Вы находитесь на странице: 1из 19

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

A. KONSEP DASAR TEORI


1. Pengertian
Prilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri
maupun orang lain. Sering juga di sebut gaduh gelisah atau amuk dimana
seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik
yang tidak terkontrol (Yosep, 2010).
Pengertian marah adalah perasaan jengkel yang timbul karena adanya
kecemasan seseorang yang dianggapnya sebagai ancaman yang akan datang
(Stuart & Sundeen, 2005), sedangkan menurut Patricia (dalam Yosep, 2010)
perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran
perasaan frustasi dan benci atau marah.
2. Rentang Respon Marah
Menurut Yosep (2010), rentang respon dari marah, seperti pada gambar
1 berikut:
Respon adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

Keterangan:
a. Asertif, adalah perilaku yang bisa menyatakan perasaan dengan jelas dan
langsung, jarak bicara tepat, kontak mata tapi tidak mengancam, sikap
serius tapi tidak mengancam, tubuh lurus dan santai, pembicaraan penuh
percaya diri, bebas untuk menolak permintaan, bebas mengungkapkan
alasan pribadi kepada orang lain, bisa menerima penolakan orang lain,
mampu menyatakan perasaan pada orang lain, mampu menyatakan cinta
orang terdekat, mampu menerima masukan/kritik dari orang lain. Jadi bila
orang asertif marah, dia akan menyatakan rasa marah dengan cara dan
situasi yang tepat, menyatakan ketidakpuasannya dengan memberi alasan
yang tepat.
b. Frustasi, merupakan respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan
yang tidak realistis atau hambatan dalam pencapaian tujuan.
c. Perilaku Pasif, orang yang pasif merasa haknya di bawah hak orang lain.
Bila marah, orang ini akan menyembunyikan marahnya sehingga
menimbulkan ketegangan bagi dirinya. Bila ada orang mulai
memperhatikan non verbal marahnya, orang ini akan menolak
dikonfrontasi sehingga semakin menimbulkan ketegangan bagi dirinya.
Sering berperilaku seperti memperhatikan, tertarik, dan simpati walau
dalam dirinya sangat berbeda. Kadang-kadang bersuara pelan, lemah,
seperti anak kecil, menghindar kontak mata, jarak bicara jauh dan
mengingkari kenyataan. Ucapan sering menyindir atau bercanda yang
keterlaluan.
d. Agresif, merupakan perilaku yang menyertai marah dan merupakan
dorongan untuk bertindak destruktif tapi masih terkontrol. Perilaku yang
tampak berupa muka masam, bicara kasar, menuntut, kasar.
e. Amuk (perilaku kekerasan), yaitu perasaan marah dan bermusuhan yang
kuat disertai kehilangan kontrol diri, sehingga individu dapat merusak
diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

Menurut Fitria (2006), adapun perbedaan perilaku pasif, asertif dan


agresif, seperti pada tabel 1, berikut:

Pasif Asertif Agresif

Isi pembicaraan Negatif dan Positif dan menawarkan Menyombongkan diri,


merendahkan diri,contohnya perkataan: merendahkan orang
diri,contohnya “Saya dapat….” lain,contohnya
perkataan:”Dapatkah “Saya akan…” perkataan:Kamu selalu…”
saya” “Kamu tidak pernah….”
“Dapatkah kamu”
Tekanan suara Cepat, lambat, Sedang Keras dan ngotot
mengeluh
Posisi badan Menundukkan kepala Tegap dan santai Kaku, condong ke depan

