Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 4
keputusan yang mampu dicapai oleh organisasi (David, 2002, p5). Manajemen
strategi terdiri dari tiga tahapan, yaitu: perumusan strategi, penetapan &
dalam suatu hubungan sebab akibat (Luis dan Biromo, 2007, p16).
tujuan perusahaan yang tertuang dalam pernyataan visi dan misi organisasi. Hasil
dan threats). Strategi korporat yang sudah ditetapkan melalui analisa SWOT
Setiap sasaran strategi terdapat key performance indicator (KPI), KPI merupakan
POTENTIAL
ENTRANTS
Threats of
New Entrants
INDUSTRY
Bargaining Power COMPETITORS Bargaining Power SUPPLIER
BUYER
of Buyer Rivalry Among Of Supplier
Existing Firms
Threats os
Substitute Product or Services
SUBSTITUTES
PT. WIKA Beton menetapkan visi dan misi pada tahun 2005 berdasarkan
Indonesia.
99
Peringkat terbaik dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan sehat
a. Pemegang Saham
b. Pelanggan
c. Mitra Kerja
d. Pegawai
Index/ESI) terbaik.
Misi dari perusahaan PT. WIKA Beton tahun 2005 adalah sebagai
berikut:
berwawasan lingkungan.
berkesinambungan.
analisa perhitungan EFAS dan IFAS analisa SWOT. Pembobotan pada setiap
comparison. Berikut adalah hasil perhitungan IFAS dan EFAS (Tabel 4.7 –
4.10).
103
1. Strengths – S
BOBOT RATING
INDIKATOR BXR
(B) (R)
1. Dikenal sebagai produsen Beton Pracetak dengan 0.2 5 1
kualitas dan citra yang baik.
2. Kapasitas produksi jauh diatas pesaing sehingga Wika 0.2 5 1
Beton memiliki posisi tawar yang baik terhadap
pelanggan khususnya pada proyek pembangunan
infrastruktur.
3. Memiliki variasi produk yang banyak yaitu 10 SBU 0.15 4 0.6
dengan 40 jenis produk dan standar produk yang secara
umum sudah diterima dan menjadi acuan bagi
pelanggan maupun pesaing.
4. Menguasai berbagai macam teknologi produksi beton 0.11 4 0.44
pracetak sehingga mampu merespon kebutuhan pasar
dengan cepat.
5. Mempunyai SDM yang handal dan berpengalaman 0.17 4 0.68
dalam bidang engineering, pabrikasi dan penjualan
produk beton.
6. Memiliki mitra kerja yang handal dan bersaing dalam 0.17 5 0.85
penyediaan material, peralatan, tenaga kerja, dan
modal.
JUMLAH 1 4.57
2. Weaknesses – W
BOBOT RATING
INDIKATOR BXR
(B) (R)
1. Implementasi strategis perusahaan tidak berjalan secara 0.07 2 0.14
seimbang, menyebabkan adanya fungsi diperusahaan
yang belum sepenuhnya mampu mengikuti tuntutan
perkembangan.
2. Fasilitas dan pengelolaan Laboratorium Beton dan 0.08 1 0.08
104
3. Opportunities – O
BOBOT RATING
INDIKATOR BXR
(B) (R)
1. Stabilitas politik mendukung jalannya pembangunan 0.15 4 0.6
nasional sehingga potensi pasar dalam negeri akan
terus mengalami pertumbuhan yang cukup besar.
2. Adanya UU Investasi baru yang cukup fair diharapkan 0.15 3 0.45
akan mendorong peningkatan pada investasi disektor
konstruksi khususnya Jalan Tol dan Power Plant.
3. Brand image WIKA yang semakin baik akan 0.12 4 0.48
berpengaruh terhadap peningkatan perolehan WIKA
BETON
4. Pemerintah akan mendorong pembangunan perumahan 0.1 3 0.3
dengan pola rumah susun (Rusun) dan rumah
sederhana sehat (RSH).
5. Sistem Pracetak dan Material Alternatif akan 0.1 2 0.2
berkembang pesat menggantikan sistem konvensional.
6. Pasar produsen semen tidak dibatasi secara geografis. 0.12 4 0.48
7. WIKA BETON dikenal dan mendapat apresiasi yang 0.12 4 0.48
tinggi dari pihak-pihak yang terkait dengan industri
beton pracetak (produk, jasa dan teknologi) baik
didalam maupun luar negeri.
8. Terdapat berbagai Sistem Manajemen baru yang dapat 0.07 4 0.28
digunakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Tersedia tenaga profesional/perusahaan yang dapat
diajak bekerjasama.
9. Tersedia tenaga profesional/perusahaan yang dapat 0.07 4 0.28
diajak bekerjasama.
JUMLAH 1 3.45
106
4. Threats – T
BOBOT RATING
INDIKATOR BXR
(B) (R)
1. Adanya daerah-daerah yang belum digarap dengan 0.1 2 0.2
baik oleh Wika Beton, memungkinkan pesaing untuk
mendahului masuk dan memperkuat posisi pasarnya.
2. Pelanggan beralih dari WIKA BETON karena Pesaing 0.1 2 0.2
menggunakan sistem produksi dan desain yang lebih
ekonomis.
3. Produksi PC Wire dunia semakin berkurang sejalan 0.07 1 0.07
dengan mening-katnya produksi PC Bar, sementara
WIKA BETON belum siap sepenuhnya untuk beralih
ke sistem produksi menggunakan PC Bar.
4. Kesulitan mendapatkan pemasok yang mampu men- 0.14 2 0.28
supply material alam dalam jumlah dan kualitas yang
diharapkan dapat menyebabkan terganggunya aktivitas
produksi.
5. Meningkatnya kecenderungan Pelanggan untuk 0.15 3 0.45
menunda dan menghindari kewajiban membayar,
dapat menyebabkan kesulitan likuiditas, meningkatnya
biaya bunga dan piutang macet perusahaan.
6. Produsen pesaing merebut pasar tradional WIKA 0.07 1 0.07
BETON melalui upaya pengembangan range product
yang semakin beragam.
7. Perkembangan transportasi laut yang semakin murah 0.14 2 0.28
akan meningkatkan kemampuan pesaing menjangkau
wilayah pemasaran yang selama ini hanya dilayani
oleh WIKA BETON.
8. Hubungan sosial dengan masyarakat sekitar Pabrik 0.1 1 0.1
yang tidak terbina dengan baik dapat menyebabkan
Pabrik WIKA BETON yang berlokasi diluar kawasan
industri berisiko menghadapi masalah.
9. Rencana pemerintah mengeluarkan kebijakan 0.06 1 0.06
mengenai keharusan penempatan lokasi pabrik di
Kawasan Industri dapat menyebabkan turunnya
107
S W 4.57 2.27
IFAS (sumbu-x) = = = 1.15
2 2
O T 3.45 1.85
EFAS (sumbu-y) = = = 0.8
2 2
kekuatan dan kesempatan yang sangat baik, sehingga berada pada kwadran I,
pertumbuhan dan pengembangan. Dalam kwadran ini, pangsa pasar dan peluang
peningkatan mutu, pelayanan serta harga yang bersaing agar dapat selalu
dengan keempat faktor dalam analisa SWOT dan posisi perusahaan pada
dimiliki.
dimiliki perusahaan.
