Вы находитесь на странице: 1из 11

HASIL RESUME

RESEARCH METHODS FOR BUSINESS:


A Skill-Building Approach

Dosen Pengampu
Dr. Misnen Ardiansyah, S.E., MM., Akt.,

Oleh

Desi Wahyuni
NIM. 18208011006

PROGRAM STUDI MAGISTER EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2019
DESI WAHYUNI (18208011006)

CHAPTER 12: MEASUREMENT: SCALLING, RELIABILITY, VALIDITY

Sekarang kita telah mengetahui bagaimana cara mengoperasionalisasikan konsep atau variable.
Disini kita perlu menetapkan angka (atau simbol lain) sebagai cara. Hal penting yang harus diingat
adalah aturan dalam menetapkan angka sebagai karakteristik atau atribut dari sebuah objek harus
distandarisasikan dan diterapkan secara konstan. Angka memberikan kita tampilan analisis statistik
dari data dan hasil uji hipotesis yang telah kita kembangkan.

Four Types of Scales


Sebuah skala adalah alat atau mekanisme dimana individu-individu dibedakan,
bagaimana mereka berbeda satu sama lain pada variabel yang menarik bagi penelitian. Skala
melibatkan penciptaan sebuah rangkaian kesatuan dimana objek berada.
1. Nominal Scale
Skala nominal adalah salah satu alat yang memungkinkan peneliti untuk
menetapkan subjek ke dalam kategori atau kelompok tertentu. Contohnya untuk
variabel gender, responden bisa dibagi ke dalam dua grup. Laki-laki dan
perempuan. Dua grup ini bisa diberikan kode angka 1 dan 2. Angka ini hanya
sekedar angka tanpa nilai yang lebih antara satu dan yang lainnya, atau lebih
ekslusif antara satu dan yang lainnya.
2. Ordinal Scale
Sebuah skala ordinal tidak hanya mengkategorikan variabel sedemikian rupa untuk
menunjukkan perbedaan diantara berbagai kategori, tetapi skala ini juga
memberikan peringkat kategori dalam beberapa cara yang berarti. Dimana setiap
variabel dikategorikan menurut beberapa preferensi, skala ordinal akan digunakan.
Contoh ranking, urutan kesukaan, dan lain-lain.
3. Interval Scale
Sebuah skala interval memungkinkan kita untuk melakukan operasi aritmatika
tertentu pada data yang dikumpulkan dari responden. Sedangkan skala nominal
memungkinkan kita hanya untuk secara kualitatif membedakan kelompok dengan
mengelompokkan mereka ke dalam hal yang eksklusif dan kolektif lengkap, dan
skala ordinal ke peringkat preferensi, skala interval memungkinkan kita mengukur
jarak antara dua titik pada skala. Hal ini membantu kita untuk menghitung sarana
dan standar deviasi dari tanggapan pada variabel. Dengan kata lain, skala interval

2
DESI WAHYUNI (18208011006)

tidak hanya kelompok individu menurut kategori, tetapi juga mengukur besarnya
perbedaan preferensi antara individu.
4. Ratio Scale
Skala Rasio mengatasi kelemahan dari titik asal yang acak dari skala interval, dalam
hal ini memiliki titik nol yang mutlak (berbeda dengan acak), yang merupakan titik
pengukuran yang lebih berarti. Dengan demikian skala rasio tidak hanya mengukur
besarnya perbedaan antara poin pada skala, tetapi juga proporsi dalam perbedaan.
Skala ini merupakan skala yang paling kuat dari empat skala yang lain, karena
memiliki titik asal nol yang unik (tidak acak) dan menggolongkan semua dari tiga
skala lainnya. Berat adalah contoh yang baik dari skala rasio. Ini memiliki asal
mutlak nol yang dikalibrasi, yang memungkinkan kita untuk menghitung rasio bobot
dua individu.

