Вы находитесь на странице: 1из 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha ESA karna kasih dan karunianya
telah memberikan kesehatan dan kekompakan kepada kita semua untuk menjalan
aktifitas dengan tidak kurang satu apapun. Bukan hanya itu, tetapi kemampuan
untuk berfikir yang baik sehingga menjadi individu yang bertanggung jawab
terhadap orang lain dan diri sendiri.

Sehingga dengan penuh tanggung jawab dan dewasa kami dapat


mengembangkan tugas yang diberikan, dengan tujuan untuk menjadi perawat
yang berkualitas dan bermutu. Dengan tugas ini, kami dapat memberikan
pengertian dan penjelasan kepada orang lain untuk dapat menghindarkan segala
jenis tindakan yang merugikan diri sendiri pada khususnya dan orang lain pada
umumnya. Kami berharap bukan hanya diketahui, tetapi hindarkan diri dari hal –
hal yang tak bermanfaat sacara positif.

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................3
B. Tujuan .........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian metabolisme protein...................................................4


B. Reaksi Metabolisme Protein (Asam Amino)...........................9
C. Gangguan metabolisme protein...................................................12
D. Pembentukan Asetil Koenzim A.................................................13
E. Metabolisme kerja enzim.............................................................14
F. Sifat-sifat enzim...........................................................................15
G. Faktor yang memengaruhi kerja enzim.......................................16
H. Penghambat kerja enzim..............................................................17
I. Cara kerja enzim..........................................................................18
J. Jenis-jenis enzim dan perannya...................................................18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................22.

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 2


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup.
Fungsi utamanya sebagai unsur pembentuk styruktur sel, misalnya dalam
rambut, wol, kolagen, jaringan penghubung, membran sel dan lain-lain.
Selain itu dapat pula berfungsi sebagai protein yang aktif seperti enzim
yang berperan sebagai katalisator segala proses biokimia dalam sel.
Protein aktif selain enzim yaitu hormon, hemoglobin, protein yang terikat
pada gen, toksin, anti bodi atau anti gen dan lain-lain.

Enzim merupakan senyawa organik atau katalis protein yang


dihasilkan oleh sel dan berperan sebagai katalisator yang dinamakan
biokatalisator. Reaksi yang dapat dikendalikan oleh enzim antara lain
respirasi, fotosintesis, pertumbuhan, dan perkembangan, kontraksi otot,
pencernaan dan fiksasi nitrogen. Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila
enzim dipisahkan satu sama lainnya menyebabkan enzim tidak aktif.
Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut
holoenzim.

B. Tujuan
1. Mengettahui meetabolisme protein
2. Mengetahui fungsi protein bagi tubuh
3. Mengetahui gangguan metabolisme protein
4. Mengetahui metabolisme enzin
5. Mengetahui cara kerja enzim

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 3


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian metabolisme protein


Metabolisme berasal dari bahasa Yunani ‘metabolismos’ yang
artinya ‘perubahan’. Metabolisme adalah semua reaksi-reaksi
biokimiawi yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup sampai tingkat
seluler. Sama seperti makronutrisi karbohidrat dan lemak, ada
metabolisme protein yang terjadi dalam tubuh organisme. Ketiga
metabolisme ini saling berhubungan dan memainkan peranan penting
dalam metabolisme sel. Dalam tubuh kita, protein mengalami
perubahan-perubahan tertentu dengan kecepatan yang berbeda untuk
setiap protein.
Metabolisme protein merupakan metabolisme dari asam amino
itu sendiri dan merupakan suatu rangkaian asam amino. Protein
tersusun dari asam amino dalam asam amino terdapat unsur N (
nitrogen). Nitrogen berada dalam tubuh yaitu melalui protein. Protein
tidak bisa disimpan sebagai protein dalam jaringan ,oleh sebab itu
harus dipecah terlebih dahulu. Karena protein merupakan protein
kompleks, sebaiknya dipecah dahulu membentuk molekul-molekul
protein.
Digesti atau pencernaan protein yaitu pemecahan protein oleh
enzim hidrolease (peptidase dan protease). Peptidase terbagi atas
Endopeptidase dan Eksopeptidase, endopeptidase memecah secara
internal kemudian menggabungkan pecahan itu menjadi frakmen
peptida yang besar contohnya pepsin dan tripsin. Yang paling berperan
pada digesti protein adalah endopeptidase. Ia memecah protein terlebih
dahulu menjadi frakmen yang kecil-kecil.

