Вы находитесь на странице: 1из 77

FRAUD AUDITING 1 (Investigatif Audit)

R. Paul Sianturi, SE, MM, QIA, CFE.


Former: General Manager (Division Head – Senior Vice President) General Audit / Chief
Inspector (Special Audit) Direktorat Internal Audit Bank Mandiri, Pimpinan Wilayah II Sumatera
Bagian Selatan (Sumbar, Jambi, Sumsel, Lampung, Bengkulu & Babel). SESPIBANK Angkatan
XXII, BMC LPPI Angkatan 105
Pegawai PT Samudera Indonesia (NV.PD Soedarpo Corporation), PNS di Sekneg.
Presiden Komisaris PT Staco Estika Sedaya Finance, Jakarta.
Currently: Staf Pengajar (NIDN) di beberapa PTS S1 & S2 di Jak, Lembaga Training: LPPI, LPFA, YPIA.

Presentation in LPFA Jakarta


Prepared for Internal Auditor
Jakarta, 14 February 2019.
FRAUD AUDITING Training
SELAMAT DATANG di LPFA
Semoga Anda menikmati Training
FRAUD AUDITING 1 ini,
dan
SELAMAT mengikuti TRAINING
Jakarta, 14 February 2019
OUTLINE
• New Definition Internal Auditing (The IIA) and Code of Ethics.
• Pengertian Fraud Auditing (Audit Investigasi)
• Gambaran Proses Audit Investigasi dan Alur Proses Audit
Investigasi.
• Tahapan Audit Investigasi (H5W2 dan SMEAC System)
• Requirements for Investigator (Interviewer).
• Interogatif Inquary / Wawancara (konfirmasi atas bukti /evidence):
Circumstantial Case and Seal The Case.
• Kuantitas Bukti: Flowchart Modus Operandi & Kronologi Fakta.
• Jenis Bukti Audit, Tingkatan Bukti dari Perspektif Legal, dan Alat
Bukti menurut Pasal 184 (ayat 1) KUHAP dan Pasal 1365 KUHPdt.
• Hubungan Bukti Audit dengan Alat Bukti Hukum
• Pengertian Fraud (Pengertian Umum dan pengertian menurut Bank
Indonesia), Predication and W5H2 (What, Who, Why, When, Where,
How and How Munch).
3
3 Presentation Fraud Auditing / rps
OUTLINE Lanjutan ....
• Penyebab Fraud (Fraud Triangle, GONE Theory, Social Leraning
Theory).
• Profil Pelaku Kecurangan (Fraud).
• Jenis-jenis Kecurangan (Fraud): Fraudulent Statement, Assets
Misappropriation, Corruption (UU No.31/1999 dan UU No. 20/2001).
• Titik Rawan Risiko Terjadinya Tindak Pidana pada Operasional
Perbankan secara umum.
• Mengapa Terjadi Fraud ?. Kaitannya dengan Kontrol.
• Red Flags (Gejala) dan Deteksi Fraud
• Langkah-Langkah Bila Terjadi Fraud
• Program Pencegahan dan Proaktif Deteksi Fraud.
• Case Study (Real Case) dan Role Play (Real Case)
• Bedah Kasus..... (Real Case).

4
4 Presentation Fraud Auditing / rps
Internal Auditing / Auditing Definition

"Internal auditing is an independent, objective assurance and


consulting activity designed to add value and improve an
organization's operations. It helps an organization accomplish
its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to
evaluate and improve the effectiveness of risk management,
control, and governance processes”.
Merujuk pada IACM (Internal Audit Capability Model) level, lazimnya untuk Internal Auditor bank
atau sejenisnya berapa pada minimal Level 3 dari 5 Level (1=Initial; 2=Infrastructure /Audit
Ketaatan; 3=Integrated (Konsultasi dan Audit Kinerja); 4 = Managed (Jaminan penuh atas GCG,
MR, dan Pengendalian Organisasi); 5=Optimizing (diakui sebagai Agen Perubahan/Catalyst) .
The Treadway Commision (pencetus COSO) and SIAS (Statement of Internal Auditing
Standard) No.3: Merekomendasikan bahwa Internal Auditor harus berperan aktif dalam
mencegah dan mendeteksi kecurangan.

Alvin A. Arens/Randal J. Elder/Mark S. Beasley, dalam Bukunya: Auditing and Assurance


Services An Integrated Approach. Global edition, PEARSON, 2012:
"Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and
report on the degree of correspondence between the information and established criteria".
Auditing should be done by a competent, independent person”.
5
Organisasi & Independency Satuan Kerja Audit Intern (# 1100)
1.Bertanggung jawab langsung ke CEO (Dirut),
2.Dapat berkomunikasi dgn BOC melalui Komite Audit (SPFAIB/1999; PP 12/1998).
Salah satu komisaris independen ditetapkan sbg Ketua KA (UU No.19/2003 tentang
BUMN), mengacu ke SOx Act 2002 di USA.. Indonesia menganut two tear boards
system. USA, Canada dan beberapa negara Eropa menganut unitary boards
system (tertinggi CEO).
3.Dipimpin oleh kepala unit kerja AI atau chief audit executive (CAE), yg diangkat /
diberhentikan oleh CEO dgn persetujuan dari Dekom. Untuk Bank harus dilaporkan ke
BI/OJK dan jika sudah “Go Public” juga dilaporkan ke Bapepam dan LK.
4.Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung-jawab yang dituangkan dalam Internal
Audit Charter, yang di-approve oleh CEO dan BOC.
5. Wajib menerapkan 2 Standard (Attribute Std # 1000 & Performance Std # 2000),
sebagai ukuran mutu minimal.
6. Wajib memiliki Kode Etik (yg menerjemahkan definisi audit ke aturan perilaku IA).
7. Harus memiliki program recruitment dan pengembangan SDM.
8. Harus memiliki program utk mengevaluasi kegiatan audit yang dilakukan (Int & Ext).

Kode Etik Auditor (mutlak diterapkan di dalam dan di luar organisasi):


1. Integrity (honesty, diligence, responsible),
2. Objectivity (tidak memihak, tidak menjanjikan dan menerima apapun ….),
3. Confidentiality (menghargai nilai dan kepemilikan informasi, menjaga kerahasiaan.
IA tidak boleh sebagai Whistle Blowing),
4. Competency (proficiency dan due professional care).
6
Charters, Ethics Code, Standard & QA
Tujuan, tugas, wewenang, tanggung jawab IA wajib dituangkan dalam
Internal Audit Charter yang disetujui CEO dan Preskom.
Kode Etik (Ethic Codes) Internal Auditor:
1.Integrity (honesty, dilligence, responsible),
2.Objectivity (tdk memihak, tdk menjanjikan atau menerima apapun ...),
3.Confidentiality (wajib menjaga kerahasiaan dan IA tidak
diperbolehkan sebagai Whistle Blowing, lihat sawyer's Buku 1),
4.Competency (proficiency # 1210 & Due Professional Care # 1220).
Empat Kode Etik, Definisi Internal Auditing dan Standard (IPPF: Standard
Atribut dan Standard Kinerja) IA mutlak dihayati / diterapkan (Mandatory)
di dalam dan di luar organisasi.
Quality Assurance (QA # 1300).
SKAI perlu memiliki unit kerja Quality Assurance dalam mengawasi kualitas audit
dan juga untuk penatalaksanaan / administrasi pekerjaan audit internal. QA juga
dilakukan pihak external setiap 3 thn sekali.
7
Keahlian dan Kemahiran Profesional (#1200)
Audit harus dilaksanakan dengan keahlian dan kemahiran profesional.
Proficiency (Keahlian) # 1210
Internal Auditor / Kontrol Internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan
dan kompetensi lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung
jawab perorangan. Fungsi Internal Audit secara kolektif harus memiliki atau
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan kompetensi lainnya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.

Due Professional Care (Kemahiran Profesional) # 1220.


