Вы находитесь на странице: 1из 15

Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Oleh: Mohamad Juliantoro*

Abstract
The changing of the era that continues to dynamic, demanding the improvement of
the quality of school institutions must be done. It is considered mandatory for the
entire unit within the institution to maintain its existence. The principal as a leader
(leader) who holds the progress and retreat of a school should be able to take steps in
improving the quality of education. The quality of education will be achieved, if
supported by all components of education are well-organized. In this regard, the
researcher focuses on: 1) How is the principal's role as Educator in improving the
quality of education in SMPN 3 Peterongan Darul Ulum Jombang and Islamic Junior
High School Baitul 'Izzah Nganjuk ?, 2). What is the role of the principal as a
Manager in improving the quality of education in SMPN 3 Peterongan Darul Ulum
Jombang and Islamic Junior High School Baitul 'Izzah Nganjuk ?, 3). What is the role
of the principal as an Administrator in improving the quality of education in SMPN 3
Peterongan Darul Ulum Jombang and Islamic Junior High School Baitul 'Izzah
Nganjuk ?, 4). What is the role of the principal as Supervisor in improving the quality
of education in SMPN 3 Peterongan Darul Ulum Jombang and Islamic Junior High
School Baitul 'Izzah Nganjuk ?.this research uses qualitative naturalistic approach
with multicasus study design, data collection is done by using deep interview
technique, participant observation, and documentation. To avoid mistakes in this
study, then examined the validity of data with peer discussion, data triangulation,
and triangulation of data sources. Then the data is analyzed by using data analysis,
that is; data reduction, data presentation, and conclusions.The findings of this study
can be concluded, that the role of school principals in improving the quality of
education as 1). educator 2). manager 3). administrator 4). supervisor
Keywords: Head master, educator, manager, administrator, supervisor.

Pendahuluan Manajemen peningkatan mutu


1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu wujud dari
Perubahan kemajuan zaman yang reformasi pendidikan. Sistemnya adalah
terus dinamis, menuntut peningkatan menawarkan sekolah atau Sekolah untuk
mutu lembaga Sekolah wajib dilakukan. menyediakan pendidikan yang lebih baik
Sekolah sebagai sistem yang terbuka dan memadai bagi para peserta didik.1
tentunya dalam mempertahankan Managemen merupakan langkah/cara
keberadaannya sebagai institusi harus bagi Sekolah untuk meningkatkan mutu
terus berinovasi agar lembaga tersebut kinerja guru dan unit-unit yang berada di
tidak gulung tikar, hal ini akan semakin dalam Sekolah tersebut secara terencana,
tragis dan parah jika lembaga (sekolah) teratur dan berkesinambungan.
mengalami gulung tikar. Maka dipandang Termasuk menawarkan partisipasi
wajib bagi keseluruhan unit yang berada masyarakat untuk ikut andil dalam
didalam lembaga tersebut untuk pengelolaan peningkatan mutu Sekolah.
mempertahankan eksistensinya. Kepala
sekolah sebagai leader (pimpinan) yang
* Dosen STAI Badrus Sholeh Kediri
memegang maju dan mundurnya suatu 1
Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah
Sekolah harus dapat mengambil langkah Strategi Peningkatan Mutu dan Daya Saing Lembaga
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan Islam, (Yogyakarta: AR-Ruzz Media,
2013), 123

24 Jurnal al–Hikmah vol. 5 no. 2 Oktober 2017 24~38


Manajemen peningkatan mutu keberhasilan proses belajar mengajar di
Sekolah pada hakikatnya adalah suatu kelas dalam sekup mikro atau di Sekolah
strategi untuk memperbaiki mutu dalam sekup makro. Hal ini terkandung
pendidikan dengan jalan pemberian makna bahwa kepala sekolah sebagai
kewenangan dan tanggung jawab manajer pendidikan adalah
pengambilan keputusan kepala sekolah merencanakan sesuatu atau strategi yang
dengan melibatkan partisipasi individual, baik, mengorganisasi dan
baik personal sekolah maupun anggota mengkoordinasi sumber-sumber
masyarakat.2 Dengan diterapkannya pendidikan yang berserakan agar
manajemen peningkatan mutu berbasis menyatu dalam melaksanakan
sekolah akan membawa perubahan pendidikan, dan mengadakan kontrol
terhadap pola manajemen pendidikan terhadap pelaksanaan dan hasil
dari sistem sentralisasi ke desentralisasi. pendidikan.5 Manajemen pendidikan ini
Desentralisasi merupakan pendekatan merupakan usaha sistematis dan
yang mempercayakan pengelolaan terkoordinasi secara terus–menerus
pendidikan kepada daerah untuk memperbaiki kualitas layanan
mendesainnya agar dapat efektif dan pendidikan, yang difokuskan kepada
efisien. Partisipasi dari masyarakat dalam pelanggan pendidikan, dalam hal ini
menumbuhkan kreatifitas dan adalah peserta didik, orang tua peserta
meningkatkan produktivitas serta didik, pemakai lulusan, guru, karyawan,
sekaligus meningkatkan tanggung pemerintah dan masyarakat,6 sehingga
jawabnya terhadap penggunaan dan dengan layanan pendidikan yang baik
hasil-hasilnya.3 akan mengarah kepada pendidikan yang
Mutu pendidikan akan tercapai, baik pula.
apabila didukung oleh seluruh komponen Kepala sekolah sebagai top leader
dalam pendidikan yang terorganisir mempunyai wewenang dan kekuasaaan,
dengan baik. Komponen tersebut adalah serta kompetensi untuk mengatur dan
input, procces, output, guru, sarana, mengembangkan bawahannya secara
prasarana, biaya, kesemuanya perlu profesional. Dengan demikian kepala
mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Sekolah harus memiliki kompetensi
pihak yang mempunyai peran penting profesional yaitu: (1) kepala Sekolah
dalam lembaga pendidikan, dalam hal ini sebagai pemimpin, (2) kepala sekolah
adalah kepala Sekolah. Kepala Sekolah sebagai manajer, (3) kepala Sekolah
merupakan pemimpin pendidikan yang sebagai pendidik, (4) kepala sekolah
berhubungan langsung dengan sebagai administrator, (5) kepala sekolah
pelaksanaan program pendidikan di sebagai wirausahawan, (6) kepala
sekolah. Sebagai penentu kebijakan di sekolah sebagai pencipta iklim kerja, dan
sekolah, kepala sekolah harus (7) kepala sekolah sebagai penyelia.7
memfungsikan perannya secara maksimal Kepala sekolah sebagai seorang
dan mampu memimpin Sekolah dengan pemimpin mempunyai tanggung jawab
bijak dan terarah, serta mengarah kepada yang paling besar terhadap lembaganya,
pencapaian tujuan yang maksimal pula, karena ia merupakan salah satu faktor
demi meningkatkan mutu pendidikan.4 penting yang mempengaruhi gagal atau
Kepala sekolah mempunyai peran
dan tanggung jawab terhadap
5
Made Pidarta, Landasan Kependidikan: Stimulu
2
Ibid.,. 124 ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia,
3
Yana Wardana, Manajemen Pendidikan Untuk (Bandung:Rineka, 1997), 69.
6
Peningkatan Daya Saing Bangsa, (Bandung: Pribumi Ibid,. 26.
7
Mekar, 2007), 18 Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK, SMP,
4
Abdullah Munir, Menjadi kepala Sekolah Efektif, SMA, dan SLB, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), 6. 2007), 102-103.

