Вы находитесь на странице: 1из 73

Halaman 1

Vaksin untuk mencegah malaria (pra-eritrositik) (Review)


Graves PM, Gelband H
Ini adalah cetak ulang dari tinjauan Cochrane, disiapkan dan dikelola oleh The Cochrane
Collaboration dan diterbitkan dalam The Cochrane Library
2009, Terbitan 1
Http://www.thecochranelibrary.com
Vaksin untuk mencegah malaria (pra-eritrositik) (Review)
Copyright © 2009 Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons, Ltd.

Halaman 2
DAFTAR ISI
1
HEADER . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2
RINGKASAN BAHASA PLAIN
..............................
2
LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3
TUJUAN
.....................................
3
METODE. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5
HASIL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
8
PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
8
KESIMPULAN PENULIS
...............................
9
UCAPAN TERIMA KASIH
................................
9
REFERENSI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
11
KARAKTERISTIK STUDI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
23
DATA DAN ANALISIS. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Analisis 1.1. Perbandingan 1 vaksin CS-NANP versus kontrol, Hasil 1 Infeksi malaria baru. .
......
25
Analisis 2.1. Perbandingan 2 vaksin CS-102 versus kontrol, Hasil 1 Mual. . . . . . . . . . . . . .
25
Analisis 2.2. Perbandingan 2 vaksin CS-102 versus kontrol, Hasil 2 Demam. . . . . . . . . . . . . .
.
26
Analisis 2.3. Perbandingan 2 vaksin CS-102 versus kontrol, Hasil 3 Malaise. . . . . . . . . . . . . .
26
Analisis 3.1. Perbandingan 3 RTS, S vaksin versus kontrol, Hasil 1 Infeksi baru: berdasarkan
jenis tantangan. . . . .
27
Analisis 3.2. Perbandingan 3 RTS, S vaksin versus kontrol, Hasil 2 Infeksi baru: berdasarkan
kelompok umur. . . . . . .
28
Analisis 3.3. Perbandingan 3 RTS, vaksin S versus kontrol, Hasil 3 episode malaria klinis. . . .
....
29
Analisis 3.4. Perbandingan 3 RTS, vaksin S versus kontrol, Hasil 4 Episode klinis malaria:
per tahun. . . . .
29
Analisis 3.5. Perbandingan 3 RTS, S vaksin versus kontrol, Hasil 5 Malaria berat. . . . . . . . . .
..
30
Analisis 3.6. Perbandingan 3 RTS, vaksin S versus kontrol, Hasil 6 Malaria yang
memerlukan penerimaan. . . . . . .
30
Analisis 3.7. Perbandingan 3 RTS, S vaksin versus kontrol, Hasil 7 Masuk ke rumah sakit
untuk alasan apapun. . . . .
31
Analisis 3.8. Perbandingan 3 RTS, S vaksin versus kontrol, Hasil 8 Prevalensi parasitemia. . .
.....
31
Analisis 3.9. Perbandingan 3 RTS, vaksin S versus kontrol, Hasil 9 Anemia (volume sel yang
dikemas <25%). . . .
32
Analisis 3.10. Perbandingan 3 RTS, S vaksin versus kontrol, Hasil 10 Kejadian buruk. . . . . . .
....
33
Analisis 3.11. Perbandingan 3 RTS, vaksin S versus kontrol, Hasil 11 Efek samping yang
parah. . . . . . . . .
37
Analisis 4.1. Perbandingan 4 vaksin ME-TRAP versus kontrol, Hasil 1 Infeksi malaria baru. .
......
38
Analisis 4.2. Perbandingan 4 vaksin ME-TRAP versus kontrol, Hasil 2 episode malaria klinis.
......
38
Analisis 4.3. Perbandingan 4 vaksin ME-TRAP versus kontrol, Hasil 3 Kepadatan
Plasmodium falciparum. . .
39
Analisis 4.4. Perbandingan 4 vaksin ME-TRAP versus kontrol, Hasil 4 Volume sel padat. . . .
..
39
Analisis 4.5. Perbandingan 4 vaksin ME-TRAP versus kontrol, Hasil 5 Kejadian buruk. . . . . .
....
40
40
LAMPIRAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
41
APA YANG BARU . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
41
SEJARAH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
42
KONTRIBUSI PENULIS. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
42
PERNYATAAN KEPENTINGAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
42
SUMBER DUKUNGAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
42
PERSYARATAN INDEKS
....................................
saya
Vaksin untuk mencegah malaria (pre-eritrositik) (Review)
Copyright © 2009 Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons, Ltd.

Halaman 3
[Tinjauan Intervensi]
Vaksin untuk mencegah malaria (pra-eritrositik)
Patricia M Graves 1, Hellen Gelband 2
1 EpiVec Consulting, Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. 2 Sumber Daya untuk Masa Depan, Washington, DC, USA
Alamat kontak: Patricia M Graves, EpiVec Consulting, Atlanta, Georgia, GA 30341, USA.
Epivec@comcast.net . Pmgraves@aol.com .
Kelompok Editorial: Cochrane Infectious Diseases Group.
Status Publikasi dan tanggal: Diedit (tidak ada perubahan ke kesimpulan), yang diterbitkan
pada Edisi 1, 2009.
Konten ulasan dinilai sebagai up-to-date: 13 Juni 2006.
Kutipan: Graves PM, Gelband H. Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit). Database
Cochrane of Systematic Reviews 2006,
Edisi 4. Seni. Tidak: CD006198. DOI: 10.1002 / 14651858.CD006198.
Copyright © 2009 Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons, Ltd.
ABSTRAK
Latar Belakang
Vaksin terhadap semua tahap parasit malaria dalam pengembangan, terutama untuk
Plasmodium falciparum, yang menyebabkan paling serius
Bentuk malaria. Vaksin pra-eritrositik bertindak untuk mencegah atau menunda serangan
malaria dengan menyerang tahap sporozoit dan hati sebelum
Parasit mencapai aliran darah.
Tujuan
Untuk menilai efikasi dan keamanan vaksin malaria pra-eritrositik terhadap semua jenis
malaria manusia.
Strategi pencarian
Pada bulan Maret 2006, kami mencari Penyakit Cochrane Infectious Grup Khusus Register,
TENGAH (The Cochrane Library 2006,
Edisi 1), MEDLINE, EMBASE, LILAC, dan Indeks Citation Science. Kami juga mencari
proses konferensi dan daftar referensi
Artikel, dan organisasi dan peneliti yang dihubungi di lapangan.
Kriteria seleksi
Uji coba terkontrol acak yang membandingkan vaksin pra-eritrositik dengan plasebo, vaksin
kontrol, atau tindakan pengendalian antimalaria rutin.
Pada orang-orang dari segala umur yang menerima tantangan buatan atau paparan alami
terhadap infeksi malaria.
Pengumpulan dan analisis data
Kedua penulis secara independen menilai kualitas uji dan data yang diekstraksi. Hasil meta-
analisis dinyatakan sebagai rasio risiko dengan 95%
Confidence interval (CI) menggunakan analisis intention-to-treat.
Hasil utama
Sembilan percobaan keamanan dan keberhasilan, dan dua uji coba keselamatan, dengan lebih
dari 3000 peserta disertakan. Pada anak-anak semi-imun, RTS, S
Vaksin mengurangi episode klinis malaria sebesar 26% (95% CI 13% sampai 37%) dan
malaria berat sebesar 58% (95% CI 15% sampai 79%) untuk
Sampai 18 bulan Prevalensi parasitemia juga berkurang 26% (95% CI 11% menjadi 38%)
pada enam bulan setelah imunisasi. RTS, S
Juga mengurangi episode malaria klinis sebesar 63% (95% CI 18% sampai 83%) pada pria
dewasa semi-kekebalan pada tahun kedua follow up
Setelah dosis booster. Tidak ada efek samping yang parah yang dinilai berkaitan dengan
vaksin RTS, S, meskipun frekuensi injeksi
Nyeri, pembengkakan, pembatasan gerak lengan, sakit kepala, dan malaise meningkat pada
kelompok vaksin. Tidak ada bukti efeknya
Vaksin CS-NANP (307 peserta, 3 percobaan), vaksin peptida CS102 (14 peserta, 1
percobaan), atau vaksin ME-TRAP (372
Peserta, 1 percobaan).
1
Vaksin untuk mencegah malaria (pra-eritrositik) (Review)
Copyright © 2009 Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons, Ltd.

Halaman 4
Kesimpulan penulis
Vaksin RTS, S efektif dalam mencegah sejumlah besar episode malaria klinis, termasuk
perlindungan yang baik terhadap yang parah
Malaria pada anak-anak selama 18 bulan Tidak ada efek samping yang parah akibat vaksin
ini. Progresi vaksin ini menuju perizinan
Dibenarkan sementara upaya untuk meningkatkan kemanjurannya terus berlanjut. Vaksin lain
tidak terlihat menjanjikan dan penelitian lebih lanjut merupakan prioritas.
RINGKASAN BAHASA PLAIN
Vaksin untuk mencegah malaria pada fase pra-eritrositik
Malaria adalah penyakit parasit yang disebarkan oleh nyamuk. Ini mempengaruhi jutaan
orang di seluruh dunia dan menyebabkan penyakit dan kematian yang signifikan.
Gejala malaria tidak rumit termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, dan muntah; Dan anak-
anak biasanya hadir juga
Dengan pernapasan cepat, batuk, dan kejang. Parah malaria menyebabkan ketidaksadaran dan
kematian. Malaria yang tidak rumit hampir bisa
Selalu disembuhkan dengan obat yang tepat, diberikan segera setelah gejala muncul, namun
pada anak kecil khususnya, perkembangan dan kematian
Bisa datang dalam waktu 48 jam. Harapan - didukung oleh beberapa dekade penelitian yang
semakin menjanjikan - tetap bahwa satu atau lebih
Vaksin untuk mencegah malaria akan menambah alat pengendalian malaria yang ada.
Harapannya adalah bahwa vaksin yang berhasil akan menurun
Kejadian malaria, namun karena kompleksitas organisme dan faktor lainnya, perlindungan
tidak akan lengkap. Malaria
Parasit berkembang melalui beberapa fase dalam tubuh manusia yang menimbulkan respons
kekebalan yang berbeda, dan vaksin untuk semua fase
Sedang dalam pengembangan. Tinjauan ini melihat vaksin yang ditargetkan pada fase 'pra-
eritrositik' dari kehidupan parasit, fase sebelum
Parasit pertama memasuki aliran darah dari hati. Uji coba dari empat jenis vaksin terhadap P.
falciparum, manusia yang paling penting
Spesies malaria, tersedia untuk ulasan ini. Salah satunya (vaksin RTS, S) secara signifikan
mengurangi jumlah episode klinis
Malaria dan malaria berat pada anak-anak, sementara tiga vaksin lainnya tidak efektif dalam
kondisi persidangan. Tidak parah
Kejadian buruk yang diamati setelah vaksinasi RTS, S dinilai terkait dengan vaksinasi,
meskipun kejadian buruk seperti
Sakit kepala, bengkak, dan malaise.
LATAR BELAKANG
Malaria adalah penyakit yang parah dan melemahkan yang disebabkan oleh parasit
protozoa Plasmodium, yang ditularkan oleh banyak spesies
Nyamuk anopheline Empat spesies Plasmodium menginfeksi manusia.
Plasmodium falciparum adalah yang paling luas dan juga yang paling
Serius dan berpotensi fatal. Perkiraan terakhir tahunan
Jumlah kasus malaria klinis di seluruh dunia berkisar antara 214 sampai 397
juta ( WHO 2002 ; Breman 2004 ), Meski perkiraannya lebih tinggi
dari 515 juta (kisaran 300-660,000,000) kasus klinis P. falci-
Parum pada tahun 2002 telah diusulkan ( Salju 2005). Perkiraan an-
nual kematian (hampir semua dari P. falciparum malaria) diperkirakan
menjadi sekitar 1,1 juta ( WHO 2002; Breman 2004). Malaria
Kematian diyakini mencakup 3% dari total dunia Dis-
Kemampuan Adjustable Life Years (DALYs) hilang dan 10% dari DALY di
Afrika ( Breman 2004 ). Malaria juga secara signifikan meningkatkan risikonya
kematian anak dari penyebab lain ( Salju 2004). Hampir setengah dari
Populasi dunia tinggal di daerah di mana mereka terkena risiko
malaria ( Hay 2004 ); Meningkatnya jumlah pengunjung hingga endemik
Daerah juga beresiko.
Meskipun terus berupaya mengendalikan malaria, namun tetap merupakan upaya utama
Masalah kesehatan di banyak wilayah di dunia. Jumlah
Obat yang tersisa efektif terbatas, dan cara baru mencegahnya
Penyakit sangat dibutuhkan Saat ini metode utama dulu
Mencegah malaria di daerah endemik diresapi kelambu
Dan penyemprotan sisa dalam ruangan. Vaksin secara luas dianggap a
Komponen penting untuk kesuksesan pengendalian malaria,
Tapi kemungkinan vaksin perlu digunakan bersamaan
Dengan metode lain ini daripada menggantinya sepenuhnya.
Optimisme awal untuk vaksin marah karena masalah yang ditimbulkan
Oleh genetik (karenanya, antigenik) variabilitas parasit dan
Kesulitan menghasilkan imunitas tahan lama muncul.
Baru-baru ini, harapan telah diperbaharui dengan berkembangnya beberapa
Calon vaksin baru dan sistem pengiriman, serta baru untuk-
mulations dan adjuvant untuk calon yang sudah ada sebelumnya ( Ballou
2004 ; Moorthy 2004a ). Vaksin saat ini dalam evaluasi di-
Protein rekombinan paku, peptida sintetis (termasuk multi-
Ple antigen peptides), vaksin DNA, parasit utuh yang tidak aktif,
2
Vaksin untuk mencegah malaria (pra-eritrositik) (Review)
Copyright © 2009 Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons, Ltd.

Halaman 5
Dan vaksin yang terdiri dari campuran berbagai macam potensi
Antigen. Semua vaksin yang dibahas dalam tinjauan ini adalah kandidat vac-
Hanya cines, karena tidak ada vaksin malaria yang saat ini dilisensikan
negara.
Agar efektif, vaksin malaria bisa mencegah infeksi al-
Bersama atau mengurangi penyakit berat dan kematian pada mereka yang
Menjadi terinfeksi meski vaksinasi. Empat stadium malaria
Siklus hidup parasit telah menjadi target pengembangan vaksin
upaya. Dua tahap pertama sering dikelompokkan sebagai 'pra-eritrositik
Tahap '(yaitu sebelum parasit menyerang sel darah merah manusia):
Ini adalah sporozo yang diinokulasi oleh nyamuk ke dalam hu-
Aliran darah manusia; Dan parasit berkembang di dalam hati manusia
Sel. Dua target lainnya adalah tahap saat parasit tersebut diserang.
Ing atau tumbuh di sel darah merah (darah, merozoit, atau eritro-
Tahap cytic); Dan tahap gametosit, saat parasit muncul
Dari sel darah merah dan sekering untuk membentuk zigot di dalam nyamuk
Vektor (gametosit, gamet, atau tahap seksual). Vaksin berdasarkan
Tahap pra-eritrositik biasanya bertujuan untuk benar-benar mencegah in-
Fection, sementara vaksin tahap-darah bertujuan untuk mengurangi (dan sebaiknya
Menghilangkan) beban parasit sekali seseorang telah terinfeksi. Ga-
Vaksin metocyte akan mencegah parasit tersebut ditransmisikan ke
Lainnya melalui nyamuk. Idealnya, vaksin efektif untuk semua ini
tahap parasit yang diinginkan ( Richie 2002).
Mengingat kompleksitas dan cakupan luas vaksin malaria di bawah
Pengembangan, kami telah memilih untuk mempertimbangkan mereka dalam tiga kategori:
Vaksin pra-eritrositik (subjek tinjauan ini); SPf66 vac-
Cine; Dan vaksin tahap darah. Masa Depan Cochrane Ulasan mungkin con-
Sider transmission-blocking dan multi stage vaksin saat ini
Diuji Vaksin SPf66 adalah yang pertama kali diuji secara ekstensif
( Graves 2006a ). SPf66 tidak efektif di Afrika (lima percobaan) dan
Asia (satu percobaan). Ini memiliki keampuhan marjinal di Amerika Selatan (empat
percobaan). Ini tidak lagi diuji dan dikembangkan menuju com-
Mercialization tidak terjadi. Namun, ada kemungkinan baru
Formulasi SPf66 atau kombinasi dengan antigen lainnya akan terjadi
Dikembangkan di masa depan
Satu vaksin tahap darah telah berlanjut ke percobaan Tahap 2, tapi itu
menunjukkan kemanjuran terbatas ( Graves 2006b). Ini saat ini sangat tinggi
Daerah aktif penelitian dan uji coba vaksin tahap darah baru akan dilakukan
Dijelaskan di masa depan update dari Cochrane tahap-tahap vaksin
Tinjau saat tersedia.
Vaksin pra-eritrositik
Tinjauan ini mencakup uji coba acak yang dilakukan sampai saat ini
Keampuhan empat jenis vaksin pra-eritrositik: CS-NANP;
CS102; RTS, S; Dan ME-TRAP.
Vaksin pra-eritrositik CS-NANP adalah yang pertama
Diuji, dimulai pada 1980-an. Vaksin yang digunakan dalam percobaan pertama
Terdiri dari tiga formulasi berbeda dari empat asam amino B-
Sel epitop NANP, yang hadir sebagai beberapa pengulangan di
Protein circumsporozoite yang menutupi permukaan sporozoit
P. falciparum. Jumlah NANP berulang dalam vaksin ini
Bervariasi dari tiga sampai 19, dan tiga protein pembawa yang berbeda
bekas.
Vaksin CS102 juga didasarkan pada protein CS sporozoite, namun
Itu tidak termasuk epitop NANP. Ini adalah peptida sintetis
Terdiri dari hamparan 102 asam amino yang mengandung T-epitop
Dari ujung terminal C-terminal.
Vaksin rekombinan RTS, S juga mencakup epitop NANP.
Ini berisi 19 NANP berulang ditambah ujung C dari CS pro-
Tein menyatu dengan antigen permukaan hepatitis B (HBsAg), yang diekspresikan-
Gether dengan HBsAg yang tidak biasa dalam ragi. Konstruksi yang dihasilkan adalah
Diformulasikan dengan adjuvan ASO2 / A. Dengan demikian vaksin mengandung
Sebagian besar protein CS selain wilayah NANP,
Serta pembawa hepatitis B.
Vaksin ME-TRAP sama sekali berbeda dari yang lain sebelumnya.
Vaksin malaria throcytic. Ini adalah vaksin DNA yang menggunakan prime-
Mendorong pendekatan imunisasi. Ini menggunakan rangkaian DNA malaria
Dikenal sebagai ME (multiple epitope) -TRAP (thrombospondin-related
Protein). Senar ME berisi 15 epitel sel T, 14 di antaranya
Merangsang sel CD8 dan yang lainnya merangsang CD4 T-
Sel, ditambah dua epitop B-sel dari enam antigen eritrositik
P. falciparum. Ini juga berisi dua sel CD4 non-malaria epi-
Puncak dan disatukan dalam bingkai ke urutan TRAP. Urutan ini
Diberikan dulu sebagai DNA (dua dosis) diikuti satu dosis yang sama
Urutan DNA dalam vektor virus MVA (modified vaccinia virus
Ankara). Studi fase 1 dengan vaksin ini (dikecualikan dari re-
tampilan) yang sangat menjanjikan ( McConkey 2003 ; Bejon 2005).
Selain kandidat vaksin termasuk dalam review ini, banyak
Studi dikecualikan menggambarkan Tahap 1 uji coba dilakukan dengan P. lainnya
falciparum calon praeritrosit, termasuk recombi- lainnya
Vaksin CS / hepatitis B nant Walther 2005 ), DNA sporozoit
Vaksin ( Le 1999 ), Dan multiple-antigen peptida ( Nardin 2000 ;
Nardin 2001). Vaksin terdiri dari tewas iradiasi P. falciparum
Sporozoit juga sedang dievaluasi Hoffman 2002 ). Itu saja
Kemajuan ke uji coba kemanjuran akan disertakan dalam update masa depan ini
ulasan.
TUJUAN
Untuk menilai efikasi dan keamanan vaksin malaria pra-eritrositik
Terhadap semua jenis malaria manusia.
METODE
Kriteria untuk mempertimbangkan studi untuk tinjauan ini
3
Vaksin untuk mencegah malaria (pra-eritrositik) (Review)
Copyright © 2009 Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons, Ltd.