Internal Auditor (IA/KI) harus menerapkan kecermatan dan keterampilan yang
seharusnya dilakukan oleh seorang IA/KI yang prudent dan kompeten.
Understanding busnisess activities, manual prosedure or standard
operating manual atau SOP, suatu kewajiban bagi internal auditor atau
Kontrol Internal yang prudent dan kompeten.
Pengalaman di unit operasional / business unit sangat membantu dalam
mendukung pelaksanaan tugas seorang Internal Auditor.
Kemahiran profesional adalah kebutuhan akan kepercayaan users atas
kualitas jasa yang diberikan Internal Auditor/Kontrol Internal (disebut VALUES).
8
Pengertian /Tingkatan: Ahli (Proficiency), Memahami
(Understanding), dan Mengenali (Appreciation)

1. Ahli (proficiency) berarti memiliki kemampuan untuk


menerapkan pengetahuan (self starter) pada setiap situasi yang
dihadapi, dan mendalaminya tanpa memerlukan bantuan yang
mendalam.
2. Memahami (understanding) berarti memiliki kemampuan
untuk menerapkan pengetahuannya yang luas pada setiap situasi
yang dihadapi, untuk dapat mengenali penyimpangan signifikan,
dan mampu melakukan penelitian yang diperlukan untuk mencapai
simpulan yang masuk akal.
3. Mengenali (appreciation) berarti memiliki kemampuan untuk
dapat mengenali timbulnya permasalahan atau potensi
permasalahan, dan mengidentifikasi perlunya penelitian tambahan
yang diperlukan atau bantuan yang dibutuhkan.

RPS Internal Audit Training 9


Evolusi Peran Internal Audit / Kontrol Internal

Sebagai Strategic Business Partner, IA


menjadi fasilitator atas perubahan positif
yang terjadi & bertindak sebagai
konsultan/katalis atas implementasi best
practise secara internal.
Hal ini disarikan dalam moto Internal Audit,
misalnya:
"Kami Memberikan Nilai Tambah dan
Meningkatkan Kinerja”.
Saat ini Risk Based Audit menjadikan peran
IA bergeser mendekati peran sebagai
Strategic Business Partner.
Hal tsb sejalan dengan Misi dan Visi IA.
IA mendukung organisasi untuk mencapai
tujuannya dengan mengimplementasikan
pendekatan yang sistematis dan obyektif
untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas internal control, risk management
dan governance process.
Pengertian Audit Investigasi :
G. Jack Bologna dan Robert J. Lindquisit dalam bukunya "Fraud
Auditing and Forensic Accounting, New Tools and Techniques"
menyebutkan bahwa:
“Investigative Auditing involves reviewing financial
documentation for a specific purpose, which could relate to
litigation support and insurance claims, as well as criminal
matters".
Jadi audit investigatif mencakup review dokumentasi keuangan untuk
tujuan tertentu, yang mungkin saja berhubungan dengan masalah
litigasi dan pidana.
Audit Investigasi juga diartikan:
Audit Investigasi adalah kegiatan audit yang ditujukan untuk
pengumpulan data atau bahan keterangan dalam rangka mencari,
menggali dan mengumpulkan informasi sebagai bahan bukti awal.
Meskipun hasil audit investigatif tidak sampai/tidak harus sampai
pada tahap pengadilan (baik perdata maupun pidana), integritas data
harus dijaga untuk mengantisipasi dipergunakannya sebagai bukti di
peradilan. Dijelaskan di kelas...
11
11 Presentation title in footerFraud Auditing Principles
Gambaran Proses Audit Investigasi

MULAI INFORMASI AWAL EXPOSE

PENELAAHAN INFORMASI

TAMBAHAN TIDAK
INFORMASI

YA

PENGUMPULAN TAMBAHAN
INFORMASI

LAYAK AUDIT TIDAK Tidak dapat


diproses
INVESTIGASI LAPORAN
HASIL AUDIT
YA INVESTIGASI.

SUSUN HIPOTESIS

SUSUN AUDIT PROGRAM

PENGUMPULAN BUKTI YA YA
SELESAI
REVISI TIDAK
TERBUKT
EVALUASI BUKTI HIPOTESI
I TIDAK
S

12
12 Presentation Fraud Auditing / rps
Laporan Hasil Audit
Perencanaan 5W + 2H
Investigasi

Pengumpulan Pemaparan Intern Tingkat Tim Auditor


Bukti
Melibatkan Auditor
Senior
Evaluasi Bukti
Kepada Kepala
Resume Kasus SKAI/Komite Audit
• Pelanggaran
Komunikasi
• Dampak
Hasil Kepada Direksi /
• Yang Bertanggung jawab
Pimpinan
• Kelengkapan Dokumen

Pemaparan
Kepada Penyidik
Ekstern
ALUR PROSES
AUDIT INVESTIGASI Laporan Hasil Audit
Investigasi
5W + 2H