Mohamad Juliantoro, Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu 25


Pendidikan
berhasilnya sebuah lembaga dilakukan oleh seorang dalam suatu
(organisasi).8 peristiwa.9
Berdasarkan paparan di atas, Sedangkan kepala sekolah terdiri
maka penulis merasa tertarik untuk dari dua kata yaitu “kepala” dan “sekolah”
mengadakan penelitian tentang ”Peran Kata “kepala” dapat diartikan “ketua” atau
Kepala Sekolah Dalam Peningkatkan “pemimpin” dalam suatu organisasi atau
Mutu Pendidikan (Studi Multikasusdi lembaga. Sedang “madrasah (sekolah)”
SMPN 3 Peterongan Darul Ulum Jombang adalah sebuah lembaga dimana menjadi
dan SMP Islam Baitul ‘Izzah Nganjuk)”. tempat menerima dan memberi
2. Fokus dan Pertanyaan Penelitian pelajaran.10
Berdasarkan latar belakang yang Dengan demikian, dapat diambil
telah dikemukakan di atas, maka kesimpulan kepala sekolah merupakan
penelitian difokuskan pada Peran Kepala seorang yang diberi tugas oleh
Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu bawahanya untuk memimpin suatu
Pendidikan. Dari fokus penelitian madrasah/sekolah di mana di dalam
tersebut, dirumuskan masalah sebagai sekolah diselenggarakan proses belajar
berikut: mengajar. Didalam menjalankan tugasnya
1. Bagaimana peran kepala sekolah kepala sekolah bertanggung jawab
sebagai Educator dalam terhadap kualitas sumber daya manusia
meningkatkan mutu pendidikan di yang ada. Hal ini bertujuan agar mereka
SMPN 3 Peterongan Darul Ulum mampu menjalankan tugas-tugasnya yang
Jombang dan SMP Islam Baitul ‘Izzah telah diberikan kepada mereka.
Nganjuk? Berkenaan dengan hal tersebut di
2. Bagaimana peran kepala sekolah atas, maka peran kepala sekolah sangat
sebagai Manager dalam penting dalam semua jenjang dan jenis
meningkatkan mutu pendidikan di pendidikan, agar mereka mampu dan
SMPN 3 Peterongan Darul Ulum dapat melaksanakan fungsinya. Peran
Jombang dan SMP Islam Baitul ‘Izzah yang mereka miliki itu, diharapkan dapat
Nganjuk? menguatkan atau melandasi peranan dan
3. Bagaimana peran kepala sekolah tanggungjawabnya sebagai educator,
sebagai Administrator dalam manajer, administrator, supervisor, leader,
meningkatkan mutu pendidikan di dan innovator pendidikan. Dalam
SMPN 3 Peterongan Darul Ulum perkembangan selanjutnya, sesuai
Jombang dan SMP Islam Baitul ‘Izzah dengan kebutuhan masyarakat dan
Nganjuk? perkembangan zaman, kepala sekolah
4. Bagaimana peran kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai
sebagai Supervisor dalam educator, manajer, administrator,
meningkatkan mutu pendidikan di supervisor, leader, innovator dan
SMPN 3 Peterongan Darul Ulum motivator (EMASLIM).11
Jombang dan SMP Islam Baitul ‘Izzah b. Kepala Sekolah sebagai Educator
Nganjuk? Kegiatan belajar mengajar
Kajian Teori merupakan inti dari proses pendidikan
1. Peran Kepala sekolah dan guru merupakan pelaksana dan
a. Konsep Peranan Kepala sekolah pengembang utama kurikulum di
Pengertian peranan adalah
merupakan suatu tindakan yang
9
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1996), 751.
10
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Kamus Besar bahasa Indonesia, (Jakarta:
8
Sukamto, Kepemimpimpinan Kyai dalam Pesantren, Perum Balai Pustaka,1988), 420.
11
(Jakarta: LP3S, 1999), 19. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah,.. 98

26 Jurnal al–Hikmah vol. 5 no. 2 Oktober 2017 24~38


sekolah.12 Kepala sekolah menunjukkan tidaknya tujuan sekolah dapat
komitmen tinggi dan focus terhadap dipengaruhi bagaimana kepala sekolah
pengembangan kurikulum dan kegiatan menjalankan fungsi-fungsi manajeman.
belajar mengajar tentu akan Fungsi-fungsi manajeman tersebut adalah
memperhatikan tingkat kompetensi yang planning (perencanaan), organizing
dimilki guru sekaligus juga akan (pengorganisasian), actuating
senantiasa berusaha memfasilitasi dan (penggerakan), dan controlling
mendorong agar para guru dapat secara (pengontrol).14 Hal senada juga kutipan
terus menerus meningkatkan dari ronins, wegner, dan Hollenbeck tugas
kompetensinya. Dengan demikian kepala sekolah sebagai manager adalah
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan mencakup fungsi-fungsi pokok atau
dengan efektif. Kepala sekolah sebagai proses manajemen, yang terdiri dari
pendidik harus mampu menguasai perencanaan, pengorganisasian,
berbagai macam pendekatan, teknik, pelaksanaan, pengoordinasian,
metode, dan strategi dalam proses pengawasan, dan evaluasi. 15
pembelajaran. Kepala sekolah juga harus Dalam rangka melakukan peran
menjadi pelopor bagi para guru untuk dan fungsinya sebagai manajer, kepala
melaksanakan proses pembelajaran yang sekolah harus memiliki strategi yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. tepat untuk memberdayakan tenaga
Hal ini akan dapat meningkatkan mutu kependidikan melalui kerjasama atau
pendidikan. Dengan kata lain kunci kooperatif, memberi kesempatan kepada
keberhasilan proses kegiatan para tenaga kependidikan untuk
pembelajaran ditentukan oleh meningkatkan profesinya, dan
kepemimpinan dan kebijakan yang mendorong keterlibatan seluruh tenaga
diambil oleh kepala sekolah. kependidikan dalam berbagai kegiatan
Hasil belajar yang tinggi menjadi yang menunjang program sekolah.
cita-cita dan harapan sekolah yang dapat Banyak tugas guru yang harus
diwujudkan oleh guru sebagai factor yang dijalankan kepala sekolah, karena sekolah
dominan dalam menentukan proses merupakan kehidupan yang serba
pembelajaran. Kepala sekolah yang dinamis dan persoalan selalu ada tidak
memiliki komitmen yang tinggi dalam kenal waktu dan tempat. Apakah
mewujudkan guru dengan cara persoalan menyangkut kurikulum, guru,
mengembangakan kurikulum menjadi anak didik, orang tua/wali, komite
lebih berkualitas sesuai dengan sekolah, masyarakat setempat. Untuk
kebutuhan sekolah. 13 mengimbangi hal tersebut, kepala sekolah
Kepala Sekolah sebagai pendidik tidak hanya dituntut sebagai
mempunyai tugas 7 aspek penting yaitu adminitrator, dan educator, melainkan
mengajar di kelas, membimbing guru, juga harus berperanan sebagai manajer
membimbing karyawan, membimbing dan supervisor yang mampu menerapkan
siswa, mengembangkan staf, mengikuti manajemen bermutu.
perkembangan IPTEK, dan memberi Dalam mengelola tenaga
contoh Bimbingan Konsling / Karier yang kependidikan, salah satu tugas yang harus
baik. dilakukan kepala sekolah adalah
c. Kepala Sekolah sebagai Manajer. melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan
Kepala sekolah sebagai manajer pengembangan profesi para guru. Dalam
mempunyai peran yang mentukan dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat
pengelolaan manajeman sekolah, berhasil memfasiltasi dan memberikan
kesempatan yang luas kepada para guru
12
Prim Masrokan, Manajemen Mutu . ..247
13 14
Andang, Manajemen& Kepemimpinan Kepala Munir, Menjadi Kepala sekolah Efektif. ..16.
15
Sekolah, (Yogyakarta, Ar Ruzz Media, 2014), 57 Prim Masrokan, Manajemen Mutu Sekolah…246

