Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Karsinoma serviks uteri merupakan keganasan yang sering dijumpai pada wanita.
Secara umum di seluruh dunia, baik insiden dan mortalitas karsinoma serviks uteri berada
pada urutan kedua setelah kanker payudara, sedangkan pada negara berkembang, karsinoma
serviks uteri masih menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian pada wanita. Di
Indonesia, karsinoma serviks uteri menempati urutan kedua setelah kanker payudara.1
Bahkan di Indonesia saja, setiap satu jam seorang wanita meninggal karena kanker serviks
uteri.2 Menurut Departemen Kesehatan, terdapat sekitar 100 kasus per 100 ribu penduduk
Kanker serviks disebut juga "silent killer" karena perkembangan kanker ini sangat sulit
dideteksi.2 Secara umum kanker serviks di klasifikasikan menjadi dua, yaitu kanker serviks
preinvasif (stadium displasia dan karsinoma in situ) dan kanker serviks invasif.4 Periode laten
dari fase preinvasif untuk menjadi invasif membutuhkan waktu sekitar 10-20 tahun. Proses
ini seringkali tidak disadari hingga tahap pra-kanker atau tanpa gejala.2
Di negara maju kasus kanker serviks uteri sudah menurun. Hal ini karena dilakukan
upaya pencegahan sekunder dan deteksi dini melalui program papsmear yang dilakukan
secara periodik dan teratur. Papsmear merupakan pemeriksaan secara mikroskopik dari
jaringan serviks uteri yang dapat mendeteksi kanker serviks uteri secara dini. Kanker ini
mulai ditemukan dalam usia 25-34 tahun, puncaknya pada usia 45-54 tahun.4
1
KARSINOMA SERVIKS UTERI
A. DEFINISI
Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks, sehingga
jaringan disekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya. Kanker serviks
merupakan sebuah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim atau serviks, yaitu bagian
Kanker leher rahim atau yang dikenal dengan kanker serviks yaitu keganasan yang
terjadi pada serviks (leher rahim) yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol
Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari metaplasia epitel di
daerah squamocolumner junction yaitu daerah peralihan mukosa vagina dan mukosa kanalis
servikalis. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu
daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya
B. ANATOMI SERVIKS
Serviks uteri terdapat di setengah hingga sepertiga bawah uterus, berbentuk silindris,
dan menghubungkan uterus dengan vagina melalui kanal endoservikal. Serviks uteri terdiri
dari portio vaginalis, yaitu bagian yang menonjol ke arah vagina dan bagian supravaginal.
Panjang serviks uteri kira-kira 2,5–3cm dan memiliki diameter 2-2,5cm. Pada bagian anterior
serviks berbatasan dengan kandung kemih. Pada bagian posterior, serviks ditutupi oleh
2
c. Os Eksternal: pembukaan kanal endoserviks ke ektoserviks
Pada serviks terdapat zona transformasi (transformation zone), yaitu: area terjadinya
perubahan fisiologis sel-sel skuamos dan kolumnar epitel serviks. Terdapat 2 ligamen yang
menyokong serviks, yaitu ligamen kardinal dan uterosakral. Ligamen kardinal adalah
jaringan fibromuskular yang keluar dari segmen bawah uterus dan serviks ke dinding pelvis
lateral dan menyokong serviks. Ligamen uterosakral adalah jaringan ikat yang mengelilingi
serviks dan vagina dan memanjang hingga vertebra. Serviks memiliki sistem limfatik melalui
Sumber:
3
C. HISTOLOGI SERVIKS
Serviks adalah bagian inferior uterus yang struktur histologinya berbeda dari bagian
b. Serabut otot polos polos hanya sedikit dan lebih banyak jaringan ikat padat (85%).
c. Ektoserviks: Bagian luar serviks yang menonjol ke arah vagina dan memiliki lapisan
basal, tengah, dan permukaan. Ektoserviks dilapisi oleh sel epitel skuamos non keratin.
Pertemuan epitel silindris endoserviks dengan epitel skuamos eksoserviks disebut taut
hingga usia lanjut. Sehingga, letak squamocolumnar junction ini juga berbeda pada
perkembangannya, yaitu:9
a. Saat lahir, seluruh serviks yang “terpajan” dilapisi oleh epitel skuamos.
b. Saat dewasa muda, terjadi pertumbuhan epitel silindris yang melapisi endoserviks. Epitel
ini tumbuh hingga ke bawah ektoserviks, sehingga epitel silindris terpajan dan letak
c. Saat dewasa, dalam perkembangannya terjadi regenerasi epitel skuamos dan silindris.