109
utama, yaitu:
Area Fungsional
No. Strategi
Perusahaan
A. Pengembangan Mengembangkan sistem pracetak untuk gedung dan perumahan
Bisnis dengan memanfaatkan adanya program pemerintah membenahi
kawasan kumuh melalui pembangunan RUSUN (rumah susun)
112
Area Fungsional
No. Strategi
Perusahaan
Mengembangkan sistem pracetak dan material alternatif melalui
kerjasama dengan pihak lan (dalam maupun luar negeri) yang
sudah berpengalaman dan memiliki sistem yang handal
Pengembangan material, produk, fasilitas, dan sistem produksi
disesuaikan dengan tuntutan pasar dan dilaksanakan melalui
pembentukan Tim Pengembangan yang bertugas menetapkan dan
mengendalikan arah pengembangannya
Lokasi pembangunan pabrik baru ditetapkan dengan
mempertimbangkan aspek dampak lingkungan, sosial
masyarakat, pasokan material alam dan transportasi produk
(khususnya angkatan laut) serta diupayakan di dalam kawasan
industri
PT. WIKA Beton tetap fokus pada produk-produk untuk
menunjang pembangunan infrastuktur sambil mulai
mengembangkan produk-produk untuk gedung dan perumahan
Melakukan kerjasama aliansi strategis dengan perusahaan terkait
(dalam maupun luar negeri) untuk meningkatkan kapasitas
penjualan
Melakukan kerjasama secara professional dengan
lembaga/perorangan untuk pengembangan SDM, sistem
manajemen, laboratorium dan proyek enjiniring
B. Pemasaran Menangkap peluang peningkatan investasi di bidang infrastruktur
melalui pola pemasaran yang lebih kehulu
Meningkatkan jangkauan dan penetrasi pasar melalui
penambahan representatif penjualan di beberapa daerah potensial
Aktivitas promosi dilaksanakan berdasarkan sasaran/program
jangka panjang/jangka pendek promosi
Mengembangkan Customer Relation Management secara terpadu
untuk penanganan masalah pasar, pelanggan, dan pelayanan
purna jual
C. Penjualan Memanfaatkan citra dan kapasitas produksi yang besar untuk
memperoleh “premium price”
Lebih selektif dalam menerima pesanan pelanggan dengan
memanfaatkan informasi Nilai Pelanggan
113
Area Fungsional
No. Strategi
Perusahaan
D. Produksi Peningkatan kapasitas produksi dilakukan melalui optimalisasi
kapasitas jalur yang ada
Mengamankan pasokan dan harga semen melalui upaya menjaga
keseimbangan pemesanan antar produsen
Seluruh pabrik disiapkan untuk menggunakan PC Bar
Bekerjasama dengan mitra kerja produsen lokal untuk
meningkatkan jaminan kualitas dan pasokan PC Bar
Secara bertahap memodifikasi dan menerapkan sistem produksi
yang ramah lingkungan diseluruh pabrik
Peningkatan kapasitas dan konsistensi mutu dilakukan melalui
penggunaan dan teknologi baru
Mengembangkan e-procurement yang mencakup kegiatan
pengadaan di PPB, WP, dan kantor pusat secara terpadu
E. Sumberdaya Pengembangan SDM dikaitkan dengan rencana pengembangan
Manusia jangka panjang perusahaan
Peningkatan produktivitas dan profitabilitas SDM
F. Enjiniring Peningkatan kemampuan bersaing dilakukan melalui upaya
improvement dan diferensiensi produk lama
Meningkatkan Laboratorium Beton agar mampu mengikuti
perkembangan teknologi
Melakukan kerjasama secara profesional dengan
lembaga/perorangan untuk pengembangan sistem manajemen,
laboratorium, dan proyek
G. Keuangan Meninjau, menetapkan dan menegaskan kembali strategi
perusahaan dalam menghadapi masalah keterlambatan
pembayaran dan piutang macet
H. Hukum dan Legal Memanfaatkan Lembaga hukum untuk mengupayakan agar
produk-produk yang dimiliki perusahaan mampunyai status
hukum (merek dan hak intelektual)
Memanfaatkan konsultan hukum untuk mengatasi permasalahan
hukum perusahaan
I. Bidang Umum dan Mengutamakan rekrutmen tenaga kerja dari masyarakat sekitar
Hubungan dan berpatisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
Masyarakat
114
Area Fungsional
No. Strategi
Perusahaan
J. Pengendalian Evaluasi dan tindak lanjut terhadap pencapaian RKAP dan RJP
harus meliputi seluruh sasaran baik kuantitatif maupun kualitatif
K. Sistem Informasi Pengelolaan informasi mengenai mitra-kerja potensial yang
dilakukan melalui sistem TI yang terintegrasi
wilayah aktivitas bisnis yang yang harus berjalan dengan benar untuk mencapai
telah ditetapkan. Berikut adalah CSF yang ditetapkan untuk mencapai sasaran
bisnis, yaitu:
pengembalian investasi
manusia
target telah berhasil dicapai, sasaran strategis telah berhasil dicapai, tujuan dan
(KPI), sebagai tolak ukur antara pencapaian rencana dengan realisasi yang
terjadi. KPI ditentukan dari setiap CSF perusahaan, berikut adalah uraian
mengenai CSF dan KPI dalam kerangka Balanced Scorecard PT. WIKA Beton
(Tabel 4.16).
116
Balanced Scorecard
mengukur setiap KPI yang terdapat pada peta strategi. Dalam pengolahan data,
agar setiap pengukuran KPI pada setiap perspektif di peta strategi Balanced
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan strategi
perusahaan secara efektif?. Untuk itu, pengukuran KPI ini dilakukan dengan
pengembangan terhadap biaya usaha yang dikeluarkan per tahun, karena biaya
litbang merupakan bagian dari biaya usaha. Pengukuran tersebut bertujuan untuk
Biaya Usaha 338,601.78 253,511.00 405,797.72 366,200.00 549,270.05 416,150.00 589,265.00 564,196.00
Biaya Litbang 636.93 503.98 746.94 1,113.00 1,205.00 1,256.99 1,008.00 1,435.00
Proporsi Litbang 0.19% 0.20% 0.18% 0.30% 0.22% 0.30% 0.17% 0.25%
% Pencapaian
Target 94.62% 60.56% 72.63% 67.26%
(sumber: Laporan Beban Langsung/ Beban Tak Langsung periode 2003-2006)
Ket:
Contoh perhitungan:
Biaya Litbang
Proporsi x100% …(rumus 2.17)
Biaya Usaha
636.93
Pr oporsiLitbang2003 x100% 0.19%
338,601.78
yang berharga bagi perusahaan. Para pekerja memegang peranan yang penting
dalam kemajuan perusahaan. Tenaga kerja yang memiliki skill dan pemahaman
kerja yang tinggi, merupakan modal intelektual bagi perusahaan. KPI pelatihan
tenaga kerja memberikan gambaran seberapa besar usaha yang dilakukan oleh
PT. WIKA Beton terhadap peningkatan kemampuan dan keahlian para sumber
pelatihan dalam satu tahun. Kinerja training coverage PT. WIKA Beton periode
Contoh perhitungan:
Jumlah Peserta Training
Training Coverage x100% …(rumus 2.16)
Jumlah Total Tenaga Kerja
223
Training Coverage Realisasi 2006 x100% 24.70%
903
123
moral pekerja dan kepuasan kerja secara keseluruhan saat ini dipandang penting
organisasi yang kurang baik, sehingga karyawan yang bekerja tidak dapat
bertahan lama berada dalam perusahaan tersebut. Employee Turnover PT. WIKA
Beton periode 2003-2006 berdasarkan alasannya dapat dilihat pada Tabel 4.20.
124
Contoh perhitungan:
14
Turnover Keluar 2003 x100% 1.59%
885
19
Turnover Masuk 2003 x100% 2.16%
885
125
keluaran tersebut.
pegawai di PT. WIKA Beton (sebagai input perusahaan) per periode tahunan.
Dengan asumsi, semua elemen tenaga kerja didalam organisasi terlibat dalam
Contoh perhitungan:
Rp.413,597.70
Produktivitas 2004 450.54 Rp/orang
918 orang
internal, dilakukan pengukuran mutu dari setiap sub bisnis unit (SBU) yang
dimiliki oleh PT. WIKA Beton yaitu (tiang beton, tiang pancang, bantalan jalan
rel, produk beton jembatan, produk beton dinding penahan tanah, produk beton
bangunan air, produk beton gedung & perumahan, produk beton maritim, dan
produk beton lain-lain). Selain itu dalam perspektif ini, dilakukan pengukuran
127
terhadap kapasitas tersedia. Pengukuran mutu produk dan kapasitas tersedia PT.
pelanggan dan finansial dari segi peningkatan pelayanan mutu dan ketersediaan
pengadaan barang.
dan meningkatkan kepuasan pelanggan dari segi jaminan kualitas produk yang
dua bagian yaitu produk cacat dan produk gagal. Produk cacat ialah produk
dengan tingkat kerusakan yang masih dapat diperbaiki atau dapat ditoleransi.
Sedangkan produk gagal ialah produk dengan tingkat kerusakan yang parah
membandingkan volume produk cacat atau produk gagal dengan jumlah volume
produksi per SBU per tahun. Kinerja mutu produk cacat dan gagal PT. WIKA
Beton tahun 2003-2006 dapat dilihat pada Tabel 4.23 dan Tabel 4.24.
