Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia berkembang biak atau berreproduksi secara seksual. Reproduksi
seksual melibatkan dua individu yang masing-masing menyumbang satu sel
reproduktif khusus yang disebut gamet, dan bersifat vivipara atau melahirkan.
Gamet jantan disebut sperma dan gamet betina disebut ovum (sel telur).
Sperma berukuran sangat kecil memiliki bentuk seperti berudu dan motil, artinya
dapat bergerak aktif ke arah sel telur dengan menggerakkan ekornya yang
panjang seperti cambuk. Sedangkan sel telur (ovum) dibentuk dalam ovarium.
Ovum berukuran besar dan nonmotil, mengandung persediaan makanan untuk
menunjang perkembangan embrio yang dihasilkan setelah sel telur dibuahi.
Peristiwa pembentukan sel kelamin (gamet) yang kita kenal dengan peristiwa
gametogenesis. Pada Laki-laki sel kelamin dibentuk oleh testis, sedangkan pada
wanita dibentuk oleh ovarium. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis
dan oogenesis. Ada dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meisos.
Spermatogenesis adalah proses dimana spermatogonia berkembang menja
di spermatosit tahap masak dari spermatosit yang akan menghasilkan spermatid
dengan jumlah kromosom berkurang (haploid), spermiogenesis merupakan
proses transformasi dari spermatid menjadi spermatozoa.
Waktu transit sperma mungkin berkurang 10-20% seiring meningkatnya
frekuensi ejakulasi. Bagian utama tempat penyimpanan sperma pada organ
reproduksi jantan berada pada ekor epididimis, dimana ekor epididimis
mengandung 70% dari jumlah total spermatozoa, sebaliknya vas deferens hanya
mengandung 2%
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan spermatogenesisi?
2. Bagaimana struktur dari sperma?
1|Spermatogenesis
3. Bagaimana proses dan tahap perkembangan spermatogenesis?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi spermatogenesis?
5. Apa saja permasalahan yang terjadi pada spermatogenesis?
6. Bagaimana cara mengatasi permasalahan yang terjadi pada spermatogenesis?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Embriologi oleh dosen pengampu
mata kuliah Ibu Prof. Makrina Tindangen, M.Pd.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian spermatogenesis.
b. Untuk mengetahui struktur dari sperma.
c. Untuk mengetahui proses dan tahapan perkembangan spermatogenesis.
d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi spermatogenesis.
e. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada spermatogenesis.
f. Untuk mengetahui cara mengatasi permasalahan yang terjadi pada
spermatogenesis
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah diharapkan para pembaca dapat
mengetahui pengertian spermatogenesis, proses dan tahap perkembangannya,
faktor-faktor yang mempengaruhi spermatogenesis, permasalahan yang terjadi
serta cara mengatasi permasalahan yang terjadi pada spermatogenesis dan
makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan yang relevan.
2|Spermatogenesis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa.
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Peralihan dari bakal sel kelamin
yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam
perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis
berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin
dan testosterone (Sukada, 2008: 11).
Spermatogenesis terjadi di testis. Didalam testis terdapat tublus seminiferus.
Dinding tubulus seminiferus terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat, pada
jaringan epithelium terdapat sel – sel spermatogonia dan sel sertoli yang
berfungsi member nutrisi pada spermatozoa. Selain itu pada tubulus seminiferus
terdapat pula sel leyding yang mengsekresikan hormone testosterone yang
berperan pada proses spermatogenesis (Sukada, 2008: 11).
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses
pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma
fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian
disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat
dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada
saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam
ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250
lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal
(sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal)
(Sukada, 2008: 11).
Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus
seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak
3|Spermatogenesis
diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap
perkembangan tertentu untuk membentuk sperma. Pada tubulus seminiferus
terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli, dan sel
Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel
Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan
testosteron (Sukada, 2008: 12).
B. Struktur Sperma
Menurut Partodihardjo, Soebandi (1980) Sperma sebagian besar terdiri dari:
1. Deoxyribonucleoprotein
Deoxyribonucleoprotein yang terdapat dalam nucleus yang merupakan
kepala dari sperma. Nucleoprotin dalam inti sperma semua spesies,
terbentuk oleh asamdeoxyribonucleus yang terikat pada protein. Akan tetapi
pada spesies-spesies itunucleoprotein-nucleoprotein-nucleoprotein tidak
4|Spermatogenesis
identik satu sama lain, melainkan ada perbedaan – perbedaannya yaitu
terutama pada 4 bagian pokok ialah adenine, quinine, oxytosine, dan thymine.