13
13 Presentation Fraud Auditing / rps
Tahap Awal Investigasi
1. Perencanaan
Sama dengan audit umum, investigasi harus dimulai dari perencanaan (pre
audit). Investigator mengumpulkan data awal. Sumber data:
- Hasil Audit Umum dan Whistle Blowing
- Laporan langsung dari Unit Kerja terjadinya fraud (Locus De Likti).
- Informasi Langsung dari nasabah.
- Intelligence Review (Hasil Pendalaman Investigator)
- Permintaan khusus Direksi atau Komisaris / Komite Audit melalui Direksi.
Pelaksanaan investigasi harus mendapat ijin tertulis dari direksi atau
pejabat yang berwenang untuk itu (saat proses ke pihak yang berwajib
ditanyakan), setelah SKAI memberikan informasi tertulis kepada
direksi/pejabat yg berwenang tentang gambaran umum kasus tsb berupa:
What / Apa : Substansi peyimpangan apa yang dilakukan atau apa yang terjadi
(hipotesis awal yang bersifat global) serta dampaknya.
Who / Siapa : Pihak utama dan pihak yg terkait dengan peyimpangan.
Where/Dimana : Lokasi terjadinya fraud.
When/Bilamana: Waktu terjadinya fraud (mempengaruhi ruang lingkup).
Why / Motifnya : Mengapa dilakukan (motif)
How/Bagaimana : Menjelaskan modus dan kronologis terjadinya fraud.
How Much / Besarnya: Angka sementara besarnya kerugian.
W5H2 sangat penting untuk memikirkan skenario fraud yang sangat mungkin
(plausible) terjadi. "Scenario" semacam ini dalam investigatif dikenal sebagai
"predication" untuk segera ditindak lanjuti. 14
Tahap awal ....., lanjutan …..
Tindak lanjut dgn melakukan persiapan audit investigasi dengan menyusun
perencanaan terlebih dahulu termasuk penetapan tim (min 2 orang).
SMEAC System.
Merupakan suatu model perencanaa dengan pendekatan terstruktur yang
mencakup seluruh elemen dasar sebuah proyek atau kegiatan dan dapat
digunakan sebagai kerangka kerja untuk mengembangkan rencana lebih
detail sesuai dengan keadaan.
Situation: situasi yang menggambarkan tentang keadaan yg sedang terjadi;
Mission: harapan yang hendak dicapai melalui hipotesis/W5H2;
Execution: bagaimana misi dapat dicapai melalui penyusunan program
audit, komposisi tim/surat tugas audit investigatif, jangka waktu & biaya;
Administration and Logistics: uraian rinci nama, jabatan, lokasi, tugas
dan kewenangan, pendelegasian;
Communication: Matriks komunikasi yang menguraikan secara rinci dari
arus informasi (siapa melapor ke siapa) dan waktu melapor.
2. Pengumpulan dan Evaluasi Bukti
Tujuannya untuk mendapatkan kebenaran berdasarkan fakta. Investigator
berupaya untuk memperoleh suatu jumlah dan kualitas bukti audit yang
cukup dalam rangka mencapai tujuan investigasi yang ditetapkan. Kegiatan
ini merupakan suatu yang kritis. Pada audit investigatif, jumlah dan bukti
audit disamping mendukung keyakinan investigator juga digunakan untuk
membantu/mendukung terpenuhinya alat bukti menurut hukum yang
diperlukan pihak penyidik (dalam proses lebih lanjut).
15
Tahap awal .....,lanjutan....
3. Pelaporan
Laporan hasil audit Investigasi (LHAI) memuat simpulan Investigator
perihal terjadi tidaknya penyimpangan atas suatu kegiatan yang
diinvestigasi, yang didukung dengan bukti-bukti yang relevan,
kompeten dan cukup dan harus menguraikan dengan jelas
predication (W5H2) terjadinya pelanggaran hukum yang
mengakibatkan kerugian pihak lain (korban).
Prinsip-prinsip Pelaporan:
- Pengungkapan atas arti penting
- Kegunaan informasi dan ketepatan waktu pelaporan.
- Objektifitas Informasi yang disajikan (tidak bias).
- Tingkat Keyakinan Penyajian (dijabarkan secara logis, dan runtut
berdasarkan fakta yang ditemukan, sehingga pengguna yakin
kebenaran informasi yang disajikan).
- Penyajian yang ringkas, sederhana, namun jelas dan lengkap
(penting penggunaan kosa kata yang mudah dimengerti).
Selain laporan digunakan untuk pengambilan keputusan oleh
Direksi dan atau Dekom, laporan juga digunakan pada proses
tindak lanjut hukum.
16
Format Laporan Investigasi
Pada dasarnya tidak ada format standard untuk laporan hasil investigasi karena
dipengaruhi jenis bisnis organisasi yang diinvestigasi. Namun laporan harus diarahkan
pada 2 tujuan yaitu memudahkan Direksi dan atau Dekom dalam mengambil tindak lanjut
yg diperlukan dan dapat menunjang pelaksanaan penegakan hukum (oleh penyidik).
Namun format yang umum digunakan adalah sbb:
Bab I: Hasil Audit Khusus dan pihak yg Diduga terlibat & Bertanggung jawab).
Bab II: Umum:
Dasar Penugasan,
Sasaran dan Ruang lingkup,
Data objek atau Kegiatan yang diinvestigasi.
Bab III: Uraian Hasil Audit:
- Permasalahan / Kronologis / Modus Operandi
- Kelemahan / Jenis Peyimpangan
- Penyebab terjadinya peyimpangan
- Akibat atau dampak yang ditimbulkan
- Hal-hal yang Memberatkan dan Meringankan.
Bab IV: Kesimpulan (terpenuhi unsur-unsur pidana atau perdata) dan
Rekomendasi ((langkah perbaikan dan Sanksi)..
17
Syarat / requirements for Investigator (Interviewer)
 Investigator adalah IA yang senior dan berpengalaman,
menguasai bidang yang akan diinvestigasi, a.l: SOP/SOM, business
activities & process, finance, akunting dan mekanisme kerja hukum
(misalnya: psl pemalsuan, penggelapan, penipuan). Dalam bahasa
risiko IA yg memahami dan menguasai inherent risk/business risk.
 Memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang memadai atas
kecurangan agar dapat mengidentifikasi kondisi yang menunjukkan
tanda-tanda fraud (reg flags)
 Jika kasus diteruskan ke pihak berwajib (court case), maka
Investigator wajib menjadi saksi fakta (menjelaskan apa yang dilihat,
diketahui, dirasakan) dipengadilan dan sebelumnya Investigator
harus mampu melaksanakan pemaparan kasus atau "bedah kasus"
ke pihak direksi/pimpinan (internal) maupun pihak berwajib (external).
 Pelimpahan kasus ke pihak berwajib (pengadilan) harus seijin dan
sepengetahuan Direksi atau Dirut.
 Pelimpahan ke pihak berwajib dilaksanakan oleh unit kerja yang
terjadi kasus (locus de likti) dan didampingi oleh unit legal yang
sudah bersinergi dengan Investigators (unit SKAI). Unit legal yang
menentukan ke pihak mana kasus dilaporkan (langsung ke kejaksaan
atau lewat kepolisian)...... Diskusikan dalam kelas.
18
Interogatif Inquairy/Wawancara (Konfirmasi atas Bukti /Evidence)

1. Setelah Investigator memperoleh bukti-bukti secara lengkap, wajib


melakukan wawancara (untuk mengkonfirmasi data/informasi).
- Wawancara terlebih dahulu dilaksanakan dengan pihak terkait
(circumstantial case) yang dapat menguatkan bukti,
- Kemudian wawancara dilanjutkan dengan pihak "terduga“ (seal the case).
- Wawancara dilaksanakan di lokasi yang tertutup. Diskusikan dalam kelas.
2. Sebelum wawancara, Investigator sudah menyusun daftar pertanyaan
sesuai kebutuhan (kasus sudah dipahami Investigator), meskipun pada saat
wawancara pertanyaan dapat dikembangkan. Saat di kelas akan diperjelas.
3. Data dan informasi merupakan nafas dan darahnya investigasi.
- Investigator harus mempertimbangkan segala kemungkinan untuk dapat
memperoleh informasi dan timing wawancara.
- Tempat wawancara harus diatur (tidak terbuka) sehingga pihak terkait dan
"tertuga“ merasa aman.

19
Interogatif Inquairy/Wawancara …… con’t …..

4. Wawancara (interview) minimal dilakukan 2 (dua) orang Investigator,


dimulai dengan pertanyaan tata krama kesopanan.
- Pertanyaan pertama: Apk Sdr/i dalam keadaan sehat jasmani dan
rohani ?. Jika dijawab tidak maka wawancara tidak dapat dilanjutkan,....
menunggu waktu. Jika kedua kali juga dijawab tidak, perlu
pengembangan..... dibahas di kelas .....
- Pertanyaan kedua: Apk Sdr/i mengetahui mengapa diwawancara ?.
jawaban bisa ya bisa tidak. Investigator perlu menjelaskan.
- Pertayaan ketiga: Apk Sdr/i bersedia memberikan jawaban yang
sebenarnya ?. Jawaban harus bersedia, jk tidak bersedia jangan lanjutkan,
tunggu kapan bersedia. Insvestigator harus memujuk agar ybs bersedia.
- Lanjukan dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut materi
kasus (sejak awal sampai terjadinya kasus). Dalam hal ini, Investigators
sudah menguasai seluruh bidang yang di investigasi dan terutama sudah
menguasai Modus Operandi Kasus. Jika ada yang disangkal/berbeda,
Investigator wajib menunjukkan bukti/data yang sudah diperoleh
sebelumnya.
- Pertanyaan Terakhir. Apk ada yang Srd/i sampaikan kpada kami ?. Jika
ada, wajib di catat Investigator.
- BAP wajib dibaca pihak yang diwawancarai, dikoreksi dan di tandatangani.
BAP tidak diberikan kepada interviewee.
20
Metode dan Teknik Pengumpulan Bukti

1. Membangun circumstantial case melalui interview saksi


yang kooperatif dan dokumen yang tersedia.
2. Menggunakan circumstantial evidence untuk
mengidentifikasi dan beralih ke saksi internal yang
dapat memberi bukti langsung temtang pihak2 yang
terlibat.
3. Seal The Case, identifikasi dan tanggapi bantahan
pihak terlibat dan buktikan adanya kesengajaan pelaku
kecurangan melalui pemeriksaan (examination) subyek
atau sasaran.

