Вы находитесь на странице: 1из 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN 2 (KDK 2)


PERAWATAN BEDAH KEBIDANAN

Disusun Oleh:

NAMA : NANING WULANDARI


NIM : 15140225
KELAS : F13.3

PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KETERAMPILAN DASAR KLINIK II

Prodi / Fakultas : DIII Kebidanan/ Fakultas Ilmu Kesehatan


Nama Institusi : Universitas Respati Yogyakarta
Mata kuliah : Keterampilan Dasar Klinik II
Kelas / Semester : A/ II (Dua)
Pertemuan ke : 15 (lima belas)
Alokasi Waktu : 50 Menit
Pokok Bahasan : Melaksanakan Perawatan Bedah Kebidanan

I. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu melaksanakan perawatan bedah kebidanan sesuai dengan
konsep, sikap dan keterampilan.

II. KOMPETENSI DASAR


Mahasiswa mampu memahami tentang perawatan bedah kebidanan.

III. INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian Perioperasi.
2. Menjelaskan jenis- jenis Pembedahan.
3. Menjelaskan persiapan dan perawata pre operasi, intra operasi dan post
operasi.
4. Menjelaskan jenis- jenis Anastesi.

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu menjelaskan
pengertian Perioperasi
2. Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu menjelaskan Jenis-
jenis Pembedahan.
3. Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menjelaskan
persiapan dan perawatan Pre Operasi, Intra Operasi dan Post Operasi.
4. Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu
menjelaskan jenis-jenis Anestesi.

V. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Perioperasi
2. Jenis- jenis Pembedahan
3. Persiapan dan perawatan : Pre Operasi, Intra Operasi, Post Operasi
4. Jenis- jenis Anestesi

VI. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan EEK
2. Metode pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
Penugasan

VII. Alat/Media/Sarana Pembelajaran


1. LCD
2. Laptop
3. Power Point tentang melaksanakan perawatan bedah kebidanan.
4. Laser Pointer
5. Papan tulis
6. Spidol

VIII. Langkah – Langkah Pembelajaran


Alokasi
No Kegiatan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
waktu
1 Kegiatan 5 Menit 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
awal 2. Menanyakan kabar 2. Menjawab kabar
mahasiswa
3. Memimpin doa bersama 3. Berdoa bersama
4. Melakukan apersepsi 4. Memperhatikan dan
pembelajaran perawatan menjawab
bedah kebidanan pertanyaan
5. Menjelaskan tujuan 5. Memperhatikan
pembelajaran
2 Kegiatan 40 1. Menjelaskan pengertian 1. Memperhatikan dan
Inti Menit perioperasi mendengarkan
2. Menjelaskan Jenis- jenis 2. Memperhatikan dan
pembedahan mendengarkan
3. Menjelaskan persiapan 3. Memperhatikan dan
dan perawatan pre mendengarkan
operasi, intra operasi, dan
post operasi.
4. Menjelaskan jenis- jenis 4. Memperhatikan dan
anastesi. mendengarkan.
5. Memberi kesempatan 5. Bertanya tentang
kepada mahasiswa untuk materi yang kurang
bertanya jelas
6. Memberi kesempatan 6. Mencoba menjawab
kepada mahasiswa lain pertanyaan dari
untuk menjawab sesama mahasiswa
7. Mengklarifikasi 7. Mendengarkan
pertanyaan dan jawaban penjelasan dosen
mahasiswa
3 Kegiatan 5 Menit 1. Melakukan evaluasi 1. Menjawab
Penutup dengan memberikan pertanyaan dosen
pertanyaan lisan
2. Membuat kesimpulan 2. Berpartisipasi
materi dengan melibatkan menyimpulkan
mahasiswa materi
3. Melakukan refleksi materi 3. Memperhatikan
yang telah disampaikan
4. Memberikan tugas 4. Mendengarkan dan
lanjutan mencatat
5. Menunjukan referensi 5. Memperhatikan
6. Menutup pertemuan 6. Menjawab salam
dengan mengucapkan
salam penutup