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 4


1. Sintesis protein
Proses sintesis protein dari sandi genetik melibatkan
beberapa langkah. DNA pada dasarnya adalah penyimpan
informasi yang pasif, mirip denga cetak biru (blue print)
untuk denah rumah. Aktivitas pembuatan protein terjadi
pada suatu situs khusus dalam sel yang disebut ribosom.
Oleh karena itu, langkah pertama dalam sintesis protein
adalah menyampaikan informasi dari DNA ke ribossom.
Untuk melakukan hal ini enzim-enzim seluler membuat
salinan kopi gen sehinnga dapat dibaca oleh ribosom.
Salinan kopi gen ini disebut RNA duta (messennger RNA =
mRNA). mRNA membawa sandi genetik yang dipakai
langsung untuk sintesis protein di ribosom. Tahap ini
disebut dengan tahap transkripsi. Dalam tahap berikutnya
kodon pada mRNA harus dapat dikorelasi dengan asam
amino yang seharusnya. Tahapan ini dilakukan molekul
RNA lain, yaitu RNA transfer, (transfer RNA = tRNA)
yang dikenal dengan tahap translasi. Akhirnya asam amino
harus disambungkan untuk membentuk rantai protein
fungsional (tahap sintesis). Ribosom yang terdiri dari RNA
dan protein melakukan fungsi tersebut. Bila rantai protein
sudah lengkap, suatu tanda berhentii (stop sign)
mempengaruhi ribosom sehingga ribosom melepas protein
baru tersebut ke dalam sel.
2. Transkripsi
adalah sintesis RNA secara enzimatik dengan
menggunakan DNA sebagai cetakan. Untuk transkripsi
suatu gen, hanya salah satu rantai DNA yang digunakan
sebagai cetakan atau templat. Transkripsi dikatalis oleh
enzim RNA polimerase. Sintesis RNA selalu bergerak ke
satu arah. Untuk menginisiasi transkripsi, RNA polimerase

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 5


berikatan pada suatu daerah di DNA yang disebut
promoter. Perbedaan urutan nukleotida dari promoter
berbagai gen menyebabkan perbedaan tingkat efisiensi dan
regulasi dari inisiasi transkripsi gen-gen tersebut. Setelah
RNA polimerase terikat pada promoter DNA, kedua rantai
DNA dipisahkan dan RNA polimerase memulai sintesis
RNA di tempat inisiasi. Tempat ini disebut sebagai posisi
+1. RNA polimerase menambahkan ribonukleotida ke
ujung 3’dari rantai RNA yang sedang disintesis. Hal ini
dilakukan dengan bergerak dari ujung 3’ ke arah 5’ dari
rantai DNA cetakan., sambil memisahkan bagian rantai
ganda DNA yang dilaluinya. Dengan demikian
ribonukleotida dapat berpasangan dengan DNA cetakan dan
ditambahkan pada ujung 3’ RNA dengan pembentukan
ikatan fosfodiester. eliks ganda akan terbentuk kembali
setelah RNA polimerase lewat.
3. Translasi
merupakan proses sintesis protein di dalam
sel.Sebelum \sintesis protein dimulai, setiap jenis tRNA
berikatan dengan asam amino spesifik. Reaksi ini dikatalis
oleh enzim aminoasil tRNA sintetase bersama dengan ATP,
sehingga terbentuk aminoasil tRNA. Pada tRNA terdapat
antikodon yang akan berpasangan dengan kodon yang
terdapat pada mRNA. Setiap macam aminoasil tRNA
sintetase akan menggabungkan asam amino tertentu pada
tRNA yang spesifik.Pada tRNA inisiator, tRNA terikat
pada asam amino metionin yang termodifikasi, yaitu N-
formilinetionin.

