Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pengertian Wirausaha
Secara sederhana wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani
mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa
takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Menurut Peter F. Drucker kewirausahaan merupakan kemempuan dalam
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Maksudnya, bahwa seorang wirausahawan
adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda
dari yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada
sebelumnya.
Menurut Zimmerer kewirausahaan merupakan suatu proses penerapan kreativitas
dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (usaha). Maksudnya, untuk menciptakan sesuatu diperlukan suatu kreativitas
dan jiwa innovator yang tinggi. Seseorang yang memiliki kreativitas dan jiwa innovator tentu
berpikir untuk mencari atau menciptakan peluan yang baru agar lebih baik dari sebelumnya.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan suatu
kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan
memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu
yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya yang akhirnya mampu memberikan
kontribusi bagi masyarakat banyak.
Etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap PENGUSAHA adalah sebagai
berikut :
1. Kejujuran. Jujur dalam berbicara maupun bertindak. Jujur perlu agar berbagai pihak
percaya terhadap apa yang akan dilakukan. Tanpa kejujuran usaha tidak akan maju dan
tidak dipercaya konsumen atau mitra kerjanya.
2. Bertanggung jawab. Bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang dilakukan dalam
usahnya. Kawajiban terhadap berbagai pihak harus segera diselesaikan. Tanggung jawab
tidak hanya terbatas pada kewajiban, tetapi juga kepada seluruh karyawannya,
masyarakat, dan pemerintah.
3. Menepati janji. Menepati janji dalam hal pembayaran, pengiriman barang atau
penggantian dan sebagainya. Sekali saja seorang pengusaha ingkar janji, hilanglah
kepercayaan pihak lain terhadapnya. Pengusaha juga harus konsisten terhadap apa yang
telah dibuat dan disepakati sebelumnya.
4. Disiplin. Disiplin dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usahanya, misalnya
dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan kegiatan usahanya.
5. Taat hukum. Patuh dan menaati hukum yang berlaku, baik yang berkaitan dengan
masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap hukum dan peraturan yang
telah dibuatkan berakibat fatal dikemudian hari. Bahkan, hal itu akan menjadi beban
moral bagi penguasaha apabila tidak diselesaikan.
6. Suka membantu. Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak
yang memerlukan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan kepada
masyarakat dalam berbagai cara, misalnya menjalankan program CSR. Pengusaha yang
terkesan pelit akan dimusuhi banyak orang.
7. Komitmen dan menghormati. Komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan
menghargai komitmen dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang menjunjung tinggi
komitmen terhadap apa yang telah diucapkan atau disepakati akan dihargai oleh
berbagai pihak.
8. Mengejar prestasi. Tujuannya agar usaha dapat terus bertahan dari waktu ke waktu.
Prestasi yang berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan. Disamping itu, pengusaha juga
harus tahan mental dan tidak mudah putus asa terhadap berbagai kondisi dan situasi
yang dihadapinya.
Etika Bisnis
Pengertian Etika Bisnis
Beberapa ahli pernah menjelaskan mengenai arti etika bisnis, diantaranya adalah:
- Menurut Yosephus, pengertian etika bisnis adalah wilayah penerapan prinsip-prinsip
moral umum pada wilayah tindak manusia di bidang ekonomi, khususnya bisnis. Jadi,
secara hakiki sasarannya adalah perilaku moral pebisnis yang berkegiatan ekonomi.
- Menurut Hill dan Jones, pengertian etika bisnis adalah suatu ajaran untuk membedakan
antara salah dan benar. Hal ini dapat memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin
perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang
terkait dengan masalah moral yang kompleks.
- Menurut Velasques, etika bisnis adalah studi yang dikhususkan mengenai moral yang
benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan
dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
- Steade Et Al. Etika bisnis adalah standar etika yang berhubungan dengan tujuan dan cara
mengambil suatu keputusan bisnis.
Secara umum, pengertian etika bisnis adalah cara-cara yang dilakukan oleh suatu bisnis
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya yang mencakup berbagai aspek, baik itu individu,
perusahaan, maupun masyarakat.