IX. Evaluasi
a. Teknik Penilaian : Tes
b. Bentuk Instrumen : Pertanyaan lisan
c. Rubrik penilaian :
Skor 0 : jika tidak dijawab
Skor 10-25 : jika dijawab salah
Skor 26-50 : Jika dijawab sedikit benar
Skor 51-75 : Jika dijawab mendekati benar
Skor 76-100 : Jika dijawab dengan benar
Jumlah jawaban benar
Nilai : x 100
Jumlah total skor nilai

d. Instrumen Pertanyaan
a. Jelaskan pengertian perioperasi
b. Jelaskan jenis- jenis pembedahan
c. Sebutkan jenis- jenis Anastesi
kunci jawaban :
a. Perioperasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang di
mulai prabedah (praoperasi), bedah (Intraoperasi), dan pascabedah (post
operasi)
b. Jenis- jenis pembedahan yaitu :
- Jenis – Jenis Pembedahan Berdasarkan Lokasi
Berdasarkan lokasinya, pembedahan dapat dibagi mmenjadi bedah
toraks kardiovaskuler, bedah neurologi, bedah ortopedi, beda
urologi, bedah kepala, leher, bedah digesif, dan lain- lain.

- Jenis- Jenis Pembedahan Berdasarkan Tujuan


Berdasarkan tujuannya, pembedahan dibagi menjadi :
1. Pembedahan diagnosis, ditujukan untuk menentukann sebab
terjadinya gejala penyakit seperti biopsi, eksplorasi, dan
laparatomi.
2. Pembedahan kuratif, dilakukan untuk mengambil bagian dari
penyakit, misalnya pembedahan apendektomi
3. Pembedahan restoratif, dilakukan untuk memperbaiki
deformitas, menyambung daerah yang terpisah.
4. Pembedahan paliatif dilakukan untuk mengurangi gejala tanpa
menyebutkan penyakit
5. Pembedahan kosmetik, dilakukann untuk memperbaiki bentuk
tubuh seperti rhinoplasti.
c. Jenis – jenis Anastesi yaitu : menjadi anestesia umum, anestesia
regional, dan anastesia lokal, hipoanestesia dan akupuntur.

X. Referensi
Uliyah, M., dan Hidayat, A. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik.
Salemba medika : Jakarta
. 2012. Praktikum Keterampilan Dasar
Praktik Klinik. Salemba Medika : Jakarta :
Ambarwati, E., dan Sunarsih, T. 2011. KDPK Kebidanan Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta : Nuha Medika

XI. Lampiran Materi

PERAWATAN BEDAH KEBIDANAN

1. PENGERTIAN PERIOPERASI
Perioperasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang di
mulai prabedah (praopperasi), bedah (Intraoperasi), dan pascabedah (post
operasi). Prabedah merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan
pembedahan, dimulai sejak persiapann pembedahan dan berakhir sampai
pasien dimeja bedah. Intrabedah merupakan masa pembedahan yang dimulai
sejak ditransfer ke meja bedah dan berakhir saat pasien dibawa ke ruang
pemulihan. Pascabedah merupakan masa setelah dilaukan pemmbedahan
yang dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai
evaluasi selanjutnya.

2. JENIS- JENIS PEMBEDAHAN


a. Jenis – Jenis Pembedahan Berdasarkan Lokasi
Berdasarkan lokasinya, pembedahan dapat dibagi mmenjadi bedah toraks
kardiovaskuler, bedah neurologi, bedah ortopedi, beda urologi, bedah
kepala, leher, bedah digesif, dan lain- lain.

b. Jenis- Jenis Pembedahan Berdasarkan Tujuan


Berdasarkan tujuannya, pembedahan dibagi menjadi :
1) Pembedahan diagnosis, ditujukan untuk menentukann sebab terjadinya
gejala penyakit seperti biopsi, eksplorasi, dan laparatomi.
2) Pembedahan kuratif, dilakukan untuk mengambil bagian dari penyakit,
misalnya pembedahan apendektomi
3) Pembedahan restoratif, dilakukan untuk memperbaiki deformitas,
menyambung daerah yang terpisah.
4) Pembedahan paliatif dilakukan untuk mengurangi gejala tanpa
menyebutkan penyakit
5) Pembedahan kosmetik, dilakukann untuk memperbaiki bentuk tubuh
seperti rhinoplasti.