Sehingga epitel skuamos kembali melapisi seluruh ektoserviks dan terpajan, dan letak
Area tempat antara letak junction saat lahir dan dewasa muda disebut zona
transformasi.9
Penyebab dari kanker serviks masih belum diketahui. Tetapi ada beberapa faktor
4
Infeksi Virus Human Papilloma (HPV)
Infeksi HPV (human papilloma virus) diduga sebagai faktor risiko utama penyebab
terjadinya kanker serviks. Virus human papiloma adalah virus DNA yang menimbulkan
proliferasi pada permukaan epidermal dan mukosa. Melakukan hubungan seks tidak aman
terutama pada usia muda atau memiliki banyak pasangan seks, memungkinkan terjadinya
infeksi virus HPV. Tiga dari empat kasus baru infeksi virus HPV menyerang wanita muda
(usia 15-24 tahun). Infeksi Virus HPV dapat terjadi dalam 2-3 tahun pertama pada wanita
yang aktif secara seksual. Pada usia remaja (12-20 tahun) organ reproduksi wanita sedang
aktif berkembang. Rangsangan penis atau sperma dapat memicu perubahan sifat sel menjadi
tidak normal, apalagi bila terjadi luka saat berhubungan seksual dan kemudian infeksi virus
HPV. Sel abnormal inilah yang berpotensi tinggi menyebabkan kanker serviks. Dari beberapa
pemeriksaan laboratorium terbukti bahwa lebih dari 90% karsinoma serviks mengandung
DNA virus human papilloma. HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, 45, 51, 52, 56 dan 58 sering
ditemukan pada kanker dan prakanker. HPV tipe 16 dan 18 menyebabkan 68% keganasan
Infeksi pada serviks bisa menghasilkan perubahan secara histologi yang digolongkan
kerusakan dari sel epitel pada serviks atau adenokarsinoma insitu, yaitu: 5,7,10,11,12
1. CIN 1 biasanya sembuh spontan (60% dari seluruh kasus) dan beberapa berkembang ke
arah keganasan ( 1% ).
2. CIN 2 dan 3 memiliki persentase sedikit untuk sembuh spontan dan memiliki persentase
5
Faktor Risiko Lain Penyebab Kanker Serviks: 5,7,10,11,12
Riwayat Keluarga
Kanker serviks dapat terjadi dalam beberapa keluarga. Jika ibu atau saudara
perempuan memiliki kanker serviks maka lebih berisiko 2 atau 3x lipat terkena kanker
serviks. 5,7,10,11,12
Usia
Menikah pada usia kurang 20 tahun dianggap terlalu muda untuk melakukan
hubungan seksual dan berisiko terkena kanker serviks 10-12 kali lebih besar daripada wanita
yang menikah pada usia > 20 tahun. Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang
wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan tidak hanya dilihat dari sudah menstruasi
atau belum. Kematangan juga bergantung pada sel-sel mukosa yang terdapat di selaput kulit
bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita berusia 20
tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja, paling
rawan jika dilakukan di bawah usia 16 tahun. Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks
belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima
rangsangan dari luar termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma. Karena masih rentan, sel-
sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. Sifat sel kanker selalu berubah setiap saat
yaitu mati dan tumbuh lagi. Dengan adanya rangsangan, sel bisa tumbuh lebih banyak dari sel
yang mati, sehingga perubahannya tidak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa
berubah sifat menjadi sel kanker. Lain halnya bila hubungan seks dilakukan pada usia di atas
20 tahun, dimana sel-sel mukosa tidak lagi terlalu rentan terhadap perubahan. 5,7,10,11,12
Usia > 35 tahun mempunyai risiko tinggi terhadap kanker serviks. Semakin tua usia
seseorang, maka semakin meningkat risiko terjadinya kanker serviks. Meningkatnya risiko
kanker serviks pada usia lanjut merupakan gabungan dari meningkatnya dan bertambah
6
lamanya waktu pemaparan terhadap karsinogen serta makin melemahnya sistem kekebalan
mempunyai faktor risiko yang sangat besar terhadap kanker serviks. Perilaku berganti-ganti
pasangan akan meningkatkan penularan penyakit kulit kelamin. Penyakit yang ditularkan
seperti infeksi human papilloma virus (HPV) telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya
kanker serviks. Risiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat pada wanita yang
Wanita yang memiliki banyak anak apalagi dengan jarak persalinan yang terlalu pendek
memiliki risiko tinggi terjadinya kanker serviks. Semakin sering partus, maka semakin besar
kemungkinan risiko mendapat kanker serviks. Hal ini akan berdampak pada seringnya terjadi
perlukaan di organ reproduksi yang akhirnya dampak dari luka tersebut akan memudahkan
timbulnya Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab terjadinya penyakit kanker
serviks. 5,7,10,11,12
Sosioekonomi Rendah
Wanita dengan golongan sosioekonomi yang rendah berada pada tingkat risiko kanker
