Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
maksimal tetapi kenyataan sering tidak terelakkan. Masih untung bagi kita yang
mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak-Nya bisa dimengerti, meski itu
berarti derita.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan
kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana
itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan
masalah yang mudah. Dalam arti mudah difahami dan mudah diterima oleh
mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta yang dikumpulkan sedikit demi
sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini, yaitu:
a) Untuk mengetahui pengertian resiko bencana, bahaya dan kerentanan
b) Untuk mengetahui bagaimana cara penilaian bencana
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1 PENGERTIAN
Bencana (disaster) adalah suatu gangguan serius terhadap
keberfungsian suatu komunitas atau masyarakat yang mengakibatkan kerugian
manusia, materi, ekonomi, atau lingkungan yang meluas yang melampaui
kemampuan komunitas atau masyarakat yang terkena dampak untuk mengatasi
dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri (ISDR, 2004 dalam MPBI,
2007). Bencana dapat dibedakan menjadi dua yaitu bencana oleh faktor alam
(natural disaster) seperti letusan gunungapi, banjir, gempa, tsunami, badai,
longsor, dan bencana oleh faktor non alam ataupun faktor manusia (man-made
disaster) seperti konflik sosial dan kegagalan teknologi.
Bencana (disaster) merupakan fenomena sosial akibat kolektif attas
sistem penyesuaian dalam merespon ancaman (Paripurno, 2002). Renspon itu
bersifat jangka pendek yang disebut mekanisme penyesuaian (coping mechanism)
atau yang lebih jangka panjang yang dikenal sebagai mekanisme adaptasi
(adaptatif mechanism). Mekanisme dalam menghadapi perubahan dalam jangka
pendek terutama bertujuan untuk mengakses kebutuhan hidup dasar: keamanan,
sandang, pangan, sedangkan jangka panjang bertujuan untuk memperkuat
sumber-sumber kehidupannya (Paripurno, 2002).
Bahaya (hazard) adalah suatu fenomena fisik, fenomena, atau aktivitas
manusia yang berpotensi merusak, yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa atau
cidera, kerusakan harta-benda, gangguan sosial dan ekonomi atau kerusakan
lingkungan (ISDR, 2004 dalam MPBI, 2007) atau peristiwa kejadian potensial
yang merupakan ancaman terhadap kesehatan, keamanan, atau kesejahteraan
masyarakat atau fungsi ekonomi masyarakat atau kesatuan organisasi pemerintah
yang selalu luas (Lundgreen, 1986).
3
b) Frekuensi : Berapa sering terjadinya.
c) Durasi : Beberapa durasinya terbatas, seperti pada ledakan, sedang lainnya
mungkin lebih lama seperti banjir dan epidemi.
d) Kecepatan onset : Bisa muncul mendadak hingga sedikit atau tidak ada
pemberitahuan yang bisa diberikan, atau bertahap seperti pada banjir (keculi
banjir bandang), memungkinkan cukup waktu untuk pemberitahuan dan
mungkin tindakan pencegahan atau peringanan. Ini mungkin berulang dalam
periode waktu tertentu, seperti pada gempa bumi.
e) Luasnya dampak : Bisa terbatas dan mengenai hanya area tertentu atau
kelompok masyarakat tertentu, atau menyeluruh mengenai masyarakat luas
mengakibatkan kerusakan merata pelayanan dan fasilitas.
f) Potensi merusak : Kemampuan penyebab bencana untuk menimbulkan
tingkat kerusakan tertentu (berat, sedang atau ringan) serta jenis (cedera
manusia atau kerusakan harta benda) dari kerusakan.
4
a) Data demografi ( jumlah penduduk, kelompok rentan, dan lain-
lain)
b) Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan ( Rumah sakit,
puskesmas, puskesmas pembantu, ambulans, dan lain-lain )
c) Ketersediaan tenaga kesehatan ( dokter, perawat, bidan, dan lain-
lain )
d) Data cakupan pelayanan kesehatan seperti imunisasi, kia, gizi,
dan lain-lain
3. Manajemen (peraturan pendukung, sistem peringatan dini, sistem
pembiayaan, rencana penanganan, dan lain-lain.
Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer maupun sekunder yang
diperoleh secara lintas program/lintas sektor. Data dapat disajikan dalam
bentuk peta yang menggambarkan topografi wilayah, jenis ancaman/bahaya,
demografi, sumber daya, dan lain-lain.
5
C. Penetapkan variable penilaian
1. Karakteristik bahaya
a) Frekuensi
Gambaran kemungkinan suatu bahaya/ancaman untuk terjadi
misalnya sering, jarang, kemungkinan kecil terjadi atau tidak pasti.
b) Intensitas
Diukur dari kekuatan dan kecepatan secara kuantitatif/kualitatif
misalnya banjir dapat diukur dari ketinggiannya (cm), angin puting
beliung diukur dari kecepatan anginnya (km/jam), gempa bumi
diukur dari kekuatan getarannya (SR), konflik dapat diukur dengan
melihat jenis senjata yang dipergunakan (benda-benda tumpul,
senjata tajam, senjata api, bom, dan lain-lain.
c) Dampak
Pengukuran seberapa besar akibat terhadap kehidupan rutin
misalnya parah, sedang, ringan.
d) Keluasan
Luasnya daerah yang terkena secara sederhana dapat diukur
dengan memanfaatkan tingkat wilayah administratif (kampong,
desa, kecamatan, kabupaten/kota)
e) Uluran waktu (time frame)
Rentang waktu mulai adanya tanda-tanda awal hingga terjadinya
dan lamanya proses bencana berlangsung. Misalnya gempa bumi
tidak memiliki tanda-tanda awal dan berlangsung singkat, gunung
meletus memiliki tanda-tanda awal dan waktu terjadinya masih
dapat diperkirakan sejak tanda-tanda awal diketahui dan lamanya
proses bisa 1 hari atau lebih, banjir memiliki tanda-tanda awal dan
waktu terjadinya masih dapat diperkirakan sejak tanda-tanda awal
diketahui dan lamanya proses dapat hitungan jam, hari bahkan
minggu.
6
2. Kerentanan
a) Fisik
Kekuatan struktur bangunan fisik terhadap bencana (rumah,
fasilitas umum, perkantoran, dan lain-lain)
b) Sosial
Meliputi unsur demografi (proporsi kelompok rentan, status
kesehatan, budaya, status sosial ekonomi, dan lain-lain)
c) Ekonomi
Meliputi dampak primer (kerusakan/kehilangan harta benda, mata
pencaharian, dan lain-lain) dan sekunder (inflasi, dll)
3. Manajemen
a) Kebijakan
Telah ada/tidaknya kebijakan, peraturan perundangan, peraturan
daerah, protap, dan lain-lain tentang penanggulan bencana
b) Kesiapsiagaan
Telah ada/tidaknya sistem peringatan dini, rencana penanganan
(termasuk pembiayaan)
c) Peran serta masyarakat (PSM)
Meliputi kesadaran dan kepedulian masyarakat akan bencana
D. Penetapan cara penilaian
Penetapan cara penilaian didasarkan pada :
a) Masing-masing jenis bahaya/ancaman
b) Penilaian dilakukan terhadap unsur masing-masing variable
c) Berdasarkan data empiris, pengalaman dan perkiraan
d) Untuk penilaian variable karakteristik bahaya dan kerentanan :
1 = risiko rendah
2 = risiko sedang
3 = risiko tinggi
Untuk penilaian manajemen dinilai dengan skala terbalik :
7
1 = kemampuan tinggi
2 = kemampuan sedang
3 = kemampuan rendah
F. Penilaian
Cara pelaksanaan penilaian antara lain :
1. Masing-masing jenis ancaman/bahaya dinilai berdasarkan unsur
variable
2. Nilai variable karakteristik bahaya merupakan hasil penjumlahan nilai
frekuensi, intensitas, dampak, keluasan dan uluran waktu
3. Nilai variable kerentanan merupakan hasil penjumlahan nilai fisik,
sosial dan ekonomi
4. Nilai variable manajemen merupakan hasil penjumlahan nilai
kebijakan, kesiapsiagaan dan peran serta masyarakat
8
5. Setelah didapat nilai masing-masing variable, kemudian nilai tersebut
dijumlahkan
G. Menetapkan hasil keluaran
Ancaman/bencana (event) dengan nilai tertinggi merupakan yang harus
diprioritaskan
9
BAB III
KESIMPULAN
10