3. PERSIAPAN DAN PERAWATAN


a. Perawatan Preoperasi
Keperawatan pre operasi merupakan tahapan awal dari keperawatan
perioperasi. Kesuksesan tindakan pembedahan secara keseluruhan sangat
tergantung pada fase ini. Kesalahan pada fase ini akan berakibat fatal pada
tahap berikutnya. Pengkajian secara integral dari fungsi klien meliputi
fungsi fisik biologis dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan
dan kesuksesan suatu operasi. Adapun persiapan klien pada tahap pre
operasi, meliputi :
1) Konsultasi dengan dokter obstetric dan anestesi
Semua klien yang hendak dioperasi harus diperiksa dokter obstetric dan
dokter anestesi sebelum dilakukan operasi. Anggota multidisiplin lain
bisa juga dilibatkan, misalnya fisioterapis, spesialis penyakit dalam, dan
lain-lain.
2) Pramedikasi
Pra medikasi adalah obat yang diberikan sebelum operasi dilakukan.
Sebagai persiapan atau bagian dari anestesi, misalnya relaksan,
antiemetic, analgesic, dan lain-lain.
3) Perawatan kandung kemih dan usus
Konstipasi dapat terjadi sebagai masalah pascabedah setelah puasa dan
imobilisasi, oleh karena itu lebih baik bila dilakukan pengosongan usus
sebelum operasi. Kateter residua tau indwelling dapat tetap dipasang
untuk mencegah trauma pada kandung kemih selama operasi.
4) Stocking kompresi
Stoking dengan ukuran yang tepat harus dipakai ibu sebelum operasi
dilakukan, terutama pada ibu yang memiliki resiko tinggi, misal
obesitas atau varises vena. Kematian akibat emboli pulmoner
merupakan resiko bagi ibu yang melahirkan melalui operasi dan
mengalami imobilitas.
5) Mengidentifikasi dan melepas protesis
Semua protesis seperti lensa kontak, gigi palsu, kaki palsu, perhiasan
dan lain-lain harus dilepas sebelum pembedahan. selubung gigi juga
harus dilepas apabila akan diberikan anestesi umum, karena adanya
resiko terlepas dan tertelan. Klien harus memakai gelang identitas,
untuk mencegah salah pasien, terutama pada pasien tidak sadar.
6) Persiapan fisik
Persiapan fisik pre operasi dibagi dalam 2 tahap, yaitu persiapan di unit
perawatan dan persiapan di ruang operasi. Berbagai persiapan yang
harus dilakukan antara lain :
a) Status kesehatan fisik secara umum
Meliputi identitas klien, riwayat penyakit yang lalu, riwayat
kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap antara lain status
hemodinamika, status kardiovaskuler, status pernapasan, dan lain-
lain.
b) Status nutrisi
Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan, berat
badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah dan
keseimbangan nitrogen. Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan
klien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan masa
perawatan di rumah sakit menjadi lebih lama. Komplikasi yang
sering terjadi adalah infeksi pasca operasi, dehisiensi, demam,
penyembuhan luka yang lama dan sepsis yang bisa berakibat
kematian.
c) Keseimbangan cairan dan elektrolit
Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya input dan output
cairan. Kadar elektrolit darah juga harus berada dalam rentang
normal. Kadar elektrolit normal adalah Natrium (135-145 mmoll),
Kalium (3,5-5 mmoll), kadar kreatinin (0,70-1,50 mgdl).
d) Kebersihan lambung dan kolon
Lambung dan kolon harus dibersihkan terlebih dahulu dengan klien
dipuasakan 7-8 jam pre operasi yang biasanya dimulai pada pukul
24.00. Pengosongan kolon dilakukan dengan cara lavement.
Tindakan ini bertujuan untuk menghindari aspirasi (masuknya
cairan lambung ke paru-paru) dan menghindari kontaminasi feses ke
area pembedahan sehingga menghindarkan infeksi. Khusus pada
klien yang membutuhkan operasi CITO (segera), tidak perlu
dilakukan pengosongan lambung atau dilakukan pemasangan NGT.
e) Pencukuran daerah operasi
Pencukuran daerah operasi ditujukan untuk menghindari infeksi,
karena rambut pada daerah pembedahan yang tidak dicukur dapat
menjadi tempat sembunyi kuman. Tindakan pencukuran harus
dilakukan dengan hati-hati supaya tidak menimbulkan luka pada
daerah yang dicukur.
f) Personal Hygiene
Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi
karena tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat
mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi.
g) Pengosongan kandung kemih
Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan
pemasangan kateter, selain untuk pengosongan bladder tindakan
kateterisasi juga diperlukan untuk mengobservasi balance cairan.
7) Latihan pra operasi
a) Latihan pernapasan dan batuk efektif
Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
pengembangan paru- paru. Sedangkan batuk dapat menjadi
kontraindikasi pada bedah intrakranial, mata, telinga, hidung dan
tenggorokan karena dapat meningkatkan tekanan, merusak jaringan
dan melepaskan jahitan. Pernapasan yang dianjurkan adalah
pernapasan diafragma, dengan cara seperti berikut ini :