21
Seal the
case

22
Pembuktian Fraud

Documentary
Testimonial Evidence
Evidence

Evidence
Square

Physical Personal
Evidence Observation
Kuantitas Bukti
Kuantitas bukti yang diperoleh dianggap cukup apabila dengan bukti-bukti tsb
auditor dapat menggambarkan W5H2 suatu kejadian. Dalam melakukan
evaluasi bukti, ada 2 hal yang perlu diantisipasi yaitu mengenai urutan proses
kejadian (sequence) dan kerangka waktu kejadian (time frame) yang
dijabarkan dalam bentuk bagan arus kejadian (flowchart modus operandi) atau
dalam bentuk naratif yang menggambarkan kronologi fakta kejadian.
Penyusunan bagan arus dan kronologi fakta kejadian sangat bermanfaat bagi
Investigator untuk memahami kondisi sesungguhnya dari kasus.
Flowchart Modus Operandi: merupakan salah satu tehnik untuk
memudahkan pemahaman suatu proses kejadian. Malalui penyusunan
bagan arus kejadian dapat diketahui W5H2 suatu proses kejadian
terjadi. Kecurangan yang dilakukan dalam suatu rangkain proses
kejadian, umumnya dikenal dengan istilah kasus posisi (titik awal dan
akhir perbuatan). Awal ditandai perbuatan yang tidak sesuai ketentuan,
akhir adanya keuntungan pribadi atau kelompok, dan di sisi lain
menimbulkan kerugian.
Kronologi Fakta: dijabarkan dalam bentuk naratif dengan memperhatikan
aspek waktu kejadian. Dalam menyusun kronologi fakta kejadian, ada suatu
hal yang perlu diwaspadai Investigator, yaitu mengenai kemungkinan adanya
rekayasa dokumen bukti, sehingga aspek "When/Bilamana/Kapan" yang
ditunjukkan dari suatu dokumen bukti tidak menggambarkan kondisi yang
sesungguhnya. Kronologi fakta harus didasarkan pada urutan kejadian yang
sesungguhnya berdasarkan bukti-bukti yang diterima.
24
Jenis Bukti Audit
George A. Manning, CFE, E.A dalam bukunya "Financial
Investigation and Forensic Accounting", menyatakan: "Evidence is
all means by which an alleged matter of fact is establish or disproved".
Jadi bukti merupakan semua alat yang digunakan untuk membenarkan
dugaan/sangkaan atas fakta atau menyangkalnya.
Alvin A. Arens and James K. Loebbecke mengklasifikasikan bukti audit
menjadi 7 (tujuh) jenis, ayitu:
1. Pengujian Fisik (Physical Examination)
2. Konfirmasi (Confirmation)
3. Dokumentasi (Dokumentation)
4. Observasi (Observation)
5. Tanya jawab dengan auditan (Inquires of the Client)
6. Pelaksanaan ulang (Referformance)
7. Prosedur Analitis (Analytical Procedures).

25
Tingkatan Bukti dari Perspektif Legal
1. Bukti Utama (Primary/ Best Evidence): dianggap sebagai informasi yang
paling meuaskan dan paling dapat dipercaya sebagai dukungan atas suatu
masalah yang diinvestigasi. Contoh: Dokumen kontrak original.
2. Informasi Tingkat Dua (Secondary Evidence): berupa salinan / foto copy
dari informasi asli atau kesaksian tertulis dan lisan atas isi suatu dokumen.
3. Informasi Langsung (Direct Evidence): Memberikan pembuktian langsung
atas suatu fakta. Contoh: Kesaksian saksi utama atas suatu fakta dan
observasi atau inspeksi yang dilakukan Auditor.
4. Informasi Tidak Langsung (Circumstantial Evidence): Informasi
memberikan suatu fakta yang sifatnya menengah (intermadiary), kemudian
diarahkan untuk adanya suatu fakta (analisa logis).
5. Informasi Simpulan (Conclusive Evidence): Informasi ini digunakan karena
memiliki kekuatan yang mengarah pada satu kesimpulan.
6. Informasi Opini (Opinion Evidence): Kompeten atau tidak harus disaring.
7. Informasi Dukungan (Corroborative Evidence); Informasi Tambahan
8. Informasi Kesaksian Tidak Langsung (Hearsay Evidence): Surat Kaleng.

26
Alat Bukti Menurut Pasal 184 ayat (1) KUHAP
a. Keterangan Saksi: Apa yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan
ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu.
b. Keterangan Ahli: diberikan seorang yang memiliki keahlian khusus
untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan
pemeriksaan.
c. Surat: Dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah.
d. Petunjuk: Kekuatan pembuktian dari satu petunjuk, dilakukan hakim
dengan arif dan bijaksana setelah ia mengadakan pemeriksaan
dengan penuh kecermatan berdasarkan hati nuraninya. Petunjuk
dimaksud dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat dan
keterangan terdakwa.
e. Keterangan Terdakwa: adalah apa yang terdakwa nyatakan di
sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau ia ketahui sendiri
atau alami sendiri. Keterangan terdakwa dapat berupa pengakuan
atau penyangkalan. Pengakuan terdakwa menjadi alat bukti sah
apabila disertai keterangan yang jelas tentang keadaan dalam hal
tindak pidana dilakukan dan bersesuaian dengan keterangan si
korban atau alat bukti lain. Penyangkalan terdakwa dapat dipakai
sebagai petunjuk atau untuk menambah keyakinan hakim atas
kesalahan terdakwa, apabila dibuktikan sebagai kebohongan karena
bertentangan dengan alat bukti lain. 27
Without
Evidence,
There is no
case
Ahhhhh
pusing
… Mas

28
Identifikasi Kasus Perdata
(Unsur Melawan Hukum, Pasal 1365 KUHPdt)

a. Harus ada perbuatan / tindakan melanggar hukum


b. Harus ada kerugian yang diderita
c. Harus ada hubungan kausal antara perbuatan / tindakan
melanggar hukum dengan kerugian yang diderita dan,
d. Harus ada unsur kesalahan (disengaja / tidak disengaja).

29
Hubungan Bukti Audit dengan Alat Bukti Hukum
Bukti Audit yang merupakan pendukung Laporan Hasil Audit
Investigatif (LHAI), sebenarnya tidak dapat digunakan secara langsung
untuk pembuktian suatu tindak pidana, karena bukti audit merupakan
informasi yang tidak dapat terpisahkan dengan LHAI. Namun bukti
audit tersebut dalam hubungannya dengan tindak pidana, dapat
dikembangkan oleh penyidik untuk memperoleh bukti yang mengarah
sebagai bukti hukum. Untuk memperoleh gambaran hubungan masing-
masing jenis bukti audit dengan bukti hukum dapat diuraikan sbb:
1. Pengujian Fisik (Physical Examination). Pemeriksaan fisik terhadap
objek yang diaudit pada umumnya dilakukan auditor bersama
auditan dan hasilnya dituangkan dalam BAP Fisik yang
ditandatangani kedua belah pihak. BAPF ini ditinjau dari tingkatan
bukti audit merupakan bukti langsung yang membuktikan fakta
tanpa kesimpulan atau anggapan. Bukti ini cederung menunjukkan
suatu fakta atau materi yang dipersoalkan dengan cara
menyaksikan atau melihat sendiri. Dari BAPF tsb, penyidik dapat
mengembangkan bukti audit tsb menjadi alat bukti hukum misalnya
menjadi alat bukti keterangan saksi atau keterangan terdakwa.
30
Hubungan bukti audit dengan ......., lanjutan....
2. Bukti Hasil Konfirmasi (Confirmation). Bukti ini lebih mengarah
utk dikembangkan oleh penyidik menjadi alat bukti keterangan
saksi, apabila ia ternyata mempunyai atau pernah mempunyai
hubungan hukum dengan kegiatan auditan. Mis: supplier, instansi
publik, dll. Bukti hasil konfirmasi dapat pula mengarah sebagai alat
bukti keterangan ahli, misalnya ia seorang ahli di bidang tertentu,
misalnya akuntan dari KAP, atau juru lelang, auditor perbankan.
3. Bukti Dokumen. Merupakan jenis bukti audit yg didapat dari hasil
pengujian yang dilakukan Auditor terhadap dokumen dan catatan
yang mendukung infromasi audit. Dokumen atau catatan yg diuji
Auditor ini adalah dokumen mengenai pelaksanaan kegiatan audit,
mis: Faktur, kontrak, Berita Acara, catatan akuntansi dll. Dikaitkan
dengan pembuktian menurut hukum pidana, alat bukti dokumen
merupakan salah satu bukti audit yg dapat memenuhi criteria alat
bukti sebagaimana dimaksud dalam pasal 187 HUKAP.
4. Bukti Obsevasi. Jenis bukti yang diperoleh auditor melalui
penggunaan indera utk menilai aktivitas tertentu. Bukti audit ini
merupakan kesan awal audditor sehingga masih memerlukan tindak
lanjut pembuktian dengan jenis bukti audit nyata yang lain. Apabila
akan dijadikan alat bukti hukum, akan lebih mendekati alat bukti
keterangan saksi, yang dalam hal ini auditor sendirilah yang akan
ditarik sebagai saksi.
31
Hubungan bkti audit dengan...lanjutan.....
5. Bukti Tanya Jawab dengan Auditan (Inquires of the Client). Bukti audit
ini tingkat keandalannya rendah karena berasal dari jawabanpihak auditan,
sehingga informasi yang diperoleh cenderung memihak kepentingan
auditan. Bukti audit ini dapat berupa pernyataan tidak pasti (hearsay), oleh
karena itu auditor perlu mendapatkan lebih lanjut bukti audit yang nyata
dengan cara melaksanakan prosedur audit lainnya. Jenis bukti audit ini
belum dapat digunakan sebagai alat bukti. Catatan: Jika tidak diteruskan ke
pihak berwajib Bukti Tanya Jawab ini mengikat secara internal.
6. Pelaksanaan Ulang (Reperformance). Pelaksanaan ulang merupakan jenis
bukti audit yang diperoleh dengan cara melakukan pengecekan kembali
terhadap suatu sample perhitungan dan pemindahan informasi yang
dilakukan oleh auditan selama periode yang diaudit. Mengingat bukti audit
pelaksanaan ulang ini erat kaitannya dengan bukti audit dokumen transaksi
maupun pembukuan, maka bukti audit ini dapat dikembangkan oleh penyidik
sebagai alat bukti hukum secara bersamaan/melengkapi alat bukti hukum
hasil pengembangan bukti audit dokumen.
7. Prosedur Analitis (Analytical Procedures). Merupakan jenis bukti audit
yang diperoleh melalui perbandingan dan hubungan untuk menentukan
apakah data yang ada menunjukkan kewajaran. Bukti audit ini biasanya
menghasilkan suatu indikasi yang masih perlu pembuktian kebenaran
material atas indikasi tersebut. Dengan demikian jenis bukti ini belum
merupakan alat bukti yang nyata-nyata ada dan pasti sebagaimana
dimaksud dalam hukum pidana yaitu mencari kebenaran material.

