Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
lah menengah seperti SMA. Guru seni yang seni, akan tetapi mereka tidak selamanya di
tersedia, tidak dapat memenuhi kebutuhan Lombok. Setelah menjadi PNS dan seiring
guru seni di Kabupaten Lombok Timur.
Berdasarkan studi awal yang dilaku-
kan, jumlah guru seni yang tersedia dengan
jumlah SMA yang ada di Kabupaten Lom-
bok Timur tidak seimbang. Data Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Lombok Timur (per 1 Agustus 2012) me-
nunjukkan, dari 22 SMA negeri di Kabu-
paten Lombok Timur, diketahui sekolah
yang guru seninya terdaftar hanya 5 (lima)
sekolah. Jumlah tersebut terdiri atas 4 (em-
pat) guru dengan latar belakang seni, dan 1
(satu) guru dengan latar belakang nonseni.
Demikian halnya dengan SMA swasta. Dari
jumlah total 27 sekolah tidak satu pun data
guru Seni Budaya yang terekam di dinas
pendidikan setempat. Data tersebut sekali-
gus menunjukkan bahwa di Kabupaten
Lombok Timur, jumlah guru seni dengan
kualifikasi akademik yang sesuai masih
sangat kurang.
Studi awal juga menunjukkan bahwa
untuk memenuhi kebutuhan guru seni, ba-
nyak SMA di Kabupaten Lombok Timur
yang memberdayakan guru mata pelajaran
lain untuk mengampu pelajaran seni. Secara
kualifikasi, mereka tidak berasal dari bidang
seni, namun mereka memiliki pengalaman
otodidak di bidang seni, seperti guru seni
bidang musik di SMAN 2 Selong. Guru ter-
sebut berijazah S1 Antropologi, akan tetapi
memiliki pengalaman menjadi pemain grup
musik (band) dan memiliki kemampuan
bernyanyi. Contoh lainnya, di SMAN 1 Ke-
ruak, yang guru seninya tidak memiliki
kualifikasi akademik bidang seni, akan tetapi
guru tersebut memiliki pengalaman sebagai
seorang pemusik (gitaris). Hal demikian
terjadi di hampir 90% SMA negeri maupun
swasta di Kabupaten Lombok Timur.
Selain itu, kekosongan pengampu
mata pelajaran seni di Kabupaten Lombok
Timur banyak diisi oleh guru yang berasal
dari luar pulau Lombok, seperti Jawa dan
Bali. Secara kualifikasi, guru-guru dari luar
Lombok rata-rata berijazah D3 di bidang
Akhir Nasional (UAN), tidak sedikit seko- rintah. Pada tahap Program, dilakukan pen-
lah yang menggunakan alokasi waktu pel- deksripsian keterlaksanaan program di
ajaran seni untuk mengajarkan materi pel-
ajaran lain yang akan di UAN-kan, sehingga
pelajaran seni tidak diajarkan. Keadaan
tersebut meninggalkan kesan bahwa pel-
ajaran seni dikesampingkan atau dinomor
duakan.
Permasalahan-permasalahan dalam
pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya
SMA di Kabupaten Lombok Timur, sebe-
narnya telah diketahui banyak pihak. Ironis-
nya, belum pernah ada pihak yang meng-
evaluasi secara empiris seperti apa pelaksa-
naan pembelajaran Seni Budaya SMA di
Kabupaten Lombok Timur, terlebih dengan
kondisi terbatasnya ketersediaan guru seni.
Oleh karena itu, maka penting untuk
dilakukan penelitian ini, guna mengevaluasi
secara empiris seperti apa sebenarnya pe-
laksanaan pembelajaran Seni Budaya SMA
di Kabupaten Lombok Timur.
Seperti diuraikan sebelumnya, fokus
masalah dalam penelitian ini adalah seperti
apa pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya
SMA di Kabupaten Lombok Timur. De-
ngan demikian, tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran
tersebut. Diharapkan, hasil penelitian ini
dapat bermanfaat untuk pengambil kebijak-
an di Kabupaten Lombok Timur, dan dapat
menambah khazanah pengetahuan di bi-
dang pendidikan seni bagi pihak yang mem-
butuhkan.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
evaluasi pendekatan kuantitatif deskriptif.
