Вы находитесь на странице: 1из 46

BAB 2

Gambaran Umum Wilayah

2.1Kondisi Geografis dan Batasan Administrasi Wilayah


2.1.1 Sumatera Barat
2.1.1.1 Kondisi Geografis
Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang
terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota Padang. Provinsi
ini terletak antara 0o 54’ Lintang Utara - 3o 30’ Lintang Selatan serta 98o
36’-101o 53’ Bujur Timur. Dengan luas wilayah mencapai 42.297,30 km 2.
Provinsi Sumatera Barat secara administratif terdiri dari 12 kabupaten dan
tujuh kota. Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki wilayah terluas,
yaitu 6,01 ribu Km2 atau sekitar 14,21% dari luas Provinsi Sumatera
Barat. Sedangkan Kota Padang Panjang memiliki luas daerah terkecil,
yakni 23 Km2 (0,05 %).

2.1.1.2 Batas Administratif


Utara : Provinsi Sumatera Utara
Selatan : Provinsi Jambi
Barat : Samudera Hindia (Indonesia)
Timur : Provinsi Riau
Gambar 2.1 Peta Administrasi Provinsi
Sumber:http://repository.ipb.ac.id
2.1.2 Kabupaten Agam
2.1.2.1 Kondisi geografis
Kabupaten Agam merupakan salah satu kabupaten di Propinsi
Sumatera Barat dengan ibukota kabupaten Lubuk Basung. Secara
Astronomis Kabupaten Agam terletak Antara 00o01'34'' - 00o28'43''
Lintang Selatan dan 99o46'39'' - 100o32'50'' Bujur Timur. Luas wilayah
Kabupaten Agam adalah 2.232,3 km2. Kecamatan dengan luas wilayah
terbesar adalah kecamatan Palembayan dengan luas wilayah 15,67% dari
luas wilayah Kabupaten Agam. Sedangkan kecamatan dengan luas
wilayah terkecil adalah Kecamatan Banuhampu dengan luas wilayah 1,27
%. Kondisi geografis Kabupaten Agam terbentang mulai dari ketinggian 0
hingga lebih dari 1.000 mdpl. Kecamatan Tanjung Mutiara adalah
kecamatan dengan ketinggian ibukota kecamatan terendah yaitu 2 mdpl.
Sedangkan kecamatan dengan ketinggian ibukota kecamatan tertinggi
adalah Kecamatan Matur yaitu 1.031 mdpl.

2.1.2.2 Batas Administratif


Utara: Kabupaten Pasaman
Selatan: Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar
Barat: Samudera Indonesia
Timur: Kabupaten Lima Puluh Kota
Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Agam

Sumber:http://sumbar2.kemenag.go.id
2.1.3 Kabupaten Lima Puluh Kota

2.1.3.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Lima Puluh Kota terletak antara 0 025'28,71''LU dan


0022'14,52'' LS serta antara 100015'44,10" - 100050'47,80'' BT. Luas
daratan mencapai 3.354,30 Km2 yang berarti 7,94% dari daratan Provinsi
Sumatera Barat yang luasnya 42.229,64 Km2. Kabupaten Lima Puluh
Kota diapit oleh 4 Kabupaten dan 1 Provinsi yaitu : Kabupaten Agam,
Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Pasaman
serta Provinsi Riau. Kabupaten Lima Puluh Kota terdiri dari 13
kecamatan, yang terluas adalah Kecamatan Kapur IX sebesar 723,36 Km2
dan yang terkecil adalah Kecamatan Luak yaitu 61,68 Km2.
2.1.3.2 Batas wilayah
Utara : Provinsi Riau
Selatan : Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Sijunjung
Barat : Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman
Timur : Provinsi Riau
Gambar 2.3
Peta
Administrasi
Kabupaten
Lima Puluh
Kota

Sumber:http://m.limapuluhkotab.go.id
2.1.4 Kota Padang

2.1.4.1 Kondisi geografis


Kota Padang merupakan ibukota dan pusat pendidikan tinggi di
Propinsi Sumatera Barat. Berdasarkan PP No 17 tahun 1980, luas wilayah
Kota Padang secara administratif adalah 165,35 Km. Menurut Perda No.
10 Tahun 2005 tentang luas Kota Padang diketahui terjadi penambahan
luas administrasi menjadi 1.414,96 Km2, dimana penambahan wilayah
lautan/perairan seluas 720,00 km2. Secara geografis, Kota Padang berada
di antara 00 44' 00" dan 10 08' 35" Lintang Selatan serta antara 1000 05’
05” dan 1000 34' 09" Bujur Timur.
Kota Padang yang membujur dari Utara ke Selatan memiliki pantai
sepanjang 68,126 km dan terdapat deretan Bukit Barisan dengan panjang
daerah bukit (termasuk sungai) 486,209 Km2. Perpaduan kedua letak
tersebut menjadikan Kota Padang memiliki alam yang sangat indah dan
menarik. Ketinggian wilayah daratan Kota Padang sangat bervariasi, yaitu
antara 0 – 1853 mdpl dengan daerah tertinggi adalah Kecamatan Lubuk
Kilangan. Kota Padang juga memiliki wilayah perairan yang dihiasi oleh
19 pulau kecil yang masuk dalam wilayah administrasi Kota Padang.
Kesembilan belas pulau tersebut tersebar pada 3 Kecamatan.dimana yang
terbesar adalah Pulau Bintangur seluas 56,78 ha, kemudian pulau Sikuai di
Kecamatan Bungus Teluk Kabung seluas 48,12 ha dan Pulau Toran di
Kecamatan Padang Selatan seluas 33,67 ha. Selain Pulau Kota Padang
juga memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai kecil.
Sungai yang terpanjang adalah sungai Batang Kandis.
2.1.4.2 Batas Administratif
Utara : Kabupaten Padang Pariaman

Selatan: Kabupaten Pesisir Selatan

Timur : Kabupaten Solok

Barat : Samudera Hindia


Gambar 2.4 Peta Administrasi Kota Padang

Sumber:http://www.padang.go.id
2.1.5 Kota Padangpanjang

2.1.5.1 Kondisi geografis

Kota Padang Panjang terletak 00 26 48,30’ Lintang Selatan sampai


dengan 0029’ 31,94 Lintang Selatan dan 100 0 20’ sampai dengan 100 0 dan
berada pada ketinggian 550-900 mdpl. Secara administrasi Kota Padang
Panjang memiliki luas ±23,00 km2 setara dengan ±2.300 Ha (Data BPS)
dan ± 2.973,54 Ha (Data Peta RTRW), yang mencakup 2 kecamatan yaitu
Kecamatan Padang Panjang Barat dan Kecamatan Padang Panjang Timur
dimana masing-masing terdiri dari 8 (delapan) kelurahan

2.1.5.2 Batas wilayah

Barat : kecamatan X Koto

Timur : kecamatan Batipuh

Selatan : kecamatan X Koto

Utara : kecamatan X Koto


Gambar 2.5 Peta Administrasi Kota Padang Panjang

Sumber:http://repository.umy.ac
2.1.1 Kota Bukittinggi

2.1.1.1 Kondisi Geografis

Kota Bukittinggi terletak pada titik koordinat -0.321810,


100.397614 yang terbentang pada rangkaian Bukit Barisan yang
membujur sepanjang pulau Sumatera, dan dikelilingi oleh dua gunung
berapi yaitu Gunung Singgalang dan Gunung Marapi. Kota ini berada
pada ketinggian 909–941 mdpl, dan memiliki hawa cukup sejuk dengan
suhu berkisar antara 16.1–24.9 °C. Sementara dari total luas wilayah kota
Bukittinggi saat ini (25,24 km²), 82.8% telah diperuntukan menjadi lahan
budidaya, sedangkan sisanya merupakan hutan lindung.

