Вы находитесь на странице: 1из 13

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk


keterampilan dan kecakapan seseorang untuk memasuki dunia kerja. Pendidikan yang
di lakukan di perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian teori dan paktek dalam
skala kecil dengan itensitas yang terbatas. Agar dapat memahami dan memecahkan
setiap permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka mahasiswa perlu melakukan
kegiatan pelatihan kerja secara langsung di instansi/lembaga yeng relavan dengan
program pendidikan yang diikuti. Sehingga setelah lepas dari ikatan akademik di
perguruan tinggi yang bersangkutan, mahasiswa dapat memanfaatkan ilmu dan
pengalaman yang telah di peroleh selama masa pendidikan dan masa pelatihan kerja
untuk melanjutkan kiprahnya di dunia kerja yang sebenarnya. Sebab, untuk dapat
terjun langsung di masyarakat tidak hanya di butuhkan pendidikan formal yang tinggi
dengan perolehan nilai yang memuaskan, namun di perlukan juga keterampilan (skill)
dan pengalaman pendukung untuk lebih mengenali bidang pekerjaan sesuai dengan
keahlian yang dimiliki.

Magang adalah salah satu kegiatan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa
dengan melakukan praktek kerja secara langsung pada istalasi/lembaga yang relavan
dengan pengetahuan/ pembelajaran yang diambil mahasiswa dalam kegiatan
perkuliahan. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah kerja praktek dengan mengikuti
semua aktivitas di lokasi magang.

Untuk memenuhi syarat kelulusan Universitas, saya mahasiswa semester V


(lima) jurusan agroteknologi, fakultas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) bermaksud
untuk mengikuti kegiatan magang yang akan dilaksanakan di PT Bumitama Gunajaya
Agro, Kayong Utara, Nanga Tayap, Ketapang, Kalimantan Barat.

1
Kelapa sawit (Elaeis guinensis jacg) merupakan tanaman perkebunan penting
penghasil minyak makanan, minyak industri, bahan bakar nabati (biodiesel), maupun
bahan pupuk kompos. Dan merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang
menduduki posisi terpenting di sector pertanian khususnya pada tanaman penghasil
minyak, hal ini dikarenakan kelapa sawit mampu menghasilkan nilai ekonami
terbesar per hektarnya jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya.
Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena permintaan dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya di dalam
negeri, tetapi juga di luar negeri. Oleh sebab itu, sebagai negara tropis yang masih
memiliki lahan yang cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan
perkebunan kelapa sawit.

Tanaman belum menghasilkan (TBM) merupakan tanaman yang dipelihara


sejak bulan penanaman pertama sampai dipanen pada umur 30-36 bulan. Proses TBM
merupakan proses pertumbuhan awal tanaman di lapangan sebelum memasuki fase
produktif selama masa TBM diperlukan beberapa jenis pekerjaan yang secara teratur
harus dilaksanakan. Masa TBM kelapa sawit perlu pemeliharaan yang baik untuk
mencapai pertumbuhan vegetative normal dan masa generatif yang tepat.

Kegitan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) kelapa sawit


yang dilakukan di PT Bumitama Gunajaya Agro, Ds sekembar kec. Nanga Tayap
Kab.Ketapang meliputi konsolidasi, penyulaman, penyiangan, pengendalian hama
dan penyakit, pemupukan dan kastrasi.

Dengan melakukan kegiatan magang di PT. Bumitama Gunajaya Agro,


Kayong Utara, Nanga Tayap, Ketapang, Kalimantan Barat, saya mengharapkan dapat
menimba ilmu secara langsung megenai pemeliharaan tanaman belum menghasilkan
(TBM) kelapa sawit dengan baik dan dapat menerapkannya setelah terjun langsung,
di dalam dunia kerja.

2
B. Tujuan Kegiatan

1. Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah:

a. Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat selama


perkuliahan dalam bentuk praktek kerja.
b. Mahasiswa mampu membandingkan ilmu pengetahuan yang di dapat selama
perkuliahan dengan yang ada di tempat magang dan menelaahnya.
c. Mempelajari manajemen pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM)
kelapa sawit di PT. Bumitama Gunajaya Agro.

2. Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah:

a. Mengetahui dan memahami mengenai teknis pemeliharaan tanaman belum


menghasilkan (TBM) kelapa sawit secara langsung di lapangan.
b. Mahasiswa mendapatkan ilmu dan pengalaman dunia kerja agar siap terjun
langsung di dunia kerja untuk kedepannya.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Keadaan Umum Perusahaan

PT. Bumitama gunajaya agro (BGA) adalah perusahaan nasional yang


bergerak dalam bidang perkebunan dan pengelolaan kelapa sawit yang sedang
berkembang

Tahun 1996 menjadi awal BGA membangun bisnis perkebunan kelapa sawit.
Berjalannya waktu, pengalaman mengelola perkebunan menjadi sumber keunggulan
kompetitif dalam meraih pertumbuhan bisnis.

