Вы находитесь на странице: 1из 12

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Diajeng Dwi Rosita (173210007)


Dionisius Panji Eka (173210008)
Fidia Nova (173210013)
Nindia Exanti (173210024)
Uswatun Khasanah (173210039)
Ancelina Kelanit (1732101105)
Nama Pasien : Tn. H
No Medrek :
Hari/Tanggal : 30 Februari 2019
Interaksi ke :1

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
 DO : Nada bicara keras dan cepat, Klien nampak tegang saat
berinteraksi, Mata klien tampak melotot dan kesal, Klien menjawab
pertanyaan dengan singkat, Klien tampak bermusuhan.
 DS : Keluarga klien mengatakan ± 4 hari sebelum masuk rumah sakit
klien dirumah bingung, agresif, labil, gelisah dan tidak mengontrol
diri. Klien juga marah - marah dan memukul ayahnya karena klien
merasa dibohongi dan keinginanya tidak dipenuhi. Kemudian oleh
keluarga, klien dibawa ke RSJD Klaten untuk kembali di rawat inap.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Keperawatan
Membantu pasien melatih mengendalikan perilaku kekerasan
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang
dilakukan, akibat perilaku kekerasan.
b. Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan: fisik, obat, verbal, spritual.
c. Latihan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik: tarik nafas
dalam dan pukul kasur dan bantal

II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Orientasi
 Salam terapeutik
“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya perawat Diajeng, panggil
saya Ajeng, hari ini saya akan berbincang-bincang dengan bapak.”
“Nama bapak siapa? Senangnya di panggil apa?”

 Evaluasi/validasi
“Ada apa di rumah sampai dibawa kemari?”

 Kontrak (topik, waktu, tempat)


- Topik : “Baiklah, kita akan berbincang-bincang sekarang tentang
perasaan marah bapak.”
- Waktu : “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?
Bagaimana jika 10 menit?”
- Tempat : “Di mana enaknya kita duduk-duduk untuk berbincang-
bincang, pak? Bagaimana jika di ruang tamu?”

2. Kerja
- “Apa yang menyebabkan bapak marah? Apakah sebelumnya bapak
pernah marah? Apa penyebabnya? Samakah dengan sekarang? Ooo.. jadi
ada dua penyebab marah bapak ya”
- “Pada saat bapak sedang marah apa yang bapak rasakan? Misalnya saat
bapak pulan ke rumah dan istri bapak belum menyiapkan makanan
(misalnya ini yang jadi penyebab marah pasien), apa yang bapak
rasakan?”
- “Apakah bapak merasa kesal, terus dada bapak berdebar – debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat dan tangan mengepal?”
- “Setelah itu apa yang bapak lakukan? Ooo.. iya.. jadi bapak memukul
istri bapak dan memecahkan piring. Apakah dengan cara ini makan
terhidang? Iya.. tentu saja tidak.”
- “Apa kerugian dari cara yang bapak lakukan, betul.. istri jadi sakit dan
ketakutan. Piring – piring pecah. Menurut bapak, adakah cara yang lebih
baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan marah dengan baik
tanpa menimbulkan kerugian?”
- “Ada beberapa cara mengatasi marah, pak. Salah satunya dengan cara
fisik. Jadi menyalurkan marah lewat kegiatan fisik. Dari beberapa cara
tadi bagaimana jika kita belajar satu cara dulu?”
- “Begini pak, jika tanda – tanda marah tadi sudah bapak rasakan, maka
bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan
napas perlahan – lahan melalui mulut sambil membayangkan bahwa
bapak sedang mengeluarkan kemarahan. Silahkan bapak mencoba
melakukannya. Bagus...coba lakukan sampai lima kali. bagus sekali
bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaanya?”
- “Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga jika
sewaktu-waktu rasa marahnya muncul, bapak sudah terbiasa
melakukannya.”

3. Terminasi
 Evaluasi subyektif (perasaan klien setelah berbincang-bincang)
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang
kemarahan bapak?”

 Evaluasi obyektif (isi materi yang sudah dibicarakan)


“Ya jadi ada dua penyebab marahnya bapak (sebutkan), dan yang bapak
rasakan (sebutkan), yang bapak lakukan (sebutkan) serta akibatnya
(sebutkan).”

