Вы находитесь на странице: 1из 13

Jurnal Endurance 2(3) October 2017 (397-405)

TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP INTENSITAS


NYERI PADA PASIEN POST APPENDIKTOMI
Neila Sulung, Sarah Dian Rani*
Keperawatan Stikes Fort De Kock Bukittinggi
*
sarahdianrani10@gmail.com

Submitted :27-08-2017, Reviewed:07-09-2017, Accepted:08-09-2017


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v2i3.2404

ABSTRAK
Pain is a condition more than a single sensation caused by a certain stimulus. One of the non-
pharmacological erections in handling pain is a hand-held relaxation technique. Finger hand-
held real-time techniques can reduce physical and emotional strain that will relax the body. This study
aims to examine the effect of finger hand relaxation technique on the intensity of pain in post
appendectomy patients. This research uses Quasy Experiment design with One Group Pre-test Post-
Stestdesign. The total population of this study were all patients of post appendectomy in Achmad
Mochtar Hospital. Sampling technique using purposive sampling technique. This study was conducted
on February 17 until 1 May 2017 in the hospital surgery room Achmad Mochtar Bukittinggi.
Data were analyzed by using Paired T-Test with significant value α = 0,005. The results showed that
the average before hand-held finger relaxation technique was 4.80 and the mean result after hand-held
relaxation technique was 3.87. Bivariate results obtained p value 0,000. So it shows there are
differences in pain intensity before and after hand-held relaxation techniques in patients post
appendectomy. From the results of the above research can be concluded that the implementation of
handheld relaxation techniques affect the reduction of post incision appendectomy incision.

Keywords : Appendectomy, Handheld Relaxation Techniques Finger, Pain Intensity

ABSTRAK
Nyeri adalah suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus
tertentu. Salah satu terapi non farmakologi dalam penanganan nyeri adalah teknik relaksasi genggam
jari. Teknik realaksasi genggam jari dapat mengurangi ketegangan fisik dan emosi yang akan membuat
tubuh rileks. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap
intensitas nyeri pada pasien post appendiktomi. Penelitian ini menggunakan desain Quasy Experiment
dengan rancangan One Group Pre-test Post-test. Jumlah populasi penelitian ini adalah seluruh pasien
post appendiktomi di RSUD Achmad Mochtar Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
Purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 februari sampai 1 M ei 2017
diruangan bedah RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Data dianalisis dengan menggunakanUji
Paired T-Test dengan nilai signifikan α=0,005. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata sebelum
dilakukan teknik relaksasi genggam jari adalah 4,80 dan hasil rata-rata sesudah dilakukan teknik
relaksasi genggam jari adalah 3,87. Hasil bivariat didapat p value 0,000. Sehingga menunjukkan ada
perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi genggam jari pada pasien
post appendiktomi. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan teknik relaksasi
genggam jari berpengaruh terhadap pengurangan rasa nyeri insisi post appendiktomi.

Kata Kunci : Appendiktomi, Intensitas Nyeri, Teknik Relaksasi Genggam Jari

Kopertis Wilayah X 1
N.Sulung & S.D.Rani–Teknik Relaksasi Genggam Jari… Jurnal Endurance 2(3) October 2017 (397-405)