Model evaluasi yang digunakan adalah Dis-
crepancy Evaluation Model yang dikembangkan
oleh Malcolm Provus. Ada 3 tahap evaluasi
yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu
tahap Standart, Program, dan Comparison.
Pada tahap Standart, dilakukan telaah ter-
hadap standar baku yang ditetapkan peme-
Variabel Penelitian
Pelaksanaan pembelajaran Seni Buda-
ya dalam penelitian ini merujuk pada Per-
mendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses Pembelajaran. Dengan de-
mikian, variabel dalam penelitian ini sebagai
berikut: (1) Perencanaan pembelajaran Seni
Budaya SMA, terkait bagaimana guru me-
rencanakan pembelajaran ditinjau dari kom-
ponen RPP; (2) Pelaksanaan proses pembel-
ajaran Seni Budaya SMA, terkait bagaimana
guru melaksanakan proses pembelajaran, di-
tinjau dari komponen persyaratan pembel-
ajaran dan pelaksanaan kegiatan pembelajar-
an yang meliputi kegiatan awal atau penda-
huluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup;
(3) Penilaian pembelajaran Seni Budaya
SMA, terkait bagaimana guru melakukan
penilaian, ditinjau dari teknik penilaian yang
digunakan guru, instrumen penilaian, dan
analisis hasil pembelajaran; (4) Pengawasan
pembelajaran Seni Budaya SMA, terkait ba-
gaimana pihak sekolah (kepala sekolah) me-
lakukan pengawasan terhadap pembelajaran
Seni Budaya mulai dari tahap perencanaan, Penilaian dokumen dilakukan dengan cara
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran Se- memberi skor sesuai kuantifikasi ketersedia-
ni Budaya SMA.
Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 6 (enam)
kecamatan di Kabupaten Lombok Timur,
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Rinciannya
adalah 2 SMA di Kecamatan Selong, 2 SMA
di Kecamatan Masbagik, 1 SMA di Keca-
matan Aikmel, 1 SMA di Kecamatan Sakra,
1 SMA di Kecamatan Pancor, dan 1 SMA di
Kecamatan Sakra Barat. Pengambilan data
dilakukan mulai bulan Maret sampai dengan
April 2013.
kan karena konstruk instrumen dalam pene- ponen penelitian dengan rumus = ⁄
litian ini telah baku, yakni mengacu pada
standar yang telah ditetapkan oleh pemerin-
tah. Uji reliabilitas instrumen menggunakan
estimasi Cronbach Alpha dengan melihat
koefisien reliabilitasnya. Adapun instrumen
yang dapat diuji koefisien reliabilitasnya
dalam penelitian ini adalah instrumen
angket dengan responden siswa. Koefisien
reliabilitas instrumen angket pada penelitian
ini sebesar 0,725.
Keterangan:
M: rata-rata ideal komponen dalam pene-
litian, dengan rumus = ⁄ (skor ideal
tertinggi dalam komponen + skor ideal
terendah)
SD: standar deviasi ideal dalam setiap kom-
Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi yang digunakan ber-
beda-beda di tiap variabel. Pada variabel pe-
rencanaan pembelajaran, komponen yang
dinilai adalah RPP terdiri dari 17 butir indi-
kator dengan rentang skor 1 s.d. 4. Kriteria
evaluasinya sebagai berikut.
Selanjutnya, pada instrumen angket A, jumlah butir total sejumlah 5 butir, dengan
komponen yang diukur yakni komponen rentang skor 1 s.d. 4. Pada komponen B,
persyaratan pembelajaran (Komponen A) jumlah butir total sejumlah 16 butir, dengan
dan komponen pelaksanaan kegiatan pem- rentang skor 1 s.d. 4. Kriteria evaluasinya
belajaran (Komponen B). Pada komponen sebagai berikut.
Komponen B
X
≥
5
2
B
a
i
k
s
e
k
a
l
i
44 ≤ X < 52
Baik
3
6
≤
X
<
4
4
C
u
k
u
p
b
a
i
k
2
8
≤
X
<
3
6
Variabel berikutnya yakni penilaian pretasi hasil pengolahan data yang diper-
pembelajaran, teknik yang digunakan adalah oleh. Pencapaian rerata skor di lapangan ke-
dokumentasi. Indikator yang dinilai pada mudian dikonversi menjadi persentase pen-
penilaian dokumen ini ada 3 (tiga) dengan capaian dengan formula sebagai berikut.
rentang skor 1 s.d. 4. Kriteria evaluasinya
sebagai berikut.