Sebagai perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit lokal yang


memiliki visi menjadi “World Class Company” dan didukung dengan misi “Welfare
for Shareholder, Employee, Nation”, perusahaan menggunakan nilai dasar organisasi
“morality, capability, integrity” sebagai pondasi perusahaan dalam menopang
pencapaian pertumbuhan dan menghadapi kompetensi bisnis. Dengan menggunakan
visi, misi dan nilai dasar organisasi sebagai alat perusahaan untuk merapatkan
barisan organisasi (alignment of organization), perusahan berusaha membangun
budaya memaksimalisasi nilai tambah sumber daya perusahaan guna menghadapi
globalisasi ekonomi. (Bumitama.LTD.2012).

B. Tinjauan Umum Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari tiga kata yaitu dari Elation
berarti minyak dalam bahasa Yunani, Guineensis berasal dari bahasa Guinea (pantai
barat Afrika) dan Jocq berasal dari mana Botanis Amerika Jacquin. Kelapa sawit
adalah salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang sangat penting, yang biasa
tumbuh sebagai tanaman liar (hutan), setengah liar dan sebagai tanaman yang
dibudidayakan di daerah-daerah tropis Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika.
Menurut penelitian, tanaman ini berasal dari Afrika, yaitu kawasan Nigeria di Afrika
Barat (Setyamidjaja, 2006).

4
C. Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit

Klasifikasi tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Menurut


Sastrosayono (2009), adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophita
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Palmales
Famili : Palmae
Subfamili : Cocoidae
Genus : Elaeis
D. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol,
hidromorfik kelabu, alluvial, atau regosol. Nilai Ph optimum adalah 5,0 – 5,5. Kelapa
sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki
lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas. Kondisi topografi pertanaman kelapa
sawit sebaiknya tidak lebih dari kelerengan 25%. Artinya, perbedaan ketinggian
antara dua titik yang berjarak 100 m tidak lebih dari 25 m (Pahan, 2015).

Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat
1000 meter di atas permukaan laut (dpl). Akan tetapi, pertumbuhan tanaman dan
produktivitas yang optimal akan tercapai jika ditanam di lokasi dengan ketinggian
maksimum 400 meter dpl (Sukamto, 2008).

Derajat keasaman (pH) tanah sangat terkait dengan ketersediaan hara yang
diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4 - 6, tetapi pH optimumnya
berada antara 5 - 5,6. Tanah ber-pH rendah dapat ditingkatkan 6 dengan cara
pengapuran. Tanah tersebut biasanya dijumpai pada daerah pasang surut terutama
tanah gambut (Lubis, 1992).

5
E. Pemeliharaan Tanaman (TBM) Kelapa Sawit

Tanaman belum menghasilkan (TBM) merupakan tanaman yang dipelihara


sejak bulan penanaman pertama sampai dipanen pada umur 30-36 bulan. Proses TBM
merupakan proses pertumbuhan awal tanaman di lapangan sebelum memasuki fase
produktif selama masa TBM diperlukan beberapa jenis pekerjaan yang secara teratur
harus dilaksanakan. Masa TBM kelapa sawit perlu pemeliharaan yang baik untuk
mencapai pertumbuhan vegetative normal dan masa generatif yang tepat.

Pada masa TBM memerlukan masa pemeliharaan yang banyak memerlukan


tenaga kerja dan biaya, karena pada dasarnya memerlukan penyempurnaan dari
pembukaan lahan dan persiapan tanama, selain itu pada masa ini sangat menetukan
keberhasilan pada masa TM. Adapun pemeliharaan TBM meliputi konsolidasi,
penyulaman, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan dan kastrasi
(Suwarto, 2010).

1. Konsolidasi

Konsolidasi merupakan pekerjaan perbaikan atau rehabilitasi terhadap


tanaman kelapa sawit yang baru ditanam dilapangan sebagai akibat kesalahan atau
penyimpangan kultur teknis. Kegiatan konsolidasi ini dilakukan terhadap tanaman
yang penanamannya terlalu dalam, penanaman kurang dalam, penimbunan yang
kurang padat, tanaman yang miring, bibit abnormal, tapak kuda, dan lobang tanam
yang terkena tunggul (PTPNV, 1997).