PENDAHULUAN diindikasikan bila diagnosa apendiksitis


Appendisitis adalah peradangan dari telah ditegakkan. Hal ini dilakukan sesegera
apendiks vermiformis dan merupakan mungkin untuk menurunkan resiko
penyebab abdomen akut yang paling sering perforasi. Pilihan appendiktomi dapat Cito
(Mansjoer 2000, p. 307). Appendicitis (segera) untuk apendiksitis akut, abses, dan
ditemukan pada semua umur, hanya pada perforasi. Pilihan appendiktomi elektif
anak kurang dari satu tahun jarang untuk appendicitis kronik (Suratun dkk
dilaporkan. Insiden tertinggi pada 2010, p.99 ).
kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu Hampir semua pembedahan
menurun. Insiden laki-laki dan perempuan mengakibatkan rasa nyeri. Nyeri yang
umunya sebanding, kecuali pada umur 20- paling lazim adalah nyeri insisi. Nyeri
30 tahun, insiden lelaki lebih tinggi, terjadi akibat luka, penarikan, manipulasi
namun pada tiga-empat dasawarsa ini jaringan serta organ. Nyeri pasca operasi
menurun secara bermakna (Sjamsuhidayat hebat dirasakan pada pembedahan
2005, p. 640) intratoraks,intra-abdomen, dan pembedahan
Angka kejadian appendicitis cukup ortopedik mayor. Nyeri juga dapat terjadi
tinggi di dunia. Berdasarkan Word Health akibat stimulasi ujung serabut saraf oleh
Organisation (2010) yang dikutip oleh zat-zat kimia yang dikeluarkan saat
Naulibasa (2011), angka mortalitas akibat pembedahan atau iskemia jaringan karena
appendicitis adalah 21.000 jiwa, di mana terganggunya suplai darah. Suplai darah
populasi laki-laki lebih banyak terganggu karena ada penekanan, spasme
dibandingkan perempuan. Angka mortalitas otot, atau edema. Trauma pada serabut kulit
appendicitis sekitar 12.000 jiwa pada laki- mengakibatkan nyeri yang tajam dan
laki dan sekitar 10.000 jiwa pada terlokalisasi (Bradero dkk, 2008, P.103)
perempuan. di Amerika Serikat terdapat Pasca pembedahan (pasca operasi)
70.000 kasus appendicitis setiap tahunnya. pasien merasakan nyeri hebat dan 75%
Sementara untuk Indonesia sendiri penderita mempunyai pengalaman yang
appendicitis merupakan penyakit dengan kurang menyenangkan akibat nyeri yang
urutan keempat terbanyak pada tahun 2006. tidak adekuat (Sutanto, 2004, Novarizki,
Data yang diliris oleh Departemen 2009). Bila pasien mengeluh nyeri maka
Kesehatan RI pada tahun 2008 jumlah hanya satu yang mereka inginkan yaitu
penderita appendicitis di Indonesia mengurangi rasa nyeri. Hal itu wajar,
mencapai 591.819 orang dan meningkat karena nyeri dapat menjadi pengalaman
pada tahun 2009 meningkat mencapai yang kurang menyenangkan akibat
596.132 orang(Eylin, 2009 : Andika, pengelolaan nyeri yang tidak adekuat
2016). Berdasarkan data Dinas (Zulaik, 2008). Teknik farmakologi adalah
Kesehatan Sumatera Barat cara yang paling efektif untuk
menyebutkan bahwa pada tahun 2014 menghilangkan nyeri terutama untuk
jumlah kasus appendisitis nyeri yang sangat hebat yang berlangsung
sebanyak 5.980 penderita, dan 177 selama berjam-jam atau bahkan berhari-
penderita diantaranya menyebabkan hari (Smeltzer and Bare, 2002).
kematian. Dari data di RSUD Achmad
Pemberian analgesic biasanya
Mochtar pada tahun 2014 angka kejadian
dilakukan untuk mengurangi nyeri. Selain
appendiksitis sebanyak 493 pasien dengan
itu, untuk mengurangi nyeri umumnya
rincian 221 pria dan 272 wanita, dan pada
dilakukan dengan memakai obat tidur.
tahun 2015 angka kejadian appendiksitis
Namun pemakaian yang berlebihan
sebanyak 521 pasien dengan perincian 204
membawa efek samping kecanduan, bila
pria dan 317 wanita dan 2 tahun berturut-
overdosis dapat membahayakan
turut ada 7 pasien yang meninggal dunia.
pemakainya (Coates, 2001 : Pinandita
Appendiktomi adalah pembedahan
2012).
untuk mengangkat apendiks pembedahan
Beberapa penelitian, telah kelompok eksperimen yang mendapat
menunjukkan bahwa relaksasi efektif perlakuan relaksasi genggam jari selama 3-
dalam menurunkan nyeri pascaoperasi.Ini 5 menit berturut-turut sebanyak 3 kali.
mungkin karena relatif kecilnya peran Berdasarkan penelitian Iin Pinandita dkk
otot-otot skeletal dalam nyeri pasca- (2012) dalam penelitiannya tentang
operatif atau kebutuhan pasien untuk “Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap
melakukan teknik relaksasi tersebut agar Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien
efektif. Periode relaksasi yang teratur dapat Post Operasi Laparatomi” bahwa teknik
membantu untuk melawan keletihan relaksasi genggam jari dapat menurunkan
dan ketegangan otot yang terjadi dengan intensitas nyeri pada pasien post operasi.
nyeri kronis dan yang meningkatkan nyeri Berdasarkan survei awal yang peneliti
(Smeltzer and Bare 2001). lakukan di ruang rawat inap RSUD
Relaksasi merupakan kebebasan mental Achmad Mochtar Bukittinggi terhadap 2
dan fisik dari ketegangan dan stress, karena pasien dengan post appendiktomi , pasien
dapat mengubah persepsi kognitif dan tersebut mengeluh nyeri dengan skala nyeri
motivasi afektif pasien.Teknik relaksasi berat terkontrol (skala nyeri 7), dan
membuat pasien dapat mengontrol diri perawat yang bertugas juga mengatakan
ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, bahwa ada pasien yang menangis dengan
stress fisik dan emosi pada nyeri (Potter & nyeri tersebut. Menurut perawat yang
Perry 2005, p.1528). bertugas di rawat inap tersebut, umumnya
Menurut Chanif, Petpichetchian & pasien yang mengalami keluhan nyeri