128
Tabel 4.23 Volume dan Rasio Produk Cacat PT. WIKA Beton
2003 2004
No SBU Vol. Vol. Aktual Rencana Vol. Vol. Aktual Rencana
Produksi Cacat % Cacat % Cacat Produksi Cacat % Cacat % Cacat
1 Tiang Beton 55,794 32 0.06% 1.20% 65,472 65 0.10% 1.20%
2 Tiang Pancang 101,003 196 0.19% 0.90% 103,676 277 0.27% 0.90%
3 Bantalan Jalan Rel 456,236 191 0.04% 0.60% 47,487 4 0.01% 0.60%
5 Beton Dinding Penahan Tanah 16,354 19 0.12% 1.00% 10,386 6 0.06% 1.00%
2005 2006
No SBU Vol. Vol. Aktual % Rencana Vol. Vol. Aktual Rencana
Produksi Cacat Cacat % Cacat Produksi Cacat % Cacat % Cacat
1 Tiang Beton 55,581 55 0.10% 1.20% 41,219 28 0.07% 1.20%
2 Tiang Pancang 151,402 291 0.19% 0.90% 154,289 141 0.09% 0.90%
5 Beton Dinding Penahan Tanah 17,478 11 0.06% 1.00% 20,561 30 0.15% 1.00%
7 Beton Gedung & Rumah 250 0 0.00% 0.40% 2,009 2 0.10% 0.40%
Tabel 4.24 Volume dan Rasio Produk Gagal PT. WIKA Beton
2003 2004
No SBU Vol. Vol. Aktual Rencana Vol. Vol. Aktual Rencana
Produksi Gagal % Gagal % Gagal Produksi Gagal % Gagal % Gagal
1 Tiang Beton 55,794 28 0.05% 0.40% 65,472 26 0.04% 0.40%
3 Bantalan Jalan Rel 456,236 113 0.02% 0.15% 47,487 3 0.01% 0.15%
5 Beton Dinding Penahan Tanah 16,354 3 0.02% 0.40% 10,386 2 0.02% 0.40%
2005 2006
No SBU Vol. Vol. Aktual Rencana Vol. Vol. Aktual Rencana
Produksi Gagal % Gagal % Gagal Produksi Gagal % Gagal % Gagal
1 Tiang Beton 55,581 15 0.03% 0.30% 41,219 16 0.04% 0.30%
5 Beton Dinding Penahan Tanah 17,478 0 0.00% 0.30% 20,561 3 0.01% 0.30%
7 Beton Gedung & Rumah 250 0 0.00% 0.10% 2,009 0 0.00% 0.10%
Jumlah % Cacat
Rata rata % Cacat …(rumus 2.12)
Jumlah Jenis Produk Yang Dihasilkan
32
% Cacat Tiang Beton2003 100% 0.06%
55794
sama seperti yang dilakukan untuk perhitungan rasio produk cacat diatas.
penawaran kontrak yang diajukan oleh pelanggan jika kapasitas yang ada tidak
lost sales.
dilakukan dengan menghitung frekuensi terjadinya lost sales setiap tahunnya dan
biaya yang hilang akibat lost sales. Kinerja kapasitas tersedia PT. WIKA Beton
Tabel 4.25 Jumlah dan Biaya Lost Sales PT. WIKA Beton
Contoh perhitungan:
Biaya Lost Sales
Rata rata Biaya LostSales
Frekuensi Lost Sales
3,371.34
Rata rata Biaya Lost Sales 2006 1,685.67
2
produsen harus mengubah jalan pikiran mereka kepada jalan berpikir yang
produk yang bersaing di pasaran. Pesaing untuk pasar lokal terdiri dari dari
lebih lanjut, bukan tidak mungkin pada suatu hari nanti banyak konsumen yang
meninggalkan produk dari PT. WIKA Beton. Sehingga pendekatan yang realistis
tidak ternilai.
Sesuai dengan misi PT. WIKA Beton, yaitu memberikan pelayanan yang
terbaik kepada pelanggan dengan kesesuaian mutu, ketepatan waktu, dan harga
proses bisnis internal (menciptakan pelayanan dan jaminan akan mutu, harga,
dan waktu).
Customer Satisfaction Index (CSI). CSI mengukur dua indikator penting, yaitu
ranking 5 sebagai indikator paling baik dan 1 sebagai indikator sangat buruk.
berhasil dicapai oleh PT. WIKA Beton pada Tabel 4.26 dan Tabel 4.27.
134
Contoh perhitungan:
...(rumus 2.9)
4.59 4.22
CSI per Tahun 2005 4.405
2
pengukuran kinerja yang penting untuk mengetahui sejauh mana PT. WIKA
pasar.
dan baru dari PT. WIKA Beton per tahun. Proporsi retensi pelanggan dan
Tabel 4.28 Rasio Retensi dan Akuisisi Pelanggan PT. WIKA Beton
Contoh perhitungan:
85
Akuisisi Pelanggan 2006 100% 23.48%
362
277
Retensi Pelanggan 2006 100% 76.52%
362
usaha perusahaan dalam meraih minat pihak eksternal atau pelanggan. Oleh
sebab itu, pengukuran KPI ini sangat penting bagi perusahaan, karena
Mengukur pangsa pasar dapat segera dilakukan jika kelompok pelanggan sasaran
atau segmen pasar sudah dapat ditentukan, namun menentukan seberapa besar
pasar yang ada untuk produk tertentu bukan hal yang mudah.
138
pasar sebagai jumlah surat pengajuan kontrak yang sudah disetujui baik oleh
pihak PT. WIKA Beton maupun oleh pesaing. Karena PT. WIKA Beton
diasumsikan semua kontrak pasti akan diajukan ke PT. WIKA Beton. Oleh
karena itu, pengukuran pangsa pasar dilakukan dengan membagi total nilai
Tender yang dimenangkan oleh PT. WIKA Beton dengan total proyek yang
diikuti.
Contoh perhitungan:
...(rumus 2.6)
139
603,586
% Pangsa Pasar 2006 100% 64.46%
936,356
paling nyata dari berhasil atau tidaknya perusahaan tersebut. Semakin baik
berdasarkan kontrak baru yang diterima pada periode tersebut. Kontrak baru
akan berubah menjadi jumlah nilai penjualan jika kontrak tersebut sudah
periode yang ditentukan. Kontrak baru diperoleh dari usaha perusahaan dalam
yang diperoleh selama kurun waktu satu tahun. Nilai perolehan kontrak baru PT
140
WIKA Beton berdasarkan kategori SBU dan wilayah penjualan per tahun dapat
Tabel 4.30 Perolehan Kontrak Baru per SBU PT. WIKA Beton
Contoh perhitungan:
Perolehan kontrak baru = nilai kontrak baru setiap SBU … (rumus 2.5)
4.2.4.2 Penjualan
bagi perusahaan sebagai indikator pendapatan per periode tertentu untuk masing-
masing SBU selain kontrak baru. Nilai penjualan per SBU dan per wilayah
penjualan PT. WIKA Beton dapat dilihat pada Tabel 4.32 dan Tabel 4.33.
142
Contoh perhitungan:
4.2.4.3 Profitabilitas
(earn before interest and tax). EBIT yaitu perolehan keuntungan atau laba
sebelum dipengaruhi oleh faktor pajak dan beban bunga. EBIT juga merupakan
laba operasional dimana nilai penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan
dan biaya usaha yang harus dikeluarkan untuk operasional. Pemilihan EBIT
pertimbangan besar beban bunga dan pajak yang berubah-ubah dan berbeda
dengan apa yang terjadi pada perusahaan sejenis lainnya. Kinerja EBIT PT.
WIKA Beton per tahun pada periode 2003-2006 dapat dilihat pada Tabel 4.34.