Etika bisnis dapat juga diartikan sebagai suatu pengetahuan mengenai tata cara ideal dalam
mengelola bisnis dengan memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara
universal, ekonomi, dan sosial.
Ada banyak hal yang bisa dipelajari dari dunia bisnis, salah satunya adalah kenyataan bahwa
etika ternyata menentukan kesuksesan usaha. Dalam ketatnya persaingan industri modern,
karisma tanpa nurani dan kepintaran tanpa karakter adalah resep kehancuran bisnis paling
ampuh. Kompetisi, ambisi, dan inovasi memang memiliki posisi vital dalam menentukan
kesuksesan, namun ketiga hal ini tetap harus dibalut dengan etika dan profesionalisme.
Prinsip etika dalam hal ini diartikan sebagai standar universal dari apa yang dianggap salah
dan benar dalam menjalankan sebuah usaha. Prinsip-prinsip inilah yang nantinya
mempengaruhi langkah pembuatan keputusan dan menentukan arah masa depan
perusahaan.
Dalam berbisnis, ethical principal ini juga memegang peranan cukup penting dalam
membangun kredibilitas di mata konsumen. Jika klien menganggap reputasi perusahaan
cukup baik, maka pebisnis dapat dengan mudah mendapatkan kepercayaan mereka.
Dalam perkembangannya, terdapat beberapa prinsip etika dalam berbisnis agar usaha Anda
tetap lancar dan stabil menghadapi persaingan, antara lain:
1. Kejujuran – Jujur Ketika Berkomunikasi atau Bersikap. Kejujuran merupakan salah satu
poin penting untuk menyukseskan usaha sekaligus membangun kepercayaan klien. Anda
wajib bersikap jujur dalam segala hal, mulai dari sekadar memberikan informasi hingga
ketika menganalisa kekurang perusahaan yang dipimpin.
2. Integritas. Seorang pimpinan perusahaan mendapatkan kepercayaan orang lain karena
ia memiliki integritas. Integritas sendiri diartikan sebagai konsistensi dan sinkronisasi
antara pemikiran, perkataan, dan perbuatan. Meski demikian, membangun integritas
tidaklah semudah bayangan karena seringkali Anda harus berhadapan dengan berbagai
kepentingan lain yang mungkin berseberangan dengan kepercayaan. Dalam hal ini,
seseorang dikatakan sebagai pemimpin yang baik jika ia mampu bertahan dan tidak
mengorbankan prinsip yang dipercaya hanya karena mendapat tekanan dari pihak lain.
3. Memenuhi Janji Serta Komitmen yang Dibuat. Seorang pebisnis diapat dipercaya karena
ia mau dan mempu berusaha memenuhi segala janji dan komitmen yang perna dibuat.
Anda tidak boleh sembarangan membuat janji, namun ketika diucapkan langsung
berkomitmen untuk memenuhinya dengan baik.
4. Loyalitas. Loyalitas adalah hal yang sangat diperlukan aga bisnis dapat berjalan dengan
baik tanpa menimbulkan konflik. Keloyalan dapat ditunjukkan dengan bekerja sesuai
dengan visi dan misi perusahaan serta tidak mencampurkan urusan kantor dengan
masalah pribadi. Anda juga dapat menunjukkan loyalitas dengan memberikan seluruh
kemampuan demi perkembangan perusahaan kea rah yang lebih baik.
5. Keadilan. Keadilan menjadi salah satu hal fundamental yang harus dimiliki setiap
pebisnis sukses. Mereka tidak menggunakan kedudukan atau kekuatan yang dimiliki
untuk bersikap otoriter maupun seenaknya sendiri. Mereka mampu bersikap adil pada
setiap karyawan, menoleransi perbedaan, berpikiran terbuka, mengakui jika melakukan
kesalahan, bahkan tak segan mengubah prinsip atau keputusan jika diperlukan.