Chongchaeron, (2013) salah satu jenis post op tersebut mendapat obat penghilang
relaksasi yang digunakan dalam nyeri seperti obat analgetik dan dari
menurunkan intensitas nyeri setelah operasi perawat yang diwawancarai tidak pernah
adalah dengan relaksasi genggam jari yang melakukan teknik genggan jari untuk
mudah dilakukan oleh siapapun yang menurunkan intensitas nyeri. Berdasarkan
berhubungan dengan jari tangan dan aliran uraian diatas peneliti tertarik untuk
energi di dalam tubuh kita. Teknik melakukan penelitian tentang pengaruh
genggam jari disebut juga finger hold teknik relaksasi genggam jari terhadap
(Liana 2008 ; Andika 2006) intensitas nyeri pada pasien post
Menggenggam jari sambil mengatur appendiktomi.
napas (relaksasi) dilakukan selama kurang
lebih 3-5 menit dapat mengurangi METODE PENELITIAN
ketegangan fisik dan emosi, karena Penelitian ini menggunakan Quasy
genggaman jari akan menghangatkan titik- Eksperimental bertujuan untuk mengetahui
titik keluar dan masuknya energi gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai
meridian (energy channel) yang terletak akibat dari adanya perlakuan tertentu atau
pada jari tangan kita. Titik-titik refleksi eksperimen tersebut (Notoatmodjo 2010,
pada tangan akan memberikan rangsangan p.50). Rancangan penelitian eksperimen ini
secara refleks (spontan) pada saat adalah Desaigns dengan metode rancangan
genggaman. Rangsangan tersebut akan One Group Pre-test Post-test. Rancangan
mengalirkan gelombang listrik menuju otak ini tidak mengggunakan kelompok
yang akan diterima dan diproses dengan pembanding (kontrol), tetapi dilakukan
cepat, lalu diteruskan menuju saraf pada observasi pertama (pretest) yang
organ tubuh yang mengalami gangguan, memungkinkan menguji berubahan-
sehingga sumbatan di jalur energi menjadi perubahan yang terjadi setelah adanya
lancar (Puwahang, 2011 ; Andika 2006). eksperimen (Notoatmodjo 2010, p.57).
Hal ini pernah dibuktikan oleh Iin Penelitian dilakukan diruang rawat
Pinandita dkk (2012) yang menyatakan inap bedah RSUD Achmad Mochtar
terdapat perbedaan penurunan skala nyeri Bukittinggi tahun 2017 pada 17 Februari
rata-rata sebesar 4,88 % pada pasien sampai 1 Mei 2017. Populasi dari
penelitian
adalah seluruh pasien post appendiktomi di bedah RSUD Dr. Achmad mochtar
RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi 2017. 2. Peneliti menemui langsung
Populasi sebanyak 15 orang dengan jumlah responden dengan post
sampek diambil 10 orang yang diambil appendiktomi keruang rawat bedah.
secara purposive sampling dengan 3. Peneliti memperkenalkan diri
memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi dan menjalin hubungan saling
sampel. Kriteria inklusi sampel pada percaya dengan responden yang
penelitian ini adalah : Pasien berusia menjadi responden yang telah
antara ditentukan penelitian.
15 tahun sampai 50 tahun, Bersedia 4. Peneliti menjelaskan secara
menjadi responden dengan singkat tentang penelitian.
menandatangani informed consent. Pasien 5. Peneliti meminta persetujuan
post appendiktomi hari ke-1, Pasien kepada pasien untuk kesediaannya
mendapatkan analgetik yang sama. menjadi responden untuk
Pasien dengan skala nyeri ringan, mendatangani lembar persetujuan
sedang dan berat, dapat diajak menjadi responden yang telah
berkomunikasi peneliti siapkan.
Variabel dalam penelitian ini 6. Pasien yang telah ditetapkan
adalah variabel independent (bebas)/ dijadikan kelompok eksperimen
Intervensi yaitu relaksasi genggam jari setelah menyetujui lembar
adalah sebuah teknik relaksasi yang persetujuan (informed concent)
digunakan untuk meredakan atau yang telah diajukan peneliti.
mengurangi intensitas nyeri pasca 7. Penelitian melakukan tes awal
pembedahan yang dilakukan pada pasien (pretest) dengan memberikan
postoperasi apendiktomy di Ruang Bedah pertanyaan memilih skala nyeri
RSUD Dr. Achmad Mochtar yang dirasakan dan memilih skala
Bukittinggi.Variabel Dependen pada nyeri menggunakan lembaran
penelitian ini adalah Intensitas nyeri pasien checklist yang telah ditetapkan
postoperasi apendiktomy yang di ukur mewakili sensasi nyeri yang
dengan cara mengobservasi intensistas dirasakan serta hasil tersebut dicatat
nyeri pasien menggunakan lembaran dalam lembaran hasil pengukuran.
pengukuran nyeri yang alatnya
menggunakan numeric skala rasa nyeri Saat dilakukan relaksasi genggam
yaitu skala 1- 3 : nyeri ringan, skala 4-6 jari (Intervensi)
: nyeri sedang,.dan skala 7-10: nyeri berat 1. Posisikan pasien dengan
(Potter & Perry 2005).Teknik pengumpulan berbaring lurus ditempat tidur,
data pada penelitian ini dilakukan dalam 3 minta pasien untuk mengatur nafas
tahap yaitu : dan merileksasikan otot.
2. Peneliti duduk berada disamping
Sebelum dilakukan relaksasi genggam pasien, relaksasi dimulai dengan
jari (Pretest) menggenggam ibu jari pasien
1. Peneliti sebelumnya menetapkan dengan tekanan lembut, genggam
pasien post appendiktomi hingga nadi pasien terasa
berdasarkan kriteria dengan berdenyut.
diagnosa appendiksitis dan 3. Pasien diminta unuk mengatur nafas
direncanakan untuk dilakukan dengan hitungan mundur
tindakan appendiktomi 4. Genggam ibu jari selama kurang
1. Sebelum peneliti mendapatkan lebih 3-5 menit dengan napas secara
siapa yang akan menjadi responden, teratur dan kemudian seterusnya
peneliti meminta daftar nama pasien satu persatu beralih kejari
post appendiktomi di Ruangan selanjutnya dengan rentang waktu

