Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KEPUTUSAN INVESTASI
Disusun Oleh :
1
BAB 1
IDENTITAS BUKU
Dr. Musdalifah Azis, A.Md, S.E., M.Si. lahir di Ujung Pandang tanggal
1 Mei 1980 adalah alumni SMU Negeri 05 Bandung lulus tahun 1999, Alumni
Fakultas Teknik D3 Arsitektur Universitas Hasanuddin di Makassar lulus tahun
2002, Alumni Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Hasanuddin di Makassar
lulus tahun 2004, Kemudian tahun 2009 menyelesaikan studi S2 di Program
Magister Sains, Konsentrasi Manajemen dan Keuangan di Universitas
Hasanuddin di Makassar. Studi jenjang pendidikan S3 pada Program Pascsarjana
Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin di Makassar lulus tahun 2013.
Prof. Dr. Sri Mintarti, M.Si. lahir di Lamongan, 27 November 1955.
Menyelesaikan studi S1 tahun 1983 di Fakultas Ekonomi Universitas
Mulawarman, S2 tahun 1991 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan S3
tahun 2005 di Universitas Airlangga Surabaya.
Maryam Nadir, SE., M.Si., lahir di Pare-pare 19 September 1975.
Mendapatkan Gelar Master di Bidang Manajemen dan Keuangan Pascasarjana
Universitas Hasanuddin di Makassar.
2
BAB II
PENDAHULUAN
3
BAB III
ISI BUKU
4
yang lebih kecil dari penerimaan investasi. Sedangkan risiko per (uang/cash
flow ) dari penerimaan yang diharapkan diukur ;engan koefisien varian (V).
Dari informasi dan data yang diolah secara statistik tersebut, maka yang
menjadi persoalan bagi manajer investasi atau perusahaan terfokus pada
masalah investasi yang mana yang akan dipilih. Untuk menjawab persoalan
ini tidak mudah dan tergantung pada persepsi investor atau perusahaan
terhadap risiko. Bagi invesitor atau perusahaan yang pemberani terhadap
risiko yang lebih tinggi karena penerimaan yang lebih tinggi sudah
selayaknya memiliki risiko yang lebih tinggi Tergantung pada keyakinannya,
seberapa besar tingkat keyakinan investor dalam meraih penerimaan dari pada
risikonya. Tetapi bagi investor yang kurang berani terhadap risiko maka
tentunya akan memilih investasi yang berisiko lebih rendah daripada investasi
yang berisiko lebih tinggi yang tercermin pada tingkat kerugian lebih besar.
Karena telah menjadi hukum alam bahwa risiko yag lebih rendah biasanya
mengandung konsekuensi penerimaan yang bakal diterima adalah lebih
rendah Dengan perkataan lain bahwa bagi investor yang moderat dan penuh
kehati-hatian, maka investasi yang dipilih adalah investasi yang berisiko lebih
rendah, meski penerimaan yang diharapkan lebih rendah, daripada memilih
investasi yang berisiko lebih tinggi. Oleh karena itu return yang lebih tinggi
biasanya diikuti dengan risiko yang lebih besar. Sedangkan penerimaan yang
lebih rendah biasanya diikuti dengan risiko yang lebih rendah.
Maka dari itu pilihan secara ekonomi memang sesuatu yang ditetapkan.
Tetapi yang terpenting adalah pilihan itu dilakukan secara tepat, sesuai denga
logika ekonomi dan pengorbanan tertentu yang secara logis selalu diikuti
dengan penerimaan dan pengorbanan yang tertentu.
5
B. Jenis-jenis Investasi
Investasi dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) golongan, yakni
sebagai berikut :
1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non profit investemen).
Timbul karena adanya peraturan pemerintah atau syarat kontrak yang
telah disetujui.
Contoh: pemasangan instalasi pembersih air limbah.
2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non measurable profit
investment)
Tujuan investasi untuk menaikkan laba, tetapi laba yang diharapkan akan
diperoleh perusahaan dengan adanya inv ini sulit untuk dihitung secara
teliti. Pedoman yang biasanya dipakai adalah : % tertentu dari hasil
penjualan, % tertentu dari laba bersih investasi yang sama yang dilakukan
oleh perusahaan pesaing.
Contoh investasi ini : pengeluaran biaya promosi, biaya penelitian dan
pengembangan, dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan.
3. Investasi dalam penggantian ekuipmen (replacement investment)
Informasi penting yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan
penggantian mesin adalah informasi akunt ansi diferensial yang berupa
aktiva diferensial dan biaya diferensial. Penggantian dapat dilakukan, jika
biaya diferensial yang berupa penghematan biaya yang diperoleh dari
penggantian suatu mesin dan ekuipmen berjumlah pantas bila
dibandingkan dengan aktiva diferensial.
4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment).
Yakni merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau
operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Untuk menambah kapasitas
akan diperlukan aktiva dife rensial berupa tambahan investasi dan akan
menghasilkan pendapatan diferensial.
6
Sedangkan menurut menurut Senduk bahwa produk-produk investasi
yang tersedia di pasaran antara lain:
a. Tabungan di bank
Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku
bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan.
Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita mengambil uang
kapanpun yang kita inginkan.
b. Deposito di bank
Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya, dalam
deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang diinginkan, kecuali
apabila uang tersebut sudah menginap di bank selama jangkawaktu
tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua
puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian). Suku bunga deposito
biasanya lebih tinggi daripada suku bunga tabungan. Selama deposito
kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan terpengaruh pada naik
turunnya suku bunga di bank.
c. Saham
Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan
membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila
perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham
biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden.
Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih
tinggi yang selisih harganya disebut capital gain maupun lebih rendah
daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss. Jadi,
keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua yaitu deviden dan
capital gain.
d. Properti
Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau
rumah. Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu :
Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan
uang sewa.
Menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
7
e. Barang-barang koleksi
Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik,
dan lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-
barang koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak lain.
f. Emas
Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia
setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh
negara yang memiliki perekonomian yang kuat, yaitu Amerika, Jepang,
Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas akan
mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7. Semakin
tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi pula
harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah
dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula
kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui
kenaikan inflasi itu sendiri.
g. Mata uang asing
Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi.
Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan
investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia
menganut sistem mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar
tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia
mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif.
h. Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh
pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal
perusahaan atau membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya
yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik investor
suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku bunga
deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi dapat juga dijual
kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih
rendah daripada ketika membelinya.
8
Terdapat pengelompokan jenis-jenis investasi:
a. Deposito berjangka, Simpanan dalam mata uang Rupiah, dengan tingkat
suku bunga relatif lebih tinggi dibandingkan jenis simpanan lainnya.
Tersedia dalam jangka waktu 1,3, 6, 12, dan 24 bulan.
b. Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
merupakan bagian dari upaya BI untuk meredam dan menstabilkan
likuiditas yang ada di pasar.
c. Saham, Surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang
memberikan berbagai hak menurut ketentuan anggaran dasar (shares,
stock ).
d. Obligasi, Surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan
bersuku bunga tertentu, yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik
dana dari masyarakat, guna pembiayaan perusahaan atau oleh
pemerintah untuk keperluan anggaran belanjanya (debenture bond).
e. Sekuritas pasar uang, Sekuritas pasar uang merupakan surat-surat
berharga jangka pendek yang diperjualbelikan di pasar uang.
f. Sertifikat hutang obligasi, Merupakan bukti kepemilikan piutang kepada
pihak lain.Sertifikat ini dapat diperjualbelikan pada tingkat diskonto
tertentu. Sertifikat hutang obligasi ini merupakan bentuk investasi jangka
panjang.
g. Tanah/bangunan, Investasi ini tergolong investasi dalam bentuk property,
investasi ini biasanya untuk jangka waktu panjang karena mengharapkan
adanya kenaikan dari nilai tanah/bangunan yang telah dibelinya.
h. Reksa dana, Wadah investasi yang berisi dana dari sejumlah investor
dimana uang didalamnya diinvestasikan ke dalam berbagai produk
investasi oleh sebuah Perusahaan Manajemen Investasi (Mutual Fund).
9
C. Karakteristik Investasi
Karakteristik investasi jangka panjang ada tiga, yaitu:
1. Bahwa investasi jangka panjang dapat menyangkut aktiva yang dapat
dan tidak dapat di susutkan seperti mesin atau tanah.
2. Hasil yang diharapkan (expected return) dapat diperoleh dari suatu
investasi meliputi jangka waktu yang panjang sehinggga nilai waktu
uang (time value of money) sangat penting diperhitungkan.
3. Bagaimana menetukan rate of return minimal untuk menghitung nilai
waktu uang .
10
b. Metode Average Return
c. Metode Internal Rate of Return
d. Metode Net Present Value
e. Metode Profitability Index
11
mempertimbangkan keadaan dan dinamika perkembangan ekonomi yang
menyebabkan kemerosotan nilai dana atau uang tersebut dalam waktu
yang akan datang, maka dapat dipastikan bahwa dana investasi itu lama-
kelamaan akan berkurang atau merosot nilainya.
Dalam kenyataan perkembangan ekonomi ada konsekuensi yang
tidak bisa dihindarkan, yaitu terjadinya tingkat inflasi, sehingga time value
of money dalam keputusan investasi mesti dipertimbangkan agar supaya
dana investasi yang ditanamkan tidak menjadi merosot nilainya lantaran
dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Oleh karena itu untuk menjaga nilai dana
tersebut dalam menghitung kelayakan suatu proyek, dipertimbangkan nilai
penghasilan (cash flow) yang termasuk di dalamnya adalah tingkat bunga
atau rate of return yang diberlakukan selama tahun-tahun usia investasi.
Time value of money dalam investasi dihitung dengan metode
Future Value (FV) dengan rumus:
FV=l+(l+r)n
Pada metode Pay Back Period dan Average Rate of Return tidak
memperhitungkan time value of money. Jika investor ingin
memperhitungkan kemerosotan nilai mata uang (dana yang tertanam)
tentunya tidak menggunakan metode Pay Back Period dan Average
Return, tetapi akan menggunakan metode yang lain, yaitu metode Internal
Rate of Return (Irr) dan metode Net Present Value (NPV) yang kita
jelaskan berikut ini.
