Вы находитесь на странице: 1из 11

STRATEGI PELAKSANAAN I

HARGA DIRI RENDAH


Pertemuan : ke 1
Hari / Tanggal :
Waktu :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan sering malu dan tak berguna
DO : Klien tampak pasif, terlihat suka menyendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. TUK
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran
hubungan interaksi selanjutnya
TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
4. Tindakan Keperawatan
- Membina hubungan saling percaya.
- Memperkenalkan diri.
- Menjelaskan tujuan interaksi.
- Menciptakan lingkungan yang tenang.
- Membuat kesepakatan, kontrak dibuat dengan jelas mengenai topik, tempat,
waktu.
- Memberi perhatian dan penghargaan : temani klien walau tidak menjawab.
B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Assalamualaikum ibu/bapak, Saya perawat yang akan merawat ibu/bapak.
Perkenalkan nama saya Shinta Kusuma Dewi, biasa di panggil Shinta, saya dari
STIKES MAJAPAHIT. Kalau boleh tahu nama lengkapnya siapa? Senang
dipanggil apa?”
b) Evaluasi/ Validasi
“Ibu/bapak, bagaimana perasaan ibu/bapak pada pagi ini?? Ada apa dirumah
sampai ibu/bapak dibawa kemari.
2. Kontrak
Topik : “Ibu/bapak, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan
ibu/bapak atau hal-hal yang biasanya ibu lakukan?”
Waktu : “Ibu/bapak, maunya berapa lama kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau 10
menit saja?”
Tempat : “Ibu/bapak maunya dimana kita bercakap-cakap? Disini atau di depan??”
3. Fase Kerja
“Kebiasaan ibu/bapak dirumah apa? dari kamar tidur, dapur , maupun dihalaman pasti
menyenangkan sekali ibu/bapak ya……, sekarang yang biasa ibu/bapak lakukan
ditempat kerja ibu/bapak apa? Terus apa saja yang disenangi dari keluaga ibu/bapak?
Bagaimana dengan anak ibu/bapak?
4. Fase Terminasi
a) Evaluasi Subyektif
“Bagaiman perasaan ibu/bapak setelah kita bercakap-cakap tadi?”
b) Evaluasi Obyektif
“Apa saja kemampuan atau kebiasaan ibu/bapak lakukan? Terus apa saja yang
disenangi dirumah ibu/bapak?”
5. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah ibu/bapak selanjutnya coba ibu/bapak ingat kemampuan ibu/bapak yang lain,
yang belum kita bicarakan, nanti cerita-cerita pada saya ibu/bapak ya….”
6. Kontrak
Topik : “Ibu/bapak, nanti saya akan melihat kemampuan ibu/bapak mana yang masih
dapat dilakukan dirumah sakit maupun dirumah.”
Waktu : “Ibu/bapak, bagaimana kalau jam 10.00 nanti kita bertemu? Sampai nanti
ibu/bapak ya……”
Tempat : “Untuk tempat ibu/bapak maunya dimana? Bagaiman kalau disini saja…”

SP 1 Keluarga: Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien,


menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala Harga Diri Rendah, menjelaskan cara
merawat pasien dengan Harga Diri Rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga
ubtuk mempraktekkan cara merawat.

Orientasi :
“Assalammu’alaikum !”
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat T? Berapa lama waktu
Bp/Ibu? 30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”

Kerja :
“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah T”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering
menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada T, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan
dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki
masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif
terhadap diri sendiri. Bila keadaan T ini terus menerus seperti itu, T bisa mengalami masalah
yang lebih berat lagi, misalnya T jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung
diri”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu
memberikan perawatan yang baik untuk T”
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki T? Ya benar, dia juga mengatakan hal yang sama,
(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan T).
” T itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Serta telah
dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan T untuk
melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. Tolong bantu menyiapkan alat-alat-alatnya, Ya
Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi
tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”.
”Selain itu, bila T sudah tidak lagi dirawat di rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu memantau
perkembangan T. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi,
bapak/Ibu dapat membawa T ke puskesmas”
“Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada T”
”Temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang mengatakan:
Bagus sekali T, kamu sudah semakin terampil mencuci piring”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”

