Вы находитесь на странице: 1из 47

DITA AYU PERTIWI

FAA 114 016

1. Morning sickness, atau dikenal dengan nausea gravidarum, nausea/vomiting of


pregnancy (NVP), emesis gravidarum atau pregnancy sickness adalah kondisi yang
menyerang 50% perempuan hamil. Perempuan tersebut merasa mual, terkadang muntah,
dan sering lelah. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal sering mengalami
kondisi morning sickness. Biasanya, morning sickness terjadi di pagi hari, dan meningkat
secara bertahap sepanjang hari. Namun beberapa penelitian mengatakan ada yang mual
parah saja tanpa disertai muntah. Keadaan ini terjadi setelah implantasi dan bersamaan
dengan puncak produksi hCG. Hormone plasentasi awal ini yang memicu gejala, karena
bekerja bersama chemoreceptor trigger zone di pusat muntah.
Beberaoa hormone yang berperan :
 Estrogen levels – peningkatan tiba – tiba dari hormone estrogen pada wanita hamil
dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, mungkin memicu terjadinya mual dan muntah
 Progesterone levels – Saat hamil, peningkatan progesterone dapat merelaksasi otot – otot
uterus, merelaksasi perut dan saluran pencernaan. Hasilnya dapat mempengaruhi asam
lambung dan menyebabkan GERD.

 Hypoglycemia – belum ada penelitian jelas terkait hubungan ini.

 Levels of human chorionic gonadotropin (hCG) - adalah hormone yang diproduksi


saat hamil dan dibuat oleh embrio yang sedang berkembang tidak lama setelah konsepsi dan
selanjutnya dipisahkan oleh plasenta. Hormone ini dilepas untuk mencegak disintegrasi
korpus luteum ovarium. Selain progesterone yang sangat vital untuk kehamilan. Beberapa
peneitan mengatakan bahwa peningkatan ini berpengaruh terhadap kejadian morning sickness.

 Sense of smell – stimulasi berlebihan trigger pada indera penciuman.


 Evolutionary survival adaptation – beberapa penelitan mengatakan, morning sickness
merupakan respon adaptasi pertahanan diri yang terjadi pada ibu hamil untuk melindungi bayi
dari makanan – makanan yang bersifat kontaminasi.

mekanisme mual dan muntah yang dialami ibu hamil


Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem gastrointestinal ibu hamil. Tingginya kadar
progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah. Selain itu
sekresi saliva menjadi lebih asam, lebih banyak dan asam lambung menurun.
Dapat terjadi penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal yang menimbulkan
pemanjangan waktu pengosongan lambung dan transit usus. Ini mungkin akibat jumlah
progesteron tinggi selama kehamilan, menurunnya kadar motalin yang merupakan suatu peptida
yang diketahui mempunyai efek terhadap perangsangan otot-otot halus. Perbesaran uterus
menekan diafragma, lambung dan intestine.
Menurunnya gerakan peristaltik tidak hanya menyebabkan mual tetapi juga konstipasi.
Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal kehamilan
dan kembali pada masa akhir kehamilan.

 Mual dan Muntah selama Kehamilan


Mual dan muntah selama kehamilan biasa terjadi di pagi hari ataupun kapan saja. Tanda biasa
muncul segera setelah implantasi dan bersamaan saat produksi hCG mencapai puncaknya,
diduga bahwa hormon plasenta inilah yang memicu mual dan muntah dengan bekerja pada
chemoreseptor trigger zone pada pusat muntah (Sherwood, 2001).
Terdapat beberapa teori mengenai penyebab mual dan muntah pada kehamilan. hCG serum
memuncak pada trimester ketiga, tetapi hubungan antara mual muntah dan sekresi hCG belum
dapat dipastikan. Selain itu efek progestron pada tonus otot polos lambung, terutama efek pada
motilitas saluran gastrointestinal bagian atas, kepatenan sfingter esofagus bagian bawah. Selain
itu, perlambatan pengosongan lambung mengisyaratkan kemungkinan peran hormon steroid
(Coad & Dunstall, 2001).

 Mekanisme Muntah
Muntah merupakan suatu refleks yang menyebabkan dorongan ekspirasi isi lambung/usus
atau keduanya ke mulut. Pusat muntah menerima masukan dari korteks serebral, organ
vestibular, daerah pemicu kemoreseptor (Chemoreceptor Trigger Zone, CTZ) dan serabut aferen
termasuk dari sistem gastrointestinal. Muntah terjadi akibat perangsangan pada pusat muntah
yang terletak di daerah postrema medula oblongata di dasar ventrikel ke empat.

JAWABAN NO. 6 (PENYEBAB NAFSU MAKAN IBU HAMIL MENURUN)


1. HcG (Human Chorionic Gonodotropin) adalah sejenis hormon yang dihasilkan oleh plasenta
pada awal kehamilan. Keberadaan hormon tersebut di dalam darah memicu reaksi penolakan
tubuh, karena dianggap sebagai benda asing. Penolakan tubuh inilah yang memicu sensai
mual pada awal kehamilan. Dan rasa mual, seringkali menyebabkan ibu tidak bisa menelan
makanan karena rasa mual dapat menurunkan nafsu makan seorang ibu yang sedang hamil.
Ketika fungsi plasenta telah sempurna, rasa mual ini akan hilang, sehingga ibu kembali dapat
makan seperti biasa. Umumnya rasa mual akan berhenti pada usia kehamilan 12-14 minggu
(awal trimester kedua).
2. Perubahan metabolisme glikogen hati pada ibu hamil biasanya menyebabkan rasa tidak
nyaman, dan penuh pada perut bagian atas, sehingga ibu enggan untuk makan. Menurunkan
nafsu makan ibu hamil.

HCG (Human Chorionic Gonadotropin)


Hormon kehamilan HCG, hormon ini hanya terdapat pada wanita yang sedang mengalami
kehamilan. Ketika kita mengecek kehamilan dengan menggunakan test urine, maka hasil test
urine tersebut bekerja dengan cara mendeteksi kandungan HCG dalam urine. Hasil test yang
menunjukkan positif berarti HCG dalam urine tinggi, dan ini menunjukkan kehamilan. Selain itu
masih banyak lagi hormon-hormon yang mempengaruhi kehamilan. Apabila kadar HCG dalam
darah tinggi, maka hal tersebut bisa menyebabkan mual-mual atau yang biasa disebut morning
sickness. Inilah yang menjadi penyebab ibu hamil muda mengalami mual-mual di pagi hari atau
saat-saat tertentu. Pada masa ini, biasanya ibu hamil akan mengalami penurunan nafsu makan.

human Chorionic Gonadotropin


 hCG adalah hormon protein yang memiliki subunit alpha yang sama dengan yang terdapat
pada FSH,LH dan TSH. Subunit beta adalah unik untuk hCG. Hormon ini paling mirip
dengan LH
 hCG diproduksi oleh sinsitiotrofoblas dan dapat dideteksi dalam serum ibu 8 – 9 hari pasca
konsepsi. Hormon ini yang menjadi dasar bagi semua tes kehamilan standar.
 Kadar hCG berlipat ganda setiap 48 jam dalam beberapa minggu pertama kehamilan dan
mencapai kadar puncak sebesar 80.000 – 100.000 mIU / mL pada usia kehamilan 8 – 10
minggu. Setelah itu, kadar hCG menurun menjadi 10.000 – 20.000 mIU /mL dan menetap
pada nilai tersebut sampai aterm.
 Fungsi utama hCG adalah untuk mempertahankan produksi progesteron corpus luteum
sampai plasenta dapat mengambil alih peran produksi progesteron pada usia gestasi sekitar 6
– 8 minggu. Progesteron diperlukan untuk keberhasilan proses kehamilan awal. Dengan
begitu pada saat masuki minggu ke 9 ibu hamil akan mengalami peningkatan nafsu makan
dikarenakan kurangnya hormon HCG ini.