2. Penyulaman

Penyulaman bertujuan mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhannya


kurang baik dengan tanaman yang baru. Kematian atau kurang baiknya pertumbuhan
tanaman dapat disebabkan beberapa hal, yaitu penanaman yang kurang teliti,
kekeringan, terendam air, terserang hama, dan penyakit (Fauzi et al., 2008).

6
Penyulaman dilakukan sampai tahun ketiga setelah penanaman. Cara
penanaman dilakukan sama dengan cara penanaman biasa dan lobang tanam tetap
diberi pupuk (PTPNV, 1997).

3. Pengendalian Hama dan Penyakit

Menurut Pahan (2008), pengendalian hama dan penyakit tanaman pada


hakikatnya merupakan upaya untuk mengendalikan suatu kehidupan. Upaya
mendeteksi hama dan penyakit pada waktu yang lebih dini mutlak harus
dilaksanakan. Selain akan memudahkan tindakan pencegahan dan pengendalian,
keuntungan deteksi dini juga bertujuan agar tidak terjadi ledakan serangan yang tak
terkendali atau terduga.

Hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit diantaranya kumbang


tanduk, ulat api, ulat kantong, tikus, rayap, Adoretus, dan Apogonia, serta babi hutan.
Penyakit utama kelapa sawit adalah penyakit busuk pangkal batang kelapa sawit,
penyakit antraknosa dan bercak daun. Konsep yang digunakan dalam
pengendalian hama, penyakit, dan gulma di perkebunan kelapa sawit adalah
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Integrated Pest Management (IPM) (PPKS,
2006).

Berbagai cara yang dilakukan dalam PHT diantaranya adalah:

a. Hama ulat (Tasea asigna, Stora nitens, dan Darnarima sp.) dikendalikan
dengan menyemprotkan Dipterex atau Bayrusil.
b. Hama kumbang (Apogania sp. dan Oryctes rhinoceros) dikendalikan dengan
menyemprotkan larutan Azodrin yang bersifat sistemik.
c. Hama tikus dikendalikan dengan racun Tomorin, Warfarin, atau Racumin.

Penyakit pada tanaman kelapa sawit hingga saat ini, belum ditemukan cara
pemberantasan yang efektif, sehingga hanya dapat dilakukan pembatasan penyebaran

7
penyakit. Caranya, menebang tanaman kelapa sawit yang terserang penyakit ini,
pangkal batang dan sisa-sisa akar dibakar di tempat tersebut (Sastrosayono, 2003).

Penyakit pada tanaman kelapa sawit hingga saat ini, belum ditemukan cara
pemberantasan yang efaktif, sehingga hanya dapat dilakukan pembatasan penyebaran
penyakit. Caranya, menebang tanaman kelapa sawit yang terserang penyakit ini,
pangkal batang dan sisa-sisa akar dibakar di tempat tersebut (Sastrosayono, 2003).

4. Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara dalam tanah


terutama agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan. Dengan adanya
pemupukan dapat meningkatkan produktifitas tanaman (Fauzi et al., 2008).

Dosis dan jenis pupuk secara umum untuk tanaman yang belum menghasilkan
seperti table berikut (Utomo et al., 2008).

Waktu, dosis, dan jenis pupuk kelapa sawit belum menghasilkan.

Umur Tanaman Jenis pupuk (kg/pohon)


(Bulan) Urea RP MOP Kieserit Borate
1 0,15
3 0,25 0,15 0,10
5 0,25 1.00 0,15 0,10
8 0,35 0,25 0,15 0,002
12 0,50 1,50 0,50 0,25
16 0,50 0,50 0,25 0,003
20 0,50 2,00 0,50 0,35
24 0,75 0,75 0,50 0,003
28 0,75 2,00 0,75 0,50
32 1,00 1,00 0,75

8
Menurut Hakim (2007), tempat penyebaran pupuk adalah tempat dimana
pupuk dapat ditaburkan yaitu di dalam bokoran yang bersih dari gulma. Sebelum
kegiatan pemupukan dilakukan pencampuran pupuk, apabila ada jenis pupuk yang
tidak boleh dicampur maka tempat penaburannya harus dipisahkan atau paling tidak
ada jarak sekitar 12 hari antara aplikasi pupuk yang satu dengan pupuk lainnya.

Hakim (2007) menambahkan bahwa tempat penyebaran pupuk pada


tanaman belum menghasilkan (TBM) dengan umur 1 bulan sampai pelepah menutupi
bokoran adalah seluruh tempat di bokoran, kecuali Rock Phosphate yang harus
ditaburkan di luar bokoran, di atas penutup tanah. Cara tersebut juga dilakukan pada
TBM yang pelepahnya sudah melewati bokoran.