Mohamad Juliantoro, Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu 27


Pendidikan
untuk dapat melaksanakan kegiatan dilakukan oleh sekelompok atau lebih
pengembangan profesi melalui berbagai orang secara bersama-sama untuk
kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik mencapai tujuan yang ditetapkan.17
yang dilaksanakan di sekolah,seperti : Dalam hal ini dimulai dari perencanaan,
MGMP/MGP tingkat sekolah, in house pengorganisasian, pengarahan,
training, diskusi profesional dan pelaksanaan, pemantauan dan
sebagainya atau melalui kegiatan penilaian. 18

pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, e. Kepala sekolah sebagai Supervisor


seperti : kesempatan melanjutkan Kepala sekolah sebagai supervisor
pendidikan atau mengikuti berbagai dibebani peran dan tanggung jawab
kegiatan pelatihan yang diselenggarakan memantau, membina, dan memperbaiki
pihak lain. proses pembelajaran di kelas atau
d. Kepala sekolah sebagai disekolah. 19 Dengan begitu kepala
Administrator sekolah adalah mereka yang telah
Peranan kepala sekolah sebagai menguasai dengan baik perangkat
administrator pendidikan berangkat dari kemampuan guru serta dilengkapi
hakikat administrasi pendidikan sebagai dengan kemampuan yang diperoleh
perndayagunaan berbagai sumber melalui pendidikan dan pelatihan
(manusia, sarana dan prasarana serta tertentu agar mereka siap menjalankan
berbagai media pendidikan lainnya) peranan dan tanggung jawab dengan
secara optimal, relevan, efektif, dan sebaik-baiknya. Pengetahun,
efisien guna menunjang pencapaian keterampilan dan pengalaman yang
tujuan pendidikan.16 Sebagai dimiliki oleh supervisor melalui berbagai
administrator modern, kepala sekolah usaha pendidikan dan latihan. Mulyasa
harus menggunakan prinsip menjelaskan bahwa supervisi merupakan
pengembangan dan pendayagunaan suatu proses yang dirancang secara
organisasi secara kooperatir dan aktivitas khusus untuk membantu para guru dan
yang melibatkan keseluruhan personel supervisor dalam mempelajari tuga
sekolah dan masyarakat. Secara kongkrit sehari-hari di sekolah, agar dapat
pelaksanaan tugas dan fungsi manager menggunakan pengetahuan dan
pendidikan berkaitan erat dengan kemampuannya untuk memberikan
subtansi manajemen pendidikan yang layanan yang baik pada orangtua peserta
meliputi kurikulum dan pengajaran, didik dan sekolah, serta berupaya
manajemen kelas, peserta didik, SDM, menjadikan sekolah sebagai masyarakat
sarana dan prasarana, keuangan, dan belajar yang lebih efektif. 20
keterlibatan masyarakat dalam 2. Mutu Pendidikan
pendidikan. Program mutu sebenarnya berasal
Kepala sekolah sebagai dari dunia bisnis. Dalam dunia bisnis, baik
administrator pendidikan bertangung yang bersifat produksi maupun jasa,
jawab terhadap kelancaran palaksanaan program mutu merupakan program
pendidikan dan pangajaran di utama sebab kelangengan dan kemajuan
sekolahnya. Oleh karena itu, untuk dapat usaha sangat ditentukan oleh mutu sesuai
melaksanakan tugasnya dengan baik, dan dengan permintaan dan tuntutan
mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan pengguna. Permintaan dan tuntutan
yang berkanaan dengan fungsinya
sebagai administrator pendidikan.
Adminstrasi merupakan keseluruhan 18
Sofan Amri, Meningkatkn Mutu Pendidikan
proses kegiatan kerja sama yang Sekolah Dasar Dan Menengah, (Jakarta : PT. Prestasi
Pustakaraya, 2013), 24
19
Prim Masrokan, Manajemen Mutu Sekolah…246
16 20
Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu E. Mulyasa, Manajeman dan kepemimpinan kepala
Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruz:2013), 245 sekolah ,(Jakarta,: Bumi Aksara, 2012),252