Rating Scales
Skala penilaian berikut sering digunakan dalam penelitian bisnis:
a. Dichotomous Scale
Skala dikotomi digunakan untuk mendapatkan jawaban Ya atau Tidak.
b. Category Scales
Skala kategori menggunakan beberapa item untuk mendapatkan respon tunggal
sebagai jawaban. Skala Ini juga menggunakan skala nominal.
c. Semantic Differential Scale
Skala diferensial semantik ini digunakan untuk menilai sikap responden terhadap
merek tertentu, iklan, objek, atau individu. Tanggapan dapat diplot untuk
mendapatkan ide bagus dari persepsi mereka. Skala ini diperlakukan sebagai skala
interval.
d. Numerical Scale
Skala numerik mirip dengan skala diferensial semantik, dimana perbedaannya
terletak pada adanya angka skala lima atau tujuh poin, dengan kata sifat bipolar
pada kedua ujungnya. Skala ini juga merupakan skala interval.
e. Itemized Rating Scale
Skala lima atau tujuh poin dengan jangkar dibutuhkan, skala ini disediakan untuk
setiap item dan responden menyatakan jumlah yang tepat di sisi setiap item, atau
melingkari nomor yang relevan terhadap setiap item. Skala ini menggunakan skala
interval.
f. Likert Scale

3
DESI WAHYUNI (18208011006)

Skala Likert dirancang untuk melihat seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju
dengan pernyataan dalam skala 5 poin yang dirancang. Skala ini juga merujuk
kepada summated scale.
g. Fixed or Constant Sum Scale
Disini responden diminta untuk mendistribusikan jumlah poin dalam berbagai item.
Bersifat lebih ke arah skala ordinal.
h. Stapel Scale
Skala ini secara langsung mengukur kedua arah dan intensitas sikap terhadap item
yang diteliti sekaligus. Karakteristik yang menarik bagi penelitian ditempatkan di
pusat dengan bentangan jarak skala numerik, katakan saja jarak bentangan dari +3
sampai -3.
i. Graphic Rating Scale
Sebuah gambaran grafis yang membantu responden untuk mengindikasikan pada
skala ini jawaban mereka atas pertanyaan tertentu dengan menempatkan tanda
pada titik yang tepat pada baris. Skala ini juga merupakan skala ordinal.
j. Consensus Scale
Skala juga dapat dikembangkan oleh konsensus, dimana panel penilai memilih item
tertentu, yang menurutnya dapat mengukur konsep yang relevan. Item yang dipilih
terutama didasarkan pada ketepatan atau relevansi dengan konsep mereka. Skala
konsensus tersebut dikembangkan setelah item yang dipilih diperiksa dan diuji
validitas dan reliabilitasnya. Salah satu skala konsensus adalah Thurstone Equal
Appearing Interval Scale, dimana konsep diukur melalui proses yang kompleks yang
diikuti oleh panel penilai.
k. Other Scales
Ada juga beberapa metode skala tingkat atas seperti skala multidimensi, dimana
benda, orang, atau keduanya, secara visual diskalakan, dan analisis conjoint
dilakukan. Hal ini memberikan gambaran visual dari hubungan dalam suatu ruang
antara dimensi suatu konstruksi.

Ranking Scales
Skala peringkat digunakan untuk menngetahui preferensi antara dua atau lebih benda atau barang
(bersifat ordinal). Namun, peringkat tersebut tidak memberikan petunjuk definitif untuk beberapa
jawaban yang dicari.
1) Paired Comparison

4
DESI WAHYUNI (18208011006)

Skala perbandingan berpasangan digunakan ketika, diantara sejumlah kecil benda


responden diminta untuk memilih antara dua objek tersebut pada suatu waktu. Hal ini
membantu untuk menilai preferensi.
2) Forced Choice
Skala ini memungkinkan responden untuk merangking objek relatif terhadap satu
sama lain, diantara alternatif yang disediakan. Hal ini akan lebih mudah digunakan
bagi responden apabila jumlah pilihan tidak terlalu banyak.
3) Comparative Scale
Skala perbandingan menyediakan patokan atau titik acuan untuk menilai sikap
terhadap objek saat ini, peristiwa, atau situasi yang diteliti.

International Dimensions of Scalling


Bagian dari sensitifitas definisi operasional dari suatu konsep dalam budaya yang
berbeda, dalam hal memberikan skala juga membutuhkan penanganan dalam penelitian lintas
budaya. Perbedaan budaya memberikan reaksi yang berbeda terhadap pemberian skala. Misalnya
dalam beberapa penelitian di beberapa daerah, skala tujuh poin lebih sensitif dibandingkan dengan
skala empat poin dalam hal menemukan tanggapan yang baik (tidak terjadi gangguan).