6. Kepedulian. Seorang pebisnis harus menjadi pribadi yang menunjukkan kepedulian,
simpatik, dan baik hati. Anda harus memahami konsep bahwa keputusan dalam
berbisnis tidak hanya berpengaruh bagi perusahaan, namun juga seluruh karyawan dan
staf yang terlibat didalanya. Seorang pemimpin harus mampu memberikan keputusan
yang memiliki sedikit dampak negated dan memiliki paling banyak dampak positif.
7. Penghargaan. Anda harus menjadi pribadi yang menghargai orang lain jika ingin menjadi
pebisnis sukses. Anda juga harus bersikap profesional dengan tidak membedakan
perlakuan kepada orang lain berdasarkan jenis kelamin, ras, agama, maupun
kewarganegaraan. Hal ini penting dilakukan bukan hanya untuk kebaikan perusahaan,
namun juga agar lingkungan kantor tetap kondusif.
8. Mematuhi Aturan. Dunia bisnis tentu memiliki berbagai aturan yang telah ditetapkan
secara tertulis maupun tidak tertulis. Patuhilah seluruh aturan tersebut agar dapat
menjadi pebisnis yang disegani banyak pihak.
9. Jiwa Kepemimpinan. Seorang pebisnis harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik
dengan menyadari tanggung jawab yang dipikul. Anda juga harus bisa memotivasi
seluruh bawahan agar dapat bekerja dan menampilkan performa terbaik.
10. Menjaga Reputasi. Seorang pebisnis harus memiliki kemampuan membangun dan
melindungi nama baik perusahaan beserta seluruh hal yang berada di dalamnya. Hal
inilah yang menjadi kunci datangnya konsumen karena percaya bahwa perusahaan Anda
dapat memenuhi segala kebutuhannya.
Menurut Taliziduhu Ndraha, budaya kerja dapat dibagi menjadi dua unsur, yaitu:
1. Sikap terhadap pekerjaan, yakni kesukaan akan kerja dibandingkan dengan kegiatan lain,
seperti bersantai, atau semata-mata memperoleh kepuasan dari kesibukan
pekerjaannya sendiri, atau merasa terpaksa melakukan sesuatu hanya untuk
kelangsungan hidupnya.
2. Perilaku pada waktu bekerja, seperti rajin, berdedikasi, bertanggung jawab, berhati-hati,
teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk mempelajari tugas dan kewajibannya, suka
membantu sesma pegawai, atau sebaliknya.
Budaya kerja merupakan suatu organisasi komitmen yang luas dalam upaya untuk
membangun sumber daya mnusia, proses kerja dan hasil kerja yang lebih baik. Untuk
mencapai tingkat kualitas yang makin baik tersebut diharapkan bersumber dari perilaku
setiap individu yang terkait dalam organisasi kerja itu sendiri. Setiap fungsi atau proses kerja
mempunyayi perbedaan cara kerja, yang mengakibatkan berbeda nilai-nilai yang cocok
untuk diambil dalam kerangka kerja organisasi. Setiap nilai-nilai apa yang sepatutnya dimiliki
oleh pemimpin puncak dan pemimpin lainnya, bagaimana perilaku setiap orang akan
mempengaruhi kerja mereka.
Budaya klan
Budaya klan menumbuhkan lingkungan kerja yang ramah. Orang-orang yang bekerja
di perusahaan dengan budaya klan memiliki banyak kesamaan. Mereka hampir serupa
dengan sebuah keluarga besar. Pemimpin atau eksekutif dianggap sebagai mentor atau
bahkan sosok ayah. Organisasi ini dipersatukan oleh kesetiaan dan tradisi. Semua staf
terlibat secara aktif dalam berbagai proyek dan pengambilan keputusan. Organisasi
menekankan pengembangan Sumber Daya Manusia jangka panjang dan mengikat sesama
dengan nilai moral. Organisasi mengangkat nilai kerjasama, partisipasi dan permufakatan.
Sementara itu, sukses didefinisikan dalam lingkup memenuhi kebutuhan klien dan peduli
terhadap sesama.
Tipe pemimpin : Fasilitator, mentor, dan pembentuk tim.
