Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998 tentang kesehatan
dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun
(Maryam dkk, 2008:32). Dalam kehidupan ini, manusia mengalami penuaan. Menua adalah
diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
Terdapat batasan pada lanjut usia. Batasan umur lansia menurut WHO meliputi usia
pertengahan ialah kelompok usia 45-59 tahun, lanjut usia antara 60-74 tahun, lanjut usia tua
antara 75-90 tahun, dan usia sangant tua ialah di atas 90 tahun. Selain itu, menurut
Setyonegoro, dalam Padila (2013) ialah usia dewasa muda usia 18/20-25 tahun, usia dewasa
Sesorang yang sudah memasuki masa lansia banyak mengalami masalah nutrisi
(Maryam, 2008:55) ialah sel, jumlah sel berkurang dan cairan tubuh menurun. Kemudian,
terjadi gangguan pendengaran. Penglihatan, respon terhadap sinar berkurang. Kulit, keriput
serta kulit kepala dan rambut menipis. Sedangkan masalah nutrisi yang terjadi paa lansia
misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang
makin rapuh, dan sebagainya. Berdasarkan data di Komisi Nasional Lanjut Usia (Komnas
Lansia) dan Departemen Sosial, pada tahun 2000 tercatat sekitar 7,18% penduduk Indonesia
berlansia atau setara dengan 14,4 juta orang, hingga Mei 2009 jumlah lansia mencapai kurang
lebih 20 juta orang atau terbesar keempat dunia setelah AS, China, dan India, dan
diperkirakan pada tahun 2020 jumlah akan mencapai 11,34% dari seluruh penduduk
Indonesia atau setara dengan 28,8 juta orang. Namun, ada sekitar 74% dari lansia usia 60
tahun ke atas menderita penyakit kronis yang harus makan obat terus-menerus selama hidup
mereka.
Berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah nutrisi pada lansia
antara lain melalui monitoring BB (kartu lansia), pendidikan gizi. Lansia dengan penyakit
degeneratif perlu diberikan konseling gizi. Konseling gizi misalnya posyandu lansia yang
pendidikan gizi yang bertujuan agar masyarakt dapat memilik dan mempertahankan pola
makan, penyuluhan kesehatan dan konseling gizi yang bertujuan untuk mengembangkan
pengertian yang benar dan sikap yang positif individu/pasien atau kelompok/keluarga pasien
(receiver), keluarga sadar gizi (kadarzi) yang bertujuan agar suatu keluarga mampu
1.2.4 Bagaimana Perubahan pada Sistem Tubuh pada Lansia Akibat Gangguan Sistem
Pencernaan?
Masa Lansia?
1.3.4 Mengetahui perubahan pada sistem tubuh pada lansia akibat gangguan sistem
pencernaan
PEMBAHASAN
2.1 Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan
dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun
(Maryam dkk, 2008). Secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya
65 tahun ke atas. Usia 65 tahun merupakan batas minimal untuk kategori lansia. Lansia
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan
daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual (Efendi, 2009).
Menurut Santoso (2010 ), lansia adalah orang dengan usia di atas 60 tahun. Menurut
organisasi kesehatan dunia (WHO), batasan umur lansia ada empat tahap, yang pertama usia
pertengahan yang berkisar antara 45 sampai 59 tahun. Kedua lansia yang berkisar antaara 60
sampai 74 tahun. Ketiga lansia tua yang berkisar antara 75 sampai 90 tahun. Terakhir usia
sangat tua yang berkisar lebih dari 90 tahun. Menurut Depkes (2011), batasan usia lansia
meliputi, pra lansia kelompok usia antara 45 sampai 59 tahun, lansia antara 60 sampai 69
Lima klasifikasi usia pada lansia (Maryam, 2008) yaitu, Pra lansia atau prasenilis
adalah seorang yang berusia antara 45 sampai 59 tahun, kemudian lansia adalah seorang yang
berusia 60 tahun atau lebih, lansia beresiko tinggi adalah seorang yang berusia 70 tahun atau
lebih atau seseorang yang berusia 60 tahun lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI,
2003), selain itu lansia potensial tinggi adalah lansia yang masih mampu melakukan aktivitas,
yang terakhir lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak berdaya dalam mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).
Proses menua adalah suatu tahapan hilangnya kemampuan jaringan secara perlahan-
lahan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi yang normal. Proses menua
merupakan proses yang terjadi secara terus-menerus dan alamiah dimulai sejak lahir dan
setiap individu berbeda kecepatannya. Menua bukanlah status penyakit yang terdapat pada
diri seseorang tetapi menua merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam
Ada beberapa macam teori yang berkaitan dengan proses penuaan menurut
Darmojdo, antara lain Teori Genetik Clock, menurut teori ini proses menua telah terprogram
oleh waktu secara genetik untuk spesies atau jenis tertentu. Kemudian Teori Mutasi somatik,
menurut teori ini telah terjadi mutasi progresif pada DNA sel somatik yang menyebabkan
menurunnya kemampuan fungsional sel somatik. Lalu adanya Teori Rusaknya Sistem Imun
Tubuh, menurut teori ini terjadinya mutasi yang berulang maupun perubahan protein setelah
dirinya maka hal ini menyebabkan peristiwa autoimun. Selain itu terdapat Teori Radikal
Bebas, menurut teori ini tidak stabilnya radikal bebas di alam bebas mengakibatkan oksidasi
oksigen sehingga menyebabkan sel-sel tidak bisa regenerasi. Teori menurut Darmodjo yang
terakhir adalah Teori Menua Akibat Metabolisme, menurut teori ini penurunan jumlah kalori
disebabkan karena menurunnya salah satu proses metabolisme yang akan menghambat
Kehilangan gigi, penyebab utama adanya periodental disease yang biasa terjadi
setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi buruk.
Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera
pengecap (±80%), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap di lidah terutama rasa manis,
asin, asam, dan pahit. Esofagus (kerongkongan) melebar. Rasa lapar menurun (sensitivitas
lapar menurun), asam lambung menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
atau sembelit. Fungsi absorbsi melemah (daya absorbsi terganggu). Liver (hati) semakin
Tubuh memerlukan makanan yang bergizi untuk proses metabolisme. Pemenuhan kebutuhan
gizi dengan baik dapat membantu menyesuaikan proses perubahan yang dialami dan dapat
menjaga kelangsungan pergantian sel tubuh sehingga dapat memperpanjang umur untuk para
lansia. Berdasarkan kegunaan bagi tubuh, zat gizi dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu zat
Pertama, zat energi. Dalam bahan makanan, zat energi ini mengandung karbohidrat
dan lemak. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, ubi, roti dll.
Sedangkan bahan makanan yang mengandung lemak seperti santan, mentega, minyak dll.
Kedua, zat pembangun. Dalam bahan makanan, zat pembangun ini mengandung protein.
Bahan makanan yang mengandung protein seperti tempe, tahu, ikan, daging dll. Ketiga, zat
pengatur. Dalam bahan makanan, zat pengatur ini mengandung vitamin dan mineral. Bahan
makanan yang mengandung vitamin dan mineral seperti buah, sayur dll.
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia antara lain kerusakan
gigi (ompong) sehingga kemampuan mencerna makanan berkurang, menurunnya cita rasa
terhadap makanan karena melemahnya indera pengecap, pelebaran yang terjadi pada
kerongkongan (oesophagus), asam lambung dan rasa lapar menurun, gerakan usus yang
Banyak terjadi di negara bagian barat dan kota besar. Berat badan berlebih dapat
diakibatkan karena kebiasaan makan yang banyak saat muda dan pada lansia kalori yang
digunakan berkurang karena aktivitas fisiknya berkurang kegemukan adalah salah satu
penyebab terjadinya berbagai penyakit seperti jantung, darah tinggi dan kencing manis.
Terjadinya kekurangan gizi disebabkan oleh masalah sosial ekonomi dan gangguan
penyakit. Berat badan yang kurang dari normal dapat disebabkan karena rendahnya konsumsi
kalori dalam tubuh, dan bila kekurangan protein dapat menyebabkan kerusakan sel yang tidak
dapat diperbaiki. Hal tersebut mengakibatkan kerontokan rambut, penurunan daya tahan
Kurang mengkonsumsi buah, sayur serta protein dapat mengakibatkan kulit kering,
Penimbangan Berat Badan dilakukan secara teratur minimal satu minggu sekali.
Penurunan asupan protein pada lansia mengakibatkan tidak semangat dan mudah
terserang penyakit.
Terjadi bila kurang mendapat sinar matahari, jarang minum susu, kurang
Gangguan pengaturan nafsu makan dan asupan energi berhubungan juga dengan
proses penuaan yang dapat menimbulkan anoreksia atau obesitas. Untuk anoreksia
Gizi yang tepat bagi lansia antara lain memperhatikan prinsip kebutuhan gizi, gizi
yang disajikan dalam menu harus seimbang, penyesuaian tekstur dan bentuk makanan,
makanan yang mengandung garam natrium tinggi, serta Memperbanyak makan buah, sayur,
Dalam perencanaan makan bagi lansia, perlu diperhatikan beberapa hal, seperti
makanan harus mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Kemudian
memperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Lalu, mengurangi konsumsi garam
dan memperbanyak minum. Selain itu, membatasi makanan manis, berlemak serta membatasi
menum kopi atau teh, memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung zat besi, serta
disarankan pengolahan makanan yang dikukus, direbus, maupun dipanggang serta kurangi
\
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manula memiliki kebutuhan nutrisi secara khusus karena sistem jaringan dan organ
mereka mengalami penuaan. Kesehatan nutrisi membantu manula menjaga hidup yang lebih
aktif dan menyenangkan, melindungi mereka dari penyakit, mengurangi keparahan penyakit,
dan mempercepat pemulihan penyakit. Maka dari itu manula membutuhkan asupan nutrisi
yang tepat.
3.2 Saran
Sebaiknya lansia tidak mengabaikan makanan yang dikonsumsi sehari-hari dan tidak
yang bergizi kepada masyarakat kurang mampu khususnya lansia yang sangat rentan
terhadap penyakit.
makanan dengan gizi seimbang, yaitu diimbangi dengan keadaan hidup bersih untuk setiap
masyarakat desa yang kurang paham terhadap kebutuhan nutrisi pada lansia.
DAFTAR PUSTAKA
http/www. Kebutuhan nutrisi pada lansia.com,, di akses pada hari minggu, jam 11.31.wib.
http://zahryalakbar.blogspot.com/2012/11/nutrisi-pada-lansia.html
http://suparty.blogspot.com/2014/01/kebutuhan-asupan-nutrisi-pada-lanjut.html
https://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/27/gizi-pada-lansia