Sumber :
1. Sherwood, Lauralee.2011. Fisiologi Manusia : dari sel ke system. Jakarta : EGC.
Hal. 856- 857
2. The American College of Obstetricians and Gynaecology. 2015. Morning sickness
: Nausea and Vomiting Pregnancy. Diunduh pada 8 September 2016 Pukul 08.40. Diakses
pada www.acog.org/~/media/For%20Patients/faq126.pdf

2. Siklus Menstruasi
- Pada setiap siklus haid FSH dikeluarkan oleh Lobus anterior hipofisis yang
menyebabkab beberapa folikel primer berkembang dalam ovarium.
- Folikel primer berkembang menjadi folikel de Graaf yang membuat esterogen,
- Esterogen menekan FSH, sehingga lobus anterior hipofisis mengeluarkan hormon
gonadotropin yang kedua yaitu LH ( luteinizing hormone)
- Produksi FSH dan LH dipengaruhi RH (relasing hormones) yang disalurkan dari
hipotalamus ke hipofisis
- Dibawah pengruh RH folikel de graff semakin lama semakin matang dan makin
banyak mengeluarkan likuor folikuli yang mengandung esterogen. Esterogen
mempunyai pengaruh terhadap endometrium menyebabkan endometrium tumbuh
(menebal) yang disebut masa proliferasi
- Dibawah pengaruh LH folikel de graff menjadi lebih matang, mendekati permukaan
ovarium, dan kemudian terjadi ovulasi.
- Setelah ovulasi terjadi, terbentuklah korpus rubrum(berwarna merah) yang akan
menjadi korpus luteum (berwarna kuning).
- Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Hormon progesteron mempunyai
pengaruh terhadap endometrium yang telah berproliferasi menyebabkan kelenjar-
kelenjarnya berlekuk-lekuk dan bersekresi (masa sekresi)
- Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi yang menyebabkan kadar
esterogen dan progesteron menurun, sehingga terjadi degenerasi serta perdarahan dan
pelepasan endometrium yang nekrotik, yang disebut masa mestruasi.
- Bilamana ada pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum dipertahankan
dan berkembang menjadi korpus luteum graviditatis
Sumber :

3. Fisiologis hormone – hormone yang berperan dalam siklus menstruasi


Hormon hipotalamus yang mengatur hipofisis
1. Growth-releasing hormone (GRH), merangsang hipofisis anterior untuk mensekresi
growth hormon (hormon pertumbuhan).
2. Growth-inhibiting hormone (GIH), menghambat growth hormone apabila sekresinya telah
berlebihan.
3.Thyrotropin-releasing hormone (TRH), merangsang hipofisis anterior untuk memproduksi
hormone
tiroid (TSH=tiroid stimulating hormone).
4. Cortico-releasing hormone (CRH) , merangsang hipofisis anterior untuk menghasilkan
adenocortico tropic hormone (ACTH).
5. Prolactin-releasing hormone (PRH), merangsang hipofisis anterior mensekresi hormon
prolaktin .
6. Prolactin-inhibiting hormone (PIH) kerjanya produksi prolaktin apabila sekresinya sudah
berlebihan.
7. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH), strukturnya decapeptida, merangsang hipofisis
anterior
mensekresi follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH).

Hormon reproduksi
1) FSH (Follicle Stimulating Hormone), hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
berfungsi dalam proses spermatogenesis dan oogenesis. Di samping itu, FSH juga
merangsang produksi hormon testoseron pada pria dan estrogen pada wanita.

2) LH (Luteinizing Hormone). Hormon dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon ini dapat
merangsang proses pembentukan badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium,
setelah terjadi poses ovulasi.

3) Testoseron, yaitu hormon yang dihasilkan testis dan berperan dalam spermatogenesis dan
penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria.
4) Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh folikel graaf di dalam ovarium. Berperan dalam
oogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita. Di samping itu,
hormon ini juga berperan untuk merangsang produksi LH dan menghambat produksi FSH.

5) Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning atau korpus luteum di dalam
ovarium. Berperan dalam proses pembentukan lapisan endometrium pada dinding rahim
untuk menerima ovum yang telah dibuahi. Pada saat terjadi kehamilan, progesteron
bersama-sama dengan hormon estrogen menjaga agar endometrium tetap mengalami
pertumbuhan, membentuk plasenta, menahan agar otot uterus tidak berkontraksi, dan
merangsang kelenjar susu memproduksi ASI.

6) Oksitosin. Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis. Peranannya, yaitu pada proses kelahiran,
untuk
merangsang kontraksi awal dari otot uterus.
7) Relaksin. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, berperan untuk merangsang relaksasi
ligamen pelvis
pada proses kelahiran.

8) Laktogen, dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yang bersama-sama dengan progesteron


merangsang
pembentukan air susu.
Sumber :

4. Histologi Sistem Reproduksi


Wanita
PRIA
Sumber :
5. Tanda – tanda kehamilan dan pemeriksaan gynaecology
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Dihitung dari saatfertilisasi sampai kelahiran bayi, kehamilan normal biasanya berlangsung
dalam waktu 40 minggu. Usia kehamilan tersebut dibagi menjadi 3 trimester yang masing-
masing berlangsung dalam beberapa minggu. Trimester 1 selama 12 minggu, trimester 2 selama
15 minggu (minggu ke-13 sampai minggu ke-27), dan trimester 3 selama 13 minggu (minggu ke-
28 sampai minggu ke-40).
Pregnancy adalah keadaan mengandung embrio atau fetus yang bertumbuh di dalam tubuh,
setelah penyatuan sel telur dengan spermatozoon. (Kamus Dorland: Pregnancy, 1994)
Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkanketurunan yang terjadi
secara alami mrnghasilkan janin yang tumbuh didalam rahim ibu. (Depkes RI, 1995)
Perubahan endokrinologis, fisiologis, dan anatomis yang menyertai kehamilan menimbulkan
gejala dan tanda yang memberikan bukti adanya kehamilan. Gejala dan tanda tersebut dibagi
menjadi tiga kelompok, antara lain :
a. Tanda Presumtif (tidak pasti), gejalanya :
 Mual dengan atau tanpa muntah
 Gangguan berkemih
 Fatigue atau rasa mudah lelah
 Persepsi adanya gerakan janin
Tanda :
 Terhentinya menstruasi
 Perubahan pada payudara
 Perubahan warna mukosa vagina
 Meningkatnya pigmentasi kulit dan timbulnya striae pada abdomen
b. Tanda kemungkinan kehamilan
 Pembesaran abdomen
 Perubahan bentuk, ukuran, dan konsistensi uterus
 Perubahan anatomis pada serviks
 Kontraksi Braxton Hicks
 Ballotement
 Kontur fisik janin
 Adanya gonadotropin korionik di urin atau serum
c. Tanda Positif Kehamilan
 Identifikasi kerja jantung janin yang terpisah dan tersendiri dari kerja jantung ibu
 Persepsi gerakan janin aktif oleh pemeriksa
 Pengenalan mudigah dan janin setiap saat selama kehamilan dengan USG atau
pengenalan janin yang lebih tua secara radiografis pada paruh kedua kehamilan
Sumber : Ardiani, Anindita Kusuma, and Windriyatna Windriyatna. "Perbedaan Curah Saliva
pada Wanita Hamil Trimester 1, Trimester 2, dan Trimester 3." Media Medika Muda 2.1
Universitas Diponegoro. (2013).
Pemeriksaan Obstetri Gynaecology
Anamnesis
 Identitas Pasien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat pendidikan. Range
usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun. Pada kehamilan usia remaja, apalagi
kehamilan di luar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Tidak
jarang pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk
kemungkinan adanya komplikasi obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini,
persalinan preterm, abortus.