Nilai yang dikedepankan : Komitmen, Komunikasi, dan Perkembangan.
Teori efektifitas : Pengembangan SDM dan Partisipasi efektif.
Strategi peningkatan kualitas : Pemberdayaan, pembangunan tim, pengembangan
karyawan, dan komunikasi terbuka.
Budaya adhocracy
Budaya adhocracy mengembangkan lingkungan kerja yang dinamis dan kreatif.
Pemimpin tampil sebagai sosok inovator dan pengambil risiko. Sementara pegawai juga
berani menghadapi tantangan. Percobaan dan inovasi menjadi pemersatu dalam organisasi
ini. Keunggulan ditekankan. Dengan tujuan jangka panjang untuk menumbuhkan dan
menciptakan sesuatu yang baru. Kehadiran produk barang atau jasa baru dilihat sebagai
sebuah kesuksesan. Organisasi mengedepankan inisiatif dan kebebasan individu.
Tipe pemimpin : Inovator, pengusaha, dan visioner.
Nilai yang dikedepankan : hasil yang inovatif, perubahan, dan kegesitan.
Teori efektifitas : Inovasi, visi dan cara-cara baru berlaku efektif.
Strategi peningkatan kualitas: membuat kejutan yang menyenangkan, menciptakan standar
baru, mengantisipasi kebutuhan, pengembangan berkelanjutan, dan menemukan solusi
kreatif.
Budaya Pasar
Organisasi jenis ini berlandaskan pada persaingan. perusahaan dengan budaya pasar
menerapkan lingkungan kerja berbasis hasil akhir, dan menekankan penyelesaian pekerjaan
dengan tuntas. Pegawai sangat kompetitif dan fokus pada tujuan akhir. Adapun para
pemimpin dianggap sebagai poros penggerak yang tegas, produser, dan juga rival diantara
mereka sendiri. Mereka memiliki ekspektasi yang tinggi. Penekanan akan pentingnya sebuah
kemenanganlah yang memperkuat organisasi. Reputasi dan kesuksesan adalah adalah yang
terpenting. Fokus jangka panjangnya adalah pada aktifitas rival dan pencapaian tujuan.
Penetrasi pasar dan stok dilihat sebagai sebuah kesuksesan. Harga yang kompetitif dan
kepemimpinan pasar memiliki arti penting.
Tipe pemimpin : penggerak yang tegas, kompetitor, dan produser.
Nilai yang dikedepankan : pasar, pencapaian tujuan, dan keuntungan.
Teori efektifitas : bersaing dengan agresif dan fokus terhadap pelanggan
berlaku efektif.
Strategi peningkatan kualitas: Mempertimbangkan preferensi klien, meningkatkan
produktifitas, menciptakan kerjasama dengan pihak luar, meningkatkan atmosfir
persaingan, melibatkan pelanggan dan penyuplai.
Budaya Hirarki
Perusahaan dengan budaya hirarki memiliki lingkungan kerja yang formal dan
terstruktur. Keputusan dibuat berdasarkan prosedur. Pemimpin yang bangga akan
koordinasi dan organisasi yang efisien. Menjaga organisasi agar berfungsi sebagaimana
mestinya sangat penting. Aturan dan kebijakan formal yang membuat organisasi kokoh.
Tujuan jangka panjangnya adalah stabilitas dan hasil, yang didapat melalui efisiensi dan
penyelesaian tugas-tugas dengan lancar. Pengiriman terpercaya, perencanaan yang rapi dan
biaya yang rendah menentukan kesuksesan. Pihak manajemen personil harus menjamin
pekerjaan dan prediksi yang mungkin terjadi.
Tipe pemimpin : koordinator, memonitor, mengorganisasi.
Nilai yang dikedepankan : efisiensi, alur waktu, konsistensi, dan keseragaman.
Teori efiktifitas: kontrol dan efisiensi melalui proses yang benar berlaku efektif.
Strategi peningkatan kualitas: mendeteksi kesalahan, melakukan pengukuran, proses
kontrol, pemecahan masalah yang sistematis, mengatur kualitas.