Halaman 6
Jenis penelitian
Percobaan acak terkontrol.
Jenis peserta
Orang-orang dari segala usia.
Jenis intervensi
Intervensi
Rekombinan, peptida sintetis, parasit yang diturunkan, atau vaksin-
Cina yang mengandung antigen hanya dari tahap pra-eritrositik
Spesies parasit malaria diuji pada manusia dalam percobaan atau
Uji coba tantangan alam Ini saat ini termasuk vac-
Cines: CS-NANP; CS 102; RTS, S; Dan ME-TRAP.
Kontrol
Vaksin plasebo atau kontrol, atau kontrol antimalaria rutin mea-
Sures.
Jenis ukuran hasil
Utama
• Infeksi malaria Baru: penampilan Plasmodium dalam darah
mencicipi.
• Epidemi malaria klinis.
Sekunder
• malaria berat
• Prevalensi parasitemia.
• kepadatan Parasit: Plasmodium count dari sampel darah.
• Demam episode.
• Anemia.
• Malaria serebral.
• Masuk ke rumah sakit.
• Masuk ke rumah sakit dengan diagnosis malaria.
• Kematian
• Kejadian buruk (lokal dan sistemik).
Metode pencarian untuk identifikasi studi
Kami telah berusaha untuk mengidentifikasi semua uji coba yang relevan terlepas dari lan-
Status peraturan atau publikasi (diterbitkan, tidak diterbitkan, dalam media cetak, dan
sedang berlangsung).
Database
Kami mencari database berikut menggunakan istilah pencarian dan
Strategi yang dijelaskan dalam Lampiran 1 : Cochrane Infectious Diseases
Group Specialized Register (Maret 2006); Cochrane Central Reg-
ister dari Trials Controlled (TENGAH), yang diterbitkan dalam The Cochrane
Perpustakaan (2006, Edisi 1); MEDLINE (1966 sampai Maret 2006); EM-
BASE (1980 sampai Maret 2006); LILACS (1982 sampai Maret 2006);
Dan Indeks Citation Science (SCI; 1981 sampai Maret 2006).
Proses konferensi
Kami memeriksa prosesi pertemuan tahunan Ameri-
Dapat Society for Tropical Medicine and Hygiene untuk tahun 2002 sampai 2004,
Proses konferensi untuk MIM Malaria Pan-Africa Con-
Ference, 18 sampai 22 November 2002, Arusha, Tanzania, dan yang ketiga
Konferensi Malaria Pan-African, 22-24 Juni 1998, Nairobi,
Kenya. Kami juga mengakses proses Vaksin Global
Forum Penelitian, 7 sampai 10 Juni 2004, Montreux, Swiss, dan
12 sampai 15 Juni 2005, Bahia, Brasil, yang diselenggarakan oleh WHO Initia-
Penelitian Vaksin.
Periset dan organisasi
Pada bulan Oktober 2005, kami menghubungi peneliti berikut yang bekerja
Di ladang: Saulus; B Genton; B Greenwood; T Smith; Thomas;
Dan S Hoffman. Kami juga menghubungi R Rabinovich dan web-
Situs Inisiatif Vaksin Malaria pada Program untuk Tepat
Teknologi Kesehatan (PATH) dan Vaksin Malaria Technol-
Ogy Roadmap pada bulan Januari 2006. Sumber web lainnya mencari di
September 2005 termasuk Inisiatif Vaksin Malaria Eropa -
Tive, European Malaria Vaccine Consortium, dan African
Jaringan Malaria Trust. Kami juga mengakses portofolio candi-
Date vaksin malaria saat ini dalam pengembangan dari WHO
Inisiatif untuk Riset Vaksin WHO 2005).
Daftar referensi
Kami memeriksa daftar referensi semua studi yang diidentifikasi di atas
Metode.
Pengumpulan dan analisis data
Pemilihan studi
Dua orang secara independen menerapkan kriteria inklusi untuk semua iden-
Percobaan tified (satu penulis dan editor Cochrane Infectious
Kelompok Penyakit, atau kedua penulis). Perbedaan dibicarakan sampai
Konsensus tercapai
4
Vaksin untuk mencegah malaria (pra-eritrositik) (Review)
Copyright © 2009 Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons, Ltd.

Halaman 7
Ekstraksi data dan manajemen
Kedua penulis secara independen mengekstrak data jumlah masing-masing
Hasil dan jumlah peserta dari uji coba menggunakan pra-
Formulir yang ditentukan Perbedaan dipecahkan dengan diskusi. Data de-
ekor diperiksa dengan penulis percobaan untuk Alonso 2005a dan
Alonso 2005b .
Penilaian risiko bias dalam studi yang disertakan
Kedua penulis secara independen menilai percobaan untuk empat dimensi
Kualitas menggunakan bentuk yang telah ditentukan sebelumnya: metode pembangkitan al-
Urutan lokasi dan penyembunyian alokasi (memadai, inade-
quate, tidak dilakukan, atau tidak jelas seperti yang didefinisikan oleh juni 2001);
Menyilaukan (de-
Mencoret siapa yang buta, misalnya peserta, penyidik, dan out-
Datang penilai); Dan selesainya tindak lanjut (proporsi itu
Acak yang menyelesaikan semua dosis dan yang selesai mengikuti
Up, jika dinyatakan). Perbedaan dipecahkan dengan diskusi.
Sintesis data
Kami menganalisis data menggunakan Ulasan Manajer 5 . Hasil untuk di-
Data chotomous dinyatakan sebagai rasio risiko (RR) suatu hasil
Terjadi pada kelompok vaksin dibandingkan kelompok kontrol.
Rasio risiko dapat dikonversi ke perkiraan kemanjuran vaksin:
Khasiat = (1 - RR) x 100%. Begitu pula dengan interval kepercayaan 95%
(CI) untuk efikasi vaksin dapat diperoleh dengan mengganti
Atas dan bawah 95% interval kepercayaan dari rasio risiko ke
Rumusnya. Hasil kontinyu (kepadatan parasit) diungkapkan
Sebagai perbedaan rata - rata, dengan menggunakan kerapatan rata - rata geometrik dalam
Sampel darah positif
Jika uji coba berlanjut setelah dosis pendorong, kami memisahkan analisisnya
Dari hasil ini sesuai. Uji coba juga dilakukan berdasarkan subkelompok
Ke usia peserta (anak-anak versus orang dewasa) yang mewakili
Status kekebalan atau kondisi transmisi yang berbeda, atau keduanya, dan
Sesuai dengan jenis tantangan (eksperimental atau natural).
Kajian ini menggunakan analisis intention-to-treat, yaitu,
Nominator adalah nomor yang diacak ke masing-masing lengan. Banyak
Uji coba mencakup tingkat kejadian yang disesuaikan, seperti penggunaan jaring tidur
Atau melakukan analisis time-to-event. Meta-analisis ini hanya menggunakan
Tingkat kejadian yang tidak disesuaikan berdasarkan jumlah peserta di
Setiap lengan sidang
HASIL
Deskripsi penelitian
Lihat: Karakteristik studi termasuk; Karakteristik dari dikecualikan
studi .
Sembilan percobaan keamanan dan keberhasilan, dan dua uji coba keselamatan, termasuk
Lebih dari 3000 peserta berusia antara tiga bulan dan
45 tahun memenuhi kriteria inklusi; melihat ' Karakteristik dari
termasuk studi 'untuk informasi rinci tentang percobaan ini. Dalam dua
Contoh, lebih dari satu percobaan dilaporkan dalam publikasi yang sama-
Tion ( Alonso 2005a dan Alonso 2005b ; Bojang 2005a dan Bojang
2005b ). Sembilan belas persidangan dikecualikan karena alasan yang tercantum dalam '
Karakteristik studi dikecualikan'.
Uji coba efikasi yang disertakan terdiri dari tiga vaksin CS-NANP
( Guiguemde 1990 ; Brown 1994; Sherwood 1996); Salah satu CS-
102 vaksin ( Genton 2005); Empat vaksin RTS, S ( Kester 2001 ;
Bojang 2001 ; Alonso 2005a; Alonso 2005b); Dan salah satu ME-
Vaksin TRAP Moorthy 2004b). Dua terkontrol secara acak tri-
Juga keamanan RTS, S di total 225 anak-anak juga telah
termasuk ( Bojang 2005a; Bojang 2005b ).
1. vaksin CS-NANP
Dua konstruksi berbeda yang berisi epitop NANP
Protein CS digunakan dalam tiga uji coba vaksin CS-NANP.
Guiguemde 1990 menggunakan tiga sintetis NANP mengulangi terkonjugasi
Untuk toksoid tetanus; Kontrolnya adalah toksoid tetanus. Brown 1994 dan
Sherwood 1996 menggunakan vaksin rekombinan (R32toxA) yang mengandung
30 NANP dan 2 NVDP mengulangi konjugasi ke toksin A dari
Pseudomonas aeruginosa dengan tawas. Kontrolnya adalah tetanus /
Vaksin difteri dan vaksin hepatitis B, masing-masing.
Guiguemde 1990 dan Sherwood 1996 dilakukan di Afrika,
dan Brown 1994 dilakukan di Asia. Semua uji coba CS-NANP
Dilakukan dalam situasi tantangan alam. Guiguemde
1990 dilakukan dengan 123 bayi (berusia tiga sampai lima bulan)
Di daerah endemik yang sangat malaria. Dua percobaan R32toxA adalah
pada orang dewasa laki-laki saja (199 di Brown 1994 ; 76 di Sherwood 1996 ).
Di Sherwood tahun 1996, semua peserta diberi kursus pengobatan
Dari kina / doksisiklin sebelum setiap vaksinasi.
Guiguemde 1990 digunakan deteksi kasus aktif. Brown 1994 digunakan
Kombinasi deteksi kasus pasif dan aktif (dua mingguan),
sementara Sherwood 1996 melakukan pengawasan oleh kunjungan rumah setiap hari.
Dalam percobaan CS-NANP di daerah endemik, data dilaporkan terjadi
Episode klinis dan parasitemia. Malaria klinis didefinisikan sebagai
Gejala ditambah parasitemia di Guiguemde 1990 dan Sherwood
1996 . Brown 1994 dilakukan di daerah yang kurang endemik dan
Ukuran hasil adalah parasitemia. Kedua Brown 1994 dan
Sherwood 1996 juga digunakan waktu untuk infeksi sebagai hasil Measures
Yakin dan menggunakan metode analisis kelangsungan hidup. Untuk review ini,
Kejadian episode pertama dari parasitemia (jika diberikan) atau
Malaria klinis (kombinasi pasif dan aktif digabungkan) di masing-masing
Kelompok telah digunakan untuk analisis. Data dari Guiguemde 1990
Dilaporkan sebagai kejadian kumulatif parasitemia di atas
Tentu saja penelitian. Jumlah kasus kejadian tidak
Dilaporkan, meskipun beberapa anak mungkin lebih positif
Dari satu survei
2. vaksin CS102
5
Vaksin untuk mencegah malaria (pra-eritrositik) (Review)
Copyright © 2009 Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons, Ltd.

Halaman 8
CS102 adalah vaksin peptida sintetis yang mengandung epitop T dari
Terminal C-terminal protein CS. Genton 2005, percobaan kecil
Dari CS102 pada sukarelawan naif malaria di Swiss dengan 16 orang dewasa
Peserta, mengalokasikan 10 peserta untuk vaksin dan enam untuk con-
Trol (adjuvant sendiri). Uji coba tersebut menilai efikasi menggunakan polimerase
Chain reaction (PCR) untuk mendeteksi parasit dalam darah setelah buatan
Tantangan oleh nyamuk yang terinfeksi
3. RTS, vaksin S
RTS, S adalah produk rekombinan yang mengandung 19 NANP berulang sebagai
Serta bagian protein CS lainnya, terkonjugasi ke hep-
Atitis B antigen permukaan dan diformulasikan dengan adjuvant AS02A. Empat
Uji coba efikasi RTS, S Kester 2001; Bojang 2001 ; Alonso 2005a;
Alonso 2005b) dan dua uji coba keselamatan ( Bojang 2005a ; Bojang 2005b)
Termasuk dalam tinjauan ini. Satu uji coba RTS, S di 46 tidak kebal
Orang dewasa menggunakan tantangan eksperimental dengan nyamuk yang terinfeksi (
Kester 2001). Kelompok kontrol menerima vaksin hepatitis B. Af-
Hasil yang menjanjikan, percobaan di 306 pria dewasa semi-kebal
di Tantangan alam Gambia digunakan ( Bojang 2001 ). Kontrol
Kelompok menerima vaksin rabies Semua peserta dalam persidangan ini
Diberi kursus kemoterapi untuk membersihkan parasit sebelum yang ketiga
Dosis vaksin Dosis vaksin pendorong diberikan kepada 158 dari
Peserta di tahun kedua
Uji keselamatan RTS, S dalam dua kohort anak-anak (enam sampai 11 pertama
Tahun, kemudian satu sampai empat tahun) dilakukan di Gambia
( Bojang 2005a ; Bojang 2005b). Ada 90 anak di
Sidang pertama dan 135 di detik; Dalam kedua kasus itu kelompok kontrol
Diberi vaksin rabies Percobaan efikasi pertama RTS, S di chil-
Anak-anak berada di dua kelompok usia satu sampai empat tahun di Mozam-
bique ( Alonso 2005a; Alonso 2005b). Kelompokkan satu (1605 chil-
Dren) berfokus pada penilaian perlindungan dari malaria klinis ( Alonso
2005a ), Sementara kohort dua (417 anak) dinilai terutama baru di-
fections ( Alonso 2005b ). Vaksin kontrol diberikan dalam kedua percobaan
Adalah sebagai berikut: anak-anak di bawah 24 bulan diberi pneumococ-
Vaksin cal konjugat (pertama dan ketiga dosis) dan Haemophilus di-
b vaksin fluenzae (dosis kedua); Dan anak-anak di atas 24 bulan itu
Diberikan vaksin hepatitis B dalam tiga dosis. Semua anak di kohort dua
Diobati dengan amodiaquine dan sulfadoxine-pyrimethamine
Empat minggu sebelum dimulainya surveilans untuk membersihkan parasit.
Hasil uji coba RTS, S Mozambik dilaporkan terpisah
Untuk dua periode tindak lanjut - enam bulan dan 18 bulan -
Mulai dua minggu setelah dosis ketiga. Dalam review ini, hasilnya
Pada enam dan 18 bulan dilaporkan terpisah untuk beberapa hasil
Ukuran (misalnya prevalensi).
Bojang 2001 dilakukan tindak lanjut oleh pengawasan sehari-hari selama 15
Minggu di tahun pertama dan sembilan minggu di tahun kedua. Di
Mozambik, kohort satu diikuti terutama oleh survei pasif-
Tombak, meski kunjungan rumah bulanan juga dilakukan Alonso
2005a ). Kelompok dua diikuti lebih intens dengan survei aktif-
Tombak untuk infeksi baru selain pengawasan pasif melalui
Fasilitas kesehatan Alonso 2005b ). Tindak lanjut untuk efek samping itu
Dilaporkan untuk kombinasi kohort dan ditabulasikan di bawah persidangan
nama Alonso 2005ab .
4. Vaksin ME-TRAP
ME-TRAP adalah vaksin DNA yang diberikan dalam rangkaian dorongan utama:
DNA yang mewakili epitop antigen multipelitik multipel banyak terjadi
Diberikan pertama dalam dua dosis diikuti dengan DNA dimasukkan ke dalam virus
Vektor MVA (modifikasi vaccinia Ankara). Percobaan ME-TRAP
Dilakukan dengan 372 laki-laki dewasa di Gambia menggunakan rabies
Vaksin pada kelompok kontrol Moorthy 2004b). Semua peserta
Diobati dengan sulfadoksin-pirimetamin dua minggu sebelumnya
Dosis ketiga. Masa tindak lanjutnya adalah 11 minggu setelah final
dosis.
Risiko bias dalam studi yang disertakan
1. vaksin CS-NANP
Metode pengacakan tidak dijelaskan dalam salah satu dari tiga
uji coba, dan penyembunyian alokasi digambarkan hanya dalam Brown
1994 . Semua percobaan digambarkan sebagai double blind. Tingkat penarikan
adalah rendah (<10%) di Sherwood 1996 percobaan, tetapi antara 10% dan
20% di Guiguemde 1990 dan Brown 1994. Tingkat penarikan
Tampaknya tidak berbeda antara kelompok vaksin dan kelompok kontrol.
2. vaksin CS102
Penyembunyian dan penyembunyian alokasi keduanya memadai
di Genton 2005 , Dan penyidik, peserta, dan hasil as-
Sessors dibutakan Dua dari 16 peserta dalam persidangan melakukannya
Tidak menerima tantangan infeksi karena sebelumnya tidak diungkapkan
Sejarah medis
3. RTS, S vaksin
Uji coba RTS, S umumnya berkualitas baik. Baik pengacakan
Dan penyembunyian alokasi cukup memadai dalam semua percobaan RTS, S kecuali
Kester 2001 di mana alokasi penyembunyian tidak digunakan, dan
Semua kelompok termasuk digambarkan sebagai buta ganda atau buta
Peserta, penyidik, dan penilai hasil, setidaknya pada awalnya.
RTS, percobaan S Mozambik ( Alonso 2005a dan Alonso 2005b )
Secara teknis menjadi buta tunggal setelah kode itu rusak dan
Hasilnya dilaporkan ke penyidik setelah enam bulan menindaklanjuti.
Namun, hanya statistik studi yang memegang kode, yang mana tidak
Tersedia untuk penyelidik, peserta, atau penilai lainnya, dan tidak
Imunisasi lebih lanjut diberikan. Oleh karena itu, tidak mungkin itu
Bias diperkenalkan pada fase buta tunggal.
Dalam Kester 2001 , Hanya 52% yang memulai imunisasi
Seri kemudian ditantang: 50% dari kelompok vaksin
Dan 58% kelompok plasebo. Ada yang putus sekolah
6
Vaksin untuk mencegah malaria (pra-eritrositik) (Review)
Copyright © 2009 Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons, Ltd.