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 6


Proses sintesis protein terdiri dari tiga tahap yaitu:
1) Inisiasi : proses penempatan ribosom pada
suatu molekul mRNA
2) Elongasi : proses penambahan asam amino
3) Terminasi : proses pelepasan protein yang baru
disintesis

Asam amino dapat diklasifikasikan sebagai esensial dan non-


esensial. Asam amino esensial tidak dapat dibuat oleh tubuh tetapi
sangat penting untuk metabolisme protein. Asam amino ini harus
diperoleh dari makanan. Asam amino non-esensial yang diperlukan
untuk fungsi sel normal dan dapat disintesis dari asam amino lain
dalam tubuh. Setelah asam amino yang tepat diperoleh, mereka
bergabung untuk memberikan protein jaringan sehingga tubuh dapat
menggunakannya.
Ada tiga kemungkinan mekanisme pengubahan protein yaitu:
1. Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian
atau katabolisme dan dibentuk sel-sel baru.
2. Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan
terjadi sintesis protein baru, tanpa ada sel yang mati.
3. Protein dikeluarkan dari dalam sel dan diganti dengan sintesis
protein yang baru.
Protein sangat penting bagi tubuh karena memiliki fungsi sebagai
berikut:
1. Cadangan energi
Sama seperti halnya lemak, protein berperan sebagai
sumber energi ketika tubuh kekurangan glukosa. Konversi
protein menjadi glukosa termasuk ke dalam rangkaian
glukoneogenesis yang akan dirangsang oleh hormon
pembentukan gula seperti glukokortikoid yang dihasilkan oleh

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 7


kelenjar adrenal. Perombakan protein akan menghasilkan
energi sebesar 4,2 kkal per gramnya.
2. Pembangun struktur tubuh (fungsi struktural)
Protein merupakan salah satu komponen besar yang
menyusun tubuh organisme seperti membran sel, enzim,
hormon, antibodi, dan lainnya. Dengan demikian, sangat
berbahaya jika tubuh tidak mendapat asupan protein yang
cukup.
3. Mengontrol metabolisme di dalam tubuh (peran fungsional.
Protein yang menyusun berbagai senyawa kimia di dalam
tubuh menjalankan peran – peran fungsional yang akan
berkoordinasi dalam pengaturan pertumbuhan dan
perkembangan. Contohnya seperti hormon yang berfungsi
memengaruhi sel target untuk menjalankan fungsi metabolisme
tertentu. Dan enzim yang merupakan senyawa kimia yang
berfungsi untuk mengkatalisis reaksi metabolisme di dalam
tubuh.

Protein disusun dari ratusan hingga ribuan unit lebih kecil


yang sering kita sebut asam amino, yang saling terkait satu sama
lain membentuk rantai panjang. Ada 20 jenis berbeda dari asam
amino yang bisa dikombinasikan untuk membuat protein. Urutan
asam amino menjelaskan struktur 3 dimensi yang unik dan fungsi
spesifiknya. Berikut ini adalah jenis-jenis protein beserta
fungsinya:

1. Antibodi
Antibodi mengikat kepada objek asing yang spesifik,
seperti virus dan bakteri, untuk membantu melindungi tubuh.
Contoh dari protein ini adalah Immunoglobulin G (IgG). (Baca:
Peranan Virus yang Menguntungkan dan Merugikan Makhluk
Hidup).

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 8


2. Enzim
Enzim adalah protein penting yang berfungsi sebagai
katalis (mempercepat atau memperlambat), setiap jenis-jenis
enzim mengkatalis berbagai reaksi-reaksi kimia yang terjadi
dalam tubuh. Enzim juga membantu pembentukan molekul
baru dengan membaca informasi genetik yang tersimpan dalam
DNA. Contoh dari protein enzim ini adalah Phenylalanine
hydroxlase. (Baca: Fungsi DNA dan RNA)
3. Messenger
Protein messenger, seperti beberapa jenis hormon,
mentransmisi sinyal untuk mengkoordinasi proses biologis
antara sel, jaringan, dan organ yang berbeda. Contohnya adalah
hormon pertumbuhan.
4. Komponen Struktur
Protein-protein ini menyediakan sturktur dan dukungan
untuk sel. Pada skala yang lebih besar, protein ini juga
memungkinkan tubuh untuk bergerak. Contoh dari protein ini
adalah Actin. (Baca: Jenis Hormon pada Hewan).
5. Transpor/Penyimpanan
Protein-protein ini mengikat dan membawa atom dan
molekul-molekul kecil dalam sel dan keluar tubuh. Contoh dari
protein ini adalah Ferritin.