2.1.1.2 Batas Wilayah

Utara : Kecamatan Tilatang Agam

Selatan : Banuhampu Sungai Puar

Barat : kecamatan IV Koto

Timur : kecamatan IV Angkat Candung


Gambar 2.6 Peta Administrasi Kota Bukittinggi

Sumber:http://kampus.iainbukittinggi.ac.id
2.2Kondisi Fisik
2.2.1 Provinsi Sumatera Barat
a. Topografi
Provinsi Sumatera Barat merupakan wilayah daratan dengan
topografi landai dan berbukit, yang berada pada ketinggian 0 - 3.805
mdpl.
b. Kemiringan Lereng
c. Hidrologi

Provinsi Sumatera Barat memiiki luas peraran (laut) sekitar


52.882,42 km2 dengan Panjang pantai wilayah dataran sekitar 522
km ditambah Panjang antai kepulauan Mentawai sekitar 1.115 km,
sehingga total garis pantai keseluruhan berkisar 1.637 km.

d. Iklim dan Curah Hujan


Sumatera Barat merupakan daerah tropis yang dilalui garis
khatulistiwa dengan memiliki pola curah hujan equatorial ditandai
dengan adanya dua puncak musim hujan dalam satu tahun (bimodal)
yaitu puncak pertama pada bulan Maret dan puncak kedua pada
bulan November.
Dengan rata-rata curah hujan BMKG membagi daerah
Sumatera Barat menjadi zona musim (ZOM) dan non zona musim
(Non ZOM) ditandai dengan mengalami musim hujan sepanjang
tahun.
Daerah non zona Musim ( Non ZOM) yaitu Pasaman Barat,
Pasaman, Agam Bagian Barat, Padang Pariaman, Pariaman, Padang
Panjang, Pesisir Selatan dan Kepulauan Mentawai. Sedangkan
daerah ZOM meliputi Rao (Pasaman), 50 Kota, Payakumbuh, Bukit
Tinggi, Agam Bagian timur, Tanah Datar, Solok, Sijunjung,
Sawahlunto, Dharmasraya, Solok Selatan.
e. Cuaca dan Suhu

Suhu rata-rata di Sumatera Barat berkisar 240C – 26,100C.


dengan rata-rata kelembaban udara antara 81,0%86,0%. Untuk rata-rata
tekanan Udara 980,2 mb – 1.006,0 mb dengan kecepatan angin berkisar
1,8 knot – 3,3 knot.
2.2.2 Kabupaten Agam
a. Topografi

Kondisi Topografi Kabupaten Agam bervariasi, mulai dataran


tinggi hingga dataran relatif rendah dengan ketinggian berkisar
antara 0 – 2,891 mdpl. Sesuai dengan kondisi Topografi, maka
wilayah kabupaten Agam dikelompokkan sebagai berikut;

1. Ketinggian 0 – 500 Mdpl seluas 44,55%

Wilayah Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung,


Ampek Nagari dan sebagian Tanjung Raya.

2. Ketinggian 500 – 1000 Mdpl seluas 43,49%

Wilayah Kecamatan Baso, Ampek Angkek, Canduang,


Malalak, Tilatang Kamang, Palembayan, Palupuh, Banuhampu dan
Sungai Pua.

3. Ketinggian > 1000 Mdpl seluas 11,96%

Wilayah Kecamatan IV Koto, Matur dan sebagian


Canduang dan Sungai Pua.

b. Kemiringan Lereng

1. Kemiringan lahan 0-2% terdapat sekitar 65.340 Ha atau 28,01%


dari seluruh luas wilayah Kabupaten Agam.

2. Kemiringan lahan 2-15% terrdapat sekitar 28.482 Ha atau


12,75% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Agam.

3. Kemiringan Lahan 15-40% terdapat sekittar 41.612 Ha atau


18,64% dari seluruh wilayah Kabupaten Agam.
4. Kemiringan Lahan >40% terdapat sekitar 77.846 Ha atau
34,87% dari seluruh wilayah Kabupaten Agam.
c. Hidrologi
Berdasarkan Sistim Wilayah Sungai, Kabupaten Agam
termasuk kedalam 3 (dua) Sistem Wilayah Sungai yaitu:

 SWS Arau, Kuranji, Anai, Mangau, Antokan dan


(AKUAMAN), SWS Masang Pasaman dan SWS
Indragiri.

Berdasarkan pembagian wilayah berdasarkan Daerah


Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Agam terdiri dari 8 (delapan)
Daerah Aliran Sungai yaitu;

 DAS Batang Tiku, DAS Andaman, DAS Mangau, DAS


Antokan, DAS Masang Kiri, DAS Masang Kanan dan
DAS Batang Naras serta DAS Kuantan.

Kabupaten Agam memiliki Danau Maninjau yang terdapat


di Kecamatan Tanjung Raya dengan luas sekitar 94.5 km2.
Sumber air lainnya adalah embung. Embung yang besar di
Kabupaten Agam berfungsi sebagai daerah tampungan air dan
irigasi.

Potensi penyediaan air bersih di Kabupaten Agam saat ini


cukup bervariasi, mulai dari penggunaan air tanah dalam, air
sungai, dan mata air. Penyediaan air bersih yang dikelola
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Agam
menggunakan sistem perpipaan dan non perpipaan. Pelayanan
air bersih yang dikelola oleh PDAM dilakukan melalui
sembilan unit pelayanan yang memiliki cakupan pelayanan
sekitar 31 persen penduduk di daerah pelayanan atau 9 persen
penduduk Kabupaten Agam. Untuk pelayanan SPAM
perdesaan melalui sistem perpipaan dan non perpipaan baru
mencapai 4 persen dari daerah perdesaan yang harus dilayani.
Penyediaan air di Kabupaten Agam saat ini masih sangat
kurang, dilihat dari masih banyaknya warga yang
memanfaatkan air sungai untuk keperluan mandi/cuci/kakus

d. Iklim dan Curah Hujan


Berdasarkan peta iklim yang dibuat Oldeman (1979) serta
data base hidroklimat yang diterbitkan Bakosurtanal (1987), wilayah
Kabupaten Agam memiliki 4 kelas curah hujan, yaitu:
1. Daerah dengan curah hujan > 4500 mm/tahun tanpa bulan
kering (daerah dengan iklim Tipe A), berada di sekitar lereng
gunung Merapi-Singgalang meliputi sebagian wilayah
Kecamatan IV Koto dan Sungai Pua.

2. Daerah dengan curah hujan 3500-4500 mm/tahun tanpa


bulan kering (daerah dengan tipe A1) mencakup sebagian
wilayah Kecamatan Tilatang Kamang, Baso dan Ampek
Angkek.

3. Daerah dengan curah hujan 3500-4000 mm/tahun dengan


bulan kering selama 1-2 bulan berturut-turut meliputi
sebagian Kecamatan Palembayan, Palupuh, dan IV Koto.

4. Daerah dengan curah hujan 2500-3500 mm/tahun dengan


bulan kering selama 1-2 bulan berturut- turut, meliputi
sebagian wilayah Kecamatan Lubuk Basung dan Tanjung
Raya.

Namun dewasa ini telah terjadi perubahan besar kondisi


cuaca dan iklim, bukan hanya di Kabupaten Agam namun hal ini
terjadi diseluruh muka bumi yang disebabkan oleh pemanasan global
dan perubahan iklim. Sehingga hal tersebut sudah menjadi isu sentral
yang mempengaruhi kebijakan dan program pembangunan bidang
pertanian, industri, lingkungan hidup, penanggulangan bencana dan
lain-lain.
e. Cuaca dan Suhu
Temperatur udara di Kabupaten Agam terdiri dari dua
macam, yaitu di daerah dataran rendah dengan temperatur minimum
250’C dan maksimum 330C (Lubuk Basung), sedangkan di daerah
tinggi yaitu minimum 200’C dan maksimum 290C (Tilatang
Kamang). Kelembaban udara rata-rata 88%, kecepatan angin antara
4-20 km/jam dan penyinaran matahari rata-rata 58%.

2.2.3 Kabupaten Lima Puluh Kota


a. Topografi

Topografi daerah Kabupaten Lima Puluh Kota bervariasi


antara datar, bergelombang dan berbukit-bukit dengan ketinggian
dari permukaan laut antara 110 meter dan 2.261 meter. Didaerah ini
terdapat 3 buah gunung berapi yang tidak aktif yaitu Gunung Sago
(2.261 m), Gunung Bungsu (1.253 m), Gunung Sanggul (1.495 m)
serta 17 buah sungai besar dan kecil yang mengalir dan telah banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pengairan/irigasi.

b. Kemiringan Lereng

1. Kemiringan lahan 0-2% terdapat sekitar 57.092,05 Ha atau


17,02% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota

2. Kemiringan lahan 2-15% terdapat sekitar sekitar 79.069,35 Ha


atau 23,57% dari seluruh luas wilayah Kota Padang Panjang.
3. Kemiringan Lahan 15-40% terdapat sekitar 83.668,56 Ha atau
24,94% dari seluruh wilayah Kota Padang Panjang.

4. Kemiringan Lahan >40% terdapat sekitar 115.610,04 Ha atau


33,27 % dari seluruh wilayah Kota Padang Panjang.

c. Hidrologi

Secara umum, wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota dilalui


oleh dua system aliran sungai, yaitu DAS Kampar Kanan di bagian
utara dan DAS Kuantan di bagian selatan dimana Kabupaten Lima
Puluh Kota merupakan hulu dari beberapa sungai yang mengalir
menuju daerah provinsi Riawu dan Jambi, kedua DAS tersebut
merupakan DAS prioritas I yang perlu segera direhabilitasi karena
banyak memiliki lahan kritis

Secara fisik teknis, DAS Kampar terbagi menjadi beberapa


Sub-DAS yaitu Sub-DAS Kampar Kanan Hulu melalui seluruh
wilayah kecamatan Kapur IX dan Sub-DAS Mahat melalui
Kecamatan Bukit Barisan dan sebagian kecil wilayah Kecamatan
Gunung Omeh, sebagian wilayah Kecamatan Suliki, dan hampir
seluruh wilayah Kecamatan Pangkalan Koto Baru.

Wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki 13 sungai


dengan lokasi dan panjang yang berbeda seperti yang berikut
1. Sungai Batang sinamar yang memiliki panjang 75 Km, berlokasi
di Gunung omeh, Suliki, Guguak, Mungka, Payakumbuh.
2. Batang Liki memiliki panjang 11 Km, berlokasi di Suliki
Gunung Omeh
3. Batang Mahat memiliki panjang 125 Km, berlokasi di
Pangkalan Koto Baru

4. Batang Lampasi memiliki panjang 30 Km, berlokasi di


Akabiluru, Payakumbuh

5. Batang Agam memiliki panjang 25 Km

6. Batang Kapur memiliki panjang 40 Km


7. Batang Morgan memiliki panjang 72 Km
8. Batang Paiti memiliki panjang 31 Km
9.Batang Mangilang memiliki panjang 20 Km
10. Batang Namang memiliki panjang 22 Km
11. Batang Mungo memiliki panjang 22 Km
12. Batang Sanipan memiliki panjang 20 Km
13. Batang Nenan memiliki panjang 5 Km
d. Iklim dan Curah Hujan

Curah hujan yang turun berkisar 1.834.00 per tahunnya atau


dapat diperkirakan sebanyak 144 hari hujan turun.
e. Cuaca dan Suhu

2.2.4 Kota Padang


a. Topografi

Keadaan topografi kota ini bervariasi, 49,48% luas wilayah


daratan Kota Padang berada pada wilayah kemiringan lebih dari 40%
dan 23,57% berada pada wilayah kemiringan landai.

Wilayah daratan kota Padang ketinggiannya sangat


bervariasi, yaitu antara 0 – 1.853 mdpl. Ketinggian wilayah Kota
Padang berada antara 0 –>1.000 mdpl (di atas permukaan laut)
membujur dari barat ke timur. Di bagian paling barat adalah wilayah
pesisir dengan ketinggian 0 meter dpl dan di bagian timur adalah
wilayah pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian >1.000 meter
dpl. Wilayah ketinggian antara 0–25 meter dpl luasnya ± 22% dari
total wilayah daratan sedangkan wilayah ketinggian >1.000 meter
dpl luasnya ± 17%.
b. Kemiringan Lereng
c. Hidrologi
Dilihat dari kondisi hidrologi, wilayah Kota Padang dilalui
oleh banyak aliran sungai besar dan kecil. Terdapat tidak kurang dari
23 aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota Padang dengan total
panjang mencapai 155,40 km (10 sungai besar dan 13 sungai kecil).
Umumnya sungai-sungai besar dan kecil yang ada di wilayah Kota
Padang ketinggiannya tidak jauh berbeda dengan tinggi permukaan
laut. Kondisi ini mengakibatkan cukup banyak bagian wilayah Kota
Padang yang rawan terhadap genangan banjir. Dapat dibedakan atas
air permukaan, air tanah bebas yang penjelasannya sebagai berikut;

a. Air Permukaan Air permukaan dalam ha1 ini adalah air


yang mengalir di permukaan, seperti yang terdapat pada
aliran sungai dan rawa. Sungai-sungai di Kota Padang
urnumnya mengalir dari timur ke barat dan bermuara tii
Samudera Hindia. Sungai-sungai di Kota Padang umurnnya
bersifat periodik yang aimya digunakan untuk persawahan,
keperluan air minum, cuci dan mandi.

b. Air Tanah Bebas Air tanah bebas di Kota Padang berkisar


antara 2-4 m dari permukaan tanah. Air tanah bebas ini
urnumnya terdapat pada dataran aluvial pada lapisan pasir,
pasir berkeping kerikil, dan endapan pematang pantai.
Mutu air tanah bebas di Kota Padang urnurnnya baik
kecuali pada beberapa tempat dekat daerah rawa, rasa air
tanahnya payau dan berbau lurnpur serta mengandung
bahan organik. Demikian juga pada daerah pantai air tanah
umumnya asin
d. Iklim dan Curah Hujan

Berdasarkan letak lintang, Kota Padang beriklim tropik


dengan temteratur rata-ratya bulanan 26,2' C, sedangkan
temperatur rata-rata minimum 23,7' C, kelembaban relatif bulanan
80,6 %. Umumnya arah angin dari timur menuju barat dengan
kecepatan berkisar antara 1,0-2,9 mil/jam. Penentuan tipe iklim
daerah penelitian menggunakan pembagian iklim menurut Scmith
Ferguson (1951), berdasarkan perbandingan rata-rata bulan basah
dengan bulan kering yang dinyatakan dengan nilai Q, bulan basah
adalah apabila rerata curah hujan > 100 rnm, sedangkan bulan
kering dengan curah hujan < 60mm dan bulan lembab berkisar
antara 60-100 rnm

e. Cuaca dan Suhu

Suhu udara di Kota Padang cukup tinggim yaitu antara 23'C


– 32’C pada siang hari dan 22’C-28’C pada malam hari, dengan
kelembabannya berkisar antara 78%-81%. Untuk suhu di perairan
relative stabil sepanjang tahun berkisar antara 28’C-29’C, sedangkan
pada kedalaman laut 7-10 meter suhu berkisar 25’C. Begitu juga
suhu perairan pulau-pulau kecil rata-tara mencapai 28’C-30’C.
2.2.5 Kota Padang Panjang
a. Topografi

Secara topografi kota ini berada pada dataran tinggi yang


bergelombang, di mana sekitar 20,17 % dari keseluruhan wilayahnya
merupakan kawasan relatif landai (kemiringan di bawah 15 %),
sedangkan selebihnya merupakan kawasan miring, curam dan
perbukitan, serta sering terjadi longsor akibat struktur tanah yang
labil dan curah hujan yang cukup tinggi. Namun pada kawasan yang
landai di kota ini merupakan tanah jenis andosol yang subur dan
sangat baik untuk pertanian. Kota Padang Panjang terletak pada
ketinggian berkisar antara 550-900 meter di atas permukaan laut.

b. Kemiringan Lereng

Berdasarkan peta kemiringan lahannya, maka dapat


dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kemiringan lahan 0-2% terdapat di bagian barat dan tengah


Kota Padang Panjang dengan luas sekitar 66,49 Ha atau 2,30% dari
seluruh luas wilayah Kota Padang Panjang.

2. Kemiringan lahan 2-15% membentang dari barat ke timur di


bagian tengah Kota Padang Panjang dengan luas sekitar 479,70 Ha
atau 16,13% dari seluruh luas wilayah Kota Padang Panjang.

3. Kemiringan Lahan 15-40% membentang dari barat ke timur


dengan luas sekitar 1.072,31 Ha atau 36,06% dari seluruh wilayah
Kota Padang Panjang.

4. Kemiringan Lahan >40% membentang dari utara ke selatan


dengan Luas lahan sekitar 1.353, 04 Ha atau 45,50% dari seluruh
wilayah Kota Padang Panjang.

c. Hidrologi
d. Iklim dan Curah Hujan
Kota Padang Panjang merupakan dataran tinggi yang berada
pada ketinggian antara 650 sampai 850 meter dengan posi- sinya
yang diapit oleh tiga gunung, yaitu Gunung Merapi, Gunung
Singgalang, dan Gunung Tandikat menyebabkan daerah ini beriklim
sejuk.

Jumlah curah hujan di Kota Padang Panjang selama tahun


2017 mencapai 5.236,8 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 253
hari. Curah hujan tertinggi terjadi di Bulan November dengan curah
hujan 748,9 dan 29 hari hujan. Sedangkan curah hujan terendah
terjadi di Bulan Februari dengan jumlah curah hujan 229,8 dan
jumlah hari hujan sebanyak 16 hari. Kelembaban nisbi selama tahun
2017

e. Cuaca dan Suhu


Suhu udara pada tahun 2017 berkisar dari 16,0o celsius
sampai 29,8o celsius dengan rata-rata suhu udara di Kota Padang
Panjang 21,9o celsius.
Selama tahun 2017 Kota Padang Panjang mempunyai
tekanan udara rata-rata 930.98 mbar dan penguapan air rata-rata 3,40
mm. Rata-rata penyinaran matahari di Kota Padang Panjang selama
tahun 2017 hanya mencapai 39,42 persen. Sedangkan kecepatan
rata-rata angin selama tahun 2017 sebesar 4,20 knot.