28 Jurnal al–Hikmah vol. 5 no. 2 Oktober 2017 24~38


terhadap produk dan jasa layanan terus ketrampilan. Hasil inilah yang sering
berubah dan berkembang. Sejalan dengan digunakan sebagai kriteria
itu mutu produk dan jasa layanan yang keberhasilan pendidikan.
diberikan harus selalu ditingkatkan. Mutu c. Proses pendidikan. Proses
bukan hanya menjadi masalah dan pendidikan merupakan interaksi
kepedulian dalam bisnis, melainkan juga antara raw input, instrumental input,
dalam bidang lainnya, seperti layanan dan lingkungan, untuk mencapai
social, pendidikan, bahkan bidang tujuan pendidikan. Pada proses ini,
keagamaan dan ketertiban. 21 tidak berbicara mengenai wujud
Mansur dan Mahfud Junaidi gedung sekolah dan alat-alat
menyatakan, setidak-tidaknya ada tiga pelajaran, akan tetapi bagaimana
indikator utama yang dapat menentukan mempergunakan gedung dan fasilitas
tinggi rendahnya kualitas pendidikan, lainnya agar siswa dapat belajar
yaitu; (1) dana pendidikan, (2) kelulusan dengan baik.
pendidikan, dan (3) prestasi yang dicapai d. Instrumenal input. Terdiri dari tujuan
dalam membaca komprehensif. Pertama, pendidikan, kurikulum, fasilitas dan
pendidikan yang berkualitas tidak media pendidikan, sistem
mungkin dicapai tanpa dana yang cukup. administrasi pendidikan, guru, sistem
Kedua, pendidikan yang berkualitas penyampaian, evaluasi, serta
cenderung dapat menghasilkan angka bimbingan dan penyuluhan.
kelulusan yang cukup tinggi. Tentu saja Instrumental input tersebut harus
kreteria kelulusan ini dengan angka yang dapat berinteraksi dengan raw input
sudah distandarkan. Ketiga, kemampuan (siswa) dalam proses pendidian.
membaca komprehensif di negara e. Raw input dan lingkungan juga
berkembang cenderung lebih rendah dari mempengaruhi kualitas mutu
pada di negara maju, hal ini disebabkan pendidikan.
kebiasaan anak-anak menghafal dalam Metode Penelitian
belajar.22 1. Jenis Penelitian
Sehubungan dengan hal tersebut, Penelitian ini jika dilihat dari
Nurdin menyatakan, bahwa ada beberapa lokasi sumber datanya termasuk kategori
indkator pendidikan yang bermutu, penelitian lapangan (field research).
antara lain:23 Penelitian lapangan adalah untuk mencari
a. Hasil akhir pendidikan merupakan di mana peristiwa-peristiwa yang
tujuan pendidikan. Dari hasil tersebut menjadi objek penelitian berlangsung,
diharapkan para lulusan dapat sehingga mendapatkan informasi
memenuhi tuntutan masyarakat bila langsung dan terbaru tentang masalah
ia bekerja atau melanjutkan studi ke yang berkenaan, sekaligus sebagai cross
lembaga pendidikan yang lebih tinggi. checking terhadap bahan-bahan yang
b. Hasil langsung pendidikan. Hasil telah ada.24 Ditinjau dari segi sifat-sifat
langsung pendidikan itu berupa; (a) data maka termasuk dalam penelitian
pengetahuan, (2) sikap dan (c) Kualitatif yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena
21 tentang apa yang dialami oleh subjek
Nana Syaodih Sukmadinata, Dkk, Pengendalaian
Mutu Pendidikan Sekolah Menengah:Konsep, Prinsip penelitian misalnya perilaku, persepsi,
dan Instrumen (bandung: refika Aditama, 2006) . 8 motivasi, tindakan dan lain-lain secara
22
Mansur, dan Mahfud Junaidi, Rekontruksi Sejarah holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Departemen bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
Agama RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2005),
165.
23 24
Muhammad Nurdin, Pendidikan yang Suratno Arsyad Lincoln, Metodologi Penelitian
Menyebalkan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2005), Untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UPP
79. AMPYKPN,1995), 55

Mohamad Juliantoro, Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu 29


Pendidikan
konteks khusus yang alamiah dan dengan (participant observation), yaitu dilakukan
me,manfaatkan berbagai metode dengan cara penelitian melibatkan diri
alamiah. 25 atau berinteraksi pada kegiatan yang
Jika di tinjau dari sudut dilakukan oleh subyek penelitian dalam
kemampuan atau kemungkinan lingkungannya, selain itu juga
penelitian dapat memberikan informasi mengumpulkan data secara sistematik
atau penjelasan, maka penelitian ini dalam bentuk catatan lapangan.29 Teknik
termasuk penelitian termasuk penelitian inilah yang disebut teknik observasi
deskriptif. Penelitian deskriptif partisipan.
merupakan penelitian yang berusaha Dalam penelitian ini peneliti
mendeskriptifkan mengenai unit sosial melakukan observasi partisipan tahap
tertentu yang meliputi individu, pertama, yaitu dimulai dari observasi
kelompok, lembaga dan masyarakat.26 deskriptif (descriptive observation) secara
Dari segi pendekatan jenis penelitian ini luas dengan melukiskan secara umum
adalah berupa penelitian deskriptif situasi sosial yang terjadi pada dua
kualitatif, oleh sebab itu pendekatan yang lembaga yang menjadi subjek penelitian,
dilakukan adalah melalui pendekatan yaitu SMPN 3 Peterongan Darul Ulum
kualitatif dengan memakai bentuk Multi Jombang dan SMP Islam Baitul ‘Izzah
Situs. Maksudnya adalah dalam penelitian Nganjuk. Tahap berikutnya dilakukan
pendidikan kualitatif data yang terfokus (focused observation) untuk
dikumpulkan bukan berupa angka-angka, menemukan peran kepala sekolah dalam
melainkan data tersebut mungkin berasal meningkatkan mutu pendidikan di SMPN
dan naskah wawancara, catatan lapangan, 3 Peterongan Darul Ulum Jombang dan
dokumen pribadi, cacatan memo dan SMP Islam Baitul ‘Izzah Nganjuk. Tahap
dokumen resmi lainya. Sehingga yang akhir setelah dilakukan analisis dan
menjadi tujuan dalam penelitian observasi yang berulang-ulang diadakan
diskriptif kualitatif ini adalah ingin penyempitan lagi dengan melakukan
menggambarkan dan observasi selektif (selective observation)
menginterprestasikan objek dengan apa dengan mencari perbedaan di antara
adanya. kategori-kategori.
2. Teknik Pengumpulan Data b. Wawancara Mendalam (Indepth
a. Observasi Partisipan (participant Interview)
observation)
Peneliti juga mengadakan
Cara pengumpulan data wawancara mendalam adalah percakapan
berdasarkan observasi menggunakan antara dua orang dengan maksud
mata, telinga, secara langsung tanpa tertentu dalam hal ini antara peneliti
melalui alat bantu yang berstandar.27 dengan informan, dimana percakapan
Observasi bisa juga disebut dengan istilah yang di maksud tidak sekedar menjawab
pengamatan. Observasi dilakukan untuk pertanyaan sebagai istilah percakapan
menggali data dari sumber data yang dalam pengertian sehari-hari, melainkan
berupa peristiwa, tempat, benda, serta suatu percakapan yang mendalam untuk
rekaman dan gambar.28 Dalam penelitian mendalami pengalaman dan makna dari
ini dilaksanakan dengan teknik pengalaman tersebut.
Dalam wawancara ini peneliti terlebih
25
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, dahulu menyiapkan siapa yang akan
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 6.
26
diwawancarai dan menyiapkan materi
27
Ibid., 64. yang terkait dengan pengembangan
Subana Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah,
(Bandung: Pustaka Setia, 2001), 143 kurikulum pesantren. Oleh karena itu,
28
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta:
29
Andi Offset, 1`9890, 91 Ibid., 69