144
Tabel 4.34 Earn Before Interest and Tax PT. WIKA Beton per Tahun
Contoh perhitungan:
Turnover yaitu perbandingan antara nilai penjualan bersih dengan total aktiva.
aktiva yang dimiliki oleh PT. WIKA Beton dalam setahun dalam mendukung
PT. Beton
Total Asset Turnover (TAT)
Periode 2003-2006
(satuan jutaan rupiah)
Penjualan Total Realisasi TAT Rencana % Pencapaian
Tahun
Bersih Aktiva (x) TAT (x) Target
2003 342,477.61 300,201.90 1.14 1.44 79.22%
2004 413,597.83 461,033.10 0.90 1.07 83.84%
2005 551,021.71 396,855.85 1.39 1.16 119.70%
2006 597,246.95 479,668.30 1.25 1.45 85.87%
(sumber: Laporan Laba Rugi dan Laporan Neraca Keuangan periode 2003-2006)
Contoh perhitungan:
Penjualan
TotalAssetTurnover …(rumus 2.2)
Total Aktiva
413597.83
TotalAssetTurnover2004 0.90kali
461033
menciptakan penjualan sebesar 0.90 kali, dan % pencapaian target tahun 2004
Realisasi TAT 0.90
100% x100% 83.84%
Rencana TAT 1.07
yang relevan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam
setelah pajak dengan total aktiva per tahun. Data pencapaian ROI PT. WIKA
Contoh perhitungan:
26587.65
ROI 2006 x100% 5.54%
479668.30
Artinya: Pada tahun 2006, setiap investasi sebesar Rp 100,- menghasilkan laba
Tabel 4.37 Kesimpulan Pengolahan Data Balanced Scorecard PT. WIKA Beton Periode Tahun 2003-2006
1 Kualitas Produk Rasio Produk Cacat % 0.0691 0.2228 0.0408 0.0492 0.5222 0.6333 0.7222 0.7222 15.22 Tercapai*)
Rasio Produk Gagal % 0.0139 0.0118 0.0084 0.012 0.1889 0.1889 0.1889 0.1889 6.10 Tercapai*)
2 Capacity Availability Lost Sales kali 1 2 4 2 0 0 0 0 0 Tdk Tercapai*)
C. Pelanggan
Customer Satisfaction
1 Kepuasan Pelanggan Skor 4.16 3.91 4.4 4.03 4.7 4.65 4 4 95.84 Tdk tercapai
Index
2 Retensi Pelanggan Rasio Retensi % 31.50 71.64 81.47 76.52 58 70 72 68 95.58 Tdk Tercapai
3 Akuisisi Pelanggan Rasio Akuisisi % 68.50 28.36 18.53 23.48 42 30 28 32 99.30 Tdk Tercapai
4 Pangsa Pasar Rasio Pangsa Pasar % 58.57 66.47 57.09 64.46 48.96 69.42 60.43 47.67 111.27 Tercapai
D. Finansial
1 Kontrak Baru Nilai Kontrak Baru Jutaan Rp 394,119 527,306 473,262 603,586 256,500 399,000 437,000 551,000 125.91 Tercapai
2 Penjualan Nilai Penjualan Jutaan Rp 342,478 413,598 551,022 597,247 250,800 375,250 427,500 570,000 120.11 Tercapai
3 Profitabilitas EBIT Jutaan Rp 21,146 28,090 29,219 37,445 9,965 27,360 32,158 34,014 128.95 Tercapai
4 Efisiensi Keuangan Total Asset Turnover Kali 1.14 0.90 1.39 1.25 1.44 1.07 1.16 1.45 92.33 Tdk Tercapai
5 Pengembalian Investasi Return On Investment % 5.18 4.07 5.59 5.54 3.16 4.92 5.32 5.42 113.48 Tercapai
*) Low is Good
148
(BSC) pada PT. WIKA Beton menerjemahkan hasil dan kemampuan yang telah
berikut.
analisa SWOT). Untuk menjadikan PT. WIKA Beton sebagai perusahaan terbaik
dengan tepat dan efisien, dengan sejumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk
beban yang dikeluarkan untuk litbang terhadap total biaya usaha. Pengukuran
ke program litbang. Hasil pengukuran terhadap litbang PT. WIKA Beton periode
Gambar 4.6 Grafik Proporsi Beban Litbang terhadap Beban Usaha PT. WIKA
(satuan persen)
152
usaha pengadaan program litbang di PT. WIKA Beton relatif menurun per
tahunnya. Pada tahun 2004 menurun menjadi 0.18% dari 0.19% pada tahun
2003. Sedangkan pada tahun 2005 mengalami kenaikan menjadi 0.22%, untuk
tahun 2006 program litbang kembali menurun yaitu 0.17%. Secara persentase
dalam arti selalu dibawah harapan atau tujuan di awal tahun. Alokasi dana
litbang terbesar ialah pada sektor pengembangan produk dan yang terkecil ialah
Walaupun secara satuan jumlah mata uang selalu meningkat setiap tahunnya,
persentasi jumlah orang atau pekerja yang mengikuti program pelatihan &
memberikan umpan balik informasi mengenai seberapa baik PT. WIKA Beton
dalam memberikan alokasi waktu atau kesempatan bagi tenaga kerjanya untuk
bagi perusahaan itu sendiri. Ukuran performansi pelatihan tenaga kerja periode
dan pendidikan sebesar 19.44% dari total jumlah tenaga kerja yang ada di PT.
WIKA Beton. Pada tahun 2004 meningkat menjadi 20.37% dan mencapai
159.83% dalam rasio pencapaian target pelatihan tenaga kerja. Pada tahun 2005
terjadi penurunan yang relatif drastis yaitu 14.69% dan dibawah target awal
155
peningkatan yang relatif besar yaitu dari 14.69% menjadi 24.70% atau
peningkatan sekitar 10%. Dilihat dari segi pencapaian terhadap target pelatihan
dan pendidikan setiap tahun, PT. WIKA Beton selalu mencapai target atau
pendidikan setiap tahun dalam periode 2003-2006 relatif meningkat kecuali pada
tahun 2005. Hal tersebut menggambarkan bahwa PT. WIKA Beton selalu
yang ada di PT. WIKA Beton per tahun, pendekatan tersebut dapat
PT. WIKA Beton yang dirasakan oleh para pekerjanya. Semakin besar
yang kurang sehat atau kurang kondusif. Ukuran performansi kepuasan tenaga
kerja PT. WIKA Beton periode 2003-2006 melalui pengukuran turnover tenaga
Pada tahun 2003 persentase tenaga kerja keluar sebesar 1.59% dengan
alasan terbesar karena pensiun yaitu 9 orang (akhir masa jabatan) dan persentase
tenaga kerja yang masuk sebesar 2.16% (19 orang). Pada tahun 2004 persentase
tenaga kerja keluar menurun yaitu sebesar 1.36% (12 orang) dengan alasan
157
orang) dan persentase tenaga kerja yang masuk meningkat yaitu sebesar 5.08%
(45 orang). Pada tahun 2005 persentase tenaga kerja keluar sebesar 1.74% (16
orang) dengan alasan terbesar karena mengundurkan diri dan persentase tenaga
kerja yang masuk menurun menjadi 1.09% (10 orang). Pada tahun 2006
persentase tenaga kerja keluar meningkat relatif tinggi menjadi 3.73% (34
sebanyak 15 orang, dan persentase tenaga kerja yang masuk meningkat menjadi
stabil. Hal tersebut mengindikasikan bahwa iklim kerja di PT. WIKA Beton
kurang kondusif, hal tersebut digambarkan pada jumlah tenaga kerja yang keluar
tiap tahun khususnya pada tahun 2006. Atau dengan asumsi lain bahwa pada
tersebut berkisar dalam jumlah angka yang kecil, dengan demikian gejolak dalam
turnover tenaga kerja di PT. WIKA Beton masih dianggap wajar sebagai dampak
persaingan dalam dunia kerja atau dengan kata lain kepuasan tenaga kerja masih
terjaga dengan baik walaupun tetap terjadi pergolakan dalam tubuh organisasi
seberapa optimal tenaga kerja PT. WIKA Beton telah memberikan kontribusinya
kepada perusahaan dari segi pendapatan. Untuk menjadikan PT. WIKA Beton
450.54 juta per orang dari Rp. 386.98 juta per orang pada tahun 2003. Pada tahun
2005 terjadi peningkatan yang relatif besar yaitu Rp. 604.19 juta per orang. Pada
159
tahun 2006 terjadi peningkatan produktifitas tenaga kerja yaitu Rp. 661.40 juta
tertinggi untuk produktivitas tenaga kerja terjadi pada tahun 2005 yaitu 25.43%
tahun 2006 yaitu sebesar 22.74%. Peningkatan tersebut terjadi karena jumlah
sedangkan pada saat yang sama jumlah tenaga kerja yang ada relatif menurun.
tingkat rasio kecacatan dan kegagalan dari produk yang dihasilkan oleh PT.