2.2.6 Kota Bukittinggi


a. Topografi

Kota ini memiliki topografi berbukit-bukit dan berlembah,


beberapa bukit tersebut tersebar dalam wilayah perkotaan, di
antaranya Bukit Ambacang, Bukit Tambun Tulang, Bukit
Mandiangin, Bukit Campago, Bukit Kubangankabau, Bukit Pinang
Nan Sabatang, Bukit Canggang, Bukit Paninjauan dan sebagainya.
Sementara terdapat lembah yang dikenal juga dengan Ngarai Sianok
dengan kedalaman yang bervariasi antara 75–110 m, yang
didasarnya mengalir sebuah sungai yang disebut dengan Batang
Masang.

b. Kemiringan Lereng
Kemiringan wilayah Kota Bukittinggi dengan lokasi yang
berada pada dataran tinggi, sangat bervariasi dan dapat dibagi
menjadi topografi yang relative datar, berbukit-bukit dan terjal.
Wilayah yang berada di kawasan Ngarai Sianok (15,38%), sementara
daerah perbukitan (9,64%) berada di sekitar ngarai, kawasan Gulai
Bancah, Campago Ipuh, Campago Guguak Bulek, Benteng Pasar
Atas, serta Kubu Tanjung. Lahan yang memiliki kemiringan relatif
datar (74,98%) terdapat sebagai besar di Kecamatan Aur Birugo Tigo
Baleh bagian barat, Kecamatan Guguk Panjang bagian barat dan
Kecamatan Mandiangin Koto Selayan bagian tengah dan timur
c. Hidrologi
d. Iklim dan Curah Hujan
Curah hujan di Kota Bukittinggi, rata-rata 2.382 mm
pertahun, dengan jumlah hujan rata-rata 193 hari dalam setahun.
Sedangkan kelembaban udara berkisar antara 82% - 90,8% yan
menyebabkan daerah ini termasuk beriklim sedang, berhawa sejuk,
dengan suhu antara 16 – 24 derjat celcius.

e. Cuaca dan Suhu

Suhu udara paad tahun 2017 maksimal 24,9o Celcius dan


minimal 16,1o Celcius. Tekanan udara rata-rata berkisar 220C – 250C.

2.3Penggunaan Lahan
2.3.1 Provinsi Sumatera barat

Penggunaan lahan di Provinsi Sumatera Barat secara umum terdiri dari


kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung dibedakan menjadi
kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya dan kawasan
perlindungan setempat. Sedangkan kawasan budidaya diantaranya berupa
kawasan permukiman, kawasan pertanian tanaman pangan, kawasan
perkebunan, kawasan peternakan, kawasan industri, kawasan pertambangan,
kawasan perikanan dan kelautan dan kawasan hutan. Kawasan perkebunan
yang meliputi kabupaten-kabupaten Sijunjung, Dharmas Raya, Solok Selatan,
dan Pasaman Barat. Produk utama daerah ini adalah karet, kelapa sawit dan
teh yang merupakan komoditi ekspor utama Sumatera Barat. Sampai tahun
2010, tanaman kelapa sawit menujukkan luas lahan terbesar, yaitu mencapai
sekitar 353.300 Ha dan menunjukkan pertambahan dari tahun ke tahun. Hal
ini terjadi karena perluasan pembangunan kawasan perkebunan yang
dilakukan oleh perkebunan besar negara maupun perusahaan swasta cukup
besar dalam sepuluh tahun terakhir.

2.3.2 Kabupaten Agam

Penggunaan lahan di kabupaten agam adalah hutan sebesar 38,28%,


kebun campur atau lahan bukaan sementara sebesar 26,42%, perkebunan
17,96%, dan danau, pemukiman dan sawah sebesar kurang dari 20%.
Berdasarkan penggunaan lahan eksisting, pembagian wilayah Kabupaten
Agam, yaitu :
1. Bagian Barat; Wilayah pesisir dengan penggunaan lahan dominan kelapa
sawit, kelapa, permukiman, dan sawah yang mencakup Kecamatan
Tanjung Mutiara dan sebagian Kecamatan Lubuk Basung.
2. Bagian Tengah; Wilayah Tengah Agam dengan penggunan lahan dominan
kelapa sawit, hutan lindung, hutan suaka alam, dan kebun campuran, yang
mencakup sebagian Kecamatan Lubuk Basung, Ampek Nagari,
Palembayan, Tanjung Raya, Matur, IV Koto, Malalak, dan Palupuh.
3. Bagian Timur; Wilayah Timur Agam dengan penggunaan lahan dominan
sawah, tanaman hortikultura dan hutan lindung serta permukiman yang
mencakup kecamatan Tilatang Kamang, Kamang Magek, Banuhampu,
Sungai Pua, Ampek Angkek, Canduang, dan Baso.
2.3.3 Kabupaten Limapuluh Kota

Kawasan hutan lindung tersebar di berbagai kecamatan yang ada di


Kabupaten Lima Puluh Kota dengan luas keseluruhan 128.856 hektar, tersebar
di Kecamatan Akabiluru,Kecamatan Gunuang Omeh, Kecamatan Guguak,
Kecamatan Payakumbuh, Kecamatan Sulik, Kecamatan Harau, Kecamatan
Bukik Barisan, Kecamatan Mungka, Kecamatan Lareh, Kecamatan Pangkalan
Koto Baru, Kecamatan Kapur IX. Sedangkan kawasan budidaya banyak
kawasan hutan, pertanian, perikanan, pertambangan, industri, pariwisata, dan
permukiman.

2.3.4 Kota Padang

Menurut Rencana Pola Ruang Wilayah kota Padang, rencana pola


ruang ini meliputi kawasan lindung dan kasawan budidaya. Kawasan lindung
ini meliputi hutan lindung, hutan suaka alam, RTH, dan hutan kota. Hutan
lindung ini memiliki luas kurang lebih 10.995,5 hektar tersebar di Kecamatan
Koto Tangah, Kecamatan Kuranji, Kecamatan Pauh, Kecamatan Lubuk
Kilangan, Kecamatan Lubuk Begalung, dan Kecamatan Bungus Teluk
Kabung. Hutan suaka alam memiliki luas kurang lebih 25.611,4 hektar
tersebar di Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Pauh, Kecamatan Lubuk
Kilangan, Kecamatan Lubuk Begalung, Kecamatan Kuranji dan Kecamatan
Bungus Teluk Kabung. RTH taman kota luasnya minimal 30 % dari luas
wilayah kota, dikembangkan di seluruh kecamatan untuk meningkatkan
keindahan dan keasrian kota meliputi Taman Kecamatan, Taman Kelurahan
dan Taman Burung. Sedangkan kawasan budidaya meliputi kawasan
perumahan, perdagangan dan jasa, dan lain-lain. Kawasan perumahan
menyediakan lahan untuk pengembangan hunian, banyak dikembangkan di
kawasan pusat kota yang meliputi kecamatan Padang Utara, kecamatan
Padang Barat, kecamatan Padang Timur, kecamatan Padang Selatan,
kecamatan Nanggalo. Kawasan perdagangan dan jasa dengan skala regional
yang sudah tumbuh kembang di pusat kota yang meliputi Kecamatan Padang
Barat, Kecamatan Padang Utara, Kecamatan Padang Selatan dan Kecamatan
Padang Timur.

2.3.5 Kota Padang panjang

Rencana pola ruang wilayah kota meliputi rencana kawasan lindung


dengan luas lebih kurang 1.459,9 Ha (49,10%) dan rencana kawasan budi
daya dengan luas lebih kurang 1.521,64 Ha (50,90%).Kawasan Hutan
Lindung sebagaimana meliputi area seluas lebih kurang 637,97 Ha berlokasi
di bagian selatan (Kelurahan Kampung Manggis, Kelurahan Tanah Hitam,
Kelurahan Koto Panjang dan Kelurahan Koto Katik). Kawasan peruntukan
Perumahan mempunyai luas lebih kurang 581,80 Ha yang berlokasi tersebar
pada setiap Kelurahan, meliputi perumahan kepadatan tinggi pada kawasan
sekitar pusat kota (Pusat Pelayanan Kota) yang sebagian besar berlokasi di
Kelurahan Silaing Atas dan Kelurahan Balai-Balai yang termasuk dalam
wilayah Kecamatan Padang Panjang Barat,perumahan kepadatan sedang pada
kawasan yang berdekatan dengan pusat pelayanan kota yang sebagian besar
termasuk dalam Kelurahan Pasar Baru (Kecamatan Padang Panjang Barat)
dan Kelurahan Tanah Pak Lambik (Kecamatan Padang Panjang Timur), dan
perumahan kepadatan rendah berlokasi pada kawasan yang tidak termasuk
kawasan sekitar pusat pelayanan kota dimana termasuk dalam wilayah
Kelurahan Silaing Bawah, Kelurahan Pasar Usang, Kelurahan Bukit
Surungan, Kelurahan Guguk Malintang, Kelurahan Ganting, Kelurahan
Sigando, Kelurahan Ekor Lubuk, Kelurahan Ngalau, Kelurahan Koto Katik,
Kelurahan Koto Panjang, Kelurahan Tanah Hitam dan Kelurahan Kampung
Manggis.

