Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Magang adalah salah satu kegiatan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa
dengan melakukan praktek kerja secara langsung pada istalasi/lembaga yang relavan
dengan pengetahuan/ pembelajaran yang diambil mahasiswa dalam kegiatan
perkuliahan. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah kerja praktek dengan mengikuti
semua aktivitas di lokasi magang.
1
Kelapa sawit (Elaeis guinensis jacg) merupakan tanaman perkebunan penting
penghasil minyak makanan, minyak industri, bahan bakar nabati (biodiesel), maupun
bahan pupuk kompos. Dan merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang
menduduki posisi terpenting di sector pertanian khususnya pada tanaman penghasil
minyak, hal ini dikarenakan kelapa sawit mampu menghasilkan nilai ekonami
terbesar per hektarnya jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya.
Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena permintaan dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya di dalam
negeri, tetapi juga di luar negeri. Oleh sebab itu, sebagai negara tropis yang masih
memiliki lahan yang cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan
perkebunan kelapa sawit.
2
B. Tujuan Kegiatan
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tahun 1996 menjadi awal BGA membangun bisnis perkebunan kelapa sawit.
Berjalannya waktu, pengalaman mengelola perkebunan menjadi sumber keunggulan
kompetitif dalam meraih pertumbuhan bisnis.
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari tiga kata yaitu dari Elation
berarti minyak dalam bahasa Yunani, Guineensis berasal dari bahasa Guinea (pantai
barat Afrika) dan Jocq berasal dari mana Botanis Amerika Jacquin. Kelapa sawit
adalah salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang sangat penting, yang biasa
tumbuh sebagai tanaman liar (hutan), setengah liar dan sebagai tanaman yang
dibudidayakan di daerah-daerah tropis Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika.
Menurut penelitian, tanaman ini berasal dari Afrika, yaitu kawasan Nigeria di Afrika
Barat (Setyamidjaja, 2006).
4
C. Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophita
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Palmales
Famili : Palmae
Subfamili : Cocoidae
Genus : Elaeis
D. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol,
hidromorfik kelabu, alluvial, atau regosol. Nilai Ph optimum adalah 5,0 – 5,5. Kelapa
sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki
lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas. Kondisi topografi pertanaman kelapa
sawit sebaiknya tidak lebih dari kelerengan 25%. Artinya, perbedaan ketinggian
antara dua titik yang berjarak 100 m tidak lebih dari 25 m (Pahan, 2015).
Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat
1000 meter di atas permukaan laut (dpl). Akan tetapi, pertumbuhan tanaman dan
produktivitas yang optimal akan tercapai jika ditanam di lokasi dengan ketinggian
maksimum 400 meter dpl (Sukamto, 2008).
Derajat keasaman (pH) tanah sangat terkait dengan ketersediaan hara yang
diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4 - 6, tetapi pH optimumnya
berada antara 5 - 5,6. Tanah ber-pH rendah dapat ditingkatkan 6 dengan cara
pengapuran. Tanah tersebut biasanya dijumpai pada daerah pasang surut terutama
tanah gambut (Lubis, 1992).
5
E. Pemeliharaan Tanaman (TBM) Kelapa Sawit
1. Konsolidasi
2. Penyulaman
6
Penyulaman dilakukan sampai tahun ketiga setelah penanaman. Cara
penanaman dilakukan sama dengan cara penanaman biasa dan lobang tanam tetap
diberi pupuk (PTPNV, 1997).
a. Hama ulat (Tasea asigna, Stora nitens, dan Darnarima sp.) dikendalikan
dengan menyemprotkan Dipterex atau Bayrusil.
b. Hama kumbang (Apogania sp. dan Oryctes rhinoceros) dikendalikan dengan
menyemprotkan larutan Azodrin yang bersifat sistemik.
c. Hama tikus dikendalikan dengan racun Tomorin, Warfarin, atau Racumin.
Penyakit pada tanaman kelapa sawit hingga saat ini, belum ditemukan cara
pemberantasan yang efektif, sehingga hanya dapat dilakukan pembatasan penyebaran
7
penyakit. Caranya, menebang tanaman kelapa sawit yang terserang penyakit ini,
pangkal batang dan sisa-sisa akar dibakar di tempat tersebut (Sastrosayono, 2003).
Penyakit pada tanaman kelapa sawit hingga saat ini, belum ditemukan cara
pemberantasan yang efaktif, sehingga hanya dapat dilakukan pembatasan penyebaran
penyakit. Caranya, menebang tanaman kelapa sawit yang terserang penyakit ini,
pangkal batang dan sisa-sisa akar dibakar di tempat tersebut (Sastrosayono, 2003).
4. Pemupukan
Dosis dan jenis pupuk secara umum untuk tanaman yang belum menghasilkan
seperti table berikut (Utomo et al., 2008).
8
Menurut Hakim (2007), tempat penyebaran pupuk adalah tempat dimana
pupuk dapat ditaburkan yaitu di dalam bokoran yang bersih dari gulma. Sebelum
kegiatan pemupukan dilakukan pencampuran pupuk, apabila ada jenis pupuk yang
tidak boleh dicampur maka tempat penaburannya harus dipisahkan atau paling tidak
ada jarak sekitar 12 hari antara aplikasi pupuk yang satu dengan pupuk lainnya.
5. Kastrasi
9
BAB III. MATERI DAN METODE PELAKSANAAN
Bahan yang digunakan adalah Tanaman Kelapa Sawit pada masa (TBM) dan
peralatan yang digunakan di PT. Bumitama Gunajaya Agro adalah pisau, dodos,
cangkul, sabit pemotong BTS, sprayer, angkong, titi panen, until pemupukan, ember,
alat tulis, dan peil scale.
C. Metode Pelaksanaan
Teknik pengambilan data dalam kegiatam magang ini yaitu dengan cara:
1. Obsevasi
Yaitu dengan melihat kondisi umum lokasi sebelum melakukan
praktik. Hal ini dimaksudkan untuk bekal menentukan langkah dalam
kegiatan berikutnya.
2. Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan untuk memperoleh informasi
atau keterangan dengan cara tanya jawab jawab secara langsung antara
peneliti dengan responden yang telah ditentukan dengan pedoman wawancara
(Nazir, 2013).
3. Praktek Langsung
Medote praktek adalah metode yang dilakukan dengan cara melakukan
praktek secara langsung di PT. Bumitama Gunajaya Agro, Kayong Utara,
Nanga Tayap, Ketapang, Kalimantan Barat.
10
4. Studi Pustaka
Yaitu memberi referensi atau dukungan data dengan teori yang sudah
ada agar pembahasan terhadap masalah maupun pengambilan kesimpulan
lebih akurat.
5. Pengambilan Data Sekunder
Yaitu mengambil data yang sudah ada di bukukan (dicatat) oleh
perusahaan tempat magang.
6. Dokumentasi
Yaitu merupakan suatu kegiatan mengabadikan setiap kegiatan yang
telah dilakukan.
D. Variabel Kajian
1. Kajian Umum
1. Letak Geografis
2. Sejarah Instansi
3. Visi dan Misi
4. Tujuan dan Sasaran
5. Strategi dan Arahan Kebijakan
6. Program dan Kegiatan
7. Sumber Anggaran Dana
8. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program dan kegiatan
11
2. Kajian Khusus
12
DAFTAR PUSTAKA
13