serviks yang lebih tinggi. Hal ini erat kaitannya dengan gizi, imunitas, kebersihan perorangan
dan kurangnya perawatan kesehatan, seperti tes pap smear secara rutin. Pada golongan sosial
ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang. Hal ini memengaruhi
Terlalu sering mencuci vagina dapat menyebabkan iritasi di serviks. Iritasi ini akan
merangsang terjadinya perubahan sel yang akhirnya berubah menjadi sel kanker. 5,7,10,11,12
7
Merokok dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
Tembakau adalah bahan pemicu karsinogenik yang paling baik. Asap rokok
memiliki risiko dua kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan non-perokok.
Rokok mengandung banyak zat beracun yang dapat menyebabkan kanker. Zat-zat berbahaya
ini dibawa ke dalam aliran darah ke seluruh tubuh ke organ lain juga. Efek langsung bahan-
bahan tersebut pada serviks adalah menurunkan status imun lokal sehingga kokarsinogen
infeksi virus. Sebuah penelitian menunjukkan, mukosa serviks pada wanita perokok
mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada dalam rokok. Zat-zat tersebut akan
Sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks, yaitu bermula dari adanya
erosi serviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus. Hal ini
Infeksi HIV
Infeksi virus HIV (human immunodeficiency virus), penyebab AIDS juga dapat
meningkatkan risiko kanker serviks. HIV membuat sistem kekebalan tubuh wanita lemah,
Karsinoma serviks adalah penyakit yang progresif, mulai dengan intraepitel, berubah
menjadi neoplastik, dan akhirnya menjadi kanker serviks setelah 10 tahun atau lebih. Secara
(ringan, sedang, dan berat) menjadi karsinoma insitu dan akhirnya invasif. Berdasarkan
karsinogenesis umum, proses perubahan menjadi kanker diakibatkan oleh adanya mutasi gen
pengendali siklus sel. Gen pengendali tersebut adalah onkogen, tumor supressor gene, dan
repair genes. Onkogen dan tumor supressor gen mempunyai efek yang berlawanan dalam
8
karsinogenesis, dimana onkogen memperantarai timbulnya transformasi maligna,
sedangkan tumor supressor gen akan menghambat perkembangan tumor yang terlibat dalam
pertumbuhan sel. Meskipun kanker berkembang melalui perubahan intraepitel, tidak semua
perubahan ini progres menjadi invasif. Lesi preinvasif akan mengalami regresi secara spontan
sebanyak 3-35%. Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi yang
tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS) berkisar antara
1-7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma insitu menjadi invasif adalah 3-
perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia ini dapat muncul bila
ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat trauma mekanik atau kimiawi,
infeksi utaravirus atau bakteri dan gangguan keseimbangan hormon. Dalam jangka waktu 7-
10 tahun perkembangan tersebut menjadi bentuk preinvasif berkembang invasif pada stroma
serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka,
pertumbuhan eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks. Lesi dapat meluas ke
forniks, jaringan pada serviks, parametria dan akhirnya dapat menginvasi ke rektum dan atau
vesika urinaria. Virus DNA ini menyerang epitel permukaan serviks pada sel basal zona
transformasi, dibantu oleh faktor risiko lain mengakibatkan perubahan gen pada molekul vital
yang tidak dapat diperbaiki, menetap dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel
F. PENYEBARAN
Pada umumnya, penyebaran kanker serviks uteri secara limfogen melalui pembuluh
9
c. Ke arah parametrium dan dalam tingkatan yang lanjut menginfiltrasi septum rektovaginal
bening, mediastinum dan supravesikuler, tulang, hepar, empedu, pankreas dan otak.13
G. PATOLOGI
Karsinoma serviks timbul di batas antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan
endoserviks kanalis serviks yang disebut sebagai squamo-columnar junction (SCJ). Pada
wanita muda SCJ ini berada di luar ostium uteri eksternum, sedang pada wanita berumur >35
tahun, SCJ berada di dalam kanalis serviks. Pada awal perkembangannya kanker serviks tidak
ada tanda dan keluhan. Pada pemeriksaan dengan spekulum, tampak sebagai porsio yang
erosif (metaplasia skuamosa) yang fisiologik atau patologik. Tumor dapat tumbuh:13
1. Eksofitik mulai dari SCJ ke arah lumen vagina sebagai masa proliferatif yang mengalami
2. Endofitik mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma serviks dan cenderung untuk
3. Ulseratif mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks dengan
H. KLASIFIKASI
Jenis skuamosa merupakan jenis yang paling sering ditemukan, yaitu ± 90%
merupakan karsinoma sel skuamosa (KSS), adenokarsinoma 5% dan jenis lain sebanyak 5%.