Halaman 9
Tingkat di kedua lengan dari Bojang 2001: 14% dari kelompok vaksin dan
22% dari kelompok kontrol keluar atau dikecualikan antara
Dosis pertama dan masa tindak lanjut di tahun pertama. Lima puluh dua
Persentase peserta asli ikut ambil bagian pada tahun kedua
Percobaan (48% kelompok vaksin dan 56% kelompok kontrol).
Lebih dari 94% peserta di masing-masing dua percobaan dari The
Gambia menyelesaikan tindak lanjut singkatnya Bojang 2005a ; Bojang
2005b ). Di Mozambik, menindaklanjuti lebih baik di Alonso 2005a
(Kohort satu) dimana 93% menerima tiga dosis dan 86% selesai
enam bulan pertama menindaklanjuti, daripada di Alonso 2005b (kohort dua)
Dimana proporsinya masing-masing 92% dan 72%. Beberapa
Peserta tidak hadir dalam double-blind, six-month, follow-
Up fase disertakan dalam follow up single-blind berikutnya
Dari enam sampai 18 bulan; Lebih dari 90% dari mereka memasuki single-
Fase buta menyelesaikan tindak lanjut kedua kohort tersebut.
4. Vaksin ME-TRAP
Percobaan satu ME-TRAP berkualitas baik ( Moorthy 2004b);
Itu buta ganda dengan penyembunyian alokasi yang memadai. Antara
372 peserta acak, 86% menerima tiga dosis dan 80%
Selesai tindak lanjut
Efek intervensi
1. Vaksin CS-NANP (3 uji coba)
Tidak ada bukti efektivitas vaksin CS-NANP
dalam tiga uji coba. rasio risiko gabungan untuk pengurangan baru
infeksi pada tiga uji coba adalah 1,05 (95% CI 0,82-1,35; 307
peserta, Analisa 1.1 ).
2. vaksin CS102 (1 trial)
Semua 14 peserta dalam percobaan kecil ini individu non-imun
memiliki infeksi malaria yang dideteksi oleh PCR (8 peserta di
kelompok vaksin, dan 6 pada kelompok kontrol; Genton 2005 ). Bagaimana-
pernah, peserta dalam kelompok vaksin mengalami penurunan yang signifikan
di frekuensi mual (RR 0,13, 95% CI 0,02-0,78; 14
peserta, Analisa 2.1 ). Ada juga pengurangan- non-signifikan
tions di frekuensi demam (14 peserta, Analisa 2.2 ) Dan
malaise (14 peserta, Analisa 2.3 ).
3. RTS, vaksin S (percobaan 4 keselamatan / khasiat dan 2 keamanan
percobaan)
RTS, S dilindungi keras terhadap infeksi malaria dalam satu percobaan
pada orang non-imun menggunakan tantangan eksperimental (RR 0,53,
95% CI 0,34-0,83; 24 peserta, Analisis 3.1 ; Kester 2001 ).
Namun, ini adalah sebuah percobaan kecil dengan tidak ada alokasi penyembunyian
dan sejumlah besar putus sekolah antara imunisasi dan-tantangan
lenge. Ketika diuji terhadap tantangan alam, di niat-to-
mengobati analisis, RTS, S tidak secara signifikan mencegah infeksi baru
dalam periode tindak lanjut (RR 0,96, 95% CI 0,87-1,06; 723
peserta, Analisa 3.1 ). Tidak ada bukti terlihat efek pada usia
kelompok (330 orang dewasa, 417 anak-anak, Analisis 3.2 ).
RTS, vaksin S secara signifikan mengurangi kejadian klinis
episode malaria pada anak-anak, hingga 18 bulan setelah immuniza-
tion (RR 0,74, 95% CI 0,63-0,87; 1605 peserta, Analisis
3.3 ). Ini merupakan keberhasilan 26% (95% CI 13% sampai 37%). Itu
efek yang sama tidak terlihat pada malaria klinis pada orang dewasa semi-imun
di Gambia di musim pertama setelah imunisasi (306 par-
ticipants, Analisis 3.3 ). Namun, setelah dosis booster, ada
pengurangan besar dalam episode malaria klinis pada tahun kedua
tindak lanjut (RR 0,37, 95% CI 0,17-0,82; 158 peserta,
analisis 3.4 ). Hal ini terkait dengan keampuhan vaksin dari 63% (95%
CI 18% menjadi 83%).
Dalam sidang Mozambik ( Alonso 2005a ), ada yang signifikan
penurunan episode malaria berat pada anak-anak sebesar 58% (95%
CI 15% sampai 79%), berasal dari rasio risiko 0,42 (95% CI 0,21
0,85; 1605 peserta, Analisis 3,5 ). Jumlah kasus
malaria membutuhkan masuk ke rumah sakit juga berkurang sebesar 32%
(RR 0,68, 95% CI 0,46-0,99; 1605 peserta, Analisa 3.6 ).
Tidak ada efek signifikan yang terlihat pada masuk ke rumah sakit untuk setiap
menyebabkan (1605 peserta, Analisis 3.7 ). Namun, khasiat ini
perkiraan untuk malaria berat dan masuk rumah sakit didasarkan pada
analisis eksplorasi hasil tidak dimaksudkan sebagai hasil utama
langkah-langkah dalam desain percobaan.
ukuran hasil dideteksi oleh survei cross-sectional (preva-
lence dan anemia) dinilai setelah enam bulan dan 18 bulan
tindak lanjut. Prevalensi parasitemia berkurang secara signifikan
sebesar 26% pada enam bulan (RR 0,74, 95% CI 0,62-0,89; 2022 par-
ticipants, Analisis 3.8 ) Dan sebesar 20% pada 18 bulan (RR 0,80, 95%
CI 0,65-0,99; 1794 peserta, Analisis 3.8 ). Tidak ada efek adalah
terlihat pada anemia di kedua survei ( Analisis 3,9 ), tetapi prevalensinya
anemia rendah dalam populasi studi ini.
Efek samping yang dinilai pada orang dewasa di Amerika Serikat dan The Gambia,
dan pada anak-anak di Gambia dan Mozambik ( Analisis 3.10 ).
Di Gambia ( Bojang 2005a ; Bojang 2005b ), efek samping
yang dinilai pada 1-4 skala, tetapi hasil yang diberikan mewakili
jumlah anak-anak dengan efek samping, belum tentu
orang-orang dengan kelas tiga atau empat reaksi. Juga di setiap uji coba ini,
hasil dari ketiga kelompok dosis vaksin telah digabungkan.
Di Mozambik, efek samping yang dilaporkan untuk kedua kohort satu
dan dua gabungan (dikutip di sini sebagai Alonso 2005ab ). parah merugikan
Peristiwa dilaporkan oleh panjang menindaklanjuti: nol sampai enam bulan; dan
enam sampai 18 bulan.
proporsi signifikan lebih tinggi dari peserta malaria Vaksin yang
kelompok cine melaporkan tempat suntikan rasa sakit, bengkak, lengan gerak lim-
itation, sakit kepala, dan malaise setelah vaksinasi dibandingkan dengan
kelompok kontrol ( analisis 3.10 ). Frekuensi efek samping
dinyatakan untuk menjadi serupa dengan hepatitis B antigen permukaan-positif dan
7
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 10
antigen-negatif peserta ( Bojang 2001 ), Meskipun lima hep-
virus atitis B (HBV) operator kronis dikembangkan alanin ditinggikan
konsentrasi amino-tranferase setelah vaksinasi dan tidak
diberikan vaksinasi lebih lanjut. Setelah dosis booster keempat, tiga dari
79 penerima vaksin di Bojang 2001 percobaan dikembangkan parah
nyeri tempat suntikan dibandingkan dengan tidak ada pada kelompok kontrol. Di
Bojang 2005a , Satu anak pada kelompok vaksin yang dikembangkan kelas-dua
limfadenopati aksila setelah dosis vaksin pertama; itu diselesaikan
dalam waktu empat hari. Dalam kedua uji coba keamanan dari Gambia, symp-
tom dinilai sebagai kelas tiga keparahan yang jarang terjadi dan diselesaikan atau
menurun dalam waktu 24 jam. Tidak ada efek samping yang parah diyakini
terkait dengan vaksinasi dilaporkan. Dalam Alonso 2005ab , tinggi
frekuensi kejadian parah dilaporkan terutama selama yang pertama
enam bulan (RR 0,72, 95% CI 0,61-0,85; 1876 peserta,
analisis 3.11 ), Tapi mereka kurang sering di vaksin malaria
dibandingkan dengan kelompok kontrol, dan tidak ada yang dinilai tidak
terkait dengan vaksinasi.
4. Vaksin ME-TRAP (1 trial)
Tidak ada bukti untuk efektivitas vaksin ME-TRAP di
mencegah infeksi baru (296 peserta, Analisis 4.1 ) atau clin-
episode malaria ical (296 peserta, Analisis 4.2 ). Begitu pula
Vaksin mengurangi kepadatan parasit (171 kasus, Analisis 4.3 ) atau di-
lipatan rata volume sel dikemas (ukuran anemia) di semi-
laki-laki dewasa kekebalan (296 peserta, Analisa 4.4 ) Di The GAM
bia ( Moorthy 2004b ).
Efek samping secara signifikan lebih sering pada vaksin dari
kelompok kontrol ( analisis 4,5 ). Frekuensi semua jenis lokal
dan acara sistemik, kecuali demam obyektif dan mual, lebih besar
dalam vaksin daripada kelompok kontrol. Namun, tidak ada yang serius merugikan
Peristiwa yang dilaporkan.
DISKUSI
Empat jenis vaksin praeritrosit dijelaskan
di ulasan ini. Vaksin RTS, S telah menunjukkan-upaya yang signifikan
ficacy terhadap kedua tantangan eksperimental (non-immunes)
dan tantangan alam (pada peserta yang tinggal di daerah endemik)
malaria. Anak-anak di Mozambik dilindungi oleh RTS, S
terhadap episode malaria klinis dan malaria berat dalam uji coba di
sampai 18 bulan setelah imunisasi. Perlindungan terhadap clini-
cal malaria pada anak-anak ini diperkirakan 26% (95% CI 13%
37%). Hal ini mendorong bahwa RTS, S juga menunjukkan pro signifikan
tection terhadap malaria berat pada anak-anak, diperkirakan 58% (95%
CI 15-79%). Namun perkiraan khasiat untuk malaria berat
di Mozambik RTS, S sidang didasarkan pada analisi eksplorasi
ses dan perkiraan yang lebih tepat dibutuhkan. uji coba lebih lanjut dari RTS, S
berada dalam tahap perencanaan. Meskipun tidak ada bukti yang ditemukan untuk
khasiat RTS, S terhadap malaria klinis pada orang dewasa di Gambia
pada tahun pertama dari tindak lanjut, keberhasilan adalah 63% (95% CI 18% untuk
93%) pada tahun kedua setelah imunisasi, setelah dosis booster.
Hasil dari uji coba khasiat Mozambik dijelaskan di sini adalah
umumnya konsisten dengan hasil efikasi disajikan di pub-yang
makalah likasikan ( Alonso 2005a ; Alonso 2005b ), yang didasarkan
pada waktu-ke-acara analisis dan rasio hazard. Ini memperkirakan bahwa
kemanjuran vaksin (didefinisikan sebagai 1 - rasio hazard) adalah 29,9%
terhadap episode klinis dan 57,7% terhadap malaria berat. Bagaimana-
pernah untuk infeksi pertama, temuan kekurangan yang signifikan ulasan ini ini
efficacy (1 - rasio risiko) terhadap infeksi baru berbeda dari
Perkiraan diterbitkan kertas, yang 45%, berdasarkan pada waktu-ke-
analisis infeksi.
Dari ketiga jenis vaksin Ulasan, CS-NANP Vaksin yang
cine telah diuji dalam tiga uji coba yang relatif kecil di bawah alam
tantangan, dan CS102 hanya diuji di salah satu yang baik sangat kecil
percobaan berkualitas di peserta non-imun menggunakan-tantangan eksperimental
lenge. Bukti tidak cukup untuk mengevaluasi efektivitas baik dari
vaksin ini, walaupun dengan bukti saat mereka tidak muncul
menjanjikan. Vaksin ME-TRAP juga hanya diuji di
salah satu uji coba secara acak, meskipun itu adalah kualitas yang baik, percobaan besar di
daerah endemik.
Tidak ada masalah keamanan yang signifikan dengan RTS, vaksin S, meskipun
frekuensi efek samping lokal dan sistemik meningkat
Dibandingkan dengan kontrol. Tidak ada efek samping yang parah yang dinilai tidak
vaksin terkait.
Jika uji coba lebih lanjut dari RTS, S menunjukkan hasil serupa dengan yang sudah
melaporkan, tingkat perlindungan terhadap membenarkan malaria berat
perkembangan cepat dari vaksin ini terhadap lisensi untuk rutin
menggunakan serta pengembangan lebih lanjut dari vaksin untuk-upaya yang lebih besar
ficacy. Selain mengeksplorasi kemanjuran praeritrosit lainnya
antigen dan parasit iradiasi seluruh, metode meningkatkan
imunogenisitas dan efektivitas RTS, vaksin S dan yang
kombinasi dengan vaksin DNA atau antigen malaria lainnya
tahap adalah prioritas penelitian tertinggi. Selain itu, karena bayi
berusia kurang dari satu tahun adalah populasi berisiko tinggi dan masa depan
kelompok sasaran untuk vaksin malaria, RTS, S dan vaksin lainnya harus
diuji pada bayi.
KESIMPULAN PENULIS'
Implikasi untuk praktek
Vaksin RTS, S menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan, terutama
berkaitan dengan pencegahan malaria berat pada anak-anak dan dura-
tion perlindungan dari 18 bulan. Frekuensi lokal dan sistematis
Efek samping Temic meningkat dengan RTS, vaksin S, tapi tidak ada yang parah
kejadian buruk yang dinilai tidak vaksin terkait. Jika uji coba lebih lanjut
menunjukkan hasil serupa dengan yang sudah dilaporkan, hasil ini membenarkan
perkembangan cepat dari vaksin ini terhadap lisensi untuk rutin
menggunakan serta pengembangan lebih lanjut dari vaksin untuk-upaya yang lebih besar
ficacy. Kemajuan menuju perizinan harus disertai dengan
8
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 11
pengembangan strategi penyebaran, termasuk dana untuk
negara yang paling membutuhkan vaksin.
Implikasi untuk penelitian
CS-NANP epitop sendiri tampaknya tidak efektif dalam Vaksin yang satu
Cine Penelitian tentang vaksin yang menggabungkan epitop NANP dengan
antigen lain mungkin menjadi lebih produktif. CS102 dan ME-TRAP
belum dievaluasi cukup untuk membuat penilaian tentang
nilai akhir mereka. Metode meningkatkan imunogenisitas
dan efektivitas RTS, vaksin S dan kombinasinya dengan
vaksin DNA atau antigen dari tahap malaria lainnya adalah penelitian
prioritas, seperti menguji vaksin kandidat pada bayi. uji masa depan
harus dirancang untuk mendeteksi efek pada malaria klinis dan berat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dokumen ini merupakan output dari proyek yang didanai oleh Inggris De-
partment untuk Pembangunan Internasional (DFID) untuk kepentingan
negara-negara berkembang. Pandangan yang disampaikan belum tentu
orang-orang dari DFID.
REFERENSI
Referensi untuk penelitian yang termasuk dalam ulasan ini
Alonso 2005a {data yang diterbitkan hanya}
Alonso P, Sacarlal J, Aponte JJ, Leach A, Macete E, Milman J, et
al.Efficacy dari RTS, S / vaksin AS02A terhadap Plasmodium
infeksi falciparum dan penyakit pada anak-anak di Afrika:
percobaan terkontrol acak. Lancet 2004; 364 (9443): 1411-1420.
* Alonso PL, Sacarlal J, Aponte JJ, Leach A, Macete E, Aide P, et
al.Duration perlindungan dengan RTS, vaksin malaria S ASO2A di
pencegahan Plasmodium falciparum penyakit di Mozambik
anak: single-blind diperpanjang tindak lanjut dari acak
Percobaan terkontrol Lancet 2005; 366 (9502): 2012-8.
Alonso 2005ab {menerbitkan data hanya}
Lihat Alonso 2005a, 2005b.
Alonso 2005b {data yang diterbitkan hanya}
Alonso P, Sacarlal J, Aponte JJ, Leach A, Macete E, Milman J, et
al.Efficacy dari RTS, S / vaksin AS02A terhadap Plasmodium
infeksi falciparum dan penyakit pada anak-anak di Afrika:
percobaan terkontrol acak. Lancet 2004; 364 (9443): 1411-1420.
* Alonso PL, Sacarlal J, Aponte JJ, Leach A, Macete E, Aide P, et
al.Duration perlindungan dengan RTS, vaksin malaria S ASO2A di
pencegahan Plasmodium falciparum penyakit di Mozambik
anak: single-blind diperpanjang tindak lanjut dari acak
Percobaan terkontrol Lancet 2005; 366 (9502): 2012-8.
Bojang 2001 {hanya data yang diterbitkan}
Alloueche A, Milligan P, Conway DJ, Pinder M, Bojang K, Doherty
T, et al.Protective khasiat RTS, S / ASO2 Plasmodium
vaksin malaria falciparum tidak tegang tertentu. American Journal
of Tropical Medicine and Hygiene 2003; 68 (1): 97-101.
* Bojang KA, Milligan PJ, Pinder M, Vigneron L, Alloueche A,
Kester KE, et al.Efficacy RTS, vaksin S / AS02 malaria terhadap
Infeksi Plasmodium falciparum pada pria dewasa semi-imun di
Gambia: uji coba secara acak. Lancet 2001; 358 (9297):
1927-1934.
Bojang 2005a {data yang diterbitkan hanya}
Bojang KA, Olodude F, Pinder M, Ofori-Anyinam O, Vigneron L,
Fitzpatrick S, et al.Safety dan imunogenisitas dari RTS, S / ASO2A
vaksin malaria kandidat pada anak-anak Gambia. Vaksin 2005; 23
(32): 4148-57.
Bojang 2005b {data yang diterbitkan hanya}
Bojang KA, Olodude F, Pinder M, Ofori-Anyinam O, Vigneron L,
Fitspatrick S, et al.Safety dan imunogenisitas dari RTS, S / ASO2A
vaksin malaria kandidat pada anak-anak Gambia. Vaksin 2005; 23
(32): 4148-57.
Brown 1994 {data yang diterbitkan hanya}
Brown AE, Singharaj P, Webster HK, Pipithkul J, Gordon DM,
Boslego JW, et al.Safety, imunogenisitas dan studi kemanjuran terbatas
vaksin sirkumsporozoit falciparum Plasmodium rekombinan
di tentara Thailand. Vaksin 1994; 12 (2): 102-7.
Genton 2005 {data yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan}
Genton B, D'Acremont V, Lurati F, Verhage D, Hermsen R,
Audran R, et al.Randomized, double-blind placebo-controlled
Tahap IIa percobaan untuk menguji keampuhan dari PfCS102 vaksin malaria
melindungi relawan non-imun terhadap tantangan falciparum. Acta
Tropica 2005; Suppl 95 : 84.
9
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 12
Guiguemde 1990 {data yang diterbitkan hanya}
Guiguemde TR, Sturchler D, Ouedraogo JB, Drabo M, Etlinger H,
Douchet C, et al.Vaccination terhadap malaria: percobaan awal dengan
ant-sporozoite vaksin, (NANP) 3-TT (RO 40-2361) di Afrika
(Bobo-Dioulasso, Burkina Faso) [Vaksinasi contre le paludisme:
premier essai avec un Vaksin antisporozoite, le (NANP) 3-TT
(RO40-2361) en Afrique (Bobo-Dioulasso, Burkina Faso)].
Bulletin de la Societe de Pathologie Exotique 1990; 83 (2): 217-27.
Kester 2001 {hanya data yang diterbitkan}
Kester KE, McKinney DA, Tornieporth N, Ockenhouse C,
Heppner DG, Balai T, et al.Efficacy rekombinan
rejimen vaksin protein sirkumsporozoit terhadap eksperimental
Plasmodium falciparum malaria. Journal of Infectious Diseases 2001;
183 (4): 640-7.
Moorthy 2004b {data yang diterbitkan hanya}
Moorthy VS, Imoukhuede EB, Milligan P, Bojang K, Keating S,
Kaye P, et al.A acak, double-blind keampuhan vaksin dikendalikan
trial DNA / MVA ME-TRAP terhadap infeksi malaria di
Orang dewasa Gambia. PLoS Medicine 2004; 1 (2): 128-36.
Sherwood 1996 {dipublikasikan hanya data}
Sherwood JA, Copeland RS, Taylor KA, Abok K, Oloo AJ, Apakah
JB, et al.Plasmodium vaksin sirkumsporozoit falciparum
imunogenisitas dan kemanjuran sidang dengan tantangan alam
kuantisasi di daerah malaria manusia endemik di Kenya.
Vaksin 1996; 14 (8): 817-27.
Referensi untuk studi dikecualikan dari ulasan ini
Bejon 2005 {hanya data yang diterbitkan}
Bejon P, Andrews L, Andersen RF, Dunachie S, Webster D, Walther
M, et al.Calculation hati-ke-darah inokulum, tingkat pertumbuhan parasit,
dan keampuhan vaksin preerythrocytic, dari berantai polimerase berantai
Studi reaksi relawan ditantang dengan sporozoit malaria.
Journal of Infectious Diseases 2005; 191 (4): 619-26.
Doherty 1999 {dipublikasikan hanya data}
Doherty JF, Pinder M, Tornieporth N, Carton C, Vigneron L,
Milligan P, et al.A tahap I keselamatan dan imunogenisitas percobaan dengan
vaksin kandidat malaria RTS, S / SBAS2 pada orang dewasa semi-imun di
Gambia. American Journal of Tropical Medicine and Hygiene
1999; 61 (6): 865-8.
Edelman 2002 {hanya data yang diterbitkan}
Edelman R, Wasserman SS, Kublin JG, Bodison SA, Nardin EH,
Oliveira GA, et al.Immediate-jenis hipersensitivitas dan lainnya
Reaksi klinis pada sukarelawan diimunisasi dengan sintetik multi
Vaksin peptida antigen (PFC-MAP1NYU) terhadap Plasmodium
sporozoit falciparum. Vaksin 2002; 21 (3-4): 269-80.
Epstein 2004 {data yang diterbitkan hanya}
Epstein JE, Charoenvit Y, Kester K, Wang R, Newcomer R,
Fitzpatrick S, et al.Safety, tolerabilitas dan antibodi tanggapan di
manusia setelah imunisasi berurutan dengan vaksin PfCSP DNA
diikuti oleh vaksin protein rekombinan RTS, S / ASO2A.
Vaksin 2004; 22 (13-4): 1592-603.
Fries 1992 {data yang diterbitkan hanya}
Fries LF, Gordon DM, Schneider saya, Beier J, Long GW, Gross M, et
al.Safety, imunogenisitas dan kemanjuran dari Plasmodium falciparum
vaksin yang terdiri dari peptida sirkumsporozoit wilayah ulangi
konjugasi Pseudomonas aeruginosa toksin A. Infeksi dan
Imunitas 1992; 60 (5): 1834-9.
Gordon 1990 {data yang diterbitkan hanya}
Gordon DM, Cosgriff TM, Schneider saya, Wasserman GF, Majarian
WR, Hollingdale MR, et al.Safety dan imunogenisitas dari
Plasmodium vivax vaksin sporozoite. American Journal of Tropical
Obat-obatan dan Kebersihan 1990; 42 (6): 527-31.
Gordon 1995 {data yang diterbitkan hanya}
Gordon DM, McGovern TW, Krzych U, Cohen JC, Schneider I,
LaChance R, et al.Safety, imunogenisitas dan kemanjuran dari
rekombinasi diproduksi Plasmodium falciparum sirkumsporozoit
protein-vaksin hepatitis permukaan B antigen subunit. Journal of
Penyakit Menular 1995; 171 (6): 1576-1585.
Heppner 1996 {dipublikasikan hanya data}
Heppner DG, Gordon DM, Gross M, Wellde B, Leitner W, Krzych
U, et al.Safety, imunogenisitas dan kemanjuran Plasmodium
vaksin protein sirkumsporozoit falciparum repeatless dikemas
di liposom. Journal of Infectious Diseases 1996; 174 (2): 361-6.
Hoffman 1994 {hanya data yang diterbitkan}
Hoffman SL, Edelman R, Bryan JP, Schneider saya, Davis J, Sedegah
M, et al.Safety, imunogenisitas, dan kemanjuran malaria sebuah
Vaksin sporozoite diberikan dengan monofosforil.A, sel
dinding kerangka mikobakteri, dan squalene sebagai adjuvant. Amerika
Journal of Tropical Medicine and Hygiene 1994; 51 (5): 603-12.
Hoffman 2002 {hanya data yang diterbitkan}
Hoffman SL, Goh ML, Luke TC, Schneider I, Le TP, Doolan DL,
et al.Protection manusia terhadap malaria dengan imunisasi dengan
radiasi-dilemahkan sporozoit Plasmodium falciparum. Jurnal
Penyakit Menular 2002; 185 (8): 1155-1164.
Le 1999 {data yang diterbitkan hanya}
Le TP, Coonan KM, Hedstrom RC, Charoenvit Y, Sedegah M,
Epstein JE, et al.Safety, tolerabilitas dan humoral respon imun
setelah pemberian intramuskular vaksin DNA malaria untuk
relawan dewasa yang sehat. Vaksin 2000; 18 (18): 1893-901.
McConkey 2003 {hanya data yang diterbitkan}
McConkey SJ, Reece WHH, Moorthy VS, Webster D, Dunachie
S, Butcher G, et al.Enhanced T-sel imunogenisitas plasmid
vaksin DNA didorong oleh rekombinan virus vaccinia dimodifikasi
Ankara pada manusia. Obat alam 2003; 9 (6): 729-35.
Moorthy 2003 {hanya data yang diterbitkan}
Moorthy VS, Pinder M, Reece WH, Watkins K, Atabani S, et
al.Safety dan imunogenisitas dari virus vaccinia DNA yang dimodifikasi
Vaksinasi malaria Ankara pada orang dewasa Afrika. Journal of Infectious
Penyakit 2003; 188 (8): 1239-1244.
Moorthy 2004c {data yang diterbitkan hanya}
Moorthy VS, Imoukhuede EB, Keating S, Pinder M, Webster D,
Skinner MA, et al.Phase 1 evaluasi 3 sangat imunogenik
rejimen prime-boost, termasuk reboosting 12 bulan
vaksinasi, vaksinasi malaria pada pria Gambia. Journal of
Penyakit Menular 2004; 189 (12): 2213-9.
Nardin 2000 {data yang diterbitkan hanya}
Nardin EH, Oliveira GA, Calvo-Calle JM, Castro ZR,
Nussenzweig RS, Schmeckpeper B, et al.Synthetic malaria peptida
Vaksin memunculkan tingkat tinggi antibodi dalam vaksin dari HLA didefinisikan
Genotipe. Journal of Infectious Diseases 2000; 182 (5): 1486-1496.
10
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 13
Nardin 2001 {data yang diterbitkan hanya}
Nardin EH, Calvo-Calle JM, Oliveira GA, Nussenzweig RS,
Schneider M, Tiercy JM, et al.A malaria polyoxime benar-benar sintetis
vaksin yang mengandung Plasmodium falciparum B sel dan universal T
epitop sel memunculkan respon imun pada sukarelawan dari beragam HLA
Jenis. Journal of Immunology 2001; 166 (1): 481-9.
Roggero 1999 {hanya data yang diterbitkan}
Roggero MA, Weilenmann C, Bonelo A, Audran R, Renggli J,
Spertini F, et al.Plasmodium falciparium CS C-terminal fragmen:
evaluasi praklinis dan fase I studi klinis. Parassitologia
1999; 41 (1-3): 421-4.
Stoute 1998 {data yang diterbitkan hanya}
Nussenzweig R, Zavala F. Sebuah vaksin malaria berdasarkan sporozoite sebuah
antigen. New England Journal of Medicine 1997; 336 (2): 128-30.
* Stoute JA, Kester KE, Krzych U, Wellde BT, Balai T, White K, et
khasiat al.Long-istilah dan respon imun berikut
imunisasi dengan vaksin malaria RTS, S. Journal of Infectious
Penyakit 1998; 178 (4): 1139-44.
Stoute JA, Slaoui M, Heppner DG, Momin P, Kester KE, Desmons
P, et al.A evaluasi awal dari sirkumsporozoit rekombinan
vaksin protein terhadap Plasmodium falciparum malaria. RTS, S
malaria evaluasi vaksin kelompok. New England Journal of Medicine
Tahun 1997; 336 (2): 86-91.
Walther 2005 {data yang diterbitkan hanya}
Walther M, Dunachie S, Keating S, Vuola JM, Berthoud T,
Schmidt A, et al.Safety, imunogenisitas dan kemanjuran dari pra-
malaria vaksin kandidat erythrocytic, ICC-1132 dirumuskan dalam
Seppic ISA 720. Vaksin 2005; 23 (7): 857-864.
referensi tambahan
Ballou 2004
Ballou WR, Arrevalo-Herrera M, Carucci D, Richie TL, Corradin
G, Diggs C, et al.Update pada pengembangan klinis calon
vaksin malaria. American Journal of Tropical Medicine and Hygiene
2004; 71 Suppl 2 : 239-47.
Breman 2004
Breman JG, Alilio MS, Mills A. Menaklukkan beban tak tertahankan
malaria: apa yang baru, apa yang dibutuhkan: ringkasan. Amerika
Journal of Tropical Medicine and Hygiene 2004; 71 Suppl 2 : 1-15.
Graves 2006a
Graves P, Gelband H. Vaksin untuk mencegah malaria (SPf66).
Cochrane Database sistematis Ulasan 2006, Issue 2. [DOI:
10,1002 / 14651858.CD005966]
Graves 2006b
Graves PM, Gelband H. Vaksin untuk mencegah malaria (darah-
tahap). Cochrane Database of Systematic 2006, Issue 4.
[DOI: 10,1002 / 14651858.CD006199]
Hay 2004
Hay SI, Guerra CA, ee AJ, Noor AM, Salju RW. global
distribusi dan populasi yang berisiko malaria: masa lalu, sekarang, dan
masa depan. Lancet Infectious Diseases 2004; 4 (6): 327-36.
Higgins 2005
Higgins J, Hijau S, editor. strategi pencarian yang sangat sensitif untuk
mengidentifikasi laporan uji coba terkontrol secara acak di MEDLINE.
Cochrane Buku Pegangan untuk Sistematik Ulasan Intervensi 4.2.5
[Diperbarui Mei 2005]; 5b Lampiran. www.cochrane.org/resources/
buku pegangan / hbook.htm (diakses Desember 2005 1).
juni 2001
Juni P, Altman DG, Egger M. ulasan sistematis dalam perawatan kesehatan:
Menilai kualitas uji klinis terkontrol. BMJ 2001; 323
(7303): 42-6.
Moorthy 2004a
Moorthy VS, Baik MF, Bukit AV. perkembangan vaksin malaria.
Nature 2004; 363 (9403): 150-6.
Ulasan Manajer 5
Nordic Cochrane Centre, The Cochrane Collaboration.
Ulasan Manager (RevMan). 5.0. Copenhagen: The Nordic
Cochrane Centre, The Cochrane Collaboration 2008.
Richie 2002
Richie TL, Saul A. Kemajuan dan tantangan untuk vaksin malaria.
Nature 2002; 415 (6872): 694-701.
salju 2004
Salju RW, Korenromp E, Gouws E. kematian Pediatric di Afrika:
Plasmodium falciparum sebagai penyebab atau risiko ?. American Journal of
Tropical Medicine and Hygiene 2004; 71 Suppl 2 : 16-24.
salju 2005
Salju RW, Guerra CA, Noor AM, Myint HY, Hay SI. global
distribusi episode klinis Plasmodium falciparum malaria.
Nature 2005; 434 (7030): 214-7.
WHO 2002
Organisasi Kesehatan Dunia. Laporan kesehatan dunia: 2002:
Mengurangi risiko, mempromosikan hidup sehat . Jenewa: Kesehatan Dunia
Organisasi 2002.
WHO 2005
Organisasi Kesehatan Dunia. Inisiatif untuk penelitian vaksin.
Portofolio vaksin malaria calon saat ini dalam pembangunan:
Maret 2005. www.who.int/vaccine_research/documents/en/
malaria_table.pdf (diakses 3 Mei 2006).
* Menunjukkan publikasi utama untuk penelitian
11
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 14
KARAKTERISTIK STUDI
Karakteristik studi termasuk [diperintahkan oleh ID studi]
Alonso 2005a
Metode
uji coba terkontrol secara acak
Generasi urutan alokasi: dihasilkan komputer di blok 6
Alokasi penyembunyian: pengacakan pusat dilakukan di GlaxoSmithKline dan kode dirilis ke
penyidik
setelah selesai menindaklanjuti; buram jarum suntik bertopeng dan kode yang digunakan
Menyilaukan: penyidik, peserta, dan penilai hasil buta selama 6 bulan pertama; peneliti tidak
buta
selama 12 bulan ke depan
Pencantuman semua peserta secara acak: 1493/1605 (93,0%) dari mereka secara acak
menerima 3 dosis; 1380/1605
(86,0%) menyelesaikan 6 bulan menindaklanjuti (92,4% dari mereka yang menerima 3
dosis); 1442 memasuki fase tunggal-buta
siapa 1319 (91,5%) menyelesaikan tindak lanjut
Panjang menindaklanjuti: 18 bulan setelah dosis ketiga
Peserta
Jumlah: anak-anak 1605
Kriteria inklusi: berusia 1 sampai 4 tahun; penduduk di daerah penelitian; imunisasi penuh
dengan Program Perluasan dari Immu-
nization (EPI) vaksin; persetujuan orang tua
Kriteria eksklusi: riwayat penyakit alergi; volume sel dikemas ≤ 25%; berat badan untuk skor
tinggi ≤ 3 Z; klinis
kronis yang signifikan atau penyakit akut; normal hematologi atau biokimia variabel
Intervensi vaksin 1. RTS, S: 3 dosis, 25 pg dalam 250 mL AS02A adjuvant, intramuskular di
deltoid (bolak lengan) pada 0, 1,
dan 2 bulan
2. vaksin konjugasi pneumokokus (di bawah 24 bulan; pertama dan ketiga dosis) ditambah
vaksin Hib (dosis kedua) atau
vaksin hepatitis B (lebih 24 bulan; 3 dosis)
Hasil
1. Waktu untuk episode klinis pertama gejala Plasmodium falciparum malaria (definisi kasus:
anak menyajikan
dengan suhu> 37,5 ° C dan parasitemia> 2500 / uL)
2. episode klinis malaria
3. Malaria perlu masuk: ( P. falciparum penyebab tunggal penyakit atau faktor penting)
4. All-penyebab masuk
5. Malaria berat (berasal dari definisi Organisasi Kesehatan Dunia: aseksual P. falciparum
parasitemia; tidak lain
Penyebab lebih mungkin penyakit; ditambah komposit anemia malaria berat (volume sel
dikemas <15%), malaria cerebral
(Koma skor Blantyre <2), dan penyakit parah sistem lain tubuh (multiple kejang, sujud,
hipoglikemia,
klinis dicurigai asidosis, atau kolaps sirkulasi)
6. Prevalensi parasitemia
7. Prevalensi anemia (volume sel dikemas <25%)
8. geometris berarti kepadatan parasit dalam episode klinis pertama
9. geometris berarti kepadatan parasit pada anak-anak parasitaemic 6,5 bulan
10. Geometris berarti titer terhadap antigen protein dan hepatitis B permukaan CS (HBsAg)
11. tingkat seropositif untuk anti-CS antibodi (> 0,5 unit internasional / mL) dan antigen
permukaan B anti-hepatitis
(HBsAg) antibodi (≥ 10 unit internasional / mL)
12. Efek samping
Catatan
Lokasi: dalam radius km 10 dari Manhica, Mozambik mana tingkat inokulasi dgn serangga
pada tahun 2002 adalah 38
gigitan infektif / tahun
Metode pengawasan: surveilans pasif penyakit dan merugikan peristiwa melalui Puskesmas
staf 24/7; obser-
vation selama 1 jam setelah vaksinasi dan sekali / hari di rumah selama 3 hari setelah dosis
masing-masing untuk efek samping; kunjungan rumah sekali
12
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 15
Alonso 2005a ( Lanjutan)
per bulan mulai 60 hari setelah dosis ketiga untuk memeriksa tempat tinggal dan
mendokumentasikan efek samping yang tidak dilaporkan; lengkap
hitung darah dilakukan 1 bulan setelah dosis 3; kreatinin, alanine aminotransferase (ALT),
dan bilirubin pada bulan 1 dan
6.5 setelah dosis 3; survei cross-sectional dengan slide darah dan suhu ketiak diambil di 6,5
bulan dan 18 bulan
setelah dosis 3
Percobaan ini dilaporkan dalam publikasi yang sama seperti Alonso 2005b
Alonso 2005ab
Metode
referensi penelitian dibuat untuk pelaporan data peristiwa buruk, yang dilaporkan bersama-
sama dalam dua laporan percobaan
(lihat Alonso 2005a dan Alonso 2005b )
Peserta
Tak dapat diterapkan
Intervensi Tidak berlaku
Hasil
Tak dapat diterapkan
Catatan
Tak dapat diterapkan
Alonso 2005b
Metode
uji coba terkontrol secara acak
Generasi urutan alokasi: dihasilkan komputer di blok 6
Alokasi penyembunyian: pengacakan pusat dilakukan di GlaxoSmithKline dan kode dirilis ke
penyidik
setelah selesai menindaklanjuti; buram dan bertopeng jarum suntik kode yang digunakan
Menyilaukan: penyidik, peserta, dan penilai hasil buta selama 6 bulan pertama; peneliti tidak
buta
selama 12 bulan ke depan
Pencantuman semua peserta secara acak: 383/417 (91,8%) dari mereka secara acak menerima
3 dosis; 299/417 (71,7%)
selesai 6 bulan menindaklanjuti (78,1% dari mereka yang menerima 3 dosis); 352 memasuki
fase tunggal-buta di antaranya 320
(90,9%) menyelesaikan tindak lanjut
Panjang menindaklanjuti: 18 bulan setelah dosis ketiga
Peserta
Jumlah: 417 anak-anak
Kriteria inklusi: usia 1 sampai 4 tahun; penduduk di daerah penelitian; penuh Expanded
Program Imunisasi (EPI) immu-
nization; persetujuan orang tua
Kriteria eksklusi: riwayat penyakit alergi; volume sel dikemas ≤ 25%; berat badan untuk skor
tinggi ≤ 3 Z; klinis
kronis yang signifikan atau penyakit akut; normal hematologi atau biokimia variabel
Intervensi vaksin 1. RTS, S: 3 dosis, 25 pg dalam 250 mL AS02A adjuvant, intramuskular di