2.3.6 Kota Bukittinggi

Dari 25,239% km2 luas kota bukittinggi, 45,82% mkerupakan


perumahan, 21,74% untuk kawasan lindung dan RTH, dan 9,60%
penggunaannya untuk perdagangan jasa, serta 11,5% untuk pertanian lahan
basah.

2.4Kondisi Sosial
2.4.1 Jumlah Penduduk
Sumatera Barat merupakan salah satu dari 34 provinsi yang berada
di Indonesia. Dari 19 kabupaten dan kota yang dimiliki oleh Sumatera
Barat, jumlah penduduk paling sedikit berada di Padang Panjang dan yang
paling banyak berada di Padang.
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk di Provinsi Sumatra Barat

Laki-Laki dan Perempuan


Wilayah
Jumlah Penduduk (Jiwa)
2013 2014 2015 2016 2017
Agam 468970 472995 477221 481610 485815
Lima Puluh Kota 361645 365389 369217 373312 377276
Padang 876670 889561 903312 917394 931268
Padang Panjang 49536 50208 50989 51794 52586
Bukittinggi 118260 120491 122718 125051 127369
SUMATERA BARAT 5066476 5131882 5200947 5272525 5342836
Sumber:Sumatera Barat Dalam Angka 2018

2.4.2 Pertumbuhan Jumlah Penduduk

Laju Pertumbuhan Penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di


suatu wilayah tertentu setiap tahunnya. Kegunaannya ialah untuk
memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan dating.

Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Sumatera Barat

Laju Pertumbuhan Penduduk


Wilayah
Jumlah Penduduk (Jiwa)
2013-2014 2014-2015 2015-2016 2016-2017
Agam - 0,82 0,81 0,74
Lima Puluh Kota - 0,98 0,97 0,94
Padang - 1,44 1,39 1,37
Padang Panjang - 1,34 1,63 1,37
Bukittinggi 1,89 1,77 1,71 1,68
SUMATERA BARAT - 1,26 1,22 1,18
Sumber:Sumatera Barat Dalam Angka 2018

2.4.3 Kepadatan Penduduk


Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan
luas lahan perkilometer persegi. Kepadatan tertinggi berada di Kota
Padang Panjang.

Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk di Provinsi Sumatera Barat

Kepadatan Penduduk /km2


Wilayah
2013 2014 2015 2016 2017
Agam 209,19 211,89 214,00 215,35 216,95
Lima Puluh Kota 108 108,93 110 111,07 112,12
Padang 1261,7 1280,02 129,51 1316,58 1333,91
Padang Panjang 2153,74 2182,96 2212 2248,35 227,22
Bukittinggi 4686 4773,81 4858 4941,16 5023,93
SUMATERA BARAT 119,78 121,33 122,85 124,35 125,81
Sumber:Sumatera Barat Dalam Angka 2018

2.5Kondisi Perekonomian

Kondisi perekonomian Provinsi Sumatera Barat dilihat dari PDRB tahun 2013 –
2017 selalu mengalami kenaikan dan kemajuan pertahunnya. Kenaikan ini dikarenakan
adanya dukungan sektor-sektor yang unggul di kawasan tersebut seperti pertanian,
industry pengolahan, perdagangan besar, real estate, dll

2.5.1 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2013 – 2017


Tabel 2.5 PDRB Sumatera Barat dan 5 Kabupaten Kota 2013 – 2017

Wilayah [Seri 2010] Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah)


Harga Konstan 2010
2013 2014 2015 2016 2017
Agam 10656539.12 11287816.35 11911294.50 12556118.09 13237976.19
Lima Puluh Kota 8152905.88 8640817.05 9125377.06 9611100.93 10123951.19
Padang 31054497.20 33061946 35180548.31 37368816.75 39696142.80
Padang Panjang 1839183.13 1951004.28 2066248.20 2186151.57 2313117.04
Bukittinggi 4324423.59 4592478.19 4874254.56 5169275.87 5483598.44
SUMATERA 125940634.2 133340836.4 140719474.1 148134243.8 155963985.4
BARAT 7 4 9 9 2
Sumber:Sumatera Barat Dalam Angka 2018
Kategori PDRB PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta
Rupiah) Sumatera Barat
2013 2014 2015 2016 2017
A. Pertanian, Kehutanan, dan 36256488,98 41223979,40 44438992,00 47195038,90 50541605,83
Perikanan
B. Pertambangan dan 6756660,55 8049321,10 8682039,97 8886419,26 9132512,22
Penggalian
C. Industri Pengolahan 16185516,30 17424296,54 18321503,22 19791728,08 20835234,50
D. Pengadaan Listrik dan 91668,46 122700,19 175373,03 207279,26 240385,53
Gas
E. Pengadaan Air, 130186,30 140304,55 160975,81 180305,59 197019,60
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
F. Konstruksi 12884434,91 14996623,28 16877049,38 18209710,82 20008574,41
G. Perdagangan Besar dan 21696811,64 23714611,10 26265514,78 29202599,97 32290617,70
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
H. Transportasi dan 16493495,70 19405629,22 21645518,95 24461689,85 27131111,32
Pergudangan
I. Penyediaan Akomodasi dan 1570829,71 1860850,45 2200166,49 2565608,98 2906759,46
Makan Minum
J. Informasi dan Komunikasi 7731431,56 8462241,40 8497199,94 9796498,07 11331134,64
K. Jasa Keuangan dan 4633408,71 5119029,66 5583951,53 6217709,41 6627783,02
Asuransi
L. Real Estat 2836591,67 3244297,28 3602550,71 3935823,81 4219482,99
M;N. Jasa Perusahaan 626817,02 692296,13 773942,88 843847,00 922959,07
O. Administrasi 9244650,32 9709099,65 10249240,85 11432303,91 12543702,46
Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib
P. Jasa Pendidikan 5418348,47 5972000,26 6663436,76 7539722,70 8854791,46
Q. Jasa Kesehatan dan 1969005,92 2110452,99 2238744,23 2502927,51 2856972,06
Kegiatan Sosial
R;S;T;U. Jasa lainnya 2373483,67 2696523,57 3028540,19 3473721,96 3944582,99
PDRB Total 146899829,89 164944256,80 179404740,73 195682525,01 214585229,2
6
2.5.1.1 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha Provinsi Sumatera Barat
Tabel 2.6 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Provinsi Sumatera Barat 2013 – 2018

Sumber : Sumatera Barat dalam Angka 2018


2.5.1.2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha Kabupaaten Agam
Tabel 2.6 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Agam 2013 – 2018

Lapangan Usaha PDRB Atas Dasar Harga Konstan (2010) Menurut Lapangan
Usaha Kabupaten Agam, 2013-2017 (Juta Rupiah)
2013 2014 2015 2016 2017
A. Pertanian, Kehutanan, dan 3416820,1 3600943,9 3780189,1 3916688,3 4067287,7
Perikanan
B. Pertambangan dan 422489,4 444965,8 468059,6 492913,5 503453,8
Penggalian
C. Industri Pengolahan 1435028,1 1506288,4 1553144,6 1602088,8 1665294,1
D. Pengadaan Listrik dan Gas 2312,1 2662,6 2797,1 3095,3 3312,8
E. Pengadaan Air, Pengelolaan 5426,6 5678,6 5921,1 6229,6 6604,6
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F. Konstruksi 716856,2 773595,5 827128,3 895764,3 980412
G. Perdagangan Besar dan 1991378,1 2110837,6 2239063,4 2354924,6 2479386,4
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
H. Transportasi dan 639842,8 689445,1 748042,4 822555,4 895761,1
Pergudangan
I. Penyediaan Akomodasi dan 75567,1 79047,2 83550,9 89555,3 97895,8
Makan Minum
J. Informasi dan Komunikasi 578282,6 631459,8 682323,3 745304,5 819482,6
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 147379,2 154189,3 159613,8 171297,3 166101,9
L. Real Estat 197321,2 207976,5 218791,3 229124,7 239504,1
M. Jasa Perusahaan 4089,4 4292,8 4532,8 4833 5132,2
N. Administrasi Pemerintahan, 426648,7 438960,4 453182,7 477186 502615,9
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
O. Jasa Pendidikan 418590,3 444693,7 476811,6 521559,2 564130,3
P. Jasa Kesehatan dan Kegiatan 107257,3 116880,1 125657,8 132221,7 144127,2
Sosial
Q. Jasa lainnya 71250,2 75889,1 82484,7 90776,6 97473,6
PDRB Total 10656539, 11287816,3 11911294,5 12556118,1 13237976,
1 2
Sumber: Agam dalam Angka 2018
2.5.1.3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha Kabupaten Lima Puluh Kota
Tabel 2.6 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Lima Puluh Kota 2013 – 2018