i. Atur posisi semifowler, lutut dilipat untuk mengembangkan


toraks
ii. Tempatkan tangan diatas perut
iii. Tarik napas perlahan melalui hidung, biarkan dada
mengembang
iv. Tahan napas selama 3 detik
v. Keluarkan napas melalui bibir yang sedikit terbuka secara
pelan-pelan
vi. Tarik napas dan dikeluarkan kembali, lakukan hail yang sama
hingga tiga kali setelah nafas terakhir, batukkan untuk
mengeluarkan lendir.
vii. istrahat
viii. Ulangi lagi
b) Latihan kaki
Latihan ini dapat dilakukan untuk mencegah dampak tromboflebitis.
Latihan kaki yang dianjurkan antara lain memompa otot, latihan
quadrisep dan latihan mengencangkan glutea. Latihan
memompakan otot dapat dilakukan dengan mengkontraksikan otot
betis dan paha, kemudian istrahatkan otot kaki dan ulangi hingga
sepuluh kali. Latihan quadrisep dapat dilakukan dengan
membengkokkan lutut kaki rata pada tempat tidur, kemudian
meluruskan kaki pada tempat tidur, mengangkat tumit, melipat lutut
rata pada tempat tidur dan ulangi hingga lima kali. Latihan
mengencangkan glutea dapat dilakukan dengan menekan otot
pantat, kemudian coba gerakkan kaki ke tepi tempat tidur, lalu
istrahat dan ulangi hingga lima kali
8) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lain yang dianjurkan sebelum pelaksanaan operasi
adalah:
a) Pemeriksaan radiologi dan diagnostic : foto toraks, abdomen, foto
tulang, USG, CT Scan, MRI, BNO-IVP, Renogram, Cystoscopy,
EKG, ECHO, dan lain-lain.
b) Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah seperti Hemoglobin,
leukosit, eritrosit, hematokrit, elektrolit, dan lain- lain.; pemeriksaan
air kencing, albumin, Blood Urea Nitrofen (BUN), kreatinin untuk
menentukan gangguan sistem renal ; dan pemeriksaan kadar gula
darah atau lainnya untuk mendeteksi gangguan metabolisme.
c) Biopsi, yaitu tindakan sebelum operasi berupa pengambilan jaringan
tubuh untuk memastikan penyakit pasien apakah jinak atau ganas.
d) Pemeriksaan kadar gula darah
Pemeriksaan kadar gula darah biasanya dilakukan dengan klien
dipuasakan etrlebih dahulu 10 jam (GDN) dan kemudian 2 jam
sesudah makan (2 jam pp).
e) Pemeriksaan status anestesi
Pemeriksaan yang dilakukan biasanya dengan metode ASA
(American Society of Anasthesiologist). Pemeriksaan ini dilakukan
karena obat dan teknik anestesi pada umumnya akan mengganggu
fungsi pernapasan, peredaran darah dan system saraf.
9) Inform consent
Inform consent sebagai wujud dari upaya rumah sakit menjunjung
tinggi aspek etik hukum, maka klien dan orang yang bertanggung jawab
terhadap klien wajib untuk menandatangani surat persetujuan operasi
dan anestesi. Dokter dan petugas wajib memberikan penjelasan kepada
keluarga terlebih dahulu supaya tidak ada penyesalan setelah operasi.
b. Perawatan Intraoperasi
Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam aktivitas
yang dilakukan oleh perawat di ruang operasi. Secara umum anggota tim
dalam prosedur pembedahan ada 3 kelompok besar, meliputi kelompok
pertama yaitu ahli anestesi dan perawat anestesi yang bertugas
memberikan agen analgetik dan membaringkan pasien dalam posisi yang
tepat di meja operasi. Kelompok kedua adalah ahli bedah dan asisten yang