Kopertis Wilayah X 400


yang sama. Berdasarkan tabel 5.1 diatas rata-
Setelah dilakukan relaksasi genggam rata intensitas nyeri sebelum dilakukan
jari (Posttest)
1. Setelah kurang lebih 15-25
menit, alihkan tindakan untuk
tangan yang lain.
2. Anjurkan pasien untuk
melakukan teknik relaksasi
genggam jari 3 kali dalam sehari.
3. Berikan reinforcement positif atas
keberhasilan responden melakukan
tehnik relaksasi genggam jari.
4. Tes akhir dilakukan sama dengan
melakukan tes awal dengan
memberikan pertanyaan tentang
nyeri yang dirasakan dan memilih
skala nyeri menggunakan lembaran
checklist yang telah ditetapkan
mewakili sensasi nyeri yang
dirasakan serta hasil tersebut
dicatat dalam lembaran hasil
pengukuran.
5. Catat dan dokumentasikan hasil
observasi yang telah dilakukan
6. Ucapkan terima kasih atas
kesediaan responden untuk
berpartisipasi
7. Lakukan pengolahan data pada
data yang telah terkumpul untuk
dijadikan laporan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada penelitian ini penulis
melakukan intervesi pada 10 responden
post appendiktomi dengan melakukan
beberapa langkah intervensi sehingga
dapat mengurangi rasa nyeri pada pasien.
Dengan teknik genggam jari.
1. Intensitas nyeri sebelum
dilakukan teknik relaksasi
genggam jari
Tabel 1. Rata - rata intensitas nyeri
sebelum dilakukan teknik relaksasi
genggam jari pada pasien post
appendiktomi di Ruangan bedah RSUD
Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017

