Вы находитесь на странице: 1из 57

PERENCANAAN LINGKUNGAN 5

“‘IPAL (INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH)”


KABUPATEN KEDIRI
PROVINSI JAWA TIMUR

Disusun Oleh:
LINTANG ANDARI
NPM: 09.2017.1.90151

Dosen Pengampu:
Ayu Nindyapuspa, ST., MT

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHITAMA SURABAYA
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air limbah domestik adalah air yang berasal dari usaha atau kegiatan permukiman, rumah
makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan perumahan. Beberapa bentuk dari air
limbah ini berupa tinja, air seni, limbah kamar mandi, dan juga sisa kegiatan dapur rumah
tangga. Kelurahan Istiqlal merupakan suatu wilayah di kota manado yang memiliki
jumlah penduduk cukup banyak. Sebagian penduduk di kelurahan Istiqlal masih
membuang limbah rumah tangga di aliran sungai. Kondisi ini dapat merusak lingkungan
sungai yang berakibat pada menurunnya tinggkat kesehatan penduduk di sekitar sungai.

1.2 Tujuan
untuk merencanakan sistem pengelolaan air limbah yang di gunakan di kabupaten Kediri
1.3 Ruang Lingkup
ruang lingkup dalam tugas perencanaan IPAL dimana perencanaannya menyangkut :
1. Melakukan proyeksi penduduk dan air limbah 10 tahun
2. Perancangan diagram aliran air limbah
3. Merencanakan jumlah unit yang diperlukan dan dimensi unit unit pengolah yang
direncanakan
4. Lampira dan Gambar perencanaan
Bab 2
Dasar Teori

2.1 Pengertian Air Limbah Domestik

Air limbah domestik menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82


Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air adalah
sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan pemukiman yang berwujud cair. Pada
umumnya mengandung bahan atau zat membahayakan. Sesuai dengan zat yang
terkandung di dalam air limbah, maka limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan
menyebabkan gangguan kesehatan dan lingkungan hidup antara lain limbah sebagai
media penyebaran berbagai penyakit (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor
82 tahun 2001).

Sumber air limbah dari kegiatan rumah tangga seperti dari urine, kegiatan mandi,
mencuci peralatan rumah tangga, mencuci pakaian serta kegiatan dapur lainnya.
Idealnya sebelum air limbah dibuang ke saluran air harus diolah terlebih dahulu dalam
tangki peresapan. Prinsip dasarnya adalah bahwa air limbah yang dilepas ke
lingkungan sudah tidak berbahaya lagi bagi kesehatan lingkungan. Air Limbah yang
tidak dikelola dengan baik dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem
sungai dan sebagainya.

2.2 Pengolahan Air Limbah Domestik

Prinsip pengolahan air limbah adalah menghilangkan atau mengurangi kontaminan


yang terdapat dalam air limbah, sehingga hasil olahan tidak mengganggu
lingkungan.Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD,
partikel campur, membunuh bakteri pathogen, serta mengurangi komponen beracun
agar konsentrasi yang ada menjadi rendah

Tujuan dari pengolahan air limbah tergantung dari tipe air limbah yang dihasilkan.
Untuk limbah domestik, tujuan utamanya adalah untuk mereduksi kandungan senyawa
berbahaya yang terkandung dalam air limbah.
Badan perairan yang kualitasnya telah menurun perlu diupayakan peningkatan kualitas
airnya agar kondisi badan perairan tersebut dapat dimanfaatkan sesuai peruntukkannya.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas air yang tercemar adalah secara biologis,
ini adalah cara alternatif pengolahan limbah, karena disamping efektif, tidak
menimbulkan efek samping, juga lebih ekonomis. Cara ini telah diterapkan di IPAL
Semanggi, penanganan limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme pada
lingkungan tercemar atau dalam suatu alat pengolahan limbah. Lingkungan secara
alami mengandung beraneka ragam mikroorganisme. Mikroorganisme diperlukan
dalam penanganan air limbah sebagai pengurai dan mendegradasi bahan organik yang
kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana sehingga dapat didegradasi menjadi
CO2 dan H2O. Dalam proses degradasi tersebut terdapat kondisi lingkungan yang harus
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme.

2.3 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL )

Limbah domestik yang berasal dari berbagai kegiatan rumah tangga berdampak bagi
lingkungan abiotik dan biotik, yang kemudian berdampak pada masyarakat yaitu
tercemarnya air tanah dan timbulnya berbagai macam penyakit, maka dari itu air
limbah domestik perlu diolah dengan baik. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
terkait dengan fasilitas prasarana permukiman sehingga tidak terpisahkan dengan
manusia, hunian dan lingkungan. IPAL berfungsi untuk mengendalikan serta mengolah
limbah domestik, air limbah domestik dialirkan melalui saluran interceptor dan diolah
kemudian dibuang ke sungai dalam keadaan yang sudah memenuhi kriteria. Dengan
adanya IPAL diharapkan sungai terbebas dari pencemaran air limbah khususnya limbah
domestik.

Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar
di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan
senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di
alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap yaitu:
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk
menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and
grit removal, equalization and storage, serta oil separation.

2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)


Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama
dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang
berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah
neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan
filtration.

3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)


Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air
limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan
pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated
sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin,
rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.

4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)


Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah
coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange,
membrane separation, serta thickening gravity or flotation.

5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)


Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya
kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure
filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed,
incineration, atau landfill.
2.4 Bar Screen

2.4.1 Definisi Screening/Bar Screen


Screening di dalam pengolahan air limbah merupakan salah satu tahapan
prapendahuluan (pre-treatment). Di dalam tahapan ini dilakukan penyisihan material-
material berukuran besar (kasatmata) dari dalam air limbah. Tujuannya adalah agar
material tersebut nantinya tidak akan merusak pompa, aerator, menyumbat pipa, dan
peralatan lainnya sehingga proses pengolahan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Untuk tujuan tersebut, screen diletakkan di hulu instalasi sebelum air limbah masuk
kedalam unit-unit pengolahan. Umumnya suatu instalasi tidak hanya memasang satu
melainkan dua buah screen. Tujuannya adalah agar ada cadangan apabila salah
satu screen dalam proses pemeliharaan, pembersihan, maupun perbaikan.

Bar screen terdiri dari batang baja yang dilas pada kedua ujungnya terhadap dua
batang baja horizontal. Penggolongan bar screen yakni kasar, halus dan sedang tergantung
dari jarak antar batang (bar). Saringan halus (fine screen) jarak antar batang 1,5 – 13 mm,
saringan sedang (medium screen) jarak antar batang 13 – 25 mm, dan saringan kasar
(coarse scrre) jarak antar batang 32 – 100 mm.

Saringan halus (fine screen) terdiri dari fixed screen dan movable screen. Fixed atau
static screen dipasang permanen dengan posisi vertikal, miring atau horizontal. Movable
screen dibersihkan harus secara berkala. Kedua tipe saringan halus tersebut juga dapat
menghilangkan padatan tersuspensi, lemak dan kadang dapat meningkatkan oksigen
terlarut(DO level) air limbah. Berapa deskripsi untuk saringan kasar (coarse screen) dapat
dilihat pada Tabel 2.1.
Beberapa jenis penyaring yang sering digunakan dalam sistem

a. intake bar rack b. traveling screen

c. drum screen d. microstrainer

Pengolahan. (a). intake bar rack , (b) traveling screen,


(c) rotary drum screen, (d) icrostrainer
Tabel 2.1 :Deskripsi Saringan Kasar (Coarse Screen)