32
Pengertian "Fraud"
Stave W. Albrecht (2012) dalam bukunya: Fraud
Examination: Fraud adalah istilah generic dan
melingkupi berbagai cara kepiawaian manusia
yang dapat ditampilkan seseorang untuk
memperoleh keuntungan dari orang lain melalui
penyajian/cara atau menghadirkan yang salah
atau palsu (false representation). Dalam makna
fraud terkandung unsur-unsur: tak terduga
(surprise) atau kejutan, tipu daya (trickery), licik
(cunning) dan curang (unfair) dgn unsur-unsur tsb
akan ada yang dirugikan atau tertipu (cheated).
33
33 Presentation Fraud Auditing/ rps
What is Fraud
Fraud means “any act, expression, omission, or concealment calculated to
deceive another to his or her disadvantage : specifically : a misrepresentation or
concealment with reference to some fact material to a transaction that is made
with knowledge of its falsity or in rekless disregard of its truth or falsity and with
the intent to deceive another and that is reasonably relied on by the other who is
injured thereby”
(Merriam – Webster Dictionary of Law).

Fraud Predication and W5H2:


Who (siapa pelaku), What (apa yang dilakukan), Why (mengapa atau apa
motifnya), When (kapan), dan Where (di mana), How (bagaimana caranya /
modusnya), How Much (Berapa besar kecurangannya).
W5H2 sangat penting untuk memikirkan skenario kecurangan yang sangat
mungkin (plausible) terjadi. "Skenario" semacam ini dalam audit investigatif
dikenal sebagai "predication".

34
34 Presentation Fraud Auditing/ rps
FRAUD
Segala tindakan, pernyataan, penghilangan atau
tindakan menutupi yang telah diperhitungkan
sebelumnya untuk menipu demi keuntungan pelakunya.
Lebih spesifik lagi adalah menghadirkan atau menutupi
sesuatu dengan kepalsuan yang berkaitan dengan
fakta transaksi yang bersifat material yang dibuat
dengan sadar bahwa hal tsb adalah palsu dengan
tujuan memperdayakan orang lain yang akan berakibat
kerugian serta sakit hati orang yang ditipu tadi.

35
35 Presentation Fraud Auditing / rps
Definisi Fraud sesuai Bank Indonesia

• Surat Edaran BI No.: 13/28/DPNP tgl 9 Desember 2011.


• Yang dimaksud dengan fraud adalah:
"Tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja
dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi
Bank, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi dilingkungan
Bank dan/atau menggunakan sarana Bank sehingga
mengakibatkan Bank, nasabah, atau pihak lain menderita
kerugian dan/atau pelaku Fraud memperoleh keuntungan
keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung”.

36
Penyebab Fraud, fraud triangle
by Donald R. Cressey, PhD (disertasi tesis doktor).

Panas Pressure

Fire triangle Fraud triangle


Fuel O2
Opportunity Rationalization

37
37 Presentation Fraud Auditing/ rps
FAKTOR TERJADINYA FRAUD
By G. Jack Bologna

GREED
INDIVIDUAL

NEED
FAKTOR
FRAUD

OPPORTUNITY
GENERIK

EXPOSURE

38
38 Presentation Fraud Auditing/ rps
G O N E Theory:
• GREED bersumber dari karakter, sifat, moral individual
• NEED adalah tingkat kebutuhan seseorang yang dapat menjadi
pemicu/memotivasi munculnya karakter/sifat “Greed”
• OPPORTUNITY merupakan peluang/kesempatan yang
biasanya muncul dari sistem pengendalian intern yang lemah.
• EXPOSURE adalah kemungkinan suatu tindakan kecurangan
dapat segera diketahui (berfungsinya Built-in Control /
pengawasan melekat / Ex-Ante) dan berat ringannya sanksi
yang akan diterima pelaku (law enforcemen yang balance).

39
39 Presentation Fraud Auditing/ rps
Pentagon Theory: Crowe Howarth, PhD
Menambahkan unsur Arrogance

Pressure

Arrogance Opportunity

Rationalization Capability

40
Faktor Pemicu (Cont)
• Robert Klitgaard, CDMA Theory

C=D+M–A
Corruption Accountability
Discretion
Monopoly

• Biegelman & Bartow, CPA Theory

C=P–A
Corruption Power Accountability
Faktor Pendorong Pelaku Fraud :

 Greed / Serakah 38 %
 Perjudian 21 %
 Lifestyle 18 %
 Financial Pressure 3 %
 Drugs 0,6 %
 Others 19,4 %
 KPMG Fraud Survey

42
42
Unsur-unsur Fraud
1. Ada yang dirugikan, apakah organisasi tempat pelaku
bekerja ataukah pihak lain seperti nasabah bank dan
investor atau Pemerintah atau masyarakat;
2. Ada kerugian yang dapat dikuantifisir dari perbuatan
fraud, minimal angka sementara (How Much);
3. Ada yang mendapat keuntungan baik keuntungan
materil atau manfaat ekonomis lain;
4. Ada modusnya (How) atau cara bagaimana pelaku
melakukan fraud termasuk media/alat pelaku
menyembunyikan fraud dan memperdaya korban;
5. Ada motif (Why) dari perbuatan fraud;
6. Ada kesengajaan (intentionally) pada perbuatannya.