melakukan scrub dan pembedahan. Kelompok ketiga adalah perawat intra
operatif.
1) Prinsip-prinsip umum
a) Prinsip asepsis ruangan
Antisepsis dan asepsis adalah suatu usaha untuk agar dicapainya
keadaan yang memungkinkan terdapatnya kuman-kuman pathogen
dapat dikurangi atau ditiadakan, baik secara kimiawi, tindakan
mekanis atau tindakan fisik. Termasuk alat-alat bedah, seluruh
sarana kamar operasi, dan semua alat yang dipakai (sandal, celana,
baju, masker, dll).
b) Prinsip asepsis personel
Teknik persiapan personel meliputi 3 tahap yaitu, scrubbing (cuci
tangan steril), gowning (teknik penggunaan gaun operasi), dan
gloving (teknik pemakaian sarung tangan steril).
c) Prinsip asepsis pasien
Pasien yang akan menjalani operasi harus diasepsiskan, maksudnya
adalah dengan melakukan prosedur untuk membuat medan operasi
steril. Prosedur-prosedurnya adalah dengan kebersihan pasien,
desinfeksi lapangan operasi dan tindakan drapping.
d) Prinsip asepsis instrument
Instrumen bedah yang digunakan untuk pembedahan pasien harus
benar-benar dalam keadaan steril. Tindakan yang dapat dilakukan
adalah perawatan dan sterilisasi alat, mempertahankan kesterilan
alat pada saat pembedahan dengan menggunakan teknik tanpa
singgung dan menjaga agar tidak bersinggungan dengan benda-
benda non steril.
2) Hal-hal yang perlu dilakukan perawat terkait dengan pengaturan posisi
pasien :
a) Kesejajaran fungsional
Memberikan posisi yang tepat selama operasi, operasi yang
berbeda akan membutuhkan posisi yang berbeda juga. Contoh :
i. Supine (dorsal recumbent) : untuk operasi hernia, laparotomy,
laparatomy eksplorasi, appendiktomy, mastectomy ataupun
reseksi usus.
ii. Pronasi : untuk operasi pada punggung dan spinal, missal
laminectomy.
iii. Trendelenburg : dengan menempatkan bagian usus diatas
abdomen, sering digunakan untuk operasi daerah abdomen
bawah atau pelvis.
iv. Lithotomy : Posisi ini mengekspos area perineal dan rectal dan
biasanya digunakan untuk operasi vagina, dilatasi dan kuretase
serta pembedahan rectal seperti hemoroidektomy.
v. Lateral : digunakan untuk operasi ginjal, dada dan pinggul.
b) Pemajanan area pembedahan
Area yang akan dilakukan operasi dipersiapkan dengan teknik
drapping.
c) Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi
Posisi klien selama operasi harus dipertahankan sedemikian rupa,
untuk mempermudah proses pembedahan, jaminan keselamatan
pasien dan mencegah injury pada pasien.
d) Monitoring fisiologis
i. Melakukan balance cairan
ii. Memantau kondisi cardiopulmonal
iii. Pemantauan terhadap perubahan vital sign
e) Monitoring psikologis
Memberikan dukungan emosional kepada pasien, memberikan
sentuhan selama proses induksi, mengkaji status emosional pasien,
dan mengkomunikasikan dengan tim lain jika ada perubahan status
emosional.
f) Pengaturan dan koordinasi nursing care
Tindakan yang dilakukan antara lain, memanage keamanan fisik
pasien dan mempertahankan prinsip dan teknik asepsis.
g) Tim operasi
Anggota tim operasi dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu :
i. Steril : ahli bedah, asisten bedah, perawat instrumentator
ii. Non steril : ahli anestesi, perawat anestesi, circulating nurse,
teknisi (operator alat, ahli patologi, dll).