Tipe Lokasi Diskripsi


Bar Rack Di depan stasiun Bar screen dapat dibersihkan secara manual
atau Bar pompa atau unit atau mekanik. Untuk pembersihan secara
Screen Pemisah pasir (grit manual biasanya digunakan untuk instalasi
chamber) pengolahan air limbah kapasitas kecil.
Coarse Di belakang bar Bentuknya bermacam-macam
wovenwire screen atau di depan : datar, keranjang, sangkar
screen trickling filter. (cage), disk. Digunakan untuk memisahkan
padatan dengan ukuran yang relative kecil.
Pembersihan dilakukan dengan cara
mengambil
Saringan dari bak atau saluran. Ada tipe yang
menggunakan screen yang dapat digerakkan
atau dipindahkan seperti pada saringan halus.
Padatan yang tersaring dipisahkan secara
kontinyu kedalam penampung, bukaan screen
bervariasi antara 3 –20 mm tergantung
kebutuhan.
Comminuto Digabungkan dengan Comminutor terdiri dari peralatan seperti
r saringan kasar (coarse grinder dan memotong material yang
screen) tertangkap oleh screen. Comminutor dilengkapi
dengan gigi pemotong atau peralatan pencacah
dalam drum yang berputar.
2.4.2 Kelebihan dan kekurangan sistem pengolahan screening

2.4.3 KriteriaPerencanaan Bar Screen


Bar screen biasanya digunakan untuk fasilitas pengolahan air limbah dengan skala
sedang atau skala besar. Pada umumnya terdiri dari screen chamber (bak) dengan struktur
inlet dan outlet, serta peralatan saringan (screen). Bentuknya dirancang sedemikian rupa
agar memudahkan untuk pembersihan serta pengambilan material yang tersaring.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan bar screen antara lain
yakni :
 Kecepatan atau kapasitas rencana.
 Jarak antar bar
 Ukuran Bar (batang).
 Sudut Inklinasi.
 Head loss yang diperbolehkan.
Berikut adalah beberapa criteria desain yang akan dijadikan acuan untuk
perancangan bar screen:

Tabel 2.2 Kriteria Desain Bar Screen

Parameter Simbo Besara Satua Sumber


l n n
JarakBukaanantarbatang B 25-50 mm Metcalf&Edd
y
Lebarbatang W 5-15 mm Metcalf&Edd
y
Kedalamanbatang 25-38 mm Metcalf&Edd
y
Sudutkemiringanbatangdarivertik Θ 30-45 o Metcalf&Edd
al y
Kecepatanmendekati bars vh 0,3-0,6 m/det Metcalf&Edd
y
Headlossmaksimum h1 150 mm Metcalf&Edd
y
Freeboard 0,2-0,3 m Metcalf&Edd
y
Jumlah bar screen N >1 buah Metcalf&Edd
y

Tabel 2.3 FaktorBatang Unit Bar Screen

No JenisBar 
1 Sharp-edged rectangular 2,42
2 Rectangular with semicircular upstream face 1,83
3 Circular 1,79
4 Rectangular with semicircular upstream and 1,67
down stream face
5 Tear shape 0,76

2.4.4 Persamaan-persamaan yang Digunakan

Persamaan yang digunakanpadaperencanaanbar screendiantaranya:

Dimana:

Hl = head loss di rack (m)


Vbar = kecepatan aliran melalui bar screen
(m/det)
v2 = kecepatan aliran di saluran (m/det)
G = percepatan gravitasi (m/det)
Β = factor tingkat pada bentuk batang
W = lebar batang (m)
B = bukaan (m)
hv = velocity head aliran, mendekati bars (m)
Α = sudut bar dengan horizontal (˚)

2.5 Comminutor

2.5.1 Definisi Comminutor


Comminutor berfungsi sebagai alat pencucian untuk memotong-motong sisa
sisa material yang masih terbawa aliran, sampai ukurannya menjadi lebih kecil dan
atau hancur sama sekali sehingga memudahkan dalam pengolahannya. Penentuan
ukuran dan tipe comminutor dipilih berdasarkan debit maksimum air buangan.
Comminutor diproduksi langsung dari suatu pabrik sehingga dimensinya dapat
dipilih sesuai dengan keinginan. Umumnya ukuran slot (celah-celah pada comminutor)
yaitu ¼” sampai ¾”, tergantung tipe peralatan dari pabrik yang membuatnya.

Comminutor yang digunakan adalah jenis Controlled Discharge. Pemilihan ini


didasarkan atas pertimbangan bahwa jenis ini tidak memperhitungkan head loss,
karena head loss selalu ditentukan oleh pabrik pembuat. Sedangkan untuk tipe free
discharge, biasanya membutuhkan lahan yang tinggi sehingga tidak dapat digunakan di
sembarang tempat.

2.5.2 Kriteria Perencanaan Comminutor


Tabel 2.4 Ukuran dan Kapasitas Comminutor

No. Ukuran Motor Kapasitas (mgd)

Controlled Discharge Free Discharge

7B 0.25 0-0,35 0-0,30

10B 0.5 0,17-1,10 0,17-0,82

15M 0.75 0,40-2,30 0,40-1,40

25M 1.5 1,00-6,00 1,00-3,60

25A 1.5 1,00-11,00 1,00-6,50


36A 2 1,50-25,00 1,50-9,60

54A DesainTerpisah

Sumber : Elwyn and Selly, Design. John Willey & Sons Inc. New York. third edition

2.5.3 Persamaan-persamaan yang Digunakan


Persamaan yang digunakan pada perencanaan Comminutor diantaranya:

2.6 Solid Separation Chamber

2.6.1 Definisi Solid Separation Chamber


Kolam Pemisahan Lumpur (Solid Separation Chamber/SSC) dan Bak Pengering
(Drying Area/ DA) merupakan alternative pengganti Tanki Imhoff. Mempunyai
Prinsip kerjanya sangat sederhana karena hanya mengandalkan proses fisik untuk
pemisahan padatan dari lumpur tinja. Setelah pemisahan, dilakukan penyinaran
memanfaatkan sinar matahari sebagai desinfeksi serta angin untuk pengurangan
kelembaban atau pengeringan

Fungsi unit ini adalah untuk memisahkan padatan dan air dengan memanfaatkan
sifat fisik air limbah., Lumpur tinja yang dihamparkan secara merata di atas media
SSC akan mengalami pemisahan antara padatan di bagian bawah dan cairan di
bagian atas. Sebagian cairan dapat terpisah dari lumpur tinja melalui proses
perembesan media SSC sehingga kemudian dapat disalurkan bersama cairan yang
telah dipisahkan di bagian atas lumpur tinja untuk diolah bersama lebih lanjut di
dalam unit IPLT. Sementara padatan yang telah mengalami penirisan akan
dikeringkan lebih lanjut di unit Drying Area.

2.6.2 Kelebihan dan Kekurangan Solid Separation Chamber

2.6.3 Kriteria Perencanaan Solid Separation Chamber

Tabel 2.6 Kriteria Desain Kolam Pemisahan Lumpur


Kriteriadesain bak pengendap pertama dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2.6 Kriteria Desain Bak Pengendap Pertama


Parameter Simbol Besaran Satuan Sumber
Overflow rate Vo m3/m2/hari
Debit rata-rata 30-50 Qasim, 1985
Debit Peak 70-130

Metcalf & Eddy,


Weir Loading 124-496 m3/m2/hari
1991

Dimensi
Bentuk
Rectangular
p 10-100 M
Panjang Qasim, 1985
Lebar l 6-24 M
Kedalaman t 2.5-5 M
Parameter Simbol Besaran Satuan Sumber
Rasio p dan l 1-7.5
Rasio l dan t 4.2-25
Bentuk Circular Qasim, 1985
Diameter d 3-60 M
Kedalaman t 3-6 M
Penyisihan SS 50-70 % Metcalf & Eddy,
Penyisihan BOD 25-40 % 1991
KemiringanDasar S 1-2 % Qasim, 1985
Rumus Perhitungan Dimensi Solid Separation Chamber sebagai Bak Pengendap
Pertama

• Menghitung luas permukaan bak pengendap (A)


• Menghitung panjang (p) dan lebar (l) bak pengendap

- Lebar (l)

• Periksa overflow rate

• Menghitung volume bak

• Menghitung waktu detensi (td)

Dari hasil diatas nilai panjang memenuhi kriteria design.