B. Reaksi Metabolisme Protein (Asam Amino)


Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia, tetapi tubuh tidak bisa memproduksi asam amino tersebut
dalam jumlah yang memadai. Asam amino ini disebut asam amino
esensial dan harus diperoleh dari makanan. Asam-asam amino esensial
yang dibutuhkan manusia adalah histidin, isoleusin, leusin, lisin,
metionin, arginin, fenilalanin, treonin, triptofan dan valin. Sumber
asam amino esensial ini biasanya terdapat pada makanan yang

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 9


mengandung protein hewani seperti daging, susu, keju, telur, dan ikan.
Kebutuhan protein yang disarankan ialah 1 sampai 1,5 gram per
kilogram berat badan per hari. (Baca: Kebutuhan Makhluk Hidup).
Tahap awal reaksi metabolisme seluler asam amino (metabolisme
protein) melibatkan pelepasan gugus asam amino dan kemudian
perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Terdapat 2
proses utama dalam pelepasan gugus amino, yaitu transaminasi dan
deaminasi.
1. Transaminasi
Transaminasi adalah proses katabolisme asam amino yang
melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino ke
asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini, gugus amino dari
suatu asam amino dipindahkan pada salah satu dari tiga senyawa
keto, yaitu asam piruvat, beta ketoglutarat, atau oksaloasetat,
sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam amino, sedangkan
asam amino semula diubah menjadi asam keto. Reaksi
transaminasi ini bersifat reversibel, pada reaksi ini tidak ada gugus
amino yang hilang karena gugus amino yang dilepaskan oleh asam
amino, diterima oleh asam keto.
Ada dua enzim penting dalam reaksi transaminasi yang
berperan sebagai katalis, yaitu alanin transaminase dan glutamat
transaminase.
a. Alanin transaminase
Enzim ini merupakan enzim yang mempunyai
keunikan terhadap asam piruvat-alanin sebagai satu pasang
substrat, tetapi tidak terhadap asam-asam amino yang lain.
Jadi, alanin transaminase bisa mengubah berbagai jenis
asam amino menjadi alanin selama asam piruvat tersedia.
Apabila alanin transaminase terdapat dalam jumlah yang
banyak, maka alanin yang dihasilkan dari reaksi

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 10


transaminasi akan diubah menjadi asam glutamat. (Baca:
Fungsi Hati Manusia)
b. Glutamat transaminase
Enzim ini adalah enzim yang mempunyai kekhasan
terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang substrat,
karena itu, enzim ini dapat mengubah asam-asam amino
menjadi asam glutamat.

Reaksi transaminasi ini terjadi dalam mitokondria atau


dalam cairan sitoplasma. semua enzim transaminase yang telah
dijelaskan di atas dibantu oleh pirdoksalfosfat sebagai koenzim.
Piridoksalfosfat tidak hanya menjadi koenzim dalam reaksi
transaminasi, tetapi juga menjadi koenzim pada reaksi-reaksi
metabolisme lainnya.
2. Deaminasi Oksidatif
Asam amino pada reaksi transaminasi dapat diubah menjadi
asam glutamat. Pada beberapa sel di bakteri misalnya, asam
glutamat bisa mengalami proses deaminasi oksidatif yang
menggunakan enzim glutamat dehidrogenase sebagai katalisnya.
Dalam proses deaminasi oksidatif ini, asam glutamat
melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain NAD+,
glutamat dehidrogenase juga dapat menggunakan NADP+ sebagai
penerima elektron. Jadi, asam glutamat adalah produk akhir dari
proses transaminasi. Selain glutamat dehidrogenase, dua jenis
enzim dehidrogenase lain yang penting adalah L-asam amino
oksidase dan D-asam amino oksidase.
L-asam amino oksidase adalah enzim flavoprotein yang
mempunyai gugus prosetik flavin mononukleotida (FMN). Enzim
ini terdapat dalam sel hati pada retikulum endoplasmik. D-asam
amino oksidase adalah enzim flavoprotein yang mempunyai FAD
sebagai gugus prostetik dan terdapat dalam sel hati.