Terminasi :
”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi T dan bagaimana cara
merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu kemari
lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi pujian
langsung kepada T”
“Jam berapa Bp/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

STRATEGI PELAKSANAAN II
HARGA DIRI RENDAH
Pertemuan : ke 2
Hari / Tanggal :
Waktu :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien telah mengetahui beberapa kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
3. TUK
TUK 3 : Klien dapat memilih kemampuan yang akan digunakan.
TUK 4 : Klien mencoba kemampuan yang dipilih.
TUK 5 : Klien menyusun jadual kegiatan harian untuk kemampuan yang telah dicoba
4. Tindakan Keperawatan
- Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan
- Mendiskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah
- Merencanakan bersama aktivitas yang klien dapat lakukan setiap hari sesuai
kemampuan
- Meningkatkaan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
- Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu/bapak.... masih ingat dengan saya?”.
b) Evaluasi/ Validasi
“Ibu/bapak, bagaimana perasaan ibu/bapak hari ini? Masih ada kemampuan
ibu/bapak yang belum diceritakan pada saya?”.
2. Kontrak
Topik : “Ibu/bapak, masih ingat apa yang akan kita bicarakan sekarang? kita akan
melihat kembali daftar kemampuan ibu/bapak untuk menilai mana yang
dapat dikerjakan dirumah sakit, bagaimana ibu/bapak??”.
Waktu : “Untuk waktunya ibu/bapak maunya berapa lama? Bagaimana 15 menit saja?”.
Tempat : “Mau dimana kita bercakap-cakap ? Bagaimana kalau di tempat tadi saja ?”.
3. Fase Kerja
“Ibu/bapak, ini daftar kemampuan yang ibu/bapak miliki yang telah dibicarakan,
baiklah ibu/bapak apa masih ada tambahannya? Sekarang ibu/bapak coba lihat satu
persatu apakah dapat dilakukan dirumah sakit! Coba ibu/bapak pilih yang mana yang
bisa kita latih sekarang, sesuai dengan kondisi ibu/bapak bagaimana kalau disini
saja....nah sekarang sudah selesai mari kita istirahat ibu/bapak!”.
4. Fase Terminasi
a) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah melakukan kegiatan tadi?”.
b) Evaluasi Obyektif
“Ibu/bapak, coba sebut ulang cara mengerjakannya dan nanti saya akan membantu
ibu/bapak”.
5. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau ibu/bapak melakukan terus selama dirumah sakit agar nanti
ibu/bapak bisa melakukan dirumah”.
6. Kontrak
Topik : “Baiklah, waktu kita sudah abis, besok kita coba kemampuan yang lain”
Waktu : “Ibu/bapak maunya jam berapa? Bagaiman kalau jam 09.00 pagi? Baiklah
ibu/bapak, sampai ketemu besok ya”
Tempat : “Untuk tempat ibu/bapak maunya dimana? Bagaiman kalau disini saja”

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah


harga diri rendah langsung kepada pasien
Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
”Bapak/IBu masih ingat latihan merawat anak Bapak/Ibu seperti yang kita pelajari dua hari
yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada T.”
”waktunya 20 menit”.
”sekarang mari kita temui T”
Kerja:
”Assalamu’alaikum T. Bagaimana perasaan T hari ini?”
”Hari ini saya datang bersama orang tua T. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, orang
tua T juga ingin merawat T agar T cepat pulih.”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa
hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan anak Bapak/Ibu”
(saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah
dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan T setelah berbincang-bincang dengan orang tua T?”
”Baiklah, sekarang saya dan orang tua T ke ruang perawat dulu”
(saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
Terminasi:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”
“Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada T :
“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu melakukan cara
merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang Pak/Bu :
Assalamu’alaikum