2.6.4 Perhitungan Volume Lumpur

Dengan waktu detensi selama1,98 jam, dapat dihitung penyisihan BOD


dan TSS yang terjadi sebagai berikut:

BOD dan TSS removal


Dengan kata lain BOD yang tersisa dan terkandung dalam air limbah untuk diolah
di pengolahan selanjutnya sebesar ;

𝐵𝑂𝐷𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎� =�𝑖𝑛𝑓�𝑢𝑒𝑛�� % 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑠𝑖�𝑎𝑛𝐵𝑂𝐷�𝑑𝑒𝑏𝑖�

Dengan kata lain TSS yang tersisa dan terkandung dalam air limbah untuk diolah
di pengolahan selanjutnya sebesar

• Menghitung Volume Lumpur (Vs)

• Menghitung Ruang Lumpur

Periode pengurasan ruang lumpur direncanakan dilakukan 5 hari sekali, sehingga


volume ruang lumpur yang dibutuhkan adalah

2.6.5 Menghitung diameter pipa inlet di bakpengendap


2.7 Bak Ekualisasi

Bak Ekualisasi berguna untuk meratakan fluktuasi debit harian, terutama pada jam-jam
puncak, untuk dapat dipompa secara kontinu ke bak aerasi. Pompa di bak ekualisasi
berjumlah 6 buah pompa dan 1 pompa by pass yang dialirkan menuju bak aerasi secara
kontinyu 24 jam.

2.8 Bak Aerasi

Pada bak aerasi, udara dialirkan dengan tujuan untuk menyampurkan dan
menyirkulasikan seluruh isi bak. Selain itu, udara yang dialirkan juga berfungsi sebagai
suplai oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme.penyaluran udara blower aerator
yang ditempatkan didasar bak. Adanya perputaran rotor tersebut menyebabkan
terjadinya pergerakan aliran sehingga kontak dengan udara lebih cepat, menyebabkan
pencampuran sempurna antara air dan udara. Rotor mempunyai fungsi untuk menjaga
kontinuitas dari aliran sehingga isi saluran tetap dalam keadaan tersuspensi. Udara
yang dialirkan merupakan oksigen murni, hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan
proses yang akan terjadi.

Di dalam Saluran aerasi berlangsung proses fisis maupun biologis, dimana sebagian
kecil bahan organik langsung mengalami oksidasi kimia, tetapi bagian terbesar harus
distabilkan oleh aktivitas mikroorganisme yang sudah dibentuk dalam sistem.

Di dalam bak aerasi terdapat bola-bola biofilter yang ditempatkan dibak aerasi tapi
dengan cara dikurung pada kotak-kotak kawat. Ini dilakukan supaya bola-bola biofilter
tetap pada posisinya masing-masing. Jika dilepaskan begitu saja tidak dapat bekerja
maksimal, karena bisa jadi bola tersebut mengapung mengikuti arah air. Material
organik dalam air limbah diharapkan dapat melekat pada biofilter,sehingga terjadi
pertumbuhan biologis yang melekat (menempel) pada biofilter guna mengasimilasi
material organik tersebut. Air yang selesai di bak aerasi dialirkan menuju bak
sedimentasi dengan gravitasi dan flok yang mengendap didasar bak aerasi akan
dipompa menuju bak pengering lumpur.

2.9 Bak Sedimentasi

Bangunan ini berfungsi untuk mengendapkan flok yang berbentuk pada unit aerasi
dengan gaya berat flok itu sendiri. Bak Sedimentasi terdiri dari:

1. Saluran Pembuang Lumpur


2. Ruang Pengendali Aliran Masuk
3. Pintu Outfall

2.10 Bak Pengering Lumpur

Bangunan ini berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam lumpur atau sebagai alat
pengering lumpur yang dihasilkan dari bak sedimentasi.

Di IPAL Semanggi juga dilengkapi peralatan mechanical dan electrical, antara lain:

Mechanical:

1. 4 buah Pompa Limbah


2. 2 buah Pompa Transfer
3. 2 buah Pompa Lumpur
4. 6 buah Aerator
5. Pipa-pipa
6. Valve-valve
7. Rangka Penahan pompa dan cover manhole
8. Pintu-pintu air limbah

Electrical:

1. Main Distribusi Central Panel (MDP), Panel-panel control pompa


2. Kabel-kabel
3. Karakteristik Listrik
4. 1 buah Generator Set

Bab 3
Gambaran Umum

3.1 Kondisi umum daerah


a. Luas dan Batas Wilayah
Kabupaten Kediri memiliki luas wilayah sebesar 1.386,05 Km2 atau 138.605 Ha yang
terbagi menjadi 26 kecamatan, serta 343 desa dan 1 kelurahan. Sebelum tahun 2004
Kabupaten Kediri terbagi menjadi 23 kecamatan dan berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 19 Tahun 2004 dibentuk tiga kecamatan baru yang merupakan pemekaran dari
tiga kecamatan, yaitu :
1. Kecamatan Kayen Kidul, pemekaran dari Kecamatan Pagu.
2. Kecamatan Badas, pemekaran dari Kecamatan Pare.
3. Kecamatan Ngasem, pemekaran dari Kecamatan Gampengrejo.

Adapun batas-batas administratif wilayah Kabupaten Kediri sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Kabupaten Jombang dan Kabupaten Nganjuk


2. Sebelah Timur : Kabupaten Malang dan Kabupaten Jombang
3. Sebelah Selatan : Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Blitar
4. Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Tulungagung

b. Letak dan Kondisi Geografis


Wilayah Kabupaten Kediri secara geografis terletak pada koordinat antara 111o 47’
05” s/d 112o 18’ 20” Bujur Timur dan 7o 36’ 12’’ s/d 8o 0’ 32” Lintang Selatan.
c. Topografi
Berdasarkan topografi nya Kabupaten Kediri dibagi menjadi 4 (empat) golongan dari
luas wilayah, yaitu ketinggian di atas 0 meter – 100 meter dpl membentang seluas
32,45%, ketinggian di atas 100 meter – 500 meter dpl membentang seluas 53,83%,
ketinggian di atas 500 meter – 1.000 meter dpl membentang seluas 9,98%, dan
ketinggian di atas 1.000 meter dpl membentang seluas 3,73%.

d. Geologi
Secara geologis karakteristik wilayah Kabupaten Kediri dapat diklasifi kasikan
menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu : Bagian Barat Sungai Brantas, merupakan perbukitan
lereng Gunung Wilis dan Gunung Klotok, sebagian besar merupakan daerah kurang
subur; Bagian Tengah, merupakan dataran rendah yang sangat subur, melintas aliran
Sungai Brantas dari selatan ke utara yang membelah wilayah Kabupaten Kediri;
Bagian Timur Sungai Brantas, merupakan perbukitan kurang subur yang membentang
dari Gunung Argowayang di bagian utara dan Gunung Kelud di bagian selatan.
e. Hidrologi
Di wilayah Kabupaten Kediri mengalir banyak sungai ataupun saluran alam, dimana
sungai yang memiliki debit air yang cukup besar dan mengalir sepanjang tahun
meliputi Kali Brantas, Kali Konto, Kali Bakung, Kali Kolokoso, Kulo Turitunggorono,
Kali Bangi dan Kali Sedayu. Sementara sungai-sungai lainnya umumnya berupa
sungai musiman yang hanya mengalir pada musim penghujan, sementara pada musim
kemarau sungai tersebut kering atau tidak berair. Potensi air tanah sungai-sungai ini
sebelum sampai ke Sungai Brantas telah dimanfaatkan oleh masyarakat baik untuk
kebutuhan sehari-hari maupun pengairan sawah/irigasi bagi pemerintah.
f. Klimatologi
Kondisi iklim pada wilayah Kabupaten Kediri pada dasarnya tidak jauh berbeda
dengan daerah-daerah lain di Indonesia yaitu secara umum beriklim tropis dengan dua
musim. Kondisi iklim rata-rata Kabupaten Kediri, yaitu : Suhu maksimum rata-rata
30,70C pada musim kemarau dan suhu minimum rata-rata 23,80C, sedangkan pada
musim penghujan atau suhu rata-rata setahunnya sebesar 27,20C. Kelembaban udara
rata-rata 85,5% per tahun, sementara kelembaban nisbi antara 74-86%. Kecepatan
angin rata-rata pada musim kemarau antara 12-13 knots dan pada musim penghujan
rata-rata kecepatan angin sebesar 17-20 knots. Musim kemarau berlangsung selama 6-
7 bulan yaitu sekitar bulan MeiNopember, sementara musim penghujan berlangsung
selama 4-5 bulan yaitu pada bulan Desember-April setiap tahunnya. Curah hujan rata-
rata pertahunnya sebesar 130-150 mm, dengan jumlah hari hujan rata-rata selama 6-15
hari.