43
Unsur-unsur Fraud
DR. Steve W. Albrecht: Fraud Stages & Element

Theft/
embezzlement

Concealment /
Hiding Conversion

44
Pelaku Tindak Kecurangan

Internal Eksternal

Pegawai, Karyawan Supplier, Pemasok


Perusahaan –
Institusi Pesaing Bisnis
Manager, Pimpinan
Masyarakat

Direksi, Gubernur Direksi - Pimpinan Investor, Kreditor

45
45 Presentation Fraud Auditing/ rps
Pelaku Tindak Kecurangan
Kewenangan Peluang Fraud
- Suap / Gratifikasi
Pengambilan Keputusan - Mark Up
- Konflik Kepentingan
- Menekan Bawahan & Rekanan

- Memalsu Data & Catatan


Akses Informasi - Merusak Bukti
- Salah Entry
- Menutupi Kasus

- Menggunakan Fasilitas Persh


Akses Aset - Merugikan Keuangan
- Menggelapkan Harta

46
46 Presentation Fraud Auditing/ rps
Bentuk Fraud Korban Pelaku Keterangan
1. Employee Employers Employees Employees directly or indirectly
embezzlement or steal from employers
occupational fraud
2. Management Stockholders, Top Top management provides
fraud lenders, & others who management misrepresentations, usually
rely on Financial financial information
Statements
3. Investment Investors Individuals Individuals trick investors into
scams putting money into fraudulent
investments
4. Vendor fraud Organizations that Organizations Organizations overcharge for
buy goods & services or individuals goods & services or non-
that sell goods shipment of goods even though
and services payment is made
5. Customer fraud Organizations that Customers Customers deceive sellers into
sell goods and giving customers something
services they should not have

47
47 Presentation Fraud Auditing/ rps
Jenis-jenis Kecurangan (Fraud)
Asosiasi auditor forensik berpusat di Amerika Serikat (Association of
Certified Fraud Examiners, disingkat ACFE), meskipun assosiasi ini
berpusat di USA namun para anggota ACFE ini tersebar di seluruh
dunia. Note: Fasilitator juga sebagai member ACFE.
ACFE meringkaskan fraud ke dalam 3 (tiga) kelompok, yakni:
1. Corruption (Korupsi),
2. Asset Misappropriation (penyalahgunaan assets atau penjarahan
asset), dan
3. Financial Statement Fraud atau Fraudulent Statement (manipulasi
laporan keuangan).
"Peta" yang menggambarkan ketiga kelompok fraud ini dan rincian
untuk setiap kelompok disebut Fraud Tree.
Menurut perkiraan ACFE, perusahaan rata-rata kehilangan 6 %
pendapatannya akibat kecurangan, meskipun banyak dari kecurangan
ini melibatkan pihak-pihak luar, seperti penguntilan oleh pelanggan dan
penipuan oleh pemasok. Bagaimana di Perusahaan / Bank anda ????.
Silakan didiskusikan......... Berapa jumlah dan nilai internal fraud di
Bank Sumut thn 2014, 2015, 2016 ?. Diskusikan…..
48
48 Presentation Fraud Auditing/ rps
Klasifikasi Tindak Kecurangan
1. Tindak kecurangan atas Laporan Keuangan (Financial
Statement Fraud / Fraudulent statement fraud)
2. Tindak kecurangan atas penyalahgunaan aset (Asset
Missapropriation). T.M.Tuanakotta dalam bukunya
"Audit Berbasis ISA" menyebutnya sebagai Penjarahan.
3. Korupsi, yang dalam konteks ini jauh lebih luas dari
pengertian korupsi sebagaimana dimaksud dalam UU
No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (termasuk penyempurnaannya yaitu UU
No.20/2001).

49
49 Presentation Fraud Auditing / rps
FRAUD

Corruption Asset Fraudulent


Misappropriations Statements

Conflict of
Cash Theft Financial
Interests

Illegal Non
Fraudulent Financial
Gratuities Disbursement

Bribery
Inventory and
Other Asset

Economic
Extortion
50
50 Presentation Fraud Auditing/rps
Kecurangan Laporan Keuangan

Alasan Manajemen :
 Memperoleh keuntungan investasi;
 Menunjukkan kenaikan earning per share;
 Menutupi ketidakmampuan dalam menghasilkan kas;
 Menghilangkan persepsi negatif pasar;
 Memperoleh sumber pembiayaan;
 Memperoleh bonus berkaitan dengan kinerja perusahaan.

51
51 Presentation Fraud Auditing/ rps
2. Penyalahgunaan Asset (Assets Misappropriations)

52
52 Presentation Fraud Auditing/ rps
Pencurian Kas
• Skimming (Off book fraud)
Pengambilan/penggelapan uang sebelum dilakukan
pencatatan pada sistem akuntansi perusahaan. Kasus uang
setoran diserahkan ke petugas (CS atau Teller) tetapi tidak dibukukan.
Petugas memberikan tanda terima tapi tidak ada validasi. Nasabah
tidak mengetahui validasi yang penting sudah ada tanda terima.
• Larceny (On book fraud)
Penggelapan uang yang sudah ada/tercatat pada sistem
akuntansi perusahaan. Overbooking dengan menyalahgunakan
password orang lain, memalsukan Tanda Tangan atasan, Nota Fiktif,
dll. Kasus-kasus transfer fiktif seolah-olah berasal dari pemilk
rekening. Untuk mendeteksi transfer fiktif penting konfirmasike pemilk
rekening terutama dengan jumlah tertentu.

53
53 Presentation Fraud Auditing/ rps
3. Tindak Pidana Korupsi

Termasuk tindak pidana korupsi adalah setiap


perbuatan yang memberi atau menjanjikan sesuatu
kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara,
dengan maksud agar pegawai negeri atau
penyelenggara negara dimaksud berbuat atau tidak
berbuat sesuatu dalam jabatannya, dan pegawai negeri
atau penyelenggara negara tidak segera melaporkan
pemberian atau janji tersebut kepada pihak berwajib.

54
54 Presentation Fraud Auditing/ rps
UNSUR-UNSUR TINDAK PIDANA KORUPSI

1. Perbuatan dimaksud adalah melawan hukum


2. Memperkaya atau menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau korporasi
3. Langsung atau tidak langsung merugikan keuangan
atau perekonomian negara
4. Menyalah gunakan kewenangan, kesempatan, atau
sarana yang ada karena jabatan atau kedudukannya.

55
55 Presentation Fraud Auditing/ rps
TITIK RAWAN RISIKO TERJADINYA TINDAK PIDANA
DALAM OPERASIONAL PERBANKAN SECARA UMUM

1. Pemberian Pinjaman (Loan): Kredit fiktif, Kredit


Topengan, Mark-up Nilai Proyek shg tidak ada self
financing, mark-up agunan, dll.
2. Pendanaan (Funding): penggelapan dana nasabah.
3. Pemberian Jasa :
4. Operasional Akuntansi:
5. Operasional terkait IT (Information Technology)
6. Operasional Lainnya.

56
56 Presentation Fraud Auditing/ rps
Kenapa terjadi Fraud, kaitannya dengan Controls

Kelemahan Internal Controls yang dapat menyebabkan


Fraud (COSO IC Framework) :
• Lack of adequate management oversight and accountability, and failure
to develop a strong control culture within the bank.
• Inadequate assessment of the risk of certain banking activities, whether
on- or off balance sheet.
• The absence or failure of key control activities, such as segregation of
duties, approvals, verifications, reconciliations, and reviews of operating
performance.
• Inadequate communication of information between levels of management
within the bank, especially in the upward communication of problems.

• Inadequate or ineffective audit programs and other monitoring activities.

57
57 Presentation Fraud Auditing / rps
Gejala dan tanda-tanda deteksi Fraud

Penyimpangan Hasil Analisis


Akuntansi
Saldo Tidak
yang kurang
Balance. Customers wajar
Complain.

Internal Control 1+2 = 3


Lemah. Gaya hidup
mewah.
Pegawai Tidak
Pernah Cuti dan tidak
pernah Mutasi.
Perilaku tdk lazim.

58
58 Presentation Fraud Auditing/ rps
Red Flags (gejala atau tanda-tanda)

• Indikator yang memberikan sinyal adanya


aktivitas yang mengarah kepada fraud di
dalam perusahaan
• Alat bagi internal auditor, eksternal auditor,
dan auditor investigasi/forensik untuk
menjelaskan ciri-ciri umum fraud dan
mendeteksi kejadian fraud.