deltoid (bolak lengan) pada 0, 1,
dan 2 bulan
2. 7-valent vaksin konjugasi pneumokokus (<24 bulan; dosis 1 dan 3) ditambah vaksin Hib
(dosis 2) atau hepatitis
Vaksin B (> 24-bulan tua; 3 dosis)
4 minggu sebelum dimulainya pengawasan, pengobatan presumtif dengan amodiakuin dan
sulfadoksin-pirimetamin adalah
diberikan; anak-anak yang positif 2 minggu kemudian diobati dengan obat lini kedua dan
dikeluarkan dari tindak lanjut
Hasil
1. Waktu untuk infeksi pertama dengan Plasmodium falciparum malaria (definisi kasus:
menyajikan dengan suhu> 37,5
° C dan parasitemia> 2500 / uL)
13
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 16
Alonso 2005b ( Lanjutan)
2. episode klinis malaria
3. Malaria membutuhkan penerimaan ( P. falciparum penyebab tunggal penyakit atau faktor
penting)
4. All-penyebab masuk
5. Malaria berat (berasal dari definisi Organisasi Kesehatan Dunia: aseksual P. falciparum
parasitemia; tidak lain
Penyebab lebih mungkin penyakit; ditambah komposit anemia malaria berat (volume sel
dikemas <5%), malaria cerebral
(Koma skor Blantyre <2), dan penyakit parah sistem lain tubuh (multiple kejang, sujud,
hipoglikemia,
klinis dicurigai asidosis, atau kolaps sirkulasi)
6. Prevalensi parasitemia
7. Prevalensi anemia (volume sel dikemas <25%)
8. geometris berarti kepadatan parasit dalam episode klinis pertama
9. geometris berarti kepadatan parasit pada anak-anak parasitaemic 6,5 bulan
10. Geometris berarti titer terhadap antigen protein dan hepatitis B permukaan CS (HBsAg)
11. seropositif untuk anti-CS antibodi (> 0,5 unit internasional / mL) dan antigen permukaan
B anti-hepatitis (HBsAg)
antibodi (≥ 10 unit internasional / mL)
12. Efek samping
Catatan
Lokasi: Ilha Josina, area dataran rendah 55 km sebelah utara dari Manhica, Mozambik
dengan musiman diucapkan trans-
misi dan transmisi lebih intens daripada di Manhica
Metode pengawasan: surveilans aktif untuk infeksi oleh morbiditas kuesioner, suhu ketiak,
dan darah
slide di kunjungan rumah mulai 2 minggu setelah dosis 3, setiap 2 minggu selama 2,5 bulan
kemudian bulanan selama 2 bulan; pengamatan
selama 1 jam setelah vaksinasi dan sekali / hari di rumah selama 3 hari setelah dosis masing-
masing untuk efek samping; hitung darah lengkap
dilakukan 1 bulan setelah dosis 3; kreatinin, alanine aminotransferase (ALT), dan bilirubin
pada bulan 1 dan 6,5 setelah dosis
3; survei cross-sectional dengan slide darah dan suhu ketiak diambil di 6,5 bulan dan 18
bulan setelah dosis 3
Percobaan ini dilaporkan dalam publikasi yang sama seperti Alonso 2005a
Bojang 2001
Metode
uji coba terkontrol secara acak
Generasi alokasi berurutan: daftar eksternal yang dihasilkan; di blok Desa
Alokasi penyembunyian: dosis vaksin masing-masing individu yang dikemas dalam kotak
disegel berlabel dengan random yang unik
Nomor domization; vaksin yang diberikan oleh perawat tanpa peran lain dalam penelitian
Membutakan: double blind
Pencantuman semua peserta secara acak: 264/306 (86,3%) menerima 3 dosis; 250/306
(81,7%) menyelesaikan tindak lanjut
tahun 1 (94,7% dari mereka yang menerima 3 dosis); 158 menerima dosis 4 dan
ditindaklanjuti di tahun kedua
Panjang menindaklanjuti: 15 minggu pada tahun 1998; dan 9 minggu di musim transmisi
1999
Peserta
Nomor: 306 laki-laki
Kriteria inklusi: usia 18 tahun sampai 45 tahun; Penyakit tidak ada yang signifikan secara
klinis.
Kriteria eksklusi: dikenal alergi terhadap vaksin atau sulfadoksin-pirimetamin; pul- klinis
yang signifikan kronis
monary, kardiovaskular, hati, atau kelainan fungsional ginjal; sejarah splenektomi; volume
sel dikemas <30%;
setiap transfusi darah dalam waktu satu bulan terakhir; setiap obat imunosupresif, vaksin
sebelumnya dengan MPL- atau QS-21-
mengandung vaksin; partisipasi dalam uji coba lain; vaksin lain atau imunoglobulin dalam 2
minggu terakhir; Dikenal
human immunodeficiency virus (HIV)
Intervensi 1. RTS, S vaksin: 3 dosis (50 mg per 0,5 dosis mL) pada hari ke 0, 28, dan 150;
dosis 4 diberikan di tahun berikutnya (1999)
Vaksin sel diploid manusia 2. Rabies
Sulfadoksin-pirimetamin (3 tablet) diberikan kepada semua peserta 2 minggu sebelum dosis 3
14
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 17
Bojang 2001 ( Lanjutan)
Hasil
1. Waktu untuk aseksual pertama Plasmodium falciparum infeksi
2. malaria simtomatik (definisi kasus: kehadiran P. falciparum pada setiap kepadatan dengan
setidaknya salah satu dari berikut:
demam (ketiak suhu ≥ 37,5 ° C; riwayat demam di terakhir 24 jam); rasa tidak enak; panas
dingin; sakit kepala; mialgia; arthralgia; dan mual,
tanpa sebab yang jelas lainnya)
3. Infeksi Malaria
4. volume sel Dikemas
antibodi protein 5. Anti-sirkumsporozoit
6. tanggapan T-sel untuk RTS, S dan antigen permukaan hepatitis B
7. Efek samping
Catatan
Lokasi: 6 desa di Upper River Division, Gambia, di mana malaria terjadi selama musim hujan
(Juli
November) dengan kejadian terbesar dalam Oktober-November
Entomologi tingkat inokulasi: 1 sampai 50 gigitan infektif per orang per tahun
Metode pengawasan: kunjungan rumah setiap hari untuk surveilans gejala dan geser darah
mingguan; surveilans pasif
Bojang 2005a
Metode
uji coba terkontrol secara acak
Generasi urutan alokasi: pilihan acak dari daftar peserta yang memenuhi syarat dikirim ke
ahli statistik eksternal di
GlaxoSmithKline Biologicals, rasio dari 2 vaksin untuk 1 plasebo per tingkat dosis
Alokasi penyembunyian: bertopeng jarum suntik identik disiapkan oleh staf dinyatakan tidak
terlibat dalam uji coba
Menyilaukan: peneliti, peserta, dan evaluator dibutakan
Pencantuman semua peserta secara acak: 85/90 (94%) selesai menindaklanjuti
Panjang menindaklanjuti: 30 hari setelah dosis terakhir
Peserta
Jumlah: 90 anak-anak
Kriteria inklusi: umur 6 sampai 11 tahun; tidak ada klinis penyakit kronis atau akut (operator
hepatitis B kronis signifikan adalah
tidak dikecualikan)
Kriteria eksklusi: dikenal alergi terhadap vaksin apapun; gizi buruk (berat badan untuk tinggi
badan <3 skor Z); hematokrit <
30%
Intervensi 1. RTS, S / AS02A vaksin: 10 mg dalam 0,1 mL adjuvant; 3 dosis pada 0, 1, dan
interval 3 bulan
2. RTS, S / AS02A vaksin: 25 ug di 0,25 mL adjuvant; 3 dosis pada 0, 1, dan interval 3 bulan
3. RTS, vaksin S / AS02A: 50 mg dalam 0,5 mL adjuvant; 3 dosis pada 0, 1, dan interval 3
bulan
4. Rabies Vaksin sel diploid manusia (Merieux HDCV): vial dosis tunggal dengan pengencer;
3 dosis 0, 1, dan 3 bulan
interval ditambah dosis 4 diberikan setelah sidang selesai (RTS, kelompok S juga ditawarkan
3 dosis vaksin rabies setelah sidang
penyelesaian)
dosis meningkat vaksin diberikan secara dosis-meningkat, yaitu kelompok dosis yang
terhuyung-huyung pada interval 10 hari
Hasil
1. Injeksi situs nyeri
2. Pembengkakan> 50 mm dan bertahan> 24 h
3. Batasan gerak lengan
4. Demam
5. Sakit kepala
6. Malaise
7. Mual
8. Hemoglobin, hematokrit, jumlah sel darah putih, dan trombosit pada hari-hari 14, 60, dan
104
9. Kreatinin dan alanine aminotransferase (ALT) pada hari 14, 60, dan 104
15
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 18
Bojang 2005a ( Lanjutan)
10. Antibodi untuk sirkumsporozoit epitop protein ulangi
antigen permukaan B 11. Beredar hepatitis
12. Anti-hepatitis antigen permukaan B (HbsAg) antibodi
Catatan
Lokasi: Desa Dampha Kunda, dekat Basse, Upper River Division, The Gambia; malaria
sangat musiman dengan
puncak pada Oktober-November
Metode pengawasan: kunjungan rumah setiap hari selama 3 hari atau sampai gejala teratasi;
Kasus melaporkan bentuk standar
oleh studi perawat di desa atau di klinik di Basse
Percobaan ini dilaporkan dalam publikasi yang sama seperti Bojang 2005a
Bojang 2005b
Metode
uji coba terkontrol secara acak
Generasi urutan alokasi: pilihan acak dari daftar peserta yang memenuhi syarat dikirim ke
ahli statistik eksternal di
GlaxoSmithKline Biologicals, rasio 2 vaksin untuk 1 plasebo per tingkat dosis
Alokasi penyembunyian: bertopeng jarum suntik identik disiapkan oleh staf dinyatakan tidak
terlibat dalam uji coba
Menyilaukan: peneliti, peserta, dan evaluator dibutakan
Pencantuman semua peserta secara acak: 130/135 (96,3%) menyelesaikan tindak lanjut
Panjang menindaklanjuti: 30 hari setelah dosis terakhir
Peserta
Jumlah: 135 anak-anak
Kriteria inklusi: umur 1 sampai 5 tahun; tidak ada klinis penyakit kronis atau akut (operator
hepatitis B kronis signifikan adalah
tidak dikecualikan)
Kriteria eksklusi: dikenal alergi terhadap vaksin apapun; gizi buruk (berat badan untuk tinggi
badan <3 skor Z); hematokrit <
30%
Intervensi 1. RTS, S / AS02A vaksin: 10 mg dalam 0,1 mL adjuvant; 3 dosis pada 0, 1, dan
interval 3 bulan
2. RTS, S / AS02A vaksin: 25 ug di 0,25 mL adjuvant; 3 dosis pada 0, 1, dan interval 3 bulan
3. RTS, vaksin S / AS02A: 50 mg dalam 0,5 mL adjuvant; 3 dosis pada 0, 1, dan interval 3
bulan
4. Rabies Vaksin sel diploid manusia (Merieux HDCV): vial dosis tunggal dengan pengencer;
3 dosis pada 0, 1, dan 3 bulan
interval ditambah dosis 4 diberikan setelah selesai sidang; (Kelompok vaksin juga ditawarkan
3 dosis vaksin rabies setelah sidang
penyelesaian)
dosis meningkat vaksin diberikan secara dosis-meningkat, yaitu kelompok dosis yang
terhuyung-huyung pada interval 10 hari
Hasil
1. Injeksi situs nyeri
2. Pembengkakan> 20 mm
3. Demam
4. Mengantuk
5. Kehilangan nafsu makan
6. Lekas marah / kerewelan
7. Hemoglobin, hematokrit, jumlah sel darah putih, dan trombosit pada hari-hari 14, 60, dan
104
8. Kreatinin dan alanine aminotransferase (ALT) pada hari 14, 60, dan 104
9. Antibodi untuk sirkumsporozoit epitop protein ulangi
10. Beredar hepatitis antigen permukaan B (HBsAG) antigen
11. antibodi Anti-HbsAg
Catatan
Lokasi: Desa Dampha Kunda, dekat Basse, Upper River Division, The Gambia; malaria
sangat musiman dengan
puncak pada Oktober-November
16
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 19
Bojang 2005b ( Lanjutan)
Metode pengawasan: kunjungan rumah setiap hari selama 3 hari atau sampai gejala teratasi;
Kasus melaporkan bentuk standar
oleh studi perawat di desa atau di klinik di Basse
Percobaan ini dilaporkan dalam publikasi yang sama seperti Bojang 2005b
Brown 1994
Metode
uji coba terkontrol secara acak
Generasi urutan alokasi: tidak dinyatakan
Alokasi penyembunyian: botol kode penampilan serupa untuk vaksin dan kontrol; disiapkan
secara eksternal oleh Swiss
Serum dan Vaccine Institute dan diberikan kepada para peneliti
Membutakan: double blind
Pencantuman semua peserta secara acak: 84% menyelesaikan studi
Panjang menindaklanjuti: 4 bulan setelah dosis terakhir
Peserta
Nomor: 199 tentara Thailand laki-laki; malaria-naif (44) atau malaria berpengalaman (155)
Kriteria inklusi: usia 18 tahun sampai 45 tahun
Kriteria eksklusi: jantung yang signifikan, hati, ginjal, atau penyakit imunologi; operasi baru-
baru ini; immunodefi- manusia
virus siensi (HIV) positif antibodi; penggunaan obat imunosupresif; anemia (hemoglobin <10
g / dL); diabetes;
riwayat alergi signifikan
Intervensi 1. R32Tox-Vaksin: 3 dosis (320 mg per 0,4 mL dosis, teradsorbsi ke aluminium
hidroksida) pada 8 dan 16 minggu
2. Tetanus / difteri toksoid: 10 dan 1 unit Lf, masing-masing, dosis pertama dan fosfat
buffered saline di berikutnya
dosis
Hasil
1. kasus Malaria (definisi kasus: slide positif)
2. Waktu untuk diagnosis malaria
3. Polymerase chain reaction (PCR) -detected urutan CS dari kasus
4. tingkat Anti-R32LR IgG dan IgM
5. Anti-toksin A antibodi
6. Efek samping
Catatan
Lokasi: Ubon Ratchatani Provinsi di perbatasan Thailand-Kamboja
Peserta divaksinasi di daerah non-endemik dan kemudian ditempatkan di kamp-kamp di
daerah endemik
Metode pengawasan: dwi-mingguan aktif dan pasif deteksi kasus
Genton 2005
Metode
uji coba terkontrol secara acak
Generasi urutan alokasi: oleh komputer, di blok 8 (5 vaksin dan 3 plasebo), oleh statistik
independen
Alokasi penyembunyian: jarum suntik disiapkan dan diberi label dengan nomor pengacakan
oleh apoteker independen
Membutakan: peneliti, peserta, dan penilai hasil dibutakan
Pencantuman semua peserta secara acak: 14/16 (87,5%) menyelesaikan tindak lanjut
Panjang menindaklanjuti: 21 hari setelah tantangan
Peserta
Jumlah: 16 orang dewasa
Kriteria inklusi: usia 18 tahun sampai 45 tahun; baik gender; tinggal di dekat Lausanne,
Swiss; mencetak ≥ 10/12 benar di uji
pemahaman
Kriteria eksklusi: sejarah malaria; mungkin paparan malaria dalam 6 bulan sebelumnya;
serologi positif bagi
17
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 20
Genton 2005 ( Lanjutan)
Plasmodium falciparum di tes antibodi fluorescent tidak langsung; riwayat reaksi parah atau
alergi terhadap gigitan nyamuk,
artemeter-lumefantrine (Riamet), atau vaksin; kehamilan atau laktasi; dikonfirmasi atau
diduga imunodefisiensi
kondisi; neurologis kronis atau aktif, gastrointestinal, kardiovaskular, atau penyakit
pernapasan; hemoglobinopati;
sejarah> 2 rawat inap untuk infeksi bakteri invasif; kebutuhan setiap obat kronis; tersangka
atau dikenal alkohol saat ini atau penyalahgunaan obat ilegal (tidak termasuk ganja); setiap
temuan penting lainnya yang, di
pendapat penyidik, secara signifikan akan meningkatkan risiko memiliki hasil yang
merugikan dari berpartisipasi
dalam protokol ini atau putus studi; indeks massa tubuh <18 kg / m2 atau> 32 kg / m2; bukti
masa lalu atau
menyajikan kondisi kejiwaan; seropositif untuk virus human immunodeficiency (HIV),
hepatitis C atau B (selain
antibodi untuk antigen permukaan hepatitis B (HBsAg)); risiko 10-tahun dari penyakit
jantung koroner> 10%; klinis yang signifikan
penyimpangan dari normal dalam biokimia atau darah hematologi tes atau dalam urine
Intervensi 1. Pf CS102: 2 dosis (30 ug masing-masing dosis) di Montanide ISA 720 adjuvant
0,5 mL injeksi intramuskular pada hari-hari
0 dan 60
2. Adjuvant saja, pada jadwal yang sama
Hasil
1. Waktu antara tantangan eksperimental dan deteksi parasit darah-tahap dalam film darah
kental
2. Waktu antara tantangan eksperimental dan polymerase chain reaction (PCR) deteksi parasit
tahap darah
3. Efek samping
4. respon imun humoral dan sel-dimediasi sebelum dan sesudah tantangan sporozoite
Catatan
Lokasi: Lausanne, Swiss
Tantangan oleh gigitan nyamuk 5 sporozoite terinfeksi di Nijmegen, Belanda, 2 minggu
setelah dosis 2
Metode pengawasan: untuk efek samping, kartu buku harian yang digunakan untuk laporan
diri dari gejala hingga hari 4, dan diminta dan
Peristiwa yang tidak diminta dinilai pada hari 4 dan 14 setelah dosis masing-masing; untuk
keberhasilan, peserta terlihat sekali per hari dari
hari 3 sampai 5 setelah tantangan, dua kali per hari dari hari 6 sampai 15, dan sekali per hari
dari hari 15-21
Guiguemde 1990
Metode
uji coba terkontrol secara acak
Generasi urutan alokasi: menyatakan akan acak, tetapi metode tidak jelas
Alokasi penyembunyian: tidak jelas
Membutakan: double blind
Pencantuman semua peserta secara acak: 109/123 (88,6%) bayi menyelesaikan studi
Panjang menindaklanjuti: 5 bulan
Peserta
Nomor: 123 bayi
Kriteria inklusi: usia 3 sampai 5 bulan; Berat> 3 kg; baik kesehatan umum; persetujuan orang
tua
Kriteria eksklusi: demam ≥ 38 ° C; geser darah positif untuk Plasmodium falciparum
Intervensi 1. (NANP) 3-tetanus toxoid vaksin: 3 dosis (subkutan, 100 mg)
2. Tetanus Toksoid (TT) dan NANP) vaksin 3-TT: 2 dosis TT dan vaksin 1 dosis
3. Tetanus Toksoid (TT): 3 dosis, 1 bulan terpisah (Expanded Program Imunisasi (EPI)
jadwal)
Hasil
1. Infeksi malaria
2. Kasus malaria (kasus definisi: suhu rektal ≥ 38 ° C dengan P. falciparum kepadatan ≥
10.000 / uL dan tidak ada lainnya
etiologi untuk demam)
3. Anemia (volume sel dikemas)
4. Proporsi dengan serokonversi untuk NANP di hari 75
18
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 21
Guiguemde 1990 ( Lanjutan)
5. Proporsi dengan “serokonversi berkhasiat” (4 kali lipat elevasi titer) pada hari 75
6. Tidak adanya parasit pada akhir imunisasi
7. Efek samping
Catatan
Lokasi: Vallee du Ko, utara dari Bobo-Dioulasso, Burkina Faso; daerah penularan malaria
permanen dengan maxima
pada bulan Juli dan November
Kester 2001
Metode
uji coba terkontrol secara acak
Generasi urutan alokasi: acak (metode tidak lain) untuk sub kelompok percobaan termasuk,
seimbang untuk seks dan
antibodi untuk antigen permukaan hepatitis B (HBsAg)
Alokasi penyembunyian: tidak digunakan
Membutakan: subkelompok termasuk yang buta ganda
Pencantuman semua peserta secara acak: 46 peserta diimunisasi; 24 dari mereka kemudian
ditantang
Panjang menindaklanjuti: 60 hari setelah dosis terakhir
Peserta
Jumlah: 46 orang dewasa malaria-naif
Kriteria inklusi: usia 18 tahun sampai 45 tahun; informed consent tertulis
Kriteria eksklusi: splenektomi; setiap kardiovaskular, hati, atau kelainan ginjal; alergi
terhadap obat-obatan antimalaria;
immunodeficiency; kehamilan; kondisi yang akan meningkatkan risiko hasil yang merugikan
dari malaria
Intervensi 1. RTS, S / SBAS2 vaksin: 3 dosis dalam kelompok; C = 50 ug vaksin; D vaksin =
25 ug; E = vaksin 10 mg
2. Vaksin Engerix hepatitis B (kelompok F)
Dosis pada 0, 1, dan 9 bulan
Hasil
1. Insiden malaria
2. Waktu untuk infeksi malaria
3. Efek samping
Catatan
Lokasi: USA
Tantangan buatan dengan nyamuk yang terinfeksi sporozoite, 2 sampai 4 minggu setelah
dosis vaksin terakhir
Moorthy 2004b
Metode
uji coba terkontrol secara acak
Generasi urutan alokasi: dihasilkan oleh Data Keselamatan dan Dewan Pengawasan
(asumsikan oleh komputer); blok
pengacakan untuk menghindari ketidakseimbangan dalam desa dan secara keseluruhan
Alokasi penyembunyian: amplop tertutup buram
Membutakan: peneliti, peserta, dan penilai membutakan (termasuk penilai terpisah untuk
reactogenicity dan keluar-
datang)
Pencantuman semua peserta secara acak: 320/372 (86,0%) menerima 3 dosis, 296/372
(79,6%) menyelesaikan tindak lanjut
(92,5% dari mereka yang menerima 3 dosis)
Panjang menindaklanjuti: 11 minggu setelah dosis 3
Peserta
Nomor: 372 laki-laki
Kriteria inklusi: usia 15 sampai 45 tahun; yang tinggal di desa-desa penelitian
Kriteria eksklusi: penyakit kronis yang dideteksi oleh evaluasi klinis; SGPT (ALT)> 42
interna-
19
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd
Halaman 22
Moorthy 2004b ( Lanjutan)
tional unit / L; kreatinin> 130 umol / L; volume sel dikemas <30%; antibodi positif ELISA
untuk immunod- manusia
virus eficiency (HIV) 1 atau HIV2; partisipasi simultan di uji klinis lain; transfusi darah di
bulan
sebelum vaksinasi; vaksinasi malaria eksperimental sebelumnya; pemberian vaksin lain
dalam 2 minggu
vaksinasi; vaksinasi rabies sebelumnya; alergi terhadap vaksin sebelumnya atau sulfadoksin-
pirimetamin; sejarah
splenektomi; setiap pengobatan dengan obat imunosupresif
Intervensi vaksin 1. DNA ME-TRAP: 2 mg pada hari ke 0 dan 21 (suntikan 2 intramuskular
setiap kali, 1 ke setiap otot deltoid)
dan MVA ME-TRAP 1,5 x 108 pembentuk plak unit pada hari 42 (4 suntikan intradermal, 2
di setiap deltoid)
2. Vaksin Rabies (Chiron Behring): 3 dosis pada jadwal yang sama dan rute administrasi
Sulfadoksin-pirimetamin diberikan 2 minggu sebelum dosis 3 (4 minggu sebelum awal
surveillance)
Hasil
1. Waktu untuk infeksi pertama dengan Plasmodium falciparum
2. malaria klinis (definisi kasus: aseksual P. falciparum pada setiap tingkat ditambah suhu ≥
37.5 ° C ditambah sakit kepala,
mialgia, artralgia, malaise, mual, pusing, atau sakit perut)
3. P. falciparum parasitemia
4. volume sel Dikemas
5. Efek samping
Catatan
Lokasi: North Divisi Bank, The Gambia; 13 desa di dekat dataran aluvial banjir
kejadian malaria pada pria dewasa adalah 72% lebih dari 11 minggu musim transmisi tinggi
di tahun-transmisi rendah
Entomologi tingkat inokulasi: diperkirakan 10 sampai 20 per tahun
Metode pengawasan: dua kali kunjungan rumah mingguan dan slide minimum darah
mingguan; deteksi kasus pasif dengan studi
perawat yang tinggal di desa-desa penelitian; observasi untuk efek samping selama 1 jam
setelah vaksinasi dan pada kunjungan rumah pada hari-hari
1, 2, dan 7
Sherwood 1996
Metode
uji coba terkontrol secara acak
Generasi urutan alokasi: peserta berpasangan dipilih sendiri, tugas di masing-masing
pasangan adalah acak
(Metode tidak disebutkan)
Alokasi penyembunyian: tidak jelas
Membutakan: double blind
Pencantuman semua peserta secara acak: 69/76 (90,8%) menyelesaikan studi
Panjang menindaklanjuti: 6 bulan setelah vaksinasi terakhir
Peserta
Nomor: 76 laki-laki di 38 pasang tidur adjacently di rumah-rumah di 5 desa
Kriteria inklusi: usia 18 sampai 30 tahun; bersedia untuk tinggal di wilayah studi selama 12
bulan dan tidak menggunakan profilaksis antimalaria
atau net tidur selama penelitian; human immunodeficiency virus (HIV) negatif
Kriteria eksklusi: bukti jantung, paru, ginjal, atau penyakit imunologi; antibodi untuk HIV
Intervensi 1. Vaksin rekombinan R32LRToxA ((NANP) 15- (NVDP) 2-LR kovalen terkait
dengan Pseudomonas aeruginosa toksin
A): 3 dosis pada 1, 8, dan 24 minggu; setiap dosis adalah 175 ug peptida dan 225 ug toksin A
2. vaksin hepatitis B rekombinan (Engerix B)
Pada kedua kelompok: parasitemia dibersihkan dengan kina sulfat (650 mg 3 kali per hari
selama 3 hari) dan doxycycline (100
mg 2 kali per hari selama 7 hari) sebelum setiap vaksinasi, dan setelah vaksinasi terakhir kina
sulfat (seperti di atas) dan
doxycycline (100 mg 2 kali per hari selama 28 hari) untuk menghilangkan tahap hati
20
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 23
Sherwood 1996 ( Lanjutan)
Hasil
1. Jumlah gejala Plasmodium falciparum kasus setelah 1, 2, atau 3 dosis (definisi kasus: slide
darah positif
bersama-sama dengan demam, menggigil, berkeringat, sakit kepala, batuk, atau diare)
2. Jumlah kasus demam
3. Jumlah hari sampai P. falciparum geser darah positif
4. Kepadatan P. falciparum
5. Prevalensi P. falciparum , P. vivax , dan P. malariae
6. Tingkat anti-R32LR antibodi dengan ELISA
7. Tingkat antibodi antisporozoite oleh antibodi fluoresen tidak langsung
8. Limfosit proliferasi ke R32 LR
9. Efek samping
Catatan
Lokasi: dekat Saradidi, Kenya Barat; kejadian malaria 90% lebih dari 4 bulan
Metode pengawasan: dijadwalkan slide darah yang diambil mingguan; slide dibuat di
kunjungan rumah setiap hari jika gejala yang dilaporkan
Karakteristik studi dikecualikan [diperintahkan oleh ID studi]
Bejon 2005
tinjauan nonrandomized dan studi metodologi
Doherty 1999
studi nonrandomized
Edelman 2002
studi nonrandomized
Epstein 2004
studi nonrandomized
Fries 1992
studi nonrandomized
gordon 1990
studi nonrandomized
gordon 1995
studi nonrandomized
Heppner 1996
studi nonrandomized
Hoffman 1994
2 kelompok dengan jumlah yang sangat kecil dari peserta, dan hanya 1 kelompok secara acak
Hoffman 2002
studi nonrandomized
Le 1999
Nonrandomized label terbuka dosis-menemukan studi keamanan dan imunogenisitas
McConkey 2003 studi imunogenisitas nonrandomized
Moorthy 2003
keselamatan nonrandomized dan studi imunogenisitas; tidak ada kelompok plasebo
Moorthy 2004c
keselamatan kuasi-acak dan studi imunogenisitas; tidak ada kelompok plasebo
21
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 24
( Lanjutan)
Nardin 2000
Studi imunogenisitas nonrandomized
Nardin 2001
Studi imunogenisitas nonrandomized
Roggero 1999
studi nonrandomized
Stoute 1998
Peserta secara acak antara dosis yang berbeda dari vaksin, tetapi tidak secara acak antara
vaksin dan
kelompok kontrol
Walther 2005
studi nonrandomized
22
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 25
DATA DAN ANALISA
Vaksin perbandingan 1. CS-NANP dibandingkan kontrol
Hasil atau subkelompok judul
Jumlah
studi
Jumlah
Peserta
metode statistik
efek ukuran
1 infeksi malaria New
3
307
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
1,05 [0,82, 1,35]
Vaksin perbandingan 2. CS-102 dibandingkan kontrol
Hasil atau subkelompok judul
Jumlah
studi
Jumlah
Peserta
metode statistik
efek ukuran
1 Mual
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
Total tidak dipilih
2 Demam
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
Total tidak dipilih
3 Malaise
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
Total tidak dipilih
Perbandingan 3. RTS, S vaksin dibandingkan kontrol
Hasil atau subkelompok judul
Jumlah
studi
Jumlah
Peserta
metode statistik
efek ukuran
1 infeksi New: menurut jenis
tantangan
3
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
subtotal hanya
1.1 tantangan Eksperimental
1
24
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
0,56 [0,35, 0,90]
1.2 Tantangan Alam
2
723
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
0,96 [0,87, 1,06]
2 infeksi New: berdasarkan kelompok umur
3
747
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
0,95 [0,86, 1,04]
2.1 Dewasa
2
330
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
0,96 [0,79, 1,17]
2.2 Anak-anak
1
417
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
0,94 [0,85, 1,04]
3 episode malaria klinis
2
1911
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
0,76 [0,66, 0,88]
3.1 Dewasa
1
306
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
0,88 [0,63, 1,23]
3.2 Anak-anak
1
1605
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
0,74 [0,63, 0,87]
4 episode malaria klinis: tahun
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
Total tidak dipilih
4,1 Tahun 1 (dewasa)
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
tidak diduga
4.2 Tahun 2 setelah penguat
(Orang dewasa)
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
tidak diduga
5 malaria parah
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
Total tidak dipilih
6 Malaria membutuhkan pengakuan
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
Total tidak dipilih
7 Masuk ke rumah sakit untuk setiap
sebab
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
Total tidak dipilih
8 Prevalensi parasitemia
2
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
subtotal hanya
8.1 Setelah 6 bulan
2
2022
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
0,74 [0,62, 0,89]
8.2 Setelah 18 bulan
2
1794
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
0,80 [0,65, 0,99]
23
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 26
9 Anemia (volume sel dikemas <
25%)
2
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
subtotal hanya
9.1 Setelah 6 bulan
2
2022
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
0,69 [0,42, 1,12]
9.2 Setelah 18 bulan
1
1442
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
0,20 [0,01, 4,14]
10 Efek samping
5
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
subtotal hanya
10.1 Injection situs nyeri
5
7502
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
1,37 [1,28, 1,45]
10.2 nyeri Arm
1
138
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
1,76 [0,80, 3,89]
10.3 Pembengkakan
4
7329
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
9,85 [6.61, 14,67]
10.4 Indurasi
1
138
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
8.26 [0,50, 136,74]
10,5 Kehangatan
1
138
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
4,94 [0,67, 36,25]
10,6 Kelembutan
1
138
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
1,82 [0,83, 4,01]
10,7 Eritema
1
138
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
2,82 [0,68, 11,68]
10,8 keterbatasan gerak Arm
3
1272
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
4,32 [2,95, 6,33]
10,9 Myalgia
2
1003
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
1,16 [0,74, 1,80]
10.10 Arthalgia
2
1003
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
1,26 [0,87, 1,83]
10.11 adenopati aksila
1
138
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
2.12 [0,26, 17,00]
10.12 Sakit kepala
3
1272
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
1,47 [1,21, 1,78]
10.13 Demam
3
1527
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
1.00 [0,68, 1,46]
10.14 cenderung demam
(subyektif)
1
138
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
8.26 [0,50, 136,74]
10.15 Menggigil
1
138
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
1,06 [0,30, 3,70]
10.16 Mengantuk
1
392
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
1,17 [0,53, 2,58]
10.17 Kehilangan nafsu makan
1
392
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
1,04 [0,57, 1,88]
10,18 Mual
2
1134
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
1,58 [0.99, 2.51]
10.19 Malaise
3
1360
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
1,67 [1,30, 2,14]
10.20 Lekas marah / kerewelan
1
392
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
1,57 [0,83, 2,98]
10.21 Umum (demam,
lekas marah , mengantuk,
anoreksia)
1
5838
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
2,38 [1,47, 3,86]
10.22 Setiap peristiwa mencegah
yang normal aktivitas
1
1876
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
1,09 [1,02, 1,16]
11 efek samping yang parah
1
3815
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
0,73 [0,62, 0,85]
11.1 Sampai 6 bulan
1
1876
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
0,72 [0,61, 0,85]
11.2 6 sampai 18 bulan
1
1939
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
0,75 [0,53, 1,07]
Perbandingan vaksin 4. ME-TRAP dibandingkan kontrol
Hasil atau subkelompok judul
Jumlah
studi
Jumlah
Peserta
metode statistik
efek ukuran
1 infeksi malaria New
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
Total tidak dipilih
2 episode malaria klinis
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
Total tidak dipilih
3 Kepadatan Plasmodium
falciparum
1
Berarti Perbedaan (IV, Tetap, 95% CI)
Total tidak dipilih
4 volume sel Berarti dikemas
1
Berarti Perbedaan (IV, Tetap, 95% CI)
Total tidak dipilih
5 Efek samping
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
Total tidak dipilih
5.1 Terbatas gerak lengan
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
tidak diduga
5.2 Nyeri pada tempat suntikan
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
tidak diduga
5.3 perubahan warna lokal
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
tidak diduga
5.4 Indurasi
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
tidak diduga
24
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 27
5,5 Blister di tempat suntikan
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
tidak diduga
5,6 Sakit kepala
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
tidak diduga
5,7 demam Tujuan
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
tidak diduga
5,8 Malaise
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
tidak diduga
5,9 Mual
1
Rasio risiko (MH, Tetap, 95% CI)
tidak diduga
Analisis 1.1. Vaksin perbandingan 1 CS-NANP dibandingkan kontrol, Hasil 1 infeksi
malaria New.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: Vaksin 1 CS-NANP dibandingkan kontrol
Hasil: 1 infeksi malaria New
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Berat
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
Brown 1994
14/84
12/84
22,0%
1,17 [0,57, 2,37]
Guiguemde 1990
18/35
13/35
23,8%
1,38 [0,81, 2,37]
Sherwood 1996
25/34
30/35
54,2%
0,86 [0,67, 1,09]
Total (95% CI)
153
154
100,0%
1,05 [0,82, 1,35]
Jumlah kejadian: 57 (Vaksin), 55 (Control)
Heterogenitas: Chi = 3.78, df = 2 (P = 0,15); Aku = 47%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 0,39 (P = 0.70)