STRATEGI PELAKSANAAN III


HARGA DIRI RENDAH
Pertemuan : ke 3
Hari / Tanggal :
Waktu :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien telah mengetahui kemampuan yang dapat dilakukan di RS dan telah melatih satu
kemampuan yang telah masuk jadwal kegiatan harian (ADL).
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
3. TUK
TUK 6 : Klien memasukkan kemampuan kedua dalam jadwal kegiatan harian (ADL)
5. Tindakan Keperawatan
- Memberi kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
- Memberi pujian atas keberhasilan klien
- Mendiskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan
B. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu/bapak...masih ingat dengan saya?”.
b) Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana perasaan ibu/bapak pada pagi ini, apa ibu/bapak baik-baik saja?
Apakah kegiatan yang kita latih kemarin sudah dilakukan ibu/bapak? Coba
sekarang kita lihat jadwalnya”
2. Kontrak
Topik : “Nah….sekarang kita akan latih lagi kemampuan ibu/bapak yang lain,
bagaimana ibu/bapak?”
Waktu : “Untuk waktunya ibu/bapak maunya berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit
saja? Seperti waktu kemarin yang kita lakukan”.
Tempat : “Untuk tempat ibu/bapak maunya dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana
kalau tempat yang kemarin? Mari ibu/bapak”.
3. Fase Kerja
“Nah, ini daftar kemampuan ibu/bapak yang kemarin, sekarang ibu/bapak pilih yang
mana? Mari kita praktekkan lagi, sekarang coba ibu/bapak lakukan sendiri sambil
saya bantu”.
4. Fase Terminasi
a) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu/bapak setelah kita kita mencobanya”.
b) Evaluasi Obyektif
“Ibu/bapak, sudah berapa kegiatan yang sudah dilakukan? Coba di ulangi lagi
ibu/bapak ya”.
5. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kegiatan barusan dilakukan dengan teratur, mari kita masukkan jadwal
kegiatan harian ibu/bapak ya”
6. Kontrak
Topik : “Nah, ibu/bapak sudah melakukan 2 kegiatan, bagaiman kalau kita latih lagi
kegiatan ketiga?”
Waktu : “Ibu/bapak maunya sampai jam berapa? Bagaiman kalau seperti biasa saja
jam 10? Baiklah bu sampai nanti ibu/bapak ya”
Tempat : “Untuk tempatnya ibu/bapak maunya dimana? Bagaimana kalau disini saja”

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga


Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
”Karena hari ini T sudah boleh pulang, maka kita akan membicarakan jadwal T selama di
rumah”
”Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor
Kerja:
”Pak/Bu ini jadwal kegiatan T selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua dapat
dilaksanakan di rumah? ”Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama T dirawat di rumah sakit
tolong dilanjutkan di rumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh T selama
di rumah. Misalnya kalau T terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negatif
terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan
orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di puskemas Indara Puri, Puskesmas
terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx
”Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan T selama di rumah
Terminasi:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S untuk dibawa pulang.
Ini surat rujukan untuk perawat K di PKM Inderapuri. Jangan lupa kontrol ke PKM sebelum
obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”
STRATEGI PELAKSANAAN IV
HARGA DIRI RENDAH
A. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat siang bu, saya perawat dari poltekkes”.
b. Evaluasi/ validasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini? Bagaimana dengan perasaan negatif yang pernah ibu
rasakan?”
“Bagus sekali..... jadi sekarang ibu tidak lagi merasakan perasaan tersebut”
“Bagaimana dengan jadwal kegiatannya... sudah dilakukan sesuai jadwal?”
“Mari kita sama-sama lihat jadwalnya. Merapikan tempat tidur... sudah dikerjakan.
Kemudian untuk mencuci piringnya dan menyapu juga sudah dikerjakan sesuai jadwal”
“Coba kita lihat kamar tidurnya”
“Bagus sekali, tempat tidurnya sudah rapi”
“Tempat cucian piring juga bersih, tidak ada yang kotor lagi. Lantai ruangan juga bersih.
Bagus sekali... semua telah dikerjakan sesuai jadwal. Ibu bisa tetap lanjutkan kegiatan ini
sesuai jadwal”
“Nah, setelah melakukan merapikan tempat tidur, mencuci piring, dan menyapu setiap hari
sesuai jadwal... manfaat apa yang ibu rasakan?”
c. Kontrak
“Sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan lanjutkan latihan keempat, yaitu
mengepel ya bu. Kita bertemu selama 30 menit ya?”
2. Fase Kerja
“Pertama ibu siapkan terlebih dahulu alat-alatnya, apa saja bu alatnya?”
“Bagus sekali! Ibu telah mempersiapkan sapu, alat pel, ember, dan pembersih lantai atau
desinfektan. Jadi kita mulai ya bu”
“Pertama ibu gunakan sapu atau mesin pengisap debu untuk menyingkirkan kotoran dan
debu yang ada di lantai lalu buang debu dan kotorannya di tempat sampah”
“Kedua, isi ember dengan air panas dan produk pembersih lantai. Pastikan ibu menggunakan
produk pembersih lantai dalam jumlah yang tepat. Jumlah yang terlalu banyak malah bisa
membuat lantai ibu lengket”
“Wah, bagus sekali bu”
“Setelah itu celupkan alat pel ke dalam ember, putar beberapa kali, lalu peras supaya tidak
terlalu basah”
“Lalu mulailah mengepel dari pojok ruang yang paling jauh dari pintu. Gerakkan alat pel
dari satu sisi ke sisi lain dalam bentuk angka delapan”
“Selanjutnya, bilas lap pel di dalam ember setiap beberapa saat, peras, dan lanjutkan
mengepel. Ganti air di dalam ember kalau sudah butek atau kotor”
“Benar sekali bu, melakukannya seperti itu”
“Lakukanlah berjalanlah mundur sambil menggerakkan alat pel sampai seluruh permukaan
lantai tertangani. Berjalan mundur menuju pintu tujuannya supaya ibu tidak terjebak di
pojokan”
“Yang terakhir biarkan lantai hingga kering sepenuhnya sebelum ibu menginjaknya lagi”
“Wah, bagus sekali bu”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah latihan mengepel lantai?”
b. Evaluasi objektif
“Coba ibu ulangi lagi langkah-langkah mengepel lantai?”
c. Rencana tindak lanjut
“Ya, benar sekali. Jangan lupa mengepel lantai seminggu sekali ya bu dan juga kegiatan
merapikan tempat tidur, mencuci piring, menyapu”
d. Kontrak yang akan datang
“Besok, saya akan datang lagi untuk mengevaluasi pelaksanaan jadwal kegiatan ibu. Mau
jam berapa?”
“Jam 11? Baik, kalau begitu sampai jumpa bu”