 Rencana tindak langsung (PR untuk klien)


“Coba selama saya tidak ada bapak mencoba mengingat lagi penyebab
marah bapak yang lalu, apa yang bapak lakukan bila marah, yang belum
kita bahas dan jangan lupa latihan nafas dalamnya ya pak.”

 Kontrak pertemuan yang akan datang (waktu, tempat, topik)


“baik, bagaimana jika dua jam lagi saya datang dan kita latihan cara
yang lain untuk mencegah atau mengontrol marah. Tempatnya disini saja
pak. Selamat pagi.”

STRATEGI PELAKSANAAN II
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama Pasien : Tn. H


No Medrek :
Hari/Tanggal : 1 Maret 2019
Interaksi ke :2

III. PROSES KEPERAWATAN


1. Kondisi klien
 DO : Klien menjawab pertanyaan dengan nada bicara keras dan cepat,
Klien nampak tegang saat berinteraksi, Mata klien tampak melotot dan
kesal, Klien menjawab pertanyaan dengan singkat, Klien tampak
bermusuhan.
 DS : Klien mengatakan senang dan sedikit tenang setelah ber- kenalan,
Klien mengatakan rasa kesal sedikit menghilang setelah tarik napas
dalam.

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Keperawatan
Membantu pasien melatih mengendalikan perilaku kekerasan

4. Tindakan Keperawatan
a. Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan: fisik, obat, verbal, spritual.
b. Latihan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik: tarik nafas dalam
dan pukul kasur dan bantal

IV. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Orientasi
 Salam terapeutik
“Selamat pagi pak, sesuai janji saya dua jam yang lalu, sekarang saya
datang lagi untuk berdiskusi dengan bapak tentang mengontrol marah
dengan cara fisik, untuk cara yang kedua.”

 Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak saat ini, masih ada rasa kesal atau marah?”

 Kontrak (topik, waktu, tempat)


- Topik : “Baiklah, kita akan berbincang-bincang sekarang tentang
mengontrol perasaan marah bapak.”
- Waktu : “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?
Bagaimana jika 10 menit?”
- Tempat : “Di mana enaknya kita duduk-duduk untuk berbincang-
bincang, pak? Bagaimana jika di ruang tamu?”

2. Kerja
- “Jika ada sesuatu yang membuat bapak merasa jengkel, selain dengan
napas dalam, bapak juga bisa mengontrolnya dengan memukul kasur
atau bantal.”
- “Sekarang mari kita latihan memukul bantal atau kasur. Nah, mana
kamar bapak? Jadi, jika nanti bapak merasa kesal dan ingin marah,
langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul
bantal atau kasur. Nah, coba bapak lakukan. Bagus... bapak dapat
melakukannya.”
- “Kekesalan dilampiaskan pada kasur dan bantal.”
- “Cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada rasa marah. Dan
jangan lupa rapikan kembali tempat tidurnya.”

3. Terminasi
 Evaluasi subyektif (perasaan klien setelah berbincang-bincang)
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan menyalurkan amarah?”
Ada berapa cara yang sudah kita latih? Coba sebutkan lagi. Bagus!”

 Evaluasi obyektif (isi materi yang sudah dibicarakan)


“Sekarang mari kita masukkan jadwal latihan memukul kasur dalam
aktivitas bapak. Lalu bila ada keinginan marah sewaktu-waktu segera
gunakan kedua caratadi ya pak.”

 Rencana tindak langsung (PR untuk klien)


“Besok pagi kita berjumpa lagi untuk belajar cara mengontrol amarah
dengan belajar bicara yang baik.”
“Sampai jumpa.”

STRATEGI PELAKSANAAN III


RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama Pasien : Tn. H


No Medrek :
Hari/Tanggal : 2 Maret 2019
Interaksi ke :3

V. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
 DO : Klien menjawab pertanyaan dengan nada bicara keras dan cepat,
Klien nampak tegang saat berinteraksi, Mata klien tampak melotot dan
kesal, Klien menjawab pertanyaan dengan singkat, Klien tampak
bermusuhan.
 DS : Klien mengatakan senang dan sedikit tenang setelah ber- kenalan,
Klien mengatakan rasa kesal sedikit menghilang setelah tarik napas
dalam.