0,1 0,2
0.5
1
2
5
10
nikmat vaksin
kontrol nikmat
Analisis 2.1. Perbandingan 2 vaksin CS-102 dibandingkan kontrol, Hasil 1 Mual.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: Vaksin 2 CS-102 dibandingkan kontrol
Hasil: 1 Mual
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
Genton 2005
1/8
6/6
0,18 [0,04, 0,78]
0,01
0,1
1
10
100
nikmat vaksin
kontrol nikmat
25
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 28
Analisis 2.2. Vaksin perbandingan 2 CS-102 dibandingkan kontrol, Hasil 2 Demam.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: Vaksin 2 CS-102 dibandingkan kontrol
Hasil: 2 Demam
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
Genton 2005
3/8
5/6
0,45 [0,17, 1,18]
0,01
0,1
1
10
100
nikmat vaksin
kontrol nikmat
Analisis 2.3. Vaksin perbandingan 2 CS-102 dibandingkan kontrol, Hasil 3 Malaise.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: Vaksin 2 CS-102 dibandingkan kontrol
Hasil: 3 Malaise
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
Genton 2005
4/8
6/6
0,54 [0,27, 1,07]
0,01
0,1
1
10
100
nikmat vaksin
kontrol nikmat
26
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 29
Analisis 3.1. Perbandingan 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol, Hasil 1 infeksi New:
menurut jenis tantangan.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol
Hasil: 1 infeksi New: menurut jenis tantangan
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Berat
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
1 tantangan Eksperimental
Kester 2001
9/17
7/7
100,0%
0,56 [0,35, 0,90]
Subtotal (95% CI)
17
7
100,0%
0,56 [0,35, 0,90]
Jumlah kejadian: 9 (Vaksin), 7 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 2,38 (P = 0,017)
2 tantangan Alam
Alonso 2005b
157/209
166/208
67,5%
0,94 [0,85, 1,04]
Bojang 2001
81/153
80/153
32,5%
1,01 [0,82, 1,25]
Subtotal (95% CI)
362
361
100,0%
0,96 [0,87, 1,06]
Jumlah kejadian: 238 (Vaksin), 246 (Control)
Heterogenitas: Chi = 0,41, df = 1 (P = 0,52); Aku = 0,0%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 0,72 (P = 0,47)


