Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Akuntansi forensic adalah sebuah cabang ilmu yang digunakan dalam
rangka penganalisan, peninjauan, pengungkapan kebenaran demi keadilan serta
berisi kegiatan investigative berkenaan dengan penerapan pengetahuan ilmiah
pada masalah hukum dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah dan keurangan
dengan cara-cara yang sesuai standar.

Dalam Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif mengemukakan bahwa


akuntansi forensik mempunyai ruang lingkup yang spesifik untuk lembaga yang
menerapkannya atau untuk tujuan melakukan audit investigatif.

Tabel 4.1.
Dimensi Akuntansi Sektor Publik dan Swasta

Dimensi Sektor Publik Sektor Swasta


Landasan Amanat undang – undang Penugasan tertulis secara
Penugasan spesifik
Imbalan Lazimnya tanpa imbalan Fee dan biaya
Hukum Pidana umum dan khusus, Perdata, arbitrase,
hukum administrasi negara administratif/ aturan intern
perusahaan
Ukuran Memenangkan perkara pidana Memulihkan kerugian
Keberhasilan dan memulihkan kerugian
Pembuktian Dapat melibatkan instansi lain Bukti intern, dengan bukti
di luar lembaga yang ekstern yang lebih terbatas
bersangkutan
Teknik audit Sangat bervariasi karena Relatif lebih sedikit
investigative kewenangan yang relatif besar dibandingkan disektor
publik. Kreativitas dalam

28
29

pendekatan, sangat
menentukan
Akuntansi Tekanan pada kerugian negara Penilaian bisnis
dan kerugian keuangan negara (business valuation)

Akuntansi forensik mulai digunakan di Indonesia setelah terjadi krisis


keuangan pada tahun 1997, hingga saat ini pendekatan akuntansi forensik banyak
digunakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Pemberantasan Korupsi,
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan, Bank Dunia, dan Kantor-kantor Akuntan Publik di Indonesia

Menggunakan sembilan item kompentensi keahlian akuntansi forensik yang


digunakan dalam penilaian perbedaan persepsi dari pihak Akademisi akuntansi,
Praktisi akuntansi, dan pengguna jasa Akuntan forensik yaitu : Analisis deduktif,
Pemikiran yang kritis, Pemecahan masalah yang tidak terstruktur, Fleksibilitas
penyidikan: kemampuan untuk melakukan audit di luar ketentuan/prosedur yang
berlaku, Keahlian analitik: kemampuan untuk memeriksa apa yang seharusnya
ada (yang seharusnya tersedia) bukan apa yang telah ada (yang telah tersedia).,
Komunikasi lisan, Komunikasi tertulis, Pengetahuan tentang hukum dan
Composure.

Perlunya Akuntansi Forensik untuk menguak adanya tindak pidana korupsi


dengan audit biasa (general audit atau opinion audit) sama halnya mencoba
mengikat kuda dengan benang jahit. BPK perlu alat yang lebih dalam dan handal
dalam membongkar indikasi adanya korupsi atau tindak penyelewengan lainnya di
dalam Pemerintahan ataupun dalam BUMN dan BUMD salah satu metodologi
audit yang handal adalah dengan metodologi yang dikenal sebagai Akuntansi
forensik ataupun Audit Forensik.
30

Ketentuan Perundang – Undangan Terkait Kasus Kecurangan


1. Peraturan pemerintah pengganti undang – undang (PERPPU) Nomor 4
tahun 2008 tentang jaring pengamanan sistem keuangan (JPSK)
2. Perppu nomor 4 tahun 2009 tanggal 21 september 2009

Peran BPK dalam Akuntansi Forensik dengan terbitnya Undang-Undang No


17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara yang menegaskan tentang kewenangan
BPK sebagai Pemeriksa Keuangan Negara yang kemudian di dukung dengan
Undang-Undang No 15 Tahun 2006 yang memberikan kemandirian dalam
pemeriksaan Keuangan Negara baik yang tidak dipisahkan maupun yang
dipisahkan seperti BUMN dan BUMD skaligus penentu jumlah kerugian Negara.

Fraud (kecurangan) adalah tindakan ilegal yang dilakukan satu orang atau
sekelompok orang secara sengaja atau terencana yang menyebabkan orang atau
kelompok mendapat keuntungan, dan merugikan orang atau kelompok lain.

Karakteristik Kecurangan (fraud) dilihat dari pelaku FRAUD auditing maka


secara garis besar kecurangan bisa dikelompokkan menjadi dua jenis : Oleh pihak
perusahaan yaitu manajemen dan pegawai serta oleh pihak di luar perusahaan,
yaitu pelanggan, mitra usaha, dan pihak asing yang dapat menimbulkan kerugian.

Penyebab Terjadinya Kecurangan menurut J.S.R. Venables dan KW Impley


dalam buku “Internal Audit” (1988, hal 424) mengemukakan kecurangan terjadi
karena :
1. Penyebab Utama : Penyembunyian (concealment0,
Kesempatan/Peluang (Opportunity0, Motivasi (Motivation), Daya tarik
(Attraction) dan Keberhasilan (Success).
2. Penyebab Sekunder. : “A Perk, Hubungan antar pemberi kerja/pekerja
yang jelek, Pembalasan dendam (Revenge) dan Tantangan (Challenge).

Dibawah ini adalah suatu daftar yang disusun oleh American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA) pada tahun 1979 mengenai kondisi-kondisi
atau kejadian-kejadian yang dapat menandai adanya kecurangan :
31

1. Manajemen senior yang sangat menguasai/ mendominasi dan terdapat


satu atau lebih kondisi berikut atau yang sama
2. Kemerosotan atau kemunduran dari mutu pendapatan
3. Kondisi usaha yang dapat menciptakan tekanan yang tidak biasa :
4. Struktur korporat yang rumit, yaitu kompleksitas yang terjadi tidak
tampak diperlukan oleh operasi atau ukuran perusahaan.
5. Lokasi usaha yang menyebar secara luas disertai oleh manajemen yang
didesentralisasi secara ketat dengan system pelaporan tanggungjawab
yang tidak memadai.
6. Kekurangan staf yang tampak memerlukan karyawan tertentu bekerja
pada jam yang tidak biasa, tidak memerlukan cuti dan/atau melakukan
kerja lembur yang substansial.
7. Tingkat perputaran yang tinggi dalam posisi keuangan penting, seperti
bendaharawan atau kontroler.
8. Sering terjadi perubahan auditor atau penasihat hukum.
9. Kelemahan material yang diketahui dalam pengendalian intern yang
dapat secara praktis dikoreksi akan tetapi tidak diperbaiki, seperti
10. Terdapat transaksi yang material dengan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa atau terdapat transaksi yang mencakup benturan
kepentingan.
10. Pengumuman yang terlalu cepat atau premature atas hasil operasi atau
pengharapan masa depan yang positif.
11. Prosedur penelaahan analitis mengungkapkan fluktuasi yang signifikan
yang tidak dapat secara wajar dijelaskan,
12. Transaksi besar yang tidak biasa, khususnya pada akhir tahun, dengan
pengaruh yang material atas pendapatan.
13. Pembayaran besar yang tidak biasa berhubungan dengan jasa yang
14. Kesulitan dalam memperoleh bukti audit yang berhubungan dengan
15. Dalam pelaksanaan pengujian laporan keuangan masalah yang tidak

Вам также может понравиться