Goodness of Measures
Sekarang kita telah melihat bagaimana mendefinisikan secara operasional variabel dan
menerapkan teknik skala yang berbeda. Penting untuk memastikan bahwa instrumen yang kita
kembangkan untuk mengukur konsep tertentu memang akurat mengukur variabel, dan bahwa
dalam kenyataannya, kita benar-benar mengukur konsep dengan alasan untuk mengukur. Hal ini
juga membuktikan bahwa ketika mengoperasionalisasikan persepsi dan sikap variabel, kita tdak
melihatnya secara berlebihan. Berikut hal-hal yang dapat memastikan bahwa langkah-langkah
yang kita kembangkan memiliki alasan yang baik.
1. Item Analysis
2. Validity
 Content Validity
 Criterion-Related Validity (Concurrent Validity and Predictive Validity)
 Construct Validity (Convergent Validity and Discriminant Validity)
3. Reliability
 Stability of Measures
 Test-Retest Reliability
 Parallel-Form Reliability
 Internal Consistency of Measures
 Interitem Consistency Reliability
 Split-Half Reliability

5
DESI WAHYUNI (18208011006)

Reflective versus Formative Measurement Scales


Pada saat ini, penting untuk kembali ke anggapan bahwa item-item dari ukuran multi-item
harus bersatu sebagai satu perangkat dan mampu secara mandiri mengukur konsep yang sama.
Tetapi faktanya adalah bahwa item yang mengukur konsep tidak harus selalu bersatu. Ini hanya
berlaku untuk skala reflektif, tetapi tidak untuk skala formatif.
What Is Reflective Scale?
Dalam skala reflektif semua item dianggap saling berkorelasi.
What Is a Formative Scale and Why Do The Items of a Formative Scale Not Necessarily Hang
Together?
Skala formatif digunakan ketika konstruk dilihat sebagai kombinasi yang menjelaskan indikator-
indikatornya (Fornell & Bookstein, 1982; Fornell, 1987).

CHAPTER 13: SAMPLING

Jika data tidak dikumpulkan dari orang-orang, peristiwa, atau benda yang dapat
memberikan jawaban yang benar untuk memecahkan masalah, survei akan menjadi sia-sia.
Proses pemilihan individu yang tepat, benda, atau peristiwa sebagai wakil untuk seluruh populasi
disebut “sampel”.

Population, Element, Sample, Sampling Unit, and Subject


Population

6
DESI WAHYUNI (18208011006)

Populasi mengacu pada kelompok orang secara keseluruhan, kejadian/peristiwa, atau


suatu hal yang peneliti minati untuk diinvestigasi/diteliti. Contohnya, bila CEO sebuah perusahaan
komputer ingin mengetahui jenis strategi periklanan yang dipakai oleh perusahaan-perusahaan
komputer di Silicon Valley, maka semua perusahaan komputer yang berkedudukan disana akan
menjadi populasinya.
Element
Elemen merupakan satu anggota populasi. Contohnya, jika 1000 pekerja dalam
organisasi tertentu menjadi populasi dari sebuah penelitian, setiap pekerja di dalamnya adalah
elemennya. Sensus merupakan perhitungan atas seluruh elemen dalam populasi manusia.
Sample
Sampel adalah subjek dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih
dari populasi. Sejumlah, tapi tidak semua elemen populasi akan membentuk sampel. Contohnya
dari 1000 pekerja, 200 pekerjanya adalah sampel dari suatu penelitian.
Sampling Unit
Unit sampling adalah elemen atau set dari elemen yang tersedia untuk diseleksi dalam
beberapa tahap proses menyampel.
Subject
Subjek merupakan satu anggota dari sampel, sebagaimana elemen adalah satu anggota
dari populasi. Misalkan 200 pekerja merupakan sampel dari suatu populasi. Setiap 200 pekerja dari
sampel tersebut merupakan subjek dalam sebuah penelitian.

Parameters
Karakteristik dari populasi seperti μ (populasi), σ (standar deviasi populasi), and σ2
(varians populasi) disebut sebagai parameter.

Reasons for Sampling


Alasan untuk menggunakan sampel, dan bukannya mengumpulkan data seluruh pupolasi
sudah sangat jelas. Dalam penelitian yang melibatkan ratusan dan bahkan ribuan elemen, secara
praktis mustahil untuk mengumpulkan data, menguji, atau menelaah tiap elemen. Hal ini bisa
dilakukan tetapi akan memakan biaya, waktu, dan tenaga. Penelitian terhadap sampel dan bukan
seluruh elemen populasi kadang kala juga sangat mungkin menghasilkan hasil yang lebih
terpercaya.

