Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengeluaran cairan dari alat genitalia yang tidak berupa darah. Keputihan bukanlah
suatu penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari penyakit organ
reproduksi wanita.1 Keputihan bisa bersifat fisiologis (dalam keadaan normal) namun
seperti gatal, kemerahan (eritema), edema, rasa terbakar pada daerah intim, nyeri
pada saat berhubungan seksual (dyspareunia) atau nyeri saat berkemih (dysuria).3
menyebabkan organ reproduksi menjadi lembab dan basah sehingga jamur mudah
minimal sekali dalam seumur hidupnya dan 45% sisanya bisa mengalami keputihan
Keputihan yang berlangsung secara terus menerus dan dalam waktu yang
cukup lama, serta menimbulkan keluhan jika tidak segera ditangani akan berakibat
fatal. Kemandulan dan timbulnya penyakit kanker leher rahim yang dapat berujung
Faktor penyebab keputihan dapat dipicu karena adanya bakteri, kuman, virus,
jamur, aktifitas yang terlalu lelah, pengaruh hormonal dan perilaku personal
kontrasepsi hormonal. Yang termasuk dalam kontrasepsi hormonal yaitu pil, suntik
dosis yang tingggi disebabkan karena meningkatnya infeksi oleh jamur Candida
albicans.11
normal vagina. Karena peningkatan sekeresi normal vagina, penebalan mukus dalam
dalam mukus vagina bertambah dan Lactobacillus memecah glikogen menjadi asam
3
metode kontrasepsi kombinasi mempunyai resiko 1,2 kali lebih besar untuk
keputihan patologis.10
Praktek personal hygiene yang tidak baik juga dapat menimbulkan keputihan
menggunakan celana dalam yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana
dalam, memakai sabun kewanitaan secara berlebihan dan tidak sering mengganti
pembalut dapat menjadi pencetus timbulnya infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus
faktor yang mengakibatkan keputihan, sehingga bakteri dan jamur akan tumbuh
dengan cepat pada tempat yang lembab dan menimbulkan infeksi yang kemudian
Penelitian yang dilakukan oleh Badaryati (2012), bahwa wanita lebih banyak
keputihan, dan sikap wanita yang berpendidikan rendah kurang mengetahui gejala
keputihan. Selain itu wanita yang tinggal jauh dari pusat pelayanan memiliki akses
yang kurang dalam memperoleh informasi baik dari pelayanan kesehatan maupun
Berdasarkan data Profil Kesehatan Kota Padang tahun 2016 yang terdiri dari
dengan pembagian IUD (9.141), MOP (307) , MOW (1.725) implant (6.312) dan non
MKJP 95.296 dengan pembagian kondom (7.215), suntik (63.950), pil (24.131).
cukup tinggi yaitu Puskesmas Rawang Barat. Menurut cakupan akseptor KB aktif
untuk kontrasepsi hormonal yaitu 4.154 (90,59%) yang terdiri dari implant 16,79%,
Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan di Puskesmas Rawang Barat untuk
menggunakan jenis pil, dan sebanyak 2 orang responden menggunakan jenis implant.
kebersihan dan sisanya kurang dalam menjaga kebersihan daerah kewanitaan, saat
dari petugas dan selebihnya tidak. Untuk pertanyaan seputar perilaku 7 diantaranya
berperilaku tidak hygienis seperti menggunakan celana dalam yang ketat, jarang
mengganti celana dalam apabila tidak basah, dan menggunakan pembalut lebih dari 6
jam.
informasi agar keputihan dapat dicegah dan diatasi. Dari fenomena diatas peneliti
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
tahun 2018?”.
6
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
tahun 2018.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi yang valid tentang apa
Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi data dan pedoman untuk penelitian
selanjutnya.
