Вы находитесь на странице: 1из 14

Axis Jantung

Menghitung aksis jantung saat menginterpretasi EKG 12 lead adalah salah satu langkah yang harus
dilakukan oleh interpreter untuk mendapatkan hasil interpertasi EKG yang akurat. Ada beberapa cara yang
sederhana saat menentukan aksis jantung.

jantung memiliki keunikan sendiri yaitu mempunyai beberapa tempat atau pusat pacemaker yaitu SA node,
AV node or daerah junction, serta furkinje fiber. Dimana normal pacemaker jantung berada di SA node yang
mengeluarkan impuls sebanyak 60-100 x menit.

Impuls yang dikeluarkan oleh SA node akan menyebar keseluruh sel-sel otot kedua atrium melalui sistem
konduksi jantung. Setelah semua sel-sel otot atrium didepolarisasi, impuls diteruskan untuk
mendepolarisasi sel-sel otot ventrikel oleh sistem konduksi jantung melalui AV node, bundle his, sampai
furkinje fiber. Jadi apa itu aksis jantung?

aksis jantung. A adalah SA node, B,C,D adalah otot atrium jantung yang harus di depolarisasi oleh A ( SA
node). Impuls yang dikeluarkan oleh SA node akan menyebar keseluruh tubuh dimana elektroda EKG yang
kita tempatkan diseluruh permukaan tubuh akan merekam aktivitas bioelektrikal yang dikeluarkan oleh SA
node. Misalkan jarak antara A dengan B = 1 meter, A dengan C = 3 meter, A dengan C = 2 meter. Jadi rata
rata jarak atau waktu yang di butuhkan A untuk mendepolarisasi BCD kemungkinan besar rata-rata akan
mengarah ke C karena mempunyai jarak dan waktu lebih dibanding dengan BD.

Begitupun dengan otot ventrikel, impuls akan disebarkan keseluruh otot ventrikel dan seluruh tubuh yang
nantinya akan terekam oleh elektroda EKGyang kita tempatkan di permukaan tubuh. Bagi elektroda yang
menghasilkan hasil rekaman dengan amplitudo yang paling tinggi, menandakan aksis jantung mengarah ke
elektrode tersebut.

Normalnya aksis jantung mengarah dari arah tangan kanan ke arah kaki kiri kira-kira 30-60 derajat (lihat Gb
24) karena otot ventrikel kiri lebih tebal dibandingkan otot jantung lainya. Adapun normal axis jantung
antara -30 derajat s/d +110 derajat dibawah usia 40 thn, -30 derajat s/d +90 derajat diatas 40 thn.

(Gb: 24)
Apabila aksis jantung antara-30 s/d -90 derajat dinamakan left axis deviation (LAD), apabila +110 derajat s/d
+180 derajat dinamakan Right axis deviation (RAD), apabila aksis jantung antara +180 derajat s/d +270
derajat atau -90 derajat s/d -180 derajat dinamakan extrem axis. (Lihat gb 25).
(Gb : 25)
Apabila terjadi kelainan atau penyakit pada SA node, maka pacemaker utama kedua yaitu AV node akan
mengambil alih fungsi utama sebagai generator atau pembangkit impuls menggantikan SA node dengan
impuls yang di keluarkan antara 40-60x/menit. Walaupun secara keseluruhan hemodinamik relatif normal
akan tetapi keadaan seperti ini harus cepat diidentifikasi penyebab gagalnya SA node sebagi generator
utama. Karena impuls dikeluarkan oleh AV node, maka sel-sel otot atrium akan didepolarisasi secara
retrograf sehingga akan nampak jelas sekali perbedaan pada gambaran EKG khususnya gelombang P.

Cara menghitung atau menentukan aksis jantung :

Ada beberapa cara di bawah ini dalam menentukan aksis jantung, ada juga yang mengatakan kalau aksis
jantung juga bisa di tentukan melalui bidang horizontal. Tapi baiknya saya sarankan untuk menghitung
melalui bidang frontal yaitu dengan menggunakan lead I, II, III, aVR, aVF, aVL seperti penjelasan saya
sebagai berikut : (sambil lihat gb 24 ya)

1. Anda lihat lead I dan aVF ---> kalau kedua lead ini dominan menggambarkan positip defleksi, anda jangan
ragu untuk mengatakan normal aksis karena masih dalam daerah normal aksis.