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010


Kategori PDRB Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Limapuluh Kota (Juta
rupiah), 2013 - 2017
2013 2014 2015 2016 2017
A. Pertanian, Kehutanan, dan 3013310,6 3158116,6 32746728 3338378,8 34485342
Perikanan
B. Pertambangan dan 664386,9 698203,3 739319,1 780648 804766,3
Penggalian
C. Industri Pengolahan 693630,7 732884,7 7461325 789187 795089,3
D. Pengadaan Listrik dan Gas 1198 1378,9 14423 1586,6 1684,2
E. Pengadaan Air, 2423 2577,6 2730,7 2915,7 31627
Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
F. Konstruksi 372138,7 398098,6 426634,9 456127,9 498296
G. Perdagangan Besar dan 1168257,5 1246108,9 1331707,9 1427029,3 1523011,5
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
H. Transportasi dan 698048,5 7673125 845309,5 921377,5 1011854,3
Pergudangan
I. Penyediaan Akomodasi dan 45567,4 47960,8 50926,1 564122 618326
Makan Minum
J. Informasi dan Komunikasi 396701,3 433376,9 476757 523619,3 5811044
K. Jasa Keuangan dan 139836,2 148148,1 1541022 921377,5 1693322
Asuransi
L. Real Estat 94614,1 100530,5 106513 564122 116656,5
M;N. Jasa Perusahaan 2432 2591,8 2744,6 523619,3 30301
O. Administrasi 468041,6 478500,4 503535,5 165676,9 5581621
Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib
P. Jasa Pendidikan 198397,2 215556,2 237146,1 111954,9 280754,7
Q. Jasa Kesehatan dan 104425,1 112482,2 121745,7 28723 1437622
Kegiatan Sosial
R;S;T;U. Jasa lainnya 89497,2 96087,1 1039577,2 112407,7 122917,7
PDRB Total 8152905,9 8640817 9125377,1 9611100,9 10123951
Sumber : Lima Puluh Kota dalam Angka 2018

2.5.1.4 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut


Lapangan Usaha Kota Padang
Tabel 2.7 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kota Padang 2013 – 2018

Kategori PDRB PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan
Usaha Kota Padang (Jutaan Rupiah)
2013 2014 2015 2016 2017
A. Pertanian, Kehutanan, dan 1487352,3 1583987,4 1693216,4 1788253,55 1904163,2
Perikanan 3
B. Pertambangan dan 926568,2 982980,3 1039292,46 1093785,33 1130821,48
Penggalian
C. Industri Pengolahan 5137989,2 5407104 5592394,35 5768987,11 5949545,7
9
D. Pengadaan Listrik dan Gas 32228,6 35868,6 37412,1 41421,82 43180,9
E. Pengadaan Air, Pengelolaan 51729,6 54701,1 57944,85 62536,92 64657,92
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F. Konstruksi 2813011 3075643,3 3376182,52 3626182,52 3921947,5
8
G. Perdagangan Besar dan 5446981,9 5754235,2 6053051,92 6289759,62 6720458,3
Eceran; Reparasi Mobil dan 1
Sepeda Motor
H. Transportasi dan 4905120,4 5293883,5 5729205,29 6179732,18 6671554,0
Pergudangan 8
I. Penyediaan Akomodasi dan 319139 344491,6 366495,29 398781,24 431442,26
Makan Minum
J. Informasi dan Komunikasi 2483038,1 2666740,4 2904687,41 3147374,49 3456446,9
6
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 1603149 1735390,5 1802305,45 1970371,24 1959233,9
L. Real Estat 979036,3 1038888 1106680,89 1159316,47 1195905,43
M;N. Jasa Perusahaan 463349,1 490930 520886,14 558849,34 588565,05
O. Administrasi Pemerintahan, 1996215 2026367,4 2100344,27 2205016,04 2308032,5
Pertahanan dan Jaminan Sosial 3
Wajib
P. Jasa Pendidikan 1338636,8 1428340,1 1547775,52 1696276,84 1849812,5
8
Q. Jasa Kesehatan dan 450588,4 486275,2 527988,09 572549,55 619979,44
Kegiatan Sosial
R;S;T;U. Jasa lainnya 620364,3 656119,4 719487,34 799125,52 880395,35
PDRB Total 31054497,2 33061946 35175350,2 37358319,7 39696142,
7 9 8
Sumber:Padang Dalam Angka 2018
2.5.1.5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha Kota Padang Panjang
Tabel 2.8 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kota Padang Panjang 2013 – 2018

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010


Kategori PDRB Menurut Lapangan Usaha di Padang Panjang (Juta rupiah), 2013
- 2017
2013 2014 2015 2016 2017
A.Pertanian, Kehutanan, dan 104922,3 108455,3 110993,9 113203,1 116362,8
Perikanan
B.Pertambangan dan 5328,8 5616,3 6021,4 6045,5 6073,6
Penggalian
C. Industri Pengolahan 209059,2 224183,6 228831,4 239094,5 244336,6
D.Pengadaan Listrik dan Gas 1142,8 1283,5 1328,2 1460,1 1520,6
E.Pengadaan air, Pengelolaan 5475 5708,9 5993,1 6011,2 6135,8
sampah, Limbah dan Daur
ulang
F.Konstruksi 165941,5 176536,8 189281,7 199101,6 215198,4
G. Perdagangan besar dan 345216,9 354634,3 383006,1 406635,9 425207,7
eceran; Reparasi mobil dan
sepeda motor
H.Transportasi dan 240286,9 258684 278941 297272,3 317000,8
Pergudangan
I.Penyediaan akomodasi dan 38364,4 41660 45068,1 45333,4 51946,4
makan minum
J.informasi dan komunikasi 167526,2 184239,2 204188,9 220217,7 239765,7
K.jasa keuangan dan asuransi 77181,9 82627,9 86711,7 92217,4 94205,1
L.real estat 67759,4 70961,8 74126,2 76742,8 80200,9
M ; N. jasa perusahaan 1428,3 1551,9 1657,7 1761,2 1870,5
O. administrasi pemerintahan, 176383,8 178275,8 184855,6 193303,5 202883,8
pertahanan dan jaminan
sosial wajib
P. Jasa Pendidikan 132604,2 141669 155247,8 167900,5 184883,1
Q. Jasa kesehatan dan 24232 26084,3 27949,2 29399,8 31423
kegiatan sosial
R ;S; T; U. Jasa lainnya 76331,7 78831,6 82046,2 87451,1 94102,2
PDRB Total 1839183,1 1951004,3 2066248,2 2186151,6 2313117
Sumber:Padang Panjang Dalam Angka 2018

2.5.1.6 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut


Lapangan Usaha Kota Bukittinggi
Tabel 2.8 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kota Bukittinggi 2013 – 2018

Kategori PDRB PDRB Atas Dasar Harga Konstan Bukittinggi Menurut Lapangan
Usaha (Juta Rupiah)
2013 2014 2015 2016 2017
A. Pertanian, Kehutanan, dan 62852,17 65043,29 66721,87 67922,77 69420,86
Perikanan
B. Pertambangan dan 128,67 126,47 125,8 125,03 124,41
Penggalian
C. Industri Pengolahan 345281,39 358082,78 369139,12 373467,84 376397,39
D. Pengadaan Listrik dan Gas 31017,94 34471,3 35632,11 39249,16 41303,96
E. Pengadaan Air, Pengelolaan 7291,24 7318 7656,82 7923,28 8216,44
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F. Konstruksi 282104,07 295207,09 312594,78 331162,91 359860,6
G. Perdagangan Besar dan 1397993,08 1501989,36 1601978,47 1699443,88 1802831,77
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
H. Transportasi dan 476367,24 507448,07 543771,28 584086,7 638262,16
Pergudangan
I. Penyediaan Akomodasi dan 188882,26 203479,56 219500,54 235735,77 253442,64
Makan Minum
J. Informasi dan Komunikasi 326688,81 348117,66 375058,61 402406,54 439185,51
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 260162,3 277515,62 288270,24 313318,3 313463,23
L. Real Estat 150936,24 159133,65 167519,99 175761,98 183495,5
M ; N. Jasa Perusahaan 30836,42 32074,94 33461,26 34876,67 36702,35
O. Administrasi Pemerintahan, 267142,74 270863,46 281454,22 292374,64 304946,75
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
P. Jasa Pendidikan 209062,17 222940,31 239477,97 257079,6 279445,53
Q. Jasa Kesehatan dan 129345,21 139852,95 151302,29 163489,34 177876,4
Kegiatan Sosial
R;S;T;U. Jasa lainnya 158391,63 168813,7 179989,16 190850,45 198622,93
PDRB Total 4324423,59 4592478,19 4874254,56 5169275,87 5483598,44
Sumber:Bukittinggi Dalam Angka 2018

