Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Search form
Toggle navigation
Home BAB 9. MASALAH BEDAH YANG SERING DIJUMPAI9.3 CEDERA 9.3.1 Luka Bakar
Bahasa Indonesia
BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT
BAB 1. TRIASE & KONDISI GAWAT DARURAT (PEDIATRI GAWAT DARURAT)
BAB 2. PENDEKATAN DIAGNOSIS PADA ANAK SAKIT
BAB 3. MASALAH-MASALAH BAYI BARU LAHIR DAN BAYI MUDA
BAB 4. BATUK DAN ATAU KESULITAN BERNAPAS
BAB 5. DIARE
BAB 6. DEMAM
BAB 7. GIZI BURUK
BAB 8. ANAK DENGAN HIV/AIDS
BAB 9. MASALAH BEDAH YANG SERING DIJUMPAI
o 9.1 PERAWATAN PRA-, SELAMA DAN PASCA-PEMBEDAHAN
o 9.2 MASALAH PADA BAYI BARU LAHIR
o 9.3 CEDERA
9.3.1 LUKA BAKAR
9.3.2 PRINSIP PERAWATAN LUKA
9.3.3 FRAKTUR
9.3.4. CEDERA KEPALA
9.3.5 CEDERA DADA DAN PERUT
o 9.4 MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN ABDOMEN
BAB 10. PERAWATAN PENUNJANG
BAB 11. MEMANTAU KEMAJUAN ANAK
BAB 12. KONSELING DAN PEMULANGAN DARI RUMAH SAKIT
LAMPIRAN 1. PROSEDUR PRAKTIS
LAMPIRAN 2. DOSIS OBAT
LAMPIRAN 3. UKURAN PERALATAN YANG DIPERLUKAN UNTUK ANAK
LAMPIRAN 4. CAIRAN INFUS
LAMPIRAN 5. MELAKUKAN PENILAIAN STATUS GIZI ANAK
LAMPIRAN 6. ALAT BANTU DAN BAGAN
9.3.1 Luka Bakar
Luka bakar dan luka akibat benda panas berkaitan dengan risiko tinggi kematian pada anak.
Yang bertahan hidup, akan menderita cacat dan trauma psikis sebagai akibat rasa sakit dan
perawatan yang lama di rumah sakit.
Penilaian
Luka bakar dapat terjadi pada sebagian lapisan kulit atau lebih dalam. Luka bakar yang
dalam (full-thickness) berarti seluruh ketebalan kulit pasien mengalami kerusakan dan tidak
akan terjadi regenerasi kulit.
Tanyakan dua hal berikut:
Rawat inap semua pasien dengan luka bakar >10% permukaan tubuh; yang meliputi
wajah, tangan, kaki, perineum, melewati sendi; luka bakar yang melingkar dan yang
tidak bisa berobat jalan.
Periksa apakah pasien mengalami cedera saluran respiratorik karena menghirup
asap (napas mengorok, bulu hidung terbakar),
o Luka bakar wajah yang berat atau trauma inhalasi mungkin memerlukan
intubasi, trakeostomi
o Jika terdapat bukti ada distres pernapasan, beri oksigen (lihat bagian 10.7).
Resusitasi cairan (diperlukan untuk luka bakar permukaan tubuh > 10%). Gunakan
larutan Ringer laktat dengan glukosa 5%, larutan garam normal dengan glukosa 5%,
atau setengah garam normal dengan glukosa 5%.
o 24 jam pertama: hitung kebutuhan cairan dengan menambahkan cairan dari
kebutuhan cairan rumatan (lihat bagan 17) dan kebutuhan cairan resusitasi (4
ml/kgBB untuk setiap 1% permukaan tubuh yang terbakar)
Berikan ½ dari total kebutuhan cairan dalam waktu 8 jam pertama, dan
sisanya 16 jam berikutnya.
Contoh: untuk pasien dengan berat badan 20 kg dengan luka bakar
25%
Total cairan dalam waktu 24 jam pertama
= (60 ml/jam x 24 jam) + 4 ml x 20kg x 25% luka bakar
= 1440 ml + 2000 ml
= 3440 ml (1720 ml selama 8 jam pertama)
o 24 jam kedua: berikan ½ hingga ¾ cairan yang diperlukan selama hari
pertama
o Awasi pasien dengan ketat selama resusitasi (denyut nadi, frekuensi napas,
tekanan darah dan jumlah air seni)
o Transfusi darah mungkin diberikan untuk memperbaiki anemia atau pada luka-
bakar yang dalam untuk mengganti kehilangan darah.
Mencegah Infeksi
o Jika kulit masih utuh, bersihkan dengan larutan antiseptik secara perlahan
tanpa merobeknya.
o Jika kulit tidak utuh, hati-hati bersihkan luka bakar. Kulit yang melepuh harus
dikempiskan dan kulit yang mati dibuang.
o Berikan antibiotik topikal/antiseptik (ada beberapa pilihan bergantung
ketersediaan obat: peraknitrat, perak-sulfadiazin, gentian violet, povidon dan
bahkan buah pepaya tumbuk). Antiseptik pilihan adalah perak-sulfadiazin
karena dapat menembus bagian kulit yang sudah mati. Bersihkan dan balut
luka setiap hari.
o Luka bakar kecil atau yang terjadi pada daerah yang sulit untuk ditutup dapat
dibiarkan terbuka serta dijaga agar tetap kering dan bersih.
Obati bila terjadi infeksi sekunder
o Jika jelas terjadi infeksi lokal (nanah, bau busuk, selulitis), kompres jaringan
bernanah dengan kasa lembap, lakukan nekrotomi, obati dengan amoksisilin
oral (15 mg/kgBB/dosis 3 kali sehari), dan kloksasilin (25 mg/kgBB/dosis 4 kali
sehari). Jika dicurigai terdapat septisemia gunakan gentamisin (7.5 mg/kgBB
IV/IM sekali sehari) ditambah kloksasilin (25–50 mg/kgBB/dosis IV/IM 4 kali
sehari). Jika dicurigai terjadi infeksi di bawah keropeng, buang keropeng
tersebut .
Menangani rasa sakit
o Pastikan penanganan rasa sakit yang diberikan kepada pasien
adekuattermasuk perlakuan sebelum prosedur penanganan, seperti
mengganti balutan.
o Beri parasetamol oral (10–15 mg/kgBB setiap 6 jam) atau analgesik narkotik
IV (IM menyakitkan), seperti morfin sulfat (0.05–0,1 mg/kg BB IV setiap 2–4
jam) jika sangat sakit.
Periksa status imunisasi tetanus
o Bila belum diimunisasi, beri ATS atau immunoglobulin tetanus (jika ada)
o Bila sudah diimunisasi, beri ulangan imunisasi TT (Tetanus Toksoid) jika
sudah waktunya.
Nutrisi
o Bila mungkin mulai beri makan segera dalam waktu 24 jam pertama.
o Anak harus mendapat diet tinggi kalori yang mengandung cukup protein,
vitamin dan suplemen zat besi.
o Anak dengan luka bakar luas membutuhkan 1.5 kali kalori normal dan 2-3 kali
kebutuhan protein normal.
Cegah kontraktur dengan mobilisasi pasif atau dengan membidai permukaan fleksor
Balutan dapat menggunakan gips. Balutan ini harus dipakai pada waktu pasien tidur.
Harus dimulai sedini mungkin dan berlanjut selama proses perawatan luka bakar.
Jika pasien dirawat-inap dalam jangka waktu yang cukup lama, sediakan mainan
untuk pasien dan beri semangat untuk tetap bermain.