Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian, menyebutkan bahwa industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri. Lahan pekerjaan sebagai sumber ekonomi masyarakat dewasa ini, terutama di kota-kota besar dipenuhi sektor-sektor industri baik formal maupun informal yang pertumbuhannya semakin pesat. Hal ini memicu perkembangan teknologi yang juga semakin canggih. Walaupun perkembangan teknologi semakin meningkat, tidak menutup kemungkinan menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan resiko bahaya yang beragam bentuk dan jenisnya. Oleh karenanya perlu diadakan upaya untuk mengendalikan berbagai dampak negatif tersebut Era globalisasi menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di setiap tempat kerja, termasuk sektor informal. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari pekerja di berbagai sektor akan terpajan dengan resiko penyakit akibat kerja. resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat, tergantung jenis pekerjaannya. Sektor informal saat ini mengalami proses pertumbuhan yang lebih pesat dibandingkan dengan sektor formal, sehingga menjadi salah satu penopang perekonomian di Indonesia. Keberadaan sektor informal telah membantu mengurangi beban negara sehubungan dengan meningkatnya jumlah pengangguran. Namun sektor ini memiliki standar kesejahteraan pekerja yang masih jauh dari memuaskan. Umumnya pekerja di sektor informal memiliki beban dan waktu kerja berlebih. Sementara upah yang diterima pekerja jauh di bawah standar. Pengusaha sektor informal pada umumnya kurang memperhatikan kaidah keamanan dan kesehatan kerja. Bengkel kendaraan yang bukan milik perusahaan besar merupakan suatu usaha dalam sector informal. Maka dari itu bengkel kendaraan pada umumnya tidak memiliki pedoman mengenai kesehatan dan keselamatan kerja dan tidak mendapatkan perhatian dari instansi terkait. Pekerjaan di industry informal kurang mendapat promosi dan pelayanan kesehatan yang memadai, tidak sesuai rancangan tempat kerja, kurang baiknya prosedur atau pengorganisasian kerja dan kurangnya peralatan pelindung bagi pekerja (Prihantoyo,2003). Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Kesehatan dan Keselamatan Kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan. Keselamatan pada suatu tempat kerja harus didukung oleh berbagai faktor seperti tempat kerja yang baik, tingkat kebisingan yang rendah, suasana kerja yang nyaman dan lain-lain. Selain itu perlengkapan keselamatan kerja pada sebuah tempat kerja hendaknya dipergunakan secara optimal untuk menghindari resiko kecelakaan. Untuk itu perlunya suatu program yang dapat meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja khususnya bagi karyawan. Salah satu langkah tersebut adalah dengan melakukan observasi dan wawancara kesebuah tempat khususnya di bidang perbengkelan dan melihat secara langsung keadaan para pekerja dalam melakukan aktifitas di bidangnya. Sehingga program yang akan dibuat dapat sasuai dan cocok untuk industri tersebut. Bengkel Laksana Motor merupakan salah satu bengkel yang terdapat di Kabupaten Jember. Bengkel Laksana Motor mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi peningkatan kinerja para pekerja. Penyelenggaraan hygiene industry dan keselamatan kerja akan memberi manfaat besar bagi kesejahteraan tenaga kerja dan produktivitas kerja. Aspek kesejahteraan dan produktivitas adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah proses produksi, kedua aspek inilah yang akan mewujudkan tenaga kerja yang sehat dan produktif. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat ditentukan rumusan penelitian ini yaitu “Bagaimana gambaran risiko bahaya dan penerapan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di Bengkel Laksana Motor?” 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Penulisan ini bertujuan memberi gambaran lingkungan kerja dan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di Bengkel Laksana Motor berdasarkan survey yang sudah dilakukan. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui deskripsi kegiatan di Bengkel Laksana Motor 2. Mengetahu kondisi tempat kerja Bengkel Laksana Motor 3. Mengetahui kondisi pekerja di Bengkel Laksana Motor 4. Mengetahui kondisi peralatan yang digunakan di Bengkel Laksana Motor 5. Mengetahui potensi bahaya pada pekerja di Bengkel Laksana Motor 6. Memberikan rekomendasi pengendalian bahaya padaBengkel Laksana Motor 1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi Pekerja 1. Dapat menjadi referensi pekerja tentang bahya apa saja yang dapat terjadi di lingkungan kerja 2. Dapat mengetahui cara pengendalian resiko guna mengurangi bahaya di lingkungan kerja 1.4.2 Bagi Perusahaan 1. Dapat menjadi rekomendasi untuk memperbaiki peralatan yang sudah tidak layak pakai agar dapat mengurangi potensi suatu bahaya 2. Dapat menjadi rekomendasi untuk memperbaiki lingkungan kerja agar dapat mengurangi potensi suatu bahaya 3. Dapat menjadi rekomendasi pengendalian bahaya di Bengkel Laksana Motor 1.4.3 Bagi Penulis 1. Dapat menambah pengetahuan mengenai bahaya di lingkungan kerja khususnya bagi penkerja industry otomotif 2. Menambah pengetahuan mengenai manajemen resiko khususnya bagi pekerja industry otomotif