VariabelMean SD Minimum MaximumN

Pre test 4,80 0,689 4 6 10


intervensi genggam jari terhadap pasien Menurut penelitian yang dilakukan
post appendiktomi adalah 4,80 dengan oleh Karokaro M (2014) mengatakan
standar deviasi 0,689, intensitas nyeri bahwa karakteristik responden berdasarkan
minimal-maksimal adalah 4-6. umur dengan rata-rata 20-58 tahun.
Kebanyakan pasien dengan post Reaksi fisik seseorang terhadap nyeri
appendiktomi masih merasakan nyeri. meliputi perubahan neurologis yang
Nyeri merupakan suatu mekanisme spesifik. Perbedaan perkembangan yang
proteksi bagi tubuh, timbul ketika ditemukan antara kelompok usia ini dapat
jaringan sedang rusak, dan menyebabkan mempengaruhi bagaimana anak-anak dan
individu tersebut bereaksi untuk orang dewasa bereaksi terhadap nyeri.
menghilangkan rasa nyeri (Andarmoyo Dalam penelitiannya terdapat 12 dengan
2013, p.16). Menurut potter & perry usia kelompok eksperimen dan rata-rata
merupakan variabel penting yang intensitas nyeri sebelum dilakukan teknik
mempengaruhi nyeri khususnya pada relaksasi genggam jari adalah 6,25 dengan
anak dan orang dewasa. Pada usia anak standar deviasi1,357.
kesulitan untuk memahami nyeri dan Menurut penelitian yang dilakukan
beranggapan perawat dapat menyebabkan oleh Andika & Mustafa (2016) mengatakan
nyeri. Usia lebih muda yang belum bahwa faktor yang mempengaruhi ambang
mempunyai kosakata yang banyak, nyeri seseorang yaitu pengalaman masa
mempunyai kesulitan lalu. Responden yang mengalami nyeri
untuk yang timbul berikutnya akan mengalami
mendiskripsikan secara verbal dan nyeri yang lebih ringan. Hal ini terjadi
mengekspresikan nyeri kepada orang tua karena tingkat toleransi pada pasien
atau perawat. Sementara orang dewasa terhadap nyeri lebih tinggi. Selain itu untuk
dapat mengekspresikan dan mengatakan mengurangi rasa nyeri juga bisa dilakukan
secara langsung rasa nyeri yang
dirasakannya.
dengan Usaha untuk mengurangi atau post appendiktomi adalah 3,87 dengan
menghilangkan rasa nyeri biasanya standar deviasi 0,652 ,intensitas nyeri
menggunakan pengobatan farmakologi dan
non-farmakologi. (Asmita Dahlan, 2017)
Menurut asumsi peneliti bahwa
nyeri yang dirasakan oleh pasien post
operasi appendiktomi berbeda-beda, hal ini
terbukti darihasil penelitian terlihat bahwa
nyeri paling berat ditemukan pada pasien
laki-laki dimana dari penelitian yang
peneliti dapat ada 2 orang pasien laki-
laki yang mengalami nyeri berat yaitu
dengan skala nyeri 7 pada hari I post
appendiktomi sedangkan nyeri sedang
ditemukan paling banyak pada pasien
perempuan dimana dari penelitian yang
peneliti dapat ada 4 orang pasien
perempuan yang mengalami nyeri sedang
yaitu dengan skala nyeri 5 dan 6.
Sedangkan dari teori Andika (2016) faktor-
faktor yang mempengaruhi nyeri pada
pasien post appendiktomi disebabkan
karena banyak faktor seperti perhatian
responden terhadap nyeri dengan cara
responden tidur untuk mengurangi nyerinya
dan dukungan dari keluarga seperti
keluarga selalu menemani ketika pasien
mengeluh nyeri dengan tidak
meninggalkan pasien diruangan sendiri.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
intensitas nyeri pada setiap pasien
berbeda-beda sesuai dengan jenis
kelamin dan faktor-faktor yang
mempengaruhi.

