Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Hisprung adalah suatu kelainan tidak adanya sel ganglion parasimpati pada
usus, dapat dari kolon sampai pada usus halus (Ngastiyah, 2009).
Hisprung atau aganglionik konginetal adalah tidak adanya sel ganglion pada
Hisprung adalah tidak adanya sel ganglion dalam rectum dan sebagian tidak
2. Etiologi
a. Mungkin karena adanya kegagalan sel-sel “neural crest” abrional yang
usus.
b. Disebabkan oleh tidak adanya sel ganglion parasimpatis dari plekusus
auerbeeh di kolon.
c. Sebagian besar segmen yang aganglionik mengenai rektum dan bagian
bawah kolon sigmod dan terjadi hipertorfi serta distersi yang berlebuh
yang banyak.
4. Patofisiologi
dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa kolon distal,
segmen aganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian proksimal
adanya gerakan tenaga pendorong (peristatik) dan tidak adanya evakuasi usus
usus dan distensi pada saluran cerna bagian proksimal sampai pada bagian
Perubahan status
kesehatan anak
Gangguan rasa
Pembedahan
nyaman nyeri
6. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan rektum
b. Pemeriksaan rektal biopsi, fungsinya untuk mendeteksi ada tidaknya sel
ganglion.
c. Pemeriksaan nianometri anorektal fungsinya untuk mencatat respon
7. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi infeksi b.d adanya insisi
b. Nyeri b.d pembedahan insisi
c. Kerusakan integritas kulit b.d perbaikan pembedahan
d. Perubahan kebutuhan nutrisi b.d pembedahan gastriintestinal.
1 Resiko tinggi infeksi b.d Tidak terjadinya penyebaran 1. Monitor output insisi
2. Lakukan perawatan
adanya insisi infeksi dengan KH.
- Tidak adanya lesi pada daerah insisi.
- Tidak mengalami 3. Kolaborasi pemberian
kematian jaringan antibiotik.
2 Nyeri b.d pembedahan insisi Pasien merasa nyaman 1. Observasi dan
setelah dilakukan perawatan monitoring tanda skla
sela 1 x 24 jam dengan KH. nyeri.
- Nyeri berkurang 2. Lakukan teknik
- Pasien merasa tenang.
pengurangan nyeri
seperti teknik pijat
punggung/sentuhan.
3. Kolaborasi dalam
pemberian analgetik.
3 Kerusakanintegritas kulit Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji insisi pembedahan
b.d perbaikan pembedahan. keperawatan selama 2 x 24 bengkak dan drainage.
2. Berikan perawatan kulit
jam, diharapka luka
untuk mencegah
membaik dengan KH :
- Luka membaik kerusakan kulit.
- Tidak ada pelebaran 3. Oleskan krim jika perlu.
kerusakan kulit.
tubuh, dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multifungsi sel
tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel, adanya multi fungsi dan
bertambanya usia sel berarti ada pertumbuhan secara kognitif dan hal
tersebut terjadi sejak konsepsi, yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma
hingga dewasa.
b. Perkembangan adalah berkembangnya kemampuan dan struktur/fungsi
tubuh yang tidak kompleks dalam pola teratur dapat diperkirakan dan
berlainan.
b) Keluarga
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau
perawakan pendek.
dengan laki-laki.
e) Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan,misalnya sindrom
down.
2) Pengaruh hormone
Pengaruh hormone sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu sejak jani
berusia 4 bulan.
b. Faktor lingkungan
Factor lingkungan yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga,
dan sebagainya.
organ
c. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi
sampai kelahiran.
b. Masa pascanatal
1) Masa neonatal usia ( 0-28 hari)
a) Neonatal dini (0-7 hari)
b) Neonatal lanjut (8-28 hari)
2) Masa bayi
a) Masa bayi dini (1-12 bulan)
b) Masa bayi akhir (1-2 tahun)
3) Masa prasekolah (2-6 tahun)
a) prasekolah awal 2-3 tahun
b) prasekolah akhir 4-6 tahun
4) Masa sekolah
a) Wanita 6-10 tahun
b) Laki-laki 8-12 tahun
2 kali berat badan lahir. Pada umur 5 bulan akan menjadi 3 kali BB lahir,
pada umur 1 tahun akan menjadi 4 kali BB lahir. Pada umur 2 tahun
kenaikan BB rata-rata 2 kg/ tahun dan pada tahun pertama jika anak
kepala ini lebih besar dari lingkar dada. Pada anak umur 6 bulan lingkar
dewasa 54 cm.
d. Gigi
Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan, pada umur satu tahun sebagian
besar anak mempunyai 6-8 gigi susu, selama tahun kedua gigi tumbuh
menjadi 8 biji sehingga seluruhnya sekitar 14-16 gigi, dan pada umur 2,5
yang pesat.
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta.
Doengoes Merillyn. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan. Nursing Care Plane. EGC.
Jakarta.
Hidayat, Azis Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika
Suriadi dan Rita Juliani. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Anak, edisi I. Jakarta : PT.
Fajar Interpratama.