3.2 POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH


a. Membuka akses antara wilayah barat dan timur dengan pembangunan jembatan di
Papar dan Ngadiluwih.
b. Pelebaran dan peningkatan kelas jalan dengan adanya perubahan fungsi jalan antara
Kediri-Tulungagung, MalangKediri, dan Kediri-Jombang (Perak), juga antara pusat
PKL Ngadiluwih-Wates-Pare-Papar.
c. Wilayah Perdesaan - Mempercepat pengembangan kawasan Agropolitan untuk
mendorong pertumbuhan kawasan perdesaan di wilayah Kediri Timur dan Kediri
Barat melalui peningkatan produksi, pengolahan dan pemasaran produk pertanian
unggulan serta pengembangan infrastruktur penunjang.
1. Memprioritaskan pengembangan wilayah tertinggal melalui peningkatan
infrastruktur dan sarana pendukung lainnya.
2. Membangun kawasan pedesaan melalui prukdtivitas dan keberdayaan masyarakat
di kawasan pedesaan.
3. Meningkatkan keterkaitan antara kawasan perdesaan dan perkotaan.
4. Mengelola dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam di perdesaan
sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
d. Wilayah Perkotaan Yaitu pembentukan sistem perkotaan secara berjenjang dan
bertahap sesuai pengembangan perkotaan, prioritas pembangunan sistem perkotaan di
Kabupaten Kediri meliputi:
1. PKL di Ngasem dan PKL di Pare.
2. PKLp di Papar, Grogol, Wates, Ngadiluwih, dan Semen.
3. PPk di perkotaan Tarokan, Banyakan, Mojo, Kras, Kandat, Ringinrejo, Ngancar,
Gampengrejo, Gurah, Pagu, Plosoklaten, Puncu, Kepung, Kandangan, badas,
Kunjang, Purwoasri dan Plemahan.
4. PPL di desa Kalipang, Jati, Bakalan, Tiron, Tales, Wonorejo, Ngadi, Kanding,
Kewadung, Mondo, Pelas, Blabak, Jemekan, Sumberagung, Duwet, Bedali,
Pulosari, Tiru Kidul, Turus, Bulupasar, Pranggang, Klanderan, Sidomulyo,
Brumbung, Karangtengah, Kepuh, Kuwik, Karangpakis,Sumberjo, Wonokerto,
Puhsarang.

3.3 DEMOGRAFI
Jumlah penduduk Kabupaten Kediri berdasarkan angka sementara pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil yaitu sebagai berikut:

Tahun Jumlah Penduduk


2012 1521895
2013 1530504
2014 1538929
2015 1546883
2016 1554385
Total 7692596
Limbah BAB 4
Comminutor Grit Chamber
Perhitungan

4.1. Diagram Alir Pengolahan Equalisasi

Screen
Sludge drying bed Sedimentasi

Desinfeksi Oxidation ditch Trickling Filter


Clarifier
4.2 Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk ini dilakukan guna untuk mengetahui jumlah penduduk dari
batas waktu 10-15 tahun kedepan. Dibawah ini adalah tabel Kabupaten Kediri yang
akan dilakukan proyeksi penduduk dari tahun 2011 sampai dengan 2027 dengan
menggunakan metode Last Square

Tahun X Y X² Y² XY
2012 1 1521895 1 2316164391025 1521895
2013 2 1530504 4 2342442494016 3061008
2014 3 1538929 9 2368302467041 4616787
2015 4 1546883 16 2392847015689 6187532
2016 5 1554385 25 2416112728225 7771925
Total 15 7692596 55 11835869095996 23159147
Dari hasil proyeksi diatas digunakan untuk menghitung rasio ( r ) sebagai berikut:
xy
y
x
∑¿
¿
¿
¿
2
y
y
∑ ¿2
¿
x2
x
∑ ¿2 }
¿
¿
∑ ¿−¿
∑ ¿−¿ {n ¿
{n ¿
∑ ¿¿
∑ ¿−¿
n¿
r =¿

11835869095996
¿
7692596
¿
¿
15
¿
¿
¿2}
{5 ¿
√¿
5 ( 23159147 )−(7692596)(15)
r=
¿

59179345479980−59176033219216
( 115795735 )−(115388940 )
r=
√ ( ¿ } {175−125 }

( 406796)
r=
√ ( 3312260764 ) (50)
(406796)
r=
√ 165613038200

(406796)
r=
406955,818

r=0,99

Rumus Proyeksi Penduduk dihitung dengan rumus:

Pn=a+ b N

Dengan Perhitungan a dan b sebagai berikut:

x2
xy
∑ ¿}
¿
¿
¿
x2
x
∑ ¿2
¿
∑ }+¿
¿
∑ ¿ }+{∑ x ) ¿
y¿
{∑ ¿
a=¿

23159147
¿
15
¿
¿
{ 5 ( 55 ) } +¿
{ 7692596 ( 55 ) } +{ (15 ) ¿
a=¿

{ 423092780 } +{347387205 }
a=
{275 }+(225)

{770479985}
a=
( 500)
a=1540959,97

x. y
x
y
∑¿
¿
¿
¿
x2
x
∑ ¿2
¿
∑ }−¿
¿
∑ ¿¿
∑ ¿−¿
{n¿
b=¿

15
¿
¿
{5 ( 55 ) }−¿
{5 (23159147 )−( 15 ) (7692596)
b=
¿

{115795735−115388940
b=¿ ¿
(175−125)

{406795
b=¿ ¿
(50)

b=8135,9

Perhitungan diatas untuk menghitung proyeksi penduduk tahun 2017-2027 dan di dapatkan
hasil sebagai berikut:

Pn a+bN
2017 1581635
2018 1589775
2019 1597911
2020 1606047
2021 1614183
2022 1622319
2023 1630455
2024 1638591
2025 1646726
2026 1654862
2027 1662998

 Jumlah penduduk Kabupaten Kediri tahun 2027 = 1662998


 Jumlah penduduk terlayani = 80 % x 1662998 = 1330398 jiwa Dari 1330398 jiwa yang
terlayani tersebut :
 Penduduk yang terlayani sambungan rumah = 75 % x 1330398 jiwa = 997798 jiwa
Kebutuhan air bersih tiap orang untuk yang terlayani sambungan rumah adalah 190
L/or/hari (dari tabel PU Cipta Karya kategori kota sedang), maka :
 Kebutuhan air bersih = 110 L/org/hari x 997798 org = 1270,3 L/dt
 Jumlah penduduk yang terlayani hidran umum = 20 % x 997798 jiwa = 199559,6
jiwa
 Air Limbah yang dikelola : 70% x kebutuhan total air bersih
= 70% x 1270,3 l/s
=889,2 l/s

Berdasarkan tabel dari PU Cipta Karya kebutuhan air bersih untuk yang terlayani hidran
umum adalah 30 l/or/hari, maka :
 Kebutuhan air bersih = 30 L/org/hari x 199559,6 org = 69,2 L/dt
 Jadi, total kebutuhan air bersih = 889,2 L/dt + 69,2 L/dt = 958,4 L/dt
 Air buangan diasumsikan sebesar 70 % dari air bersih, maka :
Q air buangan dari penduduk = 70 % x 958,4 L/dt = 670,8 Liter/dt