2. Kalau anda menemukan salah satu dari lead I atau aVF negatif, maka gunakan cara ini.
Misalkan lead aVF defleksi pasitip 5 mm (5 kotak kecil= 1 kotak besar))dan defleksi negatif
10 mm( 10 kotak kecil) jadi di lead aVF dominasinya defleksi negatif ---> (-10mm )- (+5 mm) = -
5mm, sedangkan di lead I misalkan defleksi positip 11mm (11 kotak kecil) dan defleksi negatif 2 mm (2
kotak kecil). Jadi di lead I dominasinya defleksi positip ---> (+11mm) - (-2mm) =
+ 9mm. Lihat gambar 14, anda tinggal hitung 5mm kearah negatif lead aVF, dan 9 mm kearah positip lead I.
Setelah itu tentukan titik pertemuan kedua lead tersebut, kemudian hubungkan titik pertemuan itu dengan
titik pusat. Nah segitulah aksisnya....

3. Cari lead yang mempunyai amplitude yang paling besar ( baik positip maupun negatif). Misalkan
amplitudo terbesar ditemukan di lead I dengan dominan defleksi positip, maka aksis jantungnya adalah O
degree(Normal aksis). Misalkan amplitude terbesar di temukan di lead III dengan dominan defleksi negatif,
maka aksis jantungnya berlawanan arah dengan negatif lead III yaitu kearah lead III positip sebesar +120
derajat ( RAD)

4. Cari lead yang bifasik atau yang mendekati bifasik defleksi (50:50) baik kearah positif maupun ke arah
negatif defleksi. Misalkan anda menemukan lead yang bifasik berada di lead aVF, selanjutnya anda cari lead
yang tegak lurus dengan lead aVF (yaitu lead I). Perhatikan lead I, ke arah mana defleksinya? (negatif atau
positip) bila lead I defleksinya dominan positip, maka aksisnya ke arah positip lead I (yaitu O derajat or
normal aksis), bila sebaliknya lead I dominan negatif, maka aksisnya ke arah negatif lead I ( yaitu -180
derajat or RAD)
IV.1. Myocardiac Ischemia & Myocardiac Infarction
Topik ini bagi saya pribadi adalah sangatlah menegangkan karena inilah topik yang ditunggu-
tunggu saat kita mempelajari EKG. Ya boleh dikatakan topik ini adalah jantung dari kursus
EKG. Seperti yang anda ketahui bahwa jantung merupakan organ tubuh yang sangat dan
sangat vital sekali yang bertugas secara disiplin dan teratur memompakan darah keseluruh
bagian tubuh dan jantung itu sendiri. Untuk menjaga continuitas kerja jantung secara
maksimal atau adekuat, maka jantung harus mendapatkan pasokan darah (nutrisi) yang
adekuat pula.Apabila pasokan atau aliran darah ke jantung mengalami penurunan atau tidak
seimbangnya antara kebutuhan darah yang di butuhkan jantung dengan pasokan darah yang
di alirkan ke jantung, maka jantung akan mengalami gangguan yang dinamakan dengan
jantung iskemia.
Dan apabila pasokan/aliran darah mengalami hambatan atau sumbatan, maka jantung akan
mengalami gangguan yang dinamakan serangan jantung atau acut miokardiac infarction.

(A)

Gb : 40

Anda lihat ST segmen elevasi di lead II, III, aVF


dan ST depresi V6, I, aVL
Gb : 41 ( AMI Inferior)

Read More ..

Posted by Abu Nazmah at 2:02 PM 1 comments

Monday
IV.2. Hypertrophy Otot Jantung
Hypertrophy otot jantung bisa diagnosis dengan EKG, depolarisasi otot jantung akan terekam
oleh EKG dengan digambarkan oleh voltase yang berupa grafik EKG. Semakin besar otot
jantung akan membutuhkan waktu yang lebih untuk didepolarisasi. Sehingga pada kasus
hypertrophy, akan muncul voltase yang beda dengan normal. Semua tergantung dimana letak
otot jantungnya yang akan didepolarisasi dan elektroda positip mana (lead) yang
merekamnya. Ingat sistem hexaxial reference !

