

Kelenjar pancreas menghasilkan :

a. Hormon insulin yang berfungsi untuk mengatur (menurunkan) kadar gula

dalam darah.

b. Berfungsi untuk menghasilkan getah pancreas yang banyak mengandung

enzim. Enzim tersebut yaitu :

- Amylopsin/amylase pancreas berfungsi untuk mengubah amilum menjadi

maltose.

- Steapsin/lipase pancreas berfungsi untuk mengubah lipid menjadi asam

lemak dan gliserol.

- Tripsinogen dengan bantuan enterokinase akan diubah menjadi tripsin.

Tripsin berfungsi untuk memecahkan pepton menjadi asam amino.


- Karbohidrase pancreas berfungsi mengubah disakarida menjadi

monosakarida. Disakarida yang penting adalah maltase, sukrase, lactase.

- Garam NaHCO3 dan bersifat basa yang berfungsi untuk menetralkan

keasamaan kim/chyme yang keluar dari ventriculus.

G. Hati (Hepar)

Hepar Merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar dalam tubuh

dengan berat sekitar 2 kg dan berwarna kemerahan. Terletak di dalam rongga

perut sebelah kanan, di bawak sekat rongga dada. Menghasilkan cairan

empedu (bilus) yang ditampung dalam kantung empedu (vesica felea). Setiap

hari vesica felea menghasilkan 0,5 liter cairan empedu.

Kandungan Empedu :

a. Garam kholat yang berfungsi :

- Mengaktifkan lipase pancreas

- Menurunkan tekanan permukaan butir-butir lemak sehingga dapat

diemulsikan dalam pencernaan

- Bersenyawa dengan asam lemak membentuk senyawa yang mudah larut

dalam air dan mudah diserap.

b. Natrium karbonat berfungsi mengatur keasaman empedu sehingga

membuat pH empedu menjadi 7, 1 – 8,5.

c. Kolesterol merupakan lemak netral yang memiliki daya larut sangat kecil

dalam air. Merupakan prekusor dari aktivitas steroid seperti vitamin dan

hormone. Empedu menghasilkan


Zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin), Garam empedu.

Fungsi empedu :

- Untuk mengemulsikan/memecahkan lemak.

- Membunuh kuman-kuman dalam saluran pencernaan bagian atas.

Hepar berfungsi :

a. Menghasilkan cairan empedu

b. Menawarkan racun

c. Menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula otot).

d. Mengubah provitamin A menjadi vitamin A

e. Menjaga keseimbangan zat makanan dalam darah.

f. Mengubah kelebihan asam amino menjadi urea untuk dikeluarkan dari

tubuh

H. Usus Besar (Intestinum Mayor)

usus besar/duodenum Merupakan saluran panjang dengan permukaan

dinding yang mengalami penyempitan dan penonjolan serta merupakan

terusan dari usus halus yaitu :

a. Caecum/sekum merupakan pertemuan antara usus halus dan usus besar.

Pada bagian ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut umbai

cacing (appendiks) dengan panjang 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh

peritonium mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesentenium


dan dapat diraba melalui dinding abdomen pada orang yang masih hidup.

Fungsi dari peritoneum sendiri adalah :

a) Menutupi sebagian dari organ abdomen dan pelvis

b) Membentuk pembatas yang halus antara organ dalam rongga

peritoneum

c) Menjaga kedudukan dan mempertahankan hubungan organ terhadap

posterior abdomen

d) Tempat kelenjar limfe dan pembuluh darah

b. Usus Buntu (appendiks)

Usus buntu (Bahasa Latin: caecus yang berarti buta) dalam istilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan

serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada

mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora

memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki

sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai

cacing.

Bisa juga diartikan sebagai bagian dari usus besar yang muncul

seperti corong dari akhir seikum mempunyai pintu keluar yang sempit

tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus.


c. Colon/kolon/usus tebal merupakan bagian yang lebih tebal dan menyempit

dengan banyak tonjolan pada bagian pemukaannya :

1) Kolon Asendens

Panjang kolon asendens yaitu 13 cm, terletak di bawah abdomen

sebelah kanan membujur ke atas dan ileum ke bawah hati. Di bawah

hati membengkok ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika,

dilanjutkan sebagai kolon transversum.

2) Kolon Transversum

Panjang kolon transversum yaitu 38 cm, membujur dan kolon

asendens sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen,

sebelah kanan terdapat fleksura Hepatika dan sebelah kin terdapat

Fleksura Lienalis.

3) Kolon Descendens

Panjangnya ± 25 cm, terletakdi bawah abdomen bagian kiri

membujur dari atas ke bawah dan Fleksura Lienalis sampai ke depan

ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.

4) Kolon Sigmoid.

Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring,

dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S.

ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.


5) Rectum/rectum/poros usus merupakan bagian terakhir dari usus

besar. Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan

intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan

os sakrum dan os koksigis.

Proses yang terjadi di colon adalah adanya pencernaan secara

biologis dengan bantuan bakteri Escherichia coli yang bertugas untuk

membusukkan makanan,membentuk vitamin K dan menghambat

pertumbuhan bakteri yang bersifat pathogen. Sisa makanan yang

telah dibusukkan akan dibentuk menajdi feces dan akan masuk dalam

rectum. Proses yang terjadi di rectum adalah pergerakan feces secara

peristaltic yang dikendalikan oleh otot polos dan akhirnya akan

menuju anus (lubang pelepasan akhir). Proses perjalanan makanan

untuk sampai di usus besar membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam.

Usus besar dapat menyimpan makanan dalam kurun waktu 24 jam

I. Anus/Lubang Pelepasan

Merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan yang

menghubungkan rektum dengan dunia luar (udara luar). Terletak di

dasar pelvis. Di anus, terjadi proses perjalanan terakhir dari feces

yang telah dibentuk di colon. Proses pengeluaran feces melalui anus

disebut defekasi.

Dinding anus diperkuat oleh 3 spinter:


Bekerja tidak menurut kehendak.

a. Spinter Ani internus,Bekerja juga tidak menurut kehendak.

b. Spinter Levator Ani ,Bekerja menurut kehendak.

c. Spinter Ani Eksternus


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem

pencernaan pada manusia adalah merupakan proses perubahan atau

pemecahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul yang

lebih sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-ogran pencernaan.

Proses pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh dibantu dengan enzim

untuk mempercepat proses. Enzim ini dihasilkan oleh organ–organ

pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna

oleh tubuh. Organ-organ pada sistem pencernaan yaitu terdiri dari :

a. Mulut (oris)

b. Tekak (faring)

c. Kerongkongan (esophagus)

d. Lambung (ventrikulus)

e. Usus halus (intestinum minor)

 Usus dua belas jari (duodenum)

 Usus kosong (jejunum)

 Usus penyerapan (ileum)

f. Kelenjar Pankreas

g. Hati (Hepar)
h. Usus besar (intestinum mayor)

1. Seikum

2. Kolon asenden

3. Kolon transversum

4. Kolon desendens

5. Kolon sigmoid

i. Rectum

j. Anus

B. Saran

Dengan mengetahui sistem-sistem yang ada pada tubuh manusia ini, kita

mengharapkan para pembaca maupun teman-teman yang lain dapat mengenal

lebih dekat bagian-bagian dari keadaan tubuh kita. Mulai dari organ-organ

yang menyusun sistem tersebut, cara kerja suatu sistem pada tubuh kita, zat-zat

atau enzim yang membantu dalam proses sistem tersebut, penyakit yang dapat

menyerang sistem-sistem tersebut, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan

suatu salah satu sistem organ. Disini pula kita temukan pengetahuan dan

wawasan yang baru yang belum kita ketahui seluruhnya.

Semoga dengan tugas “Sistem Pencernaan pada Manusia” ini dapat menjadi

sumber inspirasi teman-teman untuk membuat tugas lebih baik lagi dengan

tema yang sama. Mohon maaf apabila dalam penulisan ada kata-kata yang

tidak berkenan di hati pembaca maupun banyak kekurangan. Terima kasih


DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood, Laura. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd Ed. Buku EGC

2001:537-087.

2. Lee, JL. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. 6nd Ed. Buku

EGC 2008.

3. Medicastore. Biologi Sistem Pencernaan. Diunduh dari

http://www.medicastore.com. 21 juni 2008.

4. Nurman, A. Penatalaksanaan Pankreatitis Akut. 2000. Diunduh dari

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files_12/Penatalaksanaan_Pankreatitis_Akut_12

8/.pdf/12/Penatalaksanaan_Pankreatitis_Akut_128.html, 21 juni 2008.

5. Farid, F. Hepar. November 2007. Diunduh dari

http://fadlyansyah.blogspot.com/2007/11/pendahuluan-hepar-merupakan-

kelenjar.html, 21 juni 2008

6. Medicastore. Pankreatitis akut. Juni 2008. Diunduh dari

http://www.medicastore.com, 22 juni 2008.

7. Medicastore. Fisiologi Saluran Cerna. Diunduh dari

http://www.medicastore.com, 22 juni 2008

8. Medicastore. Beberapa Gangguan Saluran Cerna. Diunduh dari

http://www.medicastore.com, 22 juni 2008

9. Erawati. Nyeri Ulu hati. 2001. Diunduh dari http://www.sinarharapan.com, 22

juni 2008.

Вам также может понравиться