Air Limbah dari Fasilitas

• Perhitungan air limbah dari fasilitas yang memiliki air buangan domestik dapat dilihat
sebagai berikut :
1. Fasilitas : Kantor
Jumlah : 120 buah
Kapasitas : 100 orang
Kebutuhan Air Bersih : 20 Liter/org/hari
Q air bersih = 120 x 100 org x 20 L/org/hari
= 240000 L/hari
= 2,7 L/detik
Q air limbah = 70% x Q air bersih
= 70% x 2,7 L/detik
= 1,89 L/detik
2. Fasilitas : Sekolah
Jumlah : 30 buah
Kapasitas : 300 orang
Kebutuhan Air Bersih : 10 Liter/org/hari
Q air bersih = 30 x 300 org x 10 L/org/hari
= 9000 L/hari
= 1,04 L/detik
Q air limbah = 70% x Q air bersih
= 70% x 1,04 L/detik
= 0,728 L/detik
3. Fasilitas : Peribadatan
Jumlah : 250 buah
Kapasitas : 200 orang
Kebutuhan Air Bersih : 20 Liter/org/hari
Q air bersih = 250 x 200 org x 20 L/org/hari
= 1000000 L/hari
= 11,57 L/detik
Q air limbah = 70% x Q air bersih
= 70% x 11,57 L/detik
= 8,09 L/detik
4. Fasilitas : Terminal
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 80 orang
Kebutuhan Air Bersih : 10 Liter/org/hari
Q air bersih = 1 x 80 org x 10 L/org/hari
= 800 L/hari
= 0,009 L/detik
Q air limbah = 70% x Q air bersih
= 70% x 0,009 L/detik
= 0,0063 L/detik
Fasilitas : Stasiun
Jumlah : 2 buah
Kapasitas : 200 orang
Kebutuhan Air Bersih : 10 Liter/org/hari
Q air bersih = 2 x 200 org x 10 L/org/hari
= 4000 L/hari
= 0,046 L/detik
Q air limbah = 70% x Q air bersih
= 70% x 0,046 L/detik
= 0,032 L/detik
5. Fasilitas : Pasar
Jumlah : 30 buah
Kapasitas : 300 orang
Kebutuhan Air Bersih : 10 Liter/org/hari
Q air bersih = 30 x 300 org x 10 L/org/hari
= 90000 L/hari
= 1,04 L/detik
Q air limbah = 70% x Q air bersih
= 70% x 1,04 L/detik
= 0,7 L/detik
Fasilitas Jumlah Kapasitas Keb. Air Q air bersih Q air limbah
Bersih
(org) (L/org/hari) (L/detik) (L/detik)
Kantor 120 100 20 2,7 1,89
Sekolah 30 300 10 1,04 0,728
Peribadatan 250 200 20 11,57 8,09
Terminal 1 80 10 0,009 0,0063
Stasiun 2 200 10 0,046 0,032
Pasar 30 300 10 1,04 0,7
11,44

• Debit air limbah rata – rata (average) diperoleh dengan menjumlahkan Q air limbah
penduduk dengan Q air limbah fasilitas :
• Q Total= Q limbah penduduk + Q limbah fasilitas
(Q Average) = 670,8 L/dt + 11,44 L/detik
= 682,24 L/detik
= 0,682 m3/detik
• Debit puncak (Q peak) didapatkan dengan mengalikan Q average dengan faktor
puncak (fp) yang didapatkan dengan mengeplotkan nilai Q average pada grafik
Peaking factor for domestic waste water flow. Nilai fp didapatkan sebesar 1,5.
• Q peak = Q average x fp
= 0,682 m3/detik x 3.4
= 1,02 m3/detik
• Debit hari maksimum (Qmax) didapatkan dengan mengalikan Q average dengan f max
(Faktor hari maksimum) yang didapatkan sebesar 1.3.
• Q max = 0,682 m3/detik x 1.3
= 0,88 m3/detik

Direncanakan :
Saluran terbuat dari beton, kekasaran (n) = 0.015
Panjang saluran (L) = 12 m
Saluran segiempat B : H = 2 :1 (penampang ekonomis)
Kecepatan aliran dalam saluran (v) = 0.6 m/dt
Perhitungan :
Q
Luas Basah Saluran (A) = A=2,8 m2/dt
=
v
Dimensi Saluran
A = B.H
Karena B = 2H, maka bisa ditentukan
A = 2H2
H = = 0.83 m
B = A/H = 3,3 m
Dimensi yang digunakan adalah:
Panjang (L) = 12 m
Tinggi (H) = 0.83 m + 0.3 m (free board) = 1,13 m
Lebar (B) = 3,3 m ≈

B×H
- Jari-jari hidrolis saluran= R=
( B+2 H )
BxH 3,3 x 1,13 3,7
R= = = =0,66
( B+2 H ) (3,3+2 x 1,13) 5,56

Kemiringan saluran (s)


2
s=
[ ] v×n
R2/3
2 2
s=
[ 0,6 x 0,015
0,66 2/ 3
] [ ]
=
0,009
0,76
=0,00012

• v = kecepatan di saluran
• n = kekasaran saluran
• R = Jari – jari hidrolis saluran
• - Kehilangan tekanan(Hf) = HL=s×L
= 0,00012 x 12
= 0,00144
Kecepatan aliran dalam pipa = Q/A
= 0,4

Bar Screen
• Bar Screen dipasang pada saluran pembawa yang telah dihitung pada perhitungan
sebelumnya. Bar screen ini menggunakan tipe pembersihan secara manual.
• Diketahui :
• Lebar saluran (B) = 1 m
• Q max = 0,88 m3/detik
• Q min = 0,3 m3/dt
7
1
Qmin = x P 6 x q md
5
1
¿ x 266,0797 /6 x 0,00257
5
¿ 0,3 m 3 /dt
• Direncanakan :
• Kemiringan batang terhadap horisontal = 60°
• Jarak antar batang (b) = 0.03 m
• Diameter batang (w) = 0.02 m
• Faktor bentuk batang (β) = 1.79 (circular)

• Perhitungan :
• - Jumlah batang (n) :
Dari rumus 3.10
B = (n – 1).b + n . w
1 = (n – 1).0.03 + n.0.02
1 = 0.05.n - 0.03
n = 20.6 ≈ 21
• - Lebar bukaan antar batang (S)
Dari rumus 3.11
S = n + 1
= 21 + 1 = 22 buah celah
- Lebar bukaan antar batang total (Wc)
Dari rumus 3.12
• Wc = B - n . w
= 1 - (22 . 0.02)
= 0.56 m = 56 cm
• - Panjang kisi – kisi yang terendam (Hs) :
Dari rumus 3.13
• Saat Q max
• Hs = H max / sin θ
= 1,4/sin 60
= 1,62 m
• Saat Q min
Hs = H min / sin θ
= 0.5 / sin 60°
= 0.5 m
- Kecepatan aliran melalui kisi
Dari rumus 3.14
Dalam keadaan tidak tersumbat
Saat max : V = Q max / (Wc x Hs)
= 0,88 / (0.56 x 0.56)
= 0,7 m/dt (< 0.6 ; OK!)
Saat min : V = Q min / (Wc x Hs)
= 0.3 / (0.56 x 0.56)
= 0,02 m/dt (OK!)