70
60
50
40
Jml Skor
30
Rerata Total
20
10
0
20
18
16
14
12
10
Jml Skor
8
6 Rerata Total
4
2
0
Pada kegiatan elaborasi, guru Seni Bu- lakang kualifikasi guru yang berasal dari di-
daya masih kurang dalam memberi kesem- siplin ilmu nonseni, terutama guru Seni Bu-
patan siswa untuk menganalisis masalah da- daya di sekolah swasta Islam yang merupa-
lam pembelajaran; belum melaksanakan kan lulusan Ma’had. Kualifikasi yang tidak
pembelajaran yang kooperatif; dan belum sesuai dapat mempengaruhi pemahaman
maksimal dalam memfasilitasi pajangan kar- guru terhadap karakteristik pembelajaran
ya/presentasi peserta didik. Selain itu, pada Seni Budaya, sehingga kegiatan pembelajar-
kegiatan konfirmasi belum ada umpan balik an pun kurang maksimal. Berdasarkan urai-
dan penguatan yang diberikan kepada siswa an-uraian tersebut, dengan demikian dapat
serta belum maksimal dalam memfasilitasi dikatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran
refleksi materi peserta didik. Seni Budaya SMA di kabupaten Lombok
Hasil olahan data respon jawaban dari Timur masih kurang baik atau belum
240 responden siswa terhadap 21 butir ang- maksimal.
ket juga menunjukkan bahwa guru Seni Bu-
daya belum maksimal dalam melakukan ke- Penilaian Pembelajaran
giatan pembelajaran. Selain itu, hasil analisis Data penilaian pembelajaran Seni Bu-
terhadap 1 butir angket terkait kendala dan daya SMA di Kabupaten Lombok Timur di-
saran siswa terhadap pembelajaran Seni Bu- peroleh melalui penilaian dokumen atau pe-
daya menunjukkan ada 3 hal yang menjadi rangkat penilaian pembelajaran Seni Budaya
kendala dalam pelaksanaan pembelajaran SMA yang dimiliki oleh guru, yang terdiri dari
Seni Budaya, yakni kurangnya fasilitas, ku- dokumen teknik penilaian pembelajar- an,
rangnya keterampilan guru dalam mengajar, dokumen instrumen penilaian, dan do-
dan minat di bidang seni lainnya yang tidak kumen analisis hasil pembelajaran. Penilaian
dapat tersalurkan. Hal ini disebabkan se- dilakukan dengan cara mengecek ketersedia-
kolah hanya menyelenggarakan satu bidang an dokumen-dokumen tersebut, dan diberi
seni. skor dengan rentang 1 s.d. 4.
Pembahasan hasil observasi dan hasil Hasil pengolahan data menunjukkan,
angket secara umum menunjukkan, belum capaian rerata skor keseluruhan sebesar 7,88
maksimalnya guru dalam melaksanakan ke- berada pada kategori cukup baik dengan
giatan pembelajaran dapat dikaitkan dengan persentase pencapaian 80,8%. Selanjutnya,
kurangnya keterampilan mengajar yang di- perbandingan rerata skor total dengan rerata
miliki guru. Keterampilan mengajar dalam skor tiap sekolah dapat diamati pada
hal ini bisa jadi disebabkan karena latar be- gambar berikut.
12
10
8
6
Jml Skor
4
Rerata Total
2
0
Diagram di atas menunjukkan bahwa Selain itu, analisis hasil pembelajaran yang
ada perbedaan pencapaian skor penilaian seharusnya dapat dimanfaatkan untuk per-
pembelajaran di tiap sekolah dengan penca-
paian rerata total semua sekolah. Diagram
tersebut secara keseluruhan menunjukkan
ada 3 (tiga) sekolah yang pencapaian skor-
nya di bawah skor rerata total, yakni SMA
Birul Walidain Rensing, SMA NW Pancor,
dan SMA Yadinu Masbagik, sedangkan 5
(lima) sekolah lainnya memiliki capaian skor
di atas rerata total. Pencapaian skor tertinggi
dicapai SMA N 1 Sakra dan SMA N 1 Se-
long dengan skor total 11, dan capaian te-
rendah dicapai SMA Yadinu Masbagik
dengan rerata skor total 3.