59
59 Presentation Fraud Auditing/ RPS
Indikator Fraud secara umum - Red Flag
• Perilaku yang tidak biasa (unusual behavior)
• Komplain (khususnya dari nasabah bertambah)
• Meningkatnya item yang harus direkonsiliasi
• Sering menghindar dari pekerjaan
• Banyaknya dokumen penting yang hilang
• Nama dan atau alamat yang sama atau umum dari rekanan
• Banyaknya penyesuaian atas saldo rekening piutang dan hutang
• Pembelian yang berlebihan (excessive purchase)
• Pembayaran ganda (double payment)
• Pegawai fiktif (ghost employees)
• Lembur yang terlalu besar (significant overtime)
• Meningkatnya barang-barang cacad.

60
60 Presentation Fraud Auditing/ RPS
Indikator Fraud pada Manajemen
• Management override controls
• Failure to accept responsibility
• Overbearing management style
• Non-standard benefits
• Close working relationship
• Unusual access / authority

61
61 Presentation Fraud Auditing/RPS
Indikator Fraud pada Pegawai

• Gaya hidup tidak sesuai penghasilan


• Memiliki akses atas kas atau aset perusahaan lainnya
• Memiliki masalah rumah tangga
• Ketergantungan obat terlarang atau terlibat perjudian
• Terlilit hutang yang sangat besar
• Sedikit atau tidak pernah ambil cuti
• Hampir tidak pernah mutasi.
• Sering bekerja di luar jam kerja normal
• Memiliki masalah apabila mendapat tekanan kerja
• Memiliki moral yang rendah.

62
62 Presentation Fraud Auditing/ RPS
Apa Yang Harus Dilakukan ….?
 Amankan semua bukti-bukti.
 Kumpulkan semua dokumen yang relevan.
 Laporkan kasus kepada manajemen di unit kerja dan/atau ke Internal Audit .
Investigator yang akan :
• Memutuskan siapa saja yang perlu diinformasikan mengenai kasus yang
terjadi.
• Menginformasikan kepada manajemen pengambil keputusan.
• Perlu tidaknya bantuan hukum dari pihak internal/eksternal.
 Lakukan langkah-langkah untuk menghentikan kerugian yang lebih besar a.l :
• Tracing, freezing.
• Recovery - “melacak alur keluarnya uang”.
• Memblokir rekening (baca aturan blokr rekening).
 Perhatikan ada tidaknya jaminan dari aset yang hilang.
 Lapor kepada pihak berwajib/berwenang (Locus Delikti) setelah disetujui Direksi.
 Lakukan wawancara terhadap pegawai terduga dan yang pegawai yang terlibat /
terkait, nantinya Investigator akan melkukan hal yang sama.
 Siapkan laporan awal dan segera sampaikan.
63
63 Presentation Fraud Auditing/ RPS
3 Faktor Pendorong Fraud

SEGI TIGA FRAUD


(FRAUD TRIANGLE)

Kesempatan
(Opportunity)
64
64 Presentation Fraud Auditing/ RPS
 Pekerjaan : Target, dll
Pressure/Incentive
 Rumah Tangga /Pribadi

 From Trickle to Waterfall (dari


Kesempatan
kecil ke besar)
(Opportunity)
 Orang Kepercayaan

 Standar etika yang rendah


 “Saya akan mengembalikan
nanti”
 “Cuma sementara kok ..”
Rasionalisasi/Attitude
 “Saya cuma mengikuti praktek
yang dulu”
 “semua pegawai melakukan…”
 “Saya pantas menerimanya”

65
65 Presentation Fraud Auditing / RPS
4 Pagar Pengamanan

1 2 3 4
Values & Culture

Kualitas Pengendalian Intern

Peran Internal Auditor

Peran External Auditor

66
66 Presentation Fraud Auditing/ RPS
Pencegahan Fraud

Menghilangkan kesempatan
Menciptakan Budaya Jujur berbuat fraud

6. Menciptakan 7. Audit secara


ekspektasi hukuman bagi proaktif
4. Mengimplementasikan program
pelanggar
asistensi kepada pegawai
1. Membangun internal
1. Merekrut orang yang jujur dan
control yang baik
memberikan pelatihan
3. Membuat kode etik kepedulian fraud
perusahaan 2. Menghukum kolusi
5. Menyediakan tip
2.Menciptakan hotlines 3. Memperingatkan rekanan
lingkungan kerja yang mengenai adanya kebijakan
posisitf perusahaan tentang kode etik
4. Memonitor
pegawai

67
67 Presentation Fraud Auditing/ RPS
Real Case Fraud: Berawal dari proses penerimaan
pegawai yang lemah
Bank “ABC” adalah sebuah bank besar berpusat di Jakarta dan mempunyai cabang di
seluruh kota di Indonesia. Cabang Jakarta “TP” cabang kelas 1 dengan pegawai 39
orang di luar cleaning service. Cabang “TP” mempunyai struktur organisasi yang
lengkap: Kacab, Op Mgr setingkat Wakacab (membawahi Customer Service Officer,
Head Teller, Clearing & Others Services/transfer Officer), Kredit Commercial Mgr, Kredit
Small & Mikro Mgr, Export-Import (X-M) Mgr, Accounting Information & Process Mgr,
General Affair & Human Capital Mgr, 1 Internal Controller Officer dan 1 Asistenya.
Cabang TP melalui kantor Wilayah dapat merecrut pegawai langsung baik Special Hire
ataupun untuk D3 (Cat: Utk S1 dari KP). “Mr X” diterima menjadi CSO dengan
pengalaman di perusahan EMKL dan pengalaman di sebuah Bank Asing yang cukup
ternama sebagai CSO, kemampuan Bahasa Inggris bagus. 4 bulan pertama Mr X sudah
menunjukkan prestasi terutama peningkatan nasabah Dep Berjangka sehingga dia
semakin dipercaya Kacab. Peningkatan nasabah berjalan terus selama “MR X” menjadi
CSO. Salah satu keberanian CSO adalah memberikan hadiah berupa TV atau Kulkas ke
nasabah baru (“dengan biaya sendiri”), semakin besar dananya semakin besar ukuran
TV atau Kulkas. Karena prestasi ini para pegawai juga sangat hormat kepada “Mr X”
karena sering juga membeli makanan-minuman. Setelah 6 bln “Mr X” sering datang
terlambat dengan alasan ke nasabah dulu untuk marketing dan hal tersebut tidak
dipermasalahkan Kacab karena dana cabang bertambah secara significant. Mr X datang
ke kantor terkadang dengan supir dan membawa mobil yang mewah berganti-ganti.
Menurut keterangan “Mr X” orang tuanya mempunyai 2 Kapal Tanker minyak, jadi
bekerja di Bank hanyalah sebagai stauts sosial.
68
68 Presentation Fraud Auditing/ rps
Setelah 18 bln bekerja di bank “ABC”, “Mr X” mengajak semua pegawai cabang dan
keluarga bertamasia ke Bali selama 2 malam 3 hari (berangkat Jumat sore kembali
minggu), Hotel dan Tiket pesawat PP ditanggung “Mr X” dan pegawai bangga dan
hampir semua (90 % ikut), meskipun ada yang ragu bahkan curiga dan memutuskan
tidak ikut. “Mr X” juga mau meminjamkan uang ke pegawai terutama ke officer tanpa
bunga, sehingga Mr X. dikenal sebagai Dermawan. Setelah 2 thn bekerja Mr X resmi
mengundurkan diri dari Bank ABC karena dia dipindahkan ke Cabang lain untuk
memajukan cabang lain dan menolak pindah. 6 bulan lalu Kanwil sudah memindahkan
Mr X ke cabang lain tapi dipertahankan Kacab karena merupakan “andalan utama” di
cabang TP. Berawal dari seorang Deposan hendak mencairkan 3 Dep-nya masing-
masing Rp.500jt, Rp.1,5 M dan Rp.2 M yang sudah JT (Nasabah punya dana hampir
Rp.70 M di Cabang TP), ternyata 3 Dep tsb tidak terdaftar dan jelas di Tanda Tangan “Mr
X” yang sudah resign. “Mr X” tidak bisa dihubungi. Kasus ini langsung dilaporkan ke KP
SKAI. SKAI bersama Kacab dan Kakanwil menghadap Direksi dan diminta segera kirim
tim khusus. Dari analysis pendahuluan (Pre Audit berdasarkan W5H2 dan SMEAC
system yang dilakukan bersama Internal Controller dan Accounting Information Cabang)
dibutuhkan 5 Investigators dengan waktu 2 minggu (dapat ditambah). Selama proses
investigasi diketahui bahwa ybs sebelumnya telah bekerja pada 2 perusahaan dan 1
diantaranya statusnya adalah dipecat dari perusahaan tsb. Dari proses investigasi
diketahui "Mr.X" telah mencairkan sebanyak 27 bilyet Deposito (roll over), namun
bunganya tetap dikreditkan setiap bulan bunga JT sehingga nasabah tidak pernah
curiga. Cabang TP diketahui menderita kerugian Rp.53 M di luar bunga. Dari proses
investigasi diketahui Mr X selalu menambah bunga deposito 50 s/d 100 basis point.
Internal Controller tidak pernah memeriksa cabang TP tetapi memeriksa cabang-cabang
di luar Cabang TP karena cabang TP adalah cabang koordinator. 69
69 Presentation Fraud Auditing/ rps
Case… Lanjutan …………….