2. Muco-polysaccharide
Muco-polysaccharide yang terikat pada molekul-molekul protein terdapat
di-acrosome, yaitu bagian pembungkus kepala. Polysaccharide yang terdapat
padaacrosome ini mengandung 4 macam gula – gula yaitu : fucose,
suatu methylpentose,galactose, mannose dan hexosamine. Keempat unsur
gula-gula ini terikat pada protein sehingga member reaksi pada zat warna
asam, yaitu PAS (Periodic Acid Schiff). Fungsi dari muco-
polysaccharide yang terikat pada molekul protein dalam metabolisme sperma
tidak diketahui.
3. Plasmogen atau lemak aldehydrogen
Plasmogen atau lemak aldehydrogen yang terdapat di bagian
leher, badan dan ekor dari sperma, merupakan bahan yang dipergunakan
oleh sperma itu untuk respirasi endogen.
4. Protein
Protein yang menyerupai keratin yang merupakan selubung tipis yang
meliputi seluruh badan, kepala dan ekor sperma. Protein ini banyak
mempunyai ikatan dengan unsure zat tanduk yaitu S (sulfur). Protein ini
terutama banyak terdapat pada membran sel – sel dan fibril – fibrilnya.
Mungkin protein yang mengandung banyak S ini bertanggung jawab terhadap
sifat elastisitas permukaan sel sperma itu.
5. Enzim dan co-enzim
Enzim dan co-enzim. Sperma mengandung bermacam - macam enzim –
enzim danco-enzim yang pada umumnya digunakan untuk proses hidrolisis
dan oksidasi. Misalnya semua enzim dan co-enzim yang diperlukan dalam
siklus glikolisis ada pada sel sperma. Sel sperma juga
mengandung yaluronidase yang diduga berada dekat sekali ke permukaan
sel, sehingga setiap saat dapat dilepaskan ke medium sekitarnya.
Sperma diproduksi di testis. Pria mulai memproduksi sperma saat pubertas
(kurang lebih usia 15 tahun), dan sebagian besar pria mempunyai sperma dewasa
5|Spermatogenesis
sampai usia tua. Sperma diproduksi sebanyak 300 juta per hari, dan mampu
bertahan hidup selama 48 jam setelah ditempatkan di dalam vagina wanita. Rata-
rata volume air mani untuk setiap ejakulasi adalah 2.5 sampai 6 ml, dan rata-rata
jumlah sperma yang diejakulasikan adalah 40-100 juta per ml.
Struktur sperma matang terdiri dari:
1. Kepala
Pada bagian ini sperma mengandung suatu lapisan tipis sitoplasma dan
sebuah inti berbentuk lonjong dan hampir mengisi seluruh bagian dari kepala
sperma. Bagian depan disebut acrosom ( memiliki enzim hydrolytic yang
terdiri dari acrosin dan hyaluronidase yang dibutuhkan saat fertilisasi ) dan
bagian belakang dinamakan sentriol. Serta bagian ini juga mempunyai inti sel
yang mempunyai arti penting dalam masalah reproduksi
2. Leher
Daerah ini merupakan bagian penting yang mengandung sentriol depan
dan bagian depan filament poros. Leher yaitu untuk menghubungkan kepala
dengan badan.
3. Badan
Bagian badan dari sperma mengandung filament poros mitokondria dan
sentriol belakang berbentuk cincin, sehingga sering disebut bagian badan ini
sebagai tenaga pusat sperma karena mitokondria memiliki enzim yang
menggerakkan asam trikakboksilat dan transport elektron serta fosfolirasi
oksidatif, yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
4. Ekor
Ekor sperma memeiliki 2 bagian : bagian utama dan bagian ujung. Ekor
ini mengandung banyak sekali filament poros/flagellum tetapi sedikit
mengandung sitoplasma. Terdapat 2 sentriol terletak di bagian tengah dari
fibril-fibril yang seperti silia tersebar dalam ekor dan dikelilingi oleh cincin
yang terdiri dari 9 pasangan fibril perifer. Fibril ini berfungsi menimbulkan
gerakan ekor sperma. Ekor berfungsi untuk mendorong spermatozoa masuk
ke dalam vas deferen dan ductus ejakulotoris.