Lingkup materi pada penelitian ini adalah tentang apa saja “Faktor-faktor yang
Puskesmas Rawang Barat tahun 2018”. Penelitian ini menggunakan desain penelitian
analitik dengan metode potong lintang (cross sectional), teknik pengambilan sampel
ini dilakukan di Puskesmas Rawang Barat Tahun 2018, populasi target pada
penelitian yaitu akseptor KB hormonal yang meliputi suntik, pil dan implant. Maka
8
dari jumlah populasi yaitu 3.150 akseptor KB hormonal, sebanyak 66 orang akseptor
Jenis data yaitu data primer yang diperoleh dari kuisioner, dan data sekunder dari
yang diperoleh dari puskesmas. Penelitian dilakukan selama 3 bulan mulai dari
Januari-Maret 2018. Analisis univariat disajikan dalam bentuk tabel untuk melihat
distribusi frekuensi dari masing-masing variabel, dan analisis bivariat pada penelitian
ini menggunakan uji Chi-square untuk mengetahui hubungan antar variabel dependen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Keputihan
1. Definisi
Keputihan (flour albus) adalah cairan atau lendir yang keluar dari alat kelamin
wanita dan bukan merupakan darah. Keputihan (flour albus) adalah suatu nama gejala
yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari genitalia yang tidak berupa
darah.19
Keputihan terbagi atas 2 macam, yaitu keputihan fisiologis (normal) dan keputihan
patologis (abnormal).
a. Keputihan Fisiologis
Keputihan fisiologis terdiri dari cairan yang terkadang berupa mukus yang
mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Alat kelamin wanita
epitel vagina, serviks, proliferasi stroma dan kelenjar sedangkan progesteron akan
mengakibatkan fungsi sekresi. Keputihan yang normal dapat terjadi pada masa
menjelang dan sesudah menstruasi, sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 siklus
menstruasi, saat terangsang, hamil, kelelahan, stress, dan sedang mengkonsumsi obat-
obat yang bersifat hormonal seperti pil KB. Keputihan fisiologis tidak berwarna atau
b. Keputihan Patologis
Merupakan cairan eksudat dan cairan ini banyak mengandung leukosit. Cairan
eksudat terjadi karena reaksi tubuh terhadap adanya suatu jejas (luka). Jejas dapat
jinak dan neoplasma ganas. Kuman yang menginfeksi vagina seperti jamur Kandida
Kandiloma aquiminata dan Herpes serta luka di daerah vagina, benda asing yang
tidak sengaja atau sengaja masuk ke dalam vagina dan kelainan serviks. Akibatnya,
timbul gejala yang sangat mengganggu, seperti berubahnya cairan yang berwarna
tidak sedap, terasa gatal atau panas dan menimbulkan luka pada daerah mulut vagina.
2. Etiologi Keputihan
a. Keputihan fisiologis
1) Kondisi hormon yang tidak seimbang, seperti peningkatan hormon estrogen pada
saat menarche, masa pertengahan siklus menstruasi, saat hamil dan rangsangan
karena adanya pelebaran pembuluh darah di vagina atau vulva, sekresi terjadi
pengeluaran transudasi dari dinding vagina. Hal ini diperlukan untuk melancarkan
koitus.
ovulasi.
11
3) Pengaruh sisa estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin sehingga
4) Mukus serviks yang padat pada saat masa kehamilan berfungsi untuk mencegah
6) Menggenakan pakaian dalam yang ketat berbahan sintetis atau nylon, yang tidak
9) Tidak membasuh organ kewanitaan yang benar yaitu membasuh dari arah
b. Keputihan patologis
1) Infeksi akibat jamur, Jamur yang sering menyebabkan keputihan ialah jenis jamur
3) Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan. Seperti rektovaginalis atau fistel
vesikovaginal, cedera persalinan dan radiasi kanker genitalia atau kanker itu
sendiri.
12
4) Benda asing misalnya pesarium untuk penderita hernia, tampon, IUD, tertinggal
kondom atau prolaps uteri dapat mengakibatkan keluarnya secret vagina yang
berlebihan.
5) Neoplasma jinak yang ada pada lumen akan mengakibatkan peradangan dan
sehingga vagina menjadi kering, dan juga disertai dengan penipisan pada lapisan
sel, ini mengakibatkan mudah terjadinya luka dan disertai dengan infeksi.
3. Patogenesis Keputihan
kelamin wanita yang tidak berupa darah. Keputihan fisiologis dapat menjadi
keputihan patologis karena terinfeksi kuman penyakit. Jika vagina terinfeksi oleh
kuman penyakit seperti jamur, bakteri, parasit, dan virus. Akibatnya, keseimbangan
ekosistem vagina akan terganggu, yang tadinya bakteri doderlein atau lactobacillus
memakan glikogen yang dihasilkan oleh estrogen pada dinding vagina untuk
pertumbuhannya dan menjadikan pH vagina menjadi asam, hal ini tidak dapat terjadi
apabila pH vagina basa. Keadaan pH vagina yang basa membuat kuman penyakit
a. Keputihan fisiologis
Cairan ini berwarna bening, tidak berbau, tidak menimbulkan rasa gatal,
b. Keputihan patologis
kehijauan, jumlahnya berlebihan, kental dan mengeluarkan bau yang tidak sedap,
terasa gatal atau panas dan menimbulkan luka di daerah mulut vagina.