Jarak Menjaga jarak dengan Mempertahankan jarak Siap dengan jarak yang akan
sikap mengabaikan yang nyaman menyerang
Penampilan Loyo, tidak dapat Sikap tenang Mengancam, posisi menyerang
tenang
Kontak mata Sedikit/sama sekali Mempertahankan kontak Mata melotot dan
tidak mata sesuai dengan dipertahankan
hubungan
3. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan
Menurut Fitria, (2006), tanda dan gejala dari perilaku kekerasan, adalah
sebagai berikut:
a. Fisik: pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah
memerah, serta postur tubuh kaku.
b. Verbal: mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, bicara dengan
nada keras dan kasar, sikap ketus.
c. Perilaku: menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak
lingkungan, sikap menentang, dan amuk/agresif.
d. Emosi: jengkel, selalu menyalahkan, menuntut, perasaan terganggu, dan
ingin berkelahi.
e. Intelektual: mendominasi, cerewet atau bawel, meremehkan, suka berdebat,
dan mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.
f. Sosial: penolakan untuk didekati, mengasingkan diri, melakukan kekerasan,
suka mengejek, dan mengkritik.
g. Spiritual: merasa diri berkuasa, tidak realistik, kreatifitas terlambat, ingin
orang lain memenuhi keinginannya, dan merasa diri tidak berdosa.

4. Psikopatologi
Gangguan jiwa pada perilaku kekerasan dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti faktor predisposisi dan faktor presipitasi (Yosep, 2010).
a. Faktor Predisposisi
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan timbulnya perilaku
kekerasan.
1) Faktor Psikologi
Psychoanalytical Theory; Teori ini mendukung bahwa perilaku agresif
merupakan naluri. Freud berpendapat bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh dua insting. Pertama insting hidup yang diekpresikan
dengan seksualitas, Dan kedua insting kematian yang diekpresikan dengan
agresivitas.
Frustation-aggresion theory; Teori yang dikembangkan pengikut Freud
ini ini berawal dari asumsi, bahwa bila usaha seseorang untuk mencapai
suatu tujuan mengalami hambatan maka akan timbul dorongan agresif
yang pada gilirannya akan memotivasi perilaku yang dirancang untuk
melukai orang atau obyek yang menyebabkan frustasi.
2) Faktor Sosial Budaya
Social-Learning Theory; Teori yang dikembangkan oleh Bandura
(1977) ini memgemukakan bahwa agresi tidak berbeda dengan respon-
respon yang lain. Agresi dapat dapat dipelajari melalui observasi atau
imitasi, dan semakin sering mendapatkan penguatan maka semakin besar
kemungkinan untuk terjadi. Jadi seseorang akan berespon terhadap
keterbangkitan emosionalnya secara agresif sesuai dengan respon yang
dipelajari.
Kultural dapat pula mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya norma
dapat membantu mendefinisikan ekpresi agresif mana yang dapat diterima
atau tidak dapat diterima, sehingga dapat membantu individu untuk
mengekpresikan marah dengan cara yang asertif.
3) Faktor Biologis
Neorobilogical Faktor (Montague, 1979) bahwa dalam susunan
persyarafan ada juga yang berubah pada saat orang agresif. Sistem limbik
berperan penting dalam meningkatkan dan menurunkan agresifitas.
Neurotransmitter yang sering dikaitkan dengan perilaku agresif yaitu;
serotonin, dopamim, norepinephrin, acetikolin, dan asam amino GABA
(gamma aminobutiric acid). GABA dapat menurunkan agresifitas,
norepinephrin dapat meningkatkan agresifitas, serotonin dapat
menurunkan agresifitas dan orang yang epilepsi.

b. Faktor Presipitasi
Secara umum, sesorang akan berespon dengan marah apabila merasa
dirinya terancam. Ancaman tersebut dapat berupa injury secara psikis, atau
lebih dikenal dengan adanya ancaman terhadap konsep diri seseorang. Ketika
seseorang marasa terancam, mungkin dia tidak menyadari sama sekali apa
yang menjadi sumber kemarahanya. Ancaman dapat berupa internal ataupun
eksternal. Contoh stressor internal adalah tidak berprestasi kerja, kehilangan
orang yang dicintai, respon terhadap penyakit kronis. Contoh stressor
ekternal adalah serangan fisik, putus hubungan, dikritik orang lain. Marah
juga bisa disebabkan perasaan jengkel yang menumpuk di hati atau
kehilangan kontrol terhadap situasi. Marah juga bisa timbul pada orang yang
dirawat inap.