Karsinoma skuamosa terlihat sebagai jalinan kelompok sel-sel yang berasal dari skuamosa
dengan pertandukan atau tidak, dan kadang-kadang tumor itu sendiri berdiferensiasi buruk
atau dari sel-sel yang disebut small cell, berbentuk kumparan atau kecil serta bulat seta
mempunyai batas tumor stroma tidak jelas. Sel ini berasal dari sel basal atau reserved cell.
10
Sedangkan adenokarsinoma terlihat sebagai sel -sel yang berasal dari epitel torak
1. Squamous carcinoma
• Keratinizing
• Verrucous
2. Adeno carcinoma
• Endocervical
• Endometroid (adenocanthoma)
• Clear cell-paramesonephric
• Serous
• Intestinal
3. Mixed carcinoma
• Adenosquamous
• Mucoepidermoid
• Glossy cell
• Adenoid cystic
4. Undifferentiated carcinoma
5. Carcinoma tumor
6. Malignant melanoma
11
• Lymphoma
diasses
karsinoma intraepitel:
teridentifkasi secara
mikroskopis
lebarnya <7mm
12
IIa Karsinoma melibatkan vagina T2a
parametrium
atau ureterostenosis
pelvis
J. GAMBARAN KLINIK
Pada fase sebelum terjangkitnya kanker sering penderita tidak mengalami gejala
atau tanda yang khas. Namun sering ditemukan gejala-gejala sebagai berikut:7,13
1. Keluar cairan encer dari vagina yaitu flour albus (keputihan). Keputihan yang
keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis
terjadi sekitar 75-80% (disebut sebagai perdarahan kontak) dan juga dapat terjadi
13
perdarahan spontan akibat terbukanya pembuluh darah. Perdarahan yang khas
terjadi pada penyakit ini yaitu darah yang keluar berbentuk mukoid.
4. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau, dan
6. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang
7. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki,
timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum),
metastasis jauh.
Bila sel-sel tidak normal berkembang menjadi kanker serviks, maka muncul
1. Pendarahan pada vagina dan tidak normal. Hal ini dapat ditandai dengan
lebih lama dan lebih banyak dari biasanya, perdarahan setelah hubungan seksual
3. Jika kanker berkembang lebih lanjut maka dapat timbul gejala-gejala seperti
punggung dan tungkai, keluar air kemih dan tinja dari vagina.
14
Gejala lain adalah gejala yang disebabkan oleh metastasis jauh yaitu meliputi
nyeri yang menjalar sampai kaki, hematuria dan gagal ginjal yang dapat terjadi akibat
obstruksi total ureter. Perdarahan rektum dapat terjadi karena penyebaran sel kanker
yang juga merupakan gejala penyakit lanjut. Pada pemeriksaan pap smear
ditemukannya sel-sel abnormal di bagian bawah serviks yang dapat dideteksi melalui,
atau yang baru-baru ini disosialisasikan yaitu dengan Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat. Seringkali kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Namun bila sudah
serta keputihan pada vagina yang tidak normal, sakit saat buang air kecil dan rasa
K. DIAGNOSIS
Diagnosis karsinoma serviks uteri pada stadium lanjut tidak sulit untuk ditegakkan.
