Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
c. Pigmen-pigmen alam
Alam memiliki pigmen-pigmen alam yang sudah umum digunakan
dalam kosmetik. Pigmen-pigmen alam itu adalah pigmen warna yang terdapat
pada tanah, contohnya aluminium silikat. Gradasi warna yang terdapat pada
aluminium silikat sangat dipengaruhi oleh kandungan besi oksida atau
mangan oksidanya, misalnya: kuning, cokelat, cokelat tua, merah bata dan
sebagainya. Keunggulan pigmen-pigmen alam sebagai zat pewarna adalah zat
warna ini murni dan sama sekali tidak berbahaya. Sementara kelemahannya
yaitu warna yang dihasilkan tidak seragam. Sangat bergantung pada sumber
asalnya dan tingkat pemanasannya. Pigmen-pigmen ini pada pemanasan yang
kuat menghasilkan pigmen-pigmen baru.
d. Pigmen-pigmen sintetis
Warna yang dihasilkan dari pigmen sintetis lebih terang dan cerah.
Pigmen – pigmen sintetis yang digunakan dalam industri kosmetik misalnya:
besi oksida sintetis yang menghasilkan warna sintetis (kuning, coklat, merah
dan warna violet), zinc oxide dan titanium oxide (pigmen sintetis putih),
bismuth oxychloride untuk warna putih mutiara, cobalt hijau untuk pigmen
hijau yang kebiruan, cadmium sulfide dan prussian blue.
Penentuan mutu suatu bahan dapat diamati dengan warna. Warna
hasil produksi suatu bahan sangat berpengaruh bagi pemakainya. Sebagai
contoh, warna suatu kosmetika sangat berperan secara psikologis bagi
pemakainya sebagai pembentuk kecantikan. Adapun maksud dan tujuan
pemberian warna pada suatu bahan, baik obat maupun kosmetika bahkan
makanan adalah supaya bahan atau hasil produksi itu menarik bagi
pemakainya, menghindari adanya pemalsuan terhadap hasil suatu pabrik dan
menjaga keseragaman hasil suatu pabrik.
Di negara maju, suatu zat pewarna buatan harus melalui berbagai
prosedur pengujian sebelum dapat digunakan sebagai pewarna. Zat pewarna
yang diizinkan penggunannya disebut permitted color atau certified color. Zat
warna yang akan digunakan harus menjalani pengujian dan prosedur
penggunaannya yang disebut proses sertifikasi. Proses sertifikasi ini meliputi
pengujian kimia, biokimia, toksikologi dan analisis media terhadap zat warna
tersebut .
Cahyadi, Wisnu. 2008. Analisis dan Aspek Bahan Tambahan Pangan Edisi Ke-2.
Jakarta : PT Bumi Aksara
Cahyadi. W. (2009). Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisi
Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 134.