Nasabah menuntut bank agar Depositonya segera dibayar, namun bank tentu minta
waktu, tidak dapat langsung membayar karena deposito tsb sudah tidak terdaftar di bank
sedangkan bilyet adalah asli dan tanda tangan adalah benar tanda tangan pejabat bank.
Waktu invetigasi juga ditambah (Investigator ditambah 2 orang) karena ternyata sudah
banyak deposito yang selama ini dicairkan “Mr X” dan diganti dengan deposito “Bodong”
di mana hasil pencairannya ditransfer ke rekeningnya di bank lain atau ke rekening
sendiri di Bank ABC Cabang TP. Setiap JT bunga “Mr X” selalu mengkreditkan bunga
deposito ke rekening nasabah (jika diperhatikan berita pengkreditan adalah setor tunai
atau over booking yang seharus “bunga deposito”), namun hal tersebut tidak diperhatikan
nasabah karena yang penting baginya adalah bunga depositonya sudah diterima. Baik
bawahan atau sesama officer, jika diminta melakukan sesuatu (misalnya membuat jurnal)
tidak ada yang menolak permintaan “Mr X” karena diketahui “Mr X” adalah pejabat bank
yang berhasil meningkatkan dana cabang dan dianggap seorang “dermawan”.
Diminta:
Sebagai Investigator / Calon Investigator Saudara/i diminta menganalisis/menelaah dan
membuat proses Investigasi atas kasus ini dan apa saran konkrit anda ke Direksi ?.
Catatan: 1. Tidak ada ilmu khusus untuk investigasi. Semakin sering anda melakukan
investigasi akan semakin proficiency (ahli).
2. Hasil akhir kasus ini akan disampaikan kepada peserta.

70
Fraud Auditing Roll Play (Case Study 1). Dibutuhkan volunteer 2 sebagai
Investigator, 2 CSO atau Head Teller, 1 Kacab dan 1 InternalConttroler.
"Bank ABC" Cabang Bandar Lampung (BL) baru-baru ini "kebobolan" sebesar Rp.45 juta
karena selembar Cek (demand deposits account) Nasabah Tuan "A", No. Seri: JKS007 "Bank
ABC" Cabang Jakarta Kebon Sirih (JKS) diuangkan seseorang atau pihak ketiga (walking
customer) di Cabang BL. Persyaratan cek dipenuhi semuanya kecuali tandatangan saat
dicocokkan dengan specimen yang ada di system (Signature verification) agak berbeda
(tidak identik). Karena agak ragu, petugas front liner Sepervisor Cabang BL meminta
pendapat dari Internal Controller dan Internal Controller menyarankan agar dilakukan
konfirmasi ke Cabang Jakarta KS (dengan mengirimkan fax / scan dari Cek tersebut ke JKS)
dengan berpikir agar Cabang JKS yang menentukan apakah Cek dapat dibayarkan atau tidak.
Catatan: Sesuai aturan, Cek baru dapat diuangkan/dibayarkan jika memenuhi semua syarat-
syarat penarikan termasuk Tandatangan harus sesuai (identik). Atas konfirmasi tersebut,
Cabang Jakarta KS mencoba menghubungi Nasabah melalui telepon (baik ke HPnya maupun
ke rumah) tetapi tidak berhasil. Karena sudah lama menunggu dan terus didesak Nasabah
(walking customer) di Cabang BL, akhirnya Cabang JKS hanya menjawab ke Cabang BL Saldo
Cukup, sehingga Cek tersebut dibayarkan Cabang BL (cek asli dikirim ke Jakarta via kurir). 2
minggu kemudian Nasabah pemilik dana (Tuan "A") protes ke Cabang JKS dan menanyakan
mengapa saldo rekeningnya berkurang. Ternyata Cek dia No. seri: JKS007 tsb telah dicairkan
di Cabang BL. Setelah Cek tersebut ditunjukkan, Tuan "A" menuntut mengapa Ceknya dapat
diuangkan padahal Tandatangan pada Cek tersebut tidak identik ?. Sebagai Investigator /
Calon yang sudah memahami activitas business bank dan Pegendalian Internal,diminta :
1. Melaksanakan Roll Play atas kasus di atas dengan melihat critical point atau grid high risk
dalam kasus tersebut (unit mana yang paling bertanggungjawab ) ?.
2. Apakah dana nasabah harus diganti oleh "Bank ABC".
BUDAYA ANTI FRAUD
SALAH SATU
WUJUD
KOMITMEN
MEMBANGUN
NILAI ETIKA DALAM
MENJALANKAN
TATA KELOLA
KODE ETIK PERUSAHAAN
YANG BAIK
PEMBANGUNAN
MORAL

72
72 Presentation Fraud Auditing/rps
Yang harus dikomunikasikan oleh
Manajemen ?
1. Etika & Code of conduct
dan Nilai Perusahaan yang
tepat (di Bank SUMUT ada
“TERBAIK”).
2. Kepedulian tentang Fraud
& Pelatihan.
3. Penjatuhan Sanksi yang
tegas kepada pelaku fraud
(law enforcement).

73
73 Presentation Fraud Auditingby RPS
The tip of the Iceberg
Penyebab Terjadinya Fraud: Ada beberapa theory,a.l: GONE,
Fraud Triangle, Diamond Theory, Social Learning, CPA Theory, CDMA Theory

GONE Theory

Pembobolan Bank / Perusahaan

Opportunity & Greedy & Need


Exposure (Niat)

Internal & External


Penyebab….

Opportunity & Greedy &


Exposure Need
-
- Kelemahan Build in/Int.Control - Moral
- Kelemahan Technology - Coba-coba
- Kelemahan Sisdur - Memperkaya diri
- Kelemahan Supervisi - Kebutuhan mendesak
- Kelemahan Pemberian Sanksi - Godaan / Rayuan (internal)
- Kelemahan pengawas external. - Salah bergaul, dll.

Pembobolan (Fraud) Bank / Perusahaan

Negligence (Kelalaian), Tekanan, dll


Just for Fun & The End.
• Internal Auditor atau Kontrol Intern yang Bijak, Sopan Bicaranya
• Internal Auditor (IA) atau KI yang Baik, Tenang Perilakunya
• Internal Auditor atau KI yang Pintar, Tepat Cara Berpikirnya
• IA atau KI yang Stress, Update Status melulu Kerjanya.
“Please, come on, ……. I’m waiting for you Sir”.
• Terima Kasih
• Thank You
• Arigato Gojaimasta
• Matur Nuwun
• Hatur Nuhun
• Mauliate
• Tarimo Kasih
• Kamsyah
• Obrigado
• Gracias.
• Dangke
• Apa lagi ....... ohhh.... ya...
• Sampai bertemu di session berikutnya. R. Paul Sianturi, QIA, CFE

Вам также может понравиться