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 11


C. Gangguan metabolisme protein
1. Hypoproteinemi
Biasanya akibat ekskresi protein serum darah berupa albumin
yang berlebihan melalui air kemih. Selain itu juga pembentukan
albumin yang terganggu, misalnya penyakit hati, atau absorbs
albumin kurang akibat kelaparan atau karena penyakit usus. Akibat
hypoproteinemi dalam klinik sering ditemukan penyakit ginjal.

2. Pirai (Gouty Arthritis)


Secara klinis penyakit ini merupakan arthritis akut yang sering
kambuh secara menahun. Pada berbagai jaringan ditemukan
endapan urat yang merupakan tonjolan-tonjolan yang disebut
thopus biasanya terdapat disekitar sendi, sering juga ditemukan
pada tulang rawan daun telinga. Pengendapan juga terdapat pada
ginjal dan jantung. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada pria
usia pertengahan atau lebih tua.

3. KEP (Kekurangan Energi Protein)


Penyakit KEP merupakan salah satu penyakit gangguan gizi
yang penting di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Penyakit ini merupakan penyebab terpenting mortalitas dan
morbiditas penyakit pada anak. Penyakit KEP dibedakan menjadi
gizi kurang, marasmus, kwashiorkor, atau campuran marasmus-
kwshiorkor. Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi
lebih sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI
dan tidak diberi makanan pengganti atau sering terkena diare. Pada
anak dengan marasmus, didapatkan berat badannya < 60% berat
badan anak normal seusianya. Penampilannya seperti orang tua
yang keriput dan terlihat sangat kurus. Kwashiorkor terjadi apabila
anak kekurangan masukan protein. Pada anak dengan kwashiorkor,
berat badan anak 60-80% berat badan anak normal seusianya.

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 12


D. Pembentukan Asetil Koenzim A
Asetil koenzim A adalah senyawa penghubung antara metabolisme
asam amino dengan siklus Krebs. Terdapat dua jalur metabolik yang
menuju kepada pembentukan asetil koenzim A, yaitu melalui asam
piruvat dan melalui asam asetoasetat. Asam-asam amino yang
menjalani jalur metabolik melalui asam piruvat adalah sebagai berikut:

1. Alanin
Alanin adalah asam amino non esensial yang dapat dibuat
dalam tubuh melalui reaksi transminasi piruvat dengan asam
glutamat atau asam amino lain. Alanin dapat diubah menjadi asam
piruvat melalui proses transaminasi, dan reaksi tersebut bersifat
reversibel.
2. Glisin
Glisin dapat berfungsi dalam proses penawar racun, misalnya
apabila asam benzoat atau turunannya termasuk dalam makanan,
maka glisin akan bergabung dengan zat-zat tersebut sehingga
membentuk asam hipurat yang tidak bersifat racun.
b. Serin
Serin merupakan bagian dari fosfatidil serin, yaitu salah
satu lipid yang terdapat dalam otak. Serin juga dapat
membentuk etanolamina yang merupakan bagian dari
fosfotidil etanolamina.
c. Sistein
Sistein adalah senyawa asam amino non esensial yang
dibuat dari asam amino esensial metionin. Metionin terlebih
dahulu diubah menjadi homosistein, kemudian bereaksi
dengan serin membentuk homoserin dan sistein.
d. Treonin
Treonin adalah asam amino esensial bagi manusia,
karena menjadi salah satu dari 20 asam amino penyusun

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 13


protein. Biosintesis treonin berasal dari asam aspartat.
Treonin dapat diubah menjadi glisin dan asetaldehida
dengan cara pemecahan molekulnya.

Alanin menghasilkan asam piruvat dengan langsung pada


reaksi transaminasi dengan asam beta ketoglutarat. Serin
mengalami reaksi dehidrasi dan deaminasi oleh enzim serin beta
dehidratase. Treonin diubah menjadi glisin dan asetaldehida oleh
enzim treonin aldolase. Glisin kemudian diubah menjadi asetil
koenzim A melalui pembentukan serin dengan jalan penambahan
satu atom karbon, seperti metil, hidroksil metil, dan formil.
Koenzim yang bekerja di sini adalah tetrahidrofolat.