keluhan dari gejalanya, tetapi pada keadaan tertentu dapat menimbulkan gejala
infeksi mulai dari yang ringan hingga berat. Pada pemeriksaan dengan spekulum
biasanya ditemukan bercak tebal dan putih, seperti keju, yang melekat pada
mukosa vagina yang pucat, kering, dan kadang kadang sianosis. Penyakit ini
muncul tidak selalu karena penyakit menular seksual (PMS) dan dapat juga
3). Kehamilan.
6). Seringnya memakai pakaian dalam yang ketat dan terbuat dari bahan yang
Keluhan yang sering ditimbulkan adalah rasa gatal atau panas pada
alat kelamin lendir kental dan berwarna putih, bergumpal seperti butiran
disertai rasa nyeri pada waktu senggama. Saat dilakukan pemeriksaan klinis
akan terlihat vulva berwarna merah (eritem) dan terkadang dijumpai adanya
b. Penyakit Gonerrhoe
pada sel uretha dan mukosa vagina. Pada masa inkubasi (waktu sebelum
terjadinya gejala) berkisar antara 3-5 hari setelah infeksi. Pada pemeriksaan
oleh lendir bernanah. Gejala infeksi yang ditimbulkan adalah demam sampai
c. Penyakit Klamidia
masa inkubasi berkisar antara 1-3 minggu. Infeksi CT yang kronis atau
mengubah suasana asam normal pada vagina menjadi suasana yang lebih
basa. Gejala yang ditimbulkan adanya rasa gatal yang ringan, rasa terbakar
disertai keluarnya cairan atau sekret vagina yang berbau tidak sedap, encer,
putih sampai keabu-abuan dan disertai rasa tidak nyaman di bagian bawah
perut.25,26
Sebagian orang tidak mengalami hal seperti itu tapi justru mengalami gejala
seperti kanker serviks, kanker vulva, dan kanker vagina. Penyakit timbul
pada tempat masuk virus setelah masa inkubasi 2-3 bulan. Kanker serviks
g. Penyakit Tricomonas
daerah vulva, vagina dan serviks. Trikomonas dapat menular dari hubungan
seksual dan juga bisa ditularkan melalui peralatan bilas, handuk, alat
pemeriksaan dan benda lain yang telah terkontaminasi. Penyakit yang sering
disebabkan dari parasit ini adalah vaginitis. Gejala klinis penyakit ini sering
Merupakan penyakit infeksi alat genital bagian atas wanita, terjadi akibat
dan 15% sampai 25% wanita menderita penyakit ini. Tanda-tandanya yaitu
a. Pola hidup sehat meliputi diet seimbang, istirahat cukup, hindari rokok dan
b. Membasuh vagina dengan cara yang benar yaitu dari depan (vagina) ke
d. Tidak mengenakan pakaian yang berbahan sinstetis dan ketat, sehingga ruang
yang ada memadai dan tidak terjadi peningkatan kelembaban maupun iritasi.
e. Tidak menggunakan bedak atau bubuk yang bertujuan membuat vagina harum
dan kering. Bedak bertekstur halus dapat terselip dan sulit untuk dibersihkan,
k. Mengurangi aktifitas fisik yang sangat melelahkan sehingga daya tahan tubuh
menjadi melemah.
7. Pengobatan Keputihan
dalam.22
18
Kandiloma
kandidiasis.
herpes.
untuk membilas. Larutan ini hanya dapat untuk membersihkan tidak dapat
B. Kontrasepsi Hormonal
1. Definisi
Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi)
atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim.28
balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi suatu hambatan
perkembangan folikel dan proses ovulasi. Melalui hipotalamus dan hipofisis, estrogen
perkembangan dan kematangan Folicle De Graaf tidak akan terjadi. Selain itu
Kadar estrogen dan progesteron bervariasi dari hari ke hari selama siklus
tanpa kehamilan. Bila salah satu hormon mencapai puncaknya, suatu mekanisme
mengirimkan suatu isyarat kepada ovarium untuk mengurangi sekresi dari hormon
tersebut dan menambah sekresi dari hormon lainnya. Namun bila terjadi kehamilan,
maka hormon estrogen dan progesteron akan tetap dibuat bahkan dalam jumlah lebih
banyak tetapi tanpa adanya puncak-puncak siklus, sehingga akan mencegah ovulasi
pelepasan ovum yang terlalu dini atau prematur dari ovarium, serta juga merangsang
Adapun efek samping akibat kelebihan hormon estrogen yaitu terjadi yaitu
rasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada payudara, dan fluor albus atau
keputihan. Rasa mual yang terkadang disertai muntah, diare, dan rasa perut kembung.