Tingkat rasio kecacatan dan kegagalan suatu produk akan berdampak pada
besarnya kepuasan pelanggan yang berhasil dicapai oleh perusahaan dari segi
dua kategori yaitu produk cacat (defect) dan produk gagal (failure). Ukuran
performansi kualitas produk PT. WIKA Beton untuk rata-rata rasio produk cacat
Gambar 4.14 Grafik Rata-rata Rasio Produk Cacat per Tahun PT. WIKA Beton
Gambar 4.15 Grafik Persentase Pencapaian Target Rata-rata Rasio Produk Cacat
Gambar 4.16 Grafik Proporsi Jenis Produk Cacat per Tahun PT. WIKA Beton
Berdasarkan grafik pada gambar 4.14, pada tahun 2003 rata-rata rasio
produk cacat mencapai 0.0691%. Pada tahun 2004 terjadi peningkatan rata-rata
rasio jumlah produk cacat menjadi 0.2228% dengan proporsi tingkat kecacatan
terbesar terjadi pada pembuatan produk Beton untuk jembatan dan Tiang
Pancang. Pada tahun 2005 rata-rata rasio produk cacat menurun relatif drastis
menjadi 0.0408% dari 0.2228% pada tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun
2006 rata-rata rasio produk cacat menjadi 0.0492% atau relatif stabil
perubahannya dari satu tahun sebelumnya. Proporsi produk cacat terbesar setiap
rasio produk gagal dapat dilihat pada Gambar 4.17 sampai dengan 4.19.
162
Gambar 4.17 Grafik Rata-rata Rasio Produk Gagal per Tahun PT. WIKA Beton
Gambar 4.18 Grafik Persentase Pencapaian Target Rata-rata Rasio Produk Gagal
Gambar 4.19 Grafik Proporsi Jenis Produk Gagal per Tahun PT. WIKA Beton
Berdasarkan pada grafik pada Gambar 4.17, pada tahun 2003 rata-rata
rasio produk gagal mencapai 0.0139%. Pada tahun 2004 rata-rata rasio produk
gagal menurun menjadi 0.0118%. Pada tahun 2005 rata-rata rasio produk gagal
Sedangkan pada tahun 2006 rata-rata rasio produk gagal sedikit peningkatan
kegagalan per tahunnya ialah produk Tiang Beton dan Tiang Pancang, namun
tingkat kegagalan produk yang terjadi di PT. WIKA Beton masih sangat kecil
yaitu dibawah 1%. Disamping itu, pencapaian rasio produk gagal selalu dibawah
asumsi/rencana awal.
Rata-rata rasio produk cacat dan gagal per tahun PT. WIKA Beton relatif
stabil yaitu selalu dibawah angka rencana awal. Hal tersebut mengindikasikan
164
bahwa PT. WIKA Beton memiliki pengendalian mutu yang baik dalam
PT. WIKA Beton selalu melakukan pengkajian kontrak yang diberikan oleh
WIKA Beton jika dianggap tidak mampu ditangani oleh perusahaan karena
beberapa faktor, salah satu faktor penolakan terbesar ialah karena keterbatasan
kapasitas produksi yang ada atau disebut Lost Sales. Lost sales menggambarkan
frekuensi penawaran kontrak yang tidak dapat dipenuhi oleh PT. WIKA Beton
karena keterbatasan kapasitas produksi per tahun beserta biaya yang mungkin
hilang karena penolakan tersebut. Hasil pengukuran lost sales PT. WIKA Beton
Gambar 4.20 Frekuensi Lost Sales PT. WIKA Beton per Tahun
165
Gambar 4.21 Biaya Lost Sales PT. WIKA Beton per Tahun
Berdasarkan kedua grafik diatas, pada tahun 2003 terjadi lost sales satu
kali yaitu sebesar Rp. 2,685.40 juta pada bulan Agustus. Pada tahun 2004 terjadi
peningkatan menjadi dua kali sebesar Rp. 3,838.84 juta pada bulan September
dan Oktober. Sedangkan pada tahun 2005 terjadi peningkatan menjadi empat kali
sebesar Rp. 5,789.68 juta pada bulan Agustus, September, dan Oktober. Pada
tahun 2006 terjadi penurunan menjadi dua kali sebesar Rp. 3,371.34 juta pada
baik, hal tersebut dapat terlihat dari frekuensi lost sales yang masih sangat kecil.
lost sales terjadi sekitar pertengahan hingga akhir tahun. Trend tersebut terjadi
memerlukan birokrasi perijinan dan persetujuan yang panjang hingga pada tahap
pengajuan Tender. Biasanya fase tersebut selesai pada paruh pertama per tahun.
166
Sehingga terjadi permintaan barang yang meningkat pada periode paruh kedua
per tahun. Meskipun demikian, PT. WIKA Beton masih memiliki kapasitas
baik perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan baik dari segi kepuasan
pelayanan dan kepuasan kualitas. Untuk menjadikan PT. WIKA Beton sebagai
kepuasan pelanggan periode 2003-2006 PT. WIKA Beton dapat dilihat pada
gambar berikut.
167
Gambar 4.22 Grafik Rata-rata Indeks Kepuasan Pelanggan PT. WIKA Beton per
Semester
mencapai nilai 4.29 dan 4.03 pada semester kedua. Pada tahun 2004 terjadi
penurunan yaitu menjadi 4.1 pada semester pertama dan 3.71 pada semester
kedua. Sedangkan pada tahun 2005 CSI semester pertama terjadi peningkatan
menjadi 4.59 dan 4.22 pada semester kedua. Pada tahun 2006 CSI meningkat
pada semester pertama menjadi 4.69 dari 4.59 dan menurun pada semester kedua
setiap tahun dari tahun 2003-2006, namun hanya terjadi penurunan pada tahun
2004. Peningkatan CSI selalu terjadi pada paruh pertama setiap tahunnya dan
rata-rata nilai CSI PT.WIKA Beton masih dalam kategori sangat baik dan cukup
performansi PT. WIKA Beton dalam memuaskan pelanggannya, baik dari segi
dan menumbuhkan bisnis PT. WIKA Beton, diperlukan sebuah tujuan berupa
Ukuran kinerja retensi dan akuisisi pelanggan PT. WIKA Beton periode 2003-
Gambar 4.23 Rasio Retensi & Akuisisi Pelanggan PT. WIKA Beton 2003-2006
169
Pada tahun 2003 rasio retensi pelanggan sebesar 31.50% dan rasio
akuisisi sebesar 68.50%. Pada tahun 2004 rasio retensi mengalami peningkatan
menjadi 28.36%. Pada tahun 2005 rasio retensi pelanggan kembali mengalami
kembali mengalami penurunan menjadi 18.53%. Pada tahun 2006 rasio retensi
Gambar 4.24 Persentase Pencapaian Target Rasio Retensi & Akuisisi Pelanggan
secara global selalu tercapai yaitu diatas 100%, namun terjadi pengecualian pada
pencapaian target rasio akuisisi pelanggan selalu dibawah harapan yaitu selalu
dibawah angka 100%, kecuali pada tahun 2003 persentase pencapaian target
170
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pelanggan yang dimiliki oleh PT.
WIKA Beton adalah pelanggan lama yang loyal. Sedangkan pelanggan baru
hanya merupakan bagian kecil dari jumlah pelanggan yang ada. Kondisi tersebut
terjadi karena PT. WIKA Beton bergerak pada usaha B2B (business to business),
dimana jumlah pelanggan baru yang ada sangat kecil, sehingga PT. WIKA Beton
pelanggan lama yang loyal, sambil melakukan penetrasi pasar untuk menarik
memiliki peran atau pengaruh dalam suatu pasar yang spesifik. Pangsa pasar juga
mendapatkan daya tarik dari pihak eksternal atau pelanggan. Parameter pangsa
disebabkan oleh sulitnya pihak perusahaan dalam memetakan pasar mana yang
dengan membandingkan jumlah nilai Tender yang berhasil diraih oleh PT.
171
WIKA Beton dengan total nilai penawaran Tender yang diajukan oleh para
setiap Tender yang ada di Indonesia selalu ditawarkan ke PT. WIKA Beton.