 Keluhan utama
Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa hamil, atau ada
keluhan / masalah lain yang dirasakan. Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit
sekarang Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea, kapan hari pertama
haid terakhir, siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk memperkirakan usia
kehamilan menstrual dan memperkirakan saat persalinan menggunakan
Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari.
Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini sebelumnya atau belum (jika sudah,
berarti ini bukan kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial
pemeriksaan kita). Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang
berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak.

 Riwayat penyakit dahulu


Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau diperberat oleh kehamilan
(penyakit jantung, paru, ginjal, hati, diabetes mellitus), riwayat alergi makanan/ obat tertentu
dan sebagainya. Ada/tidaknya riwayat operasi umum/lainnya maupun operasi kandungan
(miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya).

 Riwayat penyakit keluarga


Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya.

 Riwayat khusus obstetri ginekologi


Adakah riwayat kehamilan / persalinan / abortus sebelumnya (dinyatakan dengan kode
GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak hidup. Ada/tidaknya masalah pada
kehamilan / persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin,
perdarahan dan sebagainya.
Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi
saat baru lahir, berat badan lahir jika masih ingat. Riwayat menarche, siklus haid, ada/tidak
nyeri haid atau gangguan haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya. Riwayat
kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak.
 Riwayat sosial / ekonomi
Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari.
Pemeriksaan Fisis
 Status generalis / pemeriksaan umum
 Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi.
 Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan.
Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat badan < 45 kg atau > 75
kg. Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik lebih bermakna
untuk prediksi sirkulasi plasenta).
 Ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal, hypertensive / tension headache
nyeri suboksipital berdenyut).
 Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.
 Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi-geligi.
 Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum.
 Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri (kecurigaan polio,
mungkin terdapat kelainan bentuk panggul).
 Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah dan
direncanakan penatalaksanaannya.

Abdomen
 Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen mungkin belum
nyata).
 Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan palpasi
bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus - pada kehamilan lebih besar, tinggi
fundus dapat diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas
simfisis os pubis).
 Pemeriksaan palpasi Leopold

Leopold I
Tujuannya untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian janin apa yang
terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).

Teknik:
 Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 450 atau lutut bagian dalam diganjal
bantal) dan pemeriksa menghadap ke arah ibu
 Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan dari arah samping umbilical
 Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU
 Meraba bagian Fundus dengan menggunakan ujung kedua tangan, tentukan bagian janin.

Hasil:
 Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras,bundar dan
melenting (seperti mudah digerakkan)
 Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak, kurang bundar,
dan kurang melenting
 Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada Fundus teraba kosong.

Leopold II
Tujuannya untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang
tentukan di mana kepala janin.

Teknik:
 Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu
 Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan
pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama
 Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan
tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata
dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).

Hasil:
 Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan
 Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas dan
menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.

Leopold III
Tujuannya untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di bagian
bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah memasuki pintu atas panggul.

Teknik:
 Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu
 Meletakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan
bawah perut ibu
 Menekan secara lembut dan bersamaan untuk mentukan bagian terbawah bayi
 Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang bagian
terbawah janin.

Hasil:
 Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan
kurang simetris adalah bokong
 Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat bagian bawah digoyang,
sudah tidak bias (seperti ada tahanan).

Leopold IV
Tujuannya untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian bawah perut
ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas
panggul.
Teknik:
 Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, dengan posisi kaki ibu lurus
 Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah,
ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis
 Menemukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari tangan yang
meraba dinding bawah uterus.
 Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari: bertemu (konvergen) atau tidak bertemu
(divergen)
 Setelah itu memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila
presentasi kepala upayakan memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi
bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi)
 Memfiksasi bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian meletakkan jari-jari tangan
kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah
memasuki pintu atas panggul.

Hasil:
 Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen) berarti bagian terendah janin
belum memasuki pintu atas panggul, sedangkan apabila kedua tangan pemeriksa membentuk
jarak atau tidak bertemu (divergen) mka bagian terendah janin sudah memasuki Pintu Atas
Panggul (PAP)
 Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih meraba kepala, kepala belum
masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari lima jari, bagian kepala yang sudah masuk 4
bagian), dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala sudah masuk PAP)

Menentukan usia kehamilan


ð Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis
ð Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simpisis dan pusat
ð Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat
ð Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat
ð Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas pusat
ð Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara Prosesus
Xipoideus dan pusat
ð Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah Prosesus Xipoideus
ð Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara Prosesus
Xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan wawancara dengan pasien untuk
membedakan dengan usia kehamilan 32 minggu).

 Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang ditempelkan di daerah
punggung janin, dihitung
 Frekuensi pada 5 detik pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk
memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah
denyut jantung janin dihitung seluruhnya selama satu menit.
 Batas frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi
menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada janin (fetal stress),
sementara bradikardi menunjukkan kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal
distress/gawat janin).

Genitalia eksterna
Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka / perdarahan,
discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa
untuk inspeksi lebih jelas.
Inspeksi dalam : menggunakan spekulum (in speculo). Labia dipisahkan dengan dua jari
pemeriksa, alat spekulum Cusco (cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan
bilah vertikal kemudian di dalam liang vagina diputar 90o sehingga
horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan, warna),
keadaan ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge di forniks, dilihat
keadaan dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainan
lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar vertikal dan dikeluarkan dari
vagina.

Genitalia interna
 Palpasi: colok vaginal (vaginal touché) dengan dua jari sebelah tangan dan bimanual dengan
tangan lain menekan fundus dari luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan
ada/tidaknya pembukaan serviks.
 Diperiksa ada/tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan bagian
terbawah (presentasi) janin. Jangan lupa selalu lakukan palpasi bimanual saat pemeriksaan
vagina.
 Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk
memperkirakan ada/tidaknya disproporsi fetopelvik/sefalopelvik.
Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :
 Perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena kemungkinan adanya
plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan
di meja operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat hati-hati)
 Ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi (korioamnionitis).
Pemeriksaan dalam (vaginal touché) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan antenatal
pertama, kecuali ada indikasi.

Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan obstetrik


(persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 34-36 minggu, untuk
memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviksuteri dan keadaan jalan lahir,
serta pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal pervaginam. Alasan
lainnya, pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir
masih minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi.
Perencanaan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :
- sampai 28 minggu : 4 minggu sekali
- 28 - 36 minggu : 2 minggu sekali
- di atas 36 minggu : 1 minggu sekali
KECUALI jika ditemukan kelainan atau faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik
lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.

PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
keluhan umum pasien ginekologi
1. Perdarahan per vaginam
2. Gangguan haid
3. Keputihan / discharge
4. Massa / benjolan
5. Nyeri
6. Sulit mendapat anak (infertilitas)
Perlu dipikirkan semua kemungkinan yang mungkin dapat menyebabkan/ mempengaruhi.

Diagnosis/masalah umum kasus ginekologi


1. Keputihan/infeksi
2. Gangguan haid
3. Kelainan bawaan
4. Endometriosis
5. Tumor jinak / ganas
6. Gangguan akibat masalah psikis : vaginismus, frigiditas, dsb

Anamnesis
 Ada tidaknya gejala / tanda / kecurigaan kehamilan, haid terakhir.
 Riwayat hubungan seksual yang dicurigai sebagai penyebab (coitus suspectus) pada
 penyakit infeksi.
 Riwayat obstetri / ginekologi, riwayat kontrasepsi, riwayat penyakit dahulu

Pemeriksaan Fisik
Status generalis / pemeriksaan umum Pemeriksaan biasa secara regional / per organ sistem :
keadaan umum, tanda vital, dan seterusnya. Seharusnya ada saksi / orang lain yang mendampingi
pemeriksaan, sebaiknya wanita (misalnya perawat atau bidan).