5. Penatalaksaan Medis
Penatalaksanaan gangguan jiwa dengan dengan perilaku kekerasan
(Yosep, 2010) adalah sebagai berikut:
a. Psikofarmakologi
Obat-obatan yang diberikan adalah antiaanxiety dan sedative-hipnotics.
Obat ini dapat mengendalikan agitasi yang akut. Benzodiazepines seperti
lorazepam dan clonazepam, sering digunakan dalam kedaruratan psikiatri
untuk menenangkan perlawanan pasien.
b. Terapi Kejang Listrik atau Elektro Compulsive Therapy (ECT)
ECT merupakan suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik
dan menimbulkan kejang pada pasien baik tonik maupun klonik.

6. Penatalaksaan Keperawatan
Seorang perawat harus berjaga-jaga terhadap adanya peningkatan agitasi
pasien, hirarki perilaku agresif dan kekerasan. Disamping itu, perawat harus
mengkaji pula afek pasien yang berhubungan dengan perilaku agresif.
Kelengkapan pengkajian dapat membantu perawat dalam membina hubungan
terapeutik dengan pasien, mengkaji perilaku yang berpontensi kekerasan,
mengembangkan suatu perencanaan, mengimplementasikan perencanaan, dan
mencegah perilaku kekerasan. (Yosep, 2010).
Perawat dapat mengimplementasikan berbagai intervensi untuk
mencegah dan mengelola perilaku agresif. Intervensi dapat melalui rentang
intervensi keperawatan.
a. Kesadaran Diri
Perawat harus menyadari bahwa stress yang dihadapi dapat
mempengaruhi komunikasinya dengan pasien. Bila perawat tersebut merasa
letih, cemas, marah, atau apatis maka akan sulit baginya membuat pasien
tertarik. Untuk mencegah semua itu, maka perawat harus terus menerus
meningkatkan kesadaran dirinya dan melakukan supervise dengan
memisahkan antara masalah pribadi dan masalah pasien.
b. Pendidikan Pasien
Pendidikan yang diberikan mengenai cara berkomunikai dan cara
mengekpresikan marah yang tepat. Banyak pasien yang mengalami kesulitan
mengekpresikan perasaan, kebutuhan, hasrat, dan bahkan kesulitan
mengkomunikasikan semua ini pada orang lain. Jadi dengan perawat
berkomunikasi yang terapeutik diharapkan agar pasien mau mengekpresikan
perasaannya, lalu perawat menilai apakah respon yang diberikan pasien
adaptif atau maladaptif.
c. Latihan Asertif
Kemampuan dasar interpersonal yang harus dimiliki perawat yaitu
mampu berkomunikasi secara langsung dengan setiap orang, mengatakan
tidak untuk sesuatu yang tidak beralasan, sanggup melakukan komplain, dan
mengekpresikan penghargaan dengan tepat.
d. Komunikasi
Strategi berkomunikasi dengan pasien agresif adalah bersikap tenang,
bicara lembut, bicara tidak dengan menghakimi, bicara netral dengan cara
yang kongkrit, tunjukkan sikap respek, hindari kontak mata langsung,
fasilitasi pembicaraan, dengarkan pembicaraan, jangan terburu-buru
menginterpretasikan, dan jangan membuat janji yang tidak dapat ditepati.
e. Perubahan Lingkungan
Unit perawatan sebaiknya menyediakan berbagai aktivitas seperti:
membaca, kelompok program yang dapat mengurangi perilaku pasien yang
tidak sesuai dan meningkatkan adaptasi sosialnya seperti terapi aktivitas
kelompok. Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang
mempunyai masalah yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi
sedangkan kelompok digunakan sebagai target sasaran (Keliat dan Akemat,
2005). TAK yang sesuai dengan perilaku kekerasan adalah terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi: perilaku kekerasan.
f. Tindakan Perilaku
Tindakan perilaku pada dasarnya membuat kontrak dengan pasien
mengenai perilaku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima,
konsekuensi yang didapat bila kontrak dilanggar.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan perilaku kekerasan
(SDKI, 2017), adalah
a. Data Subyektif
1) Mengancam
2) Mengumpat dengan kata-kata kasar
3) Suara keras
4) Bicara ketus
b. Data Obyektif
1) Menyerang orang lain
2) Melukai diri sendiri
3) Merusak lingkungan
4) Perilaku agresif/amuk
5) Mata melotot
6) Tangan mengepal
7) Rahang mengatup
8) Wajah memerah
9) Postur tubuh kaku