12
l=n (1 + r)"
Jika Irr telah dihitung dan ditemukan angkanya, maka bagi para
manajer yang merencanakan investasi atau merencanakan menggarap proyek
yang bersangkutan, maka tentunya yang akan dipilih atau diterima adalah
investasi atau proyek yang Irr-nya lebih tinggi daripada Cost of Capitalnya.
Jika Irr-nya lebih rendah daripada Cost of Capitalnya maka investasi atau
proyek tersebut jelas tidak menguntungkan. Alias proyek tersebut tidak
diterima oleh investor.
Pengertian Cost of Capital di sini berkaitan dengan biaya-biaya yang
diperhitungkan yang melekat pada dana yang dipergunakan untuk investasi
itu. Misalnya biaya bunga utang (kredit), kalau dana investasi dibiayai dengan
utang (kredit bank). Atau biaya oportunity kalau dana investasi dibiayai
dengan modal sendiri, dll.
Oleh karena itu memperbandingkan Irr dengan Cost of Capital diartikan
sebagai memperbandingkan antara harapan tingkat rate of return
(keuntungan) proyek tersebut yang memperthitungkan Time Value of Money
dengan Cost of Capitalnya dari proyek yang bersangkutan. Dari kerangka ini
kemudian dapat kita rumuskan bahwa :
1. Jika Irr proyek > Cost Of Capital dana yang kita pergunakan
membiayai proyek itu, maka proyek investasi itu kita terima.
2. Jika Irr proyek < Cost Of Capital dana yang kita pergunakan
membiayai proyek itu, maka proyek ini kita tolak, karena tidak
menguntungkan.
13
e. Metode Net Present Value (NPV)
Merencanakan investasi dapat dibantu dengan alat analisis Net
Present Value (NPV). Alat ini sering juga disebut dengan Net Present
Value of Proceed. Yang dimaksud dengan metode Net Present Value
adalah suatu metode kreteria kelayakan investasi yang diukur dari Proceed
(penerimaan) investasi (proyek) itu selama usia ekonomis, dengan
mempertimbangkan nilai waktu dari dana yang dipergunakan untuk
membiayai investasi tersebut. Dana yang ditanamkan pada investasi
tentunya diharapkan dapat menghasilkan penerimaan keuntungan dalam
waktu yang akan datang. Karena perjalanan waktu mengandung risiko
merosotnya uang atau dana lantaran inflasi, tingkat suku bunga (cost of
capital), oportunity cost, dll yang diperhitungkan dalam metode ini.
Cara menghitung metode Net Present Value (NPV) adalah
mengestimasi akumulasi penerimaan investasi selama usia ekonomisnya
yang dihitung nilai sekarangnya. Kemudian nilai sekarang penerimaan dari
investasi diperbandingkan dengan nilai sekarang atas dana yang
ditanamkan ke dalam proyek investasi tersebut. NPV akan positif
manakala nilai sekarang istimasi penerimaan proyek itu lebih besar
daripada nilai sekarang atas dana yang ditanamkan. Atau dalam
rumusannya dapat ditulis: NPV = PV of Proceed - PV of Outlay. Jika NPV
positif, artinya PV of Proceed > PV of Outlay, maka proyek investasi itu
menguntungkan. Dengan demikian dapat kita terima. Namun jika NPV
negatif, artinya PV of Proceed < PV of Outlay, maka proyek ini
merugikan, dengan demikian kita menolaknya.
14
Jika NPV positif, maka investasi atau proyek ini dapat diterima atau
dikerjakan, karena jelas menguntungkan dengan keuntungan tertentu. Hal
ini terlihat pada bukti bahwa PV of Proceed lebih besar daripada PV of
Outlaynya. Atau NPV-nya positif. Tetapi jika kita dihadapkan pada dua
pilihan atau lebih investasi atau proyek, maka jika kita gunakan metode
NPV solusinya tentu memilih yang NPV-nya positif yang terbesar di
antara berbagai pilihan investasi atau proyek yang tersedia ini.
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keputusan Investasi adalah suatu kebijakan atau keputusan yang
diambil untuk menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk
mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang atau permasalahan
bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana kedalam
bentuk–bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di
masa yang akan datang. Sedangkan . Secara singkat keputusan investasi
yaitu penggunaan dana yang bersifat jangka panjang. Bentuk, macam dan
komposisi dari investasi akan mempengaruhi dan menunjang tingkat
keuntungan di masa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak
dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu investasi akan
mengandung risiko atau ketidakpastian. Risiko dan hasil yang diharapkan
dari investasi itu akan mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan,
maupun nilai perusahaan.
Menganalisis investasi-investasi yang akan dipilih ini digunakan
dengan menghitung atau mengevaluasi secara statistik dan
membandingkan hasil evaluasi tersebut pada setiap alternatif.
16