2.6Potensi Sumber Daya Alam


2.6.1 Sumatera Barat
Potensi sumber daya alam di Sumatera Barat tergolong cukup
banyak. Daerah ini mempunyai daerah perairan laut yang cukup luas di
sepanjang tepi barat pulau Sumatera dan adanya kepulauan Mentawai yang
menjadi perisai untuk menahan gelombang Lautan Hindia yang cukup besar.
Sumber daya alam dari laut seperti beraneka jenis ikan, budidaya kerapu,
rumput laut, udang, kepiting dan mutiara masih sangat besar peluangnya
untuk ditingkatkan. Aneka biota laut ini disamping untuk konsumsi, juga
mempunyai potensi sebagai bahan baku industri terutama industri farmasi.
Penelitian dalam bidang ini perlu dipacu agar biologi sumber daya laut yang
ada dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan Masyarakat propinsi Sumatera
Barat. Apalagi luas perairan laut Sumatera Barat mencapai 186.500 km2
dengan panjang garis pantai lebih kurang 2.420,385 km.
Potensi kelautan yang belum dimanfaatkan sama sekali adalah
energi yang dihasilkan oleh ombak atau gelombang laut yang
menghempas ke pantai. Energi kinetik dari ombak dan gelombang ini
dapat dikonversikan menjadi energi listrik. Pembuatan Pusat pembangkit
tenaga gelombang laut ini dapat dibuat dalam skala kecil, menengah dan
besar. Adapun potensi air danau telah dimanfaatkan untuk pembangkit
listrik tenaga air diantaranya air danau Singkarak dan Maninjau dengan
adanya PLTA Singkarak dan Maninjau serta yang baru dibangun adalah
PLTA Koto Panjang di kabupaten 50 Kota.
Disamping dari energi gelombang dan ombak laut, energi surya
juga melimpah di propinsi ini. Rata-rata penyinaran matahari dalam sehari
antara 7 – 10 jam, jika saja energi surya ini dapat dikumpulkan dalam sel-
sel penyerap panas matahari maka dapat digunakan untuk pembangkit
listrik skala kecil dan menengah. Jika potensi sumberdaya alam yang
berlimpah baik dari energi gelombang laut maupun energi surya, maka
kebutuhan masyarakat akan listrik yang kian hari kian bertambah dapat
dipenuhi.
Daerah daratan yang ada di Sumatera Barat terbagi atas daerah
dataran tinggi dengan ketinggian antara 1.000 sampai dengan 2.500 m dpl
yang terdapat di sebelah tengah-barat, serta daerah dataran rendah yang
relatif sempit disepanjang pantai serta sebelah timur dengan ketinggian
dari 1 hingga < 1,000 m. Cukup luasnya kawasan pegunungan atau
dataran tinggi menjadikan lahan yang dapat diusahakan secara optimal
untuk mekanisasi pertanian, pemukiman dan industri relative terbatas
akibat kendala kelerengan lahan yang agak curam sampai sangat curam.
Perbedaan topografi atau kelerengan yang cukup besar menjadikan
kawasan dataran tinggi rentan terhadap bahaya longsor dan erosi.
Sumber daya alam terutama hutan yang ada di kepulauan
Mentawai sangat berpotensi untuk diolah secara optimum dengan
dilandasi sifat kehati-hatian agar kelestariannya terjaga untuk masa yang
akan datang. Di lain pihak, potensi daerah pegunungan jika dimanfaatkan
secara hati-hati, mempunyai potensi yang luar biasa Sumber daya alam di
daerah pegunungan menyimpan kekayaan hayati hutan tropis yang sangat
besar. Ketersediaan plasma nutfah asli daerah tropis belum terungkap
sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat seperti tumbuhan asli dan
kandungan esensial yang ada mungkin dapat digunakan sebagai bahan
pengobatan, bahan baku industri dan lain-lain. Kawasan pegunungan juga
berpotensi untuk dijadikan daerah tujuan wisata alam asalkan pembukaan
dan pengelolaannya dikerjakan dengan rencana yang baik. Daerah
pegunungan tujuan wisata alam seperti di kabupaten Tanah Datar, Agam,
Solok, dan kota Padang Panjang.
Potensi sumber daya air alami juga melimpah di daerah ini.
Sumber air alami didapatkan dari 2 danau yang besar seperti danau
Singkarak dan Maninjau serta 3 danau yang relative kecil seperti Danau
Diatas, Dibawah dan Talang. Sumber daya air permukaan ini, baik yang
berasal dari danau maupun sungai-sungai yang umumnya berasal dari
mata air di pegunungan, diperkirakan mempunyai potensi 43 milyar m3.
Potensi air bersih alami untuk sumber air minum mineral dapat dibuat di
daerah sekitar G. Talang di Kabupaten Solok, G. Marapi dan G.
Singgalang di kabupaten Tanah Datar, Agam dan Padang Panjang serta di
G. Pasaman/Talamau di kabupaten Pasaman.
Potensi bahan galian, seperti deposit pasir dan batu gunung, liat
silika dan besi oksida serta kapur sebagai bahan dasar industri semen,
terdapat di kota Padang dan telah dimanfaatkan lebih dari 50 tahun oleh
PT Semen Padang dan di daerah sekitar danau Singkarak di kabupaten
Solok dan Padang Panjang. Deposit batu kapur yang bisa dieksploitasi di
kota Padang Panjang tercatat sebanyak 43 juta ton. Kabupaten Padang
Pariaman juga menyimpan potensi sumber daya alam galian seperti
obsidian dan batu andesit.
2.6.2 Kabupaten Agam
Sumber daya alam utama di daerah pantai adalah kopra, tebu,
jagung, bawang merah, berbagai jenis kacang-kacangan, dan padi. Daerah
yang lebih tinggi antara lain menghasilkan cengkih, kentang, kol, sawi,
buncis, bawang prei, kopi, nilam, gambir, dan karet. Sejak beberapa tahun
terakhir tanaman markisa juga dipopulerkan di Agam, yang hasilnya
diolah menjadi sirup lalu dipasarkan ke luar kabupaten Agam.
Kebun kelapa meliputi daerah seluas 56.744 hektare dengan
produksi yang mencapai rata-rata 3.000 ton per tahun. Kebun karet yang
kebanyakan dikelola oleh penduduk setempat, meliputi luas 244 hektare
dengan rata-rata produksi mencapai 95 ton per tahun.
Tabel 2.9 Guna Lahan di Kabupaten Agam

No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) Presentasi (%)


1. Hutan 85.005 38,28
2. Kebun campur, semak, atau lahan 58.665 26,42
bukaan sementara
3. Perkebunan 39.892 17,96
4. Penggunaan lahan lainnya (danau, 38.517 <20
pemukiman, dan sawah)
Sumber : Agam dalam Angka 2018

2.6.3 Kabupaten Limapuluh Kota


Sumber daya alam yaitu adanya tambang emas di Gunuang Omeh
bisa memberikan manfaat untuk kepentingan daerah. Dan memanfaatkan
sumber daya alamnya dengan membuat pembangkit listrik tenaga air .
2.6.4 Kota Padang
Sumber daya alam yaitu laut seperti beraneka jenis ikan , budidaya
kerapu, rumput laut, udang , kepiting , Mutiara . Lalu terdapat sumber daya
alam seperti batu kapur ( semen), serta pertenakan, hutan mangrove.
2.6.5 Kota Padang Panjang
Sumber daya alam di Padang Panjang sangat minim , walaupun ada
seperti pertanian tetapi sangat minim karena luas wilayah Padang Panjang
terkecil di Sumatera Barat. Lalu di Padang panjang mempunyai sumber
daya air alami dari berbagai danau dan umumnya berasal dari mata air di
pegunungan, diperkirakan mempunyai potensi 43 milyar m3. Potensi air
bersih alami untuk sumber air minum mineral.
2.6.6 Kota Bukittinggi
Sumber daya alam di Bukittinggi hutan tropis , di wilayah
bukittinggi sendiri sedikit mempunyai sumber daya alam karena merupakan
wilayah yang sempit.
2.7 Kondisi Prasarana dan Sarana
2.7.1 Bidang Pendidikan

Tabel 2.10 Jumlah Sarana Pendidikan Menruut Kabupaten/Kota di Sumatera Barat 2017

Jumlah Sarana Pendidikan


No. Daerah SD/M SMP/Mt SMA/M
SMK PT
I s A
1. Agam 459 120 57 14 1
2. Lima Puluh Kota 378 81 26 8 -
3. Padang 419 116 68 41 39
4. Padang Panjang 40 19 16 4 5
5. Bukittinggi 61 19 17 12 21
6. Sumatera Barat 4310 1207 538 211 107
Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka 2018

2.7.2 Bidang Kesehatan

Pada biang kesehatan, rata-rata setiap kabupaten kota memiliki satu


rumah sakit di daerahnya. Dan setiap rumah sakit memiliki status antara
B – D.