6|Spermatogenesis
Gambar 2: Struktur Sperma
Sumber: www.google.com
7|Spermatogenesis
Gambar 3: Proses spermatogenesis
Sumber: www.google.com
1. Proses spermatogensis
Menurut Sukada (2008: 2), tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas
tiga tahap yaitu :
a. Spermatocytogenesis
Spermatocytogenesis merupakan spermatogonia yang mengalami
mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.Spermatogonia
merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah)
dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel
sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23
kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang
disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara
mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali
membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih
bersifat diploid.
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti
selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua
sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
8|Spermatogenesis
Gambar 4: Tahapan Spermatocytogenesis
Sumber: www.google.com
b. Tahapan Meiosis
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin
banyak dan segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit
sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian
membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang
haploid juga. Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel
benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan
(Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II
memiliki inti yang gelap.
9|Spermatogenesis
Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat
bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Empat Fase Spermiogenesis
1) Fase Golgi: pembentukan vesikel akrosom
2) Fase Cap: vesikel akrosom menyebar diatas inti dari spermatid da flagel
mulai membentuk
3) Fase akrosom: inti spermatid dan sitoplasma memanjang, akrosom
menutupi sebagian besar nukleus anterior
4) Fase pematangan: Mitokondria dirakit sekitar flagela dan flagela benar-
benar terbentuk
10 | S p e r m a t o g e n e s i s
4. Tahap transformasi, pada tahap ini terjadi proses metamorfosa seluler dari sel
spermatid sehingga terbentuk sel spermatozoa.
11 | S p e r m a t o g e n e s i s
9. Faktor obat-obatan: Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma adalah
pemakaian marijuana atau obat-obatan (misalnya simetidin, spironolakton
dan nitrofurantoin).
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon
yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
12 | S p e r m a t o g e n e s i s
Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi pada spermatogenesis
diantaranya adalah:
1. Nondisjunction (gagal berpisah): Misalnya pada SyndromTurner. Penyebab
kelainan sindrom turner ini adalah tidak mendapatkan kromosom Y; terjadi
karena ada nondisjunction pada spermatogenesis sehingga sperma yang
dihasilkan adalah sperma XY dan sperma O. Sperma O (tidak mempunyai
kromosom kelamin) kemudian membuahi ovum X, maka terbentuklah
individu 44 A + X.
2. Sperma berkepala dua: Ancaman lingkungan dapat mengubah proses
pembentukan sperma normal. Sebagai contoh, beberapa antibiotik umum
seperti penisilin dan tetrasiklin dapat menekan pembentukan sperma. Radiasi,
timbal, pestisida tertentu, ganja, tembakau, dan alkohol yang berlebihan dapat
menyebabkan produksi sperma yang abnormal (dua berkepala, dll beberapa
ekor).
13 | S p e r m a t o g e n e s i s
reproduksi / vas deferens (azoospermia obstruksi) atau adanya kegagalan
testis memproduksi spermatozoa (azoospermianon-obstruksi).
5. Asthenozoospermia: gerakan sperma yang tidak normal. Asthenozoospermia
adalah gerakan sperma (motilitas) rendah, kondisi ini terjadi bila sperma yang
dikeluarkan pria saat ejakulasi tidak memiliki kekuatan untuk berenang
dengan cepat melalui lapisan mukosa rahim menuju ovarium untuk
membuahi sel telur.
14 | S p e r m a t o g e n e s i s
senyawa aldehid terutama MDA dan kerusakan oksidatif serta penurunan asam
askorbat testis. Defisiensi asam askorbat telah lama dihubungkan dengan jumlah
spermatozoa yang rendah, peningkatan jumlah spermatozoa abnormal, dan
penurunan motilitas spermatozoa (Suparni, 2009).
Testis sebagai tempat berlangsungnya spermatogenesis bersifat sangat rentan
terhadap proses oksidasi oleh radikal bebas Radikal bebas ini akan menimbulkan
gangguan pada spermatogenesis dan membran spermatozoa. Membran sel
spermatogenik mengandung sejumlah besar asam lemak tak jenuh rantai ganda.
Bila radikal bebas yang terbentuk bertemu dengan asam lemak tak jenuh ganda
dalam membran sel, akan terjadi reaksi peroksidasi lipid dari membran sel
tersebut yang mengakibatkan peningkatan fluiditas membran, gangguan
integritas membran dan inaktifasi ikatan membran dengan enzim dan reseptor.