5. Kastrasi

Malai bunga jantan dan betina semuanya dibuang menggunakan dodos


dilakukan sekali sebulan. Tujuannya adalah untuk merangsang pertumbuhan vegetatif
tanaman kelapa sawit serta menghilangkan sumber infeksi hama penyakit tanaman
(Utomo et al., 2008). Kastrasi dilakukan sejak tanaman mengeluarkan bunga yang
pertama (umur 12 bulan setelah tanam) sampai tanaman berumur 33 bulan, atau
selambat-lambatnya 6 bulan sebelum panen pertama (Fauzi et al., 2008

9
BAB III. MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu

Kegiatan magang ini di laksanakan di PT. Bumitama Gunajaya Agro, Kayong


Utara, Nanga Tayap, Ketapang, Kalimantan Barat, yang akan dilaksanakan pada
tanggal 30 Januari sampai dengan 15 Maret 2019.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah Tanaman Kelapa Sawit pada masa (TBM) dan
peralatan yang digunakan di PT. Bumitama Gunajaya Agro adalah pisau, dodos,
cangkul, sabit pemotong BTS, sprayer, angkong, titi panen, until pemupukan, ember,
alat tulis, dan peil scale.

C. Metode Pelaksanaan

Teknik pengambilan data dalam kegiatam magang ini yaitu dengan cara:

1. Obsevasi
Yaitu dengan melihat kondisi umum lokasi sebelum melakukan
praktik. Hal ini dimaksudkan untuk bekal menentukan langkah dalam
kegiatan berikutnya.
2. Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan untuk memperoleh informasi
atau keterangan dengan cara tanya jawab jawab secara langsung antara
peneliti dengan responden yang telah ditentukan dengan pedoman wawancara
(Nazir, 2013).
3. Praktek Langsung
Medote praktek adalah metode yang dilakukan dengan cara melakukan
praktek secara langsung di PT. Bumitama Gunajaya Agro, Kayong Utara,
Nanga Tayap, Ketapang, Kalimantan Barat.

10
4. Studi Pustaka
Yaitu memberi referensi atau dukungan data dengan teori yang sudah
ada agar pembahasan terhadap masalah maupun pengambilan kesimpulan
lebih akurat.
5. Pengambilan Data Sekunder
Yaitu mengambil data yang sudah ada di bukukan (dicatat) oleh
perusahaan tempat magang.
6. Dokumentasi
Yaitu merupakan suatu kegiatan mengabadikan setiap kegiatan yang
telah dilakukan.

D. Variabel Kajian

1. Kajian Umum

Deskripsi PT. Bumitama Gunajaya Agro, Desa Sekembar, Kecamatan Nanga


Tayap, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.

Variabel-variabel yang akan di kaji meliputi:

1. Letak Geografis
2. Sejarah Instansi
3. Visi dan Misi
4. Tujuan dan Sasaran
5. Strategi dan Arahan Kebijakan
6. Program dan Kegiatan
7. Sumber Anggaran Dana
8. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program dan kegiatan

11
2. Kajian Khusus

Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) kelapa sawit, dan


mempelajari masalah yang ada dalam pemeliharaan tanaman belum menghasilkan di
PT. Bumitama Gunajaya Agro, Kayong Utara, Nanga Tayap, Ketapang, Kalimantan
Barat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Y., Y. E. Widyastutu, I. Satyawibawa, dan R. Hartono.2008, Kelapa sawit


Budi Daya Pemanfaatan Hasil & Limbah Analisis Usaha & Pemasaran. Edisi
Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.168 hal.
Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat
Penelitian Marihat – Bandar Kuala. Pematang Siantar. 435 hal.
Pahan, I., 2015. Panduan Teknis Budi Daya Kelapa Sawit Untuk Praktisi
Perkebunan. Penebar Swadaya. Bogor.
PTPNV. 1997. Vademecum Budidaya Kelapa Sawit. Pekan Baru.Riau.221 hal.
Pahan, l. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Penebar Swadaya.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2006. Panen pada Tanaman Kelapa Sawit. PPKS.
Medan. 51 hal.
Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta
Suwarto. 2010. Budidaya Tanaman Unggulan Perkebunan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Sastrosayono, S., 2009. Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta. Agromedia Pustaka
Setyamidjaja, D., 2006. Kelapa Sawit Teknik Budidaya, Panen dan Pengolahan.
Kanisius, Yogyakarta.
Sukamto. 2008. Lima Puluh Delapan Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu
Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 83 hal.

13

Вам также может понравиться