Вы находитесь на странице: 1из 6

MAKALAH

JALAN REL KERETA API

I. Pendahuluan

Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga


gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya,
yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat
transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan
tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta ataun gerbong
(dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kerata atau gerbong
tersebut berukuran relative luas sehingga mampu memuat penumpang maupun
barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai akngkutan massal efektif,
beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat
transportasi utama angkutan darat baik dalam kota, antar kota, maupun antar
negara.

Dalam 5 tahun terakhir, perkembangan kerata api di Indonesia sangat


pesat dengan banyaknya pembenahan dalam berbagai aspek termasuk dalam
aspek infrastruktur. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek infrastruktru kereta
api mulai dari double track kereta api lintas pulau jawa, renovasi, penertiban
serta pembangunan stasiun-stasiun,dan lain-lain.

Oleh karena itu, ilmu tentang Jalan Rel Kereta Api haruslah dimiliki
dan dipahami oleh mahasiswa teknik sipil sehingga dapat menjawab
kebutuhan tenaga ahli dalam pengembangan infrastruktur kereta api di
Indonesia.

Dalam makalah ini penulis bermaksud menjelaskan tentang dasar-dasar


teori dalam perencanaan jalan rel kereta api berikut perkembangan kereta api di
Indonesia di masa lalu, saat ini hingga prospeknya di masa yang akan datang.
II. Struktur Jalan Rel Kereta Api

Struktur jalan rel kereta api berbeda dengan struktur jalan raya.
Perbedaannya terletak pada lapisan atas. Pada struktur jalan raya lapisan
atasnya berupa aspal (flexible pavement) atau beton (rigid pavement),
sedangkan pada struktur jalan rel kereta api lapisan atasnya terdiri dari rel,
penambat rel, bantalan, serta ballast.

Untuk lebih jelasnya, susunan struktur jalan rel kereta api sebagai
berikut :

Gambar 2.1. Penampang Melintang Jalan Rel Kereta Api

1. Sub soil

Merupakan lapisan tanah dasar yang berada di bawah struktur jalan rel
kereta api (tanah asli)

2. Sub grade

Sub grade adalah lapisan di atas sub soil yang merupakan tanah
timbunan yang padatkan.

Apabila sub soil merupakan tanah lunak maka sebelum lapisan sub
grade ditambahkan lapisan pasir guna mengurangi resiko penurunan tanah
akibat konsolidasi.
Gambar 2.2 Penambahan Lapisan Pasir Di Atas Tanah Lembek

Akan tetapi penambahan pasir tersebut akan mengakibatkan


terdesaknya tanah as yang lembek hingga mencuat ke atas seperti yang
ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar 2.3. Lapisan Pasir yang Mendesak Tanah Asli yang Lembek

Untuk mengatasi hal tersebut, lapisan di bawah sub grade tidak


dilapisi pasir seluruhnya, akan tetapi disusun seperti pada gambar 2.4.
Gambar 2.4. Metode Untuk Mengatasi Terdesakknya Tanah Lembek Oleh Lapisan
Pasir

3. Sub ballast

Merupakan lapisan di atas sub grade yang terdiri dari campuran batuan
pecah dan tanah yang dipadatkan.

4. Ballast

Lapisan balas (ballast) terdiri dari selapis bahan berupa butiran kasar
lepas yang bila saling bergesekan dapat menyerap tekanan kompresi yang
cukup besar tetapi tidak dapat menyerap regangan. Daya dukung ballast pada
arah vertikal sangat besar tetapi untuk arah lateral agak kurang.

Ballast memiliki fungsi utama sebagai berikut :

a. Meneruskan dan menyebarkan beban bantalan ke tanah dasar

b. Mengokohkan kedudukan bantalan

c. Meluruskan air sehingga tidak terjadi penggenangan air di sekitar bantalan


rel.

5. Batalan rel
a. Pengertian

Bantalan rel yang dalam baasa inggris disebut sleeper, merupakan tempat
untuk menambatkan kaki rel sehingga posisi rel tidak berubah. Bantalan
juga membentuk sistem pembebanan dari kendaraan rel terdistribusi secara
lebih ringan dan merata kepada struktur pondasi. Bantalan dapat berupa
kayu, beton maupun baja. Baik bantalan beton, baja maupun kayu, pada
jalan lurus jumlah bantalan yang dipergunakan adalah 1.667 buah tiap
kilometer panjang. Pada lengkungan, jarak bantalan diambil sebesar 60 cm
diukur pada rel luar.

b. Fungsi

Bantalan rel memiliki fungsi sebagai berikut :

1) Untuk memberi tumpuan dan tempat pemasangan kaki rel dan penambat

2) Untuk menahan beban-beban rel dan menyalurkannya serata mungkin

ke ballast

3) Untuk menahan lebar sepur dan kemiringan rel

4) Untuk memberikan isolasi yang memadai antara kedua rel

c. Jenis-jenis bantalan (kelebihan dan kekurangan)

1) Bantalan kayu

Menurut Peraturan Dinas No. 10 1986, ukuran bantalan kayu


dibedakan berdasarkan lokasi pemasangan, yaitu :

 Bantalan kayu pada jalan lurus : 200 x 22x 13 (PJKA)


210 x 20 x 14 (JNR)

 Bantalan kayu pada jembatan : 180 x 22 x 20 (PJKA)

180 x 22 x 24 (JNR)
Gambar 2.5. Aplikasi Bantalan Kayu pada Jalan Rel Kereta Api

Untuk syarat tegangan ijin yang di perolehkan adalah :

Tabel 2.1. Tegangan ijin untuk bantalan kayu

Kelas Kuat
Jenis Tegangan Ijin I II

Lentur (σlt dalam kg/cm²) 125 83

Geser (τ dalm kg/cm²) 17 10

3
Kelebihan menggunakan bantalan kayu antara lain :
 Mudah pemasanganannya
 Mudah pembuatannya (menentukan ukurannya)
 Murah biaya pembuatannya
 Bantalan bekas dapat digunakan kembali untuk bantalan rel kelas di
bawahnya.

Вам также может понравиться