30 Jurnal al–Hikmah vol. 5 no. 2 Oktober 2017 24~38


sebelum dilakukan wawancara, garis a. Analisis data kasus tunggal
besar pertanyaan harus sesuai dengan Analisis data kasus individu
penggalian data dan keada siapa dilakukan pada masing-masing objek
wawancara itu dilaksanakan. Di sela yaitu: SMPN 3 Peterongan Darul Ulum
percakapan itu diselipkan pertanyaan Jombang dan SMP Islam Baitul ‘Izzah
pancingan dengan tujuan untuk menggali Nganjuk. Dalam menganalisis, peneliti
lebih dalam lagi tentang hal-hal yang melakukan interpretasi terhadap data
diperlukan. Dalam penelitian ini yang yang berupa kata-kata sehingga diperoleh
diwawancarai adalah kepala sekolah makna (meaning). Karena itu analisis
(Karyono, S.Pd., M.M.Pd dan Dra. Uswatun dilakukan bersama-sama dengan proses
Hasanah) dan guru (Safak Efendi, M.Pd.I, pengumpulan data serta setelah data
Ahmad Su’ud, M.Pd.I dan M.Muhaimin, terkumpul.32
S.Sos) di SMPN 3 Peterongan Darul Ulum b. Analisis data lintas kasus
Jombang dan Guru SMP Islam Baitul Analisis data lintas kasus
‘Izzah Nganjuk adalah (Drs.H. Arifin, M.M, dimaksudkan sebagai proses
Sutrisno, S.Pd, dan Triana Susita, S.Kom) membandingkan temuan-temuan yang
c. Dokumentasi diperoleh dari masing-masing kasus,
Dokumentasi dilakukan untuk sekaligus sebagai proses memadukan
memperoleh data sekunder yang bersifat antar kasus. Pada awalnya temuan yang
administratif dan data kegiatan-kegiatan diperoleh dari SMPN 3 Peterongan Darul
yang terdokumentasi baik ditingkat Ulum Jombang disusun kategori dan
kelompok maupun ditingkat tema, dianalisis secara induktif
penyelenggara. Menurut Nasution,30 konseptual dan dibuat penjelasan naratif
“Dalam penelitian kualitatif, dokumen yang tersusun menjadi proposisi tertentu
termasuk sumber non human resources yang selanjutnya dikembangkan menjadi
yang dapat dimanfaatkan karena teori substansif I.
memberikan beberapa keuntungan, Proposisi-proposisi dan teori substantif I
yaitu bahannya telah ada, tersedia, siap selanjutnya dianalisis dengan cara
pakai dan menggunakan bahan tidak membandingkan dengan proposisi-
memakan biaya”. Dalam penelitian ini proposisi dan teori substantif II (temuan
dipergunakan data: keadaan jumlah dari SMP Islam Baitul ‘Izzah Nganjuk).
guru, jumlah siswa, administrasi kegiatan Pembandingan tersebut digunakan untuk
pembelajaran dan praktek fungsional, menemukan perbedaan karakteristik dari
dan data lain yang relevan dan masing-masing kasus sebagai konsepsi
memperkaya informasi dalam penelitian teoritik berdasarkan perbedaan
ini. Di samping dokumen, dipergunakan perbedaan. Kedua kasus ini dijadikan
pula catatan lapangan atau field notes temuan sementara Pada tahap terakhir
yang sangat diperlukan dalam menjaring dilakukan analisis secara simultan untuk
data kualitatif merekonstruks dan menyusun konsepsi
3. Teknik Analisis Data tentang persamaan kasus I dan kasus II
Penelitian ini menggunakan secara sistematis. Dan pada proses inilah
rancangan studi Multi Kasus, maka dalam dilakukan analisis lintas kasus antara
menganalisis data dilakukan dalam dua kasus I, dan II dengan teknik yang sama.
tahap, yaitu: (1) analisis data kasus Analisis akhir ini dimaksudkan untuk
individu (individual case), dan (2) analisis menyusun konsepsi sistematis
data lintas kasus (cross case analysis).31 berdasarkan hasil analisis data dan
interpretasi teoritik yang bersifat naratif
30
Ibid., 64
31 32
Robert K. Yin, Case Study Research: Design and A. Maicel Huberman and B Miles Mathew,
Methods, (Beverly Hills: Sage Publication, 1987), Qualitatif data Analisis, Edisi Bahasa Indonesia,
114-115. (Jakarta: UII Press, 1992), 32.

Mohamad Juliantoro, Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu 31


Pendidikan
berupa proposisi-proposisi lintas kasus mengembangakan kurikulum menjadi
yang selanjutnya dijadikan bahan untuk lebih berkualitas sesuai dengan
mengembangkan temuan teori substantif. kebutuhan sekolah. 34

HASIL PENELITIAN Peran Kepala Sekolah sebagai


1. Peran Kepala Sekolah sebagai Educator dalam Meningkatkan Mutu
Educator dalam Meningkatkan Pendidikan di SMP Negeri 3
Mutu Pendidikan di SMP Negeri 3 Peterongan Darul Ulum Jombang dan
Peterongan Darul Ulum Jombang SMP Islam Baitul ‘Izzah Nganjuk
dan SMP Islam Baitul ‘Izzah SMP Negeri 3
SMP Islam Baitul
Nganjuk. Peterongan Darul
‘Izzah Nganjuk
Kegiatan belajar mengajar Ulum Jombang
merupakan inti dari proses pendidikan Educator
dan guru merupakan pelaksana dan 1. Membimbin 1. Membimbin
pengembang utama kurikulum di g siswa, guru, dan g siswa, guru dan
sekolah.33 Kepala sekolah menunjukkan karyawan karyawan.
komitmen tinggi dan focus terhadap 2. Pembinaan 2. Membimbin
pengembangan kurikulum dan kegiatan melalui g guru melalui
belajar mengajar tentu akan pemanggilan Pelatihan baik
memperhatikan tingkat kompetensi yang langsung dan tingkat kabupaten,
dimilki guru sekaligus juga akan diikutsertakan MGMP, Pelatiahan
senantiasa berusaha memfasilitasi dan dalam kegiatan oleh yayasan.
mendorong agar para guru dapat secara MGMP dan 3. Mengemban
terus menerus meningkatkan Pelatiahan gkan siswa dengan
kompetensinya. Dengan demikian (Workshop) baik jam tambahan,
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan tingkat kabupaten ekrakurikuler
dengan efektif. Kepala sekolah sebagai maupun provinsi 4. Memberikan
pendidik harus mampu menguasai 3. Mengemban reward and
berbagai macam pendekatan, teknik, gkan guru dan staf punishment
metode, dan strategi dalam proses dengan
pembelajaran. Kepala sekolah juga harus mengusahan bahwa
menjadi pelopor bagi para guru untuk pendidikan tidak
melaksanakan proses pembelajaran yang hanya S1 tetapi S2
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. sampai S3.
Hal ini akan dapat meningkatkan mutu 4. Kepala
pendidikan. Dengan kata lain kunci sekolah sebagai
keberhasilan proses kegiatan ketua MKKS Kab.
pembelajaran ditentukan oleh Jombang yang
kepemimpinan dan kebijakan yang bertujuan saling
diambil oleh kepala sekolah. sharing agar bisa
Hasil belajar yang tinggi menjadi cita-cita mencermati
dan harapan sekolah yang dapat peraturan yang ada
diwujudkan oleh guru sebagai factor yang dan melaksanakan
dominan dalam menentukan proses secara baik
pembelajaran. Kepala sekolah yang 5. Memberikan
memiliki komitmen yang tinggi dalam reward and
mewujudkan guru dengan cara punishment

33
Prim Masrokan Mutohar, Manajemen mutu sekolah
Strategi Peningkatan Mutu dan Daya Saing Lembaga
34
Pendidikan Islam, (Yogyakarta: AR-Ruzz Media, Andang, Manajemen & Kepemimpinan Kepala
2013), 247 Sekolah, (Yogyakarta, Ar Ruzz Media, 2014), 57