Perolehan skor di SMA Birul Wali-
dain Rensing sebesar 6,00 berada di bawah
rerata total keseluruhan sebesar 8,00. Pen-
capaian indikator yang masih rendah terlihat
pada belum maksimalnya pelaksanaan tiap
komponen penilaian pembelajaran. Hasil
pengecekan dokumen menunjukkan bahwa
guru Seni Budaya di sekolah ini, belum
maksimal dalam memilih dan menggunakan
teknik penilaian yang sesuai dengan karak-
teristik pembelajaran Seni Budaya. Hal ini
terlihat dari kurang tersedianya dokumen
penilaian yang dimiliki guru, dokumen yang
dimiliki hanya dokumen penilaian tertulis
dan penugasan. Selain itu, analisis hasil
pembelajaran belum maksimal dilakukan.
Hal ini Terbukti dari tidak ditemukannya
dokumen-dokumen seperti analisis KKM
dan analisis ulangan harian.
Demikian halnya dengan SMA NW
Pancor dan SMA Yadinu Masbagik. Penca-
paian skor di bawah rerata total keseluruhan
dapat dilihat dari tidak tersedianya bukti
fisik dokumen penilaian. Hasil pengecekan
dokumen pada dua sekolah tersebut me-
nunjukkan guru Seni Budaya belum maksi-
mal dalam memilih dan menggunakan tek-
nik penilaian. Teknik penilaian yang dilaku-
kan masih belum menunjukkan perbedaan
karakteristik antara mata pelajaran Seni
Budaya dengan mata pelajaran lainnya. Hal
ini dilihat dari dokumen yang tersedia yakni
hanya dokumen tes tertulis dan penugasan.
Pengawasan Pembelajaran
Data pengawasan proses pembelajar-
an Seni Budaya SMA di Kabupaten Lom-
bok Timur diperoleh melalui angket yang Hasil pengolahan data diperoleh ca-
diberikan kepada responden yakni 8 orang paian skor rerata keseluruhan sebesar 16,00,
kepala sekolah. Responden diberikan angket sesuai rerata ideal berada pada kategori cukup
yang berisi 12 butir pertanyaan, terdiri 7 baik dengan persentase pencapaian
butir pertanyaan tertutup, dan 5 butir per- 70,3%. Selanjutnya, perbandingan peroleh-
tanyaan terbuka (3 butir isian, dan 2 butir an rerata skor keseluruhan dengan pen-
tentang hambatan dan kemajuan pembe- capaian rerata skor di tiap sekolah dapat
lajaran Seni Budaya). Butir yang diberikan diamati pada gambar berikut.
skor hanya 7 butir (pertanyaan tertutup)
dengan rentang skor 1 s.d. 4.
25
20
15
10
Jml Skor
5
Rerata Total
0
luruh, masih mengacu pada satu komponen Selanjutnya, temuan pada variabel pe-
seperti Standar Isi. nilaian proses pembelajaran menunjukkan,
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, sekolah masih belum maksimal dalam pemi-
dapat dipahami bahwa pengawasan pembel- lihan dan penggunaan teknik serta instru-
ajaran Seni Budaya SMA di Kabupaten men penilaian sesuai karakteristik mata pela-
Lombok Timur belum maksimal. Peng- jaran Seni Budaya, dan temuan pada varia-
awasan pembelajaran yang belum maksimal bel pengawasan proses pembelajaran me-
dapat dilihat dari 50% sekolah yang dijadi- nunjukkan, sebanyak 50% kepala sekolah
kan sampel, pencapaian skornya masih ber- belum maksimal dalam pengawasan kegiat-
ada di bawah rata-rata keseluruhan. Dengan an pembelajaran, dan belum ada pengawas
demikian, berdasar hal tersebut secara ke- khusus Seni Budaya dari dinas setempat.
seluruhan pengawasan pembelajaran Seni Dengan demikian, berdasarkan temuan-te-
Budaya SMA di Kabupaten Lombok Timur muan tersebut maka dapat dikatakan pelak-
dapat dikatakan belum maksimal. sanaan pembelajaran Seni Budaya SMA di
Kabupaten Lombok Timur belum relevan
Relevansi Pelaksanaan Pembelajaran Seni dengan Standar Proses Permendiknas No.
Budaya di Kabupaten Lombok Timur 41 Tahun 2007.
dengan Standar Proses Permendiknas No.