Pemeriksaan payudara
 Inspeksi : dalam keadaan statis (diam) dan dinamis (bergerak / kontraksi otot pektoralis)
 Palpasi : ada/tidaknya massa / benjolan abnormal, tanda-tanda radang, dan sebagainya.
 Dilakukan juga palpasi kelenjar getah bening aksilla. (Pada beberapa kepustakaan, payudara
termasuk juga dalam sistem reproduksi wanita yang juga dipelajari secara khusus dalam ilmu
ginekologi, termasuk juga penyakit / kelainan2 pada payudara.)

1. Pemeriksaan
a. Dengan lengan ke samping; pengamatan ukuran payudara , simetri, dan setiap perubahan
kulit atau kelainan lainnya.
b. Pemeriksaan dengan tangan diangkat di atas kepala ; ini memungkinkan seseorang untuk
melihat penarikan dari kulit atau fiksasi tumor apapun untuk otot yang mendasari atau
fasia.
c. Dengan lengan ditekan ke pinggul; posisi ini bentuk kalimat otot-otot di daerah dari
ketiak.
2. Palpasi payudara
a. Dapat dilakukan dengan pasien dalam duduk, berbaring atau berdiri posisi
b. Memeriksa konsistensi payudara
c. Mencari setiap massa dan mobilitas mereka
d. Memeriksa jika ada sekresi patologis dari puting
3. Axillar palpasi
Pemeriksaan kelenjar getah bening aksila; setelah itu, palpasi node supraklavikula; deteksi
pembesaran kelenjar getah bening, dan jika ada, laporkan jumlah, konsistensi, dan
mobilitasnya

Status khusus ginekologi


 Inspeksi dan palpasi luar vulva atau uretra
Deskripsi inspeksi dan palpasi (deskripsi "tenang" adalah jika tidak ada tanda radang,
perdarahan atau discharge, bukan "tenang baik-baik saja berada di tempatnya"). Inspeksi,
apakah terdapat kondiloma, bartolinitis, vulvovaginitis, fluor / darah, pertumbuhan jamur,
kista Skene / Gardner / Bartolin, vesikel herpes, dan sebagainya.
 Palpasi apakah ada nyeri, deskripsi konsistensi massa, dan lain-lain.
 Laporkan keadaan himen (jika tersangka masih gadis, periksa dengan jari melalui rectal
touché, mendorong himen ke arah luar). Bedakan struktur anularis / rugae primer yang
hampir serupa dengan robekan sekunder

Inspeksi dalam (in spekulo)


 Spekulum tertutup, masukkan dalam vagina dengan bilah vertikal, kemudian di dalam vagina
diputar 90o sampai bilah horisontal, buka untuk menampakkan porsio serviks, fornices dan
dinding vagina. Dinding vagina / forniks : warna, permukaan, deskripsi. Jika ada fluor,
deskripsi warnanya (putih mungkin Candida, kuning tua berbusa mungkin Trichomonas,
banyak jernih mungkin Chlamydia). Ambil dengan swab di daerah fornix posterior, periksa
mikroskopik dengan Nacl / KOH (untuk jamur) atau gram.
 Portio : warna, permukaan, deskripsi. Apakah ada ectopio / erosi, pertumbuhan, fluxus (darah
dari ostium). Terdapat macam-macam jenis spekulum : Cusco, Pederson, Huffman, Graves,
Sims, dan sebagainya. Yang umum digunakan adalah spekulum Cusco/Pederson/Graves
(bentuk cocor bebek) atau spekulum retraktor Sims (bentuk U)

Palpasi dalam (pemeriksaan vaginal / vaginal touché)


 Masukkan jari tengah dengan pelan melalui commisura posterior. Jika dilakukan dengan
benar, dinding vulva/vagina akan relaksasi, namun jika terlalu kasar justru akan kontraksi.
Setelah jari tengah dapat masuk, diikuti jari telunjuk. Palpasi jari dalam di porsio dan tangan
luar di fundus, menilai ukuran, bentuk, arah korpus uteri (CUT).
 Palpasi jari dalam di forniks lateralis dan tangan luar di kiri-kanan fundus, menilai adneksa /
parametrium. Parametrium (ligamentum kardinale, ligamentum rotundum, bush tissue)
normal lunak, tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan. Adneksa (organ lateral uterus, tuba-
ovarium) normal tidak membesar / tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan.
Sumber:
 Anthonius Budi Marjono. 2008. Catatan Kuliah Obstetri Ginekologi Plus buat KO-ASS
FKUI. Jakarta: FKUI ; diakses pada tanggal 19 September 2015.
 Rachmawati, I.N., Budiati, T., & Rahmawati, C. 2008. Panduan Praktikum Prosedur
Pemeriksaan Fisik Antenatal. Jakarta: UI.
 M. Anwar, A. Baziad, R.P Prabowo. 2011. Ilmu Kandungan. Edisi ketiga. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
6.Anatomi Sistem Reproduksi
Alat genitalia wanita bagian luar
a. Mons veneris / Mons pubis
Disebut juga gunung venus merupakan bagian yang menonjol di bagian depan
simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat setelah dewasa
tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis mengandung banyak
kelenjar sebasea (minyak) berfungsi sebagai bantal pada waktu melakukan
hubungan seks.
b. Bibir besar (Labia mayora)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong, panjang labia mayora
7-8 cm, lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada ujung bawah. Kedua bibir ini
dibagian bawah bertemu membentuk perineum, permukaan terdiri dari:
1) Bagian luar: Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut pada
mons veneris.
2) Bagian dalam: Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar
sebasea
(lemak).
c. Bibir kecil (labia minora)
Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak dibagian dalam bibir besar
(labia mayora) tanpa rambut yang memanjang ke rah bawah klitoris dan menyatu
dengan fourchette, semantara bagian lateral dan anterior labia biasanya
mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan mukosa
vagina yaitu merah muda dan basah.
d. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, dan letaknya
dekat ujung superior vulva. Organ ini mengandung banyak pembuluh darah dan
serat saraf sensoris sehingga sangat sensitive analog dengan penis laki-laki.
Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
e. Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu atau
lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri
dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan
vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia,
panas, dan friksi.
f. Perinium
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus.
Perinium membentuk dasar badan perinium.
g. Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan mudah
robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.

h. Himen (Selaput dara)


Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan mudah
robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang di
keluarkan uterus dan darah saat menstruasi.
i. Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada
pertemuan ujung bawah labia mayoradan labia minora. Di garis tengah berada di
bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak di
antara fourchette dan himen.

1. Alat genitalia wanita bagian dalam

a. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang
secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina. Panjang dinding anterior
vagina hanya sekitar 9 cm, sedangkan panjang dinding posterior 11 cm. Vagina terletak di
depan rectum dan di belakang kandung kemih. Vagina merupakan saluran
muskulomembraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya
merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani oleh karena itu
dapat dikendalikan. Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebut rugae
dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina menonjol serviks pada bagian
uterus. Bagian servik yang menonjol ke dalam vagina di sebut portio. Portio uteri
membagi puncak vagina menjadi empat yaitu: fornik anterior, fornik posterior, fornik
dekstra, fornik sinistra. Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang
menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi
terhadap infeksi. Fungsi utama vagina yaitu sebagai saluran untuk mengeluarkan lendir
uterus dan darah menstruasi, alat hubungan seks dan jalan lahir pada waktu persalinan.

b. Leher rahim (Serviks)


Leher rahim (serviks) adalah bagian dari Anatomi Organ Reproduksi Wanita yang
terletak di bagian bawah rahim. Fungsi Leher Rahim (Serviks) adalah membantu
perjalanan sperma dari vagina menuju ke rahim. Leher rahim juga mengeluarkan
beberapa jenis lendir dengan tugas yang berbeda-beda dan berada di daerah yang
berbeda-beda.

b. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih, cekung dan
tampak seperti bola lampu / buah peer terbalik yang terletak di pelvis minor di antara
kandung kemih dan rectum. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan,
licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu bagian
corpus uteri yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus uteri merupakan
bagian utama yang mengelilingi kavum uteri dan berbentuk segitiga, dan seviks uteri
yang berbentuk silinder. Dinding belakang, dinding depan dan bagian atas tertutup
peritoneum sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan kandung kemih. Untuk
mempertahankan posisinya uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan
peritoneum. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita, pada anak-anak ukuran uterus
sekitar 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, dan multipara 8-9 cm. Dinding uterus terdiri dari tiga
lapisan yaitu peritoneum, miometrium / lapisan otot, dan endometrium.
1) Peritoneum
a) Meliputi dinding rahim bagian luar
b) Menutupi bagian luar uterus
c) Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan
d) pembuluh darah limfe dan urat saraf
e) Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen
2) Lapisan otot
a) Lapisan luar: seperti “Kap”melengkung dari fundus uteri menuju ligamentum
b) Lapisan dalam: berasal dari osteum tuba uteri sampai osteum uteri internum
c) Lapisan tengah: terletak di antara kedua lapisan tersebut membentuk lapisan tebal
anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri
dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka dan sehingga saat terjadi
kontraksi pembuluh darah terjepit rapat dengan demikian perdarahan dapat terhenti.
3) Semakin ke arah serviks otot rahim makin berkurang dan jaringan ikatnya bertambah.
Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum yang merupakan
batas dan kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum
(dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks)
disebut istmus. Istmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat
persalinan.
4) Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri,
tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot dasar panggul, ligamentum yang
menyangga uterus adalah ligamentum latum, ligamentum rotundum (teres uteri)
ligamentum infindibulo pelvikum (suspensorium ovarii) ligamentum kardinale
machenrod, ligamentum sacro uterinum dan ligamentum uterinum.
a) Ligamentum latum
(1) Merupakan lipatan peritoneum kanan dan kiri uterus meluas sampai ke dinding
panggul
(2) Ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat longgar dan mengandung
pembuluh darah limfe dan ureter
(3) Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopi
(4) Ligamentum rotundum (teres uteri)
(5) Mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju kanalis inguinalis dan mencapai
labia mayus
(6) Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat
(7) Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi
b) Ligamentum infundibulo pelvikum
(1) Terbentang dari infundibulum dan ovarium menuju dinding panggul
(2) Menggantung uterus ke dinding panggul
(3) Antara tuba fallopi dan ovarium terdapat ligamentum ovarii Proprium
c) Ligamentum kardinale machenrod
(1) Dari serviks setinggi osteum uteri internum menuju panggul
(2) Menghalangi pergerakan uterus ke kanan dan ke kiri
(3) Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus
d) Ligamentum sacro uterinum: Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale
machenrod menuju os sacrum
e) Ligamentum vesika uterinum
(1) Dari uterus menuju ke kandung kemih
(2) Merupakan jaringan ikat yang agak longgar sehingga dapat mengikuti
perkembangan uterus saat hamil dan persalinan
5) Pembuluh darah uterus
a) Arteri uterina asenden yang menuju corpus uteri sepanjang dinding lateral dan
memberikan cabangnya menuju uterus dan di dasar endometrium membentuk arteri
spinalis uteri
b) Di bagian atas ada arteri ovarika untuk memberikan darah pada tuba fallopi dan
ovarium melalui ramus tubarius dan ramus ovarika.

6) Susunan saraf uterus


Kontraksi otot rahim bersifat otonom dan dikendalikan oleh saraf simpatis dan
parasimpatis melalui ganglion servikalis fronkenhouser yang terletak pada pertemuan
ligamentum sakro uterinum.
c. Tuba Fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu uterine hingga suatu tempat
dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai rongga uterus. terletak di tepi atas
ligamentum latum berjalan ke arah lateral mulai dari osteum tubae internum pada dinding rahim.
Panjang tuba fallopi 12cm diameter 3-8cm. Dinding tuba terdiri dari tiga lapisan yaitu serosa,
muskular, serta mukosa dengan epitel bersilia.
Tuba fallopi terdiri atas :
1) Pars interstitialis (intramularis) terletak di antara otot rahim mulai dari osteum internum
tuba.
2) Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan bagian yang
paling sempit.
3) Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk “s”.
4) Pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki lumbai yang disebut fimbriae
tubae.
Fungsi tuba fallopi :
1) Sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai kavum uteri.
2) Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi.
3) Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi.
4) Tempat terjadinya konsepsi.
5) Tempat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula
yang siap mengadakan implantasi.

d. Ovarium
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis,
dan sekresi hormon – hormon steroid. Letak: Ovarium ke arah uterus bergantung pada
ligamentum infundibulo pelvikum dan melekat pada ligamentum latum melalui mesovarium.
Jenis: Ada 2 bagian dari ovarium yaitu:
1) Korteks ovarii
a) Mengandung folikel primordial
b) Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graff
c) Terdapat corpus luteum dan albikantes
2) Medula ovarii
a) Terdapat pembuluh darah dan limfe
b) Terdapat serat saraf
e. Parametrium
Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat di antara ke dua lembar ligamentum
latum.
Batasan parametrium
1) Bagian atas terdapat tuba fallopi dengan mesosalping
2) Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri
3) Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium.
4) Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii

SUMBER:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-nurhendif-5401-2-babii.pdf

ORGAN REPRODUKSI LAKI – LAKI

Organ reproduksi pada pria, antara lain:

1. Testis. 2. Epididimis.3. Duktus deferens.4. Duktus ejakulatorius. 5. Penis. 6. Kelenjar –


kelenjar vesiculosa/vesicula seminalis. 7. Prostata. 8. Bulbourethralis.
1. Testis

Merupakan organ utama


yang memproses
pembentukan
spermatozoa dan
digantungkan oleh
jaringan – jaringan
skrotum dan funiculus
spermaticus di dalam
skrotum. Testis memiliki
panjang 4 – 5 cm, lebar 2,5 cm, dan berdiameter antero – posterior 3 cm. Berat testis sebesar
10,5 – 14 gram dan berbentuk bulat. Testis berada dalam skrotum dengan aspek posterolateral
yang melekat dengan epididimis dan bagian posterior melekat pada funiculus spermaticus.

Sedangkan permukaan anterior, medial, lateral, dan kedua kutubnya konvex, licin, dan tertutup
lapisan visceralis tunica vaginalis propria skrotum yang memisahkan testis dari lapis parietalnya.
Lapisan visceralis tunica vaginalis propria akan berefleksi menjadi lapis parietal tunica vaginalis
propria pada permukaan posterior, yang menjadi tempat masuknya pembuluh – pembuluh darah
dan saraf dari funiculus spermaticus. Epididimis berdampingan dengan tepi lateral testis.

Pendarahan testis diperoleh dari arteri testicularis yang merupakan percabangan aorta
abdominalis setinggi L2. Sedangkan pembuluh baliknya melalui vena testicularis yang
membentuk plexus pampiniformis. V. testicularis kanan akan langsung bermuara ke vena cava
inferior, sedangkan yang kiri melalui vena renalis terlebih dahulu sebelum masuk ke vena cava
inferior. Untuk aliran getah beningnya menuju Nnll. aortici lateralis dan preaortik. Sedangkan
persarafannya diperoleh dari Nn. Thoracales 10 dan 11 melalui pleksus aorticorenalis.