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Keperawatan
Membantu pasien melatih mengendalikan perilaku kekerasan

4. Tindakan Keperawatan
Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya:
 Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat perilaku
kekerasan terjadi
 Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda emosional) saat
terjadi perilaku kekerasan
Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain (tanda-tanda
sosial) saat terjadi perilaku kekerasan
VI. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Orientasi
 Salam terapeutik
“Selamat pagi pak, sesuai janji saya dua jam yang lalu, sekarang saya
datang lagi untuk berdiskusi dengan bapak tentang mengontrol marah
dengan cara fisik, untuk cara yang ketiga.”

 Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak saat ini, masih ada rasa kesal atau marah?”

 Kontrak (topik, waktu, tempat)


- Topik : “Baiklah, kita akan berbincang-bincang sekarang tentang
mengontrol perasaan marah bapak.”
- Waktu : “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?
Bagaimana jika 10 menit?”
- Tempat : “Di mana enaknya kita duduk-duduk untuk berbincang-
bincang, pak? Bagaimana jika di ruang tamu?”

2. Kerja
- “Jika ada sesuatu yang membuat bapak merasa jengkel, selain dengan
napas dalam, bapak juga bisa mengontrolnya dengan memukul kasur
atau bantal.”
- “Sekarang mari kita latihan berbicara dengan nada tinggi tetapi tidak
dengan kata-kata yang kasar. Jadi, jika nanti bapak merasa kesal dan
ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut
dengan berteriak. Nah, coba bapak lakukan. Bagus... bapak dapat
melakukannya.”

3. Terminasi
 Evaluasi subyektif (perasaan klien setelah berbincang-bincang)
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan menyalurkan amarah?”
Ada berapa cara yang sudah kita latih? Coba sebutkan lagi. Bagus!”

 Evaluasi obyektif (isi materi yang sudah dibicarakan)


“Sekarang mari kita masukkan jadwal latihan memukul kasur dalam
aktivitas bapak. Lalu bila ada keinginan marah sewaktu-waktu segera
gunakan kedua caratadi ya pak.”

 Rencana tindak langsung (PR untuk klien)


“Besok pagi kita berjumpa lagi untuk belajar cara mengontrol amarah
dengan belajar bicara yang baik.”
“Sampai jumpa.”

STRATEGI PELAKSANAAN IV
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama Pasien : Tn. H


No Medrek :
Hari/Tanggal : 3 Maret 2019
Interaksi ke :4
VII. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
 DO : Nada bicara sudah mulai terkontrol, Klien nampak tenang saat
berinteraksi, Mata klien tidak tampak melotot , Klien menjawab
pertanyaan dengan singkat, Klien tampak bersahabat.
 DS : Klien mengatakan senang dan sedikit tenang setelah ber- kenalan,
Klien mengatakan rasa kesal sedikit menghilang setelah tarik napas
dalam.

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Keperawatan
Membantu pasien melatih mengendalikan perilaku kekerasan

4. Tindakan Keperawatan
Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukannya selama ini:
 Motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindak kekerasan yang selama ini
pernah dilakukannya.
 Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan
tersebut terjadi
 Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya masalah
yang dialami teratasi.

VIII. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Orientasi
 Salam terapeutik
“Selamat pagi pak, sesuai janji saya dua jam yang lalu, sekarang saya
datang lagi untuk berdiskusi dengan bapak tentang mengontrol marah
dengan cara spiritual, untuk cara yang keempat.”

 Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak saat ini, masih ada rasa kesal atau marah?”

 Kontrak (topik, waktu, tempat)


- Topik : “Baiklah, kita akan berbincang-bincang sekarang tentang
mengontrol perasaan marah bapak.”
- Waktu : “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?
Bagaimana jika 10 menit?”
- Tempat : “Di mana enaknya kita duduk-duduk untuk berbincang-
bincang, pak? Bagaimana jika di ruang tamu?”

2. Kerja
- “Jika ada sesuatu yang membuat bapak merasa jengkel, selain dengan
napas dalam, bapak juga bisa mengontrolnya dengan memukul kasur
atau bantal.”
- “Sekarang mari kita latihan sholat dan membaca doa, surat-surat pendek
agar pikiran dan perasaan bapak lebih tenang. Jadi, jika nanti bapak
merasa kesal dan ingin marah, langsung ke kamar mandi ambil air
wudhu dan sholat. Nah, coba bapak lakukan. Bagus... bapak dapat
melakukannya.”

3. Terminasi
 Evaluasi subyektif (perasaan klien setelah berbincang-bincang)
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan menyalurkan amarah?”
Ada berapa cara yang sudah kita latih? Coba sebutkan lagi. Bagus!”