c. Perawatan Post Operasi


Setelah tindakan pembedahan (pascabedah), beberapa hal yang
perlu dikaji diantaranya adalah status kesadaran. Kualitas jalan napas,
sirkulasi dan perubahan tanda vital yang lain, keseimbangan elektrolit,
kardiovaskular, lokasi daerah pembedahan dan sekitarnya, serta alat
yang digunakan dalam pembedahan.
Rencana Tindakan :
1. Meningkatkan proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri
dpat dilakukan dengan cara merawat luka, serta memperbaiki
asupan makanan tinggi protein dan vitamin C, protein dan vitamin
C dapat membantu pembentukan kolagen dan mempertahakan
integritaas dinding kapiler.
2. Mempertahankan respirasi yang sempura dengan latihan napas,
tarik napas yang dalam dengan mulut terbuka lalu tahan napas
selama 3 detik dan hembuskan. Atau, dapt pula dilakukan dengan
menarik napas dikeluarkan perlahan- lahan melalui mulut yang
dikuncupkan.
3. Mempertahankan sirkulasi, dengan stoking pada pasien yang
berisiko tromboflebitis atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu
lama dan harus meninggikan kaki pada tempat duduk guna
memperlancar vena balik.
4. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, dengan
memberikan cairan sesuai kebutuhan pasien; monitor input dan
output, serta mempertahanakan nutrisi yang cukup.
5. Mempertahankan eliminasi, dengan mempertahanakan asupan dan
output; serta mencegah terjadinya retensi urine.
6. Mempertahankan aktifitas dengan latihan yang memperkuat otot
sebelum ambulatori.
7. Mengurangi kecemasan dengan melakukan komunikasi secara
terapeutik.

4. JENIS- JENIS ANESTESI


Anastesi dapat dibagi menjadi anestesia umum, anestesia regional, dan
anastesia lokal, hipoanestesia dan akupuntur.
a. Anastesi umum
Anastesia umum dilakukan untuk memblok pusat kesadaran otak dengan
menghilangkan kesadaran, menimbulkan relaksasi dan hilangnya rasa.
Pada umumnya, metode pemberiannya adalah dengan inhalasi dan
intravena.
b. Anestesia regional
Anestesia regional merupakan anestesia yang dilakukan pada pasien yang
masih dalam keadaan sadar untuk meniadakan proses konduktivitas pada
ujung atau serabut saraf sensoris dibagian tubuh tertentu, sehingga dapat
menyebabkan adanya hilang rasa pada daerah tubuh tersebut. Metode
umum yang digunakan adalah melakukan blok saraf, memblok regional
intravena, dengan torniquet, blok daerah spinal dan melalui epidural.
c. Anestesia lokal
Anestesia lokal merupakan anestesia yang dilakukan untuk memblok
transmisi impuls saraf pada daerah yang akan dilakukan anestesia dan
pasien dalam keadaan sadar. Metode yang digunakan adalah infiltrasi atau
topikal.
d. Hipoanestesia
Hipoanestesia merupakan anestesia yang dilakukan untuk membuat status
kesadaran menjadi pasif secara artifisial sehingga terjadi peningkatan
ketaatan pada saran atau perintah serta untuk mengurangi kesadaran
sehingga perhatian menjadi terbatas. Metode yang digunakan adalah
hipnotis
e. Akupuntur
Akupuntur merupakan anastesia yang digunakan untuk memblok
rangsangan nyeri dengan merangsang keluarnya endofrin tanpa
menghilangkan kesadaran. Metode banyak digunakan adalah jarum atau
penggunaan elektrode pada permukaan kulit.