Dalam keadaan clogging (50% tersumbat)


Dimana Wc’ = 0,5 Wc
= 0,5 x 0,56 = 0,28 m
V (Saat Qmax) = 2 x Vmax
= 2 x 0,7 m/dt
= 1,4 m/dt
V (saat Qmin) = 2 x V min = 2 x 0,02 = 0,04 m/dt

Kehilangan tekanan (Hf)


Dalam keadaan tidak tersumbat
( V max )2 0,7 2
hv= = =0,025 m
2g 2 x 9,8
4 /3
Hf =β
w
b [ ] hv .sin α

4 /3
Hf =1,79 [ ]0,02
0,03
x 0,025 x sin 60

Hf =00,018 m

Dalam keadaan clogging


2
[V ' max ] − [ V sal . pembawa ] 2 1
Hf = x
2g 0,7
0,72−0,6 2 1
¿ x
2 x 9,8 0,7
¿ 0,0094 m

Communitor
Communitor dipasang pada saluran pembawa menuju ke bak equalisasi setelah
melewati bar screen. Dipasang 2 buah communitor, salah satu digunakan sebagai cadangan
bila yang lain tidak beroperasi
Diketahui:
Q peak = 5,82 m3/detik = 5820 L/dt
= 1,53 m.g.d
Dari table tersebut, maka dipilih communitor 15A

Bak Equalisasi
Periode jam ke Average Flowrate (m3/dt) Volume (m3) Komulatif volume
0-1 0,07 252 252
1-2 0,06 216 468
2-3 0,06 216 684
3-4 0,05 180 864
4-5 0,07 252 1116
5-6 0,04 144 1260
6-7 0,07 252 1512
7-8 0,03 108 1620
8-9 0,04 144 1764
9-10 0,03 108 1872
10-11 0,02 72 1944
11-12 0,05 180 2124
12-13 0,01 36 2160
13-14 0,03 108 2268
14-15 0,05 180 2448
15-16 0,03 108 2556
16-17 0,06 216 2772
17-18 0,04 144 2916
18-19 0,02 72 2988
19-20 0,02 72 3060
20-21 0,03 108 3168
21-22 0,06 216 3384
22-23 0,07 252 3636
23-24 0,04 144 3780
0,04

Volume Bak Equalisasi


4000

3500

3000

2500

2000
Komulatif
1500 volume

1000

500

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Direncanakan bentuk bak persegi (B=L)


Kedalaman bak (H) = 3 m
Maka Volume bak:
Vol = L x B x H
3780 m3 = 3 m x L2
L= 35 m
B= 35 m

Pintu air
Pintu air ini dipasang pada bagian bak.
1. Pintu air Inlet
Direncanakan:
Lebar pintu rencana (B) = 0,6
Q pintu air = 5,82 m3/detik

Tinggi muka air sebelum pintu (h) = 0,52 m


Perhitungan:
 Bukaan pintu air (a)
0,5
Q=k x μ x a x b (2 gh)
0,5
5,82=1 x 1 x a x 1 ( 2 x 9,81 x 0,52 )
a=1,82m
 Headloss di pintu air
HL saluran berpintu
1
¿ x hf saluran
3
1
¿ x 6,43 x 10−3 m
3
¿ 2,14 x 10−3 m
HL Pintu air :
berpintu
¿ Headloss sal
1− β2
¿ 2,14 x 10−3 m/(1−0,992)
¿ 0,1 m

Pompa
Pompa yang digunakan dalam perencanaan ini adalah pompa sentrifugal
submersible (terendam air) sebanyak 1 buah.

Perhitungan:
Q Pompa = Q average = 1,714 m3/detik
Efisiensi pompa = 80%
1. Pipa Suction:
L suction = 3 m
V rencana = 1,5 m/dtk
 Diameter pipa
Q
A=
v
3
¿ 1,714 m /dt :1,5 m/dt
¿ 2,5 m2
1/ 2
4 x A 1/ 2 4 x 2,5
D=(
π
) =
π[ ] =1,7 m=1700 mm

Mayor losses (Hf)


1,85 1,85
Hf =
[ Q
0,2785 x C x D2,63 ] x L=
[ 1,714
0,2785 x 110 x 1,72,63 ] x3

= 0,001m

Minor losses (Hm)


Strainer 1 buah k=0,7
Valve 1 buah , k=0,8

V2 1,52
hm1=k x =0,7 x =0,08 m
2g 2 x 9,81
V2 1,52
hm2=k x =0,8 x =0,088 m
2g 2 x 9,81

Head Kecepatan (hv):


V2 1,52
hv= = =0,11 m
2 g 2 x 9,81

Headloss total pipa suction:


¿ hf +hm 1+ hm 2+hv
¿ 0,001 m+0,08 m+0,088 m+0,11 m
¿ 0,279 m=0,3 m
2. Pipa Discharge:
L discharge = 5,5 m
V rencana = 1,5 m/dt
 Diameter pipa
Q
A=
v
3
¿ 1,714 m /dt :1,5 m/dt
2
¿ 2,5 m
1/ 2
4 x A 1/ 2 4 x 2,5
D=(
π
) =
π [ ] =1,7 m=1700 mm

 Mayor losses (Hf)


1,85 1,85
Hf =
[ Q
0,2785 x C x D2,63 ] x L=
[ 1,714
0,2785 x 110 x 1,72,63 ] x 5,5

= 0,002m

 Minor losses (Hm)


Belokan 2 buah, k=0,4
Valve 1 buah , k=0,8

2 2
V 1,5
hm1=2 x k x =2 x 0,4 x =0,09 m
2g 2 x 9,81
2 2
V 1,5
hm2=k x =0,8 x =0,088 m
2g 2 x 9,81

 Head Kecepatan (hv):


2 2
V 1,5
hv= = =0,11 m
2 g 2 x 9,81

 Headloss total pipa discharge:


¿ hf +hm 1+ hm 2+hv
¿ 0,002 m+0,08 m+0,088 m+0,11 m
¿ 0,28 m
3. Head Statis
Head statis dianggap sama dengan panjang vertical pipa discharge = 2 m
4. Headloss total:
HL Total=Hf total suction+ Hf total discharge + H statis
¿ 0,279 m+ 0,28+2
¿ 2,5 m
5. Power pompa yang dibutuhkan
γ x Q x Hf 9,8 x 1,714 x 2,5
P= = =52,4 kW
ƞ 0,8
6. Jenis Pompa
Kapasitas pompa = Q pompa = 1,714 m3/dt dan Head total = 2,5 m. didapatkan
spesifikasi pompa sebagai berikut

Grit Chamber
Saluran 1
Direncanakan:
 Saluran segiempat dibuat dari beton (n=0,015)
 Q saluran = Q average = 1,714 m3/dt
 P saluran (L) = 5 m
 Kecepatan (v) = 0,3 m/dt
Perhitungan :
 Dimensi saluran pembawa
Q 1,714 m3 /dt
A= = =5,7 m2
v 0,3
A=B xH=2 H x H
2
5,7=2 H
H=1,6
B=2 x 1,6=3,2 m
Jadi dimensi saluran pembawa
Panjang (L) = 5 m
Lebar (B) = 3,2 m
Kedalaman = 1,6 m +0,2 m = 1,8 m

 Headloss di saluran 1
 Mayor losses
2 1
V=
1 b xh
[
n b +2 h ][ ]
3 hf
L
2

2/ 3 1 /2
0,3=
1
[
3,2 x 1,6
0,015 3,2+(2 x 1,6) ][ ] hf
5
−6
hf =5,2 x 10

 Slope
hf
S=
L
10−6
¿ 5,2 x =1,04 x 10−6
5
 Head Kecepatan (hv)
V2 0,32
hv= = =0,005 m
2 x g 2(9,81)
 Headloss total saluran 1 :
= hf + hv
= 5,2 x 10-6 + 0,005 m
= 0,0050 m

Saluran 2
 Saluran segiempat dibuat dari beton (n=0,015)
 Q saluran = Q average/2 = 0,857 m3/dt
 P saluran (L) = 2 m
 Kecepatan (v) = 0,3 m/dt
Perhitungan :
 Dimensi saluran pembawa
3
Q 0,857 m /dt
A= = =2,8 m2
v 0,3
A=B xH=2 H x H
2
2,8=2 H
H=1,18
B=2 x 1,8=2,36 m
Jadi dimensi saluran pembawa
Panjang (L) = 5 m
Lebar (B) = 2,36 m
Kedalaman = 1,18 m +0,3 m = 1,48 m