Retensi cairan disebabkan karena kurangnya pengeluaran air dan natrium, dan dapat
estrogen, hormon progesteron juga memiliki efek samping jika dalam dosis yang
kadang ditemukan pada kontrasepsi hormonal dengan progesteron dalam dosis tinggi,
retensi air, dan garam, berat badan menjadi bertambah, menimbulkan nyeri kepala,
tegang, acne (jerawat), kulit dan rambut kering, menstruasi berkurang, kaki dan
a. Kontrasepsi Pil
1) Pengertian
Pil oral bekerja dengan cara menggantikan produksi normal hormon estrogen dan
progesteron oleh ovarium. Pil akan menekan hormon ovarium selama siklus haid
yang normal, sehingga juga akan menekan releasing factors di otak sehingga
21
pregnancy (kehamilan palsu) seperti rasa mual, muntah, payudara membesar, dan
terasa nyeri. Efektivitas pada penggunaan pil yang sempurna adalah 99,599,9% dan
97%.15
a) Monofasik: yaitu pil yang tersedia dalam bentuk kemasan 21 tablet yang
mengamdung hormon aktif estrogen atau progestin, dalam dosis yang sama,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif, jumlah dan porsi hormonnya konstan setiap
hari.
b) Bifasik: yaitu pil yang tersedia dalam bentuk kemasan 21 tablet yang mengandung
hormon aktif estrogen, progestin, dengan 2 dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon
c) Trifasik: yaitu pil yang tersedia dalam bentuk kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen atau progestin, dengan 3 dosis yang berbeda 7 tablet tanpa
hubungan seksual, siklus haid menjadi teratur, dapat digunakam sebagai metode
jangka panjang, dapat digunakan pada masa remaja hingga menopause, bisa
22
dihentikan setiap saat, kesuburan akan cepat kembali setelah penggunaan pil
haid yang berlangsung berat, perdarahan diantara siklus haid, depresi, memicu
kenaikan berat badan, mual dan muntah, hipertensi, perubahan libido, jerawat, nyeri
b. Kontrasepsi Suntik
1) Efektivitas.
dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per tahun, jika penyuntikannya dilakukan
yaitu : 32
diberikan setiap tiga bulan sekali yang di suntikan secara intramuscular (di
daerah pantat).
23
Enantat, diberikan setiap dua bulan sekali yang di suntikan secara intramuscular
4) Keuntungan
jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi produksi ASI, klien
tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan berusia lebih 35
kehamilan ektopik, menurunkan angka kejadian tumor jinak payudara, dan mencegah
5) Keterbatasan
jerawat, rambut rontok, perubahan berat badan, dan terjadinya perubahan libido.
24
c. Kontrasepsi Implant
1) Pengertian
Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk dan terbuat
dari bahan sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan bagian
atas.26
a) Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jedena, Indoplant, atau Implanon
b) Nyaman
f) Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan
amenorea
a) Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6 mg levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun.
b) Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm,
kerjanya 3 tahun.
5) Kerugian
haid:
seperti:
(5). Jerawat.
(6).Hirsutismus.
1. Pengertian perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati
secara langsung, ataupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Secara operasional
perilaku juga dapat diartikan sebagai suatu respon organism atau seseorang
2. Bentuk Perilaku
stimulus ini masih terbatas pada perhatian, pengetahuan, persepsi dan sikap
yang terjadi pada seseorang yang menerima stimulus tersebut, dan belum
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktik yang dengan mudah dapat untuk diamati dan dilihat oleh orang lain.
dan sebagainya.