0,1 0,2
0.5
1
2
5
10
nikmat vaksin
kontrol nikmat
27
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 30
Analisis 3.2. Perbandingan 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol, Hasil 2 infeksi New:
berdasarkan kelompok usia.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol
Hasil: 2 Infeksi Baru: berdasarkan kelompok umur
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Berat
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
1 Dewasa
Bojang 2001
81/153
80/153
31,2%
1,01 [0,82, 1,25]
Kester 2001
9/17
7/7
4.0%
0,56 [0,35, 0,90]
Subtotal (95% CI)
170
160
35,2%
0,96 [0,79, 1,17]
Jumlah kejadian: 90 (Vaksin), 87 (Control)
Heterogenitas: Chi = 5.16, df = 1 (P = 0,02); Aku = 81%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 0,40 (P = 0.69)


2 Anak-anak
Alonso 2005b
157/209
166/208
64,8%
0,94 [0,85, 1,04]
Subtotal (95% CI)
209
208
64,8%
0,94 [0,85, 1,04]
Jumlah kejadian: 157 (Vaksin), 166 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 1,14 (P = 0,25)
Total (95% CI)
379
368
100,0%
0,95 [0,86, 1,04]
Jumlah kejadian: 247 (Vaksin), 253 (Control)
Heterogenitas: Chi = 5.07, df = 2 (P = 0,08); Aku = 61%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 1,08 (P = 0,28)