Ukuran performansi pangsa pasar PT. WIKA Beton pada periode tahun 2003-
Gambar 4.25 Grafik Proporsi Pangsa Pasar PT. WIKA Beton Tahun 2003
172
Gambar 4.26 Grafik Proporsi Pangsa Pasar PT. WIKA Beton Tahun 2004
Gambar 4.27 Grafik Proporsi Pangsa Pasar PT. WIKA Beton Tahun 2005
173
Gambar 4.28 Grafik Proporsi Pangsa Pasar PT. WIKA Beton Tahun 2006
Berdasarkan grafik pada gambar 4.25 sampai dengan 4.28, pada tahun
2003 pangsa pasar PT. WIKA Beton mencapai 58.57%. Pada tahun 2004 pangsa
penurunan menjadi 57.09%. Pada tahun 2006 pangsa pasar PT. WIKA Beton
relatif stabil. Dengan rata-rata persentase pencapaian target sebesar 111.27% per
tahun, menunjukkan PT. WIKA Beton dapat menguasai pasar melebihi 50%
pangsa pasar yang ada. Namun PT. WIKA Beton harus mengendalikan peta
persaingan di objek bisnis sejenis dengan tidak melebihi 60% pangsa pasar,
karena jika melebihi angka tersebut, maka daya saing para kompetitor akan
menurun. Daya saing dari para pesaing pada industri sejenis sangat penting untuk
perusahaan mengenai seberapa besar jumlah kontrak baru yang telah diperoleh
oleh PT. WIKA Beton pada periode tertentu. Perolehan kontrak baru terkait
dengan usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pelanggan.
oleh PT. WIKA Beton, maka status penawaran Tender akan tercatat kedalam
perolehan kontrak baru. Ukuran performansi kontrak baru sangat penting, karena
disinilah awal dari proses pendapatan perusahaan dari perpsektif finansial. Hasil
pengukuran performansi perolehan kontrak baru PT. WIKA Beton periode 2003-
Gambar 4.30 Grafik Perolehan Kontrak Baru PT. WIKA Beton per Tahun
Gambar 4.32 Grafik Perolehan Kontrak Baru PT. WIKA Beton per SBU
Gambar 4.33 Grafik Perolehan Kontrak Baru PT. WIKA Beton per Wilayah
Pada tahun 2003 perolehan kontrak baru mencapai Rp. 394,119 juta
256,500 juta, perolehan kontrak baru terbesar diperoleh dari SBU tiang pancang
(Rp. 160,716 juta) dan perolehan terkecil pada SBU Produk Beton Bangunan
Gedung & Rumah/PBBGR (Rp. 0). Sedangkan perolehan kontrak baru terbesar
pada tahun 2003 diperoleh dari Wilayah Penjualan III – Jakarta sebesar Rp.
178
112,675 juta dan terkecil dari Wilayah Penjualan II – Palembang sebesar Rp.
30,379 juta.
sebesar 132.16% (penurunan dari tahun 2003). Perolehan kontrak baru terbesar
diperoleh dari SBU Tiang Pancang (Rp. 242,032 juta) dan Produk Beton
Jembatan (Rp. 172,027 juta) dan terkecil dari SBU PBBGR (Rp. 0). Sedangkan
Semarang (Rp. 148,708 juta) dan Wilayah Penjualan III – Jakarta (Rp. 147,549),
108.30% (penurunan dari 132.16% pada tahun 2004). Perolehan kontrak baru
terbesar diperoleh dari SBU Tiang Pancang sebesar Rp. 250,343 juta dan
dari SBU PBBGR (Rp. 0). Sedangkan perolehan kontrak baru terbesar diperoleh
dari Wilayah Penjualan III – Jakarta yaitu sebesar Rp. 170,454 juta, dan
30,277 juta, namun mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya dari Rp. 22,969
juta.
relatif pesat yaitu menjadi Rp. 603,586 juta dengan persentase pencapaian
dari SBU Tiang Pancang yang mengalami peningkatan pesat menjadi Rp.
379,706 juta dari Rp. 250,343 juta, sedangkan SBU PBBGR tetap menyumbang
perolehan terkecil yaitu Rp. 0. Perolehan kontrak terbesar diperoleh dari Wilayah
Penjualan I – Medan (Rp. 171,009 juta) dan V – Surabaya (Rp. 180,921 juta),
27,904 juta.
baru PT. WIKA Beton periode 2003-2006 relatif selalu meningkat dari tahun ke
selalu diatas rencana awal, dengan kata lain tujuan tercapai. Perolehan kontrak
baru didominasi oleh SBU Tiang Pancang setiap tahunnya, apalagi pada tahun
2006 SBU Tiang Pancang mengalami peningkatan yang pesat. Perolehan kontrak
baru terbesar rata-rata diperoleh dari Wilayah Penjualan yang terletak di Pulau
perolehan kontrak baru PT. WIKA Beton sudah baik atau selalu mencapai
4.3.4.2 Penjualan
pendapatan yang diperoleh dari pelanggan melalui penjualan SBU yang dimiliki
PT. WIKA Beton. Status penjualan didapat dari kontrak baru yang telah
terpenuhi secara keseluruhan oleh pihak PT. WIKA Beton kepada pelanggan.
180
Gambar 4.35 Grafik Persentase Pencapaian Target Penjualan PT. WIKA Beton
181
Gambar 4.36 Grafik Penjualan PT. WIKA Beton per SBU (satuan jutaan rupiah)
182
Gambar 4.37 Grafik Penjualan PT. WIKA Beton per Wilayah Penjualan
Pada tahun 2003 nilai penjualan mencapai Rp. 342,478 juta dengan
terbesar diperoleh dari SBU Tiang Pancang yaitu sebesar Rp. 135,677 juta,
yaitu sebesar Rp. 108,201 juta dan nilai penjualan terkecil diperoleh dari
Tiang Pancang yaitu sebesar Rp. 172,727 juta, sedangkan penjualan terbesar
diperoleh dari Wilayah Penjualan V – Surabaya yaitu sebesar Rp. 111,192 juta
dan nilai penjualan terkecil diperoleh dari Wilayah Penjualan II – Palembang Rp.
25,738 juta.
terbesar diperoleh dari SBU Tiang Pancang yaitu sebesar Rp. 262,638 juta,
sedangkan nilai penjualan terbesar diperoleh dari Wilayah Penjualan III – Jakarta
yaitu sebesar Rp. 167,778 juta dan nilai penjualan terkecil dari Wilayah
penurunan menjadi 104.78%. Nilai penjualan terbesar diperoleh dari SBU Tiang
Pancang yaitu sebesar Rp. 362,504 juta, sedangkan nilai penjualan terbesar
diperoleh dari Wilayah Penjualan III – Jakarta Rp. 178,929 juta dan penjualan
terkecil terjadi pada Wilayah Penjualan VI – Makasar yaitu sebesar Rp. 25,175
juta.
SBU Tiang Pancang, SBU tersebut selalu mengalami kenaikan tiap tahun,
bahkan peningkatan yang pesat terjadi pada tahun 2006 dari tahun 2005. Hal
184
rata-rata yang terletak di Pulau Jawa, dan Wilayah Penjualan terburuk terjadi
Beton sudah baik, namun diperlukan perhatian khusus pada usaha penjualan
untuk SBU dan Wilayah Penjualan yang memiliki nilai jual yang rendah setiap
oleh permintaan pelanggan pada periode tersebut, sehingga PT. WIKA Beton
seberapa besar efisiensi PT. WIKA Beton dalam mempergunakan total aktiva.
dengan total aktiva per periode atau disebut Total Asset Turnover. Ukuran
performansi efisiensi keuangan PT. WIKA Beton dapat dilihat pada gambar 4.38
berikut.
185
Gambar 4.38 Grafik Total Asset Turnover PT. WIKA Beton per Tahun
bersih sebesar 1.14 kali dengan persentase pencapaian target sebesar 79.22%.
Pada tahun 2004 terjadi penurunan menjadi 0.90% dengan persentase pencapaian
186
target sebesar 83.84%, penurunan tersebut terjadi karena total aktiva yang
dimiliki oleh PT. WIKA Beton lebih besar dibandingkan nilai penjualan yang
diperoleh. Pada tahun 2005 total asset turnover mengalami peningkatan menjadi
1.39 kali dengan persentase pencapaian target sebesar 119.70% atau dengan kata
lain pencapaian total asset turnover telah melampaui target. Sedangkan pada
tahun 2006 total asset turnover kembali mengalami penurunan menjadi 1.25 kali
Rata-rata kinerja total asset turnover PT. WIKA Beton periode 2003-
2006 ialah 1.17 kali per tahun, hal tersebut menggambarkan bahwa PT. WIKA
1.17 kali setiap tahunnya. Dengan rata-rata persentase pencapaian target sebesar
92.16%, kinerja perusahaan dalam total asset turnover belum mencapai target.