4. Pengukuran perilaku
yang berhubungan dengan objek tertentu. Respon yang diberikan subjek akan
a. Baik : 56-100%
b. Buruk : <56%
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari pengindaraan manusia, atau hasil dari tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dia miliki (mata, hidung, telinga, dan
terhadap objek. 40
b. Tingkat Pengetahuan
Tahu adalah mengingat kembali memori yang telah pernah ada sebelumnya
objek tetapi masih berada di dalam struktur organisasi tersebut dan masih
meliputi :42
1). Pendidikan
upaya pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan
semakin cepat menerima dan memahami suatu informasi yang diberikan sehingga
informasi dengan tujuan tertentu. Informasi diperoleh dari pendidikan yang formal
Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan apakah itu baik ataupun
Status ekonomi juga akan menentukan ada atau tidaknya fasilitas yang dibutuhkan
31
baik maka pengetahuan yang dia peroleh akan baik dan begitu juga sebaliknya.
4). Lingkungan
timbal balik ataupun tidak yang akan direspons sebagai pengetahuan oleh
5). Pengalaman
6). Usia
dan pola pikirnya sehingga mampu memperoleh pengetahuan yang lebih baik.
2. Sikap
a. Pengertian Sikap
Sikap (attitude) adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek, baik yang bersifat intern maupun
ekstern, sehingga tidak dapat langsung dilihat, tetapi dapat ditafsirkan terlebih
b. Tingkatan Sikap
jawaban terhadap pertanyaan yang kita ajukan, ini merupakan bentuk bahwa
bahwa seseorang (objek) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
1). Pengalaman pribadi: suatu kejadian yang dialami seseorang yang akan
2). Orang lain: biasanya seseorang akan memiliki sikap yang disesuaikan atau
terkadang sejalan dengan sikap yang dimiliki orang yang dianggap dekat dan
berpengaruh. Biasanya di dapat dari orang tua, teman dekat, teman sebaya,
3). Kebudayaan: suatu aktifitas sehari-hari yang dilakukan dimana kita tinggal
4). Media massa: suatu sarana yang dibangun untuk berkomunikasi, berbagai
media massa seperti televisi, surat kabar, radio, sangat berperan dan
berisi sugesti yang dapat mengarah pada opini yang nantinya dapat mementuk
sikap.
5). Lembaga pendidikan dan lembaga agama: kedua lembaga ini mempunyai
dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman terhadap hal yang baik atau
d. Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung.
pernyatan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. 43
seseorang tentang gejala atau masalah yang ada dimasyarakat atau dialaminya.
Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau yang masuk dalam kategori pada skala
Pernyataan positif
Pernyataan negatif
Skor total responden diperoleh dengan cara menjumlahkan skor reponden yang
ada pada setiap item pertanyaan. Untuk mengetahui arah sikap responden, maka
skor total yang diperoleh dari responden harus diubah terlebih dahulu menjadi skor
T dengan rumus : 43
Skor T = 50 + 10 [χ-̄χ]
Sd
35
Keterangan:
Sd = Standar deviasi
a. Pengertian
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyanpaikan pesan dari
seperti televise, radio, film dan surat kabar atau majalah. Informasi dalam
untuk bertindak dengan cara positif atau negatif terhadap suatu objek,
merubah sikap.
ataupun kelompok yang lain, media massa, radio, leaflet, siaran televisi dan
lain-lain.44
36
tahun terakhir sebanyak > 2 kali baik dari petugas kesehatan , kader, TV, radio,
informasi dalam 1 tahun atau pernah hanya < terakhir sebanyak > 2 kali baik
dari petugas kesehatan , kader, TV, radio, leaflet, poster atau yang lain
sekresi (keluarnya lendir dari uterus), status hormonal (masa pubertas, menopause,
kehamilan), benda asing (IUD, tampon, dan obat yang dimasukan melalui vagina),
flora vagina berubah sehingga jamur mudah tumbuh dan menimbulkan keluhan
keputihan.48
(mengandung estrogen dan progesteron) mempunyai resiko 1,2 x lebih besar untuk
kontrasepsi hormonal suntik, pil dan implant dapat menyebabkan keputihan karena
38
(88,77%).16
keputihan patologis. Hal ini menunjukan bahwa sebanyak 78,8 % wanita akses
untuk memperoleh informasi masih kurang. Oleh karena itu pendekatan dan
pedesaan lebih banyak mengalami gejala keputihan dari pada wanita yang tinggal
keputihan, dan sikap wanita yang berpendidikan rendah dan tinggal didaerah
pedesaan sedikit mengetahui gejala keputihan. Selain itu wanita yang tinggal jauh
dari pusat pelayanan memiliki akses yang kurang dalam memperoleh informasi
F. Kerangka Teori
Kontrasepsi Perilaku
Hormonal
pencegahan
(Pil, Suntik, keputihan
dan Implant)
Estrogen Progresteron
G. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Perilaku pencegahan
Sikap
keputihan pada
akseptor KB Hormonal
Keterpaparan Informasi
H. Definisi Operasional
H. Hipotesis Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Rawang Barat Kota Padang pada
1. Populasi
Rawang Barat Kota Padang pada bulan Januari sampai Maret Tahun 2018.
