Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan terhadap pemeriksaan argentum, hasil yang

diperoleh adalah sebagai berikut :

No. Sampel Gambar Keterangan

1. Sampel A + NaCl =

Negatif

2. Sampel A + K2CrO4 =
Sampel
1. Negatif
A

1. Sampel B + AgNO3 +

NaCl = Perubahan warna

dan endapan putih

2. Sampel B + AgNO3 +
2. Sampel B
K2CrO4 = Perubahan

warna dan endapan merah

bata

Table 4.1 Pemeriksaan Argentum


4.2 Pembahasan

Perak atau argentum (Ag) adalah metal berwarna putih dengan nomor

atom 47. Perak merupakan salah satu logam transisi yang berwarna putih

mengkilat dan mudah menghantarkan arus listrik maupun panas serta tahan

terhadap korosi. Oleh karena itu, perak banyak digunakan sebagai bahan

industri konduktor listrik dan panas, fotografi serta sebagai perhiasan. Limbah

yang mengandung perak sangat berbahaya bila langsung dibuang ke

lingkungan. Perak selain termasuk logam berat, juga merupakan logam

beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia bila tercemar

dengan air. Dalam praktikum pemeriksaan argentum ini tujuannya yaitu

untuk mengetahui adanya perak atau argentum (Ag) dalam sampel air.

Pada praktikum ini, sampel A di masukkan kedalam tabung I dan tabung

II. Pada tabung I sampel di tambahkan dengan larutan NaCl 2-3 tetes. Fungsi

dari larutan NaCl ini yaitu sebagai pereaksi untuk mengetahui apakah sampel

tersebut mengandung perak atau argentum (Ag). Dan pada tabung II sampel

ditambahkan dengan larutan K2CrO4. Fungsi dari larutan K2CrO4 yaitu

sebagai indikator yang digunakan untuk mendeteksi kelebihan Ag. Setelah

penambahan larutan NaCl (Tabung I) dan larutan K2CrO4 (Tabung II) tidak

terjadi perubahan warna dan tidak adanya endapan yang terbentuk. Hal ini

karena sampel tersebut tidak mengandung argentum (Ag).

Pada sampel B yang ditambahkan dengan larutan AgNO3, dimasukkan

pada tabung I yang direaksikan dengan larutan NaCl terjadi perubahan warna

dan terbentuk endapan putih. Hal ini karena ion Cl- dari NaCl yang terdapat

dalam larutan bereaksi dengan ion Ag+ yang ditambah sehingga terbentuk
endapan putih (AgCl). Dan pada tabung II yang direaksikan dengan larutan

K2CrO4 terjadi perubahan warna dan terbentuk endapan merah bata

(AgCrO4). Hal ini menandakan bahwa ion CrO4- dari K2CrO4 bereaksi dengan

Ag+ sehingga terbentuk endapan merah bata. Berdasarkan teori (Masterlon,

W.L. 1990), endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat

yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi

molar dari larutan jenuh. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti

tekanan, suhu, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu dan pada

komposisi pelarutnya. Jelas terlihat bahwa konsentrasi pelarut sangat

berpengaruh dengan proses pengendapan. Adapun reaksi-reaksi yang terjadi

pada percobaan ini diantaranya adalah:

AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3


Endapan putih

AgNO3 + K2CrO4 AgCrO4 + 2KNO3


Endapan merah bata

Dampak kesehatan bila argentum (Ag) masuk ke dalam tubuh yaitu Ag

akan di akumulasikan di berbagai organ dan menimbulkan pigmentasi kelabu

yang disebut argyria. Argyria dalah suatu kondisi yang ditandai perubahan

warna kulit normal menjadi abu-abu kebiruan sampai abu-abu gelap. Penyakit

ini disebabkan oleh pengendapan partikel perak di kulit. Pigmentasi ini

bersifat permanen karena tubuh tidak dapat mengekskresikannya. Sebagai

debu, senyawa Ag dapat menimbulkan iritasi dan menghitamkan kulit. Bila

terikat nitrat, Ag akan menjadi sangat korosif. Argyria sistemik dapat juga

terjadi karena perak di akumulasi didalam selaput lender dan kulit.

Вам также может понравиться