E. Metabolisme kerja enzim


Enzim merupakan senyawa organik atau katalis protein yang
dihasilkan oleh sel dan berperan sebagai katalisator yang dinamakan
biokatalisator. Reaksi yang dapat dikendalikan oleh enzim antara lain
respirasi, fotosintesis, pertumbuhan, dan perkembangan, kontraksi
otot, pencernaan dan fiksasi nitrogen. Enzim tersusun atas dua bagian.
Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya menyebabkan enzim tidak
aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut
holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
1. Apoenzim adalah bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan
panas, dan berfungsi menentukan kekhususan dari enzim.
2. Koenzim disebut gugus prostetik apabila terikat sangat erat pada
apoenzim. Akan tetapi, koenzim tidak begitu erat dan mudah
dipisahkan dari apoenzim. Koenzim bersifat termostabil (tahan
panas), mengandung ribose dan fosfat. Fungsinya menentukan sifat
dari reaksinya. Misalnya, Apabila koenzim NADP (Nicotiamida
Adenin Denukleotid Phosfat) maka reaksi yang terjadi adalah
dehidrogenase. Disini NADP berfungsi sebagai akseptor hidrogen.

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 14


F. Sifat-sifat enzim
Sebagai biokatalisator selama menjalankan fungsinya, enzim
memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
1) Enzim sebagai biokatalisator suatu reaksi. Biokatalisator
merupakan salah satu sifat spesifik dari enzim. Artinya, enzim
dapat mempercepat suatu reaksi namun tidak ikut bereaksi.
Contoh: saat amilase mempercepat reaksi perombakan amilum,
amilase tidak bereaksi dengan substrat menjadi bentuk lain
(bentuknya tetap), sehingga amilase dapat berfungsi kembali.
2) Enzim bekerja secara khusus. Enzim bersifat sangat spesifik,
artinya enzim hanya bekerja pada substrat tertentu saja. Contoh:
enzim ptialin mengkatalis reaksi pengubahan zat tepung menjadi
maltosa. Dengan demikian, enzim ptialin hanya bekerja pada
substrat zat tepung (amilum). Enzim katalase bekerja pada substrat
H2O2 (hidrogen peroksida). H2O2 diuraikan oleh katalase menjadi
H2 dan O2 (produk).
3) Enzim dapat bekerja secara bolak balik (reversibel). Enzim dapat
mengkatalisis reaksi maju maupun reaksi kebalikannya. Enzim
dapat membentuk senyawa baru maupun menguraikan suatu
senyawa baru tersebut menjadi senyawa lain. Contoh: enzim lipase
mengubah gliserol dan asam lemak menjadi lemak. Enzim lipase
juga dapat mengubah lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
4) Wujud enzim adalah koloid. Secara keseluruhan, enzim merupakan
protein sehingga enzim dapat membentuk koloid.
5) Enzim rusak jika kena panas. Komponen protein penyusun enzim
adalah tidak tahan terhadap panas (termolabil) sehingga enzim
akan rusak jika terkena panas atau suhu yang tinggi. Kerusakan
enzim akibat suhu tersebut dinamakan denaturasi. Pada suhu di
atas 50°C, enzim akan mengalami denaturasi. Enzim yang telah
rusak menyebabkan aktivitas atau fungsi enzim hilang.

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 15


6) Enzim dapat diekstraksi dari sel tanpa kehilangan aktivitas
katalitiknya. Struktur dan mekanisme kerja enzim yang terdapat di
dalam sel dapat dipelajari secara mendalam melalui suatu teknik
khusus. Enzim yang akan dipelajari tersebut dapat diekstraksi dari
sel yang memproduksinya tanpa kehilangan aktivitas katalitiknya.