2. Sampel
Sampel adalah subjek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
Rumus :
Maka,
n= (1,64)2.0,5(1-0,5).3150
(0,1)2.(7513-1)+(1,64)2.0,5(1-0,5)
n= 2,6896.0,25.3150
(0.01.3150)+(2,6896.0,25)
44
n= 2118,06
31,5+06724
n= 5,98
n= 60
Keterangan:
N= umlah populasi
P= target populasi
D= 5% (presisi)
pengumpulan yang dilakukan pada bulan Januari sampai Maret Tahun 2018.
2. Akseptor KB baru
Instrumen dari penelitian ini merupakan kuisioner baku yang telah digunakan
1. Data Primer
menggunakan kuisioner.
2. Data Sekunder
Data diperoleh dari pencatatan dan laporan di Puskesmas Rawang Barat Kota
Padang.
Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang tingkat pengetahuan dan
1. Uji Validitas
cara melakukan korelasi antara skor masing-masing variabel dengan skor totalnya.
Suatu variabel dikatakan valid bila skor variabel tersebut berkorelasi secara signifikan
dengan skor totalnya. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson
b. Bila r hitung (r pearson) < r tabel, maka pertanyaan dikatakan tidak valid
Pemilihan tempat dalam uji validitas didasari karna banyaknya akseptor KB yang
Hasil uji validitas menunjukan dari 20 pertanyaan pada variabel tingkat pengetahuan
didapatkan 1 pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan no 4 dengan r hitung < r
pada kuisioner yang tidak valid dengan mengubah narasi dari pertanyaan maupun
kuisioner penelitian.
2. Uji Reliabilitas
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. pertanyaan yang sudah dinyatakan valid
dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :
a. Bila nilai Cronbach's Alpha > konstanta (0,60), maka pertanyaan reliabel.
b. Bila nilai Cronbach's Alpha < konstanta (0,60), maka pertanyaan tidak reliabel.
Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan didapatkan nilai alpha pada variabel
tingkat pengetahuan maupun sikap dari 20 kuisioner didapatkan semua nilai alpha >
penelitian.
1. Tahap Awal
2. Tahap Proses
3. Tahap Akhir
c. Seminar hasil
G. Analisis Data
Pengelolaan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan program SPSS
(Statistic Package for Sosial Sciences) versi 16.0. pengolahan data ini lakukan
Memberikan kode pada setiap data yang telah terkumpul untuk memudahkan
2). Sikap
1= Baik, jika pernah menerima informasi dari petugas, tv,leaflet dll tapi >2
kali
Data yang telah masuk diperiksa kembali guna melihat apakah ada kesalahan.
2. Analisis data
a. Analisis Univariat
disajikan dalam bentuk tabel, agar dapat dilihat distribusi frekuensi atau
dianalisa.
49
b. Analisis Bivariat
statistik batas kemaknaan atau Confident interval yang digunakan adalah 95%
(ɑ = 0,05). Jika nilai p > 0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna
sebaliknya jika p ≤0,05 maka, hasil perhitungan statistik adalah bermakna atau
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Padang dengan luas wilayah +15,7 KM2. Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo
Gurun Laweh. Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo memiliki batas wilayah sebagai
berikut :
sebanyak 76.322 jiwa, dimana laki-laki berjumlah 38.216 jiwa dan perempuan
mempunyai penduduk terbanyak yaitu 21.967 jiwa dengan 9.878 laki-laki dan 12.089
perempuan. Kelurahan Kurao mempunyai 13.505 jiwa dengan 7.800 laki-laki dan
sedikit yaitu 2.790 jiwa dengan 1.430 laki-laki dan 1.360 perempuan. Jika dilihat
pasar dan tempat tinggal warga membuat masyarakat dengan mudah mengunjunginya
Pada penelitian ini yang menjadi sasaran adalah wanita PUS di Wilayah kerja
Kelurahan Kurao sebanyak 5281 pasang, Kelurahan Surau Gadang 1685 pasang dan
B. Karakteristik Responden