Biasanya lesi tumor cukup besar untuk dapat dilihat dan dilakukan biopsi, tetapi jika tidak
1. Sitologi
untuk mendeteksi sel-sel serviks yang tidak menunjukkan adanya gejala, dengan tingkat
ketelitian mencapai 90%. Sel kanker dapat diketahui pada sekret yang diambil dari
porsio serviks. Pemeriksaan ini harus mulai dilakukan pada wanita usia 18 tahun atau
ketika telah melakukan aktivitas seksual sebelum itu. Setelah tiga kali hasil pemeriksaan
pap smear setiap tiga tahun sekali sampai usia 65 tahun. Pap smear dapat mendeteksi
sampai 90% kasus kanker serviks uteri secara akurat dan dengan biaya yang tidak mahal,
akibatnya angka kematian akibat kanker leher rahim pun menurun sampai lebih dari
15
50%. Setiap wanita yang telah aktif secara seksual sebaiknya menjalani pap smear secara
teratur yaitu 1 kali setiap tahun. Apabila selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil
pemeriksaan yang normal, maka pemeriksaan pap smear bisa dilakukan setiap 2 atau 3
tahun sekali.11
a. Normal
e. Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke
Pemeriksaan ini dimasukkan pada skrining bersama-sama dengan pap smear untuk
wanita dengan usia di atas 30 tahun. Penelitian dalam skala besar mendapatkan bahwa pap
smear negatif disertai DNA HPV yang negatif mengindikasikan tidak akan ada CIN 3
sebanyak hampir 100%. Kombinasi pemeriksaan ini dianjurkan untuk wanita dengan
umur diatas 30 tahun karena prevalensi infeksi HPV menurun sejalan dengan waktu.
Infeksi HPV pada usia 29 tahun atau lebih dengan ASCUS hanya 31,2% sementara
infeksi ini meningkat sampai 65% pada usia 28 tahun atau lebih muda. Walaupun infeksi
ini sangat sering pada wanita muda yang aktif secara seksual tetapi nantinya akan mereda
seiring dengan waktu. Sehingga, deteksi DNA HPV yang positif yang ditentukan
kemudian lebih dianggap sebagai HPV yang persisten. Apabila hal ini dialami pada
wanita dengan usia yang lebih tua maka akan terjadi peningkatan risiko kanker serviks.11
16
3. Kolposkopi (Pemeriksaan Serviks dengan Lensa Pembesar)
alat yang disamakan dengan mikroskop bertenaga rendah antara 40-660 kali dan terdapat
sumber cahaya didalamnya. Kolposkopi dapat meningkatkan ketepatan sitologi menjadi 95%.
Kolposkopi dilakukan untuk melihat daerah yang terkena proses metaplasia. Pemeriksaan ini
kurang efisien dibandingkan dengan pap smear, karena kolposkopi memerlukan keterampilan
4. Biopsi
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka
pada serrviks, atau jika hasil pemeriksaaan pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau
kanker. Biopsi ini dilakukan untuk melengkapi hasil pap smear. Teknik yang biasa dilakukan
adalah punch biopsy yang tidak memerlukan anastesi dan teknik cone biopsy yang
menggunakan anastesi. Biopsi dilakukan untuk mengetahui kelainan yang ada pada serviks.
Jaringan yang diambil dari daerah bawah kanal servikal. Hasil biopsi akan memperjelas
apakah yang terjadi itu kanker invasif atau hanya tumor saja. Biopsi harus dilakukan dengan
tepat dan alat biopsi harus tajam dan harus diawetkan dalam larutan formalin 10% sehingga
5. Konisasi
Konisasi serviks adalah pengeluaran sebagian jaringan serviks sehingga bagian yang
17
6. Tes Schiller
Pada pemeriksaan ini serviks diolesi dengan larutan yodium. Pada serviks normal akan
membentuk bayangan yang terjadi pada sel epitel serviks karena adanya glikogen. Sedangkan
pada sel epitel serviks yang mengandung kanker akan menunjukkan warna yang tidak
7. Radiologi
b. Pemeriksaan intravena urografi, yang dilakukan pada kanker serviks tahap lanjut,
menilai penyebaran lokal dari tumor dan/atau terkenanya nodus limpa regional.11
L. PENGOBATAN
Bila diagnosa hispatologik telah dibuat maka pengobatan harus segera dilakukan dan
pilihan pengobatan tergantung pada beberapa faktor yaitu: letak dan luas lesi, usia dan jumlah
anak serta keinginan menambah jumlah anak, adanya patologi lain dalam uterus, keadaan
Pengobatan karsinoma serviks uteri tergantung pada tingkatan stadium klinis, secara
umum dapat digolongkan kedalam tiga golongan terapi yaitu: operasi pengangkatan,
(operasi pengangkatan rahim). Bila pasien masih ingin memiliki anak, metode LEEP atau
18
Pengobatan kanker serviks stadium IB dan IIA adalah dengan:7,13
Bila ukuran tumor < 4cm: radikal histerektomi ataupun radioterapi dengan/tanpa
kemoterapi.