2. Rata-rata intensitas nyeri sesudah


dilakukan teknik relaksasi genggam jari
Tabel 5.2 Rata - rata intensitas nyeri
sesudah dilakukan teknik relaksasi
genggam jari pada pasien post
appendiktomi di Ruangan bedah RSUD
Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2017

VariabelMean SD Minimum MaximumN

Post test 3,87 0,652 3 5 10

Berdasarkan tabel 5.2 diatas rata-


rata intensitas nyeri sesudah dilakukan
intervensi genggam jari terhadap pasien
minimal- maksimal adalah 3-5. terhadap penurunan intensitas nyeri pada
Penelitian ini juga diperkuat oleh pasien post operasi laparatomi di RSUD
Yuliastuti C (2015) yang meneliti Deli Semarang Lubuk Pakam, didapatkan
tentang Pengaruh Relaksasi Genggam Jari bahwa adanya pengaruh teknik relaksasi
Terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri genggam jari terhadap terhadap penurunan
Pada Penderita Post Appendiktomi di intensitas nyeri pada pasien post operasi
Ruangan Inap RSUD Sidoarjo laparatomi di RSUD Deli Semarang Lubuk
didapatkan bahwa pasien post Pakam. Didapatkan rata-rata intensitas
appendiktomi yang mengalami nyeri nyeri 6,25 sebelum perlakuan, kemudian
berat dan setelah menggenggam jari menurun menjadi 3,33 sesudah perlakuan.
selama 30-50 menit, mayoritas pasien Menurut asumsi peneliti, teknik
appendiktomi mengalami nyeri sedang, relaksasi genggam jari merupakan salah
dimana didapatkan (ρ= 0,001). satu pengobatan nonfarmakologi yang
Penelitian ini juga diperkuat oleh dilakukan dengan message pada tangan,
Andika & Mustafa (2016) yang meneliti yang sangat sederhana dan mudah
tentang Pengaruh Teknik Relaksasi dilakukan oleh siapapun yang berhubungan
Genggam Jari terhadap Penurunan dengan jari tangan. Teknik relaksasi
Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi genggam jari dapat dilakukan sendiri dan
Apendiktomy didapatkan hasil bahwa sangat membantu dalam kehidupan sehari-
teknik relaksasi genggam jari membantu hari untuk merilekskan ketegangan fisik.
mengurangi nyeri dan menghasilkan Namun pada penelitian ini masih
relaksasi dan melancarkan sirkulasi. ditemukan bahwa intensitas nyeri tidak
Penelitian ini diperkuat oleh berubah atau tetap sesudah diberikan
penelitian yang dilakukan oleh Karokaro teknik relaksasi genggam jari, hal ini
M(2014) yang meneliti tentang disebabkan karena pasien saat
pengaruh teknik relaksasi genggam jari dilakukan intervensi tidak
merasa senang dengan kehadiran peneliti Menurut potter & perry (2005), terapi
sehingga mempengaruhi pasien saat itu. genggam jari dapat mengontrol diri ketika
terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress
3. Pengaruh Teknik Relaksasi Gengam fisik dan emosi pada nyeri. Relaksasi juga
Jari Terhadap Intensitas Nyeri di dapat menurunkan kadar hormone stress
Ruangan bedah RSUD Achmad cortisol, menurunkan sumber-sumber
Mochtar BukittinggiTahun 2017 depresi sehingga nyeri dapat terkontrol dan
Tabel 5.3Pengaruh Teknik Relaksasi fungsi tubuh semakin membaik.
Gengam Jari Terhadap Intensitas Nyeri Penelitian ini sejalan dengan
di Ruangan bedah RSUD Achmad penelitian yang dilakukan oleh Karokaro M
Mochtar BukittinggiTahun 2017 (2014) berjudul pengaruh teknik relaksasi
genggam jari terhadap penurunan intensitas
nyeri pada pasien post operasi laparatomi di
Variabel Rata-rata SD Min-MaksPvalue N
Intensita 4,80 0,689 4-6 0,000 RSUD Deli Semarang Lubuk Pakam
s Nyeri 10 dengan hasil menggunakan uji T atau
Pre test
paired sample t-test menunjukan bahwa p
Intensitas Value adalah 0,000 < a 0,05 berarti ada
Nyeri 3,87 0,652 3-5 perbedaan yang signifikan antara
10 intensitas nyeri sebelum dan sesudah
Berdasarkan tabel 5.3 di atas dilakukan teknik relaksasi genggam jari
terlihat statistik deskriptif berupa rata-rata pada pasien post operasi laparatomi.
dan standar deviasi intensitas nyeri Berdasarkan uji statistic dengan
sebelum dan sesudah perlakuan. Rata-rata menggunakan uji T atau paired sample t
intensitas nyeri sebelum perlakuan adalah test menunjukkan bahwa reratai ntensitas
4,80 dengan standar deviasi 0,689. Pada nyeri sebelum dan sesudah teknik
pengukuran intensitas nyeri sesudah relaksasi genggam jari yaitu 2,917 dengan
pelakuan didapatkan rata-rata intensitas standar deviasi 0,669. Hal tersebut
nyeri sesudah adalah 3,87 dengan standar menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
deviasi 0,652. yang positif antara sebelum dan sesudah
Penelitian ini sejalan dengan teknik relaksasi genggam jari.
penelitian yang dilakukan oleh Andika & Menurut asumsi peneliti, semua
Mustafa (2016) yang meneliti tentang responden mengalami penurunan intensitas
Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari nyeri sebelum dan sesudah teknik relaksasi