2. Epididymis
Merupakan saluran berkelok – kelok yang
menjadi rute eferen pertama dari testis dan
melekat pada permukaan posterolateral
testis. panjangnya mencapai 20 kami ( 4
sampai 6m ) yang terletak disepanjang sisi
posterior testis. Bagian ini menerima sperma
dari duktus eferen. Epididimis menyimpan
sperma dan mampu mempertahankannya
sampai enam minggu. Selama enam minggu tersebut sperma akan menjadi motil matur sempurna
dan mampu melakukan fertilisasi. Selama eksitansi seksual lapisan otot polos dalam dingding
epididimis berkontraksi untuk mendorong sperma ke dalam duktus deferen.

3. Ductus (vas) deferens


Merupakan lanjutan dari epididimis. ke arah
distal dan naik ke aspek posterior testis. Ductus
deferens berada dalam funiculus spermaticus.
Terdapat pelebaran dari ductus ini yang disebut
ampulla ductus deferens.
Berikut urutan perjalanan ductus (vas) deferens hingga membentuk ductus ejakulatorius:
1. Dari kutub atas testis, naik melintasi canalis inguinalis melalui bagian posterior funiculus
spermaticus.
2. Ductus deferens meninggalkan funiculus spermaticus ketika mencapai anulus inguinalis
interna (profundus).
3. Melengkung di sekeliling sisi lateral A. epigastrica inferior dan anterior A. iliaca exerna.
4. Membelok ke posterior dan sedikit serong ke bawah menyilang pembuluh iliaca externa.
5. Memasuki pelvis minor.
6. Menyilang ureter.
7. Membelok dengan tajam untuk melintas antara basis vesicae dan rectum ketika telah mencapai
medial ureter dan dipisahkan oleh fascia rectovesicalis.
8. Melebar dan berkelok sebagai ampulla ductus deferentis ketika mencapai medial Gl.
vesiculosa.
9. Turun ke kaudal mendekati sisi lainnya.
10. Pada bagian kaudal ampulla, ductus deferens menuju basis Gl. prostata dan bergabung
dengan Gl. vesiculosa membentuk ductus ejakulatorius yang kemudian menembus gl. prostata
dan bermuara di urethra pars prostatica.

Duktus deferens memperoleh perdarahan dari A. deferentialis yang merupakan cabang arteri
vesicalis superior atau arteri vesicalis inferior. Kemudian arteri deferentialis beranastomosis
dengan arteri testicularis sehingga mendarahi bagian epididymis dan testis.

4. Glandula vesiculosa (vesicula seminalis)

Merupakan sepasang saluran berkelok – kelok yang bermuara ke dalam duktus ejakulator.
berkantung tidak beraturan, berbentuk huruf V, dan terletak di antara vesica urinaria dan rektum.
Memiliki panjang 5 cm, berdiameter 3 – 4 cm, berbentuk piramid, dan basisnya menghadap ke
arah atas dan posterolateral. Sekretnya adalah cairan kental dan basayang kaya akan fruktosa
berfungsi memberi nutrisi dan melindungi sperma. Setengah lebih sekresi vesikel seminalis
adalah semen ( cairan sperma yang meninggalkan tubuh )
5. Ductus ejaculatorius

Duktus ejakulator pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran ( ampula ) di bagian
ujung duktus deferen dan duktus dari vesikel seminalis. Setiap duktus ejakulator panjangnya
sekitar 2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan yretra yang berasal dari
kandung kemih.

6. Skrotum

Merupakan kantong kulit fibromuskular yang berisikan testis dan bagian bawah funiculus
spermaticus. Skrotum bergantung di kaudal symphisis pubis, dengan sisi kiri yang lebih rendah
karena funiculus spermaticus kiri lebih panjang dibandingkan yang kanan. kantong longgar yang
tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang membungkus danmenompangtestis di luar tubuh
pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa

Berikut lapisan – lapisan skrotum dari luar ke dalam:

1. Kulit skrotum.

2. M. dartos.
3. Fascia spermatica externa, yang melekat erat pada lapis parietal tunica vaginalis propria.
4. M. cremaster, yang merupakan otot rangka yang meluas ke spermatic cord dan membungkus
ductus deferens, pembuluh darah testikular, dan saraf. Otot ini merupakan lanjutan dari M.
internal abdominal oblique. Kontraksi dari otot ini menyebabkan testis semakin mendekati tubuh
sehingga mengurangi hilangnya panas dari testis.
5. Fascia spermatica interna.
6. Tunika vaginalis pars parietalis.
7. Tunika vaginalis pars visceral.
Terdapat sebuah ikat fibromuskular yang membentang dari lapisan dartos menuju kutub bawah
testis yang berfungsi sebagai termoregulator. Skrotum memperoleh perdarahan dari Aa. pudenda
externa cabang arteri femoralis, cabang skrotalis arteri pudenda interna, dan cabang cremaster
arteri epigastrica inferior. Untuk aliran getah beningnya menuju nnll. inguinales. Sedangkan
persarafannya berasal dari N. scrotalis anterior, N. pudenda externa, N. scrotalis posterior, dan R.
perinealis N. cutaneus femoris posterior.

7. Penis (Bacanya: Pinès)


Penis merupakan organ kopulasi pria yang terdiri dari radix penis, corpus, dan glans penis. Organ
ini berfungsi untuk tempat keluar urin dan semen serta sebagai organ kopulasi. Radix penis
melekat pada regio urogenitale perineum dan terdiri dari 3 masa jaringan, yaitu dua buah crus
dan sebuah bulbus penis.
Masing – masing crus penis
ditutupi musculus
ischiocavernosus. Kontraksi
musculus ischiocavernosus
menyebabkan penis menjadi
ereksi. Pada tepi inferior
symphysis pubis, kedua crus
membelok ke arah bawah dan
depan menjadi corpora cavernosa.
Ketika melintas ke arah anterior,
kedua crus bersatu. Radix
mengisi spatium perinealis
superficialis.

Bulbus penis berada di antara kedua crus penis dan melekat pada inferior membrana perinealis
dan diliputi oleh musculus bulbospongiosus. Kontraksi musculus bulbospongiosus berfungsi
untuk mempertahankan ereksi dan berperan dalam ejakulasi. Kontraksi M. bulbospongiosus ini
akan memompa cairan mani sehingga terjadilah ejakulasi . Bulbus ditembus oleh uretra pars
cavernosa dan akan mengalami pelebaran pada glans yang disebut sebagai fossa naviculare dan
bermuara melalui orificium urethrae externum.
Corpus penis memiliki permukaan yang penamaannya berdasarkan kondisi saat ereksi, yaitu
dorsum penis untuk permukaan sebelah postero – superior. Sedangkan sisi yang berlawanan
dinamakan permukaan uretral. Corpus penis memiliki jaringan masa erektil, yaitu corpora
cavernosa kanan dan kiri serta corpus spongiosum penis yang letaknya di garis tengah
permukaan urethral corpora cavernosa penis. Jaringan masa erektil ini ditutupi oleh tunica
albuginea lapis dangkal.

Pada permukaan dorsal penis terdapat vena dorsalis penis profunda, arteri dorsalis penis, dan
nervus dorsalis penis. Uretra berada dalam corpus spongiosum, sedangkan pada kedua corpus
cavernosum terdapat arteri profunda penis. Corpus spongiosum membesar di ujung penis,
membentuk glans penis. Basis glans penis memiliki proyeksi melebar yang disebut corona
glandis dan penyempitan di belakangnya yang disebut collum penis. Pada corona glandis dan
collum penis dijumpai kelenjar – kelenjar sebasea yang menghasilkan smegma.

Kulit penutup penis yang membungkus glans dan dapat dilipat disebut praeputium penis. Bagian
dalam praeputium dilekatkan ke glans penis dan tepi mukosa orificium urethrae externum
melalui frenulum preputii. Corpus penis disangga oleh ligamentum fundiforme penis dan
ligamentum suspensorium. Penis diperdarahi oleh arteri profunda penis dan arteri dorsalis
penis untuk corpus cavernosa, sedangkan untuk corpus spongiosa diperdarahi oleh arteri
bulbi urethrae dan arteri urethralis. Aliran darah baliknya melalui vena dorsalis penis
profunda dan berakhir pada pleksus prostaticus.