Gb : 48

IV.3. Pengaruh Obat-obatan dan Elektrolit Terhadap EKG

3.1. Pengaruh Gangguan Keseimbangan Elektrolit Pada ekg

Apa yang telah saya jelaskan pada topik elektrofisiologi jantung, bahwa peranan elektrolit
pada aktivitas bioelektrikal khususnya pada jantung sangatlah besar sekali. Dimana komponen
elektrolit mempunyai peranan besar dalam proses elektrofisiologi pada jantung. Anda masih
ingat dengan nama elektrolit yang mempunyai andi besar yaitu kalium, kalsium, natrium, dan
magnesium.
Gb : 51

Wednesday

V. Cara membaca 12 Lead EKG

1. Anda harus tenang dan kosentrasi sebelum menganalisa 12 lead EKG. Siapapun orangnya baik
cardiologist maupun orang yang expert dalam membaca EKG apabila tidak tenang dalam menganalisa 12
lead EKG, bukan tidak mungkin misinterpretation bisa terjadi. Anda hanya memerlukan waktu kurang dari 5
menit dalam menganalisa 12 lead EKG, jadi sekali lagi ketenangan dan kosentrasi sangatlah penting.

2. Setelah 12 lead EKG sudah di depan mata anda, anda jangan terburu-buru mengidentifikasi normal atau
abnormal EKG tersebut. Pastikan dulu kalau 12 lead EKG yang anda rekam dengan kecepatan 25mm/detik
dan standarisasi 1mV yang artinya 10 kotak kecil (1cm) mewakili 1mV.

3. Anda apa orang lain yang melakukan perekaman EKG? Kalau bukan anda sendiri yang melakukan
perekaman 12 lead EKG, anda harus mengeceknya apakah pemasangan elektrodenya sudah tepat?
Caranya? Baca lagi topik perekaman EKG. Ingat segitiga Einthoven !! Lead II = Lead I + Lead III juga anda bisa
menggunakan sandapan unipolar ektremitas yaitu aVR + aVL + aVF = O.
4. Kalau anda sudah yakin bahwa perekaman dan penempatan elektroda sudah tepat, langkah berikutnya
adalah tentukan dari mana dominan impuls berasal ? (dari SA node, AV node atau furkinje fiber). Caranya
bagaimana? Baca lagi elektrofisiologi jantung. Normal impuls berasal dari SA node yaitu dengan
memastikan di lead II harus mempunyai gel P dengan defleksi positip, dan di lead aVR harus mempunyai gel
P dengan defleksi negative. Dan setiap gelombang P harus diikuti oleh komplek QRS atau dengan kata lain
perbandingannya 1 : 1. Apabila ada gel P yang normal tapi tidak diikuti dengan komplek QRS, anda tahu kan
apa namanya? baca lagi kursus EKG bagian III!!
Tapi jika anda temukan 12 lead EKG dengan pemasangan yang tepat tapi gel P defleksi negative di lead II
dan positip di lead aVR, EKG ini dinamakan DEXTOCARDIA atau posisi jantung berada di sebelah kanan dan
anda boleh lanjutkan interpretasinya.

5. Tentukan iramanya ( regular atau irregular). Caranya hitung jarak RR interval antara RR interval yang satu
dengan RR interval lainya. Kalau jaraknya sama, maka dinamakan iramanya teratur ( regular). Begitu
sebaliknya jika jarak antara RR interval tidak sama dinamakan iramanya tidak teratur (irregular). Anda juga
bisa menggunakan PP interval jika gel P tampak jelas dengan cara yang sama.

6. Tentukan frekwensi jantung atau HR. Caranya baca kursus ekg bagian III.

7. Hitung nilai normal tiap gelombang, interval, segmen dan komplek. Ada 5 gelombang, 2 interval, 1
segmen, dan 1 komplek yang wajib hitung. Gelombang (P, Q, R, S, T), interval (PR, QT), segmen (ST),
komplek ( QRS). Kalau anda sudah membaca dan mengerti dengan topik-topik sebelumnya, anda tidak akan
mengalami kesulitan menentukan nilai normal ini. Baca kursus EKG bagian II.

8. Identifikasi konfigurasi komplek QRS di sandapan precordial. Normal EKG akan memiliki konfigurasi
komplek QRS di V1 dengan gelombang r kecil dan semakin meninggi tingginya dari V1 s/d V6. Dan normal
EKG akan memiliki konfigurasi komplek QRS di lead V1 dengan gelombang S yang dalam dan semakin
memendek dalamnya dari V1 s/V6. ( Lihat gambar 52 a & b)

Gb : 52 A Gb : 52 B

9. Tentukan berapa aksis jantungnya. Apakah ( normal, LAD, RAD). Baca kursus ekg bagian II.

10. Tentukan apakah adanya pembesaran jantung atau kelainan lainya seperti LAE, RAE, LVH, RVH dan lain-
lain. Baca kursus ekg bagian III.
11. Kesimpulan analisis. Anda akan bisa menentukan kesimpulan analisis atau interpretasi EKG anda, jika
anda mengikuti topik-topik yang saya berikan.