terhadap Penurunan Intensitas Nyeri genggam jari. Hal ini terjadi karena teknik
Pasien Post Operasi Apendiktomy relaksasi genggam jari memberikan suatu
didapatkan hasil bahwa dilihat perbedaan tindakan untuk membebaskan mental dan
intensitas nyeri sebelum dan sesudah teknik fisik dari ketegangan dan stress, sehingga
genggam jari adalah sebesar 1,400, dengan dapat meningkatkan toleransi terhadap
nilai standar deviasi sebesar 0,699. nyeri. Menggenggam jari sambil menarik
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan nafas dalam dapat mengurangi dan
menggunakan uji Shapiro wilk didapatkan menyembuhkan ketegangan fisik dan
nilai p > 0,05 maka data berdistribusi emosi, karena genggaman jari akan
normal dan uji hipotesis yang digunakan menghangatkan titik-titik keluar dan
adalah uji parametric yaitu uji paired t-test. masuknya energy pada meridian yang
Hasil uji statistik (paired t-test ) didapatkan terletak pada meridian yang terletak pada
nilai p value 0,000 (p<0,05) berarti terdapat jari tangan kita. Sehinggan intensitas nyeri
pengaruh teknik genggam jari terhadap akan berubah atau mengalami modlasi
penurunan intensitas nyeri pada pasien post akibat stimulasi relaksasi genggam jari
operasi apendiktomy di RS Dr. yang lebih dahulu dan lebih banyak
Reksodiwiryo Padang Tahun 2016. mencapai otak. Genggam jari dapat
dilakukan sendiri dan sangat membantu 1.278
dapat dilakukan sendiri dan sangat
membantu dalam kehidupan sehari- hari Yuliastuti, C. (2015). Effect Of Handheld
untuk merilekskan ketegangan fisik. Jadi, Finger Relaxation On Reduction Of
ada pengaruh teknik relaksasi genggam jari Pain Intensity In Patients With Post-
terhadap intensitas nyeri terhadap pada Appendectomy At Inpatient Ward ,
pasien post appendiktomi di ruangan bedah RSUD Sidoarjo, 5(3), 53–58.
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
tahun 2017. Andika M, Mustafa, R, (2016),
Pengaruh Teknik Relaksasi
SIMPULAN Genggan Jari Terhadap Penurunan
Rata – Rata intensitas nyeri pada Inte (Yuliastuti, 2015) Intensitas
pasien post appendiktomi di ruangan bedah Nyeri Paisen Post Operasi
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Apendiktomy di RS DR.
tahun 2017 sebelum diberikan Intervensi Reksodiwiryo, STIKes
Teknik Relaksasi Genggam Jari adalah Mercubaktijaya Padang.(Oral,
4,80 dengan standar deviasi 0,689. Nilai Andramoyo, S, 2013. Konsep & Proses
minimal 4 dan nilai maksimal 6.Rata – Keperawatan Nyeri, penerbit Ar-
Rata intensitas nyeri pada pasien post Ruzz Media Jogjakarta.,
appendiktomi di ruangan bedah RSUD Dr. (Andarmoyo, 2013)
Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017
sesudah diberikan Intervensi Teknik
Almeta. 2015. Bagaimana Obat
Relaksasi Genggam Jari adalah 3,87
Bekerja Dalam Tubuh.
dengan standar deviasi 0,652. Nilai
Diakses dari
minimal
:(file:///D:/obat/Bagaimana-Obat-
3 dan nilai maksimal 5. Ada pengaruh
Bekerja- Dalam-Tubuh-
teknik relaksasi genggam jari terhadap
ALMETA.htm) 9 Januari 2017
intensitas nyeri pada pasien - pasien post
appendiktomi di ruangan bedah RSUD Dr.
Andika M, Mustafa, R, (2016),
Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017
Pengaruh Teknik Relaksasi Genggan
dengan nilai p=0,000. Agar rumah sakit
Jari Terhadap Penurunan Intensitas
dapat menerapkan pelaksanaan terapi non
Nyeri Paisen Post Operasi
farmakologis pada pasien post operasi
Apendiktomy di RS DR.
apendiktomi berupa teknik relaksasi
Reksodiwiryo, STIKes
genggam jari. Diharapkan penelitian ini
Mercubaktijaya Padang.
dapat dikembangkan lebih lanjut dengan
(Oral, Poster, & Kesehatan, 2016)
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
.
nyeri pada pasien post apendiktomi dengan
menggunakan metode penelitian yang
Baradero, M, Dayrit, M, & Siswandi, Y,
berbeda dan menggunakan teknik non
2008. Prinsip dan praktik
farmakologis lainnya seperti faktor usia,
Keperawatan perioperatif, EGC. Jakarta
jenis kelamin dan pengalaman masa lalu.
(baradero,
2008)
DAFTAR PUSTAKA
Asmita Dahlan, T. V. S. (2017). Pengaruh
Terapi Kompres Hangat Terhadap Faridah, V 2015.Penurunan Tingkat Nyeri
Nyeri Haid (Dismenorea) Pada Siswi Pasien Post Op Apendisitis Dengan
SMK Perbankan Simpang Haru Tehnik Distraksi Nafas Ritmik,
Padang Asmita. Endurance, Journal, Program Studi S1 Keperawatan
2 (February), 37–44. Http://Doi.Org/: STIKES
Http://Dx.Doi.Org/10.22216/Jen.V2i
Kowalak, Welsh, & Mayer, 2011.Buku
Muhammadiyah Lamongan.(Tehnik Ajar Patofisiologi, EGC.
& Nafas, 2015) Jakarta.(kowalak, welsh, 2011)
Genggam Jari Terhadap Penurunan
Krisanty, P, ( 2009), Asuhan Keperawatan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Gawat Darurat, Penerbit buku Trans
Info Media. Jakarta