Sp 4 Keluarga
A. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat siang bu. Perkenalkan saya perawat dari poltekkes”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana kondisi Ny. A saat ini?”
“Bagaimana kegiatan ibu dalam membimbing Ny. A merapikan tempat tidur, mencuci
piring dan menyapu?”
c. Kontrak
“Sesuai kesepakatan minggu lalu, sekarang kita akan melatih Ny. A mengepel lantai.
Pertemuan kita 30 menit ya?”
2. Fase Kerja
“Apa saja alat dan perlengkapan yang telah ibu persiapkan?”
“Seperti biasa nanti kita sama-sama dampingi Ny. A mengepel lantai ya bu. Ibu
ingatkan apa saja yang harus ibu lakukan setelah Ny. A selesai mengepel lantai?”
“Sekarang kita temui Ny. A dan melatihnya mengepel lantai”
(perawat dan keluarga melatih klien mengepel lantai)
“Tadi Ny. A sudah mengepel lantai, Ny. A ingin melakukan kegiatan mengepel lantai
seminggu sekali sesuai jawalnya. Pantau pelaksanaannya ya bu?”
“Iya bu, ada beberapa hal yang ibu perhatikan. Ibu menyampaikan kesehatan Ny. A
mengalami kemunduran atau tidak lagi melakukan kegiatan yang telah dilatih, tidak
mau berinteraksi, minum obat, atau ibu kunjungi puskesmas walaupun belum waktunya
kontrol. Namun jika belum teratasi maka kami akan merujuk ke rumah sakit umum
yang punya fasilitas pelayanan kesehatan kerja."
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah melatih Ny. A mengepel lantai?
b. Evaluasi Objektif
“Coba ibu sebutkan kondisi-kondisi Ny. A yang perlu segera dilaporkan?”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Ya bagus sekali. Jangan lupa ibu pantau jadwal Ny. A untuk mengepel dan beri
pujian. Ingatkan jika lupa”.
d. Kontrak yang akan datang
“Baik bu, waktu kita sudah habis. Minggu depan kita sama-sama mengevaluasi
kemampuan Ny. A jam 11 ya bu?”

Вам также может понравиться