 Evaluasi obyektif (isi materi yang sudah dibicarakan)


“Sekarang mari kita masukkan jadwal latihan memukul kasur dalam
aktivitas bapak. Lalu bila ada keinginan marah sewaktu-waktu segera
gunakan kedua caratadi ya pak.”

 Rencana tindak langsung (PR untuk klien)


“Besok pagi kita berjumpa lagi untuk belajar cara mengontrol amarah
dengan belajar bicara yang baik.”
“Sampai jumpa.”

STRATEGI PELAKSANAAN V
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama Pasien : Tn. H


No Medrek :
Hari/Tanggal : 4 Maret 2019
Interaksi ke :5

IX. PROSES KEPERAWATAN


1. Kondisi klien
 DO : Nada bicara sudah mulai membaik, Klien nampak tenang saat
berinteraksi, Mata klien tidak melotot lagi, Klien menjawab pertanyaan
dengan terbuka, Klien tampak bersahabat.
 DS : Klien mengatakan senang dan sedikit tenang setelah ber- kenalan,
Klien mengatakan rasa kesal sedikit menghilang setelah melakukan
ibadah.

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Keperawatan
Membantu pasien melatih mengendalikan perilaku kekerasan

4. Tindakan Keperawatan
Jelaskan kepada klien:
 Jenis obat (nama, warna dan bentuk obat)
 Dosis yang tepat untuk klien
 Waktu pemakaian
 Cara pemakaian
 Efek yang akan dirasakan klien
Anjurkan klien:
 Minta dan menggunakan obat tepat waktu
 Lapor ke perawat/dokter jika mengalami efek yang tidak biasa
 Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat.

X. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Orientasi
 Salam terapeutik
“Selamat siang pak, sesuai janji saya dua jam yang lalu, sekarang saya
datang lagi untuk berdiskusi dengan bapak tentang mengontrol marah
dengan cara meminum obat, untuk cara yang kelima.”

 Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak saat ini, masih ada rasa kesal atau marah?”

 Kontrak (topik, waktu, tempat)


- Topik : “Baiklah, kita akan berbincang-bincang sekarang tentang
mengontrol perasaan marah bapak.”
- Waktu : “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?
Bagaimana jika 10 menit?”
- Tempat : “Di mana enaknya kita duduk-duduk untuk berbincang-
bincang, pak? Bagaimana jika di ruang tamu?”

2. Kerja
- “Jika ada sesuatu yang membuat bapak merasa jengkel, selain dengan
napas dalam, bapak juga bisa mengontrolnya dengan memukul kasur
atau bantal.”
- “Sekarang mari kita latihan meminum obat secara rutin dan teratur. Jadi,
jika nanti bapak merasa kesal dan ingin marah, langsung ikuti aturan
minum obat yang diberikan oleh dokter atau perawat. Nah, coba bapak
lakukan. Bagus... bapak dapat melakukannya.”

3. Terminasi
 Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan menyalurkan amarah?”
Ada berapa cara yang sudah kita latih? Coba sebutkan lagi. Bagus!”

 Evaluasi obyektif
“Sekarang mari kita masukkan jadwal latihan memukul kasur dalam
aktivitas bapak. Lalu bila ada keinginan marah sewaktu-waktu segera
gunakan kedua caratadi ya pak.”

 Rencana tindak langsung


“Besok pagi kita berjumpa lagi untuk belajar cara mengontrol amarah
dengan belajar bicara yang baik.”
“Sampai jumpa.”

STRATEGI INTERAKSI PERAWAT – KLIEN

NO DX KLIEN INT. KE TOPIK


KEPERAWATAN
1. Resiko PK Pasien I Penyebab PK
Tanda dan gejala PK
PK yang dilakukan
Akibat PK
Cara mengontrol PK
Latihan cara mengontrol fisik
I
Masukkan dalam rencana
harian
II Latihan cara fisik II
Masukkan dalam rencana
harian
III Latihan cara verbal
Masukkan dalam rencana
harian
IV Latihan spiritual
Masukkan dalam rencana
harian
V Patuh minum obat
Masukkan dalam rencana
harian

Keluarga I Masalah PK pasien


II Cara merawat pasien PK
III Latihan cara merawat
Sumber rujukan

Вам также может понравиться