Tabel 2.11 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Barat 2017

Jumlah Sarana Kesehatan


No. Daerah Puskesmas RS Rumah Klinik Poskede
Bersalin Sakit s
1. Agam 23 51 1 15 78
2. Lima Puluh Kota 22 56 1 7 153
3. Padang 22 - 13 119 -
4. Padang Panjang 4 13 1 4 16
5. Bukittinggi 7 2 5 12 24
6. Sumatera Barat 270 1.413 45 218 1.546
Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka 2018
2.7.3 Bidang Perdagangan

Tabel 2.12 Jumlah Surat Izin Usaha Perusahan Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Barat 2017

Jumlah Sarana Perdagangan


Perusahaa Perusahaa Mikro
No. Daerah Perusahaan
n Besar n
Kecil
Menengah
1. Agam 0 18 226 0
2. Lima Puluh Kota 1 31 186 98
3. Padang 16 229 1.200 169
4. Padang Panjang 0 9 65 9
5. Bukittinggi 1 28 151 46
6. Sumatera Barat 84 683 4.416 893
3 Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka 2018

2.7.4 Bidang Sosial dan Budaya


Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pulau
terbanyak di dunia, dimana dari puluhan ribu pulau yang ada di
Indonesia terdapat 5 pulau utama yaitu Jawa, Sumatera, Sulawesi,
Kalimantan dan Papua. Dari kelima pulau ini, Sumatera merupakan
salah satu yang terbesar dan terbagi menjadi beberapa provinsi. Dan
salah satunya yaitu Sumatera Barat. Sumatera Barat merupakan salah
satu provinsi yang memiliki ibu kota Padang.
Sesuai dengan namanya, wilayah Sumatera Barat ini berada di
sepanjang pesisir barat Sumatera bagian tengah serta sejumlah pulau
yang berada di pelas pantainya, seperti kepulauan Mentawai. Luas
provinsi Sumatera Barat sendiri sekitar 42.297,3 km persegi.
Untuk jumlah penduduknya sendiri yaitu 4.846.909 jiwa yang
mayoritas merupakan etnis Minangkabau dan seluruhnya beragama
Islam. Meskipun demikian, kebudayaan Sumatera Barat tentu sangat
beragam, mengingat wilayah provinsi ini terdiri dari 12 kabupaten dan
7 kota besar yang masing-masing memiliki ciri serta kebudayaan
tersendiri
 Macam-macam budaya di Sumatra barat:
1. Rumah Adat
Jika Anda datang ke Sumatera Barat mungkin salah satu
pemandangan yang akan langsung menyambut Anda adalah keindahan
rumah adatnya. Dimana salah satu kebudayaan Sumatera Barat ini
selain menawarkan keindahan yang luar biasa namun juga memiliki
keunikan tersendiri. Seperti bentuk atap yang mencuat ke atas dengan
makna menjurus kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tonjolan pada rumah
adat Rumah Gadang ini diberi nama gojong yang jumlahnya sekitar 4-
7 buah per rumah.
Pada rumah Gadang Anda juga akan menjumpai 2-3 lumbung padi
seperi Si Bayo-bayo yang artinya adalah persediaan padi untuk
keluarga rantau, Si Tinjau Lauik yaitu yang padinya dberikan untuk
orang tidak mampu serta Si Tangguang Litak yang padinya
dikhususnya untuk pemilik rumah.
2. Suku Adat
• Suku Minangkabau:
 Sakai
 Talang Mamak
 Kerinci
 Kubu
• Suku Melayu.
• Suku Mentawai.
• Suku Bonai.
3. Bahasa Daerah
• Bahasa Minangkabau / Baso Minang.
• Bahasa Mentawai.
• Bahasa Melayu.
Dari banyaknya suku yang terdapat di Sumatra Barat, tentu
dibutuhkan suatu media untuk menyatukan beberapa suku tersebut.
salah satunya yaitu dengan menggunakan bahasa daerah. Dimana
bahasa daerah bukan sekedar kebudayaan Sumatera Barat yang
digunakan sebagai sarana komunikasi namun juga sebagai pemersatu
bangsa. Nah di provinsi ini, bahasa daerah yang digunakan antara lain
adalah bahasa Minangkabau, bahasa Melayu dan lain-lain.
4. Makanan Daerah
Satu hal yang selalu dicari oleh para pengunjung yang datang ke Sumatra
Barat yaitu masakan khasnya.

Tabel 2.13 Makanan Daerah Khas Sumatera Barat

Rendang. Randang Lokan. Dendeng Balado. Dendeng Batokok.


Gulai banak. Gulai kambiang. Gulai manih. Gulai pucuak ubi.
Gulai asin padeh. Gulai Tunjang. Gulai paku. Gulai toco.
Gulai itiak. Pangek masin. Pangek padeh. Kalio dagiang.
Ikan baka. Soto padang. Goreng baluik. Goreng lauak.
Palai Bada. Kalio jariang. Sambalado tanak. Sambalado matah.
Cancang. Ikan balado. Nasi Kapau Nasi Padang
Sumber : www.ngekul.com
2.7.4 Bidang Transportasi

Tabel 2.14 Panjang jalan menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Barat 2017 dalam km

Pemerintah yang berwenang mengeola


No. Daerah
Negara Provinsi
1. Agam 101,91 211,42
2. Lima Puluh Kota 72,93 141,95
3. Padang 68,19 37,00
4. Padang Panjang 31,12 0
5. Bukittinggi 1,75 0
6. Sumatera Barat 1.448,81 1.525,20
Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka 2018

Tabel 2.15 Jenis Permukaan Jalan menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Barat 2017 dalam km

Jalan Negara Jalan Provinsi Jenis Permukaan jalan


No. Daerah Tidak Tidak Tidak Lain-
Mantap Mantap Aspal
mantap mantap Aspal lain
1. Agam 101,81 0,1 172,75 38,66 193,77 16,22 1,43
Lima Puluh
2. 72,33 0,6 121,51 20,44 117,34 24,61 0
Kota
3. Padang 66,99 1,2 1,75 35,25 1,75 33,25 2
4. Padang Panjang 31,02 0,1 0 0 0 0 0
5. Bukittinggi 11,75 0 0 0 0 0 0
1.325,3
6. Sumatera Barat 123,47 1.083,04 442,16 1.093,66 415,99 15,55
4
Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka 2018

Tabel 2.16 Kondisi Jalan di Provinsi Sumatera Barat (km)

No Kondisi Jalan
Daerah Baik Rusak Rusak Berat
. Sedang
1. Agam 29,92 142,84 13,99 24,67
2. Lima Puluh Kota 32,33 89,18 4,49 15,95
3. Padang 0 1,75 0 35,25
4. Padang Panjang 0 0 0 0
5. Bukittinggi 0 0 0 0
6. Sumatera Barat 279,58 803,45 76,17 366
Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka 2018

Tabel 2.17 Jumlah Panjang Jembatan Nasional dan Provinsi Sumatera barat 2017

No Jembatan Nasional Jembatan Provinsi


Daerah Banyaknya Banyaknya Panjangnya
. Panjangnya
1. Agam 53 1.147,4 70 642,3
2. Lima Puluh Kota 36 1.516,8 29 487,6
3. Padang 89 2.877,9 10 423,0
4. Padang Panjang 5 84,3 0 0
5. Bukittinggi 3 429 0 0
6. Sumatera Barat 808 18.2584,9 622 8.921,9
Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka 2018
Tabel 2.18 Jumlah Angkutan Umum dan jenis Layanan di Sumatera Barat 2017

AKDP AJDP Taksi


No
Daerah Perusahaa Perusahaa Armada Perusahaa Armada
. Armada
n n n
1. Agam 14 239 2 1 0 0
2. Lima Puluh Kota 6 216 0 0 0 0
3. Padang 5 41 1 0 30 6
4. Padang Panjang 4 133 0 0 0 0
5. Bukittinggi 5 212 2 25 1 14
6. Sumatera Barat 78 1797 18 137 5 320
Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka 2018

Вам также может понравиться