0,1 0,2
0.5
1
2
5
10
nikmat vaksin
kontrol nikmat
28
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 31
Analisis 3.3. Perbandingan 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol, Hasil 3 episode
malaria klinis.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol
Hasil: 3 episode malaria klinis
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Berat
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
1 Dewasa
Bojang 2001
44/153
50/153
16,6%
0,88 [0,63, 1,23]
Subtotal (95% CI)
153
153
16,6%
0,88 [0,63, 1,23]
Jumlah kejadian: 44 (Vaksin), 50 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 0,74 (P = 0,46)
2 Anak-anak
Alonso 2005a
186/803
251/802
83,4%
0,74 [0,63, 0,87]
Subtotal (95% CI)
803
802
83,4%
0,74 [0,63, 0,87]
Jumlah kejadian: 186 (Vaksin), 251 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 3,63 (P = 0,00028)
Total (95% CI)
956
955
100,0%
0,76 [0,66, 0,88]
Jumlah kejadian: 230 (Vaksin), 301 (Control)
Heterogenitas: Chi = 0,82, df = 1 (P = 0,36); Aku = 0,0%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 3,62 (P = 0,00030)


0,2
0.5
1
2
5
nikmat vaksin
kontrol nikmat
Analisis 3.4. Perbandingan 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol, Hasil 4 episode
malaria klinis: tahun.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol
Hasil: 4 episode malaria klinis: tahun
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
1 Tahun 1 (dewasa)
Bojang 2001
44/153
50/153
0,88 [0,63, 1,23]
2 Tahun 2 setelah penguat (orang dewasa)
Bojang 2001
7/73
22/85
0,37 [0,17, 0,82]
0,1 0,2
0.5
1
2
5
10
nikmat vaksin
kontrol nikmat
29
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 32
Analisis 3,5. Perbandingan 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol, Hasil 5 malaria
parah.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol
Hasil: 5 malaria parah
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
Alonso 2005a
11/803
26/802
0,42 [0,21, 0,85]
0,1 0,2
0.5
1
2
5
10
nikmat vaksin
kontrol nikmat
Analisis 3.6. Perbandingan 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol, Hasil 6 Malaria
membutuhkan pengakuan.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol
Hasil: 6 Malaria membutuhkan pengakuan
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
Alonso 2005a
42/803
62/802
0,68 [0,46, 0,99]
0,1 0,2
0.5
1
2
5
10
nikmat vaksin
kontrol nikmat
30
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 33
Analisis 3.7. Perbandingan 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol, Hasil 7 Masuk ke
rumah sakit untuk alasan apapun.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol
Hasil: 7 Masuk ke rumah sakit untuk setiap penyebab
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
Alonso 2005a
79/803
90/802
0,88 [0,66, 1,17]
0,1 0,2
0.5
1
2
5
10
nikmat vaksin
kontrol nikmat
Analisis 3.8. Perbandingan 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol, Hasil 8 Prevalensi
parasitemia.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol
Hasil: 8 Prevalensi parasitemia
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Berat
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
1 Setelah 6 bulan
Alonso 2005a
82/803
131/802
60,3%
0,63 [0,48, 0,81]
Alonso 2005b
80/209
86/208
39,7%
0,93 [0,73, 1,17]
Subtotal (95% CI)
1012
1010
100,0%
0,74 [0,62, 0,89]
Jumlah kejadian: 162 (Vaksin), 217 (Control)
Heterogenitas: Chi = 5.03, df = 1 (P = 0,02); Aku = 80%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 3,27 (P = 0,0011)


2 Setelah 18 bulan
Alonso 2005a
77/723
106/719
67,8%
0,72 [0,55, 0,95]
Alonso 2005b
50/181
49/171
32,2%
0,96 [0,69, 1,35]
Subtotal (95% CI)
904
890
100,0%
0,80 [0,65, 0,99]
Jumlah kejadian: 127 (Vaksin), 155 (Control)
Heterogenitas: Chi = 1,73, df = 1 (P = 0,19); Aku = 42%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 2,05 (P = 0,040)


0,1 0,2
0.5
1
2
5
10
nikmat vaksin
kontrol nikmat
31
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd
Halaman 34
Analisis 3.9. Perbandingan 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol, Hasil 9 Anemia
(dikemas volume sel <25%).
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol
Hasil: 9 Anemia (volume sel dikemas <25%)
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Berat
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
1 Setelah 6 bulan
Alonso 2005a
26/803
36/802
93,5%
0,72 [0,44, 1,18]
Alonso 2005b
0/209
2/208
6,5%
0,20 [0,01, 4,12]
Subtotal (95% CI)
1012
1010
100,0%
0,69 [0,42, 1,12]
Jumlah kejadian: 26 (Vaksin), 38 (Control)
Heterogenitas: Chi = 0,68, df = 1 (P = 0.41); Aku = 0,0%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 1,51 (P = 0,13)


2 Setelah 18 bulan
Alonso 2005a
0/723
2/719
100,0%
0,20 [0,01, 4,14]
Subtotal (95% CI)
723
719
100,0%
0,20 [0,01, 4,14]
Jumlah kejadian: 0 (Vaksin), 2 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 1,04 (P = 0,30)
0.0010.01 0,1
1
10 100 1000
nikmat vaksin
kontrol nikmat
32
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Page 35
Analisis 3.10. Perbandingan 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol, Hasil 10 peristiwa
merugikan.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol
Hasil: 10 Kejadian buruk
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Berat
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
1 Injection situs nyeri
Alonso 2005ab
7/2926
1/2912
0,2%
6,97 [0,86, 56,59]
Bojang 2001
378/435
228/430
47,8%
1,64 [1,49, 1,80]
Bojang 2005a
165/179
74/90
20,5%
1,12 [1,01, 1,25]
Bojang 2005b
227/267
104/125
29,6%
1,02 [0,93, 1,12]
Kester 2001
32/102
6/36
1,9%
1,88 [0,86, 4,13]
Subtotal (95% CI)
3909
3593
100,0%
1,37 [1,28, 1,45]
Jumlah kejadian: 809 (Vaksin), 413 (Control)
Heterogenitas: Chi = 67,30, df = 4 (P <0,00001); Aku = 94%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 9,81 (P <0,00001)


nyeri 2 Arm
Kester 2001
30/102
6/36
100,0%
1,76 [0,80, 3,89]
Subtotal (95% CI)
102
36
100,0%
1,76 [0,80, 3,89]
Jumlah kejadian: 30 (Vaksin), 6 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 1,41 (P = 0,16)
3 Pembengkakan
Alonso 2005ab
224/2926
14/2912
51,3%
15.92 [9,30, 27,26]
Bojang 2001
0/435
1/430
5,5%
0,33 [0,01, 8,07]
Bojang 2005a
27/179
1/90
4,9%
13,58 [1,87, 98,30]
Bojang 2005b
54/267
7/90
38,3%
2,60 [1,23, 5,51]
Subtotal (95% CI)
3807
3522
100,0%
9,85 [6.61, 14,67]
Jumlah kejadian: 305 (Vaksin), 23 (Control)
Heterogenitas: Chi = 19,61, df = 3 (P = 0,00020); Aku = 85%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 11,25 (P <0,00001)


4 Indurasi
Kester 2001
11/102
0/36
100,0%
8.26 [0,50, 136,74]
Subtotal (95% CI)
102
36
100,0%
8.26 [0,50, 136,74]
Jumlah kejadian: 11 (Vaksin), 0 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 1,47 (P = 0,14)
5 Kehangatan
0.0010.01 0,1
1
10 100 1000
nikmat vaksin
kontrol nikmat
( Lanjutan ...)
33
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Page 36
(... Lanjutan )
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Berat
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
Kester 2001
14/102
1/36
100,0%
4,94 [0,67, 36,25]
Subtotal (95% CI)
102
36
100,0%
4,94 [0,67, 36,25]
Jumlah kejadian: 14 (Vaksin), 1 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 1,57 (P = 0,12)
6 Kelembutan
Kester 2001
31/102
6/36
100,0%
1,82 [0,83, 4,01]
Subtotal (95% CI)
102
36
100,0%
1,82 [0,83, 4,01]
Jumlah kejadian: 31 (Vaksin), 6 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 1,50 (P = 0,13)
7 Eritema
Kester 2001
16/102
2/36
100,0%
2,82 [0,68, 11,68]
Subtotal (95% CI)
102
36
100,0%
2,82 [0,68, 11,68]
Jumlah kejadian: 16 (Vaksin), 2 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 1,43 (P = 0,15)
Keterbatasan gerak 8 Arm
Bojang 2001
113/435
26/430
84,7%
4,30 [2,87, 6,44]
Bojang 2005a
28/179
3/90
12,9%
4,69 [1,47, 15,02]
Kester 2001
4/102
0/36
2,4%
3,23 [0,18, 58,61]
Subtotal (95% CI)
716
556
100,0%
4,32 [2,95, 6,33]
Jumlah kejadian: 145 (Vaksin), 29 (Control)
Heterogenitas: Chi = 0,06, df = 2 (P = 0,97); Aku = 0,0%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 7,53 (P <0,00001)