Pohon Masalah
Effect ...... Resiko Mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Core Problem ................. Perilaku Kekerasan

Etiologi .............................. Harga Diri Rendah

2. Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul untuk maslah prilaku kekerasan
adalah:
a. Perilaku Kekerasan
b. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
c. Harga diri rendah.
3. Rencana Keperawatan Perilaku Kekerasan

No. Diagnosa Perencanaan


Intervensi
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
Perilaku TUM:
kekerasan Klien tidak melakukan
tindakan kekerasan
TUK 1: 1. Setelah …x… pertemuan klien 1. Bina hubungan saling percaya dengan
Klien dapat membina menunjukkan tanda-tanda percaya :
hubungan saling percaya dengan perawat: a. Beri salam /panggil nama klien
a. Wajah cerah, tersenyum b. Sebutkan nama perawat sambil
b. Mau kenalan jabat tangan
c. Ada kontak mata c. Jelaskan maksud hubungan
d. Bersedia menceritakan interaksi
perasaan d. Jelaskan tentang kontrak yang
akan dibuat
e. Beri rasa aman dan sikap empati
f. Lakukan kontak singkat tapi
sering
TUK 2:
Klien dapat 2. Setelah …x… pertemuan klien 2. Bantu klien mengungkapkan
mengidentifikasikan menceritakan penyebab perilaku perasaan marahnya:
penyebab perilaku kekerasan yang dilakukan: a. Motivasi klien untuk
kekerasan a. Menceritakan penyebab menceritakan penyebab rasa
perasaan jengkel atau kesal kesal atau jengkelnya.
baik dari diri sendiri maupun b. Dengar tanpa menyela
lingkungan. ataumemberi penilaian setiap
ungkapan perasaan klien.
TUK 3 3. Setelah ….x…. pertemuan klien 3. Bantu klien mengungkapkan tanda-
Klien dapat menceritakan tanda-tanda saat tanda perilaku kekerasan yang
mengidentifikasikan terjadi perilaku kekerasan : dialami :
tanda-tanda perilaku a. Tanda fisik : mata merah, a. Motivasi klien menceritakan
kekerasan tangan mengepal, ekpresi kondisi fisik (tanda-tanda fisik)
tegang, dll saat perilaku kekerasan terjadi
b. Tanda emosional : perasaan b. Motivasi klien menceritakan
marah, jengkel, bicara kasar kondisi emosinya (tanda-tanda
c. Tanda social: bermusuhan emosional) saat terjadi perilaku
yang dialami saat terjadi kekerasan.
perilaku kekerasan.
c. Motivasi klien menceritakan
kondidi hubungan dengan orang
lain (tanda-tanda social) saat
terjadi perilaku kekerasan.
TUK 4 4. Setelah …x… pertemuan klien 4. Diskusikan dengan klien perilaku
Klien dapat mengidentifikasi menjelaskan : kekerasan yang dilakukan selama ini:
perilaku kekerasan yang a. Jenis-jenis ekspresi a. Motivasi klien menceritakan
biasa dilakukan kemarahan yang selama ini jenis-jenis tindak kekerasan yang
telah dilakukannya selama ini permah dilakukannya.
b. Perasaannya saat melakukan b. Motivasi klien menceritakan
kekerasan perasaan klien setelah tindak
c. Efektivitas cara yang dipakai kekerasan tersebut terjadi
dalam menyelesaikan c. Diskusikan apakah dengan
masalah tindak kekerasan yang
dilakukannya masalah yang
dialami teratasi.