Hal ini akan menyebabkan peningkatan kerusakan sel termasuk spermatozoa
(Suhadi, 1996). Berkurangnya ATP intraseluler dengan cepat sehingga
berakibat kerusakan aksonema, penurunan viabilitas spermatozoa,
meningkatnya kerusakan morfologi midpiece serta kehilangan kemampuan
kapasitasi dan reaksi akrosom spermatozoa. Berdasarkan hal tersebut, penurunan
jumlah spermatosit pakiten dan spermatid 15 pada penelitian ini diduga MSG
menyebabkan terbentuknya radikal bebas dan stress oksidatif serta peroksidasi
lipid pada testis. Hal ini menimbulkan kerusakan sel sel spermatogenik pada
tubulus Seminiferus. Sel spermatogenik yang rusak akan difagositasi oleh sel
sertoli dan menyebabkan penurunan jumlah spermatid 15 dan spermatosit
pakiten. Diketahui juga Spermatosit sangat sensitif terhadap pengaruh luar dan
cenderung mengalami kerusakan pada tahap pakiten (Siregar, 2009).
Untuk mengatasi kelainan kualitas maupun kuantitas sperma, serta mengatasi
penyebab gangguan pada organ reproduksi, berikut adalah hal yang dapat Anda
lakukan:
1. Berolah raga secara teratur
Olah raga secara teratur diklaim dapat meningkatkan kualitas sperma,
terutama meningkatkan jumlah dan meningkatkan motilias sperma. Hal
tersebut disebabkan karena olah raga diklaim mampu meningkatkan hormon
15 | S p e r m a t o g e n e s i s
reproduksi pria, yaitu testosteron. Selain itu olah raga dapat mencegah Anda
dari resiko terkena penyakit metabolik seperti diabettes mellitus, telah banyak
diketahui diabetes mellitus dapat menyebabkan gangguan ereksi pada pria,
sehingga tidak dapat terjadi proses penetrasi penis ke dalam vagina.
16 | S p e r m a t o g e n e s i s
4. Konsumsi makanan gizi seimbang
Mulai saat ini rutinlah menginsumsi makanan yang mengandung gizi
seimbang sebagai bahan pembentuk sperma Anda. Makanan yang baik akan
menghasilkan kualitas sperma yang baik. Konsumsi makanan tinggi protein
sperti telur, daging, kacang-kacangan, tauge, dsb. Konsumsi pula makanan
yang mengandung tinggi Zink, zink diklaim dapat meningkatkan gerak dari
sperma, zat ini biasa didapat pada buah-buahan, daging, makanan laut dan
telur. Buah-buahan juga banyak mengandung antioksidan yang berfungsi
mencegah sperma dari kerusakan. Selain itu banyak-banyaklah mengonsumsi
air putih. Selain itu konsumsilah makanan yang memiliki kandungan asam
folat tinggi, asam folat biasa dihasilkan oleh sayur-sayuran dan buah-buahan
asam seperti jeruk maupun lemon.
17 | S p e r m a t o g e n e s i s
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa.
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Peralihan dari bakal sel
kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut
berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan.
2. Kandungan sperma terdiri atas Deoxyribonucleoprotein, Muco-
polysaccharid, Plasmogen atau lemak aldehydrogen, protein, enzim dan co-
enzim.
3. Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu
Spermatocytogenesis, tahapan meiosis, dan tahapan Spermiogenesis.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi spermatogenesisi Faktor suhu atau
temperature, Faktor hormon, Faktor umur, Faktor berat badan, Faktor
kesehatan, Faktor pH, Faktor makanan, Faktor keturunan, dan Faktor obat-
obatan.
5. Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi pada spermatogenesis
diantaranya adalah Nondisjunction (gagal berpisah), Sperma berkepala dua,
Oligospermia, Azoospermia, dan Asthenozoospermia
6. Untuk mengatasi kelainan kualitas maupun kuantitas sperma, serta mengatasi
penyebab gangguan pada organ reproduksi, berikut adalah hal yang dapat
Anda lakukan Berolah raga secara teratur, Capai berat badan ideal, Konsumsi
makanan gizi seimbang, dan Istirahat yang cukup dan kurangi stres
18 | S p e r m a t o g e n e s i s
DAFTAR PUSTAKA
19 | S p e r m a t o g e n e s i s