41 Tahun 2007
Simpulan dan Saran
Berdasarkan kajian dan uraian hasil
penelitian serta pembahasan tiap komponen Simpulan
pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari Berdasarkan hasil penelitian dan pem-
perencanaan proses pembelajaran, pelaksa- bahasan, maka kesimpulan penelitian ini se-
naan proses pembelajaran, penilaian proses bagai berikut.
pembelajaran, dan pengawasan proses pem- Perencanaan proses pembelajaran Se-
belajaran, dapat dikatakan bahwa pelaksana- ni Budaya SMA di Kabupaten Lombok
an pembelajaran Seni Budaya di Kabupaten Timur kurang baik, capaian rerata skor 50%
Lombok Timur belum relevan dengan stan- sekolah berada di bawah rerata ideal. Peren-
dar yang ditetapkan. Hal ini dapat dilihat canaan pembelajaran yang belum maksimal
dari temuan pada masing-masing variabel terkait belum maksimalnya guru dalam pe-
pelaksanaan pembelajaran. nyusunan RPP, terutama dalam hal menen-
Temuan pada variabel perencanaan tukan media, metode, pendekatan, dan alat
proses pembelajaran menunjukkan, seba- pembelajaran; menentukan rancangan kegi-
nyak 50% sekolah belum maksimal dalam atan pembelajaran; menentukan pengorga-
pengembangan silabus dan belum maksimal nisasian siswa; dan menentukan teknik serta
dalam penyusunan RPP, terutama dalam pe- instrumen penilaian yang digunakan.
nentuan media, alat, dan pendekatan pem- Pelaksanaan proses pembelajaran Seni
belajaran serta pengorganisasian siswa. Te- Budaya SMA di Kabupaten Lombok Timur
muan pada variabel pelaksanaan proses kurang baik. Secara keseluruhan, capaian re-
pembelajaran, komponen persyaratan pem- rata skor 50% sekolah dalam melaksanakan
belajaran hanya terlaksana 63,3%, dan kom- proses pembelajaran berada di bawah rerata
ponen pelaksanaan kegiatan pembelajaran ideal. Pada komponen persyaratan pelaksa-
terlaksana 67,4%. Hasil observasi menun- naan pembelajaran hanya terlaksana 63,3%
jukkan 50% sekolah belum maksimal dalam dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran ha-
melakukan kegiatan pembelajaran terutama nya terlaksana 67,4%. Pencapaian indikator
dalam kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan yang rendah terkait kurangnya kemampuan
konfirmasi, yang disebabkan oleh kurangnya guru dalam mengelola pembelajaran, seperti
pemahaman dan keterampilan guru dalam dalam memfasilitasi kegiatan eksplorasi, ela-
mengajar Seni Budaya.
Seni Rupa. Bidang yang diajarkan di seko- Ghazali, Imam. 2010. Kompetensi guru seni
lah-sekolah tersebut adalah Seni Kaligrafi, budaya dalam pembelajaran seni mu-
semen-tara pada kurikulum tidak disebutkan sik di SMA Kota Pontianak Kaliman-
ram-bu-rambu yang jelas untuk pelaksanaan tan Barat. Tesis. Bandung: Universitas
pelajaran Seni Budaya bidang Seni Kaligrafi. Pendidikan Indonesia, diunduh 18
Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan Juli 2012 pkl. 21.30 WIB melalui
agar dilakukan kerja sama dengan ahli Seni www.repository.upi.ac.id
Rupa di luar daerah, untuk menyusun dan
menyetarakan panduan khusus pelaksanaan KPP dan PA., Badan Pusat Statistik. (2011).
pembelajaran Seni Budaya bidang Seni Kali- Profil anak 2011. Jakarta: CV.
grafi, agar dapat digunakan pada sekolah Miftahur Rizky
swasta berlatar belakang sekolah Islam.
Kementerian Pendidikan Nasional. (2006).
Buku standar isi untuk satuan pendidikan
Daftar Pustaka dasar dan menengah. Jakarta: BSNP
Azwar, Saifudin. 2012. Tes prestasi: fungsi dan
pengembangan pengukuran prestasi belajar. Kementerian Pendidikan Nasional. (2007).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
no. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses
Badan Pusat Statistik. (2011). Statistik krimi- untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
nal 2011. Jakarta: BPS Menengah. Jakarta: BSNP.