Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Bagan Patofisiologi
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
– darah lengkap (haemoglobin, hematokrit, eritrosit)
– analisa gas darah
– cardiac isoenzim (LDH, CK, CK-MB)
– faal hemostasis (PTT dan APTT)
b. Radiologi
Rontgen thorak untuk mengetahui gambaran paru dan jantung
c. Elektrokardiografi
Menilai irama, heart rate, gangguan konduksindan perubahan pola
d. Ekokardiografi
Dari pemeriksaan ini maka akan dapat dilihat adanyan kebocoran aliran darah dari atrium kiri
ke atrium kanan.
e. Transkranial dopler
Pemeriksaan yang lebih sensitif untuk mendeteksi ASD, metode ini dapat melihat adanya
impact serebral pada ASD
9. Diagnosis
Diagnosis penyakit ini pada anak-anak dapat diketahui dengan cara ultrasonografi dan
auskultasi jantung selama melakukan aktivitas fisik, kelainan ini dapat terjadi saat anak masih
dalam kandungan ataupun saat masih bayi. Pada remaja kasus ini terjadi karena ASD saat
anak-anak yang mereka derita asimtomatik.
10. Pengelolaan
Pada pasien ASD dengan resistensi paru yang tinggi , operasi penutupan defek interatrial
dapat dilakukan dengan jahitan langsung atau penempelan pacth, operasi ini dianjurkan pada
saat umur 5-10 tahun dan prognosis sangat ditentukan oleh resistensi kapiler paru. Pasien
dengan resistensi kapiler paru yang sangat tinggi dan tidak dapat dioperasi dapat diberikan
obat vasodilator, antagonis kalsium. Wanita dengan ASD dan minum pil anti hamil
memerlukan evaluasi lebih lanjut setelah pil tersebut dihentikan, karena resistensi kapiler
paru dapat menurun.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Dalam pengkajian pasien dengan ASD yang dapat dikaji adalah
a. Riwayat kesehatan pasien sekarang dan riwayat kesehatan di masa lalu(pernah/tidaknya
mengidap penyakit yang sama sebelumnya).
b. Identifikasi rasa nyeri di dada.
c. Kaji pernafasan pasien(sesak,nafas pendek dan dangkal, efek latihan terhadap pernafasan).
d. Pada balita ditanyakan tentang ada tidaknya kesulitan saat menyusu.
e. Kaji pertumbuhan dan perkembangan pasien.
f. Riwayat penyakit keluarga (ASD dapat diturunkan).
g. Pengkajian tanda vital seperti tekanan darah, nadi dan pernafasan sangta membantu
menegakkan diagnosa ASD.
h. Kaji pola aktivitas pasien karena kelelahan dan kelemahan dapat terjadi pada pasien ASD.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan ASD adalah:
a. Nyeri (akut) berhubungan dengan myocardial iskemia
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen myocardial
c. Kerusakan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah
d. Pola nafas takefektif berhubungan dengan ketidakadekuatan ventilasi
3. Perencanaan
Dibawah ini akan diulas tentang rencana perawatan yang bisa dilakukan berdasarkan
diagnosa yang telah diprioritaskan
a. Pola nafas takefektif berhubungan dengan ketidakadekuatan ventilasi
– Evaluasi frekwensi pernafasan dan kedalaman. Catat upaya pernafasan, contoh adanaya
dipsnea, penggunaan otot bantu nafas, pelebaran nasal
– Auskultasi bunyi nafas. Catat area yang menurun/tak ada bunyi nafas dan adanya bunyi
tambahan, contoh krekels atau ronki
– Observasi akspansi paru
– Lihat kulit dan membran mukosa untuk adanya sianosis
– Atur posisi semifowler
– Tekankan menahan dada dengan bantal selama nafas dalam
– Dorong pemasukan cairan adekuat dalam perbaikan jantung
– Beri tambahan oksigen
– Kaji ulang laporan rontgen dada dan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
– Bantu pemasangan selang dada jika diindikasikan
b. Kerusakan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran darah
– Tingkatkan tirah baring selama fase akut
– Tinggikan kaki bila di tempat tidur atau duduk, sesuai indikasi. Secara periodik tinggikan
kaki dan telapak kaki diatas tinggi jantung
– Kolaborasi pemberian antikoagulan
– Siapkan intervensi bedah jika diperlukan
– Peringatkan pasien untuk menghindari menyilang kaki atau hiperflexi lutut
c. Nyeri (akut) berhubungan dengan myocardial iskemia
– Monitor karakteristik nyeri melalui respon verbal dan hemodinamik
– Kaji adanya gambaran nyeri yang dialami pasien meliputi tempatnya,intensitas, durasi,
kualitas dan penyebarannya
– Ciptakan lingkungan yang nyaman, kurangi aktivitas batasi pengunjung
– Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
– Observasi tanda-tanda vital sebelun dan sesudah pemberian obat narkotik.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen myocardial
– Kaji respon pasien terhadap aktivitas, perhatikan adanya keluhan kelemahan, keletihan dan
dipsnea berkenaan dengan aktivitas.
– Pantau frekwensi irama jantung, takanan darah,dan frekwensi pernafasan sebelum,selama
dan setelah aktivitas
– Pertahankan tirah baring selama diperlukan
– Rencanakan periode istirahat tanpa gangguan
– Berikan oksigen suplemen
4. Evaluasi
a. Pola nafas efektif kembali
b. Perfusi jaringan mengalami perbaikan
c. Nyeri (akut) dapat teratasi
d. Terjadi peningkatan toleransi aktivitas