7
DESI WAHYUNI (18208011006)

Representativeness of Samples
Kebutuhan untuk memilih sampel yang tepat untuk penelitian bukanlah hal yang
berlebihan. Kita tahu bahwa jarang sampel menjadi replika tepat dari populasi dimana sampel
diambil. Mudahnya, sampel tidak mencerminkan populasi dengan tepat.

Normality of Distributions
Atribut atau karakteristik populasi umumnya berdistribusi normal. Mudahnya, atribut
seperti tinggi, kebanyakan orang akan dikelompokkan tinggi rata-rata. Hanya sebagian kecil yang
pendek maupun jangkung. Bila sifat populasi tidak overrepresented atau underrepresented dalam
sampel maka akan diperoleh sampel yang representatif.

The Sampling Process


Langkah dalam mengambil sampel:
1. Membatasi populasi.
2. Menentukan kerangka sampel.
3. Menentukan desain sampel.
4. Menentukan ukuran sampel yang pas.
5. Melaksanakan proses pengambilan sampel.

Probability Sampling
Bila elemen populasi memiliki peluang yang diketahui untuk terpilih sebagai subjek dalam
sampel, maka kita memilih desain pengambilan sampel dengan cara probabilitas. Pengambilan
sampel cara probabilitas dapat bersifat pengambilan sampel secara acak sederhana atau rumit.
Unrestricted or Simple Random Sampling
Tiap elemen populasi memiliki peluang yang diketahui dan sama untuk terpilih sebagai subjek.
Desain pengambilan sampel ini memiliki bias paling sedikit dan memberikan generalisasi paling
luas. Tetapi, proses pengambilan sampel ini dapat menjadi tidak praktis dan mahal.
Complex Probability Sampling
Prosedur pengambilan sampel dengan cara ini, memberikan alternatif yang layak dan terkadang
lebih efisien daripada desain tidak terbatas. Terdapat lima cara desain pengambilan sampel cara
probabilitas kompleks yang paling lazim yaitu pengambilan sampel sistematis, pengambilan
sampel acak strata, pengambilan sampel klaster, pengambilan sampel area, dan dua kali
pengambilan sampel.

Nonprobability Sampling

8
DESI WAHYUNI (18208011006)

Dalam desain pengambilan sampel cara nonprobabilitas, probabilitas elemen dalam


populasi untuk terpilih sebagai subjek sampel tidak diketahui. Hal tersebut berarti bahwa temuan
dari studi terhadap sampel tidak dapat secara meyakinkan digeneralisasikan pada populasi.
Convenience Sampling
Pengoleksian informasi dari anggota populasi yang bisa mudah untuk membuktikannya.
Purposive sampling
Terbatas pada jenis tertentu orang-orang yang dapat memberikan informasi yang diinginkan, baik
karena mereka adalah satu-satunya yang memilikinya, atau mereka mengkonfirmasi beberapa
kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Ada dua tipe dari model ini, yaitu judgment sampling dan
quota sampling.

Examples of When Certain Sampling Design Would be Appropriate

 Simple Random Sampling: Temuan yang umum dalam suatu populasi.


 Stratified Random Sampling: Perbedaan informasi yang dibutuhkan dalam
berbagai strata dalam populasi.
 Systematic Sampling: Jika kerangka sampling besar, dan daftar unsur-unsur
mudah tersedia dalam satu tempat.
 Cluster Sampling: Berbagai jenis grup dipelajari dalam satu waktu.
 Area Sampling: Tujuan penelitian terbatas pada wilayah atau daerah tertentu.
 Double Sampling: Menginginkan informasi lebih dengan tambahan biaya yang
kecil.
 Convenience Sampling: Ingin mendapatkan informasi “cepat” untuk
mendapatkan “rasa” atas suatu fenomena atau variabel yang diminati.
 Judgment Sampling: Ada masukan informasi khusus pada topik penting
penelitian.
 Quota Sampling: Pelibatan semua kelompok yang diteliti, kelompok-kelompok
yang kecil jumlahnya tidak diabaikan.