TUK 5 5. Setelah …x… pertemuan klien 5. Diskusikan dengan klien akibat
Klien dapat mengidentifikasi dapat menjelaskan akibat tindak negatif (kerugian) cara yang
akibat perilaku kekerasan kekerasan yang dilakukannya: dilakukan pada:
a. Diri sendiri
a. Diri sendiri : luka, dijauhi b. Orang lain/keluarga
teman, dll c. Lingkungan
b. Orang lain/keluarga : luka,
tersinggung, ketakutan, dll
c. Lingkungan : barang atau
benda rusak dll
TUK 6 6. Setelah …x… pertemuan klien 6. Diskusikan dengan klien:
Klien dapat dapat menjelaskan cara-cara a. Apakah klien mau mempelajari
mengindentifikasi cara sehat mengungkapkan marah cara baru mengungkapkan
kontruktif dalam merespon marah yang sehat
terhadap kemarahan b. Jelaskan berbagai alternatif
pilihan untuk mengungkapkan
marah selain perilaku kekerasan
yang diketahui klien.
c. Jelaskan cara-cara sehat untuk
mengungkapkan marah:
1) Cara fisik: nafas dalam, pukul
bantal atau kasur, olah raga.
2) Verbal: mengungkapkan
bahwa dirinya sedang kesal
kepada orang lain.
3) Sosial: latihan asertif dengan
orang lain.
4) Spiritual: sembahyang/doa,
zikir, meditasi, dsb sesuai
keyakinan agamanya masing-
masing
TUK 7 7. Setelah …x… pertemuan klien 7.1 Diskusikan cara yang mungkin
Klien dapat dapat klien dapat dipilih dan anjurkan klien memilih
mendemonstrasikan cara mendemonstrasikan cara cara yang mungkin untuk
mengontrol perilaku mengontrol perilaku kekerasan mengungkapkan kemarahan.
kekerasan a. Fisik : tarik napas dalam, olah 7.2 Latih klien memperagakan cara
raga, menyiram tanaman yang dipilih:
b. Verbal : mengatakan secara 1. Peragakan cara melaksanakan
langsung dengan tidak cara yang dipilih.
menyakiti 2. Jelaskan manfaat cara tersebut
c. Spiritual : sembahyang,
berdoa atau ibadah lainnya
3. Anjurkan klien menirukan
peragaan yang sudah
dilakukan.
4. Beri penguatan pada klien,
perbaiki cara yang masih
belum sempurna
7.3 Anjurkan klien menggunakan cara
yang sudah dilatih saat
marah/jengkel
TUK 8 8. Setelah …x… Keluarga klien 8.1 Diskusikan pentingnya peran serta
Klien mendapat dukungan dapat : keluarga sebagai pendukung klien
keluarga dalam mengontrol a. Menyebutkan cara merawat untuk mengatasi perilaku
perilaku kekerasan klien yang berperilaku kekerasan.
kekerasan 8.2 Diskusikan potensi keluarga untuk
b. Mengungkapkan rasa puas membantu klien mengatasi perilaku
dalam merawat klien kekerasan
8.3 Jelaskan pengertian, penyebab,
akibat dan cara merawat klien
perilaku kekerasan yang dapat
dilaksanakan oleh keluarga.
8.4 Peragakan cara merawat klien
(menangani PK )
8.5 Beri kesempatan keluarga untuk
memperagakan ulang
8.6 Beri pujian kepada keluarga setelah
peragaan
8.7 Tanyakan perasaan keluarga setelah
mencoba cara yang dilatihkan
TUK 9 9. Setelah …x… pertemuan klien 9.1 Jelaskan manfaat menggunakan
Klien dapat menggunakan dapat menjelaskan obat secara teratur dan kerugian jika
obat-obatan yang diminum a. Manfaat minum obat tidak menggunakan obat
dan kegunaannya (jenis, b. Kerugian tidak minum obat 9.2 Jelaskan kepada klien:
waktu, dosis dan efek) c. Nama obat 1. Jenis obat (nama, wanrna dan
d. Bentuk dan warna obat bentuk obat)
e. Dosis yang diberikan 2. Dosis yang tepat untuk klien
kepadanya 3. Waktu pemakaian
f. Waktu pemakaian 4. Cara pemakaian
g. Cara pemakaian 5. Efek yang akan dirasakan
h. Efak yang dirasakan klien
9.3 Anjurkan klien
1. Minta dan menggunakan obat
tepat waktu
2. Lapor ke perawat/dokter jika
mengalami efek yang tidak
biasa
3. Beri pujian terhadap
kedisplinan klien
menggunakan obat.
4. Implementasi Keperawatan
SP1 PASIEN SP1 KELUARGA
1. Mengidentifikasi penyebab prilaku 1. Mendiskusikan masalah yang
kekerasan. diharapkan keluarga dalam merawat
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala klien .
prilaku kekerasan. 2. Menjelaskan pengertian prilaku
3. Mengidentifikasi prilaku kekerasan kekerasan, tanda dan gejala prilaku
yang di lakukan. kekerasan, serta proses terjadinya
4. Mengidentifikasi akibat perilaku prilaku kekerasan.
kekrasan.
5. Menyebutkan cara mengontrol
prilaku kekerasan.
6. Membantu klien mempraktekan
latihan cara mengontrol prilaku
kekerasan secara fisik 1 : latihan
nafas dalam.
7. Menganjurkan klien memasukkan ke
dalam kegiatan harian.
SP2 PASIEN SP2 KELUARGA
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 1. Melatih keluarga mempraktikan cara
klien. merawat klien dengan prilaku
2. Melatih klien mengontrol prilaku kekerasan.
kekerasan dengan cara fisik 2: pukul 2. Melatih keluarga melakukan cara
kasur dan bantal . merawat langsung kepada klien prilaku
3. Menganjurkan klien memasukan ke kekerasan.
dalam kegiatan harian
SP3 PASIEN SP3 KELUARGA
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Membantu keluarga membuat jadwal
klien aktifitas di rumah termasuk minum obat
2. Melatih klien mengontrol prilaku (discharge planning).
kekerasan dengan cara sosial/ verbal Menjelasakan follow up klien setelak
3. Menganjurkan klien memasukan ke pulang.
dalam kegiatan harian.
SP4 PASIEN
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien.
2. Melatih klien mengontrol prilaku
kekerasan dengan cara spiritual.
3. Menganjurkan klien memasukan ke
dalam kegiatan harian.
SP5 PASIEN
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien.
2. Melatih klien mengontrol prilaku
kekerasan dengan minum obat.
3. Menganjurkan klien memasukan
kedalam kegiatan harian.
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nurjannah, I. 2008. Penangan Klien Dengan Masalah Psikiatri Kekerasan.
Yogyakarta: MocoMedika.
Maramis, W.F. 2005 Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa. Surabaya: Airlangga
Universitas Press.
SDKI, DPP & PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:definisi dan
indicator diagnostic. (Edisi 1). Jakarta: DPPPPNI
Stuart, G.W. and Laraia. 2005. Principles and Praktice of Psychiatric Nursing, St.
Louis: Mosby Year B
Stuart dan Sundeen, 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Videbeck, S. L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi. Bandung: PT Refika Aditama.

