Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Multi Level Marketing atau dalam bahasa Indonesia nya Pemasaran Berjenjang adalah strategi
pemasaran di mana tenaga penjual (sales) tidak hanya mendapatkan kompensasi atas penjualan yang
mereka hasilkan, tetapi juga atas hasil penjualan sales lain yang mereka rekrut. Tenaga yang direkrut
tersebut dikenal dengan anggota downline.
a. Penjualan Piramida :
Skema piramida adalah sebuah model bisnis yang merekrut anggotanya dengan
menjanjikan pembayaran atau jasa apabila mereka berhasil merekrut orang lain untuk
bergabung dengan skema ini.
Seiring bertambahnya jumlah orang yang direkrut, perekrutan tidak lagi dapat
dilakukan dan sebagian besar anggotanya tidak dapat memperoleh keuntungan;
maka dari itu, skema piramida tidak dapat dilanjutkan terus menerus dan dianggap
ilegal di beberapa negara.
b. Pemasaran Jaringan :
MLM pertama kali ditemukan oleh dua profesor asal Chicago pada tahun 1940-an. Produk
pertama yang mereka jual adalah vitamin dan makanan tambahan nutrilite. Saat itu Nutrilite Products
Inc merupakan salah satu perusahaan di AS yang dikenal telah menggunakan metode penjualan secara
bertingkat. Dengan modal awal yang relatif tidak besar, seorang tenaga penjual bisa mendapatkan
penghasilan dengan dua cara. Pertama, keungutngan didapatkan dari setiap program makanan
tambahan yang berhasil di jual ke konsumen. Kedua, dalam bentuk potongan harga dari jumlah
produk yang berhasil dijual oleh distributor yang direkrut dan dilatih oleh seorang tenaga penjual dari
perusahaan.
Rancangan perusahaan itu menarik perhatian Rich De Vos dan Jay Van Andel pemuda dari
michigan ini kemudian memutuskan bergabung sebagai tenaga penjual. Hasilnya, dalam kurun waktu
sembilan tahun mereka tidak hanya menikmati keuntungan dari menjual produk nurtilite, tapi yang
paling melekat dalam benak mereka adalah kehebatan konsep penjualannya. MLM sendiri mulai
tumbuh diluar AS pada tahun 1960-an. Dana dalam waktu singkat, berkembang pesat sebagai bagian
yang penting dari industri penjulan langsung. Selama puluhan tahun, MLM terbukti merupakan cara
yang sangat sukses memberikan penghasilan yang layak kepada pelanggan secara langsung. Tetapi
pada pekembangannya saat ini, banyak MLM yang dipandang miring oleh sebagian orang karena ada
beberapa sisi buruk dari jenis bisnis ini yang menurut sebagian orang malah mendantangkan kerugian.
Evolusi MLM
Gelombang 1 merupakan tahan indsutri wild Test, ketika skema piramida berkembang pesat
bersama perusahaan-perusahaan yang resmi dan pihak resmi dan pihak pemerintah yang
menetapkan tata niaga sesuai dengan perkembangannya.
Teknologi baru seperti fasilitas fax on demand , pemancar satelite, rekaman video, panggilan
telepon tiga jalur, program kirim, dan antar, nomer telepon 0800 bebas pulsa, yang mulai
membantu otomatisasi bisnis sehingga mempermudah para pemimpin pemasaran sistem
jaringan menuju sukses.
1. Modal Rendah
Modal yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis MLM tidaklah tinggi, hanya berkisar puluhn
ribu rupiah. Rendahnya modal awal ini disebabkan karena :
a. Sebagai disributor / agen , perusahan MLM tidak harus menyediakan tempat seperti
ketika membuka toko atau kantor, seseorang bisa menggunakan rumah sebagai tempat
usaha. Bahkan ada perusahaan atau agen MLM yang menyediakan kantor sebagai pusat
kegitan para agen/ distributornya.
b. Sebagai distributor /agen tidak perlu memiliki persediaan barang yang banyak cukup
hanya sebagai contoh produk saja. Kalaupun ingin memiiki persediaan produk, persediaan
itu hanya bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan transaksi. Ketika terjadi
transaksi dirumah konsumen atau prospek, tidak perlu membuang waktu untuk
perjalanan pulang pergi dari rumah konsumen kekantor perwakilan perusahaan hanya
unutk membeli satu aau dua produk saja. Persediaan besar dilakukan oleh pihak
perusahaan, ataupun pihak yang sudah ditunjuk oleh perusahaan sebgai perwakilan di
wilayah tersebut. Hal inilah yang membuat dsitributor / agen sebuah perusahaan MLM
tidak membuthkan modal besar.
c. Sebagai agen / distributor tidak perlu mengeluarkan biaya unutk menggaji manajemen.
Perusahan MLM biasanya telah menyiapkan manajemen untk menangani dibidang
administrasi serta seluruh kegiatan operasional lainnya. Dengan demikian agen hanya
memfokuskan diri pada bidang pemasara dan pembentukan jaringan kerja ( networking ).
Selain itu, modal awal yang dikeluarkan sebenarnya hanya digunakan unutk mengganti
biaya cetak dari :
Lembaran informasi yang berisi recana bisnis perusahaan. Informasi yang diberikan
meliputi jumlah pendapatan yang bisa diterima, cara mem[eroleh pendapatan yang
bisa diterima, cara memperoleh pendapatan yang lebih besar lagi, serta langkah-
langkah, atau persyaratan yang harus dipenuhi baik dalam volume penjualan maupun
banyaknya jumlah rekan kerja yang berhasil dibentuk.