BELAJAR EKG

Membahas EKG sama halnya dengan belajar yang namanya rumput bergoyang :). Tapi itu dulu sebelum
saya praktek klinik peminatan khusus di ICU/ICCU di salah satu Rumah Sakit terbesar di Yogyakarta.
Sekarang saya mempunyai gambaran bagaimana belajar membaca EKG dan belajar
menginterpretasikannya. Berikut ini rangkuman yang saya buat ketika belajar EKG sewaktu peminatan.

JANTUNG ???

Jantung terletak di dalam pericardium di mediastinum. Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu atrium kanan,
atrium kiri, bilik kanan dan bilik kiri.

Sirkulasi Darah:

Darah masuk ke jantung melalui Vena Cava Superior dan Vena Cava Inferior masuk ke atrium kanan-
ventrikel kanan - arteri pulmonalis - paru-paru - vena pulmonalis - atrium kiri - ventrikel kiri - aorta -
seluruh tubuh

Konduksi Listrik Jantung:

Node Sinoartrial (NSA) (60-100x/mnt) - Traktus Internodus - Node Atrioventrikular (NAV) (40-60x/mnt) -
Berkas HIS Right Bundle Branch/Left Bundle Branch - Serat Purkinje (20-40x/mnt).
Vektor: arah dan kekuatan aliran impuls listrik

Aksis: sudut yang dibentuk oleh vektor

EKG ???

EKG atau Elektrokardiogram elektro: listrik, kardio: jantung, gram: grafik. Jadi EKG adalah grafik yang
menggambarkan rekaman aktivitas listrik jantung. Aktivitas listrik jantung ada 2 yaitu Depolarisasi dan
Repolarisasi. Depolarisasi mengakibatkan jantung berkontraksi karena adanya pergeseran elektrolit pada
membran sel. Repolarisasi saat sel-sel jantung ke kondisi istirahat.

Interpretasi EKG???

Sebelum belajar menginterpretasi EKG, sebaiknya belajar dulu bagaimana membaca EKG. Pahami 12 Lead
dalam EKG (Lead I, II, III, aVR, aVL, aVF, V1-V6), gelombang-gelombang yang muncul pada EKG (P, Q, R, S, T),
dll agar tidak bingung saat membaca keterangan di bawah ini. Disini saya langsung membuat tahapan-
tahapan yang dilakukan dalam menginterpretasi EKG sehingga kita tidak bingung saat melihat EKG apakah
hasilnya normal, ada pembesaran jantung, atau ada kelainan-kelainan jantung yang lain. Terdapat 12
tahapan menginterpretasi EKG yaitu sebagai berikut:

1. IRAMA

Normal:

- Reguler (R ke R jaraknya sama)

- Sumber listrik berasal dari NSA (Irama Sinus) ditandai dengan munculnya gelombang P diikuti QRST

Masalah/Kelainan:

- Sumber listrik bersumber dari selain NSA:

· Irama Atrial: P berbeda dengan P sinus (misal: Atrial Flutter), QRS normal
· Irama Junctional/AV: P inverse/hilang/dibelakang QRS, QRS normal

· Irama Ventrikel: QRS melebar

· Pacer: ada spike sebelum QRS

2. HR/HEART RATE/FREKUENSI

Normal:

60-100x/mnt (bersumber dari NSA)

Cara menghitung:

Bila irama regular:

Bila Irama Ireguler: Jumlah gelombang dalam 6 detik x 10

Masalah/Kelainan:

- Bradikardi: <60x/mnt

- Takikardi: >100x/mnt

- Fibrilasi: >300x/mnt

3. GELOMBANG P

Normal:

- Tinggi <2,5 kk (kotak kecil)

- Lebar < 3 kk

- Terletak di depan QRS

- Positif kecuali di aVR, V1

Masalah/Kelainan:

- Tinggi >2,5 kk (P peak/ P Pulmonal) : RAH/Right Atrium Hypertrophy

- Lebar > 3 kk (P mitral) : LAH/Left Atrium Hypertrophy

- P pisah dengan QRS/di atas T : AV block derajat III


4. GELOMBANG QRS

Normal:

Lebar: 0,06-0,12 detik (1,5-3 kk)

Masalah/Kelainan:

Lebar >0,12 detik : QRS melebar tanpa P disebut VES/ventrikel Ekstra Sistol.