G. Faktor yang memengaruhi kerja enzim.


Faktor-faktor yang memengaruhi enzim dan aktivitas enzim
sebagai berikut.
1. Zat-zat pengaktif (aktivator) Zat-zat kimia tertentu dapat
memacu atau mengaktifkan kegiatan enzim. Contoh: garam-
garam dari logam alkali dan logam alkali tanah dengan
konsentrasi encer, ion kobalt (Co), mangan (Mn), nikel (Ni),
magnesium (Mg), dan klor (Cl).
2. Temperatur atau suhu. Umumnya enzim bekerja pada suhu
yang optimum. Apabila suhu turun, maka aktivitas akan
terhenti tetapi enzim tidak rusak. Sebaliknya, pada suhu tinggi
aktivitas menurun dan enzim menjadi rusak. Sebagian besar
enzim pada manusia mempunyai suhu optimal yang mendekati
suhu tubuh (35° C - 40°C).
3. Air berperan dalam memulai kegiatan enzim. Rendahnya
kadar air dapat menyebabkan enzim tidak aktif. Contoh pada
waktu biji dalam keadaan kering kegiatan enzim tidak
kelihatan. Baru setelah ada air, melalui imbibisi mulailah biji
berkecambah.
4. Perubahan pH dapat membalikkan kegiatan enzim, yaitu
mengubah hasil akhir kembali menjadi substrat. Enzim dapat
bekerja optimal pada pH tertentu, misalnya enzim lipase, pH
optimal 5,7–7,5.
5. Hasil akhir. Kecepatan reaksi dalam suatu proses kimia tidak
selalu konstan. Misal, kegiatan pada awal reaksi tidak sama

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 16


dengan kegiatan pada pertengahan atau akhir reaksi. Apabila
hasil akhir (banyak), maka akan menghambat aktivitas enzim.
6. Konsentrasi Substrat dan Konsentrasi Enzim. Substrat adalah
zat yang diubah menjadi sesuatu yang baru. Umumnya,
terdapat hubungan yang sebanding antara substrat dengan hasil
akhir apabila konsentrasi enzim tetap, pH konstan, dan
temperatur konstan. Jumlah substrat yang terlalu banyak dan
konsentrasi enzim sedikit akan menyebabkan reaksi tidak
optimal.
7. Zat-zat penghambat. Zat-zat penghambat adalah zat-zat kimia
yang menghambat aktivitas kerja enzim. Contoh, garam-garam
dari logam berat, seperti raksa.

H. Penghambat kerja enzim


Suatu zat tertentu yang dapat menghalangi kerja enzim ini disebut
inhibitor. Inhibitor dibedakan menjadi inhibitor reversibel dan inhibitor
irreversibel. Inhibitor reversibel meliputi inhibitor kompetitif dan
inhibitor non kompetitif

1. Inhibitor kompetitif. Zat penghambat dan substrat bersaing


untuk dapat bergabung dengan enzim membentuk kompleks
enzim-substrat. Selain menghambat ikatan antara enzim dengan
substrat, inhibitor dapat menghambat penguraian dan
pembentukan senyawa baru. Inhibitor berikatan lemah (ikatan
ion) dengan enzim pada sisi aktifnya sehingga inhibitor ini
bersifat reversibel. Dengan menambah kepekatan substrat,
inhibitor tidak mampu lagi bergabung dengan enzim. Contoh
inhibitor kompetitif yaitu asam malonat, yang menghambat
ikatan antara enzim dengan asam suksinat.
2. Inhibitor non-kompetitif. Pada umumnya, inhibitor ini tidak
memiliki struktur yang mirip dengan substrat dan bergabung
dengan enzim pada bagian selain sisi aktif enzim. Jika inhibitor

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 17


ini bergabung dengan enzim maka akan mengubah lagi dengan
bentuk substrat. Contoh inhibitor non-kompetitif, antara lain:
pestisida (DDT) dan paration yang menghambat kerja enzim
dalam sistem syaraf, serta antibiotik dan penisilin pada sel
bakteri.

Berbeda dengan dua macam inhibitor yang lain, inhibitor


irreversibel melekat pada sisi aktif enzim dengan sangat kuat
(ikatan kovalen) sehingga tidak dapat lepas dari enzim
(irreversibel). Akibatnya, enzim menjadi tidak aktif.

I. Cara kerja enzim


Terdapat dua teori yang menerangkan cara kerja enzim, yakni teori
lock and key dan teori induced fit. Teori lock and key menganalogikan
mekanisme kerja enzim seperti kunci dengan anak kunci. Substrat
masuk ke dalam sisi aktif enzim. Jadi, sisi aktif enzim seolah-olah
kunci dan substrat adalah anak kunci.