2. Pengarahan dan bimbingan
Dalam bisnis MLM, setiap orang akan mendapatkan bimbingan yang berasal dari upline dan
support sistem. Tidak adanya pengarahan dan bimbingan akan mempersulit, bahkan
menghambat seseorang dalam membangun sebuah bisnis.
3. Resiko kecil
Bisnis MLM memiliki resiko yang sangat kecil, bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada.
Kecilnya resiko dalam bisnis ini disebabkan oleh :
Setiap pembayaran dilakukan secara tunai oleh setiap rekan kerja. Hal ini membuat
seseorang menjalankan bisnis ini tidak memilki piutang tertagih, seperti yang ada pada
bidang bsinis lainnya.
Bisnis jaringan adalah sebuah bisnis yang memilki potensi pendapatan yang sangat besar,
bahkan bisa dikatakan tidak terbatas. Hal ini disebabkan karena alam jaringan bisnis seorang
tidak ada pembatasan jumlah rekan kerja yang boleh dimilki.
5. Perluasan wilayah
1. Kegiatan bisnis MLM tidak membutuhkan tempat atau outlet khusus. Kegiatan dai bisnis
ini bisa dilakukan dimana saja .
5. Rekan kerja yang dibutuhkan pada baru bisa dibentuk oleh siapapun, bahkan orang yang
baru dikenal diwilayah tersebut.
Perbedaa MLM dengan Bisnis Biasa
Menurut Clothier (1994), terdapat beberapa perbedaan antara bisnis Multi-Level Marketing dengan
bisnis konvensional, yaitu sebagai berikut:
1. Armada penjualan. Di dalam MLM, tenaga penjualnya adalah para distributornya, mereka
mempekerjakan dirinya sendiri, menjadi bos bagi dirinya sendiri. Sedangkan pada bisnis
konvensional, arus barang harus melewati produsen-distributor/grosir-pedagang eceran-
konsumen.
3. Menjual produk. Semua penjualan MLM dilakukan melalui penjualan langsung atau direct
selling. Sedangkan bisnis konvensional, menjual barang-barang konsumen melalui toko-
toko, katalog dan melalui pos.
Menurut Setiawan ( 2017 ), terdapat beberapa jenis Multi Level Marketing , yaitu sebagai berikut :
Sistem Binary Plan ini mengutamakan pengembangan jaringan hanya dua leg saja dan
mengutamakan keseimbangan jaringan. Semakin seimbang jaringan dan omset bisnis dalam
perusahaan MLM seperti ini, semakin besar bonus yang terima. Namun jika tidak seimbang,
maka bonus-bonus tersebut mengalir deras ke dalam perusahaan. Biasanya sistem Binary Plan
ini diusung perusahaan-perusahaan MLM yang dibuat oleh orang Indonesia. Biasanya
perkembangan jaringan perusahaan yang menggunakan sistem Binary Plan relatif cepat sekali.
Mitra-mitranya cepat mendapat bonus besar. Agar terlihat semakin mudah mendapatkan
uang, mitra-mitra dari perusahaan seperti ini menerapkan aturan mendapatkan uang sebagai
bonus dari perekrutan mitra yang mereka ajak (bonus sponsoring). Ini artinya mereka seperti
halnya memperjualbelikan orang-orang (trafficking) dalam cara halus. Sistem ini biasanya
memberikan bonus besar di awal karir saja sebagai iming-iming bahwa menjalankan bisnis
MLM bersistem binary ini sangat mudah. Kenyataannya sistem binary ini menciptakan
kesimpulan bahwa yang diuntungkan adalah mitra yang join di awal.
b. Sistem Matrix
Sistem matrix ini pengembangan jaringannya menggunakan konsep hanya tiga frontline saja
dan begitu pula selanjutnya ke bawah. Jenis sistem ini muncul untuk mengakali sistem binary
yang dianggap money game
Menurut Yusuf (2000), terdapat keunggulan dan kelemahan dalam pemasaran menggunakan sistem
Multi-Level Marketing, yaitu sebagai berikut :
1. MLM dapat mendatangkan pasif income yang cukup menjanjikan sebagai tambahan gaji
tetap yang diterima setiap bulan.
3. Memperluas relasi.
3. MLM membuat orang lain tidak mau berusaha memutar modal dalam kegiatan bisnis
sektor riil. Padahal sektor riil butuh modal yang cukup besar.
4. Uang nasabah yang berputar pada bisnis MLM tidak dijamin keamanannya oleh
pemerintah. Pada kemungkinan terburuk (likuidasi), uang milik nasabah MLM tidak dapat
dikembalikan alias hangus.
Menurut Setiawan (2017), sistem atau cara kerja Multi-Level Marketing adalah sebagai berikut:
1. Pertama-tama Anda akan disponsori oleh seorang distributor perusahaan MLM. Sponsor Anda
adalah distributor yang lebih dahulu bergabung dengan perusahaan MLM. Tugas Anda antara
lain menjual produk-produk perusahaan MLM dan mencari mitra bisnis baru sebanyak
mungkin untuk bergabung menjadi distributor, hingga membentuk suatu jaringan yang luas.
2. Membayar uang pangkal/pendaftaran. Untuk dapat didaftar sebagai anggota atau distributor,
setiap orang diwajibkan membayar sejumlah uang yang sudah ditentukan besarnya. Uang
pendaftaran ini biasanya akan diserahkan ke stockiest terdekat bersamaan dengan formulir
pendaftaran yang telah diisi oleh prospek atau calon distributor. Setelah membayar uang
pangkal seorang distributor baru akan mendapatkan berbagai fasilitas misalnya buku
pedoman, kartu anggota, literatur perusahaan, majalah, selebaran berkala, informasi produk,
formulir-formulir pesanan, nasihat bisnis, dan contoh-contoh produk.
DISUSUN OLEH :