4.3.4.4 Profitabilitas
Penjualan (HPP) dan Biaya Usaha. Ukuran performansi EBIT PT. WIKA Beton
Gambar 4.40 Grafik Earn Before Interest and Tax PT. WIKA Beton per Tahun
Gambar 4.41 Grafik Persentase Pencapaian Target Earn Before Interest and Tax
Pada tahun 2003 keuntungan PT. WIKA Beton mencapai Rp. 21,146 juta
atau dua kali lipat dari rencana awal. Pada tahun 2004 keuntungan perusahaan
menjadi Rp. 37,445 juta dengan persentase pencapaian target keuntungan yang
Performansi laba operasional PT. WIKA Beton sebelum pajak dan bunga
menurun. Hal tersebut dipengaruhi oleh nilai HPP dan biaya usaha yang selalu
mengalami kenaikan, tetapi belum dapat melampaui angka HPP dan biaya usaha
keseluruhan aktiva unutk penghasilan laba setelah pajak per tahun. Pengukuran
Return on Investment (ROI), yaitu perbandingan antara laba setelah dengan total
189
aktiva yang dimiliki PT. WIKA Beton per tahun. Ukuran performansi rasio
pengembalian investasi PT. WIKA Beton periode 2003-2006 dapat lihat pada
Gambar 4.43 Grafik Persentase Pencapaian Target ROI PT. WIKA Beton
Pada tahun 2003 ROI PT. WIKA Beton mencapai 5.18% dengan
setelah pajak yang diperoleh lebih besar daripada peningkatan total aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan. Pada tahun 2004 ROI mengalami penurunan menjadi
peningkatan laba yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan total
aktivanya. Pada tahun 2005 ROI kembali mengalami peningkatan menjadi 5.59%
laba setelah pajak yang meningkat walaupun total aktiva yang dimiliki
113.51%, dengan kata lain realisasi ROI PT. WIKA Beton selalu mencapai
setiap tahun.
unsur dalam sebuah rantai hubungan sebab akibat yang mengkomunikasikan arti
strategi unit bisnis kepada seluruh perusahaan. Adapun hubungan sebab akibat
Gambar 4.44 Cause Effect Relationship Antar KPI PT. WIKA Beton
ROI dan Total Asset Turnover merupakan ukuran akhir dari perpektif
dipengaruhi oleh peningkatan variabel penjualan bersih untuk setiap SBU yang
dimiliki oleh PT. WIKA Beton. Peningkatan nilai penjualan bersih disebabkan
suatu akibat yang terjadi karena tingginya proporsi pangsa pasar yang berhasil
diraih oleh PT. WIKA Beton. Keberhasilan perusahaan dalam meraih pangsa
jumlah pelanggan baru (akuisisi pelanggan) dan pelanggan yang loyal (retensi
pelanggan yang loyal? yaitu ditentukan oleh usaha (effort) perusahaan untuk
(akuisisi).
pelayanan, serta harga yang bersaing. Maka dalam perspektif proses bisnis
internal, indikator kualitas produk dan kapasitas tersedia menjadi sebab yang
beralasan. Jika jumlah produk cacat atau gagal meningkat maka tingkat
demikian halnya dengan jumlah pengajuan Tender yang tidak dapat terpenuhi
(lost sales), yang mana lost sales akan mempengaruhi lama waktu pelayanan
kepada pelanggan.
pelanggan. Untuk mengurangi jumlah produk yang cacat atau gagal serta
jika kebutuhan para tenaga kerja dapat terpenuhi terlebih dahulu. Pemenuhan
tenaga kerja (employee turnover rate). Jika frekuensi keluar-masuk tinggi maka
ialah bagaimana agar kepuasan tenaga kerja terpenuhi?. Salah satu faktor yang
faktor penyebab penting yang dapat mempengaruhi proses bisnis internal serta
proses pembelajaran dan pertumbuhan itu sendiri yaitu ukuran penelitian &
sistem dan sumber daya yang ada atau terlibat di dalam tubuh organisasi
perusahaan untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu menjadi perusahaan beton
Penentuan bobot untuk setiap KPI diperoleh dari seorang ahli yang
bobot dengan pendekatan hierarki seperti pada AHP tidak dapat digunakan,
dan ternyata alternatif (KPI) yang terkandung didalamnya lebih penting dari
perspektif yang memiliki nilai lebih besar dari perspektif dirinya, maka sebesar
apapun nilainya maka tidak akan memberikan pengaruh yang besar bagi
WIKA Beton. Oleh karena itu, pembobotan yang dilakukan langsung mengarah
nilai standar awal dan nilai terendah yang dibutuhkan untuk menghitung
sebagai berikut:
196
Data diperoleh dari hasil pengukuran kinerja perusahaan PT. WIKA Beton
Periode 2003-2006
Performansi
Kriteria Bobot
2003 2004 2005 2006
1. 5.18 4.07 5.59 5.54 6
2. 1.14 0.9 1.39 1.25 5
3. 21,146 28,090 29,219 37,445 10
4. 342,478 413,598 551,022 597,247 9
5. 394,119 527,306 473,262 603,586 12
6. 58.57 66.47 57.09 64.46 6
7. 31.50 71.64 81.47 76.52 6
8. 68.50 28.36 18.53 23.48 6
9. 4.16 3.91 4.4 4.03 7
10.*) 0.0691 0.2228 0.0408 0.0492 4
*)
11. 0.0139 0.0118 0.0084 0.0120 4
*)
12. 1 2 4 2 5
13. 386.98 450.54 604.19 661.4 7
*)
14. 1.59 1.36 1.74 3.73 3
15. 19.44 20.37 14.69 24.7 4
16. 0.19 0.18 0.22 0.17 6
*)
Nilai semakin rendah, maka semakin baik
3. Pengolahan Data
Pengolahan data ialah menghitung nilai standar awal yang merupakan rata-
Tabel 4.41 Perhitungan Nilai Standar, Nilai Terendah, dan Target Pencapaian
Nilai
Nilai Target
Kriteria 2003 2004 2005 2006 Standar
Terendah Pencapaian
Awal
1. 5.18 4.07 5.59 5.54 5.09 4.07 6
2. 1.14 0.9 1.39 1.25 1.17 0.9 2
3. 21,146 28,090 29,219 37,445 28,975 21,146 38,000
4. 342,478 413,598 551,022 597,247 476,086 342,478 600,000
5. 394,119 527,306 473,262 603,586 499,568 394,119 610,000
6. 58.57 66.47 57.09 64.46 61.65 57.09 68.00
7. 31.50 71.64 81.47 76.52 65.28 31.50 85
8. 68.50 28.36 18.53 23.48 34.72 18.53 70
9. 4.16 3.91 4.4 4.03 4.13 3.91 5
*)
10. 0.0691 0.2228 0.0408 0.0492 0.10 0.2228 0
11.*) 0.0139 0.0118 0.0084 0.0120 0.01 0.0139 0
12.*) 1 2 4 2 2.25 4 0
13. 386.98 450.54 604.19 661.4 525.78 386.98 680
14.*) 1.59 1.36 1.74 3.73 2.11 3.73 1
15. 19.44 20.37 14.69 24.7 19.80 14.69 30.00
16. 0.19 0.18 0.22 0.17 0.19 0.17 0.50
Perspektif Finansial
Ket.
Indikator 1 2 3 4 5
Performansi 5.18 1.14 21,146 342,478 394,119
10 6 2 38,000 600,000 610,000 Sangat Baik
9 5.87 1.88 36,709 582,298 594,224
8 5.74 1.76 35,420 564,596 578,448
Baik
7 5.61 1.64 34,131 546,894 562,672
6 5.48 1.53 32,842 529,192 546,896
5 5.35 1.41 31,553 511,490 531,120 Sedang
199
Perspektif Finansial
Ket.
Indikator 1 2 3 4 5
Performansi 4.07 0.90 28,090 413,598 527,306
10 6 2 38,000 600,000 610,000 Sangat Baik
9 5.87 1.88 36,709 582,298 594,224
8 5.74 1.76 35,420 564,596 578,448
Baik
7 5.61 1.64 34,131 546,894 562,672
6 5.48 1.53 32,842 529,192 546,896
5 5.35 1.41 31,553 511,490 531,120
4 5.22 1.29 30,264 493,788 515,344 Sedang
3 5.09 1.17 28,975 476,086 499,568
2 4.75 1.08 26,365 431,550 464,418
Buruk
1 4.41 0.99 23,755 387,014 429,268
0 4.07 0.90 21,146 342,478 394,119 Sangat Buruk
Skor Aktual 0 0 2 1 4
Bobot 6 5 10 9 12
Nilai 0 0 20 9 48
Indikator Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks
Pencapaian 77 300 25.67%
200
Perspektif Finansial
Ket.