Sampling in Cross-Cultural Research


Dalam penelitian lintas-budaya, kita harus peka terhadap isu pemilihan sampel yang
cocok di negara yang berbeda. Sifat dan jenis organisasi diteliti, apakah subjek berasal dari daerah
pedesaan atau perkotaan, dan jenis desain pengambilan sampel yang digunakan, semua harus
serupa di negara-negara yang berbeda untuk memungkinkan perbandingan yang sebenarnya.

Issues of Precision and Confidence in Determining Sample Size

9
DESI WAHYUNI (18208011006)

Precision
Ketelitian mengacu pada seberapa dekat taksiran kita dengan karakteristik populasi yang
sebenarnya. Biasanya kita akan menaksir parameter populasi berada dalam suatu kisaran,
berdasarkan taksiran sampel.
Confidence
Keyakinan menunjukkan seberapa yakin bahwa taksiran kita akan benar-benar berlaku bagi
populasi.

Sample Data, Precision, and Confidence in Estimation


Ketelitian dan keyakinan adalah isu penting dalam pengambilan sampel karena ketika kita
menggunakan data sampel untuk menarik kesimpulan tentang populasi, kita berharap untuk
mengenai sasaran dan mengetahui tingkat kemungkinan kesalahan. Karena tingkat poin taksiran
tidak menyediakan ukuran kemungkinan kesalahan, kita melakukan penaksiran interval untuk
memastikan penaksiran yang relatif akurat terhadap parameter populasi.

Trade Off Between Confidence and Precision


Peneliti perlu mempertimbangkan sekurangnya empat aspek ketika membuat keputusan
mengenai ukuran sampel untuk penelitian: (1) Seberapa besar ketelitian yang dibutuhkan dalam
menaksir karakteristik populasi yang diteliti. (2) Berapa besar keyakinan yang benar-benar
diperlukan. (3) Sampai tingkat apa variabilitas karakteristik populasi diteliti? (4) Bagaimana analisis
biaya manfaat dari meningkatkan ukuran sampel?.

Sample Data and Hypothesis Testing


Data sampel bukan hanya digunakan untuk menaksirkan parameter populasi, tetapi juga
menguji hipotesis tentang nilai populasi. Prosedur untuk pengujian ini menggabungkan informasi
yang sama seperti dalam interval estimasi, akan tetapi tujuan di belakang dua metode ini agak
berbeda.

Determining The Sample Size


S
Formula dalam menentukan ukuran sampel Sx =
√n
Dalam penelitian, kerangka teoretis memiliki beberapa variabel penelitian, dan muncul
pertanyaan bagaimana kita menentukan ukuran sampel jika semua faktor dimasukkan. Krejcie dan
Morgan (1970) menyederhanakan ukuran sampel dengan menyusun sebuah tabel yang
memastikan model keputusan yang baik.

10
DESI WAHYUNI (18208011006)

Importance of Sampling Design and Sample Size


Jika desain pengambilan sampel yang tepat tidak digunakan, ukuran sampel yang besar
tidak akan membiarkan temuan untuk digeneralisasikan pada populasi. Karena itu, keputusan
pengambilan sampel harus mempertimbangkan desain pengambilan sampel dan ukuran sampel.

Efficiency in Sampling
Efisiensi dalam pengambilan sampel tercapai ketika untuk tingkat ketelitian tertentu
(standard error), ukuran sampel dapat dikurangi, atau untuk ukuran sampel tertentu (n), tingkat
ketelitian dapat ditingkatkan. Pemilihan desain pengambilan sampel bergantung pada tujuan
penelitian, luas, dan sifat efisiensi yang diinginkan.

Sampling as Related to Qualitative Studies


Pengambilan sampel dalam studi kualitatif dimulai dengan membatasi target populasi.
Untuk teknik sampel, studi kualitatif biasanya menggunakan nonprobability sampling dimana tidak
ada bantuan statistik. Disini digunakan salah satu tipe purposive sampling yang disebut theoritical
sampling.

Managerial Implications
Memperhatikan desain pengambilan sampel dan ukuran sampel membantu manajer
memahami bagaimana metode pengambilan sampel digunakan oleh peneliti, juga membantu
memfasilitasi manajer untuk mengetahui implikasi biaya dari perbedaan desain dan hal lainnya. Hal
ini membantu manajer memahami risiko yang diambil dalam penerapan perubahan yang
didasarkan penelitian.

11

Вам также может понравиться