maupun kemoterapi berbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (IVB), dapat
Jika kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuan pengobatan kanker serviks adalah untuk
pengobatan ditujukan untuk mengurangi gejala-gejala. Hal ini disebut perawatan paliatif.7,13
Ada beberapa jenis operasi pengangkatan kanker serviks. Berikut ini adalah jenis-
Cryosurgery
Sebuah probe metal yang didinginkan dengan nitrogen cair dimasukkan ke dalam
vagina dan pada leher rahim. Ini membunuh sel-sel abnormal dengan cara membekukan.
Cryosurgery digunakan untuk mengobati kanker serviks yang hanya ada di dalam leher rahim
(stadium 0), tapi bukan kanker invasif yang telah menyebar ke luar leher rahim. 7,13
Bedah Laser
Sebuah sinar laser digunakan untuk membakar sel-sel atau menghapus sebagian kecil
dari jaringan sel rahim untuk dipelajari. Pembedahan laser hanya digunakan sebagai
19
Konisasi
Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan diangkat dari leher rahim. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan pisau bedah atau laser atau menggunakan kawat tipis yang
dipanaskan oleh listrik (prosedur ini disebut LEEP atau LEETZ). Pendekatan ini dapat
digunakan untuk menemukan atau mengobati kanker serviks tahap awal (0 atau I). Hal ini
jarang digunakan sebagai satu-satunya pengobatan kecuali untuk wanita dengan kanker
serviks stadium dini yang mungkin ingin memiliki anak. Setelah biopsi, jaringan (berbentuk
kerucut) diangkat untuk diperiksa di bawah mikroskop. Jika batas tepi dari kerucut itu
mengandung kanker atau pra-sel kanker, pengobatan lebih lanjut akan diperlukan untuk
Histerektomi
Histerektomi sederhana: Rahim diangkat, tetapi tidak mencakup jaringan yang berada di
dekatnya. Baik vagina maupun kelenjar getah bening panggul tidak diangkat. Rahim dapat
diangkat dengan cara operasi di bagian depan perut (perut) atau melalui vagina. Setelah
operasi ini, seorang wanita tidak bisa menjadi hamil. Histerektomi umum digunakan untuk
mengobati beberapa kanker serviks stadium awal (I). Hal ini juga digunakan untuk stadium
pra-kanker serviks (o), jika sel-sel kanker ditemukan pada batas tepi konisasi.
Histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul: seluruh rahim, jaringan
di dekatnya, bagian atas vagina yang berbatasan dengan leher rahim, dan beberapa kelenjar
getah bening yang berada di daerah panggul akan diangkat. Operasi ini paling sering
dilakukan melalui pemotongan melalui bagian depan perut dan kurang sering melalui vagina.
Setelah operasi ini, seorang wanita tidak bisa menjadi hamil. Sebuah histerektomi radikal dan
diseksi kelenjar getah bening panggul adalah pengobatan yang umum digunakan untuk
kanker serviks stadium I, dan lebih jarang juga digunakan pada beberapa kasus stadium II,
20
Trachelektomi
tertentu dengan kanker stadium awal untuk dapat diobati dan masih dapat mempunyai anak.