Untuk persarafannya diperoleh dari nervus pudendus dan pleksus pelvicus. Sedangkan aliran
getah beningnya menuju Nnll. inguinales superficiales (untuk kulit penis) dan menuju Nnll. iliaci
interni (untuk jaringan erektil dan urethra pars cavernosa).

8. Glandula prostata
Merupakan struktur yang mengelilingi uretra pars prostatica dan merupakan kelenjar asesoris
terbesar dalam sistem reproduksi pria. Letak prostat adalah di bagian bawah pelvis minor (ingat
bagian PAP dan PBP di atas), di antara tepi inferior symphysis + arcus pubis dengan ampulla
recti. Apex prostat menghadap bawah sedangkan basisnya menghadap ke atas. Uretra akan
meninggalkan prostat pada cranio – ventral bagian apex. Selain ditembus uretra, dia juga
ditembus dua ductus ejaculatorius pada daerah lekukan kelenjar yang ada di tepi superior
permukaan posterior kelenjar.
Kedua duktus ini membagi prostat jadi bagian superior dan inferior. Bagian superior adalah
bagian eksternal lobus medius sedangkan bagian inferiornya ada alur median dangkal pemisah
lobus lateral kanan dan kiri. Lobus lateral membentuk masa utama Gl. prostata dan ke arah
ventral berkesinambungan dengan lobus medius di dorsal uretra. Di ventral uretra, ada jaringan
ikat yang ngehubungin semua lobus ini dan membentuk struktur non kelenjar yang disebut lobus
anterior. Sedangkan lobus post1erior ada di aspek dorsal, membentang di latero caudal
membentuk apex kelenjar.

9. Kelenjar bulbourethralis (Kelenjar Cowper)


Kedua kelenjar ini terletak pada bagian
lateral uretra pars membranosa, di dalam
kantung perinealis profundus, yaitu pada
bagian kranial membrana perinealis dan
bulbus penis. Kelenjar ini terbungkus
musculus sphincter urethrae dengan saluran
keluarnya yang menembus membrana perinealis yang kemudian bermuara ke urethra pars
spongiosa cavernosa, yaitu 2,5 cm di sebelah kaudal membran perinealis. Kelenjar ini
mensekresikan mukus yang memasuki uretra ketika berhubungan seks.

Daftar Pustaka :
Anne dan Keith L.M. 2012. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates.

7.Gametogenesis
PROSES PEMBENTUKAN SPERMA YANG FUNGSIONAL: SPERMATOGENESIS
DAN SPERMIOGENESIS

Spermatogenesis adalah suatu proses kompleks dimana sel germinativum primordial yang
relatif belum terdiferensiasi, spermatogonia (masing-masing mengandung komplemen diploid 46
kromosom), berproliferasi dan diubah menjadi spermatozoa yang sangat khusus dan dapat
bergerak (masing-masing mengandung set haploid 23 kromosom) yang terdiferensiasi secara
acak.

PROLIFERASI MITOTIK
Spermatogonia yang terletak di lapisan terluar tubulus terus-menerus bermitosis, dengan
semua sel anak mengandung komplemen lengkap 46 kromosom identik dengan sel induk.
Proliferasi ini menghasilkan pasokan sel germinativum baru yang terus-menerus. Setelah
pembelahan mitotik sebuah spermatogonium, salah satu sel anak tetap di tepi luar tubulus
sebagai spermatogonium tak berdiferensiasi sehingga turunan sel germinativum tetap terpelihara.
Sel anak yang lain mulai bergerak ke arah lumen sembari menjalani berbagai tahap yang
dibutuhkan untuk membentuk sperma yang kemudian akan dibebaskan ke dalam lumen. Pada
manusia, sel anak penhasil sperma membelah secara mitosis dua kali lagi untuk menghasilkan
empat spermatosit primer identik. Setelah pembentukan mitotik terakhir, spermatosit primer
masuk ke fase istirahat saat kromosom-kromosom terduplikasi dan untai-untai rangkap tersebut
tetap menyatu sebagai persiapan untuk pembelahan meiotik pertama.

MEIOSIS
Selama meiosis, setiap spermatosit primer (dengan jumlah diploid 46 kromosom rangkap)
membentuk dua spermatosit sekunder (masing-masing dengan jumlah haploid 23 kromosom
rangkap) selama pembelahan meiosis pertama, akhirnya menghasilkan empat spermatid
(masing-masing dengan 23 kromosom tunggal) akibat pembelahan meiotik kedua.
Setelah tahap spermatogenesis ini, tidak terjadi pembelahan lebih lanjut. Setiap spermatid
mengalami remodelling menjadi spermatozoa. Karena setiap spermatogonium secara mitosis
menghasilkan empat spermatosit primer dan setiap spermatosit primer secara meiosis
menghasilkan empat spermatid, maka rangkaian spermatogenik pada manusia secara teoritis
menghasilkan 16 spermatozoa setiap kali spermatogonium memulai proses ini. Namun, biasanya
sebagian sel lenyap di berbagai tahap sehingga efisiensi produk jarang setinggi ini.

Spermiogenesis
Bahkan setelah meiosis, spermatid secara struktural masih mirip spermatogonium yang
belum terdiferensiasi, kecuali bahwa komplemen kromosomnya kini hanya separuh.
Pembentukan spermatozoa yang sangat khusus dan mampu bergerak memerlukan proses
remodelling atau pengemasan ekstensif elemen-elemen sel, suatu proses yang dikenal sebagai
spermiogenesis. Sperma pada hakikatnya adalah sel yang ditelanjangi dimana sebagian besar
sitosol dan semua organel yang tidak dibutuhkan untuk menyampaikan informasi genetik ke
ovum telah disingkirkan. Oleh karena itu, sperma dapat bergerak cepat, hanya membawa serta
sedikit beban untuk melakukan pembuahan.
Spermatozoa memiliki empat bagian, yaitu kepala, akrosom, bagian tengah, dan ekor.
Kepala terutama terdiri atas nukleus yang mengandung informasi genetik. Akrosom, vesikel
berisi enzim yang menutupi ujung kepala, digunakan untuk menembus ovum. Akrosom dibentuk
oleh agregasi vesikel-vesikel yang diproduksi oleh kompleks retikulum endoplasma atau Golgi
sebelum organel ini disingkirkan. Mobilitas spermatozoa dihasilkan oleh suatu ekor panjang
mirip cambuk yang gerakannya dijalankan oleh energi yang dihasilkan oleh energi yang
dihasilkan oleh mitokondria yang terkonsentrasi di bagian tengah sperma.
Sumber: Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Jakarta: EGC, 822-
824.
7. Proses pembentukan ovum (oogenesis)

Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis
dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium).
Dalam oogonium, terkandung kromoson sebanyak 23 pasang .
Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam
ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid
telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan .
Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada
perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis, tetapi hanya
sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan,
ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari
sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I.
Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder
dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer. Pada tahap selanjutnya, oosit
sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit
sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan
satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung
dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari
pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid
mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan
kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada
oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.
Perkembangan oogonia (terdapat sebelum lahir) menjadi ovum matang memerlukan waktu 11
tahu (permulaan ovulasi pada awal pubertas)

Proses oogensis ini diatur oleh hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone), yang dihasilkan
oleh kelenjar hipofisis di dasar otak. Fungsi hormon FSH adalah:

1. mengatur proses pertumbuhan sel telur;


2. menghasilkan hormon estrogen, hormon estrogen pada kadar tertentu dapat menghambat
produksi hormon FSH;
3. mempengaruhi sel-sel folikel yang berfungsi untuk memberi nutrien pada sel telur.