32 Jurnal al–Hikmah vol. 5 no. 2 Oktober 2017 24~38


Bedasarkan data yang telah para tenaga kependidikan untuk
didapat, baik di SMP Negeri 3 Darul Ulum meningkatkan profesinya, dan
Jombang dan SMP Islam Baitul ‘Izzah mendorong keterlibatan seluruh tenaga
Nganjuk, kepala sama-sama menjadi kependidikan dalam berbagai kegiatan
seorang educator/pendidik meskipun yang menunjang program sekolah.
terdapat beberapa perbedaan. Hal ini Banyak tugas guru yang harus dijalankan
bertujuan untuk meningkatkan mutu kepala sekolah, karena sekolah
pendidikan di kedua lembaga pendidikan merupakan kehidupan yang serba
tersebut. Yang terpenting dari kedua dinamis dan persoalan selalu ada tidak
kepala sekolah berperan aktif sebagai kenal waktu dan tempat. Apakah
seorang edukator baik pendidikan kepada persoalan menyangkut kurikulum, guru,
siswa, staf maupun guru yang hal ini jika anak didik, orang tua/wali, komite
dilaksanakan dengan baik dan terus sekolah, masyarakat setempat. Untuk
menerus maka dapat meningkatkan mutu mengimbangi hal tersebut, kepala sekolah
pendidikan pada guru dan staf akhirnya tidak hanya dituntut sebagai
dapat meingkatkan mutu pendidikan adminitrator, dan educator, melainkan
pada siswa baik itu akademik maupun juga harus berperanan sebagai manajer
non akademik. dan supervisor yang mampu menerapkan
2. Peran Kepala Sekolah sebagai manajemen bermutu.
Manajer dalam Meningkatkan Dalam mengelola tenaga
Mutu Pendidikan di SMP Negeri 3 kependidikan, salah satu tugas yang harus
Peterongan Darul Ulum Jombang dilakukan kepala sekolah adalah
dan SMP Islam Baitul ‘Izzah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan
Nganjuk. pengembangan profesi para guru. Dalam
Kepala sekolah sebagai manajer hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat
mempunyai peran yang mentukan dalam memfasiltasi dan memberikan
pengelolaan manajeman sekolah, berhasil kesempatan yang luas kepada para guru
tidaknya tujuan sekolah dapat untuk dapat melaksanakan kegiatan
dipengaruhi bagaimana kepala sekolah pengembangan profesi melalui berbagai
menjalankan fungsi-fungsi manajeman. kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik
Fungsi-fungsi manajeman tersebut adalah yang dilaksanakan di sekolah,seperti :
planning (perencanaan), organizing MGMP/MGP tingkat sekolah, in house
(pengorganisasian), actuating training, diskusi profesional dan
(penggerakan), dan controlling sebagainya atau melalui kegiatan
(pengontrol).35 Hal senada juga kutipan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah,
dari ronins, wegner, dan Hollenbeck tugas seperti : kesempatan melanjutkan
kepala sekolah sebagai manager adalah pendidikan atau mengikuti berbagai
mencakup fungsi-fungsi pokok atau kegiatan pelatihan yang diselenggarakan
proses manajemen, yang terdiri dari pihak lain.
perencanaan, pengorganisasian, Peran kepala sekolah sebagai manajer
pelaksanaan, pengoordinasian, mempunyai peran besar dalam
pengawasan, dan evaluasi.36 menentukan pengelolan manajeman
Dalam rangka melakukan peran sekolah, berhasil tidaknya tujuan sekolah
dan fungsinya sebagai manajer, kepala dapat di pengaruhi bagaimana kepala
sekolah harus memiliki strategi yang sekolah menjalankan fungsi-fungsi
tepat untuk memberdayakan tenaga manajeman. Fungsi-fungsi manajeman
kependidikan melalui kerjasama atau tersebut adalah, perencanaan,
kooperatif, memberi kesempatan kepada pengorganisasian, penggerak dan
pengontrol. 37
35
Munir, Menjadi Kepala sekolah Efektif. ..16.
36 37
Prim Masrokan, Manajemen Mutu Sekolah…246 Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif,.. 16

Mohamad Juliantoro, Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu 33


Pendidikan
Peran kepala SMP Negeri 3 organisasi sekolah Internasional
Peterongan Darul Ulum Jombang dan SMP yang sesuai dengan (Cambridge)
Islam Baitul ‘Izzah Nganjuk sebagai SDM. 6. Pengoptimal
manajer dalam meningkatkan mutu 7. Mengoptima kan sarana dan
pendidikan dengan dibuktikannya adanya lkan sarana dan prasarana
kegiatan KKG dan MGMP, yang bertujuan prasarana 7. Mengoptima
untuk pembinaan dan sharring oleh para 8. Penanaman lkan semua warga
guru dari berbagai masing-masing Budaya Iklim Kerja sekolah untuk
sekolah yang lain untuk bisa memecahkan yang Kondusif dan mendukung
perbagai macam persoalan yang Bersih (Sekolah kegiatan sekolah
berkaitan yang berkaitan dengan tugas- Mandiri Adiwiyata) baik akademik
tugas para guru yang antara lain adalah: maupun non
pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan akademik.
Pembelajaran), Silabus, Promes, Prota
Bedasarkan data yang telah didapat, baik
dan bahkan juga mengadakan pembuatan
di SMP Negeri 3 Peterongan Darul Ulum
soal-soal untuk pengayaan bagi para
Jombang dan SMP Islam Baitul ‘Izzah
siswa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Nganjuk sama-sama melaksanakan fungsi
tabel berikut;
kepala sebagai manager meskipun
Peran Kepala Sekolah sebagai
terdapat beberapa perbedaan tetapi itu
Manager dalam Meningkatkan Mutu
tidak selalu signifikan karena kedua
Pendidikan di SMP Negeri 3
kepala berusaha memaksilkan semua
Peterongan Darul Ulum Jombang dan
komponen yang ada dalam sekolah
SMP Islam Baitul ‘Izzah Nganjuk
tersebut, baik guru, staf, sarana dan
SMP Negeri 3 prasarana dan dari kedua kepala sekolah
SMP Islam Baitul
Peterongan Darul tersebut mempunyai peran yang sangat
‘Izzah Nganjuk
Ulum Jombang penting dan mempunyai kelebihan
Manager sendiri-sendiri karena kedua lembaga
1. Perencanaa, 1. Perencanaan tersebut mempunyai kurikulum dan
pelaksanaan, pelaksanaan, status yang berbeda. Yang kesemuanya
pengawasan semua pengawasan semua bertujuan untuk meningkatkan mutu
kegiatan kegiatan pendidikan.
2. Semua 2. Menyusun 3. Peran Kepala Sekolah sebagai
permasalahan organisasi sekolah Adminstrator dalam Meningkatkan
disekolah 3. Mengoptima Mutu Pendidikan di SMP Negeri 3
diselesaikan oleh lkan sarana dan Peterongan Darul Ulum Jombang dan
kepsek, wakasek, prasarana SMP Islam Baitul ‘Izzah Nganjuk.
kurikulum, humas, 4. Pemberdaya
Kepala sekolah sebagai
sarpras, dan tenaga an KKG dan MGMP
administrator pendidikan bertangung
TU. Karena sudah 5. Menggunaka
jawab terhadap kelancaran palaksanaan
terjadi pembagian n 3 Kurikulum yaitu
pendidikan dan pangajaran di
tupoksi yang jelas. Kurikulum KTSP
sekolahnya. Oleh karena itu, untuk dapat
3. Penanaman (DIKNAS),
melaksanakan tugasnya dengan baik, dan
sikap disiplin Kurikulum Khas
mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan
dengan sistem Baitul ‘Izzah
yang berkanaan dengan fungsinya
sistemik. (Kurikulum yang
sebagai administrator pendidikan.
4. Pemberdaya diambil dari MTs
an KKG dan MGMP dan Ditambah Adminstrasi merupakan keseluruhan
5. Menggunaka dengan kuirkulum proses kegiatan kerja sama yang
n Kurikulum 2013 yayasan), dilakukan oleh sekelompok atau lebih
6. Menyusun Kurikulum Standart orang secara bersama-sama untuk