Вам также может понравиться

  • Implementasi Dan Evaluasi Bapak WB
    Implementasi Dan Evaluasi Bapak WB
    Документ4 страницы
    Implementasi Dan Evaluasi Bapak WB
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • Inovasi Project Banjar Pinda
    Inovasi Project Banjar Pinda
    Документ30 страниц
    Inovasi Project Banjar Pinda
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • Format Manajemen
    Format Manajemen
    Документ4 страницы
    Format Manajemen
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • Sap HT
    Sap HT
    Документ9 страниц
    Sap HT
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • Sap Cuci Tangan New
    Sap Cuci Tangan New
    Документ9 страниц
    Sap Cuci Tangan New
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • FORMAT RESUME Stikes Wira Medika
    FORMAT RESUME Stikes Wira Medika
    Документ4 страницы
    FORMAT RESUME Stikes Wira Medika
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • SAP
    SAP
    Документ12 страниц
    SAP
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • Cover KLP X
    Cover KLP X
    Документ1 страница
    Cover KLP X
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • Jadwal Praktik Mahasiswa Profesi Ners Stase Keperawatan Anak
    Jadwal Praktik Mahasiswa Profesi Ners Stase Keperawatan Anak
    Документ1 страница
    Jadwal Praktik Mahasiswa Profesi Ners Stase Keperawatan Anak
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • Oksigrnisasi
    Oksigrnisasi
    Документ25 страниц
    Oksigrnisasi
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • SAP Kanker Serviks
    SAP Kanker Serviks
    Документ16 страниц
    SAP Kanker Serviks
    Irma Sari Fitriana
    91% (11)
  • Tak Ruangan
    Tak Ruangan
    Документ15 страниц
    Tak Ruangan
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • Format Daftar Hadir
    Format Daftar Hadir
    Документ3 страницы
    Format Daftar Hadir
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • Pathway Stroke Non Hemoragik
    Pathway Stroke Non Hemoragik
    Документ1 страница
    Pathway Stroke Non Hemoragik
    Eka Lesmana
    100% (4)
  • LP CKR
    LP CKR
    Документ19 страниц
    LP CKR
    Gusti Pramita
    Оценок пока нет
  • Gadar 1 - STROKE - Pathway - Ari Dewi
    Gadar 1 - STROKE - Pathway - Ari Dewi
    Документ1 страница
    Gadar 1 - STROKE - Pathway - Ari Dewi
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • Absensi 2
    Absensi 2
    Документ1 страница
    Absensi 2
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • Pathway CKR
    Pathway CKR
    Документ2 страницы
    Pathway CKR
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • WOC Persalinan Normal
    WOC Persalinan Normal
    Документ1 страница
    WOC Persalinan Normal
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Pasien Hemodialisis I
    Asuhan Keperawatan Pasien Hemodialisis I
    Документ19 страниц
    Asuhan Keperawatan Pasien Hemodialisis I
    Nila Sari Chandra
    Оценок пока нет
  • LP Stroke Non Hemoragik
    LP Stroke Non Hemoragik
    Документ21 страница
    LP Stroke Non Hemoragik
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • WOC Persalinan Normal
    WOC Persalinan Normal
    Документ1 страница
    WOC Persalinan Normal
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • NIC Label: Intracranial Pressure (ICP) Monitoring
    NIC Label: Intracranial Pressure (ICP) Monitoring
    Документ11 страниц
    NIC Label: Intracranial Pressure (ICP) Monitoring
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • LP Maternitas
    LP Maternitas
    Документ20 страниц
    LP Maternitas
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • WOC Persalinan Normal
    WOC Persalinan Normal
    Документ1 страница
    WOC Persalinan Normal
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • SPSK Obat Oral Fix
    SPSK Obat Oral Fix
    Документ4 страницы
    SPSK Obat Oral Fix
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • Pathway CKR
    Pathway CKR
    Документ2 страницы
    Pathway CKR
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • Tak Ruangan
    Tak Ruangan
    Документ15 страниц
    Tak Ruangan
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • Cover KLP X
    Cover KLP X
    Документ1 страница
    Cover KLP X
    Sintarasmi
    Оценок пока нет
  • LP Post SC
    LP Post SC
    Документ25 страниц
    LP Post SC
    Sintarasmi
    Оценок пока нет