Sumber: Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Jakarta: EGC, 834-
836.

8.Fertilisasi

FERTILISASI
Fertilisasi adalah penyatuan ovum
(oosit sekunder) dan spermatozoa yang
biasanya berlangsung di ampula tuba.
Fertilisasi meliputi penetrasi
spermatozoa kedalam ovum, fusi
spermatozoa dan ovum diakhiri dengan
fusi materi genetik. Hanya satu
spermatozoa yang telah
mengalamiproses kapasitasi mampu
melakukan penetrasi membran sel
ovum.
Morula

Blastokista

NIDASI
Nidasi / Implantasi merupakan peristiwa masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Blastula dilindungi oleh simpai yang disebut trofoblas, yang mampu
menghancurkan dan mencairkan jaringan.
Nidasi diatur oleh proses yang kompleks antara trofoblas dan endometrium
Dalam perkembangan diferensiasi trofoblas, sitotrofoblas yang belum berdiferensiasi dalam
berkembang dan berdiferensiasi menjadi 3 jenis, yaitu :
(1). Sinsiotrofoblas yang aktif menghasilkan hormon hCG (human chorionic gonadotropin)
(2). Trofoblas jangkar ekstravili yang akan menempel pada endometrium
(3). Trofoblas yang invasif

Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan bertumbuh dan berkembang di dalam
endometrium. Embrio ini selalu terpisahkan dari darah dan jaringan ibu oleh suatu lapisan
sitotrofoblas (mononuclear trophoblas) di sisi bagian dalam dan sinsiotrofoblas (multinuclear
trophoblas) di sisi bagian luar.

PLASENTASI
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke
dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12 – 18
minggu setelah fertilisasi.
Setelah blastokista melekat ke epitel endometrium, sitotrofloblast berproliferasi dam menginvasi
desidua disekitarnya.
Seiring tumbuhnya blastokista dan trofoblas yang ditutupi desidua, salah satu dari massa ini
meluas ke rongga endometrium / desidua.
Kutub paling dalam mulai membentuk plasenta, yaitu sitotrofoblas yang membentuk jangkar dan
trofoblas vilus.
• Trofoblas antara lain menghasilkan hormon human chorionic gonadotropin (hCG).
Fungsinya mempengaruhi corpus luteum untuk tumbuh terus dan menghasilkan
progesteron sampai plasenta dapat menghasilkan progesteron sendiri.
• Hormon ini meningkat sampai hr ke-60 kehamilan untuk kemudian turun lagi. Bisa
ditemukan dalam air kencing wanita hamil.
• Inner-cell mass kemudian disebut diskus embrionik/ embyonal plate yang mulai
mengalami diferensiasi.
• Sel yg kecil-kecil dekat ruang
eksoselom membentuk entoderm dan
yolk sac, sedang sel yg lebih besar
menjadi ektoderm dan membentuk
ruang amnion. (minggu ke-2)
• Ruang amnion tumbuh dgn cepat
mendesak eksoselom→amnion
mendekati korion.
• Trofoblas selain menghancurkan
desidua jg arteri spiralis serta vena-
vena di dalamnya è terbentuklah
ruangan-ruangan yg terisi oleh darah.
• Lama-lama terbentuk ruang intervillair di mana seolah-olah villi korialis seolah-olah
terapung-apung di antara ruangan2 tersebut, sampai terbentuknya plasenta.
• Desidua yg tidak dihancurkan oleh trofoblas membentuk septa plasenta.
• Plasenta terdiri dari maternal kotiledon dan fetal kotiledon.
• Darah ibu dan bayi dipisahkan oleh dinding pembuluh darah bayi dan korion (plasenta
hemokorial)

SUMBER : Sherwood,
laurelee. Fisiologi Manusia :
dari Sistem ke Sel. Ed. 6.
Jakarta : EGC, 2011.

Вам также может понравиться

  • GAMBARAN KLINIS Hemiseksi Medula Spinalis-Dita
    GAMBARAN KLINIS Hemiseksi Medula Spinalis-Dita
    Документ3 страницы
    GAMBARAN KLINIS Hemiseksi Medula Spinalis-Dita
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Pleno Pemicu 3
    Pleno Pemicu 3
    Документ66 страниц
    Pleno Pemicu 3
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Cover Penelitian
    Cover Penelitian
    Документ3 страницы
    Cover Penelitian
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ4 страницы
    Daftar Isi
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • 3 Dan 14 Lengkap p1
    3 Dan 14 Lengkap p1
    Документ10 страниц
    3 Dan 14 Lengkap p1
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Jawaban Besar p2
    Jawaban Besar p2
    Документ32 страницы
    Jawaban Besar p2
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Pertanyaan Terjaring DK2P2
    Pertanyaan Terjaring DK2P2
    Документ3 страницы
    Pertanyaan Terjaring DK2P2
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Definisi Hidrosefalus
    Definisi Hidrosefalus
    Документ9 страниц
    Definisi Hidrosefalus
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Yusuf A.S. No. 3 & 4
    Yusuf A.S. No. 3 & 4
    Документ26 страниц
    Yusuf A.S. No. 3 & 4
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Pemicu Muskulo Mhswa
    Pemicu Muskulo Mhswa
    Документ7 страниц
    Pemicu Muskulo Mhswa
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • P1 Muskuloskeletal
    P1 Muskuloskeletal
    Документ8 страниц
    P1 Muskuloskeletal
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Referat Depresi Jiwa-3
    Referat Depresi Jiwa-3
    Документ35 страниц
    Referat Depresi Jiwa-3
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Etiologi Brown Sequard Syndrom 2015
    Etiologi Brown Sequard Syndrom 2015
    Документ2 страницы
    Etiologi Brown Sequard Syndrom 2015
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Pemicu Muskulo Mhswa
    Pemicu Muskulo Mhswa
    Документ11 страниц
    Pemicu Muskulo Mhswa
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Bab Ii Hocm
    Bab Ii Hocm
    Документ12 страниц
    Bab Ii Hocm
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • DK1P4
    DK1P4
    Документ10 страниц
    DK1P4
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Laporan Faal Done
    Laporan Faal Done
    Документ24 страницы
    Laporan Faal Done
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Документ4 страницы
    Bab Iv
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • BAB V & Daftar Pustaka
    BAB V & Daftar Pustaka
    Документ3 страницы
    BAB V & Daftar Pustaka
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Lapsus Mini CHF
    Lapsus Mini CHF
    Документ30 страниц
    Lapsus Mini CHF
    NovaWulandariPalufi
    Оценок пока нет
  • Bab Ii Hocm
    Bab Ii Hocm
    Документ12 страниц
    Bab Ii Hocm
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Bab Iii Ca Tiroid
    Bab Iii Ca Tiroid
    Документ1 страница
    Bab Iii Ca Tiroid
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Tiroidektomi
    Tiroidektomi
    Документ32 страницы
    Tiroidektomi
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Dafpus Hocm
    Dafpus Hocm
    Документ3 страницы
    Dafpus Hocm
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Bab Ii Hocm Baru
    Bab Ii Hocm Baru
    Документ12 страниц
    Bab Ii Hocm Baru
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Promkes Napza
    Promkes Napza
    Документ9 страниц
    Promkes Napza
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Cover - Daftar Isi REV-2
    Cover - Daftar Isi REV-2
    Документ7 страниц
    Cover - Daftar Isi REV-2
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • PROMKES
    PROMKES
    Документ8 страниц
    PROMKES
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Promkes Insomnia
    Promkes Insomnia
    Документ2 страницы
    Promkes Insomnia
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет
  • Promkes Somatoform
    Promkes Somatoform
    Документ2 страницы
    Promkes Somatoform
    Aya Nishizaki
    Оценок пока нет