34 Jurnal al–Hikmah vol. 5 no. 2 Oktober 2017 24~38


mencapai tujuan yang ditetapkan.38 status yang berbeda, untuk SMP Negeri 3
Dalam hal ini dimulai dari perencanaan, Peterongan Darul Ulum berstatus negeri
pengorganisasian, pengarahan, dan hanya menggunakan satu kurikulum
pelaksanaan, pemantauan dan yaitu kurikulum 2013 yang merupakan
penilaian.39 sekolah model/percontohan untuk
sekolah lain. Sedangkan SMP Islam Baitul
Peran Kepala Sekolah sebagai ‘Izzah merupakan sekolah yang berstatus
Administrator dalam Meningkatkan swasta dibawah naungan Yayasan Baitul
Mutu Pendidikan di SMP Negeri 3 ‘Izzah, disini Kurikulum yang digunakan
Peterongan Darul Ulum Jombang dan adalah KTSP 2006, Kurikulum Yayasan,
SMP Islam Baitul ‘Izzah Nganjuk Kurikulum Standaart Internasional
SMP Negeri 3 SMP Islam Baitul (Cambridge).
Peterongan Darul ‘Izzah Nganjuk Peran kepala sebagai administrator ini
Ulum Jombang bertujuan mendukung kegiatan kegiatan
Administrator kita, karena kegiatan itu tanpa
1. Perlengkapan 1. Perlengkapan administrasi bukti fisik kegiatan itu tidak
Adminstrasi dan Adminstrasi dan ada. Sehingga adminitrasi itu penting
Memeriksa Memeriksa sebagai pertanggung jawaban kita kepada
Kelengkapan Kelengkapan pemerintah maupun masyarakat ada
KBM (Kegiatan KBM (Kegiatan bukti fisik.
Belajar Belajar 4. Peran Kepala Sekolah sebagai
Mengajar) Mengajar) Supervisor dalam Meningkatkan
2. Perlengkapan 2. Perlengkapan Mutu Pendidikan di SMP Negeri 3
Kesiswaan, Kesiswaan, Peterongan Darul Ulum Jombang
Keuangan, Keuangan, dan SMP Islam Baitul ‘Izzah
Sarpras, Humas, Sarpras, Humas, Nganjuk.
Persuratan Persuratan Salah satu peran tugas kepala sekolah
3. Pelayanan rutin 3. Pelayanan rutin adalah sebagai supervisor (melakukan
perpustakaan perpustakaan pengawasan) yaitu mensupervisi
dan dan laboratorium pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga
laboratorium 4. Kelengkapan kependidikan dalam hal ini adalah guru.
4. Kelengkapan administrasi dan Mulyasa mengatakan bahwa pengawasan
administrasi dan pelaporan merupakan upaya untuk mengamati
pelaporan kegiatan secara sitematik dan berkesinambungan,
kegiatan 5. Administrasi 3 merekam, memberikan penjelasan,
5. Adminstrasi Kurikulum yaitu petunjuk, pembinaan dan meluruskan
Kurikulum K13 KTSP, Kurikulum berbagai hal yang kurang tepat, serta
Yayasan, memperbaiki kesalah.40
Kurikulum Menjalankan supervisi dilakukan dengan
Standaart efektif dan efesien, yang antara lain
Internasional pertama diskusi kelompok untuk
(Cambridge) memecahkan berbagai permasalahan,
Terdapat perbedaan sistem adminstrasi kedua kunjungan kelas, ini kaitannya
di SMP Negeri 3 Peterongan Darul Ulum untuk membe rikan banyak informasi
Jombang dan SMP Islam Baitul ‘Izzah secara langsung yang berkaitan dengan
Nganjuk. Karena kedua tempat memiliki profesionalismen guru, ketiga
pembicaran individual yang dilakukan

39 40
Sofan Amri, Meningkatkan Mutu Pendidikan E. Mulyasa, Manajeman Berbasis Sekolah Konsep
Sekolah Dasar Dan Menengah, (Jakarta : PT. Prestasi Strategi dan Implementasi, (Bandung: Remaja
Pustakaraya, 2013), 24 Rosdakarya, 2004), 21

Mohamad Juliantoro, Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu 35


Pendidikan
kepala sekolah untuk memberikan pengawasan KBM, Pengawasan Perangkat
bimbingan yang berkaitan dengan pembelajaran, memanfaatkan supervise.
profesionalisme guru, keempat simulasi Supervise ini bertujuan untuk membina
pembelajaran ini berbentuk demontrasi dan memperbaiki proses belajar
pembelajaran yang dilakukan oleh kepala mengajar di kelas atau di sekolah, dan
sekolah.41 sebagai upaya pemberian bantuan kepada
Kepala SMP Negeri 3 Peterongan Darul guru untuk mewujudkan situasi belajar
Ulum dan SMP Islam Baitul ‘Izzah dalam yang lebih baik. Pelayanan ini akan
pelaksanan supervisi bagi para guru, staf meningkatkan prestasi siswa dan mutu
maupun karyawan berjalan dengan pendidikan di kedua lembaga pendidikan
optimal yang antara lain pelaksanaan tersebut.
supervisi terhadap pelaksanaan kegiatan Dari pembahasan temuan-temuan
pembelajaran (KBM), perangkat penelitian tentang peran kepala sekolah
pembelajaran maupun pengawasan dalam meningkatkan mutu pendidikan di
terhadap pelaksanaan pendalaman yang SMP Negeri 3 Peterongan Darul Ulum
kesemuanya itu untuk meningkatkan Jombang dan SMP Islam Baitul ‘Izzah
mutu pendidikan di masing masing Nganjuk. Maka mengingatkan kembali
lembaga. Dalam hal ini dibuktikan dengan bahwasanya mutu pendidikan di sekolah
ringkasan hasil wawancara oleh kepala atau madarah harus diperhatikan dan
SMP Negeri 3 Peterongan Darul Ulum ditingkatkan menjadi lebih baik dan
yaitu: berkualitas. Hal ini merupakan tantangan
Peran Kepala Sekolah sebagai yang harus direspons secara positif oleh
Supervisor dalam Meningkatkan Mutu lembaga pendidikan. Peningkatan mutu
Pendidikan di SMP Negeri 3 sekolah berkaitan erat dengan
Peterongan Darul Ulum Jombang dan pembentukan sekolah yang efektif.
SMP Islam Baitul ‘Izzah Nganjuk Madrasah yang efektif mempunyai
SMP Negeri 3 karakteristik sebagai berikut; 42
SMP Islam Baitul
Peterongan Darul 1. Proses belajar mengajar mempunyai
‘Izzah Nganjuk
Ulum Jombang efektifitas yang tinggi,
Supervisor 2. Kepemimpinan kepala sekolah yang
kuat,
1. Menyusun 1. Menyusun 3. Lingkungan madarah yang aman dan
program supervisi program supervisi tertib,
pendidikan pendidikan 4. Pengelolaan tenaga pendidikan yang
2. Pengawasan 2. Pengawasan efektif,
Terhadap Terhadap 5. Memiliki budaya mutu,
pelaksanaan KBM pelaksanaan KBM 6. Memiliki team work yang kompak,
3. Pengawasan 3. Pengawasan cerdas dan dinamis,
terhadap Perangkat terhadap Perangkat 7. Memiliki kewenangan (kemandirian)
Pembelajaran Pembelajaran 8. Partisipasi yang tinggi dari warga
4. Memanfaatk 4. Memanfaatk madrasah dan masyarakat,
an hasil supervisi an hasil supervisi 9. Memiliki keterbukaan (trasnparansi)
manajemen,
Bedasarkan data yang telah 10. Memiliki kemauan untuk berubah
didapat, baik di SMP Negeri 3 Peterongan (baik secara pesikologis maupun
Darul Ulum Jombang dan SMP Islam secara fisik).
Baitul ‘Izzah Nganjuk sama-sama 11. Melakukan evaluasi dan perbaikan
melaksanakan menyusun program, secara berkelanjutan,