 Headloss di saluran 1
 Mayor losses
2 1
V=
1 b xh
n b +2 h [ ][ ]
3 hf
L
2

2/ 3 1 /2
0,3=
1
[
2,36 x 1,48
0,015 2,36 +(2 x 1,6) ][ ] hf
2
−3
hf =1,7 x 10
 Slope
hf
S=
L
1,7 x 10−6
¿ =8,5 x 10−4
2
 Head Kecepatan (hv)
V2 0,32
hv= = =0,0045 m
2 x g 2(9,81)
 Headloss total saluran 2 :
= hf + hv
= 1,7 x 10-3 + 0,0045 m
= 0,0062 m
Direncanakan menggunakan horizontal flow grit chamber dengan parshal fume
Diketahui :
 Q average = 1,714 m3/dt
 Td = 60 dtk
 Partikel terkecil (d)= 100 mesh =0,15 mm
 Kec. Pengendapan (Vs) = 0,75 m/menit
 Kec. Horizontal (Vh) = 0,3 m/dt

Direncanakan :
 Jumlah bak : 4 buah
 Q tiap bak : 1,714 m3/dt / 4 = 0,4 m3/dt
 Kedalaman bak : 1,5
 Panjang (L) : Lebar (B) = 4:1

Perhitungan
 A cross bak (Ac)
Q tiap bak 0,4
¿ = =1,3 m 2
vh 0,3
 Vol bak
¿ Qtiap bak x td
¿ 0,4 x 60 dtk
3
¿ 24 m
 A Surface
vol 24 m3
¿ = =16 m
h 1,5
 Dimensi bak
A Surface = L x B = 4B x B = 4B2

B=
√ A surface
4
=
√16
4
=2 m

L= 4 x 2 = 8

 Cek td
Saat 4 bak beroperasi
3
vol 24 m
td= = =14 dt
Q bak 1,714 m3 /dt
 Cek kecepatan horizontal (vh)
Q tiap GC
Vh ¿
AC
=0,4/1,3
= 0,3 m/dt

 Cek Q overflow (OFR)


 2 bak beroperasi
Q tiap GC 0,4 2
OFR= = =0,025 m
A surface 16
 Saat 1 bak tidak beroperasi
OFR= 2 x 0,025 = 0,025 m3
Dimensi masing masing bak Grit Chamber
Panjang P =16 m
L = 2m
H =1,5 + 0,3 = 1,8

Zona inlet
Pintu Air
 Direncanakan:
Lebar pintu rencana (B) = 0,4m
Q pintu air = Q bak = 0,4 m3/dt
Tinggi muka air = 0,3 m

 Perhitungan
Bukaan pintu air (a)
0,5
Q=k . μ . a . b(2 gh)
0,5
0,4=1 x 1 x a x 1(2 x 9,81 x 0,3)
a=0,01 m
Headloss di pintu air
=1/3 x (hf total sal sebelum pintu)
=1/3 x (0,005m)
=1,67 x 10-3m (1-0,992)
=0,084 m

Grit Storage
Ss pasir = 2,65
Dari hasil analisa pengendapan sample limbahdi lab . kandungan pasir air limbah
(Vp) = 30 m3 pasir/106 m3 air limbah
= 0,00003 m3/m3

Pembersihan dilakukan secara manual 2 hari sekali


Direncanakan :
 Grit storage berbentuk trapezium
 Ka\emiringan pada sisi parit = 0,0003
 Lebar parit bawah (Lp) = 0,2
 Panjang parit = Panjang bak = 16 m

Perhitungan :
Vol Grit Storage
= vp x Q average
=0,00003 x 1,714 m3/dt x 86400 dt/hr
=4,4

Karena waktu pegurasan 2 hr sekali maka :


Vol = 2 x 4,4
= 8,8 m3/m3

Dimensi Grit Storage


Lebar atas = ebar bak = 2 m
Lebar bawah = 0,2

1
volume= x [ ( axp ) + ( b x p ) ] x h
2
1
¿ x [ ( 2 x 16 ) + ( 0,2 x 16 ) ] x h
2
3
8,8 m =17,6 x h
h= 0,5 m

Sehingga tinggi Grit Chamber total : Kedalaman +tinggi Grit Storage +fb
= 1,5 m + 0,5 m+ 0,3
=2,3

Zona Outlet
Diket : Q max = 0,88 m3/dt
Q min = 0,3 m3/dt

Preliminary Sizing
Preliminary sizing digunakan untuk memperkirakan besar/luas lahan yang dibutuhkan dalam
perencanaan IPAL. Data – data yang digunakan dalam preliminary sizing ini antara lain:
Q average = 0,682 m3/detik
Q peak = 1,02 m3/detik
Q max = 0,88 m3/detik
Q min = 0.3 m3/detik

Saluran Pembawa dan Bar Screen


Bar screen dipasang pada saluran pembawa air limbah sebelum masuk ke bak ekualisasi
Direncanakan:
 Saluran terbuat dari beton, kekasaran (n) = 0,015
 Panjang saluran (P) = 3 m
 Saluran segiempat L:H = 2:1 (penampang ekonomis)
 Kecepatan aliran dalam saluran (v) = 0,6 m/dt
 Q yang digunakan adalah Q hari maksimum (Q max)

Perhitungan:
Luas Basah Saluran (A)
Qmax 0,88 2
A= = =1,4 m /dt
v 0,6

Dimensi Saluran
A=LxH
Karena L=2H, maka bisa ditentukan
A= 2H2
H= √ 0,5 x A=0,8 m
L= A/H = 1,6 m
Panjang (P) =3
Tinggi (H) = 0,8 m +0,15 = 1 m
Lebar (L) = 1,6 m

Luas lahan yang dibutuhkan:


= P saluran x L saluran
= 3 m x 1,6 m
=4,8 m2

Comminutor
Dari Q peak = 1,02 m3/detik = 23,2 m.g.d dapat dicari ukuran desain comminutor yang tepat
dari table 3.2 didapatkan ukuran 36 A .

Bak ekualisasi
Direncanakan:
Bentuk bak persegi (P=L)
Kedalaman bak (H) =3m
Q yang digunakan = Q max = 0,88 m3dt
Waktu tinggal (Td) = 3 menit
Kecepatan aliran pada inlet (v) = 0,6 m/dt

Perhitungan:
Volume bak
V =Qmax x td
¿ 0,88 x 3 menit x 60 dt /mnt
=158 m2

V 158
Luas Permukaan A= = =52,6 m
H 3
Karena P=L maka:
A= P xP = P2
P= √ A=√ 52,6=7 m
Dimensi bak:
Panjang (P) = 7 m
Lebar (L) = 7 m
Kedalaman = 3 m
Luas lahan yang dibutuhkan
= P bak x L bak
= 7m x 7m
= 49 m2

Grit Chamber
Direncanakan :
Menggunakan Grit Chamber horizontal flow
Debit adalah Q average = 0,682 m2/dt
Diameter partikel yang diendapkan = 0,21mm
Waktu detensi (td) = 60 dtk
Kecepatan Horisontal (Vh) = 0,3 m/dt
Kecepatan Mengendap (Vs) = 0,75 m/menit = 0,0125 m/dt
Kedalaman bak (H) = 1 m

Perhitungan:
 Luas penampang melintang (Across):
Q 0,682 2
At= = =2,3 m
Vh 0,3
 Luas permukaan (As) :
Q 0,682
As= = =54,56 m2
V s 0,0187
 Dimensi bak:
A cross 2,3
Lebar (L) = = =3 m
H 0,75
A s 54,56
Panjang (P) = = =18 m
L 3
 Luas lahan yang dibutuhkan:
=PxL
= 18 m x 3 m
=54 m2