Macam kelainan:

· VES bigemini: setiap satu komplek normal diikuti satu VES

· VES trigemini: setiap dua komplek normal diikuti satu VES

· VES quadrigemini: setiap 3 komplek normal diikuti satu VES

· VES couplet: setiap komplek normal muncul dua VES sekaligus

· VES Run of: setiap komplek normal muncul diikuti lebih dari 2 VES sekaligus

GELOMBANG Q

Normal:

- Lebar: < 1kk

- Dalam: <2 kk

- Tidak boleh > 1/3 gelombang R

- Q normal ada di V5, V6

Masalah/Kelainan:

- Q patologis: lebar> 1kk, dalam >2kk dan >1/3 tinggi R : infark (ditambah ST elevasi, T invers)

GELOMBANG R

Normal:

- Tinggi: <27 kk

- Gelombang R dari V1 ke V 6 ada penambahan voltage atau tinggi

Masalah/Kelainan:

- Tinggi >27 kk di V5/V6 : LVH

- Tinggi >27 kk di V1 : RVH

- Ada rR’/bertakik di V1, V2, V3 : RBBB (Right Bundle Branch Block)


- Ada R bertakik di V6 : LBBB (Left Bundle Branch Block)

- Tidak ada penambahan voltage atau tinggi R dari V1 ke V6 : Poor R Wave Progression

GELOMBANG S

Normal:

- Tidak ada di V6

- Dari V1 ke V6 semakin pendek

Masalah/Kelainan:

- Ada di V6 : RVH (cek V3R)

- S di V5 atau V6 dengan kedalaman >5 mm : RBBB

- Dalam gelombang S >7 kotak besar di V1-V2 : LVH

5. INTERVAL PR

Normal:

0,12-0,20 detik (3kk-5kk)

Masalah/Kelainan:

- Interval PR >0,20 detik, konstan : AV Block Derajat I

- Interval PR makin lama makin lebar ditambah adanya drop beat : AV Block Derajat II tipe 1

- Gelombang P tanpa diikuti QRS tiba-tiba : AV Block Derajat II tipe 2

- Tidak ada koneksi P dengan QRS : AV Block Derajat III

- Interval PR <0,12 detik : accelerated pacemaker (WPW syndrome)

6. INTERVAL QT

Normal:

<2kotak besar (kb)/<1/2 interval R ke R, 0,42 detik

Masalah/Kelainan:

>2 kb: hipokalsemia/bradikardi

7. AXIS
Cara menghitung axis: pertama lihat gelombang R dan S pada Lead 1. Misalnya R +9 dan S -3 maka ((+9)+(-
3))=+6. Kemudian Lihat gelombang R dan S di Lead aVf. Misalnya hasilnya +2. Maka cara menghitung
axisnya:

Normal:
-
Normal: -30o-105o

- Horisontal: <00 , >-300

- Semi Horisontal: 00

- Intermediet: >00, 600

- Semi vertical: 600

- Vertikal: >600, <1050

Masalah/Kelainan:

- <-300 : LAD (Left Axis Deviation)

- >1050 : RAD (Right Axis Deviation)

- >1800 : ERAD (Extrime Axis Deviation)

8.ZONA TRANSISI

adalah area dimana panjang gelombang positif (R) dan negative (S) tampak relative sama.

Normal:

- Antara V3 – V4

- Dari negatif ke positif

Masalah/Kelainan:

- Di V2 atau sebelumnya: CCWR/Counter Clock Wise Rotation

- Di V4 atau setelahnya: CWR/Clock Wise Rotation


9. SEGMEN ST

Normal:

Isoelektrik

Masalah/Kelainan:

- ST depres: injuri/akut infark

- ST elevasi: infark

- ST elevasi tapi ada cekungan (infeksi)

10. GELOMBANG T

Normal:

- Positif kecuali aVR dan V1

- Tinggi <5 mm di I,II,III,aVR,aVL,aVF

- Tinggi <10 mm di V1-V6

Masalah/Kelainan:

- T inverted: iskemia

- T runcing: hiperkalemia

- T inverted, lebar dan dalam: gangguan SSP

11. Kriteria Hipertrof

Hipertrof Atrium:

a. RAH

- P peak di Lead II, V1

- P>2,5 kk di II, III, aVF

b. LAH

- P mitral di Lead II

- P negative di V1 ≥0,04

Hipertrof Ventrikel:

a. RVH
- R>S di V1

- S Nampak di V5/V6(lihat V3R)

- RAD >100o

b. LVH

- S di V1/V2 ditambah R di V5/V6 ≥ 35 kk

- R di V5/V6 ≥ 27 kk

Вам также может понравиться