Referensi :
1. Uliyah, M., dan Hidayat, A. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik.
Salemba medika : Jakarta
2. . 2012. Praktikum Keterampilan Dasar Praktik
Klinik. Salemba Medika : Jakarta :
3. Ambarwati, E., dan Sunarsih, T. 2011. KDPK Kebidanan Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta : Nuha Medika

Вам также может понравиться

  • Bayi Tni - Al Siap
    Bayi Tni - Al Siap
    Документ20 страниц
    Bayi Tni - Al Siap
    nawia
    Оценок пока нет
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Документ10 страниц
    Bab Iv
    nawia
    Оценок пока нет
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Документ10 страниц
    Bab Iv
    nawia
    Оценок пока нет
  • ASUHAN ANEMIA
    ASUHAN ANEMIA
    Документ19 страниц
    ASUHAN ANEMIA
    nawia
    100% (1)
  • Cover
    Cover
    Документ61 страница
    Cover
    nawia
    Оценок пока нет
  • Askeb Patologi
    Askeb Patologi
    Документ20 страниц
    Askeb Patologi
    nawia
    Оценок пока нет
  • BAB III Induksi
    BAB III Induksi
    Документ32 страницы
    BAB III Induksi
    nawia
    Оценок пока нет
  • KB Suntik PKM Sangiawambulu
    KB Suntik PKM Sangiawambulu
    Документ11 страниц
    KB Suntik PKM Sangiawambulu
    nawia
    Оценок пока нет
  • 4.bab Iii
    4.bab Iii
    Документ17 страниц
    4.bab Iii
    nawia
    Оценок пока нет
  • 5.bab Iv
    5.bab Iv
    Документ10 страниц
    5.bab Iv
    nawia
    Оценок пока нет
  • PNC Rskia Sitti Fatimah
    PNC Rskia Sitti Fatimah
    Документ15 страниц
    PNC Rskia Sitti Fatimah
    nawia
    Оценок пока нет
  • 3.bab Ii
    3.bab Ii
    Документ20 страниц
    3.bab Ii
    nawia
    Оценок пока нет
  • NASPUBQ
    NASPUBQ
    Документ4 страницы
    NASPUBQ
    nawia
    Оценок пока нет
  • 3.bab Ii
    3.bab Ii
    Документ20 страниц
    3.bab Ii
    nawia
    Оценок пока нет
  • 2.bab I
    2.bab I
    Документ8 страниц
    2.bab I
    nawia
    Оценок пока нет
  • BAB III Induksi
    BAB III Induksi
    Документ32 страницы
    BAB III Induksi
    nawia
    Оценок пока нет
  • 2.bab I
    2.bab I
    Документ8 страниц
    2.bab I
    nawia
    Оценок пока нет
  • Materi
    Materi
    Документ6 страниц
    Materi
    nawia
    Оценок пока нет
  • Pap 1 Bagus Juga
    Pap 1 Bagus Juga
    Документ3 страницы
    Pap 1 Bagus Juga
    nawia
    Оценок пока нет
  • Bab V
    Bab V
    Документ5 страниц
    Bab V
    nawia
    Оценок пока нет
  • Askeb Patologi
    Askeb Patologi
    Документ20 страниц
    Askeb Patologi
    nawia
    Оценок пока нет
  • Materi Bu Dheska
    Materi Bu Dheska
    Документ4 страницы
    Materi Bu Dheska
    nawia
    Оценок пока нет
  • Silabus Perenc Pembelj (Lokakarya)
    Silabus Perenc Pembelj (Lokakarya)
    Документ5 страниц
    Silabus Perenc Pembelj (Lokakarya)
    nawia
    Оценок пока нет
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Документ10 страниц
    Bab Iv
    nawia
    Оценок пока нет
  • Bab I, II, III
    Bab I, II, III
    Документ9 страниц
    Bab I, II, III
    nawia
    Оценок пока нет
  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Документ9 страниц
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    nawia
    Оценок пока нет
  • Konseling Pada Mahasiswa M
    Konseling Pada Mahasiswa M
    Документ17 страниц
    Konseling Pada Mahasiswa M
    nawia
    Оценок пока нет
  • Tugas Kelompok
    Tugas Kelompok
    Документ2 страницы
    Tugas Kelompok
    nawia
    Оценок пока нет
  • Bab I, II, III
    Bab I, II, III
    Документ9 страниц
    Bab I, II, III
    nawia
    Оценок пока нет