Indikator 1 2 3 4 5
Performansi 5.59 1.39 29,219 551,022 473,262
10 6 2 38,000 600,000 610,000 Sangat Baik
9 5.87 1.88 36,709 582,298 594,224
8 5.74 1.76 35,420 564,596 578,448
Baik
7 5.61 1.64 34,131 546,894 562,672
6 5.48 1.53 32,842 529,192 546,896
5 5.35 1.41 31,553 511,490 531,120
4 5.22 1.29 30,264 493,788 515,344 Sedang
3 5.09 1.17 28,975 476,086 499,568
2 4.75 1.08 26,365 431,550 464,418
Buruk
1 4.41 0.99 23,755 387,014 429,268
0 4.07 0.90 21,146 342,478 394,119 Sangat Buruk
Skor Aktual 6 4 3 7 2
Bobot 6 5 10 9 12
Nilai 36 20 30 63 24
Indikator Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks
Pencapaian 173 300 57.67%
Perspektif Finansial
Ket.
Indikator 1 2 3 4 5
Performansi 5.54 1.25 37,445 597,247 603,586
10 6 2 38,000 600,000 610,000 Sangat Baik
9 5.87 1.88 36,709 582,298 594,224
8 5.74 1.76 35,420 564,596 578,448
Baik
7 5.61 1.64 34,131 546,894 562,672
6 5.48 1.53 32,842 529,192 546,896
5 5.35 1.41 31,553 511,490 531,120
4 5.22 1.29 30,264 493,788 515,344 Sedang
3 5.09 1.17 28,975 476,086 499,568
2 4.75 1.08 26,365 431,550 464,418 Buruk
201
Perspektif Pelanggan
Ket.
Indikator 6 7 8 9
Performansi 58.57 31.50 68.50 4.16
10 68.00 85.00 70.00 5.00 Sangat Baik
9 67.11 82.20 64.96 4.85
8 66.20 79.38 59.92 4.73
Baik
7 65.29 76.56 54.88 4.61
6 64.38 73.74 49.84 4.49
5 63.47 70.92 44.80 4.37
4 62.56 68.10 39.76 4.25 Sedang
3 61.65 65.28 34.72 4.13
2 60.13 54.02 29.32 4.06
Buruk
1 58.61 42.76 23.92 3.99
0 57.09 31.50 18.53 3.91 Sangat Buruk
Skor Aktual 0 0 9 3
Bobot 6 6 6 7
Nilai 0 0 54 21
Indikator Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks
Pencapaian 75 300 25%
202
Perspektif Pelanggan
Ket.
Indikator 6 7 8 9
Performansi 66.47 71.64 28.36 3.91
10 68.00 85.00 70.00 5.00 Sangat Baik
9 67.11 82.20 64.96 4.85
8 66.20 79.38 59.92 4.73
Baik
7 65.29 76.56 54.88 4.61
6 64.38 73.74 49.84 4.49
5 63.47 70.92 44.80 4.37
4 62.56 68.10 39.76 4.25 Sedang
3 61.65 65.28 34.72 4.13
2 60.13 54.02 29.32 4.06
Buruk
1 58.61 42.76 23.92 3.99
0 57.09 31.50 18.53 3.91 Sangat Buruk
Skor Aktual 8 5 1 0
Bobot 6 6 6 7
Nilai 48 30 6 0
Indikator Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks
Pencapaian 84 300 28%
Perspektif Pelanggan
Ket.
Indikator 6 7 8 9
Performansi 57.09 81.47 18.53 4.4
10 68.00 85.00 70.00 5.00 Sangat Baik
9 67.11 82.20 64.96 4.85
8 66.20 79.38 59.92 4.73
Baik
7 65.29 76.56 54.88 4.61
6 64.38 73.74 49.84 4.49
5 63.47 70.92 44.80 4.37
4 62.56 68.10 39.76 4.25 Sedang
3 61.65 65.28 34.72 4.13
2 60.13 54.02 29.32 4.06 Buruk
203
Perspektif Pelanggan
Ket.
Indikator 6 7 8 9
Performansi 64.46 76.52 23.48 4.03
10 68.00 85.00 70.00 5.00 Sangat Baik
9 67.11 82.20 64.96 4.85
8 66.20 79.38 59.92 4.73
Baik
7 65.29 76.56 54.88 4.61
6 64.38 73.74 49.84 4.49
5 63.47 70.92 44.80 4.37
4 62.56 68.10 39.76 4.25 Sedang
3 61.65 65.28 34.72 4.13
2 60.13 54.02 29.32 4.06
Buruk
1 58.61 42.76 23.92 3.99
0 57.09 31.50 18.53 3.91 Sangat Buruk
Skor Aktual 6 6 0 1
Bobot 6 6 6 7
Nilai 36 36 0 7
Indikator Periode Saat Ini Periode Dasar Indeks
Pencapaian 79 300 26.33%
204
Tahun 2003
Tahun 2004
Tahun 2005
Tahun 2006
Indeks
Perubahan Rata-rata
Perspektif Periode Produktivitas
Indeks (%) Perubahan
(%)
2003 9.33 -
2004 25.67 Naik 16.34
Finansial 33.56%
2005 57.67 Naik 32
2006 110 Naik 42.33
2003 25 -
2004 28 Naik 3
Pelanggan 0.44%
2005 29.67 Naik 1.67
2006 26.33 Turun 3.34
2003 19.67 -
Proses Bisnis 2004 9.33 Turun 10.34
-0.33%
Internal 2005 17.33 Naik 8
2006 18.67 Naik 1.34
2003 15.67 -
Pembelajaran & 2004 16.33 Naik 0.66
4.44%
Pertumbuhan 2005 26 Naik 9.67
2006 29 Naik 3
210
perusahaan dengan metode OMAX pada PT. WIKA Beton ialah sebagai berikut:
sebesar 16.34% dari tahun 2003, pada tahun 2005 meningkat sebesar
32% menjadi 57.67% dari tahun 2004, pada tahun 2006 kembali
sebesar 1.67% dari tahun 2004, pada tahun 2006 produktivitas untuk
10.34% dari tahun 2003, pada tahun 2005 terjadi peningkatan sebesar
8% dari tahun 2004, dan pada tahun 2006 kembali meningkat sebesar
Beton pada tahun 2004 meningkat sebesar 0.66% dari tahun 2003,
pada tahun 2005 terjadi peningkatan sebesar 9.67% dari tahun 2004,
manajer harus menetapkan target untuk setiap ukuran yang ada, tiga sampai lima
212
apakah inisiatif-inisiatif yang ada saat ini akan membantu tercapainya target
Tabel 4.59 Tahapan Proses Perencanaan Inisiatif Strategis PT. WIKA Beton
Perspektif dan
No. Lag Indicator Lead Indicator Target Inisiatif
Sasaran Strategis
Pembelajaran &
A.
Pertumbuhan
1 Meningkatkan Produktivitas Tingkat Produktivitas Tenaga Besarnya nilai penjualan Peningkatan tingkat produktivitas Meningkatkan kepuasan dan
Tenaga Kerja Kerja Tingkat kepuasan tenaga kerja sebesar 25% per tahun kompetensi para tenaga kerja
Tingkat kompetensi tenaga kerja Menyusun rencana kerja yang
jelas dan efektif untuk setiap
area fungsional dalam
organisasi
2 Meningkatkan Kepuasan Tenaga Employee Turnover rate Besarnya upah dan insentif yang Penurunan tingkat keluar-masuk Meningkatkan kepuasan
Kerja diterima oleh para pegawai tenaga kerja dengan alasan tenaga kerja dengan
Iklim kerja yang baik ketidakpuasan sebesar 1% per pemberian insentif kerja yang
Tingkat absensi tenaga kerja tahun proporsional terhadap prestasi
Penurunan absensi para pegawai yang dicapai
Peningkatan pemberian insentif Menjaga iklim kerja yang
kerja kepada para pegawai kondusif mulai dari pihak
Meningkatkan motivasi tenaga manajemen tingkat atas
kerja hingga kepada para pekerja
pelaksana
3 Meningkatkan Kompetensi Tingkat proporsi tenaga kerja Jumlah tenaga kerja yang Peningkatan rata-rata persentase Menambah program pelatihan
Tenaga Kerja yang mengikuti program berminat terhadap program training coverage sebesar 20% per & pendidikan yang tepat dan
pelatihan & pendidikan (training pelatihan tahun sesuai dengan perkembangan
coverage) Jumlah pengadaan program Menghasilkan tenaga kerja yang ilmu pengetahuan
training & pendidikan memiliki kompetensi dan Menciptakan Knowledge
kapabilitas tinggi Management System
212