Вы находитесь на странице: 1из 3

Analisis agribisnis

 Definisi Agribisnis:

Agribisnis berasal dari kata Agribusiness, di mana Agri artinya pertanian dan Business
artinya usaha atau kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara sederhana Agribisnis
(agribusiness) didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan pertanian dan terkait dengan
pertanian yang berorientasi profit.
Jika didefinisikan secara lengkap agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan
penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan
dari mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi (agroindustri),
pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan. Yang
dimaksud dengan berhubungan adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan
pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian (Davis and Golberg,
1957; Downey and Erickson, 1987; Saragih, 1998).
Soekartawi (1993) mengemukakan bahwa untuk dapat mengetahui arti dari agribisnis itu
kita dapat memahami lewat ari kata dari agribisnis itu sendiri. Agribisnis berasal dari
kata agri dan bisnis.
Apabila mata rantai kegiatan agribisnis dipandang dalam suatu konsep sistem, maka mata
rantai kegiatan tersebut dapat dipilah-pilah menjadi empat subsistem yaitu: (1) subsistem
produksi (on-farm), (2) subsistem pengolahan (agroindustri hulu dan hilir)(off-farm), (3)
subsistem pemasaran/perdagangan (off-fram), dan (4) subsistem lembaga penunjang (off-
farm)(Gambar 1). Keempat subsistem ini mempunyai kaitan yang erat, sehingga gangguan
pada salah satu subsistem atau kegiatan akan berpengaruh terhadap subsistem atau
kelancaran kegiatan dalam bisnis.

 Definisi Pertanian :

Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani, dan agroindustri,
pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam
agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga
kerja, dan manajemen untuk mendapatkan, manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan
masyarakat.
Pertanian mempunyai dua pengertian, yaitu pertanian dalam arti sempit dan pertanian
dalam arti luas (Mubyarto, 1994). Dalam arti sempit, pertanian menunjuk pada kegiatan
pertanian rakyat yang biasanya hanya bercocok tanam atau melakukan budidaya
tanaman pangan seperti padi, jagung, kedele, ubi kayu, dan sebagainya.
Pada saat ini, pertanian dipahami bukan sekadar dalam arti sempit, tetapi pertanian
dalam arti luas. Berdasarkan makna kedua kata pembentuknya, dapat dikemukakan
bahwa agribisnis merupakan pertanian yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip
komersial atau ekonomi. Dalam hal ini pertanian bukan lagi sebagi way of live, tetapi
merupakan usaha yang harus memberikan keuntungan.
Drilon Jr. dalam Saragih (1998) mengemukakan bahwa agribisnis merupakan mega sektor
yang mencakup “… the sum total of operations involved in the manufacture and
distribution of farm supplies, production activities on the farm, storage, processing and
distribution of farm commodities and items for them …”.
The input supply sector atau sektor pemasok input pertanian adalah sektor yang
memberikan pasokan bahan dan peralatan pertanian untuk beroperasinya the farm
production sector (Beierlein. dkk., 1986). Sektor ini memasok pakan ternak atau ikan,
benih, pupuk, bahan bakar minyak, pestisida, alat, mesin pertanian, dan sebagainya.

Agribisnis adalah suatu sistem. Berdasarkan pendapat ini, Saragih (1998) mengemukakan
bahwa sistem agribisnis terdiri atas empat subsistem, yaitu:
(a) subsistem agribisnis hulu atau downstream agribusiness,
(b) subsistem agribisnis usahatani atau on-farm agribusiness,
(c) subsistem agribisnis hilir atau upstream agribusiness, dan
(d) subsistem jasa layanan pendukung agribisnis atau supporting institution.
Agribisnis sebagai suatu sistem dapat terlihat dengan jelas bahwa subsistem-subsistem
tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling terkait satu dengan yang lain. Subsistem
agribisnis hulu membutuhkan umpan balik dari subsistem usahatani agar dapat
memproduksi sarana produksi yang sesuai dengan kebutuhan budidaya pertanian.
Sebaliknya, keberhasilan pelaksanaan operasi subsistem usahatani bergantung pada
sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem agribisnis hilir. Selanjutnya, proses
produksi agribisnis hilir bergantung pada pasokan komoditas primer yang dihasilkan oleh
subsistem usahatani.