Karokaro, M, (2015).Pengaruh Teknik


Relaksasi Genggam Jari Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Pada
Pasien Post Operasi Laparatomi
di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Deli Serdang Lubuk Pakam.
(Volume 3, No.4, Desember 2014-
februari
2015)

Liana, E. (2008).Teknik Relaksasi :


Genggam Jari untuk Keseimbangan
Emosi.Diakses dari
:http://www.pembelajar.
com/teknikrelaksasi -genggam-jari
untuk keseimbangan emosi [6
Desember 2012].

Maliya A, dkk, (2016). Pengaruh Teknik


Relaksasi Genggam Jari Terhadap
Penurunan Kecemasan Pada
Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea.

Mansjoer, A, Suprohaita, dkk,


2000.Kapita
Selekta Kedokteran, Jilid 2, Edisi 3,
Jakarta.

Potter & Perry, 2005. Buku Ajar


Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses dan Praktik. Volume 2, Edisi
4, EGC, Jakarta.
(Andarmoyo, 2013)

Notoatmodjo, S. 2010, Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012, Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.

Pinandita, I, Purwanti, E, & Utoyo, B


(2012).Pengaruh Teknik Relaksasi
Operasi Laparatomi, Jurusan
Keperawatan

STIKes Muhammadiyah Gombong.


(“Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, Volume 8, No. 1,
Februari 2012,”
2012)

Potter & Perry, 2005.Buku Ajar


Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses dan Praktik.
Volume 2, Edisi 4,
EGC,
Jakarta.(Andarmoyo, 2013)

Ramadina, S, Utami, S, & Jumaini


(2014), Efektifitas Teknik Relaksasi
Genggam Jari dan Nafas Dalam
Terhadap Penurunan Dismenore,
Program Studi Ilmu Keperawatan,
Universitas Riau.(Ramadina,
Utami, Studi, Keperawatan, &
Riau, n.d.)

Rekam Medik RSUD Dr. Achmad


Mochtar
(2016)

Suratun & Lusianah, 2010.Asuhan


Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Gastrointestinal,
Jakarta.

Sjamsuhidajat, R, & Jong, W 2005.Buku


Ajar Ilmu Bedah.Edisi 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Smeltzer, S & Bare, B 2001.Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah, Vol
1, Edisi 8 p. 233, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC. Jakarta

Widyawati, E, (2015), Pemberian teknik


relaksasi genggam jari terhadap
penurunan intensitas nyeri pada
asuhan keperawatan An, A dengan
post operasi appendicitis
laparatomi diruang kantil 2
RSUD karanganyar.(Laparatomi &
Ruang, 2015)

Вам также может понравиться