Bak Pengendap 1
Direncanakan:
 Bak pengendap berbentuk segiempat
 Jumlah bak 4 buah
 Q average = 0,682 m3/dt
 Waktu detensi (td) = 2,2 jam
 Kedalaman (H) = 3 m
 Rasio P:L = 4:1

Perhitungan:
 Q tiap bak :
 Q average/4 = 0,170 m3/dt
 Volume bak :
V= Q x td
= 0,170 x 2,2 jam x 3600 dt/jam
= 1346 m2

 A surface :
Asurface = V/H
= 1346/3
= 448,6 m2
 Dimensi bak pengendap 1:
P= 4 L ; A= 4 L x L

A= 4 L2 ; L=
√ 448,6
4
=10,5 m

P = 4L = 4 x 10,5 =42 m

Luas lahan yang dibutuhkan :


= 2 x (Luas bak pengendap)
= 2 x (42 m x 10,5m)
= 882 m2

Tangki aerasi
Diketahui:
 BOD dari BP 1 (So) = 200mg/L
 BOD effluent dari tangki aerasi (S) = 40mg/L
 Q average = 0,682 m3/dt
Direncanakan :
 Jumlah tangki 2 buah sehingga Q masing masing tangki :
= 0,682 m3/hr / 2
= 0,341 m3/hr = 29462 m3/dt
 Kedalaman (H) = 3 m
 Mean Cell Retention Time (Oc) = 10 hari
 Y = 0,5 kg VSS/Kg BOD5
 Kd = 0,05/hari
 MLSS (X) = 2000 mg/l
 Rasio P : L = 1:1

Perhitungan :
 Volume tangki :
0 c x Q x Y ( So−S)
V=
X ( 1+kd .0 c )
10 hari x 29462 x 0,5 x ( 200−40 ) mg/ L
V=
mg
2000 (1+ 0,05/hrx 10 hr )
L
= 7856,5 m3

Luas Permukaan (Asurface)


Vol tangki 7856,5
= = =2618,8 m3
H 3

Dimensi tangki
P xL = Asurface , karena P = L ; maka
L2 = A surface
L= √ 2618,8 = 51 m
P = L = 51 m

Luas lahan yang dibutuhkan :


= 2 x (P tangki x L tangki)
= 2 x(51 x 51)
= 5202 m2

Bak Pengendap 2
Direncanakan :
 Bak berbentuk circular
 Jumlah bak 2 buah
 Q menggunakan Q max = 0,88 m3/dt
 Solid loading (SL) = 3 kg/m2 jam
 Dalam tangki aerasi MLSS (X) = 2 kg/m3
Perhitungan:
 Q tiap Bak:
 =0,88 m3/dt / 2 = 0,44 m3/dt
 = 1584 m3/jam
 Luas Permukaan (Asurface) :
m3 3
1584 .2 kg ❑
Q.X jam m
As= = =1056 m2
SL kg
3 2 . jam
m
Diameter Bak :
1
A s = π . D2
4

D=
√ 4 . As
π √
=
4 x 1056
3,14
=36,6 m

Luas lahan yang dibutuhkan:


=2 x (Luas bak pengendap)
= 2 x (1/4 . π . (36,6)2
=2103 m3

Sludge Thickener
Diketahui:
Lumpur dari bak pengendap 1:
 Lumpur dari bak pengendap 1 :
- Debit lumpur = 47 m3/hr
- Berat lumpur= 2103 kg/hr
- Konsentrasi lumpur = 5 %
 Lumpur dari activated sludge:
- Berat Lumpur (Px (SS) : 276.96 kg/hr
- Debit lumpur (Qw) : 92.32 m3/hr
- Konsentrasi lumpur : 2% dari vol total

Perhitungan:
Lumpur dari BP 1 dan Activated Sludge
- Berat lumpur total = 2103 kg/hr + 276.96
= 2379.96 m3/hr
- Debit total = 47 m3/hr + 92.32m3/hr
= 139.32 m3/hr

- Prosen konsentrasi solid gabungan:


5 +2
= =3.5
2
 Pemadatan dengan thickening diharapkan prosentase solid = 10%
- Volume air sebelum thickener
= (100% - 3.5%) x 139.22 m3/hr
= 134 m3/hr
- Volume air sesudah thickener
= (100% - 10%) x 139.22 m3/hr
= 125 m3/hr
- Air yang dibuang / diisahkan :
=134 m3/hr -125 m3/hr
= 9 m3/hr
 Luas Area thickener:
Berat Lumpur 2379.96
A= = =79,3 m2
Sl 30

Sludge Digester
Diketahui :
 Lumpur yang akan diolah (MLSS) = 2379.96 m3/hr
 Debit lumpur (Ql) = 92.32 m3/hr
 Vd = 0.7 m3/hr
Perhitungan :
 Volume ASD (V)

V= (Q− 23 (Q−Vd )) x td
V= (92.31 m3hr − 23 ( 92.31−0,7) ) x 15 hari
=470.6 m3
 Luas Area (A) jika h= 3 m
A= Volume/h
=470.6/3
= 156.87 m2

Sludge Drying Bed


Diketahui :
Q = 92.32 m3/hr
Vd = 0,7
Kandungan solid digester = 10%
Tebal lapisan kerikil (h kerikil) = 45cm
Tebal lapisan pasir (h pasir) = 25cm
Tebal lapisan lumpur (h lumpur ) = 60 cm
Direncanakan bak pengering sebanyak 2 buah
Perhitungan:
H total :
= 45 + 25 + 60 = 130 cm
= 0,13
Volume = Q x td
= 92,31 m3/hr x 10 hari
= 923.1 m3

Luas Areal (A) :


A= Volume / h total
= 923.1 / 0.13
=7100.7 m3
ACTIVATED SLUDGE

Diketahui
 Q Peak = 1,02 m3/detik
 Q average = 0,682 m3/detik
 Q max = 0,88 m3/detik
Dari hasil tes Analisa sampel air limbah di laboratorium, dengan tes pengendapan, TSS dan
BOD5 didapatkan data data sebagai berikut ini:
 BOD influen =
 TSS influen =
 BOD solid = 65% biodegradable
 1 gr biodegradable = 1,42 gr BOD5
 MLSS/MLVSS = 0,8
 BOD5 = 0,68 BODu
Direncanakan
 BOD effluent = 20 mg/lt
 TSS efluen = 22 mg/l
PERHITUNGAN
1. Biological solid terbiodegradasi
= 65/100 x 22 mg/l
= 14.3 mg/lt
 BOD ultimate = 65/100 x 22 mg/l x 1,42 mg O2
= 20,3 mg/lt
 BOD5 solid = 20.3 mg/l x 0,68
= 13,8 mg/l
 BOD terlarut yang lolos = 20 mg/ltr – 13,8 mg/l
= 6,2 mg/l

2. Efisiensi
(148−6.2 ) mg/l
x 100
148
= 95,8%
 Efisiensi total
148−20
= ¿ mg/l ¿ x 100 =86,5
148

3. Volume reactor
Direncanakan
Bc = 10 hari
Q average = 0,096 m3/dt = 8294,4 m3/hr
Y = 0,5
So = 148 mg/lt
S = 6,2 mg/l
X (MLVSS) = 2500 mg/l
MLSS = 3000 mg/l
X resirkulasi = 10000 mg/l
Kd = 0.06/hr
Perhitungan :
Volume tangki aerasi
θc . Q x Y x ( So−S)
V=
X (1+ Kd x θc)
m3
10 hari x 8294.4 x 0.5 x ( 148−6.2 ) mg/l
hr
=
0,06
2500(1+ (
hari
x 10 hr ))
= 1470.18 m3

Direncanakan terdiri dari 2 tangki aerasi


V tiap tangka = 1470,18 m3 : 2
= 735.09 m3
Dimensi tangki aerasi
Kedalaman (H) = 3
L:W = 2:1
V =LxWxH
= 2W x W x H
735.09 m3 = 2W2 x 3 m

Вам также может понравиться