Metode ini melibatkan pengangkatan serviks dan bagian atas vagina dan meletakkannya pada
jahitan berbentuk seperti kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim di dalam
rahim. Kelenjar getah bening di dekatnya juga diangkat. Operasi ini dilakukan baik melalui
vagina ataupun perut. Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat memiliki kehamilan jangka
panjang dan melahirkan bayi yang sehat melalui operasi caesar. Dalam sebuah penelitian,
tingkat kehamilan setelah 5 tahun lebih dari 50%, namun risiko keguguran lebih tinggi
daripada wanita normal pada umumnya. Risiko kanker kambuh kembali sesudah pendekatan
Ekstenterasi Panggul
Selain mengambil semua organ dan jaringan yang disebutkan di atas, pada jenis
operasi ini: kandung kemih, vagina, anus, dan sebagian usus besar juga diangkat. Operasi ini
Diperlukan waktu lama, 6 bulan atau lebih, untuk pulih dari operasi ini.7,13
Radioterapi adalah pengobatan kanker serviks dengan sinar berenergi tinggi (seperti
sinar-X) untuk membunuh sel-sel kanker ataupun menyusutkan tumornya. Pada kanker
serviks stadium awal, dapat dilakukan radioterapi (external maupun internal). Kadang
radioterapi juga diberikan sesudah pembedahan. Dapat juga melakukan kombinasi terapi
(radioterapi dan kemoterapi) untuk mengobati kanker serviks yang berada antara stadium IB
hingga IVA. Yaitu, antara lain bila ukuran tumornya lebih besar dari 4 cm atau bila kanker
ditemukan telah menyebar ke jaringan lainnya (di luar serviks), misalnya ke kandung kemih
21
Radioterapi ada 2 jenis, yaitu radioterapi eksternal dan radioterapi internal.
Radioterapi eksternal berarti sinar X diarahkan ke tubuh pasien (area panggul) melalui sebuah
mesin besar. Sedangkan radioterapi internal berarti suatu bahan radioaktif ditanam ke dalam
rahim/leher rahim selama beberapa waktu untuk membunuh sel-sel kankernya. Salah satu
Biasanya obat-obatan diberikan melalui infuse ke pembuluh darah atau melalui mulut.
Setelah obat masuk ke aliran darah, menyebar ke seluruh tubuh. Kadang-kadang beberapa
obat diberikan dalam satu waktu. Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping. Efek
samping ini akan tergantung pada jenis obat yang diberikan, jumlah/dosis yang diberikan, dan
Sariawan
Kelelahan
Menopause dini
M. PROGNOSIS
tingkat klinik, ciri-ciri histologik sel-sel tumor, kemampuan ahli atau tim yang menangani
22
dan sarana pengobatan yang tersedia. Kemampuan mempertahankan kelangsungan hidup
1. Stadium 0
2. Stadium 1
Kanker serviks stadium I sering dibagi menjadi IA dan IB. Dari semua wanita yang
terdiagnosis pada stadium IA memiliki 5-years survival rate sebesar 95%. Untuk
3. Stadium 2
Kanker serviks stadium 2 dibagi menjadi 2A dan 2B. Dari semua wanita yang
terdiagnosis pada stadium 2A memiliki 5-years survival rate sebesar 70-90%. Untuk
4. Stadium 3
5. Stadium 4
6. Stadium 5
23
N. PENCEGAHAN
Sebagian besar kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat dan menghindari
1. Menghindari berbagai faktor risiko, yaitu hubungan seks pada usia muda, pernikahan
2. Wanita usia di atas 25 tahun, telah menikah, dan sudah mempunyai anak perlu
melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali. Pemeriksaan pap smear adalah cara
untuk mendeteksi dini kanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cepat, tidak
sakit dengan biaya yang relatif terjangkau dan hasilnya akurat. Disarankan untuk
melakukan tes pap setelah usia 25 tahun atau setelah aktif berhubungan seksual dengan
frekuensi dua kali dalam setahun. Bila dua kali tes pap berturut-turut menghasilkan
3. Pilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti diafragma dan kondom, karena dapat
memberi perlindungan terhadap kanker leher rahim Memperbanyak makan sayur dan
buah segar. Faktor nutrisi juga dapat mengatasi masalah karsinoma serviks uteri.
Penelitian mendapatkan hubungan yang terbalik antara konsumsi sayuran berwarna hijau
tua dan kuning (banyak mengandung beta karoten atau vitamin A, vitamin C dan vitamin
E) dengan kejadian neoplasia intra epithelial juga kanker serviks. Artinya semakin
banyak makan sayuran berwarna hijau tua dan kuning, kecil risiko untuk kena penyakit
4. Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18
yang menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan
kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks. Selain
membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi
perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin. Vaksinasi
24
ini efektif apabila diberikan pada perempuan yang berusia 9 sampai 26 tahun yang belum
aktif secara seksual. Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu.
Dengan vaksinasi, risiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%.7
25