Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian,
menyebutkan bahwa industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang
mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
Lahan pekerjaan sebagai sumber ekonomi masyarakat dewasa ini, terutama di kota-kota
besar dipenuhi sektor-sektor industri baik formal maupun informal yang pertumbuhannya
semakin pesat. Hal ini memicu perkembangan teknologi yang juga semakin canggih.
Walaupun perkembangan teknologi semakin meningkat, tidak menutup kemungkinan
menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan resiko bahaya yang beragam bentuk
dan jenisnya. Oleh karenanya perlu diadakan upaya untuk mengendalikan berbagai dampak
negatif tersebut
Era globalisasi menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di setiap tempat
kerja, termasuk sektor informal. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari pekerja di berbagai
sektor akan terpajan dengan resiko penyakit akibat kerja. resiko ini bervariasi mulai dari yang
paling ringan sampai yang paling berat, tergantung jenis pekerjaannya.
Sektor informal saat ini mengalami proses pertumbuhan yang lebih pesat dibandingkan
dengan sektor formal, sehingga menjadi salah satu penopang perekonomian di Indonesia.
Keberadaan sektor informal telah membantu mengurangi beban negara sehubungan dengan
meningkatnya jumlah pengangguran. Namun sektor ini memiliki standar kesejahteraan
pekerja yang masih jauh dari memuaskan. Umumnya pekerja di sektor informal memiliki
beban dan waktu kerja berlebih. Sementara upah yang diterima pekerja jauh di bawah
standar. Pengusaha sektor informal pada umumnya kurang memperhatikan kaidah keamanan
dan kesehatan kerja.
Bengkel kendaraan yang bukan milik perusahaan besar merupakan suatu usaha dalam
sector informal. Maka dari itu bengkel kendaraan pada umumnya tidak memiliki pedoman
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja dan tidak mendapatkan perhatian dari instansi
terkait. Pekerjaan di industry informal kurang mendapat promosi dan pelayanan kesehatan
yang memadai, tidak sesuai rancangan tempat kerja, kurang baiknya prosedur atau
pengorganisasian kerja dan kurangnya peralatan pelindung bagi pekerja (Prihantoyo,2003).
Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam
sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Kesehatan dan Keselamatan Kerja tidak
saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya
akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas
keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja
pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi
juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini
keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi
kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan.
Keselamatan pada suatu tempat kerja harus didukung oleh berbagai faktor seperti tempat
kerja yang baik, tingkat kebisingan yang rendah, suasana kerja yang nyaman dan lain-lain.
Selain itu perlengkapan keselamatan kerja pada sebuah tempat kerja hendaknya
dipergunakan secara optimal untuk menghindari resiko kecelakaan. Untuk itu perlunya suatu
program yang dapat meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja khususnya bagi
karyawan. Salah satu langkah tersebut adalah dengan melakukan observasi dan wawancara
kesebuah tempat khususnya di bidang perbengkelan dan melihat secara langsung
keadaan para pekerja dalam melakukan aktifitas di bidangnya. Sehingga program yang akan
dibuat dapat sasuai dan cocok untuk industri tersebut.
Bengkel Laksana Motor merupakan salah satu bengkel yang terdapat di Kabupaten
Jember. Bengkel Laksana Motor mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan lingkungan
kerja yang aman dan nyaman bagi peningkatan kinerja para pekerja. Penyelenggaraan
hygiene industry dan keselamatan kerja akan memberi manfaat besar bagi kesejahteraan
tenaga kerja dan produktivitas kerja. Aspek kesejahteraan dan produktivitas adalah dua hal
yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah proses produksi, kedua aspek inilah yang akan
mewujudkan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat ditentukan rumusan penelitian ini yaitu
“Bagaimana gambaran risiko bahaya dan penerapan manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja di Bengkel Laksana Motor?”
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Penulisan ini bertujuan memberi gambaran lingkungan kerja dan manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja di Bengkel Laksana Motor berdasarkan survey yang
sudah dilakukan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui deskripsi kegiatan di Bengkel Laksana Motor
2. Mengetahu kondisi tempat kerja Bengkel Laksana Motor
3. Mengetahui kondisi pekerja di Bengkel Laksana Motor
4. Mengetahui kondisi peralatan yang digunakan di Bengkel Laksana Motor
5. Mengetahui potensi bahaya pada pekerja di Bengkel Laksana Motor
6. Memberikan rekomendasi pengendalian bahaya padaBengkel Laksana Motor
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Pekerja
1. Dapat menjadi referensi pekerja tentang bahya apa saja yang dapat terjadi di
lingkungan kerja
2. Dapat mengetahui cara pengendalian resiko guna mengurangi bahaya di lingkungan
kerja
1.4.2 Bagi Perusahaan
1. Dapat menjadi rekomendasi untuk memperbaiki peralatan yang sudah tidak layak
pakai agar dapat mengurangi potensi suatu bahaya
2. Dapat menjadi rekomendasi untuk memperbaiki lingkungan kerja agar dapat
mengurangi potensi suatu bahaya
3. Dapat menjadi rekomendasi pengendalian bahaya di Bengkel Laksana Motor
1.4.3 Bagi Penulis
1. Dapat menambah pengetahuan mengenai bahaya di lingkungan kerja khususnya bagi
penkerja industry otomotif
2. Menambah pengetahuan mengenai manajemen resiko khususnya bagi pekerja
industry otomotif

Вам также может понравиться