2. Definisi dan ruang lingkup pelaku pertanian dan agribisnis

Ruang Lingkup pertanian mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan


peternakan, yang selanjutnya disebut pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi
usaha hulu usaha tani, agroindustri, pemasaran, jasa penujang pengelolaan sumberdaya
hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi,
modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi
kesejahteraan masyarakat.
Pelaku utama pertanian adalah masyarakat di dalam dan disekitar kawasan hutan, petani,
pekebun, peternak, nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, beserta keluarga inti.
Petani adalah perorangan warga Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang
mengelola usaha dibidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa
dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani,
agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang.
Pelaku agribisnis dalam hal ini adalah mereka yang menggeluti usaha agribisnis baik
agribisnis besar yang dikelola oleh perusahaan besar maupun agribisnis kecil yang dikelola
secara perorangan seperti petani. Yang utama dalam membangun agribisnis adalah
bagaimana membangun orang-orang yang akan terjun dalam usaha agribisnis agar usaha
mereka dapat tumbuh dan berkembang sehingga membuahkan hasil. Sebelum
memuaskan kebutuhan konsumen agribisnis, yang pertama harus dipuaskan
kebutuhannya adalah pelaku-pelaku agribisnis.
Para pelaku agribisnis tentunya mengharapkan hasil usahanya minimal dapat menghidupi
kebutuhan keluarganya Untuk itulah perlu memenuhi kebutuhan dari setiap pelaku
agribisnis sehingga dengan begitu tidak ada lagi kita mendengar petani seperti yang
terjadi di daerah Gunungkidul (DIY) yang menjadi tumbal penderitaan dengan memotong
tangannya sendiri sebagai bukti kekecewaan kepada pemerintah dalam hal cengkeh yang
telah membuat kehidupan ekonomi keluarganya morat-marit. Atau didaerah lain dijawa
dimana petani enggan menanam padi karena harga jual gabah atau beras ditingkat petani
sangat rendah. Oleh karena itu tidak berlebihan jika diberikan perlindungan kepada
kaum petani, dengan mengupayakan agar petani dapat menjual produknya diatas ongkos
produksi yang telah mereka keluarkan, agar mereka dapat hidup layak dan bekerja lebih
giat berproduksi untuk memenuhi kebutuhan konsumennya.

Perbedaan pertanian sebuah sektor dan agribisnis sebuah sistem

 Pertanian sebagai Sektor

Menurut Steinhoff (1995)


 Kegiatan bisnis sebagai aktivitas yang menyediakan barang dan jasa yang diperlukan
atau diinginkan oleh konsumen,dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memiliki
badan hukum,perusahaan yang memiliki badan usaha maupun perorangan yang tidak
memiliki badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima serta usaha
informal lainnya.
Menurut Griffin dan Ebert (1996)
Aktivitas bisnis melalui penyedian barang dan jasa bertujuan untuk menghasilakn profit
atau laba.Suatu perusahaan dikatakan menghasilkan laba apabila total penerimaan pada
suatu periode lebih besar dari total biaya pada periode yang sama.
Agribisnis sebagai bisnis berarti keseluruhan operasi yang mencakup pertanian, semuanya
mengarah pada usaha dan untuk mendapat profit melalui penyedian barang dan jasa.

 Agribisnis sebagai Sistem

Agribisnis sebagai Sistem adalah merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Sistem agribisnis
Secara konsepsional Sistem Agribisnis adalah semua aktivitas mulai dari pengadaan dan
penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran produk-produk yang dihasilakan
oleh usaha tani dan agroindustriyang saling terkait satu sama lain.
Sistem agribisnis merupakan suatu konsep yang menempatkan kegiatan pertanian sebagai
suatu kegiatan yang utuh dan komprehensif sekaligus sebagai suatu konsep yang dapat
menelaah dan menjawab berbagai masalah dan tantangan. (Anonymousb, 2012)

Вам также может понравиться