9 Myalgia
Bojang 2001
35/435
31/430
91,3%
1,12 [0,70, 1,78]
Kester 2001
9/102
2/36
8,7%
1,59 [0,36, 7,01]
Subtotal (95% CI)
537
466
100,0%
1,16 [0,74, 1,80]
Jumlah kejadian: 44 (Vaksin), 33 (Control)
Heterogenitas: Chi = 0,20, df = 1 (P = 0,66); Aku = 0,0%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 0,64 (P = 0,52)


10 Arthalgia
Bojang 2001
55/435
41/430
93,3%
1,33 [0,91, 1,94]
Kester 2001
2/102
2/36
6,7%
0,35 [0,05, 2,41]
Subtotal (95% CI)
537
466
100,0%
1,26 [0,87, 1,83]
Jumlah kejadian: 57 (Vaksin), 43 (Control)
Heterogenitas: Chi = 1,75, df = 1 (P = 0,19); Aku = 43%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 1,22 (P = 0,22)


11 adenopati aksila
0.0010.01 0,1
1
10 100 1000
nikmat vaksin
kontrol nikmat
( Lanjutan ...)
34
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

halaman 37
(... Lanjutan )
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Berat
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
Kester 2001
6/102
1/36
100,0%
2.12 [0,26, 17,00]
Subtotal (95% CI)
102
36
100,0%
2.12 [0,26, 17,00]
Jumlah kejadian: 6 (Vaksin), 1 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 0,71 (P = 0,48)
12 Sakit kepala
Bojang 2001
158/435
111/430
87,4%
1,41 [1,15, 1,72]
Bojang 2005a
37/179
11/90
11,5%
1,69 [0,91, 3,16]
Kester 2001
11/102
1/36
1,2%
3,88 [0,52, 29,02]
Subtotal (95% CI)
716
556
100,0%
1,47 [1,21, 1,78]
Jumlah kejadian: 206 (Vaksin), 123 (Control)
Heterogenitas: Chi = 1,26, df = 2 (P = 0.53); Aku = 0,0%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 3,89 (P = 0,00010)


13 Demam
Bojang 2001
13/436
6/430
13,3%
2.14 [0,82, 5,57]
Bojang 2005a
17/179
5/90
14,7%
1,71 [0,65, 4,48]
Bojang 2005b
33/267
24/125
72,0%
0,64 [0,40, 1,04]
Subtotal (95% CI)
882
645
100,0%
1.00 [0,68, 1,46]
Jumlah kejadian: 63 (Vaksin), 35 (Control)
Heterogenitas: Chi = 6.82, df = 2 (P = 0,03); Aku = 71%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 0,01 (P = 0.99)


14 cenderung demam (subjektif)
Kester 2001
11/102
0/36
100,0%
8.26 [0,50, 136,74]
Subtotal (95% CI)
102
36
100,0%
8.26 [0,50, 136,74]
Jumlah kejadian: 11 (Vaksin), 0 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 1,47 (P = 0,14)
15 Menggigil
Kester 2001
9/102
3/36
100,0%
1,06 [0,30, 3,70]
Subtotal (95% CI)
102
36
100,0%
1,06 [0,30, 3,70]
Jumlah kejadian: 9 (Vaksin), 3 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 0,09 (P = 0,93)
16 Mengantuk
Bojang 2005b
20/267
8/125
100,0%
1,17 [0,53, 2,58]
Subtotal (95% CI)
267
125
100,0%
1,17 [0,53, 2,58]
Jumlah kejadian: 20 (Vaksin), 8 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
0.0010.01 0,1
1
10 100 1000
nikmat vaksin
kontrol nikmat
( Lanjutan ...)
35
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 38
(... Lanjutan )
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Berat
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 0,39 (P = 0.70)
17 Kehilangan nafsu makan
Bojang 2005b
31/267
14/125
100,0%
1,04 [0,57, 1,88]
Subtotal (95% CI)
267
125
100,0%
1,04 [0,57, 1,88]
Jumlah kejadian: 31 (Vaksin), 14 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 0,12 (P = 0,91)
18 Mual
Bojang 2001
36/435
25/430
90,4%
1.42 [0,87, 2,33]
Bojang 2005a
12/179
2/90
9,6%
3.02 [0.69, 13.19]
Subtotal (95% CI)
614
520
100,0%
1,58 [0.99, 2.51]
Jumlah kejadian: 48 (Vaksin), 27 (Control)
Heterogenitas: Chi = 0,91, df = 1 (P = 0,34); Aku = 0,0%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 1,91 (P = 0,056)


19 Malaise
Bojang 2001
118/435
70/430
87,1%
1,67 [1,28, 2,17]
Bojang 2005a
24/267
4/90
7,4%
2,02 [0,72, 5,67]
Kester 2001
10/102
3/36
5,5%
1,18 [0,34, 4,04]
Subtotal (95% CI)
804
556
100,0%
1,67 [1,30, 2,14]
Jumlah kejadian: 152 (Vaksin), 77 (Control)
Heterogenitas: Chi = 0,44, df = 2 (P = 0.80); Aku = 0,0%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 3,98 (P = 0,000069)


20 Lekas marah / kerewelan
Bojang 2005b
37/267
11/125
100,0%
1,57 [0,83, 2,98]
Subtotal (95% CI)
267
125
100,0%
1,57 [0,83, 2,98]
Jumlah kejadian: 37 (Vaksin), 11 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 1,39 (P = 0,16)
21 Umum (demam, lekas marah, mengantuk, anoreksia)
Alonso 2005ab
55/2926
23/2912
100,0%
2,38 [1,47, 3,86]
Subtotal (95% CI)
2926
2912
100,0%
2,38 [1,47, 3,86]
Jumlah kejadian: 55 (Vaksin), 23 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 3.51 (P = 0,00045)
22 Setiap peristiwa mencegah aktivitas normal
Alonso 2005ab
653/941
597/935
100,0%
1,09 [1,02, 1,16]
Subtotal (95% CI)
941
935
100,0%
1,09 [1,02, 1,16]
Jumlah kejadian: 653 (Vaksin), 597 (Control)
0.0010.01 0,1
1
10 100 1000
nikmat vaksin
kontrol nikmat
( Lanjutan ...)
36
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd
Halaman 39
(... Lanjutan )
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Berat
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 2,54 (P = 0,011)
0.0010.01 0,1
1
10 100 1000
nikmat vaksin
kontrol nikmat
Analisis 3.11. Perbandingan 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol, Hasil 11 efek
samping yang parah.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: 3 RTS, vaksin S dibandingkan kontrol
Hasil: 11 efek samping yang parah
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Berat
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
1 Sampai 6 bulan
Alonso 2005ab
180/941
249/935
79,0%
0,72 [0,61, 0,85]
Subtotal (95% CI)
941
935
79,0%
0,72 [0,61, 0,85]
Jumlah kejadian: 180 (Vaksin), 249 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 3,84 (P = 0,00012)
06-18 Februari bulan
Alonso 2005ab
50/974
66/965
21,0%
0,75 [0,53, 1,07]
Subtotal (95% CI)
974
965
21,0%
0,75 [0,53, 1,07]
Jumlah kejadian: 50 (Vaksin), 66 (Control)
Heterogenitas: tidak berlaku
Tes untuk efek keseluruhan: Z = 1,58 (P = 0,11)
Total (95% CI)
1915
1900
100,0%
0,73 [0,62, 0,85]
Jumlah kejadian: 230 (Vaksin), 315 (Control)
Heterogenitas: Chi = 0,05, df = 1 (P = 0.83); Aku = 0,0%
2 2

Tes untuk efek keseluruhan: Z = 4.11 (P = 0,000039)


0,1 0,2
0.5
1
2
5
10
nikmat vaksin
kontrol nikmat
37
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 40
Analisis 4.1. Perbandingan vaksin 4 ME-TRAP dibandingkan kontrol, Hasil 1 infeksi
malaria New.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: 4 vaksin ME-TRAP dibandingkan kontrol
Hasil: 1 infeksi malaria New
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
Moorthy 2004b
80/141
91/155
0,97 [0,79, 1,18]
0.5
0,7
1
1.5
2
nikmat vaksin
kontrol nikmat
Analisis 4.2. Perbandingan 4 vaksin ME-TRAP dibandingkan kontrol, Hasil 2 episode
malaria klinis.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: 4 vaksin ME-TRAP dibandingkan kontrol
Hasil: 2 episode malaria klinis
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
Moorthy 2004b
10/141
13/155
0,85 [0,38, 1,87]
0,1 0,2
0.5
1
2
5
10
nikmat vaksin
kontrol nikmat
38
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 41
Analisis 4.3. Perbandingan vaksin 4 ME-TRAP dibandingkan kontrol, Hasil 3
Kepadatan dari Plasmodium
falciparum.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: 4 vaksin ME-TRAP dibandingkan kontrol
Hasil: 3 Kepadatan Plasmodium falciparum
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
berarti Perbedaan
berarti Perbedaan
N
Berarti (SD)
N
Berarti (SD)
IV, Tetap, 95% CI
IV, Tetap, 95% CI
Moorthy 2004b
80
31 (110,3)
91
24 (47,4)
7.00 [-19,06, 33,06]
-100
-50
0
50
100
nikmat vaksin
kontrol nikmat
Analisis 4.4. Perbandingan vaksin 4 ME-TRAP dibandingkan kontrol, Hasil 4 Berarti
dikemas volume sel.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: 4 vaksin ME-TRAP dibandingkan kontrol
Hasil: 4 Berarti volume sel dikemas
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
berarti Perbedaan
berarti Perbedaan
N
Berarti (SD)
N
Berarti (SD)
IV, Tetap, 95% CI
IV, Tetap, 95% CI
Moorthy 2004b
141
41 (5.2)
155
40 (4.4)
1.00 [-0,10, 2,10]
-4
-2
0
2
4
kontrol nikmat
nikmat vaksin
39
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 42
Analisis 4,5. Perbandingan 4 vaksin ME-TRAP dibandingkan kontrol, Hasil 5 Efek
samping.
Ulasan: Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit)
Perbandingan: 4 vaksin ME-TRAP dibandingkan kontrol
Hasil: 5 Efek samping
Studi atau subkelompok
Vaksin
Kontrol
Rasio risiko
Rasio risiko
n/N
n/N
MH, Tetap, 95% CI
MH, Tetap, 95% CI
1 Terbatas gerak lengan
Moorthy 2004b
28/152
2/158
14.55 [3.53, 60.04]
2 Nyeri pada tempat suntikan
Moorthy 2004b
103/152
19/157
5,60 [3,62, 8,66]
3 perubahan warna lokal
Moorthy 2004b
116/151
26/156
4,61 [3.21, 6.62]
4 Indurasi
Moorthy 2004b
138/152
86/158
1,67 [1,43, 1,94]
5 Blister di tempat suntikan
Moorthy 2004b
89/151
14/156
6,57 [3,92, 11,02]
6 Sakit kepala
Moorthy 2004b
45/161
19/168
2,47 [1,51, 4,04]
7 demam Tujuan
Moorthy 2004b
6/161
0/168
13,56 [0.77, 238.80]
8 Malaise
Moorthy 2004b
40/161
14/168
2,98 [1,69, 5,27]
9 Mual
Moorthy 2004b
3/161
1/168
3.13 [0,33, 29,78]
0,001 0,01 0,1
1
10 100 1000
nikmat vaksin
kontrol nikmat
LAMPIRAN
Lampiran metode 1. Cari: strategi pencarian rinci
Cari mengatur CIDG SR sebuah
PUSAT
MEDLINE b
EMBASE b
LILACS b
Ilmu Indeks Citation
1
malaria
malaria
malaria
malaria
malaria
malaria
2
Plasmodium Plasmodium
Plasmodium
Plasmodium
Plasmodium Plasmodium
40
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 43
( Lanjutan)
3
1 atau 2
1 atau 2
1 atau 2
1 atau 2
1 atau 2
1 atau 2
4
Vaksin *
Vaksin *
Vaksin *
Vaksin *
Vaksin *
Vaksin *
5
3 dan 4
3 dan 4
3 dan 4
3 dan 4
3 dan 4
3 dan 4
6
-
MALARIA Vaksin yang
Cines
MALARIA Vaksin yang
Cines
MALARIA Vaksin yang
Cines
-
-
7
-
5 atau 6
5 atau 6
5 atau 6
-
-
8
-
-
Batasi 7 untuk Batasi manusia 7 untuk manusia -
-
sebuah Cochrane Infectious Diseases Grup Specialized Register.
b istilah pencarian yang digunakan dalam kombinasi dengan strategi pencarian untuk mengambil percobaan yang
dikembangkan oleh The Cochrane Collaboration ( Higgins
2005 ); huruf: MESH atau EMTREE pos; huruf kecil: istilah teks bebas.
APA YANG BARU
Terakhir dinilai sebagai up-to-date: 13 Juni 2006.
21 Juli 2008 diubah Dikonversi ke format review baru dengan perubahan minor.
SEJARAH
Protokol pertama kali diterbitkan: Edisi 4, 2006
Ulasan pertama kali diterbitkan: Edisi 4, 2006
41
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 44
15 Agustus 2006 kutipan New diperlukan dan kesimpulan telah berubah 2006, Issue 4: The
original Cochrane Ulasan malaria
vaksin (Graves 2003) telah dibagi menjadi tiga bagian
untuk vaksin praeritrosit, vaksin SPf66, dan darah-
vaksin tahap. Ulasan ini meliputi uji coba pra-ery-
vaksin throcytic. CS-NANP dan RTS, S uji coba dari
Graves 2003 termasuk; satu percobaan vaksin CS-NANP
dari Nigeria telah direklasifikasi sebagai multi-tahap Vaksin yang
cine (CS / 5.1) dan akan dimasukkan dalam Cochrane masa depan
Tinjau untuk vaksin multi-tahap. Enam percobaan baru telah
ditambahkan ke ulasan ini: salah satu CS102 vaksin baru; satu dari
vaksin baru ME-TRAP; dua percobaan keamanan RTS, S; dan
dua percobaan khasiat RTS, S. Dengan penambahan bidang baru
uji coba, menjadi jelas bahwa ada heterogenitas be-
uji coba tween yang digunakan tantangan eksperimental dan alami,
dan ini telah subgrouped di ulasan ini. Teks
review telah banyak diperbarui dan direvisi, dan
meta-analisis sekarang dilakukan dengan rasio risiko sebagai default
statistik.
KONTRIBUSI PENULIS
Patricia Graves menulis protokol, diekstrak data, dan menyusun review. Hellen Gelband
diekstrak data dan co-menulis review.
DEKLARASI KEPENTINGAN
Tidak ada yang diketahui.
SUMBER DUKUNGAN
sumber internal
• Liverpool School of Tropical Medicine, UK.
sumber eksternal
• Departemen Pembangunan Internasional, UK.
42
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Halaman 45
SYARAT INDEX
Medical Subject Heading (MeSH)
Antigen, Protozoan [imunologi]; Malaria [ * pencegahan & kontrol]; Malaria Vaksin [ *
penggunaan terapi]; Protozoa Protein [im-
munology]; Vaksin, DNA [penggunaan terapi]
MeSH kata cek
Dewasa; Anak; manusia
43
Vaksin untuk mencegah malaria (praeritrosit) (Ulasan)
Hak Cipta © 2009 The Cochrane Collaboration. Diterbitkan oleh John Wiley & Sons,
Ltd

Вам также может понравиться

  • Analisis Tingkat Pendidikan DGN KB Hormonal
    Analisis Tingkat Pendidikan DGN KB Hormonal
    Документ2 страницы
    Analisis Tingkat Pendidikan DGN KB Hormonal
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет
  • Asfiksia Neonatorum Evita Tahta Prahara
    Asfiksia Neonatorum Evita Tahta Prahara
    Документ23 страницы
    Asfiksia Neonatorum Evita Tahta Prahara
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет
  • Dermatiti Kontak Alergi Modul 2.
    Dermatiti Kontak Alergi Modul 2.
    Документ3 страницы
    Dermatiti Kontak Alergi Modul 2.
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет
  • Amkk-Mengetahui Jenis Vaksin-Evita Tahta Prahara-K1a1 14 015
    Amkk-Mengetahui Jenis Vaksin-Evita Tahta Prahara-K1a1 14 015
    Документ5 страниц
    Amkk-Mengetahui Jenis Vaksin-Evita Tahta Prahara-K1a1 14 015
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет
  • Sumber 5
    Sumber 5
    Документ13 страниц
    Sumber 5
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет
  • Dapus DVT
    Dapus DVT
    Документ1 страница
    Dapus DVT
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет
  • Dapus DVT
    Dapus DVT
    Документ1 страница
    Dapus DVT
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет
  • Tinjauan Klinis DVT
    Tinjauan Klinis DVT
    Документ24 страницы
    Tinjauan Klinis DVT
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет
  • Halaman 1
    Halaman 1
    Документ12 страниц
    Halaman 1
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет
  • Pence Gahan
    Pence Gahan
    Документ1 страница
    Pence Gahan
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет
  • Dapus DVT
    Dapus DVT
    Документ1 страница
    Dapus DVT
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ1 страница
    Daftar Isi
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ1 страница
    Daftar Isi
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет
  • Dermatiti Kontak Alergi Modul 2.
    Dermatiti Kontak Alergi Modul 2.
    Документ3 страницы
    Dermatiti Kontak Alergi Modul 2.
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет
  • SNH (Kedkel)
    SNH (Kedkel)
    Документ23 страницы
    SNH (Kedkel)
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет
  • Laporan Kedkel Stroke Non Hemoragik (Evita)
    Laporan Kedkel Stroke Non Hemoragik (Evita)
    Документ40 страниц
    Laporan Kedkel Stroke Non Hemoragik (Evita)
    Evita Tahtaprahara
    100% (1)
  • TB (Kedkel)
    TB (Kedkel)
    Документ25 страниц
    TB (Kedkel)
    Evita Tahtaprahara
    Оценок пока нет