Sedangkan teori induced fit mengemukakan bahwa setiap molekul


substrat memiliki permukaan yang hampir pas dengan permukaan sisi
aktif enzim. Jika substrat masuk ke dalam sisi aktif enzim, akan

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 18


terbentuk kompleks enzim substrat yang pas (Keeton and Gould, 1986:
79).

J. Jenis-jenis enzim dan perannya.


Nama suatu enzim biasanya dengan menggunakan akhiran ase.
Akhiran ase ditambahkan pada nama substrat yang diubah oleh enzim
tersebut. Macam-macam enzim berdasarkan penggolongannya.

No. Golongan Jenis Peranan Enzim


Enzim Enzim
1. Karbohidrase Selulose Menguraikan selulosa (polisakarida) menjadi
selabiosa (disakarida)
Amilase Menguraikan amilum (polisakarida) menjadi
maltosa (disakarida)
Pektinase Menguraikan pektin menjadi asam pektin
Maltose Menguraikan maltosa menjadi glukosa
Sukrose Mengubah sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa
Laktose Mengubah laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa
2. Protease Pepsin Memecah protein menjadi pepton
Tripsin Menguraikan pepton menjadi asam amino
Entrokinase Menguraikan pepton menjadi asam amino
Peptidase Menguraikan peptida menjadi asam amino
Renin Menguraikan kasein dan susu
gelatinase Menguraikan gelatin
3. Esterase Lipase Menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam
lemak
Fostatase Menguraikan suatu ester hingga terlepas asam
fosfornya

Sedangkan macam-macam enzim berdasarkan proses metabolisme atau tipe reaksi


kimia yang dikatalis adalah sebagai berikut.

No. Golongan Jenis Enzim Peranan Enzim


Enzim
1. Oksidoreduktase Dehidrogenase Mengubah ikatan tunggal menjadi ikatan
rangkap.
Oksidase Melakukan oksidasi (menerima oksigen

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 19


atau melepas elektron).
Hidroksilase Menggabungkan gugus hidroksil.
2. Transferase Mengkatalisis perpindahan 1 gugus karbon (misalnya
metil), gugus aldehid, keton, gugus fosforil, atau gugus
amino dari satu substrat ke substrat yang lain.
3. Hidrolase Peptidase Memecah ikatan peptida pada protein.
Esterase Memecah ikatan ester.
Glikosidase Memecah ikatan glikosida pada
polisakarida.
Fosfatase Memecah ikatan fosfat.
4. Liase Mengkatalisis penambahan gugus pada ikatan rangkap atau
pembentukan ikatan rangkap dengan menghilangkan gugus
C=C, C=O, atau C=N. Misalnya: dekarboksilase, aldolase,
dan dehidratase.
5. Ligase Mengkatalisis reaksi penggabungan antara satu molekul
dengan molekul lain melibatkan hidrolisis dari ATP.
Misalnya: RNA ligase dan DNA ligase.
6. Isomerase Mengkatalisis perpindahan suatu gugus ke tempat lain
dalam satu molekul. Misalnya: racemase,
fosfoglukoisomerase, mutase, dan oksidoreduktase.

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 20


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Protein adalah rangkaian atau polimer dari sejumlah asam amino.
Asam amino adalah molekul organik kecil yang pada umumnya terbuat
dari karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein dibuat dari suatu
pool yang terdiri dari 20 asam amino yang berbeda. Metabolisme protein
merupakan metabolisme dari asam amino itu sendiri dan merupakan suatu
rangkaian asam amino.Protein tersusun dari asam amino dalam asam
amino terdapat unsur N ( nitrogen). Enzim merupakan senyawa organik
atau katalis protein yang dihasilkan oleh sel dan berperan sebagai
katalisator yang dinamakan biokatalisator. Reaksi yang dapat dikendalikan
oleh enzim antara lain respirasi, fotosintesis, pertumbuhan, dan
perkembangan, kontraksi otot, pencernaan dan fiksasi nitrogen. Enzim
tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya
menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan
menjadi satu, yang disebut holoenzim.

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 21


DAFTAR PUSTAKA

https://dosenbiologi.com/makhluk-hidup/metabolisme-protein

http://www.sridianti.com/pengertian-metabolisme-protein.html

Metabolisme protein dan kerja enzim. Page 22

Вам также может понравиться