41 42
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…, Prim Masrokan Mutohar. Manajemen Mutu
114 Sekolah. (Jogyakarta. Ar-Ruzz Media. 2013).129

36 Jurnal al–Hikmah vol. 5 no. 2 Oktober 2017 24~38


12. Responsif dan antisipatif terhadap 2. Peran kepala sekolah sebagai
kebutuhan, manajer dalam meningkatkan Mutu
13. Memiliki komunikasi yang baik, Pendidikan di SMP Negeri 3
14. Memiliki akuntabilitas, Peterongan Darul Ulum Jombang dan
15. Memiliki kemanpuan menjaga SMP Islam Baitul ‘Izzah Nganjuk
sustainabilitas. adalah membuat Perencanaan,
Dari karakteristik sekolah yang pelaksanaan, pengawasan semua
efektif dalam meningkatan mutu jika di kegiatan, Semua permasalahan
bandingkan dan dikaitkan dengan peran disekolah diselesaikan oleh semua
kepala sekolah dalam meningkatkan warga sekolah, Penanaman sikap
mutu pendidikan di SMP Negeri 3 disiplin dengan sistem sistemik.
Peterongan Darul Ulum Jombang dan SMP Pemberdayaan KKG dan MGMP,
Islam Baitul ‘Izzah Nganjuk bisa diambil Menyusun organisasi sekolah yang
kesimpulan bahwa kegaiatan-kegiatan sesuai dengan SDM. Mengoptimalkan
yang sudah dilaksanakan mulai dari sarana dan prasarana,
peran kepala sekolah sebagai educator, Mengoptimalkan semua warga
kepala sekolah sebagai manager, kepala sekolah untuk mendukung kegiatan
sekolah sebagai administrator, kepala sekolah baik akademik maupun non
sekolah sebagai supervisor bertujuan akademik.
untuk peningkatan mutu pendidikan. Di 3. Peran kepala sekolah sebagai
kedua lembaga tersebut kepala sekolah administrator dalam meningkatkan
melaksanakan fungsinya sebagai kepala Mutu Pendidikan di SMP Negeri 3
sekolah dengan baik. Akhirnya Peterongan Darul Ulum Jombang dan
perencanaan bagus, proses bagus, SMP Islam Baitul ‘Izzah Nganjuk
administrasi bagus, pengawasan bagus, adalah perlengkapan Adminstrasi dan
akhirnya harapan mutu linier antara guru Memeriksa Kelengkapan KBM
dan murid akhirnya merucut mutu (Kegiatan Belajar Mengajar),
tercapai. Perlengkapan Kesiswaan, Keuangan,
Kesimpulan Sarpras, Humas, Persuratan,
1. Peran kepala sekolah sebagai Pelayanan rutin perpustakaan dan
educator dalam meningkatkan Mutu laboratorium, Administrasi
Pendidikan di SMP Negeri 3 Kurikulum.
Peterongan Darul Ulum Jombang dan 4. Peran kepala sekolah sebagai
SMP Islam Baitul ‘Izzah Nganjuk supervisor dalam meningkatkan Mutu
adalah cara membimbing siswa, guru, Pendidikan di SMP Negeri 3
dan karyawan, Pembinaan melalui Peterongan Darul Ulum Jombang dan
pemanggilan langsung dan SMP Islam Baitul ‘Izzah Nganjuk
diikutsertakan dalam kegiatan MGMP adalah menyusun program supervisi
dan Pelatihan (Workshop), pendidikan, Pengawasan Terhadap
mengembangkan guru dan staf pelaksanaan KBM, Pengawasan
dengan mengusahan bahwa terhadap Perangkat Pembelajaran,
pendidikan tidak hanya S1 tetapi S2 Memanfaatkan hasil supervisi
sampai S3. Kepala sekolah mengikuti
kegiatan kelompok kepala sekolah,
Memberikan reward and punishment

Bibliography

Amri Sofan, 2013, Meningkatkan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah, Jakarta :
PT. Prestasi Pustakarya

Mohamad Juliantoro, Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu 37


Pendidikan
Andang, 2014, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Yogyakarta: Ar Ruzz Media
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1988
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka,
1996
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1990
Huberman, A. Maicel and B Miles Mathew, Qualitatif data Analisis, Edisi Bahasa Indonesia,
Jakarta: UII Press, 1992
Mansur dan Mahfud Junaidi, 2005, Rekontruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,
Jakarta : Departemen Agama RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam.
Masrokan, Prim Mutohar, 2013, Manajemen Mutu Sekolah : Strategi Peningkatan Mutu dan
Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006
Mulyasa, E, 2007, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2012, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta : Bumi Aksara.
Munir Abdullah, 2008, Menjadi Kepala Sekolah Efektif, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Nurdin, Muhammad, 2005, Pendidikan yang Menyebalkan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Pidarta Made, 1997, Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia,
Bandung: Rineka Cipta.
Yin, Robert K. Case Study Research: Design and Methods, Beverly Hills: Sage Publication,
1987
Standar Kompetensi kepala Sekolah TK, SD, SMP, SMS, SMK, dan SLB, 2007, Yogyakarta:
Pustaka Yustisia.
Sudrajat, Subana. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2001
Syaodih, Nana Sukmadinata, 2006, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah
Menengah:Konsep, Prinsip dan Instrumen, Bandung : Refika Aditama
Wardana Yana,2007, Manajemen Pendidikan Untuk Peningkatan Daya Saing Bangsa,
Bandung: Pribumi Mekar
*****

38 Jurnal al–Hikmah vol. 5 no. 2 Oktober 2017 24~38

Вам также может понравиться